Inilah Bukti Neil Amstrong Benar-Benar Mendarat di Bulan
Tahun 1969, pesawat Apollo 11
berhasil membawa dan menjejakkan manusia untuk pertama kalinya di Bulan.
Tentu kita semua masih ingat siapa saja awak dari Apollo 11 itu. Nama
Niel Amstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins mungkin merupakan
nama-nama yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Ketiga orang itulah
para astronot yang dikirimkan oleh NASA dalam misi penerbangan manusia
pertamakali ke Bulan dengan Apollo 11. Peristiwa ini tentunya menjadi
suatu tolak ukur bagi kemajuan IPTEK kita, dan mungkin kedepannya
penjelajahan ke Mars maupun planet lainnya dengan mengirimkan manusia
pertama kesana bukan menjadi suatu impian lagi.
Namun sayang, setelah lebih dari
tiga dekade terlewati pro kontra masih membayangi peristiwa bersejarah
itu. Banyak oknum yang belum sepenuhnya mempercayai bahwa NASA
benar-benar mendaratkan manusia ke Bulan dikarenakan beberapa sebab,
diantaranya penguasaan teknologi yang belum memadai saat itu,dll. Era
tahun 1969 merupakan masa dimana perang dingin antara Uni Soviet dan
Amerika belum berakhir. Mungkin karena ambisinya untuk memenangkan
perang dingin inilah yang membuat pihak Amerika kemudian membuat suatu
"kecurangan" dengan sebuah proyek rekayasanya yang mengambil setting
pendaratan di bulan tsb. Satu fakta yang mungkin membuat Amerika "geram"
adalah kabar keberhasilan Soviet yang telah mengorbitkan Vostok 1-nya
bersama Yuri Gagarin, sebagai manusia pertama yang berhasil melakukan
perjalanan ruang angkasa.
Tapi, benarkah misi Pendaratan Apollo 11 di bulan itu memang benar-benar dipalsukan oleh NASA dengan membuat filmnya di Studio?
Pada tanggal 15 Februari 2001,
American Fox TV Network menayangkan
sebuah program yang disebut Conspiracy Theory : Did We Land on the Moon?
(Teori Konspirasi : Apakah Kita Sungguh Mendarat di Bulan?). Mitch
Pileggi, seorang aktor dalam film X-Files memandu acara satu jam ini,
menyatakan bahwa NASA telah memalsukan seluruh proyek Apollo ke Bulan
dengan membuat filnya di Studio. Namun, mitos ini hanya diyakini sedikit
orang di Amerika. Berdasarkan jejak pendapat Time pada tahun 1995 dan
Gallup pada tahun 1999, yakni hanya sekitar 6% saja orang Amerika yang
meragukan bahwa 12 Astronot telah berjalan di bulan. Ke-6% orang-orang
yang meragukan hal itulah yang disebut sebagai penganut teori
konspirasi.
Para penganut Teori Konspirasi diluar Amerika mungkin lebih banyak lagi, menurut taksiranku, saat ini lebih banyak orang yang mempercayai mereka mengenai mitos tentang kepalsuan pendaraatan di Bulan yang dilakukan oleh NASA.CMIIW*
Para penganut Teori Konspirasi diluar Amerika mungkin lebih banyak lagi, menurut taksiranku, saat ini lebih banyak orang yang mempercayai mereka mengenai mitos tentang kepalsuan pendaraatan di Bulan yang dilakukan oleh NASA.CMIIW*
Para penganut teori konspirasi dan
orang yang skeptis tentunya mempunyai banyak bukti akan hal ini. Menurut
mereka banyak beberapa hal yang aneh pada foto-foto yang dipublikasikan
oleh pihak NASA selama misi ke bulan tsb. Diantaranya foto yang
memperlihatkan bendera tampak berkibar, padahal di Bulan tidak ada
atmosfer dan angin. Mereka juga menunjukkan bahwa dalam semua foto yang
seharusnya memperlihatkan para astronot sedang berada di permukaan Bulan
yang hampa udara, mereka tidak melihat obyek gambaran bintang-bintang
dilangit yang gelap.
Tapi, saya pribadi justru
mempercayai bahwa misi Apollo 11 ke bulan itu bukanlah merupakan suatu
kebohongan yang selama ini banyak digembar-gemborkan oleh para Skeptisme
maupun penganut teori konspirasi .Mengapa?
Mungkin beberapa penjelasan yang
saya uraikan dibawah ini lebih bisa membuka pikiran kita bahwa
sebenarnya apa yang selama ini digembar-gemborkan oleh beberapa oknum
yang menyatakan bahwa pendaratan Apollo 11 di bulan itu palsu, bisa aku
katakan merupakan sebuah tindakan "penyesatan" dan boleh dikatakan
"fitnah". Berikut adalah point-point yang sering dipertanyakan di
beberapa forum luar menganai berbagai kejanggalan-kejanggalan tsb.
Sengaja ditampilkan dalam gaya tanya jawab yang disertakan beberapa
gambar untuk lebih mudahkan teman-teman dalam membaca dan mencerna
uraian dibawah ini.
X : Penganut Konspirasi
Y : sebagai orang yg mempercayai Apollo 11 benar2 mendarat di Bulan
Point 1. Mana bintangnya?
X : coba lihat pict diatas,mengapa
tidak ada bintang pada gambar yang diambil para astronot dari permukaan
Bulan. Logikanya tanpa atmosfer otomatis langit Bulan menjadi gelap.
Jika demikian tentunya pengamat bisa melihat objek-objek terang seperti
bintang.
Y : Penjelasannya sangat sederhana, film dengan kualitas terbaik pun tidak dapat
memperlihatkan secara bersamaan dua
objek , yg satu sangat terang (pakaian astronot warna putih yang terkena
sinar matahari) dan obyek lain yang redup (bintang). Story Mugrave,
seorang astronot yg telah terbang keluar angkasa sebanyak enam kali,
mengatakan bahwa ketika ia berada diluar pesawat , dibawah sinar
matahari yang terang, ia tidak dapat melihat bintang-binatang. Namun
ketika pesawat berada di dalam bayangan bumi dan matanya dapat
beradaptasi dengan lingkungan yg lebih gelap, pada saat itulah dia dapat
melihat bintang.
Penjelasan lainnya, pada langit
Bumi, partikel-partikel atmosfer Bumi akan menghamburkan cahaya matahari
pada panjang gelombang biru, sehingga langit siang hari pun tampak
biru. Berbeda dengan Bulan, yang hampir dapat dikatakan tidak memiliki
atmosfer sehingga langit senantiasa gelap, baik siang maupun malam.
Jadi, jika kita berada di Bulan, tentunya bintang akan selalu terlihat.
Tetapi kenapa tidak terekam dalam gambar yang diambil Apollo? Dalam foto
itu, sebenarnya bintang tersebut ada, namun terlalu redup untuk
ditangkap kamera. Kamera dan film yang digunakan oleh para astronot
disetel untuk mengambil gambar-gambar kegiatan di Bulan. Exposure
timenya diatur sedemikian rupa agar dapat merekam kondisi permukaan
Bulan yang terang, bukan untuk mengambil gambar objek-objek lemah pada
langit latar belakang.
Point 2. Mengapa bayangnya tidak paralel?
X : Mengapa bayangan astronot dan b
agian-bagian peralatan ilmiah di permukaan bulan tidak benar-benar
paralel? tidak masuk akal!!
Y : Bayangan itu tidak paralel
karena hanya diterangi satu sumber cahaya yg jauh seperti matahari.
Namun, hal itu benar jika kamu berada dipermukaan yang rata dan tidak
berefek 3 dimensi. Jika kita mecoba memperlihatkan realitas 3 dimensi
pada permukaan yg tidak rata di dalam foto dua dimensi yg memiliki
kontras, bayangan jatuh ke arah yg sedikit berbeda.
Point 3. Benderanya dapat berkibar?
X : Mengapa bendera bisa berkibar
ditempat yang hampa udara seperti bulan. Logikanya,bendera dapat
berkibar apabila ada angin, karena hanya udara yg bergeraklah yg dapat
mengibarkan bendera.
Y :
1. Tidak ada angin di dalamstudio film kecuali jika kipas angin dihidupkan.
2. Jika ada cukup banyak angin di
studio film,sehingga bendera berkibar , angin itu juga pasti
menggerakkan debudebu di kaki mereka.
3. Untuk bisa berkibar, bendera
tidak selalu membutuhkan angin. Setidaknya di ruang angkasa hal inilah
yang terjadi. Pada kondisi di Bulan, bendera dipancangkan bukan hanya
pada tiang vertikal, tapi terdapat juga tiang horizontal yang
ditambahkan di bagian atas bendera, sehingga bendera tersebut tampak
tergantung dan merentang. Selain itu permukaan Bulan yang keras
mempersulit pemancangan tiang bendera, sehingga para astronot harus
memutar tiang tersebut maju mundur agar bisa ditanamkan di tanah bulan.
Akibat gerakan ini, bendera tersebut berkibar, atau yang sebenarnya
lebih tepat jika disebut bergetar. Di Bumi kibaran bendera terjadi
beberapa detik dan diperlambat oleh udara, tapi kondisi vakum di Bulan
menyebabkan gerakan bendera tersebut tidak akan berhenti karena tidak
ada gaya dari luar yang menghentikannya.
Sesungguhnya, bendera yg berkibar
itu justru membuktikan bahwa para astronot memang berada di Bulan.
Bendera itu bergoyang karena baru saja dipasang. Dan terus bergoyang
selama beberapa waktu dengan cara yang tidak biasa karena gravitasi
Bulan 1/6 gravitasi Bumi, dan karena tidak ada udara di bulan untuk
segera menghentikan gerakan bendera.
Point 4. Mana Kawahnya?
X : Pada foto yang lain, tidak
tampak adanya lubang bekas semburan roket (kawah) pada lokasi
pendaratan. Untuk roket seukuran Apollo seharusnya semburannya dapat
menimbulkan lubang yang besar pada permukaan Bulan. Jadi, bagaimana bisa
roket mendarat mulus tanpa membekaskan jejak besar?
Y : Untuk melakukan sebuah
pendaratan tentu tidak dilakukan dengan kecepatan tinggi tapi dengan
kecepatan yang diperlambat. Tidak ada satu orangpun yang memarkirkan
mobilnya dengan kecepatan 100 km/jam. Hal yang sama berlaku juga pada
Apollo 11. Semburan roket memiliki dorongan 5000 kg, tetapi roket
tersebut diperlambat sampai sekitar 1500 kg saat mendekati permukaan.
Dengan diameter pipa pengeluaran roket sebesar 54 inci (dari
Ensiklopedia Astronautica), dan ukuran roket sekitar 2300 inci persegi,
semburan roket hanya menimbulkan tekanan sekitar 0.75 kg /inci persegi.
Tekanan sebesar ini tidak akan sampai menimbulkan jejak lubang yang
besar.
Hasil foto-foto yang diambil di
Bulan juga memperlihatkan adanya bayangan yang kurang gelap. Obyek yang
seharusnya gelap karena berada dalam daerah bayangan, tetapi dalam foto
dapat jelas terlihat, termasuk tulisan di sisi pesawat. Jiika Matahari
merupakan satu-satunya sumber cahaya, dan tidak ada udara yang dapat
menghamburkan cahaya, seharusnya bayangan yang terjadi sangat gelap.
Sebuah persepsi yang salah. Memang ini bukan di Bumi dan cahaya Matahari
tidak dapat dihamburkan dalam kondisi hampa udara. Tapi di Bulan masih
ada sumber cahaya lain yang berasal dari Bulan sendiri. Debu di Bulan
memiliki sifat yang khas: yaitu memantulkan kembali cahaya ke arah
sumber cahaya berasal.
Point 5. Transmisi suara tidak ada jedanya sama sekali?
X : Transmisi suara dari bulan ke bumi kok gak ada jedanya sama sekali, padahal mustinya kira-kira 5 detik, baru samapi ke bumi?
Y : Transmisi audionya sebenarnya
ada jedany. Antara suara dari bulan dan konfirmasi dari bumi tidak ada
jeda. Itu jelas karena transkrip tersebut dicatat dari bumi. Contohnya
pada potongan transkrip berikut :
1.102:41:12 Duke: Eagle, you've got 30 seconds to P64
2.102:41:19 Aldrin: Roger. (Pause)
3.102:41:27 Duke: Eagle, Houston. Coming up 8:30; you're looking great. (Pause)
4.102:41:35 Armstrong: (Garbled) 64.
5.102:41:37 Duke: We copy. (Long Pause)
Coba liat antara line 1 dan 2, ada 7
detik berlalu setelah mission control (Duke) memberikan informasi
sampai terdengar konfirmasi dari Aldrin, waktu yang lebih dari cukup
untuk gelombang elektromagnetik merambat ke bulan dan kembali lagi ke
bumi. (jarak bumi ke bulan sekitar 360 ribu km, kecepatan cahaya sekitar
300 ribu km/s bolak balik cukup sekitar 2,4 detik saja)
Tapi coba perhatikan hanya ada 2
detik berlalu setelah informasi dari Armstrong dan konfirmasi dari
mission control waktu yang juga lebih dari cukup untuk gelombang suara
merambat dari speaker mission control ke telinga Duke lalu merambat dari
mulut Duke ke mic dihadapannya.
Point 6. Masalah sabuk Radiasi Van Allen (Van Allen Belts)
X : Untuk mencapai bulan , astronot
harus melewati Sabuk Radiasi Van Allen, yang bisa meghasilkan jumlah
radiasi cukup fatal, bagaimana mungkin mereka dapat selamat?
Y : Radiasi adalah hal yang tidak terlalu diperhatikan NASA sebelum penerbangan pertama, namun mereka
memenginvestasikan jumlah yang cukup
besar untuk penelitian ini dan menentukan bahwa resikonya minimal.
Apollo memerlukan satu jam untuk melewati sabuk radiasi untuk berangkat
dan kembali lagi. Total radiasi yang diterima astronot sekitar satu rem.
Orang akan mengalami kesakitan pada radiasi 100-200 rem, dan kematian
pada radiasi 300+ rem. Jelas dosisnya memiliki rentang yang sangat jauh
untuk dianggap beresiko.
Point 7. Tidak akan pernah ada foto yang berhasil diambil?
X : Tidak akan ada foto yang bisa diambil di bulan, sebab film akan meleleh pada suhu 250°F.
Y : Film yang biasa akan segera
meleleh jika di ekspos pada suhu 250°F, bagaimanapun film yang digunakan
bukan film biasa, dan tidak pernah diekspos pada temperatur sekian.
Astronot Apollo menggunakan film tranparansi khusus yang didisain
spesifik, di bawah kontrak NASA, untuk lingkungan yang tidak ramah misal
di Bulan. Menurut Kodak, film akan mulai melemah pada 200°F, dan tidak
akan meleleh sampai pada suhu 500°F. Kamera juga diproteksi didalam
casing spesial yang didisain agar tetap dingin. Situasi di Bulan yg
hampa udara sangat berbeda dengan misal di dalam oven. Tanpa konveksi
dan konduksi, metode yang mungkin untuk transfer panas hanyalah radiasi.
Panas radiaktif bisa dialihkan secara efektif dengan membungkus
material menggunakan permukaan reflektif, biasanya material putih.
Casing dari kamera sama juga seperti seragam astronot,putih.
Sebenarnya,masih banyak lagi
pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan dari pihak Skeptic , namun karena
aku rasa terlalu banyak, maka pertanyaan2 yang paling sering
ditanyakanlah yang ku ulas.
Namun, ada suatu bukti yang tidak
dapat dibantah bahwa manusia benar-benar pernah pergi ke Bulan, yaitu
batu-batu bulan yang dibawa dengan berat total 382 Kg, yg telah
diperiksa oleh ratusan ahli geologi dari seluruh dunia.
Batuan Bulan yang berhasil dibawa
para awak Apollo Batuan-batuan ini memiliki karakteristik yang sama
dengan batuan bulan yg ditemukan di pesawat ruang angkasa Rusia tanpa
awak. Yang perlu diketahui bahwa batuan bulan itu sangat
aneh,diantaranya :
1. Karena hanya mengandung sedikit air
2. (lihat gambar ke-2 batu bulan )
Karena sering terkena sinar kosmis selama jutaan tahun di permukaan
bulan yang hampa udara,maka terbentuklah lubang-lubang aneh
dipermukaannya.
3. Batuan bulan sangat berbeda
dengan batuan bumi, dan tidak dapat dipalsukan denganteknologi terbaru
apapun. Untuk menghasilkan batuan bulan palsu , setidaknya kita harus
melumatkannya dengan tekanan 1.000 atmosfer dan memanasinya dengan suhu
1.100 derajat celcius selama beberapa tahun. Kemudian, selagi tetap
berada dalam tekanan, dinginkan perlahan selama beberapa tahun lagi.
Betapa konyolnya NASA jika harus
bersusah payah melakukan hal ini semua, betul tidak tidak?
Seharusnya, kita semua tidak sepantasnya
terpengaruh pada berita yg hanya
secara sepihak menyoroti perjalanan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin dalam
menjadi misi pertama ke bulan.
Padahal ada beberapa misi yg sudah berhasil mendarat di bulan setelah Armostrong dan Aldrin.
Orang terakhir yg berjalan ke bulan adalah Gene Cernan yg melakukan misi bersama astronot Jack Schmitt, 7 - 19 Desember 1972.
sumber :
www.space-01.blogspot.com
Jawapan kepada soalan-soalan pelik berkenaan Israk dan Mikraj
AssalamualaikumSeperti yang diminta oleh seorang ukhti muslimah, berikut saya paparkan jawapan saya dan jawapan yang saya kumpulkan berkenaan soalan-soalan seorang mamat kontroversi yang bertanya soalan-soalan yang juga kontroversi dan entah apa niat sebenar ia menimbulkan soalan ini, sebagai pedoman kita bersama.
Sahabat-sahabat dijemput
untuk memikirkan bersama serta memberikan jawapan yang lain kepada
soalan-soalan yang diutarakan. Berusaha menjawab soalan-soalan sebegini
demi membela Islam rasanya jauh lebih berfaedah daripada dok gaduh
sesama Islam, dok melagha, main-main, dan lain sebagainya.
Diakui jawapan-jawapan yang saya compilekan ini -compilation jawapan
sendiri campur jawapan sahabat campur jawapan daripada al-ahkam-
mungkin mengandungi kelemahan. Nasihat dan teguran amat dialukan. Tapi
pastikanlah ia sebuah kritikan yang membina, sebab kita harus
bersama-sama membela dan mempertahankan islam dalam kes ini. Jika ada
soalan yang sebetulnya berpandu pada hadith yang lemah atau palsu,
minta tolong dimaklumkan.
Kepada ukhti yang bertanya, saya pohon maaf kerana mengambil masa 2-3 hari untuk mempersiapkan jawapan.
1) Nabi dibelah dada masa dia kecik2 dulu, dan ketika sblm israk mikraj. Persoalannya, kenapa perlu dibelah dan dicuci hati baginda? Bukankah Tuhan boleh je kasi bersih tanpa perlu dibelah dan dibasuh? Bukankah boleh saja dijadikan Nabi tu time lahir2 je terus hati bersih tanpa perlu dibelah dan dicuci hatinya? Jadi mengapakah berlaku peristiwa begitu?
Kepada ukhti yang bertanya, saya pohon maaf kerana mengambil masa 2-3 hari untuk mempersiapkan jawapan.
1) Nabi dibelah dada masa dia kecik2 dulu, dan ketika sblm israk mikraj. Persoalannya, kenapa perlu dibelah dan dicuci hati baginda? Bukankah Tuhan boleh je kasi bersih tanpa perlu dibelah dan dibasuh? Bukankah boleh saja dijadikan Nabi tu time lahir2 je terus hati bersih tanpa perlu dibelah dan dicuci hatinya? Jadi mengapakah berlaku peristiwa begitu?
Kenapa perlu Nabi Isa lahir daripada perut
seorang ibu bernama Maryam? Bukankah Tuhan boleh saja kasi terus ada
macam Nabi Adam? Maka, terpulanglah pada Tuhan nak menentukan macam
mana. Boleh ke setiap benda kita persoalkan, misalnya kenapa panggil
singa sebagai singa, bukan rimau bermahkota ke, apa ke… atau kenapa
manusia ada satu hidung, tak dua hidung… kalau Tuhan bagi ada dua
hidung, nanti kita dok pertanyakan juga awat dua hidung tak tiga hidung
ke, satu hidung ke…
Juga, sebagai simbolik. La.. nanti kalau
takde peristiwa tu, hang dok pertikai gak betul ke hati nabi bersih. So
peristiwa itulah untuk buat hang tahu hati Nabi bersih, coz malaikat
dah cuci. Tapi bila ada peristiwa tu, hang persoalkan jugak…
Mengapa perlu di belah dada Nabi sedari
kecil hanya kerana untuk menerima nubuwwah kerasulan? Jawapnya oleh
kerana tempat terima wahyu itu hati dan hanya hati yang bersih sahaja
wajar menerima wahyu maka hati itu perlu di bersihkannya dari sebarang
kotoran.Soalnya kenapa perlu mengadakan pembedahan bukankah Allah boleh
perintahkan sahaja.Jawapnya itulah hikmah yang tersembunyi 1000 macam
pengajaran.Tahukah mereka Bapa kedoktoran itu Ibn Sina mendapat
ilhamnya tentang teknik pembedahan dari mana kalau bukan dari peristiwa
ini.Tahukah mereka hasil kajian modern juga tidak dapat menolak ubat
bagi penyakit hati dan darah ialah dengan mengantikan darah baru yang
bebas dari sebarang kotoran dan homoglobin.Tahukah mereka teknik
penyucian jiwa lewat yang dilakukan pelbagai aliran tasawuf dan sufi
juga mengambil pendekatan ini.Tahukah mereka teknik psikologi juga
memerlukan pemusatan pengosongan jiwa dari sebarang masalah sebelum
jiwa yang lara itu di ubati secara psikologist. Kesemua teknik – teknik
ini di ambil hasil dari peristiwa tersebut.
2) Semasa israk, Nabi ada singgah di satu
masjid (tak ingat lak masjid mana) dan mengimami solat yg mana makmumnya
ialah semua nabi2. Persoalannya, boleh ke kita mengimami solat yang
makmumnya ialah orang2 yang dah mati? Apa hukumnya ya?
Bukankah Nabi SAW balik dari Thaif
solatnya diikuti oleh para Jin? Apa masalahnya? Takkan la batal plak coz
mengimami jin solat? Tanya hukum tadi kan…? Kalau Nabi mengimami roh
solat pun, tak kan la batal plak solat baginda? Kan orang Melayu suka
bahaskan bab “perkara-perkara yang membatalkan solat”, tak pernah
dengar pulak Antara perkara yang membatalkan solat ialah mengimami
orang yang telah mati….
Kalau Allah mampu mencipta manusia dari
tiada kepada ada, bukankah lebih mudah bagi Allah mewujudkan barang yang
memang sudah ada.Contoh, Ilmu pengklonan – manusia hanya menggunakan
bahan yang sudah terhidang dan tersiap hanya perlu diuraikan kondisi
molekul – molekul dan sel – sel DNA lalu melalui kecanggihan teknologi
terkini para saintis berupaya mengklonkan sesuatu.Kalau ini mereka
boleh di terima kenapa pula mereka tidak boleh menerima Allah boleh
menghidupkan sesuatu yang tiada kepada ada, apatah lagi menghidupkan
sesuatu yang dulunya memang ada sekarang tiada kepada ada.
Apa pun, darjat hadith ini, seperti yang
direkomenkan oleh seorang sahabat, harus dicheck balik. (maaf yer, saya
tak sempat nak rujuk balik kitab hadith and kitab sirah, sebab mahu
jawapan segera kan..)
3) Based on soalan 2 tadi,bukankah time
israk mikraj itu baru Nabi diberi oleh Tuhan pasal SOLAT? Jadi bagaimana
cara baginda solat sebelum israk mikraj tu kalau time tu tak dapat
lagi perintah solat dari Tuhan?
Apa la hang ni… cuba baca balik kitab2 sirah… depa ada bahaskan bagaimana cara nabi SAW solat sebelum israk mikraj.
Sebelum disyariatkan Ibadah Solah seperti
yang di buat sekarang, sudah ada ibadah – ibadah khusus seperti mana
Sayid Sabiq menukilkan dari hadith yang bertaraf hasan ( Kalau tidak
silap – ini berdasarkan ingatan)antara lain nabi berkata aku diutuskan
hanya untuk membenarkan doanya Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.Bahkan ibadah
haji hingga ke hari ini mengikut seperti mana sunnahnya Nabi Ibrahim
dan Ismail.Puasa & Zakat juga sudah ada syariatnya sebelum Islam
begitu juga dengan solat (Saya yakin itu) CUMA kedatangan Islam
melengkapkan dan mengembalikan kedudukan Ibadah – ibdah khusus
ini.Sekali lagi jika mencipta sesuatu yang baru itu sudah mudah
perkiraannya apatah lagi kalau memang benda itu sudah ada lebih lah
mudah.
Lebih lanjut, boleh tengok perbahasan Ramadhan al-Butty berkenan cara solat Nabi sebelum israk mikraj ni..
4) Nabi dikatakan “NAIK” ke langit. Apa
yang dimaksudkan dengan “NAIK” tu? Dan secara pastinya, apabila
dikatakan “naik”, mestilah ke atas. Dan kita sedia maklum bahawa bumi
ni bulat. Jadi, arah manakah yang sebelah atas?? (Jawapan kalau sebijik
mcm dalam cerita Sudirman dan Atai tu akan ditolak mentah2..).
Matahari naik dari arah timur… hakikatnya matahari tak naik kan?
Baik, sebelum terciptanya kapal terbang
dan roket manusia zaman bahari kalau di ceritakan soal mikraj pasti
mereka akan berkata ” ini kerja gila”.Baik, sekarang tahun 2007, soal
terbang keudara lewat pesawat terbang bahkan ke angkasa lepas juga
bukan lagi kerja gila.Hanya apabila akal dapat menerima berita tersebut
maka sebutan gila dan seumpamanya tidak akan timbul.Ini bermakna akal
manusia yang menolak mikrajnya nabi samalah halnya akal manusia yang
hidup pada zaman bahari yang tidak pernah terfikir dan tergambar bahawa
satu hari nanti manusia bisa terbang keudara bahkan boleh menerewang
keangkasa.Semua ini hanyalah faktor waktu dan ketika
5) Based on soalan 4 tadi, “LANGIT” tu apa
sebenarnya? Apa definisi langit? Dan cuba sesuaikan dengan jawapan pada
soalan 4 tadi.. Sesuai ke tak? Jadi, langit tu apa?
Cuba tanya Rosyam Noor, kan dia berlakon dalam filem “berlari ke Langit”, hehe…
Langit itu apa? kaedah bahasa apabila
disebut langit bermakna sesuatu yang berada diatas jauh nun
disana.Contoh langit – langit letaknya di atas lidah.Jadi apabila di
sebut langit itu kefahaman hari ini adalah angkasa lepas bahkan lebih
lagi dan tidak terurai.Ini di sebabkan oleh kerana keterbatasan akal
menanggapi hakikat persoalan setiap ciptaan Tuhan.Bahkan Allah mencabar
manusia supaya berfikir dan merenung setiap kejadian CiptaanNya.
Itulah indahnya bahasa al-Quran. Nak menafsirkan satu perkataan arab ke dalam bahasa Melayu pun, tersangat luas, sangat sukar nak tahu apa maksud sebenar perkataan itu, dek kerana satu perkataaan arab mempunyai terlalu banyak maksud.
Itulah indahnya bahasa al-Quran. Nak menafsirkan satu perkataan arab ke dalam bahasa Melayu pun, tersangat luas, sangat sukar nak tahu apa maksud sebenar perkataan itu, dek kerana satu perkataaan arab mempunyai terlalu banyak maksud.
Jika anda tengok huraian Dr. Zakir Naik berkenaan maksud “alaqah”
(dalam surah Iqra’ kan dikatakan manusia dibuat daripada alaqah),
bahkan semua maksud kepada perkataan “alaqah”, daripada segumpal darah
kepada sesuatu yg seperti lintah dsb, semuanya saintifik. Lebih lanjut
sila tonton debat Dr. Zakir naik dengan Dr. William Campbell di USA
bertajuk (tak silap) “Quran and Bible in the light of science”, boleh
didapati di Saba Islamic Media. Nak pinjam dari saya pun boleh…
6) Nabi telah masuk ke syurga dan neraka dan melihat macam2 jenis orang di sana. Persoalannya, mcm mana leh ada orang kat sana sedangkan kiamat pun belum lagi? Bukankah sepatutnya kosong dulu sbb semua manusia tgh hidup kat dunia? Kalau ada yg dah mati pun, bukankah mereka masih di alam Barzakh?
6) Nabi telah masuk ke syurga dan neraka dan melihat macam2 jenis orang di sana. Persoalannya, mcm mana leh ada orang kat sana sedangkan kiamat pun belum lagi? Bukankah sepatutnya kosong dulu sbb semua manusia tgh hidup kat dunia? Kalau ada yg dah mati pun, bukankah mereka masih di alam Barzakh?
Ingat lagi teori realitiviti Einstein, E=MC2?
diperlihatkan syurga dan Neraka.”Di
perlihatkan” bermakna Nabi s.a.w. di paparkan peristiwa yang pasti
berlaku di suatu masa akan datang samada hal keadaan di dalam syurga
mahupun di dalam neraka. Samalah halnya orang yang di beri rukyah atau
kelebihan melihat sesuatu peristiwa sebelum berlakunya peritiwa
tersebut.Di dalam ilmu sains disebut ilmu knitik/Psikik. Cuma bezanya
ilmu ini hanya di beri gambaran – gambaran kasar dan tidak khusus
sedang hal keadaan Nabi jauh berbeza Nabi di paparkan kejadian benar
yang pasti akan berlaku.
Bukankah orang kena sauntau pun boleh
diperlihatkan pada dia macam-macam benda? Atau orang yang dok koya
(maksudnya berangan-angan dalam bahasa kelate) pun nampak macam-macam
benda? Cuma bezanya, ALLAH berkemampuan memperlihatkan hal yang
benar-benar akan berlaku.
7) Bukankah taraf Nabi ialah KEKASIH TUHAN? Dan bukankah baginda juga ada mengaku bahawa baginda itu sendiri adalah “gedung ilmu” (yg mana Ali ialah kuncinya). Bermakna, apabila menjadi kekasih kepada Yang Maha Mengetahui, SECARA PASTINYA, pengetahuan baginda adalah 2nd ranking dalam keseluruhan alam semesta.
7) Bukankah taraf Nabi ialah KEKASIH TUHAN? Dan bukankah baginda juga ada mengaku bahawa baginda itu sendiri adalah “gedung ilmu” (yg mana Ali ialah kuncinya). Bermakna, apabila menjadi kekasih kepada Yang Maha Mengetahui, SECARA PASTINYA, pengetahuan baginda adalah 2nd ranking dalam keseluruhan alam semesta.
Jadi, bila dah mcm tuh, kenapa masih
tanya Jibril time perjalanan israk? “Jibril, apa tu?”"Itulah sekian,
sekian dan sekian, ya Rasulullah..”Sudah geharu, cendana pula.. Sudah
tahu, kenapa baginda masih bertanya?
katakanlah kamu di sukai oleh sultan, pada
satu hari sultan memerintahkan ‘Panglima Dalam’ membawa kamu ke Istana
yang mana tidak pernah ada orang seperti kamu di beri penghormatan
sedemikian.Jadilah kamu seperti jakun masuk ke pekan setiap benda
begitu asing bagi kamu, tidakkah ketika itu pasti kamu bertanya kepada
‘Panglima’ tadi apa itu dan apa ini. Samalah halnya keadaan Nabi s.a.w.
Juga, orang yang tawadhu’ pun selalu
begini. Walaupun mereka dah tahu, terkadang mereka tetap bertanya kepada
ustaz, demi mendapat jawapan baru yang mengkayakan lagi ilmu mereka.
Juga, Nabi Ibrahim walaupun meyakini ALLAH
mampu menghidupkan yang mati, tetap minta pada ALLAH untuk menunjukkan
contoh bagaimana DIA menghidupkan yang mati, demi menambahkan
keyakinannya.
Apa pun, saya rasa soalan ini sangat tak
kena, coz sepatutnya dia tahu bahawa Nabi Saw saja, contohnya soalan
berkenaan kiamat (lihat hadith arbain no. 2), atau soalan berkenaan roh
(lihat surah 17:85), Nabi tak tau. Juga ketika keluar hadith “antum
lebih tahu rusan dunia antum” berkenaan pertanian… so apa masalahnya
Nabi Saw bertanya?
8) Israk Mikraj itu merupakan kiranya satu
grand ceremony utk semua penguni langit. Maka secara pastinya semua
penghuni langit tahu siapa yg datang. Persoalannya, kenapa time tiap2
kali sampai pintu gate, penjaga gate tanya “Siapa tu?” sebelum bukak
gate? Kalau dah tau siapa yg datang, kenapa masih tanya?
Berbalik jawapan #7 – untuk masuk keistana
perlu melalui banyak pintu, contohnya pintu gerbang, pintu ke balai
penghadapan, pintu ke balai santapan dan macam – macam lagi.Dan setiap
pintu itu ada pengawalnya.Baik, Sultan sudah pun menitahkan kepada
seluruh kakitangan Istana bahawa sekian waktu dan tarikh seorang tetamu
Istimewa bakal datang. Wajar atau tidak setiap penjaga pintu – pintu
gerbang istana bertanya siapakah yang dibawa oleh Panglima Dalam tadi
(si Sang utusan Sultan).Walaupun mereka tahu tetamu istimewa bakal
datang hari itu bahkan mereka sudah diberitahu siapa pun dia tetapi
untuk konfimasi/kepastian pasti sang penjaga tadi tetap akan bertanya
siapa itu bersama dengan panglima tadi? samalah halnya keadaan Nabi
s.a.w.
Kalau anda kerja di pejabat misalnya yang
takde CCTV di pintu, walaupun anda tahu ada menteri akan buat lawatan ke
syarikat anda pada hari ini, tetap saja bila ada orang “ding dong”
pintu anda, anda akan tanya siapa dulu, ye kan? Tak kan la asal ada
orang “Ding dong” terus anda akan buka? Amboi.. payah la macam tu, kang
hilang barang ofis kang….
9) Bila nak sampai Sidratul Muntaha,
Jibril cakap yang dia tak boleh lepas sempadan tuh. Kalau diteruskan
juga, maka Jibril akan terbakar. Persoalannya, bukankah malaikat itu
dijadikan daripada cahaya? Mcm mana cahaya boleh “TERBAKAR”? Kalau
pasir dibakar, jadi kaca.. Benda lain dibakar, jadi abu atau arang.
Besi dibakar, jadi cecair ogam panas. Tapi kalau cahaya terbakar, mcm
mana tuh??
sesampai di balai penghadapan pada setakat
itulah yang termampu yang di hantarkan oleh sang panglima, kerana
wilayah wewenangnya hanya sekadar itu.Jika ia melampaui sempadan
bukankah ia mendapat murka dari sultan maka terbakarlah hatinya.Jika
sudah terbakar hatinya bukankah mati akibatnya…..tidak bahkan sang
panglima itu masih lagi bernafas yang terbakar jiwanya yang hancur
jiwanya bukan jasadnya.didalam kes jibril wallahu’alam.
Siapa kata cahaya tak bisa terbakar? Pernah dengar pasal “laser”?
Juga, pernah dengar kan soalan orang
tentang bagaimana iblis rasa sakit tatkala bimasukkan ke neraka
sedangkan dua-dua dibuat daripada api?
Apa pun, seperti yang disarankan oleh
seorang sahabat, check dulu kisah ni betul ke ada dalam kitab sirah dan
hadith atau tidak.
10) Solat tu siapa yg punya? Kenapa Tuhan
tak pass je kat Jibril? Kan lebih mudah? Kenapa Nabi yg kena naik ke
langit ambik sendiri?
Rasanya soalan ni dah sering dijawab dalam
ceramah2 tentang Israk Mikraj. Bila Nabi Saw naik sendiri ke langit
untuk urusan wahyu berkenaan solat, maka itu menunjukkan solat itu
penting.
Juga, Israk Mikraj ni perlu untuk membesarkan dan menghiburkan hati
Nabi SAW sebab tahun tu kan tahun dukacita. Nabi SAW kehilangan 2 orang
yang sangat disayanginya.
11) Bila balik ke bumi, kenapa nabi jumpa Abu Jahal dulu? Kenapa tak jumpa Abu Bakar dulu?
Mintak check dulu cerita ni, hadith shahih ke idak. Camana ceritanya? Jumpa memang saja nak jumpa ke atau terjumpa?
12) Atas dasar apa Abu Bakar terus percaya
pada kes Israk Mikraj tu? Ya, Abu Bakar sememangnya diberi gelaran
As-Siddiq (yang membenarkan) kerana mengiyakan segala apa yang Nabi
perkatakan. Tetapi dia bukan jenis ikut buta2. Maka atas dasar apa, dan
atas rasional apa dia percaya kepada apa yang Nabi cakap?
Bila mana seseorang insan tak berbohong
langsung sepanjang hidupnya…then bila diceritakan sungguh2 apa yang
berlaku pada dirinya sudah tentu dia akan percaya.
Seorang isteri yang selama ini dilayan
dengan baik oleh suaminya, tentunya akan percaya bila suaminya
mengatakan betapa ia cinta pada dirinya. Sama la dengan kes ni..
13) Selepas peristiwa tu, orang banyak
kecoh. Persoalannya, kenapa orang ramai time tu hanya mempersoalkan
tentang Israk, dan susah gila nak percaya apa yg Nabi cakap sebab hal
Israk semata2. Tetapi kenapa haram sekor pun takde nak mempersoalkan
tentang Mikraj?
Macam ni la, boleh tak lain kali kita check dulu hadith tentang peristiwa ni.
Tu sebab, masalah memastikan kesahihan hadith sangat penting, agar
tak terjadi tuduhan-tuduhan dan dakwaan-dakwaan sebegini. Janganlah
bila kita habaq hadith ni tak betul, hadith ni palsu, Nabi SAW tak buat
begini, kita bahkan menjawab “ada ustad dok buat” atau “hang ni mesti
wahabi” dan lain sebagainya. Saya rasa soalan ni sangat pelik, iye iye
je orang dok sibuk sembang pasal Israk je tak sembang pasal Mikraj.
Marilah sama-sama kita baca balik kitab sirah dan sambil itu kita lihat juga status hadithnya agar kita tak tersesat jalan. Saya menyeru pada sahabat-sahabat semua, dan pada diri saya juga (sebab saya pun tak sempat check hadith dan kitab sirah sebenarnya..)
Wallahu a’lam.
Marilah sama-sama kita baca balik kitab sirah dan sambil itu kita lihat juga status hadithnya agar kita tak tersesat jalan. Saya menyeru pada sahabat-sahabat semua, dan pada diri saya juga (sebab saya pun tak sempat check hadith dan kitab sirah sebenarnya..)
Wallahu a’lam.
Faridul: artikel ini adalah artikel
lama saya, tersiar di faridul.blogspot.com sekitar tahun 2007, dan turut
disampaikan dalam ceramah Isra’ Mi’raj saya di Kolej Pembantu Perubatan Seremban pada tahun 2008.
Assalamualaikum dan salam sejahtera kepada pembaca,
Ok, sekarang cuba perhatikan gambar ini pula. Kita semua tahu bahawasanya di Bulan mempunyai tarikan graviti yang amat rendah iaitu 1/6 daripada bumi tetapi bagaimana tapak kaki angkawasan ini boleh menjadi begitu dalam dan jelas di permukaan bulan?? Sedangkan kapal angkasa Apollo 11 pun tidak tenggelam??(cuba perhatikan gambar di atas).
Pendaratan Manusia Di Bulan Satu Pembohongan
Untuk pengetahan para pembaca jarak antara Bumi dan Setelit Semula Jadi
Bumi(Bulan) ada sejauh 384.403 km. Pendaratan manusia di Bulan masih
lagi menjadi keraguan bagi umat manusia berikutan gambar yang
disebarkan National Aeronautics and Space Administration (NASA) boleh di bahaskan.
Manusia pertama yang mendarat di ialah Neil Amstrong pada 20 Julai 1969
dengan menggunakan pesawat Apollo 11. Berikut gambar yang diambil semasa
pendaratan manusia di Bulan.
Ada beberapa kemushkilan di sini. Kita diajar bahawa di Bulan tiada
udara (vakuum) tetapi bagaimana bendera AS boleh berkibar di permukaan
Bulan? Cuba perhatikan betul-betul kapal yang berada di belakang
angkasawan dikatan digunakan untuk mendarat di Bulan tapi di manakah
kesan hentaman semasa proses pendaratan, keratan tanah permukaan Bulan
berada dalam keadaan mendatar dan sedikit pun tidak tenggelan.
Gambar ini diambil secara lansung dari Bulan dan di hantar ke Pusat Angkasa di Bumi tetapi tahukah anda bahawa pada tahun 1969 teknologi Wireless belum wujud? yang ada hanya gelombang radio yang mempunyai frekuensi seperti yang digunakan untuk alat yg dipanggil kod morse. Pada gambar tersebut juga cuba perhatikan langit di Bulan. Langit di sana sangat pekat hitamnya di mana bintang-bintang? Kita di Bumi mempunyai Udara dan lapisan Atmosfera tetapi kita masih boleh melihat bintang-diangkasa, tetapi bagaimana ia boleh menjadi gelam gelita di Bulan? Tidakkah ia menjadi suatu misteri??
Gambar ini diambil secara lansung dari Bulan dan di hantar ke Pusat Angkasa di Bumi tetapi tahukah anda bahawa pada tahun 1969 teknologi Wireless belum wujud? yang ada hanya gelombang radio yang mempunyai frekuensi seperti yang digunakan untuk alat yg dipanggil kod morse. Pada gambar tersebut juga cuba perhatikan langit di Bulan. Langit di sana sangat pekat hitamnya di mana bintang-bintang? Kita di Bumi mempunyai Udara dan lapisan Atmosfera tetapi kita masih boleh melihat bintang-diangkasa, tetapi bagaimana ia boleh menjadi gelam gelita di Bulan? Tidakkah ia menjadi suatu misteri??
Ok, sekarang cuba perhatikan gambar ini pula. Kita semua tahu bahawasanya di Bulan mempunyai tarikan graviti yang amat rendah iaitu 1/6 daripada bumi tetapi bagaimana tapak kaki angkawasan ini boleh menjadi begitu dalam dan jelas di permukaan bulan?? Sedangkan kapal angkasa Apollo 11 pun tidak tenggelam??(cuba perhatikan gambar di atas).
Begitu banyak kemushkilan pada gambar
yang telah disebarkan oleh NASA, Jadi pendaratan manusia di Bulan
menjadi tanda tanya sehingga sekarang. Walaubagaimanapun terpulang
kepada anda sebagai pembaca untuk menilai sendiri. Sekian terima kasih
Bismillah..
Siapa yang tak ingat Neil Amstrong, astronot yang katanya sudah pernah menginjakkan kaki ke bulan. Ditambah lagi, ada yang bilang bahwa disana dia mendengar azan (salah satu sumbernya disini)
Ada pula yang mengatakan bahwa ada tiga orang astronot yang pernah ke bulan mengakui bahwa bulan benar benar telah terbelah sebagaimana yang di kabarkan oleh surat Al Qomar ayat pertama yang artinya : ” Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan” (salah satu sumbernya disini).
Adapula yang menafsirkan bahwa keberhasilan manusia menginjakkan kaki ke bulan sebagai realisasi dari surat ArRahman [55] : 33 yang artinya : “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (sulthon)” dan ditafsirkan sebagian orang bahwa sulthon disini adalah ilmu pengetahuan yang berkembang pesat..
Berita berita lebih lanjut tentang adanya orang yang sudah pernah ‘tamasya’ ke bulan pun seolah mendukung fenomena manusia ke bulan. Salah satu pemberitaan itu bisa dilihat disini.
Selanjutnya, timbul bantahan bantahan yang datangnya dari negara Amerika sendiri bahwa sebenarnya itu hanyalah, HOAX , dan belum pernah ada manusia yang menginjakkan kakinya di bulan, dengan segala bukti bukti kepalsuannya; Misalnya di artikel ini, dan artikel klarifikasi semua bukti bukti mengada ngada tentang Neil Amstrong yang masuk Islam karena mendengar azan di bulan di artikel ini.
Tidak lama lagi, muncul artikel yang membantah bahwa pendaratan manusia di bulan itu bukan HOAX. Kalau berminat membacanya, coba cek disini
Lalu ada lagi penjelasan dengan dalil AlQuran bahwa betapa tidak mungkinnya manusia itu hidup selain dibumi berdasarkan ayat “Dan bagi kamu di bumi ini ada “MUSTAQAR” (tempat menetap yang telah di tetapkan) dan kesenangan hidup sampai waktu yang telah di tentukan”. (QS Al Baqarah:36 & Al A`raaf:24); (Penjelasan rincinya disini)
Sebenarnya, mampukah manusia pergi ke bulan? jika ya, berarti penafsiran ayat Al baqarah dan al a’raf diatas salah? Tapi jika manusia memang tidak pernah, berarti penafsiran di surat Ar Rahman tentang ilmu pengetahuan sebagai ‘sulthon‘ itu salah??
Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita mengetahui dulu bagaimana hukum mencocok cocokan atau menafsirkan ayat ayat AlQuran dengan berbagai teori sain modern
Terlepas dari sudah pernah ataukah belum manusia menginjakkan kakinya ke bulan, ada penjelasan menarik sekali dari Syaikh Al Utsaimin -rahimahullahu ta’aala- ketika beliau memberikan penjelasan tafsir surat Shaad ayat 9 dan 10 :
أَمْ عِندَهُمْ خَزَائِنُ رَحْمَةِ رَبِّكَ الْعَزِيزِ الْوَهَّابِ. أَمْ لَهُم مُّلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَلْيَرْتَقُوا فِي الْأَسْبَابِ
“Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi? Atau apakah bagi mereka kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya? (Jika ada), maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga (ke langit). “
Sebagian ulama ada yang menarik faedah dari ayat ini, yaitu ketidakmungkinan (seseorang) sampai ke bulan, karena Allah berfirman:
(فَلْيَرْتَقُوا فِي الأسْبَابِ)
(maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga (ke langit))
dan firman-Nya selanjutnya:
(جُنْدٌ مَا هُنَالِكَ مَهْزُومٌ مِنَ الأحْزَابِ )
(Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan- golongan yang berserikat, pasti akan dikalahkan),
dan telah dimaklumi bahwa bulan ada di langit**** (penjelasan tentang definisi langit ada setelah perkataan beliau -rahimahullah- di bawah tulisan ini), bila orang-orang yang dituntut untuk menaiki tangga-tangga ke langit adalah para tentara yang terhina lagi terkalahkan (di ayat selanjutnya; ayat 11), maka tidaklah mungkin mereka dapat sampai ke bulan. Pertanyaannya, bisakah dari ayat ini diambil kesimpulan bahwa manusia tidak dapat sampai ke bulan? Dari zahir ayat ini justru bisa kita mungkinkan sebagai dalil bahwa manusia bisa sampai ke bulan, maknanya ayat ini menunjukkan kemungkinan sampainya manusia ke bulan.
Dan ini tentunya bertolak belakang dengan pengambilan dalil sebagian orang, yang sebenarnya tidak tepat ayat ini dipakai sebagai dalil untuk menyatakan ketidakmungkinan manusia sampai ke bulan, karena bulan di langit, yang maknanya di atas, bukan maksudnya di langit yang menjadi atap yang kokoh terjaga. Dan ini adalah masalah yang diketahui kepastiannya dan tidak diperselisihkan.
Jika mendung bisa diungkapkan ia berada di langit, ia bisa disebut di langit, sebagaimana firman Allah:
(أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا )
(Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya) (ar-Ra’du: 17),
Hal itu dikuatkan dengan realita dimana orang-orang sekarang bisa naik di atas langit yaitu di atas awan. Sebagian besar orang biasa naik pesawat di atas awan, awan berada di bawah pesawat, demikian pula bulan di langit,
Allah berfirman,
تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا
“Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” (al-Furqan: 61).
Tidak ragu lagi bahwa bulan di langit, namun pertanyaannya, apakah langit yang dimaksud disini adalah langit yang menjadi atap kokoh terjaga (bagi bumi) yang tidak mampu ditembus malaikat-malaikat yang mulia dan manusia pilihan (para rasul) kecuali apabila diizinkan? jawaban pastinya, bukan, tetapi bulan sangat jauh sekali dibawahnya.
Karena itu kita katakan: bahwa dalam ayat di atas tidak terdapat dalil untuk memustahilkan manusia sampai ke bulan, lagi pun juga bukan dalil untuk memungkinkan manusia sampai ke bulan, dan mengabaikan masalah ini dari realita.
Bila memang benar manusia sampai ke bulan, maka syari’at pun tidak pernah mengingkari, sebaliknya, bila dikatakan bahwa manusia tidak sampai ke bulan maka syari’at pun tidak akan menetapkannya. Misalnya berita menyebutkan: Kami sampai ke bulan, dan memang benar demikian, maka kita katakan: alhamdulillah, masalah ini tidak bertolakbelakang dengan syari’at kami, tidak itu dengan kitabullah ataupun sunnah rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, dimaklumi lagi bahwa bulan di bawah bintang-bintang. Mengenai bintang ini Allah menerangkan:
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang.” (al-Mulk: 5).
Tetapi bulan letaknya di bawah bintang, kami dan selain kami pun menyaksikan adakalanya pandangan kita terhadap bintang terhalangi oleh bulan.
Kami dengan mata kepala pernah menyaksikan peredaran bulan dengan bintang (dibelakangnya) yang biasa disebut bintang subuh, dan telah dimaklumi bulan bergeser lebih lambat daripada bintang. Pada saat bintang tadi melewati bulan ternyata (sejenak) hilang dari pandangan. Jadi kejadiannya seperti awan yang menghalangi penglihatan kita dari melihat bulan.
Ada seseorang yang aku percayai bercerita padaku: sesungguhnya kejadian serupa kadang-kadang terjadi dan kami biasa melihatnya. Singkat kata, bulan letaknya bukan di langit yang merupakan atap kokoh (bagi bumi) yang terjaga, bila memang benar ada yang sampai ke bulan, maka hal itu bukan hal yang aneh. Dan tentunya ayat ini bukan dalil untuk meniadakan sampainya (manusia) ke bulan.
*****
Definisi langit atau السماء dalam AlQuran memiliki dua makna, yaitu
(1) . Langit yang berarti segala sesuatu yang berada di atas bumi; maka awan, bulan, bintang matahari termasuk bagian dari as samaa’ . Misalnya pada firman Allah Ta’ala : “dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit (As Samaa)” Qs. 2 : 22; As Samaa’ di ayat ini berarti mendung, karena lafadz As Samaa’ adalah bentuk masdar dari سَمَا يَسْمُوْ yang artinya tinggi. Maka as- Sama’ dapat berarti semua yang lebih tinggi. (Tafsir Ibnu Katsi 1/176; dinukil dari buku Matahari mengelilingi Bumi -Ahmad Sabiq)
Berkata Imam Fairuz Abadi rahimahulloh ” سَمَا سُمُوًا artinya adalah tinggi, dan as sama’ adalah sesuatu yang sudah diketahui bersama bisa di mudzakarkan dan juga bisa di muannatskan, juga bbisa berarti atap dari segala sesuatu”
Berkata Syaikh Ibn baaz -rahimahulloh- : Dalil mengenai masalah ini dari firman Allah dan sabda Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam serta ucapan para ulama tafsir dan ahli bahasa yang menggunakan lafadz as samaa’ untuk sesuatu yang tinggi, sangat banya” (al-adillah an-Naqliyyah hal 10.; dinukil dari buku Matahari Mengelilingi Bumi – Ahmad Sabiq)
(2) . Langit dalam arti makhluq yang mempunyai fisik tertentu yang diciptakan oleh Allah ta’ala tujuh lapis,mempunyai pintu serta tidak bisa ditembus kecuali oleh yang dikehendaki Allah. Diantara yang menunjukkan atas ini semua ialah :
Firman Allah ta’ala :
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis” Qs 67 : 3 dan ayat ayat yang senada dengan ini amatlah banyak. Sedangkan dalil dari Hadits Rasululloh shalallahu ‘alayhi wasallam adalah sebuah hadits panjang ketika isra’ mi;raj :
“Kemudian Jibril membawa naik Rasulullah ke langit dunia, lalu Jibril mengetuk salah satu pintunya …Yang saya ingat bahwa Nabi Idris di langit kedua, Harun di langit keempat, seorang Nabi yang saya tidak hafal namanya di langit kelima, Ibrahim di langit keenam dan Musa di langit ketujuh. Maka Nabi Musa berkata, ‘Ya Allah, saya tidak menyangka kalau ada yang melebihi tempatku’. Kemudian Rasulullah naik hingga tiba di Sidratul Muntaha dan Allah mendekat sehingga Rasulullah dengan Allah sedekat anak panah atau malah lebih dekat lagi” (HR. al Bukhari no. 3570 dan 7517, Muslim no. 162-164 dan lainnya) -dinukil dari buku ‘Matahari Mengelilingi Bumi-
__________________________________________________________________________________________
Rujukan :
- Tafsir surat Shaad oleh Syaikh Al Utsaimin -rahimahullahu ta’aala-, ini saya dapat kan dari seorang umahat yang berbaik hati menerjemahkannya dan memberikan pada saya; adapun teks aslinya, saya belum ‘mampu’ untuk beli kitabnya, dan belum ketemu di internet; tapi ketemu file audionya disini; Jazahumallahu khairan untuk dua umahat ‘super’ tersebut.
Al-Qur’an dan Sains (2) : Benarkah Manusia Mampu Ke Bulan?
Siapa yang tak ingat Neil Amstrong, astronot yang katanya sudah pernah menginjakkan kaki ke bulan. Ditambah lagi, ada yang bilang bahwa disana dia mendengar azan (salah satu sumbernya disini)
Ada pula yang mengatakan bahwa ada tiga orang astronot yang pernah ke bulan mengakui bahwa bulan benar benar telah terbelah sebagaimana yang di kabarkan oleh surat Al Qomar ayat pertama yang artinya : ” Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan” (salah satu sumbernya disini).
Adapula yang menafsirkan bahwa keberhasilan manusia menginjakkan kaki ke bulan sebagai realisasi dari surat ArRahman [55] : 33 yang artinya : “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (sulthon)” dan ditafsirkan sebagian orang bahwa sulthon disini adalah ilmu pengetahuan yang berkembang pesat..
Berita berita lebih lanjut tentang adanya orang yang sudah pernah ‘tamasya’ ke bulan pun seolah mendukung fenomena manusia ke bulan. Salah satu pemberitaan itu bisa dilihat disini.
Selanjutnya, timbul bantahan bantahan yang datangnya dari negara Amerika sendiri bahwa sebenarnya itu hanyalah, HOAX , dan belum pernah ada manusia yang menginjakkan kakinya di bulan, dengan segala bukti bukti kepalsuannya; Misalnya di artikel ini, dan artikel klarifikasi semua bukti bukti mengada ngada tentang Neil Amstrong yang masuk Islam karena mendengar azan di bulan di artikel ini.
Tidak lama lagi, muncul artikel yang membantah bahwa pendaratan manusia di bulan itu bukan HOAX. Kalau berminat membacanya, coba cek disini
Lalu ada lagi penjelasan dengan dalil AlQuran bahwa betapa tidak mungkinnya manusia itu hidup selain dibumi berdasarkan ayat “Dan bagi kamu di bumi ini ada “MUSTAQAR” (tempat menetap yang telah di tetapkan) dan kesenangan hidup sampai waktu yang telah di tentukan”. (QS Al Baqarah:36 & Al A`raaf:24); (Penjelasan rincinya disini)
Sebenarnya, mampukah manusia pergi ke bulan? jika ya, berarti penafsiran ayat Al baqarah dan al a’raf diatas salah? Tapi jika manusia memang tidak pernah, berarti penafsiran di surat Ar Rahman tentang ilmu pengetahuan sebagai ‘sulthon‘ itu salah??
Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita mengetahui dulu bagaimana hukum mencocok cocokan atau menafsirkan ayat ayat AlQuran dengan berbagai teori sain modern
Terlepas dari sudah pernah ataukah belum manusia menginjakkan kakinya ke bulan, ada penjelasan menarik sekali dari Syaikh Al Utsaimin -rahimahullahu ta’aala- ketika beliau memberikan penjelasan tafsir surat Shaad ayat 9 dan 10 :
أَمْ عِندَهُمْ خَزَائِنُ رَحْمَةِ رَبِّكَ الْعَزِيزِ الْوَهَّابِ. أَمْ لَهُم مُّلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَلْيَرْتَقُوا فِي الْأَسْبَابِ
“Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi? Atau apakah bagi mereka kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya? (Jika ada), maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga (ke langit). “
==========
Beliau Syaikh Al Utsaimin -rahimahullah- berkata :Sebagian ulama ada yang menarik faedah dari ayat ini, yaitu ketidakmungkinan (seseorang) sampai ke bulan, karena Allah berfirman:
(فَلْيَرْتَقُوا فِي الأسْبَابِ)
(maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga (ke langit))
dan firman-Nya selanjutnya:
(جُنْدٌ مَا هُنَالِكَ مَهْزُومٌ مِنَ الأحْزَابِ )
(Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan- golongan yang berserikat, pasti akan dikalahkan),
dan telah dimaklumi bahwa bulan ada di langit**** (penjelasan tentang definisi langit ada setelah perkataan beliau -rahimahullah- di bawah tulisan ini), bila orang-orang yang dituntut untuk menaiki tangga-tangga ke langit adalah para tentara yang terhina lagi terkalahkan (di ayat selanjutnya; ayat 11), maka tidaklah mungkin mereka dapat sampai ke bulan. Pertanyaannya, bisakah dari ayat ini diambil kesimpulan bahwa manusia tidak dapat sampai ke bulan? Dari zahir ayat ini justru bisa kita mungkinkan sebagai dalil bahwa manusia bisa sampai ke bulan, maknanya ayat ini menunjukkan kemungkinan sampainya manusia ke bulan.
Dan ini tentunya bertolak belakang dengan pengambilan dalil sebagian orang, yang sebenarnya tidak tepat ayat ini dipakai sebagai dalil untuk menyatakan ketidakmungkinan manusia sampai ke bulan, karena bulan di langit, yang maknanya di atas, bukan maksudnya di langit yang menjadi atap yang kokoh terjaga. Dan ini adalah masalah yang diketahui kepastiannya dan tidak diperselisihkan.
Jika mendung bisa diungkapkan ia berada di langit, ia bisa disebut di langit, sebagaimana firman Allah:
(أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا )
(Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya) (ar-Ra’du: 17),
Hal itu dikuatkan dengan realita dimana orang-orang sekarang bisa naik di atas langit yaitu di atas awan. Sebagian besar orang biasa naik pesawat di atas awan, awan berada di bawah pesawat, demikian pula bulan di langit,
Allah berfirman,
تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا
“Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” (al-Furqan: 61).
Tidak ragu lagi bahwa bulan di langit, namun pertanyaannya, apakah langit yang dimaksud disini adalah langit yang menjadi atap kokoh terjaga (bagi bumi) yang tidak mampu ditembus malaikat-malaikat yang mulia dan manusia pilihan (para rasul) kecuali apabila diizinkan? jawaban pastinya, bukan, tetapi bulan sangat jauh sekali dibawahnya.
Karena itu kita katakan: bahwa dalam ayat di atas tidak terdapat dalil untuk memustahilkan manusia sampai ke bulan, lagi pun juga bukan dalil untuk memungkinkan manusia sampai ke bulan, dan mengabaikan masalah ini dari realita.
Bila memang benar manusia sampai ke bulan, maka syari’at pun tidak pernah mengingkari, sebaliknya, bila dikatakan bahwa manusia tidak sampai ke bulan maka syari’at pun tidak akan menetapkannya. Misalnya berita menyebutkan: Kami sampai ke bulan, dan memang benar demikian, maka kita katakan: alhamdulillah, masalah ini tidak bertolakbelakang dengan syari’at kami, tidak itu dengan kitabullah ataupun sunnah rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, dimaklumi lagi bahwa bulan di bawah bintang-bintang. Mengenai bintang ini Allah menerangkan:
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang.” (al-Mulk: 5).
Tetapi bulan letaknya di bawah bintang, kami dan selain kami pun menyaksikan adakalanya pandangan kita terhadap bintang terhalangi oleh bulan.
Kami dengan mata kepala pernah menyaksikan peredaran bulan dengan bintang (dibelakangnya) yang biasa disebut bintang subuh, dan telah dimaklumi bulan bergeser lebih lambat daripada bintang. Pada saat bintang tadi melewati bulan ternyata (sejenak) hilang dari pandangan. Jadi kejadiannya seperti awan yang menghalangi penglihatan kita dari melihat bulan.
Ada seseorang yang aku percayai bercerita padaku: sesungguhnya kejadian serupa kadang-kadang terjadi dan kami biasa melihatnya. Singkat kata, bulan letaknya bukan di langit yang merupakan atap kokoh (bagi bumi) yang terjaga, bila memang benar ada yang sampai ke bulan, maka hal itu bukan hal yang aneh. Dan tentunya ayat ini bukan dalil untuk meniadakan sampainya (manusia) ke bulan.
—-sekian perkataan beliau—-
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.*****
Definisi langit atau السماء dalam AlQuran memiliki dua makna, yaitu
(1) . Langit yang berarti segala sesuatu yang berada di atas bumi; maka awan, bulan, bintang matahari termasuk bagian dari as samaa’ . Misalnya pada firman Allah Ta’ala : “dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit (As Samaa)” Qs. 2 : 22; As Samaa’ di ayat ini berarti mendung, karena lafadz As Samaa’ adalah bentuk masdar dari سَمَا يَسْمُوْ yang artinya tinggi. Maka as- Sama’ dapat berarti semua yang lebih tinggi. (Tafsir Ibnu Katsi 1/176; dinukil dari buku Matahari mengelilingi Bumi -Ahmad Sabiq)
Berkata Imam Fairuz Abadi rahimahulloh ” سَمَا سُمُوًا artinya adalah tinggi, dan as sama’ adalah sesuatu yang sudah diketahui bersama bisa di mudzakarkan dan juga bisa di muannatskan, juga bbisa berarti atap dari segala sesuatu”
Berkata Syaikh Ibn baaz -rahimahulloh- : Dalil mengenai masalah ini dari firman Allah dan sabda Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam serta ucapan para ulama tafsir dan ahli bahasa yang menggunakan lafadz as samaa’ untuk sesuatu yang tinggi, sangat banya” (al-adillah an-Naqliyyah hal 10.; dinukil dari buku Matahari Mengelilingi Bumi – Ahmad Sabiq)
(2) . Langit dalam arti makhluq yang mempunyai fisik tertentu yang diciptakan oleh Allah ta’ala tujuh lapis,mempunyai pintu serta tidak bisa ditembus kecuali oleh yang dikehendaki Allah. Diantara yang menunjukkan atas ini semua ialah :
Firman Allah ta’ala :
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis” Qs 67 : 3 dan ayat ayat yang senada dengan ini amatlah banyak. Sedangkan dalil dari Hadits Rasululloh shalallahu ‘alayhi wasallam adalah sebuah hadits panjang ketika isra’ mi;raj :
“Kemudian Jibril membawa naik Rasulullah ke langit dunia, lalu Jibril mengetuk salah satu pintunya …Yang saya ingat bahwa Nabi Idris di langit kedua, Harun di langit keempat, seorang Nabi yang saya tidak hafal namanya di langit kelima, Ibrahim di langit keenam dan Musa di langit ketujuh. Maka Nabi Musa berkata, ‘Ya Allah, saya tidak menyangka kalau ada yang melebihi tempatku’. Kemudian Rasulullah naik hingga tiba di Sidratul Muntaha dan Allah mendekat sehingga Rasulullah dengan Allah sedekat anak panah atau malah lebih dekat lagi” (HR. al Bukhari no. 3570 dan 7517, Muslim no. 162-164 dan lainnya) -dinukil dari buku ‘Matahari Mengelilingi Bumi-
__________________________________________________________________________________________
Rujukan :
- Tafsir surat Shaad oleh Syaikh Al Utsaimin -rahimahullahu ta’aala-, ini saya dapat kan dari seorang umahat yang berbaik hati menerjemahkannya dan memberikan pada saya; adapun teks aslinya, saya belum ‘mampu’ untuk beli kitabnya, dan belum ketemu di internet; tapi ketemu file audionya disini; Jazahumallahu khairan untuk dua umahat ‘super’ tersebut.
- Matahari Mengelilingi Bumi – Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf
Benarkah Neil Armstrong ke bulan?
(satu hari didalam
Komuter-cerita sedikit diubah suai untuk menyedapkan jalan cerita, hihihi)
Komuter bergerak laju, dengan kerusi yang kedudukannya
menyongsang, sukar untuk aku melelapkan mata kerana terasa lain benar ‘moment inertia’
setiap kali komuter berhenti dan bergerak.
Aku yang sedang berpeluk tubuh, dan kopiah mentutup muka
macam koboi tutup muka dengan topi koboi lalu cuba lelapkan mata, tapi mamat
yang membelakangi aku mencuri mindaku untuk berfikir dengan topik perbulan
mereka..,
Ringkaskan cerita, perkataan dalam kurungan adalah kata kata
aku dalam hati yang ‘menyampuk’ perbulan mereka...
“Orang pertama pergi ke bulan mati semalam” kata brother A.
(Neil amstrong dah mati rupanya..)
“Tapi betulke neil amstrong pergi ke bulan?” tanya brother
B.
(Betulah, ada bukti saintifik beliau ke sana)
“aku tengok youtube, ada ustaz cakap, orang ke bulan tipu
sebab waktu kapal angkasa mendarat, kamera dah ada dibulan ambil gambar, nampak
sangat pembohong sebab jika neil amrstrong orang pertama turun ke bulan, siapa
letak kamera di bulan?”
(apa punya bengap hujah kospirasi tahap tadika dijadikan
bahan oleh ustaz untuk tolak sains? nak tolak gunalah hujah tahap cikgu sekolah
menengah seperti, bayang berbeza arah, bintang tidak kelihatan dan lain lain.)
“aku tengok ada video mat saleh yang buktikan Neil Armstrong
tu tipu pergi kebulan, mereka guna stadio, lagipun sejak hari tu, mana ada lagi
orang ke bulan” kata pulak pemuda C
(ni lagi sekor malas membaca, dah 6 kali orang pergi ke
bulan bang, ada fakta tentang ni, nak berhujah, tengoklah dokumentari yang
berilmiah yang membuktikan dengan fizik sains, macam rancangan mythbuster, atau
baca bukti dari negara lain seperti negara jepun yang teropong membuktikan
manusia ke bulan, bukan cari bukti dengan emosi dan sentimen)
“tapi ada ustaz lain pulak cakap, Neil Armstrong masuk islam
setelah mendengar azan waktu mendarat di bulan, telinga kanan dengar azan,
telinga kiri dengar iqamat”
(Woha! Mana sumber berita tah di ambil oleh mamat ni, Neil
Armstrong dah nafikan beliau dengar azan dibulan waktu ditanya wartawan
malaysia beberapa tahun lepas, tapi kelakarlah jugak, sebab ada ustaz yang
percaya orang ke bulan dah tentu berbeza dengan ustaz yang tak percaya, tapi
yang percaya siap tokok tambah dengan berita neil amsrong masuk islam setelah
mendengar azanlah pulak, nak tergelak aku)
“korang semua ni malas
membaca, cuba baca blog keretamayat, si penulis pernah buat ujian personaliti
bab ni, dan jika korang ambil ujian ni, korang semua akan mendapat keputusan
bodoh dan bangang ” kata perempuan A.
(eh, ada orang baca blog aku disini?)
“apalah akak ni, percaya sangat dengan blogger, blogger
banyak menipu dalam blog, jangan percaya dengan blogger, kebayanyakkan blogger
adalah agen yahudi atau geng ilmuniti yang cuba menggunakan jarum halus untuk
menyesatkan akidah ummat islam”
(ha ha, aku ajen yahudi? Macam macam hal korang ni..)
Ulasan:
Peristiwa Neil Armstrong dan bulan adalah salah satu contoh
betapa bodohnya manusia hari ni dalam bab menerima berita dan menyebarkannya..,
arghh. tolonglah jangan jadi BODOH dan BANGANG dengan percaya semua berita
berita tanpa bukti, tolonglah jadi pandai sikit...,
Korang ni suka benar menyebarkan cerita tanpa bukti, nabi
dah pesan jika ada orang sebarkan berita, maka siasatlah, tapi sebab korang malas
membaca dan berfikiran sempit, terus percaya dengan emosi beserta sentimen
semua berita, memang bangang tahap gaban, tak percaya cuba korang borak dengan penyokong
parti politik, akan ada cerita fitnah dan tuduhan tanpa bukti.., tak takut ke
dengan dosa menfitnah? bulu kemaluan dah berubah lama dah tapi dalam FB aku
tengok korang share macam macam berita tipu dan palsu, lepas tu pakat pakat
Like, orang troll pun korang percaya tak ke bangang?!
Produk ABC tu haram
sebab ada babi, 1000 ‘like’ dan ‘share’, esok keluar berita, maklumat tu palsu
tapi korang cakap, alah pihak JAKIM dah kena rasuah, lepas tu keluar pulak
berita produk ABC haram sebab guna pisau babi, 2000 ‘like’ dan ‘share’, lepas
tu bila ada maklumat mengatakan itu hanyalah berita palsu, korang cakap, oh ye
ke? sambil ‘like’ dan ‘share’pulak berita produk XYZ ada babi, tak ke babi?
Kita orang islam di ajar bercakap dengan bukti, guna dalil
dan nas dari ayat Al quran atau hadith dari Nabi, bukan percaya kepada semua
berita tanpa bukti, dulu sebelum zaman FB, aku dah lama maki orang yang suka
foward email bodoh-bodoh, sekarang zaman FB, korang ‘like’ dan ‘share’ fakta
bodoh-bodoh pulak.., tolonglah jangan
jadi malas macam lembu..
Islam dah ajar, apa apa berita, kena ada bukti, nak tuduh orang
berzina, kena ada bukti, tuduh orang mencuri, kena ada bukti, Saidina Ali waktu
jadi pemerintah, baju besi beliau kena curi oleh orang yahudi, bila pencuri di
tangkap, dan bila masuk mahkmah yang mana hakim mahkamah di lantik oleh saidina
Ali, dan bila hakim minta bukti, maka saidiana Ali panggil anak dia jadi saksi,
tapi hakim tolak mengatakan bukti tak kuat sebab kanak kanak jadi saksi, dan
dari keluarga sendiri pulak tu, mungkin akan bias, maka saidina Ali akur, dan
baju besi itu jadi hak milik yahudi tadi, terus yahudi tu masuk islam sebab
terkesan dengan keadilan dalam islam menilai fakta.
Maka, Aku pesan lagi sekali, jika tak tahu berita tu betul
atau salah, lebih baik diam, tak payah berlagak pandai dengan bincang nampak
berilmiah, tapi bodoh tahap gaban..
Kadang kadang korang akan nampak bodoh bila diam, tapi apabila korang berkata-kata, dah tak
nampak bodoh lagi, tapi memang Sah Bodoh! –woha!
Jadi, hentikanlah sikap dapat berita terus like dan share,
tak ada faedah langsung aku tengokl nampak benar korang bodoh dan malas,
Aku rasa puak puak ni, jika terlibat dalam perang uhud di
zaman nabi, lepas tu tiba tiba dengar berita nabi dah terbunuh, tentu korang ‘like’
dan ‘share’ sambil lari dan sebarkan kepada kawan kawan supaya lari dari medan
perang macam orang munafik waktu mendapat berita nabi terbunuh, tapi sahabat
nabi cool, bila dengar berita nabi dah terbunuh dalam perang uhud, terus siasat
dengan merempuh barisan musuh sehingga nampak nabi masih hidup dan terus
berjuang, pergi rujuk kitab bab perang uhud jika nak tahu detail,
Akhir kata, Hentikanlah sikap “like” berita sampah dalam FB,
dan “Share” berita fitnah, jika tak nak masuk neraka..
Baru baru ni, gara gara berita palsu yang di sebarkan dalam
FB dan di ‘like’ serta ‘share’ oleh orang bodoh yang mudah percaya semua berita
dengan sentimen, telah membuatkan india 'hampir' menjadi huru hara.. (sumber)
Ok, dah sampai ke shah alam.
Akupun turun dari komuter dengan kesimpulan, orang kita ni mudah
diperbodohkan sebab malas membaca dan berkawan dengan orang yang sama malas
membaca, sebab tu ramai kena tipu dalam bab dunia (bisnes MLM) dan bab akhirat
(politik so call islamik)..
Ps: sila like dan share entry ini, woha!.
Ps: untuk
membolehkan manusia ke bulan, Allah tak perlu hantar walaupun seorang Nabi,
tapi untuk bina IMAN dalam hati manusia, Allah hantar 124 ribu para Nabi dan
rasul…, renung renungkan, dan selamat beramal. :)
Bodoh sombong?
(Kepada orang kapir : Bukan semua orang islam bodoh-bodoh belaka, dan kepada orang
islam: Allah tak jadikan mereka sia sia..”)
Sejak aku
tulis tentang : orang tak percaya ke bulan adalah bodoh, maka banyaklah email, mesej
di FB, dan komen diblog yang marah serta tak setuju, dan ada yang bagi bukti
bahawa mereka tidak bodoh, tapi bila baca bukti mereka, menampakkan lagi
kebodohan., adohai!
Memandangkan
perang dingin antara Rusia dan Amarika sudah lama tamat, aku di sini dengan ikhlas
hati ingin menamatkan satu lagi ‘perang
dingin’ yang sangat dahsyat dan memalukan bijak pandai, iaitu perang dingin
antara orang islam yang dengki serta bodoh dengan kejayaan orang kapir.
Untuk itu,
akan akan jawab beberapa email terpilih, komen blog terpilih dan mesej FB
terpilih yang akan membantu sebahagian ummat islam yang bodoh dan dengki dengan
kejayaan orang kapir supaya masing masing dapat mencari sikap bertenang dalam
kebijaksanaan yang semakin menghilang, chewah...
Jangan
bimbang, segala nama akan di sembunyikan, aku bukannya kejam sangat.
*****
Soalan 1:
“Bro, jika
benar orang ke bulan, kenapa sekali jer America hantar orang ke sana, lepas tu
dah tiada sape sape yang pergi?”
Hamka said: Nampak
sangat tak ikuti perkembangan dunia, tapi ada hati berlagak pandai, siapa
bagitahu kau sekali sahaja orang ke bulan?, ustaz politik? Nenek sebelah bini
tiri? Sudah enam kali orang ke bulan bang dan jumlah orang pijak kaki ke bulan
seramai 12 orang, sebab tu bila orang cakap, gambar ni tipu, aku tanya balik,
ni pendaratan yang ke berapa?, lepas tu orang tu cakap, eh, bukan sekali jer
ker orang ke bulan, tulah mangkuk, tak tahu tu tanya, bukan berlagak pandai!
Soalan 2:
“Pada
pendapat saya yang tak berapa cerdik ini,..,adapun manusia ke bulan cuma dogma
orang amerika saya kira...., logiknya kalau dari bumi ke bulan kene guna roket
1000 tan dgn bahan api yang banyak...macamana diorang dari bulan nak kebumi
cuma guna shutle yang kontot tu....cerciter2...sembang ringan2 dahlah.”
Hamka said:
Bicara ringan sudah.., angkasa
adalah vakum, tiada udara, sekali tujahan, lepas tu tutup enjin, maka kau akan
bergerak selamanya selagi tidak berlanggar, atau di tarik oleh graviti planet terdekat, cuba tengok tahi bintang bergerak
berjuta batu, ada pakai minyak? ini adalah bicara ringan, dan benda ni paling
simple bab angkasa, dan jika benda ni fail, langung tak layak nak nafikan sains
dan angkasa., ni ringan dah ni, he he he
Soalan 3:
“Kalau dtg
bulan boleh pacak bendera?”
Hamka said: “jika
datang bulan, kena pacak bendera merah-Woha!
Soalan 4:
“Tak de org
pernah smpai ke bulan..yang ada tu sekarang hanyalah rekaan semata-mata..... benda
ni di reka oleh Amerika untuk memenangi perang sains antara Russia.. ia dirakam
dalam studio y di rahsiakan.. dari kecil kita di tipu..... jikalau betul org
pernah sampai di bulan kenapa negara lain yang maju dah tak pergi?”
Hamka said: “Siapa
cakap tak pergi? Ni mesti banyak membaca blog politik hingga lupa nak baca
akhbar perdana, korang tahu tak? pada tahun 2008, jepun punya NASA yang
dinamakan (JAXA) Japan Aerospace Exploration Agency telah hantar satelit ke
bulan yang dinamakan Kaguya atau SELENE yang mana google moon tu ambik dari
satelit inilah, lepas tu satelit tu ambil gambar tapak neil amstrong mendarat
dan buktikan memang manusia telah ke bulan, lepas tu 2010, china pulak hantar
satelit dan buktikan orang dah mendarat ke bulan.., boleh baca berita jepun dan
china jika rajin, jika malas dan hidup nak dengki kejayan orang kapir sampai
mati, tak dapatlah den nak nolong.., :)
Satu lagi,
pernah aku tunjuk link dari laman web negara lain yang buktikan orang ke bulan,
kat sorang islam yang dengki dengan kejayaan orang kapir, dia boleh cakap,
amerika telah rasuah jepun dan cina untuk tipu nampak gambar kesan pendaratan
di bulan, akupun mintak bukti kat mana kau tahu amarika rusuah dan berapa juta?,
dia cakap, naluri dia yang berbisik begitu, HA HA HA.., mundurlah budak sekolah
masa depan jika dapat cikgu bodoh sombong. islam ugama yang mementingkan fakta,
tak percaya kaji bab hudud, semua kena ada bukti, bukan ikut naluri.., adohai..
Soalan 5:
“Bro, Ustaz
azhar idrus cakap Amarica tipu dan telah saman laman web yang membongkar
penipuannya, jawab sikit, ni ulamak ni, ulamak mana cakap tipu,” http://www.youtube.com/watch?v=7DdbTx-qrlY
Hamka said: “Nabi
dah pesan, jika tak tahu, tanya kepada yang tahu, rujuk an-Nahl: 43, ustaz
azhar ni tak tahu pasal sains, bila orang tanya pasal sains, ustaz azhar ni
(aku sangka baik) nak perli orang yang bertanya dengan bagi hujah yang kelakar,
seperti: “mengikut ulamak arab”, (aku dah gelak, sebab kelakar, kerana bab
sains rujuk ulamak arab, ha ha ha, tapi penyokong PAS tak faham lawak ustaz
ni), satu lagi bila ustaz cakap, “Amarica telah saman laman web yang membongkar
penipuannya”, aku gelak berdekah, sebab kelakar, mana ada orang yang menipu
saman orang yang membongkar penipuan?, sepatutnya orang yang membongkar
penipuan saman si penipu, lawak kan?, tapi penyokong PAS tak paham lawak ustaz
ni, lalu ustaz tu bagi final lawak, “waktu kapal angkasa turun, kamera dah ada
kat bulan ambil gambar” aku gelak berguling guling sebab lawak ni paling lawak,
tapi sorang pun penyokong PAS tak faham lawak ni, lalu terpaksa ustaz azhar idrus
‘stereotype’kan lawaknya dengan menambah, “bila masa TV3 ambik gambar di bulan?”
barulah penyokong PAS gelak sebab ada perkataan TV3., lepas tu Bob lukman buat
lawak pergi waktu malam ke matahari, lambat jugak mereka gelak, kena berpikir
dulu... (ketawa slow, harap bukan slow-woha!)
Ok, aku
sangka baik pada ustaz Azhar macam tu, tapi jika benar dan serius ustaz azhar idrus
bagi hujjah malam tu, memang ustaz azhar bodoh bab sains, tapi pandai bab
ugama. Tak dosa pun bodoh bab sains, kan ustaz?, yang penting mati masuk
shurga. Amin.
Soalan 6:
“Bro hamka, saya
mushkil, macam mana kapal angkasa nak bergerak ke bulan sedangkan di angkasa
tiada udara? Jika kapal terbang, api tolak udara, kapal terbang naik, di
angkasa, nak tolak apa? Patut kapal angkasa statik, lepas tu lagi, macam mana
api boleh ada di angkasa sedangkan syarat api terbakar perlu kepada oksigen,
angkasa, mana ada oksigen? Cuba jawab wahai blogger keretamayat yang perasan
pandai sains.”
Hamka said:
ni nak cerita balik tentang hukum newton kedua dan inersia, tapi tak payah,
bicara ringan sahaja, paling simple kau tengok orang tembak pistol, lepas
peluru keluar, bahu akan tertolak ke balakang, bahu tertolak ke belakang adalah
disebabkan letupan atau daya tujahan yang keluar dari pistol, bukan disebabkan
peluru berlanggar dengan udara, jika kau menembak dalam ruang vakum pun, bahu
akan tertolak ke belakang, inilah yang berlaku di angkasa, yang mana gas pada
ekor kapal angkasa akan ‘meletup’ dan menolak kapal angkasa bergerak, tentang
api di angkasa, dalam gas tu sendiri dah ada oksigen.
Soalan 7:
Sy mmg x
percaya manusia pernah menjejakkan kaki ke bulan. Sebab pd pemikiran logik sy,
bumi berbilion kali ganda berat daripada kapal angkasa pun hanya terapung
menurut arus graviti. Inikan kapal angkasa yg beratnya sekecil zarah nak
dibandingkan dgn bumi utk lawan arus graviti menuju ke bulan. Satelit2 yg ada di
ruang angkasa itu pun terapung je. Sy tidak akan percaya sehingga mereka bawa
sy pergi bulan. Hehehe, Sebab itu sy tak minat tengok filem transformers, star
wars dan seumpamanya. Rujuk link ni.
Hamka said: “Satelit
terapung? Ni mesti tak belajar sains dalam bahasa english, dan inilah hujah
paling bangang, tapi takpe, dia bagi link, kita tengok, mungkin linknya akan
cerita dengan fakta yang betul dan hebat, bila aku klik link dan baca,
apakejadah bagi link bodoh macam ni? Malas
nak layan.”
Soalan 8.
“Sy minat
juga baca blog abang kadang2.. sy suka quotation abang yakni "semua orang
akan menjadi mayat, anda tidak mampu mengubahnya". Tapi Jangan
sewenang-wenang mengecop orang lain bodoh dan bangang seandainya kita tidak
benar yakin akan sesuatu hal. Lainlah abang sendiri dah mendarat di bulan. Saya
hanya percaya kpd abang Hamka apabila abang sendiri dah pergi mendarat di bulan..
Hamka said: “ok”
Soalan 9:
Mungkin
abang hamka boleh jelaskan kpd sy apa maksud ayat ini.., ayat ni cerita tentang
bukti, orang tidak boleh ke bukan: rujuk: Quran 55 : 33 “Wahai sekalian jin dan
manusia! Kalau kamu dapat menembus keluar dari kawasan-kawasan langit dan bumi
(untuk melarikan diri dari kekuasaan dan balasan Kami), maka cubalah kamu
menembus keluar. Kamu tidak akan menembus keluar melainkan dengan satu
kekuasaan (yang mengatasi kekuasaan Kami; masakan dapat)!
Hamka said: “jangan
tafsir Al quran ikut kepala yang suka dengki, nanti masuk neraka, ayat ni tak
menggambarkan langsung orang ke bulan,bebaru ni Syed Muzafar pergi ke angkasa
tu tipulah ye, sebab dah menembusi atmosphere.., berdosa tafsir Al quran tanpa
ilmu, ustaz azhar idrus cakap, manusia boleh pergi ke bulan, takde larangan
pun, cuma dia tak percaya.., benda kecik jerpun, tapi bodoh ni benda besar
jugak.
Soalan 10:
“Sy ada satu
video yg akan buat abang hamka berfikir panjang... Hehehe. for your information
bro hamka, neil armstrong is a christian.., orang christian sejati, takut nak bersumpah
bahawa dia berjalan dibulan kerana takut dimakan sumpah., Please watch this
video and make a conclusion... hihihi
Hamka said: “ni
kira sama macam kes anuar ibrahimlah ni?, dik.., jika dia christian sejati, tak
perlulah nak bohong satu dunia sampai mati, kau tak dengar Nei jawab:
"thats probably not a real bible".., dia cukup cerdik dan tahu bible
tu tipu(pun intended) dan melayan orang macam ni adalah "insult his
intelligence", lagipun bukan dia sorang kena provoke macam ni.., nak
tengok member dia yang pergi bulan buktikan orang ke bulan, tumbuk muka sampai keluar bulan dan
bintang-Woha!
Soalan 11:
“saya tidak
berniat hendak membantah tetapi saksikan ini sebelum anda mengatakan org itu
bodoh bengong bingung bangan....dont worry ni bkn virus....tepuk dada tanya
selera....utk elakkan diri terus dimanipulasi..,
Hamka said: video
kau bagi tu link tahun 2001, internet rumah kau line tenet sampai tahun 2001
jer ke?, cuba kau tengok dokumntary yang patahkan balik teori tu pada tahun
2008, contohnya Mythbuster: http://www.youtube.com/watch?v=mefEKqzq8cg atau
baca link ni, http://en.wikipedia.org/wiki/Third-party_evidence_for_Apollo_Moon_landings,
meminjam falsafah seseorang: bila tak cakap orang tak tahu kita bodoh, bila
cakap, sah bodoh.. woha!
Soalan 12:
“Pendpt sy,
kalau waktu dulu, mustahil, tipu . memang ada bukti diorg tunjuk tp pada sy
mustahil untuk waktu tu, tp sekarang mungkin tak mustahil, ini pendapat
sayalah.”
Hamka said: “dik,
dulu nak menipu susah sebab belum ada CGI dan nak buat stadio ruang vakkum dulu
susak jugak, so.., pada pendapat aku pulak: Sains ni orang tak bagi pendapat,
orang buktikan ujikaji, jadi tak payah bagi pendapat bab sains. baik bagi
pendapatan kepada sains supaya mereka boleh buat ujikaji dan selamatkan ummat
manusia dari kejahilan.., chewah, : )
Soalan 13:
satu
je kemusykilan.... kalau tahun 1969 dah sampai bulan, aku rasa dengan
kecanggihan ilmu sekarang ni, patutnya dah ada McD kat sana sekarang. Tapi kenapa
kerajaan amarica dah tak nak pergi lagi?
Hamka said: Kemusykilan
kau tu simple sahaja, zaman dahulu upah engineer tak sampai dua ribu sorang,
sekarang, upah technician NASA pun dah 10 ribu, belum masuk kos insurans lagi, baru
ni nak naik soyuz pun kena beli 20 biji sukoi baru boleh tumpang.... jadi,
belajarlah jugak ekonomi jika nak komplen bab sains. Aku nampak, yang komplen
tentang orang pergi ke bulan kebanyakkan orang yang bodoh bab sains dan
ekonomi, tapi pandai bab politik so call islamik, pacak bendera bulan hujung
pokok kelapajelah ‘kejayaan’... kesian sungguh.
Soalan 14:
“Orang ke
bulan tu terang terang menipu, tak terbakar ke? Sebab permukaan panas kerana dekat
dengan matahari?”
Hamka said: dik,
suhu panas sebab ada udara, kat bulan takde udara.., jika nak kira dekat dengan
matahari, cuba adik naik gunung kinabalu tak pakai baju, sebab gunung tinggi
dekat matahari tak payahlah pakai baju, akan mamposlah kesejukan kerana atas
gunung ada salji, (tapi memang panas pun suhu bulan, sebab tu design baju angkasawan macam warna periuk-)
Soalan 15.
Bang, saya
sokong abang, tapi muskil, bagaimana orang dibulan boleh telefon di bumi, bukan
kena ada udara baru boleh?”
Hamka said: mereka
guna ;”electromagnetic radiation analogous to visible light, (gelombang
frekuency) sebab tu boleh dihantar melalui vakuum, jangan ponteng kelas sains.”
Soalan 16:
Hamka, aku
sokong semua yang kamu tulis, bab ke bulan nipun aku sokong, tapi aku memang
bodoh sains dan tak pandai bahasa english, boleh tak cerita ringkas bagaimana
orang ke bulan sebab bila member aku tanya, aku terganga tak boleh nak jawab,
lepas tu mereka hina aku sebab percaya dengan internet. Soalan aku, berapa
jarak bulan dari bumi? Berapa lama masa orang duduk di bulan, berapa kos? Dan bagaimana
mereka balik ke bumi, tolong bang, orang tanya, terlopong tak tahu nak jawab.
Hamka said:
:sangat panjang jika nak cerita, tapi boleh klik sini, jika tak paham, patutlah
Dr Mahadhir suruh belajar sains dalam bahasa english dulu...
Soalan 17:
Bang, macam
mana ada tapak kaki dibulan, bukankah graviti sana rendah?
Hamka said: “kau
ambil bedak, kau tabur dalam baldi sampai penuh baldi, lepas tu kau suruh anak
kau kau pijak slow jer, ada kesan tak? Tentulah ada sebab yang dipijak tu debu
di bulan, bukan pijak batu.eh?, macam mana kau tahu graviti kat sana rendah?,
ni mesti orang balik dari bulan bagitahu ni.., hihihi.”
Soalan 18:
“Bang, ada
pakar mat saleh bagitahu, bukti paling nyata orang ke bulan ni tipu adalah gambar
bendera berkibar di bulan, sedangkan kat sana mana ada angin?”
Hamka said:
: “cuba bagi nama pakar mat saleh bodoh tu aku nak google. kalau kau tak bagi
dalam masa 24 jam, sah kau bodoh.
Email mamat ni
sejak bulan Febuari yang lalu, tak bagipun nama pakar mat saleh tu, nampak
sangat bodoh tahap gaban, bendera tu orang pakai dawailah mangkuk! Arhgg,
cukuplah 18 soalan, dah jadi pakar sainslah pulak..
Kesimpulan:
Islam ugama
fakta, ada Alquran sebagai rujukan, kenapa korang suka bercakap tanpa fakta dan
bangga pulak bercakap tanpa fakta, malu aku tengok ummat islam membodohkan diri
sendiri..
Punca yang
menjadikan korang bodoh dan bangang adalah malas membaca, malas belajar, lepas
tu dengki dengan kejayaan orang lain, Allah tak suruh kita dengki dengan orang
kapir, kita kena kesian dan dakwah mereka.., Ummat yang hidup dengki mendengki
ni akan binasa, Nabi dah larang..
Cuba
ditakdirkan orang islam yang pergi ke bulan, tentu korang tak akan double
standard macam ni, tapi tulah.., dengki dengan kobodohan, bukan dengan akal.
Aku sebagai
orang islam nak pesan, jangan jadi orang islam yang bodoh, yang mudah percaya
pada semua benda yang nafsu suka, jangan jadi Pak Pandir moden yang perasandisalahkan akibat serrounding authority lalu memilih fatwa kaum kera sebagai
panduan hidup.
Ilmu ni
bukan milik orang islam sahaja, ilmu ni milik orang yang berusaha, orang kapir
yang usaha, mereka dapat, kenapa nak dengki?, dengki pulak dengan bagi fakta
yang sangat bodoh yang mana jika orang kapir tahu orang islam berdengki dengan fakta
bodoh, makin jauhlah mereka dari hidayat..
Tak payah
nak terpekik melolong tuduh mereka curi ilmu dari tamadun islam, ilmu memang
akan di turunkan dari generasi ke genarasi, lain kali, jika nak berhujah jangan
guna emosi, atau sentimen..
Aku bukan
nak agungkan orang kapir, tapi dah mereka buktikan mampu ke sana, kenapa kita
kena jadi bodoh tak boleh terima hakikat, lalu berhujah guna alasan: “ustaz
cakap amerika tipu, ustaz mana tipu?, woha!
Akhir kata..,
jika tak tahu, ingatlah ayat Al quran, Surah
an-Nahl: ayat 43
“Maka bertanyalah kepada ahlinya (orang-orang
yang tahu atau pakar) jika kamu tidak mengetahui (keadaan sesuatu perkara).”
Jangan jadi
bodoh sombong, bagi faktapun nak kelentong, tu lah lagi, dengar banyak sangat
ceramah auta ahli politik yang membuang masa dan takde faedah. Lepas ni, sape
sape nak buktikan orang belum pergi ke bulan tanpa fakta, memang aku maki! woha!
Sekian, dari
aku yang ihlas nak tolong orang islam supaya berfikir di luar kotak sikit. Itupun jika mahu..oh!
Menarik: Kenapa piring ‘astro’ menghadap kiblat?
Kaabah
bukan sekadar kiblat tetapi juga sebagai pusat tumpuan manusia dalam
urusan dunia atau kehidupan. Contoh yang paling mudah sekali, tentu anda
ada stesen televisyen berbayar iaitu Astro. Pastinya setiap Astro ada
'piring para bola' untuk menerima maklumat yang dipancarkan dari
satelit. Untuk mendapatkan siaran yang jelas, piring itu akan dihalakan
ke arah Kiblat atau Kaabah. Kalau tidak percaya cuba tengok balik piring
Astro di bumbung anda menghadap ke mana?
KENAPA BEGITU?
Mudah
saja jawapannya Mekah adalah pusat bumi. Sama ada percaya atau tidak
jawapannya mudah ditemui semasa kali pertama Neil Armstrong menjejakkan
kaki ke bulan pada 20 Julai 1969. Di dalam satu temu bual di stesen TV
Al Majid, Arab Saudi, Dr. Abd Al-Baset Al-Sayyed dari pusat Penyelidikan
Kebangsaan Mesir mengulas, angkawasan pertama itu telah membuktikan,
Mekah adalah pusat bumi.
Katanya
ia telah dibuktikan secara saintifik semasa Neil Armstrong di dalam
perjalanan ke bulan. Ketika itu dia berjaya mengesan satu radiasi yang
dipancarkan dari bumi. Radiasi itu di dalam gelombang pendek. Situasi
itu sesuatu yang pelik dan mereka cuba mencari jawapan dan membuat
penelitian. Akhirnya mereka berjaya mengesan bahawa radiasi itu
dipancarkan dari Mekah atau secara tepatnya dari Kaabah.
"Yang
paling mengejutkan radiasi itu bersifat infiniti (tidak berpenghujung).
Apabila Armstrong menjejakkan kaki ke Marikh, radiasi itu masih boleh
dikesan. Radiasi itu mempunyai sifat yang istimewa dan paling penting ia
infiniti. Saya percaya inilah yang menghubungkan Kaabah di bumi dengan
Kaabah di alam akhirat.
"Bayangkan
anda berada di kutub utara dan saya berada di kutub selatan,di
tengah-tengah adalah zon keseimbagan magnet atau zon magnetisme sifar
dan itulah Mekah. Kalau hendak dibuktikan boleh. bawa kompas ke Kaabah
dan anda dapati jarum kompas itu tidak akan bergerak. Ini bermakna
Kaabah adalah zon magnetisme sifar. Tarikan untuk ke dua-dua medan
adalah sama kuat. Hal sedemikian katanya, turut memberi kesan pada
kesihatan dan umur seseorang. Sebab itulah orang yang tinggal di Mekah
lebih sihat dan panjang umur. Tekanan graviti yang tertumpu di kawasan
itu memberi kesan pada peredaran darah dan pergerakan biologi kehidupan.
"Ini
telah dibuktikan bahawa ia boleh memberi kesan pada hemoglobin untuk
membawa darah yang mengandungi oksigen ke seluruh tusi badan. Bermakna
bila anda berada di Mekah, keupayaan darah untuk membawa oksigen ke
seluruh tisu badan secara semula jadi jauh lebih baik berbanding tempat
lain di dunia ini," jelasnya.
Pelbagai
bukti saintifik dari kajian para saintis juga telah membuktikan bahawa
Kaabah berada di "Centre of the earth". Jika anda berkesempatan ke Mekah
Al-Mukaramah cuba bawa kompas ke arah Kaabah dan lihat jarum kompas
tersebut tidak akan menunjuk mana-mana arah sama Barat, Timur, Selatan
atau ke mana-mana arah kerana Kaabah sememangnya berada di pusat atau
ditengah-tengah bumi. Neil Amstrong juga mengesahkan fakta ini.
Maha
Kaya Allah, dengan hanya melakukan Tawaf kesihatan kita akan bertambah
baik. Tidak hairanlah jika ramai yang mengetahui rahsia ini sentiasa
merindui untuk ke Mekah... Bagi yang bukan Islam kaji-kajilah fakta ini
dan anda pasti akan mendapat kebenaran-Nya. Marilah kita belajar ilmu
dan mengkaji Islam yang amat indah ini. Sumber
Bulan dalam Al-Qur’an
OPINI | 28 May 2012 | 02:43 Dibaca: 2064 Komentar: 0 1 bermanfaatDitulis oleh Muhammad Bagus Irawan, mahasiswa Jurusan Tafsir Hadist IAIN Walisongo Semarang.Warning!!! bagi yang mengopy harap lapor penulis di resensi.bagusirawan6@gmail.com atau akun fb Muhammad Bagus Irawan Elmantingani.
Tentang Bulan dalam Al-Qur’an
Pendahuluan
Makalah ini diketik dalam
bayangan, bahwa manusia dalam realitas dan pengetahuan semu tentang
apapun harus terus belajar dan tak segan menemui kesalahan. Al-Qur’an
memaparkan hal senada yakni perintah membaca pada ayat pertama yang
diwahyukan yakni اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. Saya
tak bermaksud menjelaskan arti kesalahan dan membaca, alangkah baiknya
hal itu menjadi bahan renungan sanubari kita sebagai pelajar (Jurusan
Tafsir Hadist) dari perspektif apapun. Untuk menggelorakan semangat
keilmuan, jangan menyerah dan putus asa (D’masiv 2009), dan terus
semangat, fighting 3X.
Sejatinya dalam Al-Qur’an banyak
menerangkan realitas kosmos (alam semesta), namun kebanyakan ia tak
menjelaskan ayat-ayat saintis itu secara rinci dengan menggunakan
argumentatif, premis, logika, rumus, foto seperti penjelasan pakar
saintik masa kini. Akan tetapi Al-Qur’an memaparkannya melalui isyarat,
simbol, metaforis, isyti’aroh, atapun ungkapan yang bersinar dalam akal dengan cahaya spiritual yang memancar.
Barangkali Allah memang sengaja menurunkan ayat kauniyah itu, walaupun
belum bisa dipahami bangsa Arab pada masa diturunkannya karena simpul
pengetahuan peradaban ilmu (sains) kala itu masih terbatas. Mungkin
Allah ingin menjelaskan ayat kauniyah itu pada kurun mendatang (masa
modern, post-modern, dan besok) dengan cahaya cakrawala keilmuan yang
diturunkan Tuhan pada penemuan-penemuan ilmiah para pakar dibidangnya.
Hal ini saya temukan dalam firman Tuhan dalam surat Fushilat ayat 53,
sebagai berikut:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا
فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ
الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيد
“Kami akan
memerlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segenap ufuk
dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa
Al-Qur’an itu benar.”
Sejarah menunjukkan bahwa para ilmuwan yang mengkaji ayat-ayat kauniyah
pada akhirnya akan menemukan penjabaran ilmiah dengan argumentasi,
bukti dan teori dari ayat itu terkait dengan penemuan saintis ilmiah.
Sehingga para ahli tafsir masa modern mengemukakan metode baru, yakni
corak ‘tafsir ilmi’ untuk menafsiri dan mengelaborasi ayat kauniyah
dengan pengkajian dan penelusuran ilmiah pada berbagai cabangnya tentang
astronomi, kedokteran, fisika, biologi, kimia, dan lainnya. Perlu
ditekankan, bahwa Al-Qur’an itu terjaga dan benar sepanjang zaman,
berbeda dengan ilmu pengetahuan yang terus berkembang (selalu memerbarui
premis kebenaran pada masa berikutnya). Jadi, saya bisa mengatakan
bahwa ‘tafsir ilmi’ tentang kosmos pada suatu kurun masa juga bisa salah
pada masa selanjutnya, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
selanjutnya, begitu.
Karenanya, apabila ilmu
mengapresiasi apa yang dibawa Al-Qur’an, seolah ia menjadi lampu
penerang kepada hikmah dan rahasia kekuasaan Tuhan Semesta Alam, begitu.
Logika yang benar barangkali akan terus bersaksi pada keindahan ayat
dan keagungan pesan, kabar ataupun petunjuk di dalamnya. Hingga kita
akan terus merasakan betapa mukjizat Islam lewat Al-Qur’an itu benar
adanya, mulia dan menaburkan sinyal keabadiannya sepanjang zaman. Ia
mencakup keagungan dan penguasaan terhadap segala yang dicapai oleh
pemikiran dalam pengetahuan, dan apa yang diketemukan dari segala
penelitian, kerja pikir, dan inovasi. Hal ini juga menjadi jawaban bila
agama dan ilmu pengetahuan itu harus dijalankan selaras. Bahwa, keduanya
wajib dipelajari dan diresapi segala hikmahnya dengan tujuan agar
manusia semakin tunduk dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Berkuasa.
Kemudian dalam membangun pondasi
ilmu pengetahuan (astronomi, biologi, fisika, kimia, elektronik terapan,
dan lainnya), diperlukan penelitian, eksperimen, dan percobaan secara
istiqomah atas dasar pemikiran yang benar, tentunya kita masih ingat
dengan mata kuliah Filsafat Ilmu yang menekankan tujuan keilmuan pada
tanggung jawab kebenaran dengan segala argumentasi dan bukti keilmuan
yang telah dihasilkan. Jangan semena-mena memeroleh produk keilmuan
praktis, abal-abal (asal-asalan) demi uang, wibawa, dan popularitas
semata. Karena dibelakang penemuan sebuah produk keilmuan mengekor
sebuah tanggung jawab. Hal ini seperti diungkap Tuhan dalam firmannya
surat Al-Isra’ ayat 36, begini:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Janganlah
kau mengikuti apa yang kau tak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta
pertanggungjawabannya.”
Bisa dipetik
hikmah, sesungguhnya ilmu pengetahuan akan selalu berkembang. Tatkala
akal lamat-lamat dicerahkan, bertambah luaslah peradaban pengetahuan
tentang alam semesta ini. Hingga terkuaklah obyek yang masih tersembunyi
dari alam semesta; makhluk hidup, benda mati, dan fenomena alam
lainnya. Bagaimanapun, di hadapan manusia, masih terbentang luas
bidang-bidang keilmuan yang sama sekali belum tersentuh dan diketahui. Semestinya, kajian tentang ayat-ayat kauniyah
tak akan berkembang bila para pelajar dan ilmuwan (terlebih muslim)
berhenti belajar dan meneliti khazanah ilmiah kosmis yang dikandung
Al-Qur’an. Dari sana, kembali ke pernyataan paragraf awal saya, marilah
kita terus semangat belajar, membaca dan meneliti keilmuan-keilmuan
Tuhan yang tak terbatas itu. Jangan berhenti, teruslah bergerak, begitu.
Maaf, dalam
pendahuluan ini saya belum menyentil ihwal “Bulan” yang menjadi pusat
pembahasan kali ini. Tentang bulan, yang selalu kita lihat cahaya
putihnya di malam hari hingga matahari meranumkan cahayanya di pagi,
siang dan sore hari (menjadi siklus siang dan malam yang selalu
berputar). Tentang hikmah yang dikandungnya, bentuknya yang selalu
berubah sesuai periode waktu, muncul penghitungan kalender Qomariyah,
hingga munculnya gerhana (cahaya bulan tak sampai ke bumi, karena titik
pusat geometri bulan, bumi dan matahari terletak pada satu garis lurus,
dan bumi berada ditengahnya). Juga segenap gejala dan fenomena yang
masih tersembunyi ihwal pengetahuan manusia tentang bulan, kesemuanya
menunjukkan betapa besar kekuasaan dan rahmat Tuhan.
Secara
metodologis, makalah ini disusun berjalan mengalir saja, dengan corak
tafsir tematik tentang ayat berkenaan dengan term “bulan” (قمر) dan “bulan sabit” ((اهلة
dalam Al-Qur’an. Kemudian akan dianalisis dengan teori dan penemuan
ilmiah yang bersangkutan dengan ayat itu. Juga, saya tekankan, makalah
ini terbatas pada literatur, fenomena, video yang sudah saya lihat dan
baca lewat mata kepala saya, dalam tenggat sampai makalah ini tertulis.
Tidak menutup kemungkinan bila makalah ini akan salah (tak sesuai) di
kemudian hari, begitu.
Ayat-ayat tentang Bulan
Dalam pelacakan saya lewat aplikasi “Al-Qur’an Digital” terdapat 27 ayat yang memuat term bulan.
n Tentang hilangnya cahaya bulan dan ketika matahari dan bulan dikumpulkan, sebagai tanda hari kiamat.
1. Surat Al-Qiyamah ayat 8-9
وَخَسَفَ الْقَمَرُ # وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
“Dan apabila bulan telah hilang cahayanya # Dan dikumpulkanlah matahari dan bulan”
2. Surat Al-Qamar ayat 1
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
“Telah dekat
datangnya saat itu dan telah terbelah bulan [Yang dimaksud dengan saat
di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum
musyrikin, dan "terbelahnya bulan" ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad
SAW].”
Kedua ayat diatas menjelaskan fenomena kiamat. Hal ini ditandai dengan term القيامة
dalam ayat pertama sebagai runtutan Surat Al-Qiyamah. Ketika kiamat
tiba digambarkan cahaya bulan akan musnah saat kemudian ditabrakkan
dengan matahari. Melihat ayat ini, kita bisa ambil term khasafa yang
berarti hilang, tenggelam, musnah, bahwa pada hari kiamat seluruh
ciptaan Tuhan akan hancur—begitupun dengan bulan bisa lebur laksana abu.
Penafsiran ini masih normatif, sampai saat ini belum ada pencapaian
ilmiah yang bisa menggambarkan bagaimana mekanisme padamnya bulan dan
bertabrakannya dengan matahari seperti penjabaran ayat itu. Barangkali
dalam benak kita bisa melukis peristiwa dahsyat itu. Kembali, kita
bererah diri, betapa keagungan Allah tiada tara.
Kemudian pada ayat kedua ditandai dengan term الساعة pada
awal surat Al-Qamar. Dielaborasikan fenomena terbelahnya bulan sebagai
tanda hari kiamat tiba. Ayat ini kemudian dijelaskan dengan riwayat dari
Imam Al-Bukhari: “Kami mendapat hadist dari Abdullah bin Abdul
Wahab; tuturnya mendapat hadist dari Sa’id bin Abu Arubah, dari Qatadah,
dari Anas bin Malik: bahwa penduduk Mekah meminta pada Rasulullah agar
memerlihatkan suatu tanda (kenabian)kepada mereka, maka beliau pun
memerlihatkan kepada mereka bulan yang terbelah dua sehingga mereka
melihat Gua Hira di sela-sela keduanya.” Dari sini, mayoritas ahli
tafsir klasik menjelaskan bila terbelahnya bulan menjadi mukjizat Nabi
yang sudah terjadi. Hal ini didukung dengan hadist riwayat Imam Muslim
dari Sahl bin Sa’id yang mengatakan “Saya mendengarRasulullah
bersabda seraya memberi isyarat dengan jari setelah jempol (jari
telunjuk) dan jari tengah: Saya diutus, sedang jarak antara aku dan
kiamat seperti ini.”
Telaah Sains
Dalam buku
“Sains dalam Hadist” karya Prof. Dr. Zaghlul An-Najjar (cendekiawan
Mesir dan Guru Besar Bidang Geologi) dijelaskan bila dalam sebuah
wawancara BBC TV tahun 1978, seorang penyiar ternama Inggris James Burke
menghadirkan tiga ilmuwan NASA Amerika. Dalam wawancara itu penyiar
mengkritik besarnya biaya perjalanan ke luar angkasa yang mencapai
puluhan bahkan ratusan miliar dollar, padahal di dunia sendiri jutaan
jiwa menjerit karena lapar, sakit, kebodohan, dan keterbelakangan.
Namun, ilmuwan itu menjawab bahwa berkat perjalanan ruang angkasa ini
sejumlah teknologi penting dikembangkan untuk diagnosis dan pengobatan
medis, industri, pertanian, dan lainnya. Lantas, penyiar mengerucutkan
kritiknya ihwal perjalanan ke bulan yang memboroskan dana lebih dari 100
juta dollar. Para ilmuwan pun menampik bila perjalanan ke bulan telah
menunjukkan fakta dari misteri tersembunyi yang barangkali tak bisa
diterima publik. Si penyiar pun sontak bertanya “fakta apa itu?”. Para
ilmuwan itu menjawab, fakta itu adalah bahwa dahulu kala bulan pernah
terbelah, kemudian melekat lagi, hal ini ditandai dengan adanya
bekas-bekas goresan mendalam sepanjang permukaan bulan.
Sejak cukup
lama, telah beredar melalui internet sebuah gambar permukaan bulan yang
diklaim sebagai bukti pernah terbelahnya bulan sekaligus bukti
‘kebenaran’ ayat di atas. Gambar aslinya dapat dilihat pada situs Badan
Antariksa Amerika (NASA). Di sana terlihat sebuah ngarai (semacam kanal
kering) besar yang lurus membentang, dan mengesankan sebuah bekas
patahan atau belahan yang tersambung kembali. Tetapi, jika kita bersedia
membaca lebih jauh keterangan dari NASA mengenai gambar tersebut, orang
akan berpikir ulang untuk menyatakan bahwa ngarai tersebut merupakan
bekas terbelahnya bulan.
Beberapa fakta tentang bentukan alam di bulan tersebut:Ilmuwan menyebutnya sebagai Rille
atau RIMA. Meskipun ada banyak spekulasi tentang asal muasal
kejadiannya, tetapi pendapat terkuat menyatakan bahwa ia merupakan bekas
kanal atau saluran lava yang keluar dari perut bulan di masa lampau.
Khusus yang berbentuk lurus seperti Rille Ariadaeus ini, diduga
merupakan patahan tanah yang turun di antara 2 sesar kerak bulan yang
sejajar. Rille mempunyai berbagai macam bentuk. Lurus dan panjang
seperti gambar di atas adalah salah satunya. Sisanya ada yang seperti
aliran sungai sebagaimana di bumi. Mereka ditemukan di hampir semua
titik di permukaan bulan. Rille tidaklah sepanjang yang diperkirakan.
Meskipun ada yang mencapai ratusan kilometer ,tetapi tidak ditemukan
Rille yang mengelilingi seluruh permukaan bulan. Jika bulan pernah
terbelah dua dan Rille tersebut adalah bukti bekas belahannya, tentunya
kita bisa harapkan bahwa Rille tersebut membentuk garis yang
mengelilingi bulan. Rille pada gambar di atas seolah membelah bulan
karena sudut pengambilan gambarnya. Panjangnya hanya sekitar 300 km atau
1/36 dari 10.921 km keliling permukaan bulan.
Selanjutnya,
Agus Purwanto, D.Sc dosen dan Ahli Fisika ITS, menafsirkan ayat 1 QS.
Al-Qamar ini bersandar pada riwayat sebagai mukjizat Nabi, hal ini bisa
menjadi bahan kajian lebih lanjut. Agus memberikan proposisi; Bulan
terbelah, apa implikasi yang dapat dideteksi sampai kini? Satu hal yang
bisa kita lihat sendiri adalah dua kali dalam sebulan, bulan Nampak
seperti setengah lingkaran. Setelah setengah lingkaran kedua, tampakan
bulan terus mengecil dan menjadi seperti sabit kembali sampai akhirnya
tak nampak.
Kesimpulan yang
bisa dipetik, bahwa ayat dan hadist menjelaskan fakta bila bulan pernah
terbelah. Jikalau belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan itu, tidak
seharusnya kita mengurangi keimanan. Allah Maha Kuasa untuk membelah
bulan. Dan Ia pun kuasa untuk menyatukannya kembali, dengan ataupun
tanpa bekas. Semuanya begitu mudah bagi Allah, begitu. Alangkah
indahnya, bila kita tak berhenti dan selalu berusaha meneliti keagungan
ayat-ayat Tuhan ini.
n Tentang bulan yang bercahaya
3. Surat Al-Furqon ayat 61
تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وقَمَرًا مُنِيرًا
“Maha
Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia
menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.”
4. Surat Nuh ayat 16
وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا
“Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?”
5. Surat Yunus ayat 5
هُوَ
الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ
مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ
ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Dia-lah
yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya
kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[669]. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Ketiga ayat
diatas menjelaskan bila Allah menjadikan bulan bercahaya dan matahari
bersinar. Lantas, apa perbedaan keduanya? Kata Qamar selalu diikuti nuuran (cahaya) dan Syams yang diikuti Dhiyaa’an dan Siraajan (bersinar/terang
dan pelita/lampu malam/kandil). Secara empiris, matahari selalu tampak
bundar dan kehadirannya menyebabkan siang yang terang benderang. Berbeda
dengan bulan yang tak selalu bundar, tetapi berevolusi dari melengkung
dan condong yang makin tebal, separuh lingkaran, separuh lingkaran lebih
sampai ketika bundar penuh yang dikenal sebagai ‘bulan purnama’.
Ditinjau dari
kajian astronomi, dengan melihat komposisi massa matahari dan bulan
lewat penelitian NASA dan foto-foto ruang angkasa sendiri. Bisa
dikalkulasikan, bila massa matahari yang terdiri dari gugusan gas helium
dan hydrogen menciptakan sumber panas yang dahsyat sehingga mampu
memantulkan cahaya dan diplot menjadi pusat tata surya. Berbeda dengan
bulan yang terdiri dari gugusan batuan. Bulan tidak mempunyai sumber
cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya
Matahari. Fakta ini memerlihatkan perbedaan yang cukup jelas antara
matahari dan bulan. Massa jenis Bulan (3,4 g/cm³) adalah lebih ringan
dibanding massa jenis Bumi (5,5 g/cm³), sedangkan massa Bulan hanya
0,012 massa Bumi. Bulan seamsal bumi sebagai benda langit yang tak
menghasilkan cahaya, namun hanya memantulkan cahaya yang diterimanya.
Tak ayal, Allah membedakan antara cahaya bulan dengan sinar matahari.
Selama ratusan
tahun, banyak orang dikejutkan oleh adanya kilatan cahaya yang muncul di
permukaan Bulan. Cahaya kilat tersebut sangat singkat tapi bisa
terlihat dari Bumi, sebelumnya penyebab dan asal-usul kilatan cahaya
tersebut masih misterius dan disebut sebagai Transient Lunar Phenomena
(TLP). Anehnya meskipun sering diamati, kejadian ini jarang sekali di
foto. Dari Bumi terbakarnya meteor di atmosfer bisa menghasilkan cahaya
serupa, tapi bagaimana dengan di Bulan yang tidak memiliki atmosfer? Di
Bulan, cahaya kilat tidak dihasilkan dari proses pembakaran seperti di
Bumi, tapi merupakan gumpalan materi panas akibat efek dari tumbukan
meteorit itu sendiri. Dampaknya cukup kuat untuk melelehkan meteorit
tersebut kemudian menghasilkan gelombang radiasi yang bercahaya sampai
cairan tersebut membeku.. Dari hasil tabarakan itu, hingga muncullah
banyak kawah yang terhasil di permukaan bulan,
ketiadaan udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan
yang menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahun dan
masih utuh. Di antara kawah terbesar adalah Clavius dengan diameter 230
kilometer dan sedalam 3,6 kilometer. Ketidakadaan udara juga menyebabkan
tidak ada bunyi dapat terdengar di Bulan.
n Bulan dijadikan lantaran sumpah oleh Tuhan
Surat Al-Insyiqoq ayat 18
وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ
“Dan dengan bulan apabila jadi purnama”
6. Surat Al- Mudatsir ayat 32
كَلَّا وَالْقَمَرِ
“Sekali-kali tidak [sekali-kali tidak adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari], demi bulan”
7. Surat As-Syam ayat 2
الْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا
“Dan demi bulan apabila mengiringinya”
Dari ketiga
ayat diatas secara global menjelaskan bahwa Allah bersumpah demi bulan,
benda langit yang bercahaya pada malam hari. Dengan sumpah ini saya
kira, menunjukkan betapa bulan itu memiliki urgensi yang lebih
dibandingkan dengan ciptaan lain yang tidak disebutkan khusus lewat ayat
Al-Qur’an. Selain bersumpah dengan bulan, Allah juga bersumpah dengan
benda-benda langit lainnya seamsal matahari (QS. As-Syams 1), bintang
(At-Takwir 15). Yang patut dipertanyakan adalah kenapa Tuhan bersumpah
lewat benda-benda angkasa? Saya kira benda kosmos itu adalah sebuah
misteri yang luar biasa untuk bisa sepenuhnya dipahami dengan
keterbatasan manusia.
Dijelaskan lewat firman Allah dalam QS. Al-Waqi’ah 76: “Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar jikalau kau mengetahui.” Ilmu
astronomi telah menetapkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab pertama di
dunia yang mengindikasikan pentingnya matahari, bulan, dan bintang
sebagai pemandu arah di darat dan laut. Bahkan, studi tentang tempat
peredaran matahari, bulan dan bintang menjadi studi wajib yang digunakan
lembaga pendidikan astronomi, kelautan dan kajian ilmu falak. Karena
begitu besar peranan matahari, bulan dan bintang, tak ayal Allah
bersumpah atas nama benda antariksa itu akan menjelaskan segala urgensi
yang dikandung sebagai bagian tanda kebesaran Tuhan.
n Bulan ditundukkan dan diciptakan untuk perhitungan dan beredar pada orbitnya
8. Surat Al-An’am ayat 96
فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Dia
menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
9. Surat Yasin ayat 39-40
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ # لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُون
“Dan telah
Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai
ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang
tua # Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun
tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.”
10. Surat Ar-Rahman ayat 5
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَان
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”
Manaazilun adalah jamak dari manzilun
yang berarti tempat atau rumah. Dapat diartikulasikan bila bulan
memiliki banyak tempat, dan bulan berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya, akhirnya kembali kembali pada posisi melengkung dan condong, al-‘urjuun al-qadiim.
Secara teoritis membentuk siklus dan periode. Bahwa bulan memiliki
jalur rotasi dan revolusi mengelilingi bumi dan terkait gravitasi bumi
mengelilingi matahari. Lantas seperti apa lintasan gerak periodic bulan
itu? Berbentuk bola, elips, garis lurus seperti isolator harmonik, atau
lengkungan seperti bandul matematis? Dua perumpamaan terakhir jelas tak
mungkin, karena dua gerak ini akan membentuk pola lintasan bolak-balik,
bisa dari timur ke barat, dan dari barat ke timur. Sementara itu dalam
telaah Astronomi bulan hanya bergerak satu arah tertentu dari timur ke
barat, tidak bolak-balik. Karena itu pula, Allah juga menjelaskan bulan
beredar bihusbaan, dengan perhitungan yang rinci dan bisa dijadikan sebagai sandaran untuk perhitungan waktu.
Kembali pada
lintasan bulan mengitari bumi yang mengitari matahari. Bumi mengitari
matahari satu lingkaran penuh selama 365,25 hari sehingga dalam sehari,
bumi menempuh sudut rata-rata sebesar 0,98563 (360/365,25) derajat.
Adapun bulan mengitari bumi satu lingkaran penuh selama 27 hari; rentang
waktu ini kemudian dikenal sebagai satu bulan sideris. Mengingat
selama satu bulan sideris ini bumi menempuh sudut sekitar 27 derajat,
maka posisi bulan ketika menempuh satu lingkaran penuh bukan periode
antar-dua konjungsi berurutan. Rentang waktu antar-dua konjungsi adalah
29,5 hari, dan disebut satu bulan sinodis. Periode inilah yang kemudian dijadikan kalender Islam, yakni Kalender Qamariah.
Andai sirkuit
bulan berbentuk lingkaran atau elips, apa yang berperan sebagai titik
pusatnya, matahari atau bumi? Tentu bumi karena ukuran penampakan bulan
relatif selalu sama, yang menggambarkan jarak bulan-bumi selalu sama.
Tetapi, seberapa besar radius bulan mengelilingi bumi? Pada Qs.
Ar-Rahmaan ayat 5 dan Yasiin ayat 40, Allah menjelaskan pola
perhitungannya, bahwa radius lintasan bulan mengitari bumi telah diatur
sedemikian rupa, sehingga matahari dan bulan tak akan bertabrakan,
begitu.
n Asal-usul penundukan dan penciptaan bulan
11. Surat Ar-Ra’d ayat 2
اللَّهُ
الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى
عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ
مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ
رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Allah-lah
Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan
bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah
mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya),
supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
12. Surat Ibrahim ayat 33
وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
“Dan Dia
telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.”
13. Surat An-Nahl ayat 12
وَسَخَّرَ
لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ
مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Dan Dia
menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya),”
14. Surat Al-A’raf ayat 54
إِنَّ
رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ
أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ
يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ
بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ
الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy[]. Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
15. Surat Al-Ankabut ayat 61
وَلَئِنْ
سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan
langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan
menjawab: “Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan
yang benar).”
16. Surat Al-Anbiya’ ayat 33
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُون
“Dan Dialah
yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
Dari keempat ayat diatas, Allah menyiratkan penciptaan dan penundukan bulan dengan term جَعَلَ خَلَق dan سَخَّر, keduanya memiliki arti bahasa yang serupa namun, saya kira ada proses yang tersembunyi, karena penggunaan خَلَق sebanyak 2 kali, pengulangan kata جَعَل sebanyak 4 kali dan term سَخَّر sebanyak 7 kali. Lantas bagaimanakah proses dan asal usul penciptaannya itu? Inilah yang masih menjadi misteri hingga kini.
Merujuk pada penelitian ilmiah
NASA, asal-usul bulan belum diketahui secara pasti, tetapi para ilmuwan
menemukan bukti matang bahwa Bulan berasal dari tubrukan Bumi dengan
planet kecil yang bernama theira sekitar 3 milyar tahun yang lalu, dan
menghasilkan debu yang berjumlah sangat banyak dan mengorbit di
sekeliling Bumi dan akhirnya debu mengumpul
menjadi bulan. Pada awalnya jarak bulan pada pertama kali hanya sekitar
30.000 mil atau 15 kali lebih dekat dari jarak Bulan dengan Bumi
sekarang. Dari hasil penelitian Bulan menjauh sekitar 3,8 cm per
tahunnya.
Namun demikian,
dari sejumlah ayat yang ada Allah hanya mengisyaratkan bila bulan itu
ditundukkan. Sedangkan, dalam Al-Qur’an sendiri tidak dijelaskan secara
gamblang asal-usul bulan itu dari apa dan mana. Namun Al-Qur’an
menerangkan bahwa Allah telah menciptakan dan menundukkan bulan yang
bercahaya. Hal ini dapat ditemukan dalam surat Al-Furqon ayat 61
تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وقَمَرًا مُنِيرًا
“Maha Suci Allah yang
menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga
padanya matahari dan bulan yang bercahaya”
n Berjalan sampai waktu tertentu dan beredar pada orbitnya
17. Surat Luqman ayat 29
أَلَمْ
تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ
النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي
إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Tidakkah
kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam
siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan
bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
18. Surat Az-Zumar ayat 5
خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى
النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَر كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
“Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan
malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan
matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
19. Surat Fatir ayat 13
يُولِجُ
اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ
الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ
رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا
يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
“Dia
memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu
yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu,
kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah)
selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. ”
Ayat ini menerangkan terjadinya pergantian malam dan siang. Kata يُولِجُ
yang diartikan memasukkan, menunjukkan prosesi perpindahan antara malam
dan siang yang kemudian menunjukkan periode perhitungan waktu. Sebuah
kebesaran Tuhan dengan perincian sistem yang telah dibangunnya suatu
ketika akan terjadi lintasan garis lurus antara posisi matahari, bumi
dan bulan. Peristiwa ini kemudian kita kenal sebagai gerhana.
Gerhana Bulan
Gerhana bulan
terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh
bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan
pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat
mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan
penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi
dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap
bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan Matahari akan
mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan
dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang
disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika.
Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut.
Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik
oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana
bulan, akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut
terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi.
Sebenarnya, pada
peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini
dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan
oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki
spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan
akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun
coklat. Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak
berbahaya sama sekali. Ketika gerhana bulan sedang berlangsung, umat
Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunnahkan untuk
melakukan salat gerhana bulan (salat khusuf).
n Tentang bulan sabit
20. Surat Al-Baqarah ayat 189
يَسْأَلُونَكَ
عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ وَلَيْسَ
الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَكِنَّ الْبِرَّ
مَنِ اتَّقَى وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Mereka
bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu
adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; Dan
bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya [Pada masa
jahiliyah, orang-orang yang berihram di waktu haji, mereka memasuki
rumah dari belakang bukan dari depan. Hal ini ditanyakan pula oleh para
sahabat kepada Rasulullah s.a.w., maka diturunkanlah ayat ini], akan
tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah
ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu beruntung.”
Dari sejumlah
ayat diatas, sejatinya menjabarkan keistimewaan peredaran benda langit
berupa keteraturan gerak edar yang tercipta. Karena, adanya kemestian
bulan untuk tetap pada hukum alam seperti yang telah Allah rancang
arsitekturnya dari segi ruang dan waktu. Ketika Al-Qur’an
mengindikasikan hal itu, Allah membuat beberapa manzilah bulan
berdasarkan jarak dan ruang yang telah ditentukan dan bentuk yang
bergantian pula. Ketika bulan mulai beredar dalam jarak dan posisi
tertentu, maka tampak berbagai rupa bulan yang berbeda-beda. Dari bulan
sabit hingga purnama. Peredarannya bersandar pada siklus yang sudah
diperhitungkan dengan teliti dan cermat. Dengan urutan tertentu yaitu ia
naik pada setengah bulan pertama dan turun pada setengah bulan
terakhir. Indikasi bulan sabit sampai purnama menjadi catatan waktu
tersendiri untuk ibadah haji.
n Tentang bulan dan ciptaan lainnya yang bersujud kepada Tuhan
21. Surat Al-Hajj ayat 18
أَلَمْ
تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي
الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ
وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ
الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ
يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
“Apakah kamu
tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit,
di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan
banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan
barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang
memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”
22. Surat Yusuf ayat 4
إِذْ
قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ
كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
“(Ingatlah),
ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku
bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya
sujud kepadaku.”
23. Surat Fusshilat ayat 37
وَمِنْ
آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا
لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ
كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.
Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang
menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.”
24. Surat Al-An’am ayat 77
فَلَمَّا
رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ
لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ
“Kemudian
tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku.” Tetapi
setelah bulan itu terbenam, dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku
tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang
sesat.”
Ayat-ayat diatas
secara redaksional masuk kedalam kategori pengkisahan atau perumpamaan.
Bulan dalam hal ini ditafsirkan normatif sesuai ayat runutan sebelum
dan sesudahnya. Surat Al-Hajj ayat 18 menegasikan betapa segala benda
ciptaan kesemuanya bersujud kepada Allah lebih besar ketimbang manusia.
Begitu pula Qs. Yusuf ayat 4, dikisahkan tatkala Nabi Yusuf
memberitahukan ayahnya Nabi Ishaq tentang sebuah mimpi “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”
Selanjutnya surat Fusshilat ayat 37 menegaskan bila benda-benda langit
adalah ciptaan Tuhan dan tak patut disembah. Khusus pada surat Al-An’am
ayat 77 mengisahkan pencarian Nabi Ibrahim akan Tuhan.
Urgensi Bulan dan Penemuan Ilmiah
n Bulan, sarana sains dan satelit bumi
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
Bulan adalah satu-satunya benda langit yang pernah didatangi dan
didarati manusia. Obyek buatan pertama yang melintas dekat Bulan adalah wahana antariksa milik Uni Sovyet, Luna 1, obyek buatan pertama yang membentur permukaan Bulan adalah Luna 2, dan foto pertama sisi jauh bulan yang tak pernah terlihat dari Bumi, diambil oleh Luna 3, kesemua misi dilakukan pada 1959. Wahana antariksa pertama yang berhasil melakukan pendaratan adalah Luna 9, dan yang berhasil mengorbit Bulan adalah Luna 10, keduanya dilakukan pada tahun 1966. Program Apollo milik Amerika Serikat adalah
satu-satunya misi berawak hingga kini, yang melakukan enam pendaratan
berawak antara 1969 dan 1972. Ekspedisi rintisan ini dinilai sebagai
kerja sains yang mengundang publikasi besar tentang kemajuan sains
manusia dan melecut kemajuan dan penemuan baru pada generasi
selanjutnya.
n Bulan sebagai penyeimbang orbit dan iklim bumi
Bulan berfungsi sebagai
penyeimbang Bumi. Apabila bulan tidak ada, mungkin posisi Bumi akan
goyah. Selain itu, bulan juga berfungsi sebagai alat untuk menstabilkan
iklim di Bumi. Menurut para peneliti, bulan terbentuk dari puing-puing
reruntuhan Mars yang mengitari Bumi ketika masih berusia muda.
Planet-planet lain di Tata Surya yang tidak memiliki bulan adalah Venue
juga Merkurius.
Sekelompok tim peneliti
mensimulasikan formasi dari ratusan planet, dan mereka menemukan bahwa
hampir separuh darinya memiliki latar belakang yang sama dalam memiliki
bulan. Hampir sekira 10 persen dari planet-planet tersebut memiliki
bulan besar, jika dibandingkan dengan bulan milik Bumi. Hasil penelitian
ini menyatakan bahwa jika planet seperti Bumi ada cukup banyak
jumlahnya, maka mereka akan mendapat keuntungan yang sama, seperti
sebagai penyeimbang iklim dan posisi planet.
n Kalender Qomariah
Selain itu bulan
juga berfungsi sebagai sandaran periodik menetapkan waktu, kita kenal
kalender Qomariah yang dipegangi umat Islam untuk menjelaksan waktu
ibadah untuk mengawali dan mengakhiri puasa Ramadhan, ibadah haji, dan
puasa sunnah pertengahan bulan. Mengingat begitu pentingnya kalender
Qomariah, mestinya umat Islam memberi perhatian khusus pada persoalan
ini. Tak jarang di negeri kita terjadi perbedaan penetapan awal puasa
dan hari raya Idhul Fitri. Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) menilai perbedaan penetapan Idul Fitri pada
tahun ini karena adanya penyimpangan dari kelaziman astronomi modern
dalam hisab dan rukyat. Sejatinya hal ini bisa disatukan mengingat
peredaran relatif bulan, bumi, dan matahari sudah tetap sesuai siklus
dalam orbit peredarannya. Maka semestinya ada kajian komprehensif atas
hal ini. Tuhan pun telah berfirman dalam QS. Al-Fath ayat 23; Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menmukan perubahan bagi sunnatullah itu.
Tentunya kita
tahu betul di Indonesia kerap diwarnai perbedaan hari penentuan awal
lebaran, contohnya pada penentuan Idul Fitri 2011 kemarin, yakni saat
Maghrib 29 Ramadhan atau 29 Agustus, bulan sudah positif, tetapi
tingginya di seluruh Indonesia hanya sekitar 2 derajat atau kurang,
dengan posisi bulan seperti itu. Seperti diketahui, ada 2 organisasi
besar muslim yakni NU dan Muhammadiyah yang paling berpengaruh karena
menggunakan metode penentuan bulan yang beda. Muhammadiyah sejak awal
sudah mengumumkan Idul Fitri dengan menggunakan hisab jatuh pada 30
Agustus 2011 karena bulan sudah wujud di atas ufuk saat Maghrib 29
Agustus 2011, padahal saat itu bulan masih terlalu rendah untuk bisa
memunculkan hilal yang teramati sesuai dalil syar`i. Sementara itu, NU
yang menggunakan ru’yatul hilal menetapkan tanggal 31 Agustus.
Logikanya,
kenapa bulannya sama tapi ditentukan berbeda? Setidaknya ada dua langkah
yang bisa dipraktikkan untuk menghindari perbedaan ini. Pertama, astronom
muslim dengan sadar harus berusaha mengamati hilal awal bulan setiap
bulan, mungkin selama lima tahun berturut-turut agar diperoleh data yang
cukup lengkap. Data ini kemudian diolah untuk mendapatkan angka
visibilitas bulan yang paling mungkin—apakah 5, 7 atau 9 derajat atau
berapa. Sekarang di Indonesia terdapat dua kelompok hisab yang berbeda
penentuan kriteria bulan baru meskipun diperoleh ketinggian hilal yang
persis sama. Pertama, kriteria wujudul hilal yakni
keesokan hari sudah masuk bulan baru bila hisab akhir bulan, tepatnya
tanggal 29, memberikan angka di atas nol bagi ketinggian hilal,
berapapun angka angka itu. Kedua, kriteria imkaanur rukyat dengan
ketinggian hilal dua derajat. Aartinya, meski bulan di atas matahari
tetapi belum sampai dua derajat maka keesokan harinya bulan yang sama,
yakni tanggal 30 dan baru lusanya masuk bulan baru. Adapun dengan
menggunakan rukyat, umat islam tak bisa membuat kalender tahunan karena
tanggal satu setiap bulannya, bulan harus dilihat dulu. Islamic Society
of North America (ISNA) setelah 13 tahun menggunakan rukyat akhirnya
pada 13 Agustus 2006 memutuskan menggunakan hisab sebagai penentu awal
bulan. Rukyat dinilai kurang praktis.
Kedua, cara
yang lebih mudah dan dapat diuji siapapun. Bahwa Allah telah bersumpah
atas nama bulan purnama. Jika sesuatu dijadikan sumpah oleh Allah, maka
sesuatu itu pasti memunyai urgensi yang tinggi. Apa urgensi bulan
purnama? Secara astronomis jika penentuan tanggal satu bulan Qamariah
benar, maka bulan purnama pasti terjadi di tengah bulan, tanggal 15.
Barangkali ada pertanyaan, bagaimana membedakan antara bulan purnama
tanggal 14, 15, dan 16? Jika hal ini tidak dapat dibedakaan, bukankah
tidak dapat dijadikan penguji kebenaran tanggal satu? Mungkin di sinilah
keistimewaan bulan purnama dibandingkan dengan bulan sabit sampai Allah
pun bersumpah atasnya. Hilal secara praktis sangat sulit diamati;
kalaupun teramati, bisa jadi sebenarnya hari itu sudah tanggal 2 atau 3,
lain halnya dengan bulan purnama yang dengan mudah diamati.
Akhirnya,
begitulah penafsiran saintis ayat-ayat tentang bulan. Apapun itu,
kesimpulan dan hikmah yang bisa dipetik dikembalikan pada diri
masing-masing. Saya tekankan bila ikhtiar penelitian ayat kauniyah pada
akhirnya adalah guna menambah rasa syukur dan takwa kita pada keagungan
kuasa Tuhan.
Daftar Pustaka
Agus Purwanto, Ayat-Ayat Semesta: Sisi-Sisi Al-Qur’an Yang Terlupakan, Mizan, Bandung, 2008.
Muhammad Ismail Ibrahim, Sisi Mulia Al-Qur’an, Rajawali, Jakarta.
Muhammad Kamil Abdushamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, Akbar, Jakarta, 2004.
Zaghlul An-Najjar, Sains Dalam Hadist, Amzah, Jakarta.
Maktabah Shameela, Al-Qur’an Digital
Diakses dari http://apod.nasa.gov/apod/ap021029.html pada pukul 23.55 tanggal 21/04/2012.
Dalam ayat lain Qs. Al-Insyiqoq 18. وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ,
bahkan Allah menjadikan bulan purnama sebagai lataran sumpah.
Seringkali inspirasi hadir dalam benak manusia setelah melihat pesona
bulan purnama yang indah, begitupun dengan lagu “Purnama Merindu” yang
tercipta dan dilantunkan merdu oleh Siti Nurhaliza. (tidak penting)
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana_bulan diakses pada pukul 18.14 tanggal 22/04/2012
Tiada ulasan:
Catat Ulasan