Rabu, 29 Januari 2014

SAMA2 KITA JAGA LIDAH

KOTA BHARU:  Perundingan perlu diadakan di antara kerajaan negeri melalui anak syarikatnya dengan Dae Hanguru Infra Sdn Bhd bagi menyelesaikan masalah yang berlaku antara kedua pihak berhubung pembinaan Lebuhraya Rakyat Kota Bharu-Kuala Krai.
Bekas anggota exco kerajaan negeri, Datuk Husam Musa ketika mencadangkan perkara itu berkata, ianya tidak perlu sampai ke peringkat mahkamah memandangkan perkara itu dapat diselesaikan secara baik.
Beliau berkata demikian kepada media ketika diminta mengulas tindakan saman Dae Hanguru Infra Sdn Bhd (DHI) yang menuntut ganti rugi daripada Baldah Toyyibah (Prasarana) Kelantan Sdn Bhd (Baldah) dan Perbadanan Menteri Besar Kelantan (PMBK) kerana gagal memenuhi perjanjian pembinaan lebuh raya itu.
Husam ditemui pemberita selepas membentangkan kertas kerja bertajuk "Ibrah Dari Kisah Nabi Yusof: Perancangan Kebajikan dan Kesejahteraan Rakyat" anjuran Urusetia Pembangunan Wanita, Keluarga, Kebajikan dan Kesejahteraan Rakyat semalam.
"Suka saya  nasihatkan kedua-dua syarikat berunding dahulu, tidak perlu saman menyaman di mahkamah, surat mereka kepada  kerajaan negeri mungkin lupa dilayan.
"Tetapi saya harap kerajaan  panggil balik syarikat berkenaan untuk berunding dan dengar apa pandangan mereka. Sebagai sebuah kerajaan yang bertanggungjawab, saya yakin Kelantan setuju," ujarnya.
Dalam perkembangan berkaitan, Husam memaklumkan kesediaan sebuah syarikat dari China untuk membina lebuhraya sejauh 73 kilometer itu tanpa tol dengan jaminan pembayaran dari Kerajaan Persekutuan.
Beliau berharap kerajaan negeri turut mempertimbangkan cadangan tersebut memandangkan negeri itu mempunyai banyak alternatif untuk menjayakan pembinaan lebuhraya itu.
“Kelantan harus bersikap terbuka dan yakin sekiranya kerajaan negeri memanggil  balik syarikat sebelum inipun  perkara ini dapat diselesaikan,” ujarnya.
DHI menuntut RM225 juta, iaitu anggaran nilai keuntungan yang tidak akan diperolehi disebabkan pelanggaran kontrak oleh defendan.
Syarikat tersebut mendakwa telah membelanjakan kira-kira RM5juta untuk kerja berkaitan projek berkenaan.
Plaintif juga menuntut RM5 juta sebagai ganti rugi khas, faedah pada kadar lima peratus setahun, ganti rugi am untuk ditaksir bagi pelanggaran kontrak, kos dan relif lain yang difikirkan wajar oleh mahkamah.
Saman difailkan Tetuan Fernandez & Selvarajah, di Pejabat Pendaftar Mahkamah Tinggi, di sini kelmarin.
Menjaga lisan dan keutamaannya (1)


Allah berfirman, maksudnya:

“Dan Dia telah menyempurnakan untukmu nikmat-Nya, lahir dan batin...” (Surah Luqman : ayat 20)

Dan Allah berfirman, maksudnya:

“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghinggakannya.” (Surah Ibrahim : ayat 34)

Di antara nikmat ini adalah lisan. Allah memuliakan hamba-Nya dengan lisan dan menjadikan lisan sebagai pengungkap sesuatu yang ada di dalam jiwanya. Sebagaimana Allah berfirman yang bermaksud:

“Rabb Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur’an.  Dia telah menciptakan manusia dan mengajarnya pandai berbicara.” (Surah Ar-Rahman :  1-4)

Dan Allah berfirman menyebutkan kebaikan-Nya kepada hamba-Nya ketika Dia menjadikan sebuah lisan untuknya:

“Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, serta lidah dan dua buah bibir?" (Surah al-Balad : 8-9)

Dengan sebab lisan, pemiliknya kadang-kadang di angkat ke darjat yang paling tinggi. Hal itu ketika pemiliknya menggunakan lisannya dalam perkara-perkara yang baik, seperti berdoa, membaca al-Qur’an, berdakwah kepada Allah, mengajar, dan seumpamanya.

Dengan kata lain, jika dia menggunakannya dalam hal yang diredhai Allah. Seperti mengucapkan kalimat tauhid, apabila terpenuhi persyaratannya yang terkumpul di dalam dua bait syair:

Ilmu, keyakinan, dan keikhlasan serta kejujuranmu disertai

Kecintaan, keterikatan, dan penerimaan terhadapnya

Bahkan ini adalah seutama-utama kalimat yang diucapkan oleh lisan. Di dalam Ash-Shahihain dari hadits abu Hurairah, dia mengatakan:

Rasulullah SAW bersabda:

“Keimanan ada 43 cabang lebih. Yang paling utama adalah ucapan Laa ilaha illallah, dan yang paling rendahnya adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu merupakan salah satu cabang keimanan.”

Dengan kalimat ini pula kebahagiaan akan diperoleh. Dan sungguh Nabi dahulu menyeru kaumnya kepada kalimat ini dan mengatakan:

“Ucapkanlah Laa ilaha illallah, pasti kalian akan selamat.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, dan dari Thariq bin Abdullah bin Al-Maharibi, juga tercantum dalam Ash-Shahihul Musnad.

Di antaranya juga adalah berzikir, sebagaimana Allah kita telah berfirman di dalam Kitab-Nya yang mulia:

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Surah al-Ahzab : ayat 35)

Al-Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam Musnad-Nya, juga At-Tirmidzi (no. 3377, dan ini adalah lafaznya), dari Abu Darda’ ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda:

“Mahukah kalian aku beritahu tentang amalan kalian yang paling baik dan paling suci di sisi Penguasa kalian, dan paling meninggikan darjat kalian, lebih baik bagi kalian daripada infaq emas dan perak, juga lebih baik bagi kalian daripada masuk ke dalam kancah pertempuran lalu kalian menebas leher-leher mereka dan mereka pun menebas leher-leher kalian? Mereka mengatakan: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau mengatakan: Berzikir kepada Allah. Muadz bin Jabal mengatakan: Tidak ada sesuatu yang paling menyelamatkan dari azab Allah daripada mengingat Allah.” Hadits ini juga dicantumkan dalam Ash-Shahihul Musnad (1/145).

http://salafy.or.id
Menjaga Lisan dan Keutamaannya (2)

Istighfar (memohon ampunan Allah). Nabi mengatakan:

“Beruntunglah orang yang mendapati ucapan istighfar yang banyak pada lembar catatan amalannya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah di dalam Sunannya dari hadits Abdullah bin Busr.

Di antaranya juga amar ma’ruf dan nahi mungkar. Sesungguhnya perbuatan ini merupakan salah satu penyebab keberuntungan. Allah berfirman maksudnya:

“Dan hendaklah ada segolongan umat di antara kalian yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Surah ali ‘Imran : ayat 104)

Dan amar ma’ruf nahi mungkar termasuk sedekah, sebagaimana disebutkan dalam Ash-Shahihain dari hadits Abu Hurairah, dari Nabi:

“Setiap persendian dari manusia itu ada sedekahnya.” Dan di dalamnya disebutkan: “Amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah sedekah.”

Di antaranya juga ucapan yang baik, yang akan menjadi pelindung daripada api neraka. Al-Imam Al-Bukhari mengatakan (10/488, no. 6023): Abul Walid mengkhabarkan kepada kami: Syu’bah mengkhabarkan kepada kami: ‘Amr mengabarkan kepadaku, dari Khaitsamah, dari ‘Adi bin Hatim, ia berkata: “Nabi menyebutkan tentang neraka, lalu baginda berlindung darinya sambil baginda memalingkan wajah. Baginda kembali menyebutkan tentang neraka, lalu baginda berlindung darinya dan baginda memalingkan wajah.” Syu’bah mengatakan: Aku tidak ragu bahwa baginda meminta perlindungan dua kali – Kemudian beliau bersabda:

“Takutlah kalian terhadap neraka walapun bersedekah dengan separuh buah kurma. Dan jika kamu tidak mendapatkatnya, maka dengan ucapan yang baik .’’

Dan ucapan yang baik merupakan salah satu jenis sedekah Sebagaimana disebutkan dalam Ash-Shahihain dari hadits Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda:

“Setiap persendian dari manusia itu mempunyai kewajiban sedekah, setiap hari yang matahari terbit di dalamnya. Memperbaiki hubungan antara dua orang termasuk sedekah.”

Ini adalah lafaz Al-Bukhari (no 2989).

Dan Al-Imam Al-Bukhari mengatakan (10\447,no.6022): Adam mengkhabarkan kami: syu’bah mengabarkan kepada kami, dari sa’id bin Abu burdah Al-asy’ari, dari Ayahnya, dari datuknya, ia mengatakan nabi bersabda:

“Setiap muslim memiliki kewajiban besedekah. Para sahabat mengatakan, bagaimana jika ia tidak punya [sesuatu yang bersedekah]?” Baginda  bersabda: hendaklah ia berkerja  dengan kedua anak tangannya sehingga dirinya mendapat manfaat, lalu bersedekah. Mereka mengatakan, jika ia mampu [bekerja] atau tidak berbuat? Baginda mengatakan, menolong orang yang memerlukan bantuan. Mereka mengatakan jika ia tidak dapat melakukan? Baginda mengatakan: Hendaklah ia memeriniahkan kepada kebaikan. Baginda mengatakan: jika ia tidak melakukannya? memeriniahkan mengatakan: hendaklah ia menahan diri dari kejahatan, sesungguhnya hal itu termasuk sedekah.”

Di antaranya juga adalah menahan diri dari perbuatan menyakiti orang dan kejahatan lisan. Sebagaimana disebutkan dalam Shahih al-Bukhari [no.6474]dari Sahl bin Sa’d, ia mengatakan: Rasululah SAW bersabda: Barangsiapa yang dapat menjamin kepadaku apa yang ada di antara kedua janggutnya, dan apa yang ada di antara kedua kakinya, aku akan jamin surga untuknya.” Ini menunjukkan bahwa menjaga lisan dan kemaluan merupakan salah satu sebab untuk meraih syurga.

Menahan lisan dari keburukan atau kejahatan merupakan salah satu dasar keimanan dan kebaikan. Al-Bukhari mengatakan (10/532,NO.6136): Abdullah bin Muhammad mengkhabarkan kepada kami: Ibnu Mahdi mengambarkan kepada kami: Shalih, dari Abu hurairah, dari Nabi, beliau bersabda:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka janganlah ia menganggu tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah ia memuliakan tetamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah ia  mengatakan kebaikan atau hendaklah ia diam.”

Tentang sabda Baginda: ”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat”. Ibnu Abdul Bar mengatakan di dalam At-Tamhid (23/21): “Kalimat yang seperti ini dan yang semisalnya, bermakna kurang dan tidak sempurnanya keimanan, bukan kekufuran.”

Menjaga lisan bagian dari kesempurnaan Islam. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1/53, beserta Al-fath) dan Muslim (65/1), dengan lafaz al-Bukhari, dari hadits Abdullah bin ‘Amr bin al-‘ash, bahwa Nabi bersabda:

“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari bahaya lisannya dan tangannya.”

Tentang sabda beliau: “Kaum muslimin”, Al-Hafizh berkata dalam Al-Fath: “Perhatian: ‘kaum muslimin’ di sini secara mayoritas kerena penjagaan seorang muslim untuk menahan kejelekan dari saudaranya sesame muslim sangatlah ditekankan. Juga karena orang-orang kafir diarahkan untuk diperangi, meskipun di antara mereka ada orang-orang yang tidak boleh diperangi. Dan disebutkan dalam bentuk jamak mudzakkar (jamak untuk laki-laki) untuk menunjukkan keumuman karena wanita-wanita muslimat masuk pula dalam kalimat itu.”

Dalam hadits tersebut, lisan disebutkan secara khusus karena merupakan pengungkap sesuatu yang ada di dalam jiwa. Demikian pula tangan (disebutkan secara khusus), kerana majoriti perbuatan itu dilakukan dengannya. Namun hadits tersebut berlaku umum jika dinisbatkan kepada lisan, bukan kepada tangan. Karena lisan selalunya mengatakan tentang hal-hal yang telah berlalu, yang sedang terjadi, maupun yang terjadi setelahnya, berbeda dengan tangan. Meskipun tangan mungkin saja bersekutu dengan lisan dalam tulisan. Dan pengaruhnya sungguh sangat besar.

Dalam hal ini, dikecualikan berdasarkan syariat: memukul dengan tangan untuk menegakkan hukuman, memberi hukuman/ pelajaran terhadap seorang muslim yang berhak mendapatkannya, dan pengungkapan dengan lisan yang bukan berupa ucapan.

(Termasuk dalam hal ini adalah seseorang menjulurkan lidahnya dalam rangka mengolok-olok. Juga tentang disebutkannya tangan, bukan anggota badan lainnya.)

(Termasuk dalam hal ini adalah tangan secara makna seperti menguasai hak orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan.)

Dengan menjaga lisan dari ketergelinciran, balasan dari Allah kepada hamba-Nya mampu diraih, iaitu dengan memperbaiki amalannya dan mengampuni dosa-dosanya. Allah berfirman, maksudnya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, nescaya Allah memperbaiki bagi kalian amalan-amalan kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Al-ahzab: 70-71)

Tentang firman-Nya (Perkataan yang benar), Al-‘Imad Ibnu Katsir berkata: “Maksudnya: jalan yang lurus, tidak ada kebengkokan dan penyimpangan. Dia berjanji bahwa jika mereka melakukan hal itu, mereka akan diberi balasan yaitu Dia memperbaiki amal-amal mereka. Maksudnya Dia memberikan taufik kepada mereka untuk melakukan amalan solih, dan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu. Sedangkan dosa yang akan mereka lakukan di masa mendatang, mereka diberi ilham untuk bertaubat darinya.

http://salafy.or.id
KUALA LUMPUR: Panel Penasihat Bebas kepada Menteri Pengangkutan mendapati kaedah pemeriksaan Pusat Pemeriksaan Kenderaan Berkomputer (Puspakom) terhadap bas yang terlibat dalam nahas di Genting Highlands pada 21 Ogos lepas, adalah longgar.
  
Pemangku Menteri Pengangkutan Datuk Seri Hishammddin Tun Hussein berkata  dokumen teknikal seperti Prosedur Operasi Standard (SOP), peraturan, undang-undang dan panduan teknikal yang digunakan dalam pemeriksaan kenderaan sebagai rujukan juga tidak dikemas kini dan tidak dimaklumkan secara jelas kepada orang ramai dan pihak berkepentingan.
  
Hishammuddin, yang juga Menteri Pertahanan, berkata panel juga mendapati wujud kelemahan kaedah yang dilakukan Suruhanjaya Perkhidmatan Awam Darat (SPAD) dalam memberi kelulusan lesen operasi perkhidmatan kenderaan awam.
  
"Dalam konteks ini, SPAD meluluskan lesen operasi kenderaan tanpa mengambil kira keperluan spesifik tertentu seperti keadaan persekitaran jalan raya yang berbukit dan kapasiti penumpang berdiri yang dibenarkan untuk bas henti-henti," katanya.
  
Beliau berkata demikian selepas majlis penyerahan laporan panel penasihat bebas itu oleh pengerusinya Tan Sri Lee Lam Thye di Kementerian Pertahanan di sini hari ini.

Dalam nahas di Kilometer 3.6 Jalan Genting Highlands-Kuala Lumpur pada 21 Ogos lepas yang dianggap terburuk di negara ini, 37 orang terbunuh manakala 16 lagi cedera.
  
Hishammuddin berkata selain itu, panel juga mendapati berlaku kelemahan komunikasi dan penyelarasan antara empat agensi iaitu Jabatan Kerja Raya, SPAD, Jabatan Pengangkutan Jalan dan Polis Diraja Malaysia misalnya dalam soal kelulusan terhadap kenderaan, jumlah penumpang yang dibenarkan dalam bas, sistem senarai hitam dan permit kenderaan.
  
Berdasarkan laporan itu juga, terdapat 20 cadangan penambahbaikan yang dikemukakan melibatkan 51 pelan tindakan bagi memperbaiki kelemahan praktis sedia ada, memastikan kemalangan serupa tidak berulang, sekali gus meningkatkan tahap keselamatan jalan raya di negara ini.
  
"Dua puluh cadangan itu meliputi enam cadangan berkaitan aspek jalan raya, empat berhubung aspek kenderaan dan tiga aspek amalan operasi keselamatan.
  
"Empat cadangan pula menyentuh aspek tindakan menyelamat dan kecemasan serta tiga cadangan mengenai usaha memperkukuh peranan rakyat dalam soal keselamatan jalan raya," katanya. - Bernama
GEORGE TOWN: Anggota Exco Pulau Pinang Datuk Abdul Malik Abul Kassim (gambar) mengingatkan penduduk negeri ini supaya tidak mudah terpedaya dengan provokasi yang ditimbulkan oleh pihak tidak bertanggungjawab yang tidak menghormati agama dan bangsa orang lain.
  
Mereka patut menolak secara tegas suara kebencian dan kemarahan yang boleh mengganggu gugat keharmonian di negeri ini, kata Abdul Malik sebagai Pengerusi Jawatankuasa Perdagangan Dalam Negeri, Hal Ehwal Penguna dan Hal Ehwal Agama Islam negeri.
  
"Rakyat Pulau Pinang dan seluruh rakyat Malaysia yang cintakan keamanan tidak dapat menerima tindakan mana-mana pihak yang cuba mengganggu-gugat keharmonian rakyat.
  
"Perlu ditegaskan, identiti Malaysia terutama sekali Pulau Pinang sebagai sebuah negeri berbilang kaum dan agama cukup terikat dengan keeratan silaturahim dalam kalangan semua kaum. Maka selepas 56 tahun merdeka, pertalian silaturahim ini perlu kita pertahankan bersama," katanya pada sidang akhbar di sini semalam.
  
Abdul Malik berkata demikian sebagai mengulas insiden penggantungan kain rentang berbaur provokasi berhubung kalimah Allah di beberapa pagar gereja di kawasan pulau di negeri ini dan insiden membaling bahan letupan buatan sendiri pada awal pagi kelmarin.
  
Semua pihak termasuk Barisan Nasional dan Pakatan Rakyat perlu mengenepikan isu kepartian dan menunjukkan semangat kepimpinan dalam menyelesaikan insiden berkenaan, katanya.
  
Beliau juga berharap tidak ada pihak yang mengambil kesempatan untuk mengeruhkan keadaan sebalinya memberi ruang kepada pihak berkuasa menjalankan siasatan. - Bernama


KUALA LUMPUR: Polis Diraja Malaysia (PDRM) mengesyorkan kepada Kementerian Dalam Negeri supaya daun ketum dimasukkan dalam Jadual Pertama Akta Dadah Berbahaya (ADB) 1952 bagi membolehkan hukuman berat seperti penyalahgunaan dadah dikenakan kepada pemilik, pengedar dan pengguna.
  
Pengarah Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik Polis Bukit Aman, Datuk Noor Rashid Ibrahim berkata langkah itu perlu kerana daun ketum iaitu sejenis tumbuhan yang boleh mengkhayalkan seperti dadah, kini mula diseludup ke Thailand dan Singapura.
  
"Daun ketum hanya tumbuh liar di Malaysia. Kita tidak mahu Malaysia menjadi hab dadah untuk ketum," katanya kepada pemberita di sini semalam.
  
Beliau berkata sehingga kini pesalah yang mengedar, memiliki dan menggunakan daun ketum itu hanya dikenakan denda sedangkan polis menyifatkan tumbuhan itu sebagai dadah yang boleh membawa kepada ketagihan dan memudaratkan penggunanya.
  
Malaysia menetapkan penjualan daun ketum boleh didakwa mengikut Seksyen 30 (3) Akta Racun 1952 yang membawa hukuman penjara maksimum 4 tahun atau denda RM10,000 atau kedua-duanya sekali jika sabit kesalahan.

Pada 15 Jan lalu, enam wanita warga Thailand ditahan di tepi jalan Kampung Banat, Arau di Lebuh Raya Changlun-Kuala Perlis, Perlis kerana disyaki cuba menyeludup daun ketum seberat 72 kilogram (kg).
  
Noor Rashid berkata jika daun ketum dimasukkan dalam Jadual Satu ADB, polis boleh mendakwa pesalah berkenaan mengikut Seksyen 39 B Akta ADB 1952 yang membawa hukuman mati mandatori.
  
"Kini jika pokok ketum itu ditanam seperti ladang di belakang rumah seseorang pun kita tidak boleh ambil tindakan kecuali apabila mereka mengedar dan menjual daun itu kepada pihak lain, barulah ia menjadi kesalahan," katanya.
  
Beliau berkata selain daun ketum, terdapat juga bahan terkawal lain antaranya seperti asid hidroklorik, kafein, iodin dan kloroform akan diusulkan untuk dimasukkan dalam Jadual Satu ADB kerana ia merupakan bahan untuk membuat dadah sintetik jenis Eramin-5, syabu, ice dan ekstasy.
  
"Dadah sintetik dibuat menggunakan campuran kimia berkenaan dan sindiket dadah antarabangsa mengubah kandungan bahan kimia itu agar kandungannya tidak termasuk dalam Jadual Satu ADB untuk elak daripada hukuman berat dan dikenakan di bawah Akta Racun," katanya.
  
Beliau berkata bahan itu perlu dimasukkan kerana 50 peratus daripada 175,000 penagih dadah yang ditahan di seluruh negara tahun lepas menggunakan dadah sintetik manakala selebihnya menggunakan dadah berasaskan opium seperti morfin, heroin dan ganja. - Bernama
BAU: Sekumpulan penduduk dari 12 buah kampung di Krokong dan Tringgus semalam membuat sekatan jalan secara aman bagi membantah kegiatan pembalakan di kawasan Rabak Rotan dan Sungai Peduan berhampiran Kampung Tringgus.
  
Tindakan penduduk kampung itu yang dipantau sepasukan anggota polis bermula kira-kira 10 pagi dan bersurai kira-kira sejam kemudian tanpa sebarang kejadian tidak diingini.
  
Penghulu Dihoi Nyawen yang mewakili penduduk berkenaan berkata sekatan itu diadakan bagi membantah aktiviti pembalakan yang didakwanya dilakukan secara haram di kawasan tanah Hak Adat Bumiputera (NCR) mereka.
  
Beliau mendakwa ini kali keempat tanah mereka diceroboh yang dikesan di kawasan Rabak Rotan pada 21 Jan lepas dan menurutnya tiga pencerobohan sebelum ini berjaya diselesaikan secara aman, malah lesen pembalakan syarikat terbabit telah dibatalkan.
  
Katanya laporan polis berhubung pencerobohan itu dibuat oleh seorang ahli Jawatankuasa Kemajuan dan Keselamatan (JKKK) Kampung Tringgus, Kenser Piyu di Balai Polis Daerah Bau pada 24 Jan lepas selepas mengesan sebuah jentolak memasuki kawasan berkenaan.

"Setakat ini kerja pembalakan belum dilakukan," kata Dihoi yang percaya kegiatan pembalakan haram itu didalang oleh segelintir penduduk setempat.
  
Katanya, kali pertama kegiatan pembalakan berlaku ialah pada 1998 di Ulu Sungai Pedaun, diikuti pada 2000 dan 2011 di kawasan yang sama.
  
"Jabatan Perhutanan telah menarik balik lesen pembalakan syarikat berkenaan pada Ogos 2011 tapi entah kenapa ada lagi syarikat yang datang untuk meneruskan aktiviti haram itu," katanya.
  
Dihoi berkata, pihaknya juga sudah membuat semakan dengan Bahagian Pelesenan Jabatan Perhutanan Negeri dan dimaklumkan tiada sebarang lesen dikeluarkan untuk aktiviti pembalakan di kawasan berkenaan, kecuali konsesi berhampiran Kampung Gumbang.
  
"Kami membantah sebarang bentuk aktiviti pembalakan di kawasan tanah NCR kami kerana ia akan mencemarkan kawasan alam sekitar seperti sungai. Kawasan berkenaan merupakan tempat untuk kami memburu, mencari ikan dan kawasan potensi pelancongan kerana terdapat sungai dan dua air terjun di situ," katanya.
  
Sementara itu, Menteri Muda Kesihatan Awam negeri yang juga Anggota Dewan Undangan Negeri Bengoh Datuk Dr Jerip Susil ketika dihubungi mengesahkan tiada sebarang lesen dikeluarkan oleh Jabatan Perhutanan bagi tujuan pembalakan di kawasan berkenaan. - Bernama
KOTA KINABALU: Pasukan Komando VAT69 terpaksa membalas tembakan penceroboh berpandukan cahaya senjata api yang kelihatan dari kawasan semak di Kampung Tanduo, Lahad Datu kerana mereka tidak melihat pergerakan musuh.
  
DSP Abdul Rani Alias, komando VAT69 yang mengetuai kawasan Sektor D memberitahu Mahkamah Tinggi di sini, dalam kejadian berbalas tembakan selama sejam itu pasukannya tidak nampak sebarang pergerakan musuh tetapi hanya nampak cahaya senjata api keluar dari kawasan semak.
  
Ketika pemeriksaan utama oleh Peguam Negara Tan Sri Abdul Gani Patail yang mengetuai pasukan pendakwaan, saksi kelima itu berkata kejadian berbalas tembakan itu berlaku semasa pasukannya membuat tinjauan rapat di Kampung Tanduo pada 1 Mac tahun lepas.
  
Abdul Gani: Semasa kejadian berbalas tembakan itu ada kamu nampak pergerakan orang?
  
Abdul Rani: Saya tidak nampak, saya nampak kesan cahaya tembakan senjata api.
  
Abdul Gani: Semasa pasukan kamu mula-mula ditembak apa yang kamu lakukan?
  
Abdul Rani: Ketika itu saya dan Lans Koperal (Mohammad) Qayyum (Aiqal Zolkifli) berada di barisan hadapan. Apabila pasukan kami mula ditembak dan apabila mendengar Qayyum cedera ditembak, pada masa itu pasukan saya mula membalas tembakan.

Abdul Gani: Berapa lama pasukan kamu berbalas-balas tembakan?

Abdul Rani: Selama sejam.
  
Abdul Rani memberitahu mahkamah bahawa jarak pasukannya dengan penceroboh itu kira-kira 400 meter dan semasa pasukannya mara ke hadapan pada jarak 200 meter, pasukannya telah ditembak oleh penceroboh itu.
  
Saksi itu berkata selepas kejadian tembakan berhenti, pasukannya diarahkan supaya berundur dari Sektor D dan selepas itu pasukannya memeriksa kelengkapan senjata dan peluru.
  
Beliau berkata keesokannya pada 2 Mei 2013, beliau mengarahkan beberapa anggotanya memasuki semula ke Sektor D untuk membuat tinjauan.
  
"Selepas membuat tinjauan pukul 4.30 petang, kira-kira pada pukul 5.30 petang anggota saya keluar dan memaklumkan kepada saya bahawa mereka berjaya menangkap seorang lelaki di kawasan itu," katanya.
  
Kepada soalan lain Abdul Gani, saksi itu berkata lelaki yang berjaya ditangkap itu dibawa ke Balai Polis Cenderawasih, yang berhampiran dengan kawasan Sektor D.
  
Beliau berkata lelaki itu dijumpai sedang bersembunyi di kawasan itu bersama-sama sebuah beg.

Bagaimanapun ketika ditanya Abdul Gani sama ada dia boleh mengecam lelaki itu, anggota komando VAT69 itu berkata "tidak".
  
Abdul Rani berkata dalam kejadian berbalas tembakan itu dua anggota VAT69 iaitu Koperal Sabaruddin Daud yang ditugaskan melaksanakan operasi rapat di kawasan Sektor B dan Inspektor Zulkifli Mamat dari Sektor C telah terkorban.
  
"Selepas kejadian tembak berhenti, saya telah berjumpa dengan DSP Anwar Rosdi yang mengetuai kawasan Sektor C. Pada masa itu saya mendapat tahu dua anggota kami telah terkorban," katanya.
  
Abdul Rani berkata kumpulannya telah bergabung dengan kumpulan kawasan Sektor B dan C semasa kejadian tembakan itu.
  
Beliau berkata seorang anggotanya dari Sektor D, iaitu Lans Koperal Qayyum  telah cedera ditembak di bahu kanannya.

Terdahulu Abdul Gani menunjukkan 11 keping gambar yang diambil jurugambar VAT69 semasa membuat tinjauan udara menggunakan helikopter di Kampung Tanduo pada 28 Feb 2013, kepada Abdul Rani.
  
Kepada sekeping gambar, Abdul Rani menjelaskan bahawa berdasarkan gambar itu kelihatan seorang lelaki yang memakai pakaian celoreng telah mengacu senjata api kepada jurugambar itu.
  
Ketika ditanya Abdul Gani, bagaimana dia pasti lelaki itu sedang mengacukan senjata api kepada jurugambar itu, saksi itu berkata "cara dia pegang senjata api dan cara pandangan dia".
  
Kepada sekeping gambar lain, saksi itu berkata kelihatan seorang lagi lelaki berpakaian celoreng mengangkat parang menggunakan tangan kanannya kepada jurugambar itu.
  
Semasa Abdul Gani meminta saksi itu menjelaskan apakah jenis senjata api yang digunakan lelaki-lelaki berpakaian celoreng itu, Abdul Rani berkata kebanyakan adalah "M16".

Abdul Rani berkata sekeping lagi gambar menunjukkan sebuah rumah di mana terdapat dua orang lelaki berada di bawah rumah manakala seorang lagi berada di beranda rumah itu.
  
Di tepi rumah itu terdapat satu bendera berwarna hijau, putih dan kuning yang digantung di tepi sebatang pokok.
  
Kepada soalan Abdul Gani mengenai sekeping gambar lain yang menunjukkan seorang lelaki sedang mengibarkan sehelai tuala kecil berwarna putih adakah ia menunjukkan perilaku orang yang hendak menyerah kalah, saksi itu menjawab "tidak".
  
Mengenai sekeping gambar yang menunjukkan sebuah rumah dua tingkat berdekatan dengan jalan keluar ke Kampung Tanduo, iaitu di luar rumah terdapat dua buah jengkaut, Abdul Rani menjelaskan jengkaut itu digunakan lelaki-lelaki berpakaian celoreng itu untuk mengorek lubang bagi membina kubu.
  
Seramai 27 tertuduh warganegara Filipina dan tiga lagi rakyat Malaysia  dituduh melancarkan perang ke atas Yang di-Pertuan Agong yang jika sabit kesalahan membawa hukuman mati atau penjara seumur hidup dan pertuduhan menjadi anggota kumpulan pengganas, yang membawa hukuman penjara seumur hidup dan denda.

Seorang daripada mereka turut berdepan dua pertuduhan tambahan iaitu merekrut anggota kumpulan pengganas dan melindungi individu yang diketahui anggota kumpulan pengganas.
  
Lima individu daripada lapan tertuduh lagi berdepan pertuduhan menjadi anggota kumpulan pengganas manakala seorang lagi, iaitu satu-satunya wanita dan merupakan warganegara Malaysia, didakwa melindungi individu yang diketahuinya anggota kumpulan pengganas.
 
Dua lagi berdepan pertuduhan cuba melindungi individu yang diketahui anggota kumpulan pengganas.
  
Mereka dituduh melakukan kesalahan masing-masing antara 12 Feb dan 10 April tahun lepas.
  
Perbicaraan di hadapan Hakim Stephen Chung yang diadakan di Jabatan Penjara Sabah, bersambung hari ini. - Bernama

 

 

 

 

Tiada ulasan: