Jangan Aniaya Orang
Firman Allah SWT maksudnya: "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminah tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata". (al Ahzab 58)
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: "Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, sama ada berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) dari orang itu, sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika dia punya amal saleh, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanah (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya itu untuk ditanggungkan kepadanya." (H.R. Bukhari dan Muslim)
Jangan Bakhil
Bakhil ialah kedekut atau kikir atau lokek.
Nabi saw. bersabda, "Seburuk-buruk sifat yang ada kepada seseorang adalah bakhil dan penakut." (HR Abu Daud di dalam Sunan Abu Daud, hadis no: 2150)
Nabi saw. bersabda, "Ada tiga hal yang dapat membinasakan diri seseorang iaitu kedekut yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan ujub (rasa kagum dengan diri sendiri).”. (HR Al-Bazzar dan Al-Baihaqi)
Dari Abu Hurairah r.a. katanya, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang yang kedekut dengan orang yang pemurah seperti dua orang yang memakai baju besi yang menutupi dadanya sampai ke leher. Orang yang pemurah, bajunya lapang dan sempurna menutupi badannya hingga ke anak-anak jarinya dan menghapus jejaknya (dosanya). Sedangkan orang yang kedekut disebabkan dia tidak mahu menafkahkan hartanya, maka tiap-tiap cantuman bajunya sendat di tempatnya, dia berusaha mahu melonggarkannya tetapi tidak pula longgar.” (HR Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Tidak ada suatu hari pun yang seorang hamba bangun pagi melainkan turun dua malaikat ke bumi. Yang satu berdoa, ‘Ya Allah! Berilah ganti kepada hamba-Mu yang menafkahkan hartanya.’ Dan yang satu lagi berdoa, ‘Ya Allah! Binasakanlah harta orang-orang yang kedekut.’” (HR Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda, ”Sesiapa yang ditanya tentang ilmu lalu dia menyembunyikannya akan diikat mulutnya dengan kekang dari api neraka pada hari kiamat.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)
Daripada Ali bin Abu Talib r.a., Nabi s.a.w. bersabda: "Orang yang bakhil ialah orang yang mendengar namaku disebut tetapi tidak berselawat ke atasku." (HR Tirmidzi)
Firman Allah, "Dan jangan sekali-kali orang-orang yang bakhil dengan harta benda yang telah dikurniakan Allah kepada mereka menyangka bahawa keadaan bakhilnya itu baik bagi mereka. Bahkan ia adalah buruk bagi mereka. Mereka akan dikalongkan (diseksa) dengan apa yang mereka bakhilkan itu pada hari kiamat kelak. Dan bagi Allah jualah hak milik segala warisan (isi) langit dan bumi". (Ali-Imran ayat 180)
Firman Allah, "Dan sesiapa yang menjaga dirinya dari sifat bakhil maka itu lah orang yang berjaya." (al-Hasyr ayat 9)
Jangan Mendahului Imam
Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda: “Adakah seseorang itu tidak merasa takut bila dia mengangkatkan kepalanya sebelum imam, bahawa Allah akan menjadikan kepalanya kepala himar(keldai) atau rupanya menjadi rupa himar ?" (HR. Muslim)
Jangan Masam Muka
Abu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut. Dengan murung lelaki itu mengadu, "Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki. Tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?"
Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan ubahlah raut mukamu. Kau tahu, Rasulullah adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah,salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga kepadanya."
Lelaki itu tertunduk. Dia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya. Wajahnya sentiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah.
Umar bin Khattab walaupun jawatannya kalifah, pakaiannya sangat sederhana dan bertampal-tampal. Tetapi sikapnya ramah, wajahnya sentiasa senyum. mukanya berseri. Tak hairan jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah raut muka yang ramah dan penuh senyum. Bahkan Rasulullah menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya.
Oleh: Hasnita Mohd Leham
Jangan Cerita Aib Orang
Nabi saw. bersabda, "Wahai orang-orang yang beriman dengan lisan, akan tetapi iman belum menyerap ke dalam hati, janganlah kalian menyakiti orang lain. Jangan mengintai-intai cacat cela mereka, sesungguhnya sesiapa yang cacat celanya diintai oleh Allah nescaya Allah akan bukakan pekungnya walaupun di tengah rumahnya sendiri. " (HR Abu Daud)
Sabda Nabi: "Sesiapa menceritakan sesuatu tentang satu kaum, sedang mereka itu tidak suka, maka kelak di hari kiamat kedua telinganya akan dituangi cairan timah." (HR Bukhari)
Nabi saw. bersabda, "Sesiapa yang mendengar saudaranya diumpat tetapi dia tidak membelanya padahal dia mampu, maka dia ikut menanggung dosa umpatan itu di dunia dan di akhirat. (Hadith Asfahani)
Moga ada manfaat.
Jangan Putus Asa
"..dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (Surah Yusuf ayat 12)
Jangan Cabut Uban
Jangan tiup air minuman
Nabi saw bersabda, “Apabila kamu minum, janganlah bernafas di dalam bejana (bekas minuman) atau meniupnya". (HR Bukhari)
Jangan mengutuk sesama Islam
TENTANG MENGUTUK ORANG MUSLIM
(Dipetik dari Al-Kabair karya Syamsuddin Adz-Dzahabi, terjemahan M. Ladzi Safrony, BA ke dalam buku 75 Dosa Besar terbitan Media Idaman, Surabaya)
Yang dimaksudkan dengan mengutuk ialah mendoakan orang lain agar mendapat kecelakaan. Mengutuk ini adalah satu perbuatan yang terlarang kita lakukan sesama muslim. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW. di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud: "Mencaci orang Islam itu termasuk fasik dan membunuhnya termasuk kafir."
Rasulullah SAW. bersabda: "Mengutuk seorang mukmin itu seperti membunuhnya." [HR Jamaah selain Ibnu Majah, hadis riwayat Tsabit bin Adl-Dlahak]
Nabi SAW. bersabda: "Sesungguhnya seorang hamba bila melaknat seseorang nescaya laknat itu akan naik ke langit kemudian menutup pintu pintu langit di bawahnya, lalu turun ke bumi menutup pintu pintu yang lain, kemudian mengambil tangan kanan di tangan kirinya, apabila tidak memenuhi sasarannya, ia kembali kepada orang yang dilaknat dan jika tidak berjaya ia akan kembali kepada orang yang melaknatnya." [ HR Abu Daud]
Rasulullah SAW. bersabda:(artinya) " Tidaklah para pelaknat itu dapat jadi penolong dan saksi di hari kiamat." [ HR Muslim dan Abu Daud]
Rasulullah SAW. bersabda: (artinya) " Tidak patut seorang teman baik, mengutuk (temannya)" [HR Muslim dari Abu Hurairah]
Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW. bersabda: (artinya) " Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencerca, bukan yang suka menjuluki, bukan yang suka berbuat keji, dan bukan juga orang yang suka bercakap keji."
Dari hadis hadis tersebut di atas telah diterangkan bahawa mengutuk orang mukmin itu termasuk perbuatan yang berdosa, kerana kutukan dan laknat itu menjadi hak ALLAH SWT sahaja, dalam menghukum setiap hambanya. Sehingga kita dilarang mengutuk kerana kegunaan kutukan itu mengharapkan supaya ALLAH SWT. mencabut semua ni'mat yang telah diberikan kepada hamba tersebut baik ni'mat zahir mau pun ni'mat batin, supaya dia (orang yang dilaknat) tidak memperoleh ni'mat dan anugerahNya. Oleh kerana itu Rasulullah SAW. melarang perbuatan itu, bahkan menganjurkan sebaliknya iaitu supaya saling mendoakan sesama muslim agar mendapat ni'mat dan kurnia dari ALLAH SWT.
Jangan makan dan minum macam syaitan
Nabi bersabda, "Jika salah seorang dari kalian hendak makan, makanlah dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, minumlah dengan tangan kanan. Sesungguhnya syaitan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya" [HR. Muslim]
Jangan lebih 40 hari
"Nabi saw telah menasihati kami agar merapi misai kami, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan, dan jangan dibiarkannya lebih dari 40 hari." (HR Muslim)
1. Potong: Memotong atau memendekkan atau trim misai adalah lebih afdal dari mencukur atau mencabutnya kerana lebih menepati sunnah.
2. Cabut: Mencabut bulu ketiak lebih afdal dari mencukur atau memotongnya kerana lebih menepati sunnah.
3. Cukur: Mencukur bulu ari-ari lebih afdal dari memotong atau mencabutnya kerana lebih menepati sunnah.
Jangan Ungkit
Allah swt. berfirman, “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti perasaan penerima, mereka memperolehi pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah: 262)
Allah swt. berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekah kamu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang yang menafkahkan hartanya kerana riak kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu jadilah batu itu bersih (tidak bertanah). Mereka tidak memperolehi sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Al-Baqarah: 264)
Dari Abu Hurairah ra. Nabi saw. bersabda, “Tiga orang yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari kiamat, tidak pula Allah melihat kepada mereka dan juga tidak mensucikan mereka, serta bagi mereka azab yang pedih.” Abu Hurairah berkata, “Rasullullah mengulanginya tiga kali”. Abu Zar berkata, “Sungguh rugi, siapakah mereka wahai Rasulullah?” Baginda menjawab, “Musbil (lelaki melabuhkan pakaiannya melebihi mata kaki (sifat megah diri)), orang yang mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR Muslim)
Nabi saw. bersabda, “Tiga orang yang tidak akan masuk syurga, “Anak yang derhaka kepada ibu atau bapanya, orang yang terus-menerus minum arak dan orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya.” (HR Baihaqi)
Jangan Sombong
Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (Surah An-Nisaa', sebahagian ayat 36)
Nabi saw. bersabda, “Tidak akan masuk syurga, sesiapa yang di dalam hatinya terdapat seberat zarah kesombongan." (HR Muslim).
Nabi saw. bersabda, “Takbur/sombong itu ialah menolak apa yang benar dan memandang hina kepada orang lain." (HR Muslim).
Jangan Buat Dosa
Firman Allah, "Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan disebabkan apa yang mereka telah kerjakan." (Surah Al An'aam : 120)
Satu daripada manifestasi iman yang penting ialah menjauhi dosa. Ia lambang kekukuhan iman.
"Jauhilah perbuatan haram niscaya kamu menjadi orang yang kuat beribadah." (HR Abu Ya'la)
Dalam beribadah, meninggalkan dosa (manhiyyat) adalah amal yang paling utama.Inilah perkara yang amat ditekankan oleh ulama-ulama.
Suruhan agama lebih mudah dilakukan daripada meninggalkan laranganNya. Kita mudah lihat yang berpuasa tetapi masih bermaksiat. Bersembahyang tetapi rajin mengumpat atau tidak menutup aurat.
Nabi s.a.w. bersabda, "Orang yang sempurna Islamnya ialah orang yang menyelamatkan orang islam yang lain dari gangguan lidahnya dan tangannya dan orang yang berhijrah sebenarnya ialah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah". (Riwayat Bukhari)
Maimun ibn Mahran telah berkata: "Berzikrullah dengan lisan adalah baik, tetapi yang lebih baik ialah mengingati Allah dengan menghindari perbuatan maksiat."
Imam Hasan al-Basri pula telah berkata: "Ibadah yang paling utama dilakukan oleh seseorang ialah meninggalkan perkara-perkara yang dilarang oleh Allah."
Jangan Biasakan Bohong Dusta
Firman Allah, ".. dan jauhilah perkataan yang dusta" (Al-Hajj: 30)
Dari Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA, Rasulullah SAW bersabda, "Jujur itu menimbulkan ketenangan, sedangkan dusta mengakibatkan kebimbangan." (HR Tirmidzi)
Rasulullah saw. bersabda, “Ada empat perkara, sesiapa yang melakukannya maka dia adalah munafik tulen. Sesiapa yang melakukan satu daripada empat perkara itu, maka dia mempunyai salah satu daripada sifat munafik, hingga dia meninggalkannya. Iaitu apabila diberi amanah dia khianat, apabila bercakap dia berdusta, apabila berjanji dia mungkir dan apabila bertengkar dia mengenepikan kebenaran.” (HR. Ahmad)
Dari Ibnu Mas'ud ra. Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya benar/jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa ke syurga, seseorang yang membiasakan benar/jujur sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang benar/jujur. Dan berhati-hatilah kalian dari dusta, sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka, seseorang akan selalu atau membiasakan berdusta akan ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu 'alam.
Jangan Banyak Ketawa
Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah banyak ketawa kerana banyak ketawa akan mematikan hati.” (HR At-Tirmizi dan Ibnu Majah)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan