Nazri Abdullah | ||
KUALA LUMPUR, 19 Julai: Bekas pelajar Uiniversiti Teknologi Mara (UiTM) membantah tindakan universiti itu yang mahu menawarkan Anugerah Ibrahim Ali kepada pelajar cemerlangnya. (Gambaran kartunis terhadap anugerah Ibrahim Ali)
Tanya: “Di antara bunyi Proklamasi N I I didapat kata-kata “Kami ummat Islam Bangsa Indonesia”. Dari itu apa perbedaan antara pengertian jiwa kebangsaan yang disebut “ashobiyyah” dengan pengakuan sebagai bangsa ?” Jawab: Jiwa kebangsaan yang disebut ashobiyah ialah yang mengandung arti cinta terhadap satu bangsa, hanya karena sebangsa dengan dirinya, tanpa memperdulikan salah atau benar. Jadi, orang yang berperang membela kebangsaan (Ashobiyah), artinya bahwa yang menjadi dasar utama bagi dirinya berperangnya itu ialah karena bangsanya sedang berperang dengan bangsa lain, sehingga dirinya berpihak kepada bangsanya itu dengan tidak memperdulikan mana yang salah dan mana yang benar. Dalam arti lain bahwa berperang nya itu bukan karena membela kebenaran (hukum) dari Allah. Pengertiannya, meskipun bangsanya itu dalam posisi yang salah, namun tetap dibela, karena satu bangsa. Sebaliknya, walaupun dalam posisi yang benar (haq), namun karena tidak sebangsa, maka diperanginya. Itulah yang dimaksud “Ashobiyah”. Maka, pantaslah mereka yang telah berperang mengusir bangsa asing, merasa puas walau hasilnya masih saja hukum-hukum kafir warisan bangsa asing. Hal itulah yang dimaksud oleh hadist mengenai yang mati karena Ashobiyah. Perhatikan sabda Nabi Saw: ليس منا من دعا الى عصبيه.وليس من قاتل على عصبيه.وليس منا من مات على عصبية (رواه ابو داود) “Bukan dari golongan kami siapa saja yang mengajak kepada kebangsaan. Dan bukan pula dari golongan kami orang yang berperang karena kebangsaan. Dan tidak juga termasuk golongan kami yang mati karena kebangsaan.” (HR Abu Daud). Adapun “pengakuan sebagai bangsa”, yaitu sekedar menyatakan diri sebagai salah satu dari bangsa yang ada. Hal sedemikian merupakan keharusan dengan tujuan menjelaskan. Sebab, tidak benar sebagai Bangsa Indonesia jika mengakukan dirinya Bangsa Belanda atau bangsa lainnya. Soal pengakuan sebagai bangsa diantara banyak bangsa dijamin keberadaannya. Sebagaimana dikemukakan dalam ayat yang bunyinya: “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”_(Q.S.49:13). Dari ayat di atas itu dimengerti bahwa adanya pengakuan sebagai bangsa supaya bangsa lainnya mengenal, atau bisa saling kenal mengenal adalah suatu kepastian. Dalam ayat itu disebutkan bahwa ukuran yang paling mulia adalah taqwanya kepada Allah. Dengan demikian tidak boleh salah atau benar adalah bangsa sendiri lalu dibela. Kalau asal bangsa sendiri biar salah lalu dibela, maka itulah Ashobiyah. BERSATULAH DENGAN ISLAM BUKAN DENGAN ASHOBIYAH ( NASIONALISME ) by baguscokie
‘Aku sedih membaca dan mendengar realita ini’.. Bahwa: sebagian saudara seimanku telah menjadikan saudara seiman mereka sebagai musuh. Dan menjadikan musuhNya sebagai temannya. Semua ini diakibatkan oleh hasutan musuh-musuh Allah pd umat Islam untuk rela hidup dan mati bukan demi ALLAH melainkan demi ‘ASHOBIYAH’ (nasionalisme,kesukuan,kelompok-isme). Benar apa sabda Rasulullah, ” Kelak umat lain akan mengerumuni kalian seperti orang-orang kelaparan yang mengerumuni hidangan”. Salah seorang sahabat bertanya,” apakah ketika itu jumlah kami sedikit yaa Rasul?”. Rasul menjawab,”Tidak! Ketika itu jumlah kalian banyak namun kalian bagaikan buih di lautan. Allah melenyapkan rasa takut dari musuh-musuh kalian,dan menumbuhkan WAHN ke dalam hati kalian”. Seorang sahabat bertanya,”Apa itu WAHN yaa Rasul?”. Rasul menjawab,”Cinta dunia takut mati”..” (HR Abu Dawud & Ahmad) Salah satu senjata ampuh musuh-musuh Allah untuk membunuh rasa persaudaraan umat Islam adalah faham beracun bernama NASIONALISME. Faham ini telah berhasil membuat kaum nasionalis Arab memberontak dan memerangi khilafah Turki Utsmani, membuat Iraq berperang dengan Iran di era 80-an, membuat Iraq menginvasi Quwait atas dukungan AS, dan membuat Indonesia berseteru dengan Malaysia. Perjuangan dan perseteruan murahan ini berawal dari Ashobiyah yang bernama Nasionalisme. Dunia Islam menjadi egois karena nya. Orang Indonesia bangga dengan keIndonesiaannya. Orang Malaysia bangga dengan keMalaysiaannya. Orang Arab bangga dengan kearabannya,dan seterusnya. Hingga perlahan tapi pasti hilanglah rasa bangga mereka pada Allah, nabiNya, kitabNya, dan agamaNya, Islam, serta saudaranya, sesama muslim. Saat ini kita,umat Islam,menjadi santapan musuh-musuhnya. Kita di’nina-bobokan’ dan dilenakan dengan WAHN. Setiap hari, TV berisi tayangan murahan yg membodohi dan merusak generasi umat Islam. Tata pergaulan muda mudi Islam dirusak oleh free sex dan narkoba. Media online dipenuhi aplikasi seronok berupa pornografi {pornoaksi}. Apa yang kita harapkan dari generasi rusak semacam ini?! Apakah mereka layak jadi pemimpin?! Sebagian keluarga muslim broken home, karena perzinahan,kemiskinan,dan lain-lain. Masyarakat dibuat sulit menjalani kehidupan. Karena harga kebutuhan pokok melambung tinggi, jumlah pengangguran meningkat. Begitupun juga dengan jumlah orang miskin dan sakit. Negara dibuat hampir bangkrut dengan hutang luar negerinya yang ribawi dengan modus bantuan/hibah, aset dan harta kekayaan negara dirampas oleh negara asing dengan modus investasi. Gas meledak dan melukai bahkan membunuh rakyat. Jika Indonesia benar-benar merdeka,bukan kehidupan seperti ini yang rakyat impikan. Allah pun tak ridho dengan kezhaliman penguasa pada rakyatnya. Kesempitan hidup ini akibat ulah penjajah dan umat Islam sendiri yang disadari/tidak, telah membuka peluang bagi musuh untuk menguasai urusan diri mereka dengan aturan jahil buatan manusia. Inilah persoalan utama kita. Ditambah persoalan perpecahan dalam tubuh umat di dunia Islam akibat faham beracun ashobiyah bernama nasionalisme. Akibat nasionalisme, persoalan palestine tidak pernah berakhir. Begitu pula dengan krisis imperialisme global di timur tengah. Akibat egoisme rezim berkuasa di dunia dengan ego nasionalisme mereka, imperialisme global merata di dunia dan sukar diperangi. Allah murka. Allah seakan-akan membiarkan kondisi semacam ini hingga manusia, khususnya umat Islam, mau berfikir dan melakukan revolusi terhadap kondisi mereka yang terpuruk dan terhina serta diperebutkan bagai hidangan lezat oleh musuh-musuh Allah. Akibat ego nasionalisme pula, Indonesia rela siap berperang dan mati sangit alias ‘sia-sia’ melawan Malaysia, demi alasan apapun. Begitu bencinya mereka satu dengan lain ; hingga mata,hati,dan fikiran mereka tak mampu membedakan mana kawan mana lawan. Mereka membenci saudara seiman hanya karena perbedaan bangsa. Mereka begitu cinta musuhNya hanya karena kebaikan fatamorgana/semu-nya saja. Padahal sudah jelas, didalam al Qur’an, berkali-kali,Allah mengingatkan umat ini agar tak bercerai berai kecuali berpegang teguh pada tali agamaNya yang kuat. Dan berapa kali Allah mengingatkan pada kita betapa Dia benci musuh-musuhNya yang telah memerangi dan membunuh para nabi dan peperangan ini sedang serta akan selalu mereka lakukan pada hambaNya yang sholih. Dan betapa Dia mencintai hamba-hambaNya yang muslim,mu’min,dan mukhlis. Allah juga tak pernah menyuruh para nabi dan rasulNya untuk menyeru kepada ASHOBIYAH termasuk Nasionalisme. Seluruh nabi dan rasul,sejak nabi Adam AS hingga Muhammad SAW, hanya menyeru umatnya kepada kalimat tauhid ‘LAA ILAAHA ILALLAAH’-seraya berharap dan berdoa padaNya bagi umatnya, ‘JANGANLAH KALIAN MATI KECUALI DALAM KEADAAN ISLAM’. Karena ISLAM adalah satu-satunya agama dan jalan hidup yang diridhoi Allah. Akhiri permusuhan antar saudara seiman atau kita rela mati dalam kebencian ‘sia-sia’ kita pada seluruh hambaNya hanya karena ego kebangsaan. Perkuat tali persatuan diantara umat Islam,tanpa bedakan suku,ras,dan bangsa. Allah takkan menghisab manusia dari jenis kelamin, suku, bangsa, atau ras manusia. Namun dari perbuatannya yang senantiasa tercatat oleh dua malaikat setiaNya. Tanamkan dan miliki cita-cita seorang muslim sejati : HIDUP MULIA dengan ISLAM atau MATI SYAHID, membela al-haq, ISLAM http://khoirzahra75id.multiply.com/journal/item/269 Kes di Kedah bukti PAS konsisten dengan dasarnya
|
HATI JADI MATI JIKA 40 HARI TIDAK MENUNTUT ILMU ISLAM DAN 3 HARI HATI JADI SAKIT...KERANA IA MAKANAN HATI...HEBAH2KAN GAN KAWAN2 BLOG NI..TK KERANA SERING MELAYARI BLOG INI. رَبِّيْ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ Tuhanku (Allah) lapangkanlah dadaku dan permudahkanlah urusanku.. amin...سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُلاحول ولا قوّة إلاّ باللّه العظيم.... وَالـــــسَّلاَمُ عَلَيْكُـــمْ وَرَحْمَـــة ُاللهِ وَبَرَكَاتُـــهُ
Selasa, 19 Julai 2011
BILA SYOK SENDIRI...JAHIL AGAMA...TAK INGAT AKHIRAT....SUSAH GAK...TAK TAHU APA NAK JUANGKAN...JANGAN KITA JADI JAHIL MURAKAP
Bekas pelajar bantah anugerah Ibrahim Ali
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan