Isnin, 3 Februari 2014

SEMUANYA LIMA

Selasa, 14 Januari 2014

5 Tahap Iman



IMAN TAQLID
Iman ikut-ikut atau Iman 'pak turut'. Orang yang beriman Taqlid, pegangan Islamnya tidak kuat dan prinsip Islamnya tidak kukuh. Dia tidak ada alasan yang kuat mengapa dia beriman. Dia ada dalil-dalil akal dan Al-Quran/as-Sunnah untuk membuktikan keyakinannya. Mengikut qaul yang lebih jelas,Iman Taqlid ini tidak sah. Segala amal ibadat orang yang beriman Taqlid adalah tertolak dan tidak mendapat pahala di sisi Allah Taala.

IMAN ILMU
Iman berdasarkan Ilmu.Iaitu seorang yang telah mempelajari tentang Allah,Malaikat2, Rasul2 dan Nabi,Kitab2, hari Qiamat dan lain-lain yang diwajibkan mengimaninya. Iman dan keyakinannya berasa dan kuat bertunjang pada akal. Iqtikadnya disertai dengan dalil-dalil yang kuat serta pegangan yang kukuh. Dia tidak mudah goyang atau terpengaruh dengan ideologi lain.

Tetapi orang yang beriman Ilmu,tidak takut akan Allah Taala dan mudah berbuat derhaka kepada-Nya. Mereka juga hanya mampu memperkatakan Islam, tetapi tidak mampu berbuat atau mengamalkannya. jadi, Iman Ilmu belum lagi dapat menyelamatkan seseorang itu dari neraka Allah.

IMAN 'AYYAN
Hasil daripada tarbiyah dan mujahadah yang bersungguh-sungguh orang yang beriman Ilmu akan meningkat kepada Iman 'Ayyan. Imannya bertempat di hati, bukan lagi di fikiran. Hati orang-orang yang beriman 'Ayyan sentiasa mengingati Allah, ibadahnya khusyu' dan ia sentiasa merasa kebesaran Allah Taala.Pabila disebut nama Allah, gementar hatinya.

Semua perintah Allah Taala dipatuhi dengan penuh rela dan kesungguhan. Ia terlalu sensitif dengan dosa serta sangat berakhlak dengan Allah dan manusia. Setiap ujian dihadapi dengan penuh sabar. Ia juga sentiasa mendapat bantuan dan pertolongan dari Allah Taala. Orang yang berada di peringkat Iman 'Ayyan tidak lama dihisab di Akhirat dan ia mudah masuk Syurga.

IMAN HAQ
Seseorang yang mencapai Iman Haq, mata hatinya melihat Allah Taala. Ertinya setiap kali melihat kejadian dan kebesaran Allah Taala, hati dan fikirannya tertumpu kepada Allah. tersa takut dan hebat kepada Allah setiap masa. Hatinya tidak lekang mengingati Allah dan sentiasa karam serta khusyu' dalam kesyahduan cinta pada Rabb. Hatinya tidak terpaut dengan dunia dan ia tidak dapat dilalaikan oleh nafsu mahupun Iblis laknatullah. Mereka yang beriman 'Ayyan digelar Muqarrobin oleh Allah Taala,yakni orang yang hampir dengan-Nya.

IMAN HAKIKAT
Inilah peringkat iman yang paling sempurna dan tertinggi yang dimiliki oleh Rasul2, Nabi2, khulafa' ar-Rasyideen serta wali-wali besar. Mereka akan ditempatkan oleh Allah Taala di dalam Syurga yang paling tinggi. Hidup mereka setiap masa asyik dangan ibadah. Ibadah mereka cukup hebat, solat sunat paling kurang 300 rakaat sehari semalam. Budi serta akhlak adalah yang terbaik dan paling terpuji.

Allah Taala akan menurunkan barakah di mana sahaja mereka berada. Mereka digelar golongan 'superscale' Akhirat. Hidup dalam Syurga yang maha Indah lagi maha lazat. Allah mengurniakan yang sedemikian itu sebagai membalas cinta dan pengorbanan hakiki yang cukup besar semata-mata kerana Allah !

Di manakah tahap keimanan kita ? Sama-samalah kita sentiasa memuhasabah diri serta mempertingkatkan keimanan kita dengan mengerjakan amalan kebaikan dengan bersungguh-sungguh, iltizam dan istiqomah. Berbahagialah dengan berita gembira dari Allah Taala dalam surah Ali Imran, ayat 139 :

Maksud :Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (darjatnya) jika kamu orang-orang yang beriman.

kredit: rakangroup


Salam Ukhuwah..~

Selasa, 7 Januari 2014

5 Tanda Hati Keras Membatu



Hati adalah sumber ilham dan pertimbangan, tempat lahirnya cinta dan benci, keimanan dan kekufuran, taubat dan sikap degil, ketenangan dan kebimbangan. Hati juga sumber kebahagiaan jika kita mampu membersihkannya namun sebaliknya ia merupakan sumber bencana jika kita gemar menodainya. Aktiviti yang dilakukan sering berpunca daripada lurus atau bengkoknya hati. Abu Hurairah r.a. berkata, "Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentera. Jika raja itu baik, maka akan baik pula lah tenteranya.. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tenteranya".

Hati yang keras mempunyai tanda-tanda yang boleh dikenali, di antara yang terpenting adalah seperti berikut:

1. Malas melakukan ketaatan dan amal kebajikan

Terutama malas untuk melaksanakan ibadah, malah mungkin memandang ringan. Misalnya tidak serius dalam menunaikan solat, atau berasa berat dan enggan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah. Allah telah menyifatkan kaum munafikin dalam firman-Nya yang bermaksud, "Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (Surah At-Taubah, ayat 54)

2. Tidak berasa gerun dengan ayat al-Quran

Ketika disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, hatinya tidak terpengaruh sama sekali, tidak mahu khusyuk atau tunduk, dan juga lalai daripada membaca al-Quran serta mendengarkannya. Bahkan enggan dan berpaling daripadanya. Sedangkan Allah S.W.T memberi ingatan yang ertinya, "Maka beri peringatanlah dengan al-Quran orang yang takut dengan ancaman Ku." (Surah Al-Qaf, ayat 45)

3. Berlebihan mencintai dunia dan melupakan akhirat

Himmah dan segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata-ma ta. Segala sesuatu ditimbang dari segi keperluan dunia. Cinta, benci dan hubungan sesama manusia hanya untuk urusan dunia sahaja. Penghujungnya jadilah dia seorang yang dengki, ego dan individulistik, bakhil serta tamak terhadap dunia.

4. Kurang mengagungkan Allah

Sehingga hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman menjadi lemah, tidak marah ketika larangan Allah dilecehkan orang. Tidak mengamal yang makruf serta tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa.

5. Tidak belajar dengan Ayat Kauniah

Tidak terpengaruh dengan peristiwa-peristiwa yang dapat memberi pengajaran, seperti kematian, sakit, bencana dan seumpamanya. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai perkara biasa, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasihat. "Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahawa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pel ajaran?" (Surah At-Taubah, ayat 126)

kredit: Din


Salam Ukhuwah..~

Jumaat, 3 Januari 2014

5 Perusak Hati




Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerusakan adalah niscaya dan wajib. Tentang perusak hati, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan ada lima perkara, 'bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk), angan-angan kosong, bergantung kepada selain Allah, kekenyangan dan banyak tidur.'

1. Bergaul dengan banyak kalangan
Pergaulan adalah perlu, tapi tidak asal bergaul dan banyak teman. Pergaulan yang salah akan menimbulkan masalah. Teman-teman yang buruk lambat laun akan menghitamkan hati, melemahkan dan menghilangkan rasa nurani, akan membuat yang bersangkutan larut dalam memenuhi berbagai keinginan mereka yang negatif.

Dalam tataran riel, kita sering menyaksikan orang yang hancur hidup dan kehidupannya gara-gara pergaulan. Biasanya out put semacam ini, karena motivasi bergaulnya untuk dunia. Dan memang, kehancuran manusia lebih banyak disebabkan oleh sesama manusia. Karena itu, kelak di akhirat, banyak yang menyesal berat karena salah pergaulan. Allah berfirman:

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata, 'Aduhai (dulu) kiranya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku." (Al-Furqan: 27-29).

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 67).
"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu adalah Neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong." (Al-Ankabut: 25).

Inilah pergaulan yang didasari oleh kesamaan tujuan duniawi. Mereka saling mencintai dan saling membantu jika ada hasil duniawi yang diingini. Jika telah lenyap kepentingan tersebut, maka pertemanan itu akan melahirkan duka dan penyesalan, cinta berubah menjadi saling membenci dan melaknat. 


Karena itu, dalam bergaul, berteman dan berkumpul hendaknya ukuran yang dipakai adalah kebaikan. Lebih tinggi lagi tingkatannya jika motivasi pertemanan itu untuk mendapatkan kecintaan dan ridha Allah.

2. Larut dalam angan-angan kosong
Angan-angan kosong adalah lautan tak bertepi. Ia adalah lautan tempat berlayarnya orang-orang bangkrut. Bahkan dikatakan, angan-angan adalah modal orang-orang bangkrut. Ombak angan-angan terus mengombang-ambingkannya, khayalan-khayalan dusta senantiasa mempermainkannya. Laksana anjing yang sedang mempermainkan bangkai. Angan-angan kosong adalah kebiasaan orang yang berjiwa kerdil dan rendah.

Masing-masing sesuai dengan yang diangankannya. Ada yang mengangankan menjadi raja atau ratu, ada yang ingin keliling dunia, ada yang ingin mendapatkan harta kekayaan melimpah, atau isteri yang cantik jelita. Tapi itu hanya angan-angan belaka.

Adapun orang yang memiliki cita-cita tinggi dan mulia, maka cita-citanya adalah seputar ilmu, iman dan amal shalih yang mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan ini adalah cita-cita terpuji. Adapun angan-angan kosong ia adalah tipu daya belaka. Nabi s..a.w. memuji orang yang bercita-cita terhadap kebaikan.

3. Bergantung kepada selain Allah
Ini adalah faktor terbesar perusak hati. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada selain Allah.

Jika seseorang bertawakkal kepada selain Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, artinya:

"Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka." (Maryam: 81-82)

"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka." (Yasin: 74-75)

Maka orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling lemah dan rapuh.

Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, artinya: "Janganlah kamu adakan tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)." (Al-Isra': 22)

Terkadang keadaan sebagian manusia tertindas tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebagian lagi terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil. Sebagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak terpuji dan tidak ada yang menolong.

4. Makanan
Makanan perusak ada dua macam.

Pertama , merusak karena dzat/materinya, dan ia terbagi menjadi dua macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam. Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian, rampasan dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik karena paksaan, malu atau takut terhina.

Kedua , merusak karena melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas. Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah kekenyangan, maka ia merasa berat dan karenanya ia mudah mengikuti komando setan. Setan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya setan. Sedangkan kekenyangan memperluas aliran darah dan membuat setan betah tinggal berlama-lama. Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak merugi. Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan:

"Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap (makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

5. Kebanyakan tidur
Banyak tidur mematikan hati, memenatkan badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat. Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan.

Segera tidur pada malam hari lebih baik dari tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan pagi hari lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.

Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara shalat Shubuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya, tidur pada waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.

Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam bagian akhir malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik menurut pada dokter. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang dibenci Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam .

kredit: Mufsidaatul Qalbi Al-Khamsah, min kalami Ibni Qayyim Al-Jauziyyah/Abu Okasha Ainul Haris


Salam Ukhuwah..
~

5 Sifat Manusia Menghadapi Susah Senang




Musibah dan kenikmatan kedua-duanya adalah cubaan dari Allah s.w.t. agar manusia sedar dan kembali mengingati kekuasaan Allah. Manusia mempunyai sifat yang berbeza terutama dalam menghadapi kesusahan musibah, malapetaka, kesenangan dan kenikmatan.

1.Ada golongan manusia yang ingkar bahawa kenikmatan dan malapetaka itu datang-nya dari Allah sebagai ujian. Mereka berkata gempa bumi, banjir, hama, kebakaran, angin taufan, semua itu adalah bencana alam, alamiah dan bukan dari Tuhan.  Apabila kesulitan yang menimpa diri mereka telah pulih kembali dan berakhir seperti sakit sekian lama kemudian sembuh, miskin kemudian menjadi kaya dan berakhir seperti itu juga. Namun mereka tetap kufur terhadap pemberi kenikmatan dan rahmat dari Allah s.w.t. 


Firman Allah yang bermaksud: "Sesungguhnya orang-orang kafir (yang tidak akan beriman) sama sahaja kepada mereka, sama ada engkau beri amaran kepadanya atau engkau tidak beri amaran, mereka tidak akan beriman. (Dengan sebab keingkaran mereka) Allah meteraikan atas hati mereka serta pendengaran mereka ada penutupnya, dan bagi mereka pula disediakan azab seksa yang amat besar." (Al-Baqarah 2:6-7)

2. Golongan kedua ialah orang-orang yang kurang yakin dalam keimanannya. Ketika dia memperolehi nikmat daripada Allah s.w.t. kerana apabila mereka mendapat cubaan yang berbentuk musibah dan malapetaka, mereka ingkar kepada Allah. Sembahyang dan puasa ditinggalkan. 

Firman Allah SWT: "Dan diantara manusia yang menyembah Allah dengan sikap dan pendirian yang tidak tetap, iaitu kalau ia beroleh kebaikan, senanglah hatinya dengan keadaan itu dan kalau pula ia ditimpa kesusahan berbaliklah ia semula (kepada kekufurannya) (Dengan sikapnya itu) rugilah ia akan dunia dan akhirat, itulah kerugian yang terang nyata. Ia menyeru dan menyembah makhluk-makhluk yang lain dari Allah, yang tidak dapat membahayakannya dan tidak dapat mendatangkan kebaikan kepadanya, itulah kesesatan yang jauh terpesong." (AlHajj 22:11-12) 

Orang yang demikian apabila memperolehi kekayaan, dia akan berasa sombong, kedudukan yang ada digunakan untuk kepentingan sendiri dan apabila memperolehi ilmu pengetahuan digunakan untuk merugikan orang lain. Hal itu akan terjadi sekiranya semua yang diperolehinya dengan jalan yang tidak wajar. 

Firman Allah: "Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan. Dan kalau ia ditimpa kesusahan maka jadilah ia seorang yang sangat berputus asa lagi sangat nyata kesan putus harapnya (dari rahmat pertolongan Allah)." (Surah Fussilat 41-49) 

"Dan demi sesungguhnya! Jika Kami rasakan manusia sesuatu pemberian rahmat dari Kami kemudian Kami tarik balik pemberian itu daripadanya, kedapatan dia sangat-sangat berputus asa, lagi sangat-sangat tidak bersyukur." (SuraH Hud 11:9)

3.Golongan ketiga ialah orang-orang yang apabila mendapat kesulitan, musibah, mala petaka, kemiskinan mereka mengingat Allah s.w.t. Tetapi setelah memperolehi kenikmatan mereka lupa kepada-Nya. 

Firman Allah yang bermaksud: "Dan apabila seseorang manusia ditimpa kesusahan, merayulah ia kepada Kami (dalam segala keadaan) samaada ia sedang berbaring, duduk atau berdiri dan manakala Kami hapuskan kesusahan itu daripadanya, ia terus membawa cara lamanya seolah-olah dia tidak pernah merayu kepada Kami memohon hapuskan sebarang kesusahan yang menimpa." (Yunus 10:12)

4. Golongan yang keempat ialah orang-orang yang apabila memperolehi kenikmatan lupa kepada Allah, tetapi apabila ditimpa musibah ingat Allah. "Dan apabila Kami kurniakan nikmat kepada manusia, berpalinglah dia serta menjauhkan diri (dari bersyukur) dan apabila ia ditimpa kesusahan maka ia berdoa merayu dengan panjang lebar." (Fussilat 41-51) 

Dia tidak mengenal Allah dan tidak memerlukan Allah tetapi apabila ditimpa kematian ketua keluarga secara mengejut, mereka sibuk memanggil orang-orang untuk membaca Al-Quran dirumahnya. Sebelum itu tidak pernah ada orang yang mengaji Al-Quran dirumahnya.

5. Golongan yang kelima ialah orang yang beriman dengan penuh keyakinan. Apabila memperolehi kenikmatan dia bersyukur dengan ucapan dan perbuatannya. Apabila ditimpa malapeta atau kesusahan dia tetap bersabar. Imannya, ibadahnya dan akhlaknya tidak mudah terpengaruh baik senang ataupun susah. 

Demikianlah lima sifat golongan manusia dalam menghadapi ujian dari Allah. Kebanyakan mereka mengelabah dan akhirnya tewas dalam ujian dari Allah. Bahkan kebanyakan merasakan bahawa apa yang berlaku pada dirinya bukan dari Allah, dan dengan itu mereka lupa memohon pertolongan Allah, berlindung dengan-Nya. Bahkan mereka menyingsing lengan, mengerah tenaga dan hawa nafsu untuk menghadapi ujian tersebut.


EMPAT GOLONGAN MANUSIA
 

Sedarkah kita bahawa jika direnungkan ada empat golongan manusia dalam hubungan dengan masyarakatnya: 

1.Orang yang baik, tetapi kebaikan itu hanya untuk dirinya sendiri sahaja. 

2.Orang yang jahat, tetapi kejahatannya merosakkan dirinya sahaja. 

3.Orang yang baik dan berusaha agar orang lain juga baik. 

4.Orang yang jahat dan selalu berusaha merosakkan orang lain dalam masyarakat.
Kata pepatah, jika kita tak boleh menjadi garam yang boleh menyelamatkan ikan dari busuk, maka janganlah menjadi lalat yang merosakkan ikan. Kita digolongan mana? Jika kita tak boleh berbuat baik dalam masyarakat, janganlah rosakkan orang lain yang berbuat baik pada masyarakat.


Salam Ukhuwah..~

5 Panduan Kebahagiaan Dunia Dan Akhirat

Gambar sekedar hiasan sahaja.


Untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat mudah sangat, panduannya ada 5 ( lima ) seperti dibawah ini;


1. Selalu mengucapkan kalimah tayyibah iaitu “La ilaha illallah muhammadar rasulullah”.

Sabda Rasulullah s.a.w. yang bemaksud: “Banyakkanlah berzikir kepada Allah pada setiap perkara kerana tidak ada amal yang paling dicintai oleh Allah dan tidak ada yang menyelamatkan seorang hamba daripada keburukan di dunia dan akhirat melainkan berzikir kepada Allah.”


2. Apabila ditimpa sesuatu musibah, ucapkanlah “Innalillahi wa-inna-ilaihi-rojiun.”

Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: “Janganlah memperbanyakkan perkataan melainkan zikir kepada Allah.

Sesungguhnya banyak ucapan yang bukan zikir kepada Allah menjadikan hati kesat. Orang yang paling jauh daripada Allah ialah orang yang mempunyai hati yang kesat.”
Hadis riwayat at-Tarmizi.

Sabda Rasulullah s.a.w. bermaksud: “Apakah tiada aku tunjukkan kepadamu kunci untuk membuka pintu daripada pintu-pintu syurga?” Kata sahabat, “Apakah kunci untuk pintu syurga itu?” Jawab Rasulullah s.a.w. “Dengan sentiasa menyebut “Lahaula-wala quwwata-illa billahil ‘aliyi-azim.” Zikir ini bermaksud, “Tiada daya, tiada kekuatan melainkan dengan izin Allah.” Apabila zikir ini selalu disebut-sebut, insya-Allah seseorang itu akan diberi ketenangan dalam menerima ujian dan keredaan daripada Allah.


3. Apabila dikurniakan nikmat, maka ucapkanlah “Alhamdulillah” sebagai tanda bersyukur atas nikmat yang diberi oleh Allah.

Rasulullah s.a.w. bersabda, bermaksud: “Ucapan yang paling disukai oleh Allah ada empat iaitu Subhanallah, Alhamdulillah, Wa la ilahaillallah, Allahu akbar.” Rasulullah s.a.w. bersabda bermaksud: “Sekiranya dunia dan seluruh harta kekayaan yang berada di atasnya diserahkan ke tangan seorang daripada umatku, kemudian orang itu berkata Alhamdulillah, maka ucapan Alhamdulillah itu lebih berharga daripada seluruh harta itu. Ini kerana harta dunia akan habis, tetapi ucapan Alhamdulillah
itu akan berkekalan selama-lamanya hingga akhirat.”



4. Ucapkanlah Bismillahir-rohmanir-rahim ketika hendak memulai sesuatu pekerjaan.

Rasulullah s.a.w. bersabda bahawa; " Setiap pekerjaan baik yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, maka pekerjaan itu tidak mendapat keberkatan daripada Allah."


5. Ucaplah “Astaghfirullahal-azim wa atubu ilaih” apabila terbuat dosa.

Rasulullah s.a.w. bersabda, “Perlukah aku beritahu kepadamu tentang suatu penyakit dan ubatnya kepada kamu? Sesungguhnya penyakit manusia itu adalah dosa, dan ubatnya adalah istighfar.” Sebagai manusia kita tidak sunyi daripada melakukan salah dan dosa, maka cepat-cepatlah beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Dalam hadis lain Rasulullah bersabda, yang bermaksud, “Barang siapa yang membiasakan dirinya membaca istighfar, Allah akan melepaskannya daripada segala macam kesempitan dan terlepas daripada setiap kesusahan dan Allah memberi rezeki kepadanya dengan tidak disangka-sangka.” Hadis riwayat Imam Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah.

Mudah-mudahan panduan ini dapat diamalkan untuk mendapatkan kehidupan yang diredai oleh Allah dan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

kredit: majalah tempatan


Salam Ukhuwah..~

Tiada ulasan: