10 Wasiat Imam Syafie
SEBELUM Imam Syafie pulang ke rahmatullah, beliau sempat berwasiat kepada para muridnya dan umat Islam seluruhnya. Berikut ialah kandungan wasiat tersebut: "Barangsiapa yang ingin meninggalkan dunia dalam keadaan selamat maka hendaklah ia mengamalkan sepuluh perkara."
PERTAMA: HAK KEPADA DIRI. Iaitu: Mengurangkan tidur, mengurangkan makan, mengurangkan percakapan dan berpada-pada dengan rezeki yang ada.
KEDUA: HAK KEPADA MALAIKAT MAUT Iaitu: Mengqadhakan kewajipan-kewajipan yang tertinggal, mendapatkan kemaafan dari orang yang kita zalimi, membuat persediaan untuk mati dan merasa cinta kepada Allah.
KETIGA : HAK KEPADA KUBUR Iaitu : Membuang tabiat suka menabur fitnah, membuang tabiat kencing merata-rata, memperbanyakkan solat Tahajjud dan membantu orang yang dizalimi.
KEEMPAT: HAK KEPADA MUNKAR DAN NAKIR Iaitu : Tidak berdusta, berkata benar, meninggalkan maksiat dan nasihat menasihati.
KELIMA : HAK KEPADA MIZAN (NERACA TIMBANGAN AMALPADA HARI KIAMAT) Iaitu : Menahan kemarahan, banyak berzikir, mengikhlaskan amalan dan sanggup menanggung kesusahan.
KEENAM : HAK KEPADA SIRAT (TITIAN YANG MERENTANGI NERAKA PADA HARI AKHIRAT)Iaitu : Membuang tabiat suka mengumpat, bersikap warak, suka membantu orang beriman dan suka berjemaah.
KETUJUH : HAK KEPADA MALIK (PENJAGA NERAKA) Iaitu : Menangis lantaran takutkan Allah SWT, berbuat baik kepada ibu bapa, bersedekah secara terang-terangan serta sembunyi dan memperelok akhlak.
KELAPAN : HAK KEPADA RIDHWAN (MALAIKAT PENJAGA SYURGA) Iaitu : Berasa redha dengan Qadha' Allah, bersabar menerima bala, bersyukur ke atas nikmat Allah dan bertaubat dari melakukan maksiat.
KESEMBILAN : HAK KEPADA NABI S.A.W Iaitu : Berselawat ke atas baginda, berpegang dengan syariat, bergantung kepada as-Sunnah (Hadith), menyayangi para sahabat,dan bersaing dalam mencari keredhaan Allah.
KESEPULUH : HAK KEPADA ALLAH SWT Iaitu : Mengajak manusia ke arah kebaikan, mencegah manusia darikemungkaran, menyukai ketaatan dan membenci kemaksiatan.
Lima Ciri Manusia Bertakwa
alifmusic.net
Ibadah puasa yang saat ini kita jalani sebagaimana diperitahkan oleh Allah SWT didalam firman-Nya QS al-Baqarah ayat 183, yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
Firman Allah tersebut terkandung makna bahwa ibadah puasa itu esensinya adalah membentuk segepap pribadi muslim yg beriman dan bertaqwa. Betapa pentingnya nilai taqwa, dan taqwa merupakan bekal yang terbaik dalam menjalani kehidupan di dunia dan betapa tingginya derajat taqwa. Manusia yang paling mulia derajatnya di sisi Allah SWT adalah orang yang paling taqwa di antara mereka.
Paling tidak ada lima ciri-ciri secara umum kategori orang-orang bertakwa diantaranya; Pertama, dalam hidupnya gemar menginfakkan harta bendanya di jalan Allah, baik dalam keadaan sempit maupun lapang.
Kedua, mampu mengendalikan serta menahan diri dari sifat amarah.
Ketiga, selalu bersifat pemaaf dan tidak pendendam kepada orang lain yang berbuat salah.
Keempat, tatkala terjerumus pada perbuatan keji dan dosa atau menzalimi diri sendiri, ia segera ingat kepada Allah, dan kemudian bertobat, beristighfar, memohon ampunan kepada-Nya atas segala perbuatan dosa yang telah dilakukannya.
Kelima, secara sadar tidak mengulang perbuatan keji dan mungkar yang pernah dilakukan.
Ciri-ciri orang bertakwa itu dapat secara jelas kita lihat dalam QS Ali Imran: 133-135 yang artinya : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menginfakkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Betapa luhurnya manusia takwa ini, oleh karena itu ibadah puasa semoga dapat menempa sekaligus melahirkan sebuah masyarakat kota Tangerang yang mengedepankan keluhuran ahlaq mulia, ditengah hiruk pikuknya serta gemerlapnya kehidupan Kota Megapolitan ini. Kota yang dihuni 1.5 juta jiwa dan 99 persen beragama Islam. Namun demikian Islam adalah sebuah agama rahmatan lil alamin yang sangat menghormati agama-agama lain hidup serta tumbuh berdampingan.
Kualitas puasa yang akan melahirkan orang-orang bermoral taqwa inilah sangat dibutukan di dalam membangun masyarakat yang baik. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh baik secara individu maupun kolektif terhadap kualitas nilai ketakwaan itu diantaranya:
Pertama, mereka akan memperoleh al-Furqon, yaitu kemampuan untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil, halal dan haram, dan segenap kesalahannya serta dosa-dosanya akan diampuni. Hal ini menjadi bagian sebuah perjuangan masing-masing agar meraih predikat taqwa tersebut.
Kedua, mereka akan memperoleh jalan keluar dari segala ragam problema hidup yang dihadapinya, dan akan dianugrahkan rizki tanpa diduga serta dimudahkan segala urusannya.
Ketiga, segenap amalan-amalan shalehnya diterima oleh Allah SWT dan menjadi berat timbangannya dihari kiamat kelak, dengan mudah penghisabannya dan kelak menerima catatan-catatan amalnya yang baik. Coba kita renungkan firman Allah SWT dalam QS Az-Zalzalah: 7-8 yang artinya: “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat atompun, niscaya dia akan melihat (balasan)-Nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat atompun, niscaya dia akan melihat (balasan)-Nya pula.”
Keempat, Allah SWT akan memasukan kedalam surga, kekal didalamnya serta hidup dalam keridhaan-Nya. Hal itu sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran: 15 yang artinya, “untuk orang-orang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah SWT. Dan Allah maha melihat akan hamba-hambanhya.”
Jelaslah bahwa dengan taqwa kepada Allah SWT akan dapat kita raih kemulian hidup serta kebaikan di dunia. Melalui ibadah Shaum/puasa yang selama sebulan penuh kita tunaikan semoga dapat membentuk sebuah pribadi yang baik dan yang lebih penting adalah daqpat meningkatkan kualitas keimanan serta ketaqwaan kepada-Nya.
Nilai takwa ini akan sangat dibutuhkan dan bahkan menjadi modal sosial di dalam membangun sebuah peradaban masyarakat Kota Tangerang yang multi kultur, dengan berbagai komplesitas permasalahan kota terus menghadang, hanya orang-orang yng memiliki kualitas taqwa inilah yang dapat survive dan dapat dimanifestasikan ke dalam tata laku kita sehari-hari. Sehingga nilai taqwa akan memberi kontribusi positif bagi kehidupan sosial yang lebih luas.
Sebagaimana yang dituturkan Rasulullah SAW bahwa jihad yang paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu. Semoga kita ditakdirkan oleh Allah SWT ke dalam golongan orang-orang yang selalu taat serta patuh terhadap perintah-Nya.
Orang Bertaqwa Menurut Quran
August 22, 2010 at 8:30pm
Karena tujuan orang berpuasa adalah ketaqwaan."Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al Baqarah [2]: 183)
Karena iman saja tidak cukup.
"Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?" (QS. Al Mu'minuun [23]: 87)"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu." (QS. Al Hujuraat [49]: 13)
Sifat dan Ciri Orang yang Bertaqwa
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya." (QS. Al A'raaf [7]: 201)
"Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Yunus [10]: 6)
"(yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat." (QS. Al Anbiyaa' [21]: 49)"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga" (QS. Ar Rahmaan [55]:46)
"Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah ketaatan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah?" (QS. An Nahl [16]: 52)
"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah [2]: 3)
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, ..." (QS. Ali 'Imran [3]: 134)
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaahaa [20]: 132)
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa" (QS. Al Baqarah [2]: 177)
"Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Az Zumar [39]: 33)
"Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang yang meminta dan orang yang tidak mendapat bagian"(QS. Adz Dzaariyaat [51]: 19)
"dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat" (QS. Al Baqarah [2]: 4)
"... "Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al A'raaf [7]: 171)
"Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya (Al Quran)." (QS. Al Muddatstsir [74]: 55)
"Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al Haaqqah [69]: 48)
"Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. An Nuur [24]: 34)
"Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka." (QS. Thaahaa [20]: 113)
"dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (QS. Al An'aam [6]: 153)
"Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa". (QS. Al Baqarah [2]: 63)
"Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati." (QS. Al Hajj [22]: 32)
"(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan..." (QS. Ali 'Imran [3]: 134)
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali 'Imran [3]: 134-135)
"...maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa." (QS. At Taubah [9]: 4)
"Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam." ~ "Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar." (QS. Adz Dzaariyaat [51]: 17-18)
"Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa." (QS. Al An'aam [6]: 69)
"Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri...." (QS. Al An'aam [6]: 70)
"Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya)." (QS. Al Furqaan [25]: 16)
"...Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al A'raaf [7]: 128)
"Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa," (QS. An Nahl [16]: 30)
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air,""sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan."(QS. Adz Dzaariyaat [51]: 15-16)
"Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma'siat?" (QS. Shaad [38]: 28)
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik)itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al Qashash [28]: 83)
"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. (QS. At Taubah [9]: 44)
PERILAKU
Orang berTAKWA
Dr.
Isnawati Rais, MA.
Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
(Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun
di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Dan (juga)
orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan
siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah. Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu
balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah
sebaik-baik pahala orang yang beramal (Qs. Ali Imran 133-136).
Pada
ayat pertama dari kelompok ayat diatas, Allah SWT memerintahkan terhadap
orang-orang yang beriman untuk bersegera meraih ampunan dan surga yang
sangat luas yang disediakan untuk mereka yang bertakwa. Kemudian pada
ayat-ayat selanjutnya Allah SWT menjelaskan beberapa perilaku orang bertakwa
tersebut.
Setidaknya ada lima perilaku takwa yang digambarkan Allah pada ayat-ayat di
atas, berikut penjelasannya:
Berinfak
diwaktu lapang dan sempit
Termasuk
perilaku orang bertakwa adalah berinfaq dalam keadaan bagaimanapun, baik
dalam keadaan lapang (berkecukupan) ataupun dalam keadaan sempit
(kekurangan). Mereka berusaha untuk selalu dapat membantu orang lain sesuai
dengan kemampuan. Mereka tidak pernah melalaikan infaq meski terkadang
mereka sendiri sedang kesulitan.
Dalam
suatu hadits Rasulullah SAW menyatakan: Jauhkanlah dirimu dari api neraka
walaupun dengan (bersedekah) sebutir kurma (HR. Muttafaq alaih).
Menurut
Rasyid Ridha (AL-Manar III, hal. 123-133) Allah memulai gambaran orang
bertakwa dengan infaq karena dua hal berikut: Pertama; infaq adalah
kebalikan dari riba yang dilarang oleh ayat sebelumnya (Qs. Ali Imran 130).
Riba adalah pemerasan yang dilakukan oleh orang kaya terhadap orang yang
membutuhkan pertolongan dengan memakan hartanya dari bayaran hutang yang
berlipat ganda. Sedangkan infaq adalah sebuah pertolongan kepada orang yang
membutuhkan tanpa imbalan. Kedua; Sesungguhnya infaq adalah sesuatu yang
tidak mudah dilakukan karena kecintaan manusia terhadap harta. Oleh karena
itu, barangsiapa yang sanggup menginfakkan harta diwaktu lapang dan sempit,
jelas menunjukkan sikap kepatuhan, ketundukkan hati, yang merupakan sebuah
ketakwaan.
Anjuran
dan perintah berinfaq pada waktu lapang adalah untuk menghilangkan perasaan
sombong, rakus, aniaya, cinta yang berlebihan terhadap harta, dan lain-lain.
Sedangkan anjuran bersedekah di waktu sulit adalah untuk merobah sifat
manusia yang lebih suka diberi dari pada memberi. Sebenarnya sesusah apapun,
manusia masih bisa memberikan sesuatu di jalan Allah walaupun sedikit.
Dorongan ini ada pada diri setiap orang tetapi kadang-kadang tidak muncul.
Untuk itu agamalah yang menumbuhkan kesadaran itu.
Menahan
marah
Selanjutnya perilaku orang yang bertakwa adalah mampu menahan marah dengan
tidak melampiaskan kemarahan walaupun sebenarnya ia mampu melakukannya. Kata
al-kazhimiin berarti penuh dan menutupnya dengan rapat, seperti wadah yang
penuh dengan air, lalu ditutup rapat agar tidak tumpah. Ini mengisyaratkan
bahwa perasaan marah, sakit hati, dan keinginan untuk menuntut balas masih
ada, tapi perasaan itu tidak dituruti melainkan ditahan dan ditutup rapat
agar tidak keluar perkataan dan tindakan yang tidak baik. (Quraisy Shihab,
Tafsir al-Misbah, II, hal. 207).
Orang
yang mampu menahan marah, oleh Nabi SAW disebut sebagai orang yang kuat.
Beliau bersabda: Orang yang kuat bukanlah orang yang jago gulat, tetapi
(orang yang kuat itu adalah) orang yang mampu menahan dirinya ketika marah
(HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud). Dalam hadits lain nabi juga bersabda:
Barangsiapa menahan marah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka di
hari kiamat Allah akan memenuhi hatinya dengan keridhaan.
Memaafkan
Memaafkan berarti menghapuskan. Jadi seseorang baru dikatakan memaafkan
orang lain apabila ia menghapuskan kesalahan orang lain itu, kemudian tidak
menghukumnya sekalipun ia mampu melakukannya. Ini adalah
perjuangan untuk pengendalian diri yang lebih tinggi dari menahan marah.
Karena menahan marah hanya upaya menahan sesuatu yang tersimpan dalam diri,
sedangkan memaafkan, menuntut orang untuk menghapus bekas luka hati akibat
perbuatan orang. Ini tidak mudah, oleh karena itu pantaslah dianggap
perilaku orang bertakwa.
Untuk memberikan dorongan kepada manusia agar mau memaafkan,
Allah berulang kali memerintahkannya di dalam Al-Quran, antara lain dalam
surat Al-Araf 199, Al-Hijr 85, dan Asy-Syura 43. Sementara itu Rasulullah
SAW juga menjelaskan keuntungan orang-orang yang mau memaafkan kesalahan
orang lain, di antaranya:
Barangsiapa memberi maaf ketika dia mampu membalas, maka
Allah akan mengampuninya saat ia kesukaran. Dan Orang yang memaafkan
terhadap kezhaliman, karena mengharapkan keredhaan Allah, maka Allah akan
menambah kemuliaan kepadanya di hari kiamat (Lengkapnya dapat dilihat dalam
Muhammad Ahmad al-Hufy, Edisi Indonesia, hal. 272).
Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah kita, adalah
seseorang yang sangat pemaaf. Aisyiyah r. a. berkata: Saya belum pernah
melihat Rasulullah SAW membalas karena beliau dianiaya selama hukum Allah
tidak dilanggar. Beliau akan memaafkan kesalahan orang lain yang mengenai
dirinya, karena itu adalah sifat utama.
Berbuat ihsan
Ini adalah tingkat yang lebih tinggi dari tiga perilaku
takwa sebelumnya. Allah mencintai orang yang berbuat ihsan dengan berbagai
cara yang mungkin dilakukannya. Dalam menafsirkan ayat ini Muhammad Rasyid
Ridha mengemukakan suatu riwayat yang menggambarkan bahwa berbuat ihsan itu
adalah sebagai puncak dari tiga sifat utama sebelumnya: Seorang budak
melakukan sesuatu pelanggaran yang membuat tuannya sangat marah. Budak itu
berkata kepada tuannya: Tuan, Allah SWT berfirman wal kazhimiin alghaizha,
maka tuannya menjawab: Aku telah menahan marahku. Budak itu berkata lagi,
Allah telah berfirman walafiina aninnaas, yang dijawab oleh tuannya: Kamu
telah kumaafkan. Budak itupun melanjutkan lagi, bahwa Allah telah berfirman
wallahu yuhibbul muhsiniin, tuannya menjawab: Pergilah! Engkau merdeka
karena Allah. (Muhammad Rasyid Ridha, IV, hal. 135). Riwayat senada juga
dikemukakan oleh Al-Maraghi dalam menafsirkan ayat ini.
Cepat menyadari kesalahan lalu beristighfar
Perilaku ini menggambarkan bagaimana orang yang bertakwa
menghadapi dirinya sendiri, yaitu bila dia, sengaja atau tidak, melakukan
perbuatan dosa seperti, membunuh, memakan riba, korupsi, berzina, atau
menganiaya diri sendiri seperti minum khamar, membuka aurat, tidak shalat,
tidak berpuasa, dan sebagainya, mereka langsung ingat Allah, sehingga merasa
malu dan takut kepadaNya. Lalu ia cepat menyesali semua perbuatannya dan
memohon ampun sambil bertekad tidak akan mengulangi lagi kesalahan itu.
Orang mumin yang bertakwa setelah bertaubat tidak akan
mengulang pelanggaran yang telah dilakukannya, karena ia akan selalu ingat
dan takut kepada Allah.
Dalam ayat ini Allah juga menegaskan dua hal, pertama; Hanya
Allah lah tempat memohon ampunan, karena hanya Allah juga yang mampu memberi
ampunan. Kedua; ayat ini menunjukkan batapa Maha Pemaaf dan Pengampunnya
Allah.
Untuk mereka yang memenuhi lima kriteria diatas, Allah
menjanjikan balasan berupa ampunan, selamat dari siksaan, mendapat pahala
yang besar, dan memperoleh surga yang sangat luas dan menyenangkan.
Itu semua adalah sebaik-baik balasan dan imbalan Allah terhadap amal yang
telah mereka lakukan.
(Isnawati Rais: Dosen IAIN Imam Bonjol)
Billionaire Yang Patut Dicontohi
Written By canang on Jumaat, 14 Februari 2014 | 2/14/2014 08:14:00 PG
Berikut adalah catatan yang menarik mengenai Sulaiman al-Rajhi, pemilik al-Rajhi Bank iaitu bank Islam paling besar di dunia. Anggaran harta beliau yang dimiliki oleh Forbes adalah USD 7.7 bilion.
Namun kini beliau hanya tinggal sehelai sepinggang. Hartanya telah pun diberikan kepada anak-anaknya dan juga projek-projek wakaf. Ini adalah contoh orang kaya yang beriman yang dapat kita jadikan teladan selain dari kisah Ahmad Dawjee Dadhaboy yang mewakafkan tanahnya di ‘Golden Triangle’ Kuala Lumpur.
Bagaimana Sulaiman al-Rajhi Bermula?
- Bermula dengan bisnes money exchange dan melihat masih belum ada bank Islam yang wujud, kira-kira 30 tahun dahulu.
- Berjumpa dengan pengurus (CEO barangkali) Bank of England dan juga pelbagai bank pusat tentang idea bank Islam, menyakinkan mereka bagaimana perbankan halal dapat mengukuhkan lagi ekonomi dunia kerana orang Islam dan Kristian tidak dapat berurusniaga dengan riba.
- Bermula di London dan setelah berjaya kembali ke Arab Saudi dengan sokongan mufti besar, Sheikh Abdul Aziz Bin Baz.
- Beliau pernah jatuh sebanyak dua kali, dan ‘miskin’ kali ketiga ini merupakan kehendaknya sendiri dan ia memberikan ketenangan dalam diri. Hartanya telah diberikan kesemuanya kepada anak-anak dan projek-projek wakaf.
- Sebahagian harta telah dibahagikan terlebih dahulu kepada anak-anaknya untuk mengelakkan isu perebutan harta yang merugikan syarikat, masyarakat dan negara.
- Sebahagian yang lain digunakan untuk projek-projek wakaf SAAR Foundation dan kesemua ini dilakukan semasa masih hidup dan bukan efektif selepas mati seperti yang selalu dibuat ramai orang.
Antaranya …
- Beliau menyedari pada zamannya tidak wujud bank Islam, maka dengan usaha keras beliau bermula dari bawah.
- Beliau melihat proses sembelihan yang tidak sempurna, lalu beliau menubuhkan syarikat yang mengatasi hal berkenaan; al-Watania Poultry. Kini menguasai 40% pasaran di Arab Saudi.
- Beliau juga sedar terlalu banyak bahan kimia dalam makanan, maka al-Watania Agricultural terlibat pula menanam sayur secara organik untuk memastikan lebih ramai yang makan makanan yang bebas bahan kimia berbahaya.
- Memastikan anak-anak pandai menguruskan bisnes dan pelaburan sendiri seperti anak-anak perlu ‘bekerja’ untuk mendapatkan duit. Tiada istilah dapat duit ‘in exchange of nothing’.
- Menjadi mentor terbaik untuk semua anak-anaknya.
- Sesibuk mana pun menguruskan bisnes dan pelaburan, pastikan persaudaraan sesama keluarga dijaga dan juga kehidupan di akhirat.
- Tidak suka membazir; kenapa perlu pasang langsir tebal dan memasang lampu sedangkan Allah swt telah beri cahaya pada siang hari secara percuma?
- Bisnes vs peribadi; memiliki ekuiti syarikat penerbangan dan masih membayar untuk tiketnya.
- Merendah diri; masih menaiki penerbangan kelas ekonomi.
- Menepati waktu; mempelajarinya pada awal memulakan bisnes kerana pernah lewat beberapa minit menghadiri mesyuarat dengan pegawai syarikat terkemuka di Eropah dan pegawai tersebut enggan berjumpanya kerana kelewatan tersebut.
- Tegas dengan prinsip Islam; dijemput menghadiri jamuan makan malam. Keluar dari jamuan tersebut selepas menyedari ada program hiburan yang menyalahi syariat. Menteri bertanggungjawab akhirnya membatalkan program tersebut bagi membolehkan beliau berada dalam majlis tersebut. Itulah kuasa orang kaya yang beriman.
- Semuanya baik-baik; Alhamdulillah. Itulah ucapan dari mulut beliau apabila mendengar kilang-kilangnya terbakar. Bukan sekali kejadian itu berlaku, tetapi dua kali.
- Semuanya Allah punya; kita cuma pemegang amanah di atas muka bumi.
Info Penuh..
Friday, 14 February 2014
RAKAMAN BUKU YANG MENGUNDANG KONTROVERSI INI SEDANG BERLEGAR DI ALAM MAYA.
Adakah ini salah satu buku yang diajar kepada anak-anak kita di sekolah? .. Itulah persoalan yang berlegar-legar diminda Omak Kau.Cukup terkejut apabila diberikan rakaman gambar mengenai sebuah buku yang dikatakan salah satu bahan utama untuk mata pelajaran seks di ajar di sekolah .. Sama ada ianya benar atau tidak perlunya pihak berwajip tampil untuk memberikan penjelasan kerana pada Omak kau ini tidak sesuai untuk diajar kepada murid sekolah.
Atau mungkin inikah yang dikatakan sistem pelajaran dinegara kita antara yang terbaik didunia?
Cananglahnie Original shared Elyana Johari's photo.
EDISI BONGKAR YANG TAK KELUAR TVOrang Kuat UMNO Bukit Mertajam.
Walaupun sudah bertongkat
++++++++++++++++++++++
Walaupun sudah bertongkat dan berusia,
seorang lelaki warga emas masih berselera dengan
pucuk muda apabila dicekup ketika melanggan seorang
pelayan pelanggan wanita (GRO) di sebuah pusat hiburan
di Jalan Seri Maju, Taman Seri Maju, di sini, kelmarin.
Lelaki berusia 59 tahun itu dicekup sepasukan pegawai
penguat kuasa, Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Pulau Pinang
(JHEAIPP) kira-kira jam 9.20 malam dalam satu operasi
cegah maksiat diketuai Ketua Unit Operasi JHEAIPP, Khairul Azman Azizan.
Khairul Azman berkata, ketika pemeriksaan di sebuah
bilik kecil, seorang wanita berpakaian seksi ditemui
bersama seorang lelaki dan didapati kedua-duanya tidak
mempunyai hubungan mahram yang sah.
Wanita mati ‘dipancung’ lif
Olga Tilinina, 20, bersama anaknya hendak menaiki lif di tingkat bawah kediaman mereka apabila pintu lif tiba-tiba tertutup.
Separuh badan Olga tersepit pada pintu lif dan selebihnya terperangkap di dalam.
Olga bagaimanapun sempat menolak anaknya keluar sebelum lif itu bergerak naik.
Lif yang terus bergerak naik itu menyebabkan kepala dan badannya terputus.
Menurut laporan media tempatan, kepala wanita berkenaan ditemui di tingkat bawah manakala badannya ditemui di tingkat dua selepas lif berkenaan terhenti di situ.
Rakan keluarga berkenaan, Mikhail berkata: “Mangsa baru pulang daripada bersiar-siar bersama anaknya dan ingin menaiki lif tetapi pintu lif tertutup tiba-tiba.”
“Olga berjaya menolak anaknya keluar sebelum separuh badannya tersepit pada pintu dan bahagian atasnya melanggar lantai konkrit ketika lif bergerak naik.
“Keadaannya sangat mengerikan dengan badannya terputus dan isi perutnya terburai,” kata rakannya itu.
“Yang paling menyedihkan, kejadian berlaku di depan mata anaknya yang masih kecil,” kata seorang petugas kecemasan ketika ditemui.
Sebelum itu, suami Olga, Dmitry, 24, menaiki lif yang sama membawa seorang lagi anak mereka Egor berusia setahun selepas keluarga itu keluar bersiar-siar.
Dalam keadaan trauma, anak mereka, Maxim hanya boleh berkata “Mama...kaki” apabila menemui bapanya yang juga terkejut dengan kejadian berkenaan.
Sebagai tanda ingatan kepada isterinya, Dmitry menulis dalam status di laman sosialnya: “Saya kehilangan seorang yang sangat saya cintai.”
Dia dalam usaha memfailkan saman ke atas syarikat penyelenggaraan apartmen itu kerana kecuaian mereka hingga menyebabkan kemalangan ngeri itu.
Pihak berkuasa Russia sudah mula melancarkan siasatan mengenai kejadian itu.
Seorang penduduk aparmen berkenaan berkata, sudah banyak aduan dibuat mengenai lif itu yang dibina sejak era Soviet.- Daily Mail/HMetro
D'Din Din shared Batrisya Rayyan's photo.
Rahsia Wulan Guritno terbongkar
Aktres terkenal Indonesia, Wulan Guritno, dalam diam sebenarnya mempunyai anak luar nikah hasil hubungannya dengan seorang aktor lelaki dari Malaysia.Selepas bertahun beliau menyembunyikan perkara itu daripada pengetahuan umum, namun rahsianya terbongkar menerusi teman karibnya yang mendedahkan perkara itu berdasar sepucuk surat yang ditulis sendiri oleh Wulan. Dalam surat tersebut Wulan berterus-terang kepada temannya itu tentang perkara sebenar.
Bagaimanapun jangan terkejut kerana itu hanyalah watak lakonan Wulan dalam filem arahan Dato’ Sri Raja Rezza Shah berjudul, ‘Pemata Hati’. Wulan memengang watak sebagai Sandra, seorang wanita yang tetap yang tidak begitu mudah mengubah prinsipnya semata-mata kerana lelaki. Namun semuanya berubah selepas dia menjalinkan hubungan sulit dengan hubungan sulit dengan suami orang iaitu lakonan aktor bertubuh sasa, Zul Ariffin.
Antara pelakon lain yang menjakan filem ini seperti Elaine Daly, Elfira Loy, Zoey Rahman,Cahya Rizky, Liza Abdullah, Ziela Jalil, Edika Yusof dan ramai lagi. Filem terbitan Nusantara Gems Sdn Bhd ini masih lagi di dalam proses penambahbaikan sebelum ianya ditayangkan di pawagam-pawagam tempatan tahun ini.
“Untuk filem ini, saya tidak jalani penggambaran di Malaysia, semuanya di Jakarta. Tetapi bila saya dapat tahu filemnya akan membuat tayangan awal di Kuala Lumpur, walaupun sibuk saya berkeras mahu ke sini. Saya sendiri rindu sama peminat dan wartawan di Malaysia.
“Saya harap selepas Permata Hati, akan ada lebih banyak projek kerjasama antara Indonesia dan Malaysia. Atau mungkin saya boleh bawa rakan pelakon di Malaysia untuk melibatkan diri dalam industri perfileman di Indonesia. Supaya filemnya boleh ditayang di sini dan juga di Indonesia. Lebih baik tayang di dua tempat kerana duit lebih banyak masuk”, katanya kepada pihak media.
Tahun lalu Wulan pernah diundang sebagai juri program ‘Maharaja Lawak Mega 2012′. Walaupun pada ketika itu nama sedikit asing di Malaysia namun penampilannya yang sentiasa kelihatan cantik dan sering memberikan pendapat bernas sewaktu menjadi juri mula menarik perhatian peminat tempatan, Lapor Malaysian Digest.
Dalam perkembangan lain, selain bakal muncul menerusi sebuah filem ala Fast & Furious versi Indonesia, Wulan juga akan sibuk di lokasi penggambaran sebuah dan filem yang diadaptasikan dari sebuah novel berjudul ’360 Detik’.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan