Rabu, 5 September 2012

BILA SIFAT NAK BERKUASA SAJA...SETIAP MASA NAK DISANJUNG...PEMIMPIN BUKANNYA SENANG...ALLAH AKAN TANYA KEPIMPINAN KITA BAGAIMANA...

Bekas menteri lompat parti?
MOHD FAZLI ZAINUL ABIDIN
5 September 2012
Ahli Parlimen di Perlis
Ahli Parlimen di Perlis adalah,Datuk Seri Azmi Khalid (Padang Besar), Datuk Seri Mohd Radzi Sheikh Ahmad (Kangar) dan Datuk Ismail Kassim (Arau).
KANGAR - Bekas menteri dan juga masih menjadi Ahli Parlimen di Perlis dikatakan meninggalkan Barisan Nasional (BN) sekiranya beliau tidak dicalonkan semula kerusi berkenaan dalam Pilihan Raya Umum (PRU) ke-13 nanti.

Beliau yang pernah dilantik menganggotai kabinet semasa pentadbiran bekas Perdana Menteri ke lima, Tun Abdullah Ahmad Badawi apabila memenangi PRU ke-11 pada 2004, kemudiannya digugurkan apabila Datuk Seri Najib Tun Razak mengambil-alih pemerintahan.

Menurut laman Facebook pro-Umno Perlis, beliau juga dikatakan telah mengatur beberapa mesyuarat untuk menentukan nasibnya sekiranya tidak dicalonkan semula.

"Tidak sepatutnya mengugut kepimpinan dalam perjuangan BN, kena lihat apa juga sumbangan beliau semasa menjawat jawatan menteri. Apa yang beliau bawa kepada pembangunan Perlis?

"Umurnya pun sudah semakin meningkat, adalah wajar diberikan kepada pimpinan muda. Ini tidak, mengatur rancangan untuk berpaling tadah pula kepada BN," katanya dipetik Sinar Harian, semalam.

Perlis mempunyai tiga kerusi Parlimen milik BN dan 15 kerusi Dewan Undangan Negeri (DUN), dua daripadanya dimenangi pembangkang.

Ahli Parlimen di Perlis adalah, Datuk Seri Azmi Khalid (Padang Besar), Datuk Seri Mohd Radzi Sheikh Ahmad (Kangar) dan Datuk Ismail Kassim (Arau).

Menurut sumber lain, Ahli Parlimen berkenaan juga dikatakan sedang mengintai peluang bertanding kerusi DUN dan menjadi Menteri Besar sekiranya tidak dicalonkan di Parlimen.
Setiap Kepemimpinan Pasti akan Ditanya

Oleh: Muslim Al-Rasyid, SHI


"Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya!.... [Hadis riwayat Ibnu Umar]

Pada saat sekarang ini gaung pesta demokrasi lima tahunan dalam memilih kepala daerah yang ada di Sumbar secara serentak akan dilaksanakan pada 30 Juni 2010 mendatang. Di sana-sini sudah mulai terpampang baliho-baliho para calon. Di media-media baik media cetak dan elektronik sudah banyak pula gambar para calon terpampang penuh menceritakan tentang fropilnya.

Menjadi seorang pemimpin tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak sekali beban serta tanggungjawabnya. Untuk masa di dunia ini embat saja semua kesempatan yang ada di depan mata. Yang penting asalkan bisa menjadi seorang pemimpin. Bisa disegani dan dihormati. Sementara amanah dan tanggungjawab yang dipikul dalam memimpin tidak difikirkan kebelakangnya. Di akhirat nanti, semua apa yang kita lakukan akan ditanya satu persatu. Tidak akan ada yang terlewatkan.

Seperti yang disebutkan dalam hadist di atas, pemimpin tidak hanya seorang raja, seorang budak dan kepala rumah tangga saja mereka juga termasuk pemimpin dimana tempat tugasnya. Dalam mengurus hal-hal kecil seperti rumah tangga banyak sekali dilema dan polemik dihadapi sebagian masarakat kita. Apalagi untuk mengurus sebuah wilayah, daerah, atau bangsa.

Beberapa kriteria syarat-syarat pemimpin menurut syariah islam adalah, Beriman dan beramal saleh. Artinya, seorang pemimpin tersebut adalah orang beriman, bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya. Kalau seorang pemimpin yang beriman maka dia tidak akan mau menyelewengkan uang dimana tempat dia bekerja. Meskipun sekecil apapun.

Berilmu, para pemimpin harus mempunyai ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akherat. Karena dengan ilmu ini maka akan membawa perubahan ke arah lebih baik dalam bentuk pembangunan fisik maupun spiritual, baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan manusianya itu sendiri. Ilmu di dapat tidak harus melalui sekolah formal, tapi bisa di dapat dari mana saja yang penting bisa mengamalkan ilmunya itu dan nampak hasilnya di tengah-tengah masyarakat. Disamping itu jangan hanya monoton dengan ilmu dan kesarjanaan yang dimiliki. Mentang-mentang ada ilmu tekhnologi dimiliki, lalu berkutat disana-sana saja. Coba kembangkan ilmu tersebut dengan berbagai ilmu-ilmu sosial lain. Misalnya. bisnis, politik, agama, sosiolog dan kebudayaan.

Jujur. ya, seorang pemimpin tentunya harus jujur. Baik terhadap atasan maupun terhadap bawahan. Jangan main belah bambu. Mentang-mentang bawahan se almamater atau sekampung, dan family lalu dibela-bela meskipun dia salah. Juga, jika nggak patut dan tidak bidangnya dalam sebuah pekerjaan, jangan sekali-kali dipaksakan. Sebab, pekerjaan yang diberikan padanya akan hancur dan tidak jalan. Begitu juga jangan memaksakan orang yang sepatutnya tidak layak mendapat posisi lalu dipaksakan juga. Letakan sebuah pekerjaan itu sesuai dengan kapandaian seseorang. Jujur disini termasuk, jujur terhadap mana bawahan yang bisa dan tidak bisa. Bukan malah menghambat dan menjegalnya.

Tegas, merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan. Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.

Amanah, bertanggung jawab. Maksudnya adalah melaksanakan aturan-turan yang ada dengan sebaik-baiknya dan bertanggungjawab terhadap peraturan telah dibuat. .

Dalam berbagai sumber seorang pemimpin yang luar biasa itu adalah:

1. Integritas, melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang Anda katakan akan Anda lakukan. Integritas membuat Anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan Anda. Integritas adalah penepatan janji-janji Anda. Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti Anda adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa Anda akan membawa mereka kepada tujuan yang Anda janjikan.

2. Optimisme, tak ada orang yang mau menjadi pengikut Anda bila Anda memandang suram masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang lebih baik dan mereka dapat mencapai tempat itu.

3. Menyukai perubahan, pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika Anda tidak berubah, Anda takkan berkembang.

3.Berani menghadapi resiko, kebanyakan orang menghindari resiko. Padahal, kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita harus siap menghadapi resiko. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik.

4. Ulet, kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, “Jika Anda gagal di langkah pertama, menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain.” Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu, dan mereka akan selalu berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha.

5. Katalistis, pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain keluar dari zona kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan para pengikut.

6. Berdedikasi dan komit, para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan.[*]


sumber : http://padang-today.com/?today=article&id=1139

Anwar hadir sebagai tetamu jemputan
Wartawan Sinar Harian
5 September 2012
Anwar_Ibrahim
Datuk Seri Anwar Ibrahim
SHAH ALAM – Menteri Besar, Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim menjelaskan, Penasihat Ekonomi Negeri, Datuk Seri Anwar Ibrahim adalah tetamu jemputan bukannya tetamu kehormat pada sambutan Kemerdekaan Peringkat Negeri, 30 Ogos lalu.

“Tetamu kehormat dan tetamu jemputan adalah berbeza dalam majlis seperti ini. Perkara ini boleh dilaksanakan dengan telus dan terbuka. Esok atau lusa akan bersama Tuanku (menjelaskan isu ini).

“Ini bukan satu perkara yang sepatutnya sampai ke peringkat sebegini. Saya harap negeri yang  maju ini lebih tertumpu pada pembangunan dan usaha peringkatkan kemajuan ekonominya,” katanya.

Abdul Khalid berkata, rekod penganjuran majlis sambutan Kemerdekaan Peringkat Negeri sejak 2003 hingga 2012 membuktikan Menteri Besar daalah  tetamu kehormat majlis tersebut.

Bagaimanapun katanya,  Sultan Selangor, Sultan Sharafuddin Idris Shah berkenan untuk turut serta meraikan sambutan merdeka pada 2007 bersempena Sambutan Jubli Emas 50 tahun Kemerdekaan Malaysia.

Menurutnya, jemputan kepada Sultan Sharafuddin melalui Setiausaha Sulit Sultan Selangor, Datuk Mohamad Munir Bani ada dikemukakan setiap tahun bagi majlis bacaan Yasin, tahlil dan doa selamat sempena sambutan Bulan Kemerdekaan termasuk tahun ini.

“Berdasarkan rekod dan fail, bahagian ini (Pejabat Setiausaha Kerajaan Negeri) meneruskan pelaksanaan acara termasuk mengenai jemputan tetamu kehormat seperti amalan yang dilakukan pada tahun sebelumnya,” katanya.

Beliau juga menerima penjelasan SUK, Datuk Mohamed Khusrin Munawi dan menghargai usaha beliau bersama pegawainya  yang cuba melaksanakan program terbaik untuk Selangor.
Peguam negara pandang serius keputusan kes rogol, failkan rayuan

5 September 2012
KUALA LUMPUR - Jabatan Peguam Negara telah memfailkan rayuan terhadap keputusan Mahkamah Sesyen Pulau Pinang pada 28 Ogos lalu yang membebaskan seorang juruelektrik dengan ikat jamin RM25,000 dan bon jaminan berkelakuan baik atas tuduhan merogol gadis bawah umur.
 
Peguam Negara Tan Sri Abdul Gani Patail dalam satu kenyataan hari ini berkata rayuan tersebut telah difailkan pada 29 Ogos lalu.
 
Jabatan itu juga akan memohon agar pendengaran rayuan di Mahkamah Tinggi dipercepatkan kerana berpendapat ia wajar dihujahkan semula isu tafsiran undang-undang berkaitan hukuman bagi kesalahan rogol terhadap kanak-kanak serta pemakaian sewajarnya peruntukan Seksyen 294 Kanun Tatacara Jenayah terhadap kesalahan serius sedemikian, katanya.
 
Dalam kes tersebut, Hakim Mahkamah Sesyen Sitarun Nisa Abdul Aziz membebaskan Chuah Guan Jiu, 22, yang dihakimi mengikut Seksyen 376 Kanun Keseksaan kerana merogol teman wanitanya berusia 12 tahun, tahun lepas, setelah mengambil kira faktor usia tertuduh yang masih muda dan ini merupakan kesalahan pertamanya.

Abdul Gani berkata jabatan itu juga meneliti keputusan Mahkamah Rayuan yang mengekalkan keputusan Mahkamah Sesyen Melaka terhadap satu lagi kes rogol, yang mana pemain boling kebangsaan Noor Afizal Azizan yang disabit di bawah Seksyen 294 Kanun Tatacara Jenayah telah dibebaskan dengan perintah berkelakuan baik kerana merogol seorang gadis bawah umur di sebuah hotel di Ayer Keroh Melaka pada 2009. 
 
Katanya pihaknya mengambil kira bahawa kes itu telah dibicara dan didengar sehingga ke tahap mahkamah yang terakhir mengikut undang-undang, yang mana pembuatan rayuan lanjut ke Mahkamah Persekutuan tidak lagi mungkin.
 
Dalam hal ini, katanya, Jabatan Peguam Negara sedang menimbangkan penggunaan kuasa inheren mahkamah dengan mengambil kira bahawa kuasa untuk membuat semakan tersebut sepatutnya terbatas kepada salah aturan tatacara yang tidak melibatkan kesalahan atau perkara substantif.
 
"Jabatan ini juga perlu mengambil kira keperluan bagi kemuktamadan sesuatu keputusan mahkamah khususnya apabila keputusan kes telah berakhir di Mahkamah Rayuan berdasarkan bidang kuasa rayuannya.
 
"Jabatan berpendapat bahawa penyimpangan keadilan ini bagi mereka yang paling memerlukan perlindungan undang-undang perlu diperbetulkan," katanya.

Beliau berkata Jabatan Peguam Negara memandang serius kedua-dua keputusan mahkamah tersebut dan berpendirian bahawa kes rogol menghendaki hukuman deteren dikenakan untuk menunjukkan kebencian dan ketidaksenangan masyarakat terhadap perbuatan jenayah hina sedemikian.

"Jabatan ini berpendapat bahawa kesalahan di bawah Seksyen 376 Kanun Keseksaan, terutamanya kesalahan yang melibatkan mangsa kanak-kanak, yang pada hakikatnya meningkatkan keseriusan kesalahan tersebut, bukan suatu kesalahan di bawah hal keadaan yang meringankan dan bukan kes yang mewajarkan budi bicara mahkamah di bawah Seksyen 294 Kanun Tatacara Jenayah digunakan, tidak kira sama ada pesalah merupakan pesalah kali pertama mahupun pesalah muda," katanya.
 
Abdul Gani berkata secara prinsip dan moralnya, seseorang yang melebihi umur 18 tahun, terutamanya yang dikenali dan dipercayai oleh mangsa kanak-kanak tidak wajar mengambil kesempatan terhadap seseorang kanak-kanak kerana kanak-kanak pada usia bawah 18 tahun masih belum mencapai kematangan yang sewajarnya.
 
Katanya, walaupun dikatakan terdapat keizinan daripada seorang mangsa kanak-kanak bagi sesuatu perlakuan seksual, namum kesahihan keizinan tersebut perlu dipersoal memandangkan usia dan ketidakmatangan fikiran kanak-kanak tersebut.
 
"Pada hakikatnya, adalah mustahil seorang kanak-kanak yang belum matang fikirannya dapat memahami kesan dan akibat keizinan yang diberikan untuk membolehkan suatu keizinan yang berkesan di sisi undang-undang," katanya.

Abdul Gani berkata kes jenayah rogol terhadap mangsa di bawah masing-masing umur 16 dan 12 tahun kian menurun.
 
Berdasarkan statistik Jabatan Siasatan Jenayah Bukit Aman, pada tahun 2009, kes rogol melibatkan mangsa bawah 13 tahun ialah 281 kes, sementara yang melibatkan mangsa antara 13 dan 15 tahun ialah 1,767 kes.
 
Statistik ini menurun kepada 1,777 kes pada tahun 2010 (214 kes bagi bawah 12 tahun, 1,563 kes bagi 13 hingga 15 tahun), dan seterusnya kepada 1,652 kes pada tahun 2011, iaitu 202 kes melibatkan mangsa berumur bawah 12 tahun dan 1,450 melibatkan mangsa berumur antara 13 dan 15 tahun.
 
Setakat Julai tahun ini, jumlah kes rogol statutori yang dilaporkan ialah 859 kes, iaitu 109 melibatkan mangsa bawah 12 tahun dan 750 kes melibatkan mangsa berumur 13 hingga 15 tahun.

"Salah satu faktor penurunan tersebut ialah hukuman berat yang telah diperkenalkan pada tahun 2007 dan dilaksanakan dengan sewajarnya oleh mahkamah setakat ini," katanya.

Abdul Gani berkata merujuk kepada statistik Jabatan Pendaftaran Negara (JPN) berhubung pendaftaran kelahiran anak tanpa maklumat bapa di mana ibu berumur di bawah 18 tahun, ia jelas menunjukkan bahawa ramai kanak-kanak bawah 18 tahun telah melahirkan anak luar nikah akibat daripada tindakan seseorang dewasa yang telah mengambil kesempatan terhadap kanak-kanak tersebut.
 
Beliau berkata mengikut statistik JPN dari tahun 1997 hingga Julai 2012 mengenai perkara tersebut mengikut keturunan, sebanyak 14,370 kes telah dilaporkan iaitu kaum Melayu mencatatkan sebanyak 8,269 kes, diikuti dengan kaum lain-lain iaitu sebanyak 4,940 kes.
 
Kaum Cina dan India masing-masing mencatatkan 739 dan 423 kes. - Bernama
Sumbang mahram: Mahkamah kurangkan hukuman penjara

5 September 2012
PUTRAJAYA - Mahkamah Rayuan di sini hari ini mengurangkan tempoh hukuman penjara dan sebat terhadap seorang pemungut buah sawit, kepada penjara 15 tahun selain memerintahkan supaya dia dikenakan 12 sebatan kerana melakukan sumbang mahram terhadap anak perempuannya yang masih di bawah umur lima tahun lepas.
Panel tiga anggota diketuai Datuk Hishamudin Mohd Yunus menolak rayuan untuk mengetepikan sabitan terhadap lelaki berumur 47 tahun itu tetapi membenarkan rayuannya untuk mengurangkan tempoh hukuman penjara.
Hakim Hishamudin, yang bersidang bersama Hakim-Hakim Datuk Alizatul Khair Osman Khairuddin dan Datuk Lim Yee Lan, menegaskan bahawa hukuman penjara 20 tahun dan 12 sebatan terhadap lelaki itu yang dijatuhi Mahkamah Sesyen Melaka adalah jelas berlebihan.
Dia didapati bersalah oleh Mahkamah Sesyen itu pada 6 Nov, 2009 atas dua kesalahan melakukan sumbang mahram terhadap anak perempuannya yang berumur 12 tahun empat bulan di sebuah rumah di Kesang Tua, Jasin, Melaka pada 10 malam, 21 Ogos, 2007 dan 9.30 malam 26 Ogos, 2007.
Dia dijatuhi hukuman penjara 20 tahun dan 12 sebatan bagi setiap pertuduhan oleh Mahkamah Sesyen yang turut memerintahkan hukuman berjalan serentak, dan Mahkamah Rayuan mengurangkan hukuman itu kepada penjara 15 tahun dan enam sebatan rotan bagi setiap pertuduhan, serta memerintahkan hukuman itu berjalan serentak.

Lelaki itu kalah dalam rayuannya terhadap sabitan dan hukuman itu di Mahkamah Tinggi yang menolak rayuannya pada 14 Jan tahun lepas.
Mengikut fakta kes, mangsa dan lima adik beradiknya tinggal bersama bapa mereka apabila ibu mereka lari dari rumah selepas bertengkar dengan bapa mereka.
Dalam insiden pertama, budak perempuan itu sedang membaca buku di biliknya lalu tertidur apabila tiba-tiba dia merasai sesuatu di kakinya dan setelah terjaga, dia mendapati bapanya berada dekat dengannya.

Mangsa kemudian bertanya kepada bapa apa yang dia mahu daripadanya tetapi lelaki itu menyuruhnya diam dan mengugut untuk menampar jika dia membuat bising dan kemudian merogolnya.

Selepas insiden kedua, mangsa memberitahu seorang rakan bahawa dia dirogol oleh bapanya dan terus melarikan diri dari rumah serta menumpang satu malam di rumah seorang lagi rakan.

Keesokan harinya, pada 28 Ogos, 2007, budak perempuan itu menghubungi ibunya, yang bekerja di sebuah kantin sekolah supaya datang mengambilnya, dan ibunya yang datang bersama majikan dengan menaiki sebuah kereta, kemudian membawa mangsa ke tempat dia (ibu) bekerja.
Mangsa kemudian memberitahu ibunya bahawa dia dirogol oleh bapanya, dan ibunya meminta mangsa supaya berjumpa seorang guru di sekolah tempat ibunya bekerja.
Guru itu seterusnya melaporkan insiden berkenaan kepada seorang guru di sekolah budak perempuan itu, dan guru berkenaan lantas membawa mangsa ke balai polis untuk membuat laporan.
Bapa itu diwakili peguam V.Aravindhakshan, manakala Timbalan Pendakwa Raya V.Shoba mewakili pendakwaan.- Bernama
SSM geledah pejabat SU syarikat dan juruaudit Suaram
8:01PM Sep 5 2012
Pegawai dari Suruhanjaya Syarikat Malaysia (SSM) mengeledah pejabat setiausaha syarikat dan juruaudit Suara Inisiatif Sdn Bhd serta merampas dokumen berkaitan dengan syarikat itu.

Notis untuk menggeledah dan merampas dikeluarkan mengikut Seksyen 7C dan 7D (1) Akta Syarikat 1965.

Dalam satu kenyataan, Suaram berkata, pihaknya percaya kerajaan dan agensi-agensinya dalam kempen untuk menakut-nakutkan dan mengganggu Suaram sebagai tindak balas terhadap pendedahan NGO itu berhubung skandal kapal selam.

Sambil mengutuk tindakan SSM itu, Suaram berkata ia menjadi sasaran semata-mata kerana usahanya yang sah dan aman dalam mempertahankan hak asasi manusia di Malaysia.

Ugutan politik dan gangguan yang berterusan ini, tegas Suaram, adalah bukti bahawa kerajaan bertekad untuk mendiamkan suara-suara yang kritikal terhadapnya.

Katanya, dunia mesti menyaksikan trend yang membimbangkan ini sebagai satu isyarat mengenai potensi tindakan keras terhadap aktivis dan pembela hak asasi yang kritikal di negara ini.

Pengarah eksekutif Suaram E Nalini mengesahkan kepada Malaysiakini bahawa pegawai SSM menyerbu pejabat juruaudit dan setiausaha syarikat pada waktu pagi, tetapi enggan mengulas lanjut, dan berkata ia akan didedahkan esok, mengenai notis yang turut dikeluarkan kepada Suaram.
Himpunan Hijau akan buat sekatan di Pelabuhan Kuantan

  • Hazlan Zakaria
  • 5:11PM Sep 5 2012
Kumpulan alam sekitar Himpunan Hijau berikrar untuk membuat sekatan di Pelabuhan Kuantan sekiranya syarikat pelombong nadir bumi Lynas mula menghantar bahan berkenaan untuk diproses di lojinya di Gebeng.

Pengerusi Himpunan Hijau Wong Tack memberi jaminan bahawa penghantaran itu tidak akan melepasi sekatan mereka.

"Kami akan adakan keingkaran awam terbesar di negara ini dan mengumpulkan semua golongan.

"Pelabuhan Kuantan tidak akan beroperasi selagi bijih berkenaan berada di situ," katanya.

Kenyataannya itu timbul susulan keputusan Lembaga Pelesenan Tenaga Atom (AELB) untuk meluluskan Lesen Pengendalian Sementara (TOL) kepada Syarikat Lynas (Malaysia) Sdn Bhd (Lynas) secara bersyarat hari ini.

Kenyataan AELB menyebut, mesyuarat lembaga itu pada hari Isnin lalu berbuat hati bahawa Lyna mematuhi semua aspek teknikal untuk lesen tersebut.

Ia termasuk kaedah kawalan debu serta imobilisasi bahan radioaktif dalam residu, dan keperluan perundangan yang ditetapkan.

"Lembaga juga mengambil maklum bahawa Lynas telah membuat komitmen untuk membawa residu Water Leach Purification (WLP) yang terhasil dalam projek LAMP keluar daripada Malaysia dalam bentuk produk komersial," kenyataan itu dipetik.
Sementara itu, kumpulan yang menentang operasi loji pemprosesan nadir bumi Lynas, Selamatkan Malaysia, Hentikan Lynas (SMSL) berkata mereka akan memfailkan injunksi di mahkamah untuk menghalang lesen operasi sementara (TOL) kepada loji di Gebeng, Kuantan itu daripada dikuatkuasakan.

Seorang jurucakap SMSL memberitahu Malaysiakini bahawa badan tersebut telah mengarahkan peguam mereka supaya memfailkan injunksi berkenaan.

Katanya, injuksi itu sekurang-kurangnya bagi membolehkan dua permohonan semakan kehakiman yang difailkan mereka sebelum ini diputuskan oleh Mahkamah Tinggi Kuantan.

Permohonan semakan kehakiman pertama adalah ke atas penganugerahan TOL kepada loji Lynas oleh Lembaga Pelesenan Tenaga Atom (AELB) dan satu lagi ke atas keputusan Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Maximus Ongkili yang menolak rayuan mereka.

TOL berkenaan, bagaimanapun dikeluarkan oleh AELB kepada syarikat perlombongan nadir bumi Australia itu.


Pak Samad sedia beri keterangan kepada polis

Harakahdaily, 05 Sep 2012
KUALA LUMPUR: Sasterawan Negara, Datuk A Samad Said akan hadir ke Ibu Pejabat Polis Daerah Dang Wangi jam 3.00 petang esok bagi membantu siasatan berhubung tindakannya membaca puisi di perhimpunan janji demokrasi, Khamis lalu.

A. Samad atau lebih mesra dengan panggilan Pak Samad berkata, beliau tidak dapat memenuhi permintaan polis agar beliau hadir ke balai polis jam 6 petang tadi kerana sedang berada dalam program lain.

"Mereka mahu saya datang ke IPD Dang Wangi pada jam 6.00 petang ini, tetapi saya menolak kerana ada acara lain. Lagipun, masa itu terlalu singkat.

“Namun, saya bersetuju untuk hadir selepas anggota Gabungan Janji berunding agar masa itu dianjak kepada 3.00 petang esok,” katanya kepada Keadilandaily.

Gabungan Janji disertai 47 Pertubuhan Bukan Kerajaan (NGO) menganjurkan himpunan Janji Demokrasi pada malam 30 Ogos lalu di Dataran Merdeka sempena sambutan kemerdekaan negara ke 55.

Walaupun tidak diberikan permit oleh pihak polis dan Dewan Bandaraya Kuala Lumpur (DBKL), perhimpunan tersebut berjalan aman dengan dihadiri 20,000 rakyat berbaju kuning.

Ketua Polis IPD Dang Wangi, ACP Zainuddin Ahmad berkata, polis akan menyiasat sama ada sasterawan itu melanggar undang-undang dengan membaca sajak dalam perhimpunan itu mengikut Akta Perhimpunan Aman 2012.

Hina gambar: Kerajaan perlu nilai kenapa berlaku

Salmiyah Harun, 05 Sep 2012
KUALA LUMPUR: Insiden mempermainkan gambar pemimpin negara pada malam ambang Merdeka tempoh hari perlu dinilai oleh kerajaan mengapa ianya berlaku.

Penyelaras Suara Rakyat Malaysia (Suaram) Ahmad Syukri Abd Razab berkata, apa yang dilakukan oleh anak muda pada malam itu ada signifikannya yang perlu difikirkan.

"Kerajaan perlu fikirkan mengapa mereka bertindak diluar batas seperti itu. Apakah tidak cukup dengan sekadar laungan dan protes sehingga mereka memijak gambar pimpinan. Ini yang perlu dinilai oleh kerajaan," katanya.

Katanya, tindakan memijak gambar itu menggambarkan ekspresi kemarahan anak muda yang merasakan tuntutan mereka yang tidak dipenuhi oleh kerajaan.

Namun beliau menegaskan perbuatan tersebut adalah diluar batasan dan ia tidak sepatutnya berlaku.

"Kita tidak perlu tunjuk perbuatan seperti itu untuk menyatakan protes kita terhadap mana-mana pihak. Kita tidak boleh menerima budaya ini sebagai demokrasi tulen," katanya.

Bagaimanapun tegasnya, pihak kerajaan perlu bersikap adil dan mengenakan tindakan undang-undang kepada sesiapa sahaja yang melakukannya.

"Maknanya sesiapa yang melakukan perbuatan seperti itu harus dikenakan tindakan tidak kira individu yang menghina pimpinan kerajaan ataupun pimpinan pembangkang. Kerajaan perlu adil," katanya.

Tambahnya, jika dibiarkan perbuatan seperti itu terus berleluasa seolah-olah kerajaan membiarkan demokrasi ini diamalkan secara liar.

Sebelum ini, Ketua Menteri Pulau Pinang Lim Guang Eng meminta pihak berkuasa turut menyiasat individu memijak gambarnya.

Terdahulu, di Dalam Himpunan Janji Demokrasi pada malam 30 Ogos lalu segelintir peserta himpunan dipanggil polis kerana telah bertindak memijak dan menghina gambar pimpinan negara.

Tindakan mereka itu turut mendapat perhatian Menteri Dalam Negeri Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein dan menyifatkan ia tindakan melampau bagi menyemai bibit kebencian terhadap pemimpin negara.


 SUNNAH SUAMI ISTERI : TIDAK MARAH DENGAN KESILAPAN ISTERI.

Setiap manusia tidak lepas dari sebarang kesilapan. Walaupun seseorang itu berhati-hati dalam tindakan pun, kadangkala berlaku juga kesilapan.

Ekoran dari itulah, kita akan dapati islam meletakkan asas bahawa dimaafkan kepada mereka yang melakukan sebarang kesilapan.


Sabda Nabi SAW; ”Allah tidak mengambil salah dari umatku dikala mereka tersilap, lupa dan dalam keadaan mereka dipaksa [1] ”

Kesilapan itu kadangkala dilakukan oleh isteri. Kesilapan yang kecil, tidak seharusnya dijadikan modal utama untuk melahirkan pertelagahan antara suami isteri. Lebih-lebih lagi membawa kepada perceraian.

Keadaan ini dibuktikan dengan hadis riwayat Aisyah R.ha yang berkata;

”Aku dan Rasulullah SAW tidur atas satu hamparan, sedangkan ketika itu aku sedang berhaid. Darah haidku menitis terkena pada hamparan itu, didapati nabi SAW membasuh tempat titisan tersebut, dan tidak mengalihkan tempat itu, kemudian baginda menunaikan solat di situ. Apabila darahku menitis terkena pakaian baginda, Baginda SAW sendiri membasuh tempat yang kena titisan darah itu, dengan tidak mengalihkan tempat lain, kemudian menunaikan solat dengan pakaian itu [2] ”

Dari hadis ini, kita akan dapati betapa lunaknya hati nabi SAW dalam menghadapi kesilapan isterinya yang tidak berhati-hati dengan titisan darah haid, sehinggakan ditempat tidur dan juga pakaian Nabi pun terkena dengan titisan darah itu.Didapati, Baginda SAW tidak bertindak memarahi isterinya atas kesilapan tersebut.

Jika diperhatikan balik pada hadis ini, masakan marah, bahkan nabi SAW sendiri bertindak membersihkan titisan darah haid isterinya itu, walaupun jika dilihat kepada tafsiran oleh sebilangan masyarakat kita, ianya dilihat sebagai ”jijik” atau tindakan orang yang ”takut bini”.

Tindakan Nabi SAW ini perlu dijadikan contoh dan tauladan oleh para suami. Iaitu, hendaklah mengambil sikap memahami dan mengerti keadaan isteri. Sebagai suami, dengan kesilapan kecil sebegini tidak selayaknya dijadikan modal untuk memarahi isteri atau menyingkap kalimah jijik dihadapan isteri.

Jika keadaan ini mampu dilakukan oleh suami, pasti isteri akan merasakan bahawa mereka disantuni suami mereka sendiri, dan sudah pasti perasaan cinta dan mesra kepada suaminya akan bertambah kuat.

Sekian

Wallahu ’Alam

[1]As-Sunan Al-Kubra : 7/387.
[2]Sunan Abi Daud : 235

Tiada ulasan: