Alasan ilmiah Islam melarang lelaki pakai Emas
http://www.ustazcyber.com, | 20 Sep 2013 |
Dalam Islam, laki-laki haram pakai emas. Namun sangat disayangkan
budaya kita umat Islam telah meniru-niru budaya barat dimana laki-laki
mengenakan cincin emas saat prosesi tukar cincin atau sebagai mas kawin
pada saat acara pernikahan. Jika mengacu pada hadits-hadits Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dapat disimpulkan bahwa dalam
Islam laki-laki diharamkan pakai emas sedangkan bagi perempuan tidak.
Mengapa?
Atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit melalui pori-pori dan masuk ke dalam darah manusia. Jika seorang pria mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan: di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam kadar yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan migrasi emas).
Jika itu terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit Al zheimer. Sebab, jika tidak dibuang, maka dalam jangka waktu yang lama atom emas dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit Al zheimer.
Alzheimer adalah suatu penyakit dimana penderitanya kehilangan semua kemampuan mental dan fisik, menyebabkannya kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi penuaan paksaan atau terpaksa. Di antara mereka yang terkena penyakit Alzheimer adalah Charles Bronson, Ralph Waldo Emerson dan Sugar Ray Robinson.
Lalu, mengapa Islam memperbolehkan wanita untuk mengenakan emas?...klik tajuk /..SALAM-ONLINE
Jawabannya adalah, “Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi.” Itulah sebabnya Islam mengharamkan pria mengenakan perhiasan emas dan membolehkan wanita memakainya.
Emas-cincin-2-jpeg.image
Tukar Cincin Emas saat prosesi pernikahan: bukan budaya Islam
Penyakit yang disebabkan oleh kandungan emas ini, tidak ditemukan pada perempuan. Penelitian tentang penyakit ini menyebutkan bahwa dalam tubuh seorang perempuan/wanita, terdapat suatu lemak unik, lemak yang berbeda yang tidak dimiliki seorang laki-laki dimana lemak ini akan mencegah unsur senyawa atom emas (Au) untuk masuk ke dalam tubuh, sehingga saat atom ini masuk, hanya mampu menembus kulit, namun tidak bisa menembus lemak yang menghalangi jalan menuju daging dan darah.
Penelitian lain menyebutkan bahwa di dalam tubuh seorang wanita, zat emas bisa masuk ke dalam tubuh dan mengalir bersama darah, namun zat ini tidak akan berbahaya karena akan dibuang bersama darah saat haid/menstruasi. Jadi Nabi membolehkan seorang istri/wanita mengenakan cincin/perhiasan dari emas, namun sangat dilarang bagi suami/laki-laki.
Alasan Islam melarang pria memakai emas, telah disampaikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lebih 1400 tahun yang lalu. Padahal beliau tidak pernah belajar ilmu fisika.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Al-Bara’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, maka beliau memintanya supaya mencopot cincinnya, kemudian melemparkannya ke tanah. (HR Bukhari & Muslim).
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang cincin emas (bagi laki-laki),” (HR Bukhari No 5863 & Muslim No. 2089).
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah bertemu seorang lelaki yang memakai cincin emas di tangannya. Beliau mencabut cincin tersebut lalu melemparnya, kemudian bersabda,
« يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ إِلَى جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيَجْعَلُهَا فِى يَدِهِ » (“Seseorang dari kalian telah sengaja mengambil bara api neraka dengan meletakkan (cincin emas semacam itu) di tangannya”).
Lalu, setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi, ada yang mengatakan kepada lelaki tadi, “Ambillah dan manfaatkanlah cincin tersebut.” Ia berkata, “Tidak, demi Allah. Saya tak akan mengambil cincin itu lagi selamanya karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membuangnya,” (HR Muslim No. 2090, dari hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas).
Imam Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadits ini berkata, “Seandainya si pemilik emas tadi mengambil emas itu lagi, tidaklah haram baginya. Ia boleh memanfaatkannya untuk dijual dan tindakan yang lain. Akan tetapi, ia bersikap waro’ (hati-hati) untuk mengambilnya, padahal ia bisa saja menyedekahkan emas tadi kepada yang membutuhkan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melarang seluruh pemanfaatan emas. Yang beliau larang adalah emas tersebut dikenakan. Namun untuk pemanfaatan lainnya, dibolehkan,” (Syarh Shahih Muslim, 14: 56).
Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam Syarh Shahih Muslim (14: 32), “Emas itu haram bagi laki-laki berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama.” Dalam kitab yang sama (14: 65), Imam Nawawi juga berkata, “Para ulama kaum Muslimin sepakat bahwa cincin emas halal bagi wanita. Sebaliknya mereka juga sepakat bahwa cincin emas haram bagi pria.”
(nabawia.com dan sumber lainnya)
1. Individu yang faqih memahami al-Quran dan al-Sunnah mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dengan syarat disertai dengan taqwa sebagaimana sabit dalam al-Quran dan al-Hadis. Nabi bersabda: ُ مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ Sesiapa yang Allah mahukan untuk dirinya satu kebaikan maka Allah bagi kefaqihan (kefahaman mendalam) dalam agama. Hadis Bukhari.
2. Menjelaskan kedudukan dan kelebihan ulamak secara umum sebagaimana yang telah dinyatakan di dalam hadis tidak bererti mensucikan individu yang alim daripada kelemahan dan kesilapan.
3. Ulamak bukan jenama eksklusif milik golongan atau institusi tertentu seperti Majlis Syura Ulamak, Dewan Ulamak, Persatuan-persatuan Ulamak, Majlis-majlis Ulamak dan seumpamanya tetapi ia adalah sifat yang boleh dimiliki oleh sesiapa yang menguasai disiplin ilmu wahyu yang baik dgn kemampuan bahasa arab yg mantap dan mampu merujuk kepada al-Quran dan al-Hadis meskipun dia seorang peniaga, petani, kerani, ahli politik, doktor, jurutera dan sebagainya.
4. Mencadangkan Presiden dan Timbalan di kalangan "ulamak yang faqih dan memahami realiti semasa" adalah cadangan berasaskan merit dan kelayakan untuk diberi keutamaan (afdhal/lebih baik) untuk menjadi pemimpin iaitu ilmu agama di samping sifat kepimpinan yg lain seperti beriman, bertaqwa, bijak dan amanah.
5 . Cadangan tersebut tidak menafikan kelayakan untuk memimpin bagi individu-individu yang mempunyai sifat-sifat pemimpin seperti beriman, bertaqwa, bijak dan amanah namun memiliki kekurangan pada keilmuan dan kefaqihan agamanya.
6. Cadangan tersebut juga tidak menghalang mana-mana individu yg mempunyai sifat kepimpinan seperti beriman, bertaqwa, bijak dan amanah tetapi masih kekurangan pada keilmuan dan kefaqihan agamanya, meskipun latarbelakang pekerjaannya pelbagai tetapi masih tetap berkelayakan untuk menjadi pemimpin di semua peringkat parti sama ada cawangan, kawasan mahupun pusat. Dan itulah yang telah berlaku selama berdekad dalam PAS sejak awal penubuhannya.
7. Cadangan ilmu dan faqih agama sebagai merit kelayakan pemimpin utama gerakan Islam bukanlah cadangan yg undur ke belakang sebagaimana dakwaan setengah pihak kerana ia selari dgn Islam sebagaimana yg telah dicontohkan oleh para rasul dan khulafa rashidin. Kegemilangan mereka menjadi teladan kepada kita dalam mengemudi gerakan Islam pada masa kini. Merit ini perlu turut digabungkan dengan sifat quwwah dan amanah yg menjadi sebahagian kriteria umum kepada sesebuah kepimpinan. Malah menentang cadangan tersebut adalah langkah mundur meninggalkan Islam yg menjadi asas rujukan gerakan islam.
8. Gerakan Islam bermatlamat memandu manusia kepada Islam dan mendapatkan kuasa untuk memerintah dengan Islam. Usaha gerakan Islam ialah membentuk kerajaan yang berfungsi إقامة الدين وسياسة الدنيا به Menegakkan agama dan mentadbir bumi dengan agama" Justeru selayaknya dan sewajarnya keilmuan dan kefaqihan mendalam tentang Islam menjadi pra syarat dan merit tambahan untuk menjadi pemimpin utama gerakan Islam. Sebagaimana organisasi perubatan selayak dan sebaiknya dipimpin oleh mereka yg paling berkepakaran tentang perubatan tanpa menafikan kelayakan orang-orang yang juga berada di bidang perubatan.
9. Seorang individu yg alim tetapi tidak memiliki sifat-sifat kepimpinan yg lain seperti beriman, bertaqwa, bijak dan amanah sewajarnya tidak diberikan amanah kepimpinan.
10. Serangan berbentuk cemuhan dan tohmahan terhadap resolusi Multaqa Ulamak Se-Malaysia ini dibimbangi hanya berasaskan emosi dan bukannya berasaskan ilmu. Ahli2 PAS tidak sewajarnya terikut-ikut dengan segelintir penulis maya yg berbahasa kotor, jijik dan sinis. Nabi saw bersabda : لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلا اللَّعَّانِ وَلا الْفَاحِشِ وَلا الْبَذِيءِ " . Bukanlah mukmin itu seorang yg terlalu suka mengecam dan membuat tohmahan, tidak juga yg terlalu suka melaknat, tidak juga berbahasa lucah dan tidak juga berbahasa kotor dan jijik. (Hadis riwayat Ahmad dan Hakim )
11 . Sikap memperbodohkan pandangan dan resolusi multaqa yang dibuat secara jamaei oleh ulamak bukanlah sebahagian daripada akhlak Islam kerana ia gambaran keegoan dan keangkuhan pandangan. Jauh sekali menjadi akhlak kepada pendokong gerakan Islam. Dibimbangi akan termasuk dalam kategori peringatan Nabi saw: أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ ثَلاثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ " . Yang paling saya bimbang terhadap kamu tiga perkara yang membinasakan; kebakhilan yang ditaati, nafsu yang diikuti dan kekaguman setiap individu yang memberikan pandangan dengan pandangannya. (Riwayat al- Bazzar dan al-Asbahani)
12. Tidak ada sebab untuk ahli-ahli gerakan Islam yang tidak mempunyai ilmu mendalam tentang Islam terasa dipinggirkan daripada kepimpinan gerakan Islam sekiranya mereka memahami fungsi dan matlamat perjuangan gerakan Islam. Ia sepatutnya menjadi cabaran kepada setiap ahli-ahli gerakan Islam untuk berusaha menambahkan ilmu tentang Islam untuk melayakkan mereka juga mempunyai merit tambahan sebagai pemimpin gerakan Islam sementelah lagi mendalami Islam itu sememangnya tuntutan Islam dan tuntutan perjuangan. Malah setiap ahli PAS boleh berperanan dan menyumbang untuk kemajuan dakwah dan perjuangan PAS dengan pelbagai cara berdasarkan kelebihan yang dimiliki oleh setiap orang kerana nilaian di sisi Allah pada kerja dan amal. {وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ} [التوبة:105] Dan katakanlah oleh kamu semua; bekerjalah pasti nanti Allah melihat kerja kamu dan juga ia dilihat oleh Rasul-Nya dan orang2 beriman"
13. Perjawatan dalam gerakan Islam adalah amanah dan tanggungjawab membawa Islam dan bukannya kemuliaan yang menjadi rebutan individu yang menganggotainya. Resolusi Multaqa mencadangkan merit kelayakan memikul amanah dan tanggungjawab bagi menjadi pertimbangan ahli dalam memilih pemimpin yang menggalas amanah.
14. Apatah lagi resolusi hanya menegaskan syarat tambahan itu khususnya untuk perjawatan Presiden dan Timbalan dan sebahagian Naib Presiden yang merupakan pengemudi utama gerakan Islam. Ia tidak merujuk kepada perjawatan-perjawatan lain.
15. Tidakkah selama ini sejak awal penubuhan PAS, kuliah ilmu Islam dalam pelbagai bentuk merupakan sebahagian daripada agenda utama Parti Islam Semalaysia PAS. Dengan penyebaran ilmu inilah masyarakat semakin meninggalkan kejahilan dan jahiliyyah pemerintah BN dan UMNO harini. Maka selayaknya kefahaman agama menjadi nilaian dalam menentukan kepimpinan oleh ahli-ahli PAS. Atau adakah kerana leka berpolitik semata-mata menyebabkan ahli2 PAS tidak lagi melihat kefahaman agama mendalam sebagai suatu yang mendasar dan paksi dalam perjuangan serta nilai tambah kepimpinanan?
16. Cadangan Presiden dan Timbalan di kalangan "ulamak yg memahami dan faqih tentang Islam dan realiti semasa" bukanlah satu bentuk "meminta jawatan" sebagaimana dakwaan sebahagian pihak. Ia adalah penegasan prinsip dan kaedah penilaian kepimpinan. Multaqa Ulamak mencadangkan sebagai satu kewajipan orang berilmu untuk menyatakan pandangan Islam dalam kepimpinan. Jika para alim ulamak tidak menyatakannya, siapakah lagi yang diharapkan untuk menjelaskan prinsip tersebut. Malah ulamak tidak perlu malu untuk bertindak sedemikian bahkan malu menyatakan kebenaran adalah usikan syaitan supaya ulamak menyembunyikan kebenaran.
17 . Jawatan dalam Islam tidak boleh diminta atau dituntut oleh individu Islam sebagaimana seseorang individu meminta dirinya dipilih menjadi Presiden dan Timbalan. Inilah penegasan hadis-hadis Nabi saw. Resolusi Multaqa adalah resolusi jamaei secara beramai-ramai oleh ulamak untuk menegaskan nilai tambah syarat kepimpinan iaitu "faqih" dan bukannya perlakuan meminta jawatan oleh individu untuk dirinya sendiri secara individu. Kekeliruan memahami hukum "meminta jawatan" ini perlu dirungkai supaya tidak berlaku kekeliruan hukum lalu menempelak ulamak kononnya meminta jawatan.
18. DUPP sangat yakin dengan perjalanan panjang PAS yang berusia 62 tahun, ia memiliki sangat ramai ahli-ahli yang mempunyai nilai tambah kepimpinan yang "faqih" tentang Islam dan realiti semasa meskipun ia belum dikedepankan lagi kepada ahli untuk alternatif pilihan dalam muktamar pemilihan.
19 . DUPP menegaskan bahawa resolusi Multaqa agar Presiden dan Timbalan sewajarnya daripada kalangan ulamak (orang-orang berilmu) yang faqih tentang Islam (memahami dgn mendalam al-Quran dan al-Sunnah) dan realiti semasa (seperti isu politik semasa) adalah resolusi yang selaras dengan saranan Islam. Ia dilontarkan kepada seluruh ahli-ahli PAS untuk bahan penilaian atas kesedaran bahawa perlembagaan PAS tidak meletakkan syarat tersebut sebagai syarat wajib maka ia terbuka untuk menjadi syarat nilai tambah kepada kelayakan berasaskan Islam.
20. Merit kefahaman agama mendalam sebagai kelayakan terbaik menjadi pemimpin sangat penting dan mendasar. Nabi saw bersabda : إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ Apabila amanah dipersiakan maka tunggulah kiamat. Sahabat bertanya; bagaimana amanah dipersiakan? Baginda menegaskan "apabila sesuatu urusan disandarkan kepada bukan ahlinya (tidak berkelayakan) maka tunggulah kiamat" Hadis Bukhari
YB Ustaz Dr Mohd Khairuddin Aman Razali at-Takiri
Setiausaha Dewan Ulamak PAS Pusat
Rasullulah saw bersabda maksudnya: “Di akhir zaman ramai ulama suk (jahat).”
Ulama suk ialah ulama yang jahat atau ulama yang sudah rosak. Oleh sebab ini adalah sabda Rasulullah yang benar lagi dibenarkan, maka ia sudah tentu sesuatu yang pasti. Mari kita lihat dan kita analisa, sejauh manakah jahatnya atau rosaknya ulama di akhir zaman ini.
Daripada Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. hersabda; “Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain pakaian yang dibuat darIpada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat)â€.
Allah swt. Berfirman kepada mereka, “Apakah kamu tertipu dengan kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?. Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim ( cendikiawan ) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu)”. H.R Termizi
1. Cinta dunia
Ramai ulama akhir zaman yang menghidap penyakit ini. Rosaknya ulama bermula dari cintakan dunia. Cinta dunia adalah ibunya. Ia kepala segala kejahatan. Ia pintu kejahatan yang membuka kepada kejahatan yang lebih banyak dan lebih besar lagi. Cinta dunia ini bolehlah diterjemahkan kepada cinta duit, harta dan kekayaan, cintakan kuasa, pangkat dan jawatan dan cintakan nama, pujian, gelaran, glamour dan macam-macam lagi.
Bila cinta dunia telah mencengkam hati, maka sukar bagi ulama untuk bertindak dan beramal mengikut ilmu yang ada padanya secara tekun dan ikhlas. Apa pun yang dia buat atau hukum yang dikeluarkan, sentiasa ada maksud lain. Sentiasa ada udang di sebalik batu. Ada kepentingan dan untung untuk diri sendiri atau untuk kelompoknya.
Cinta dunia membuatkan ulama takut untuk menyatakan kebenaran. Takut untuk menegur kemungkaran kerana takuti kepentingan dunianya terjejas. Maka jadilah mereka ‘syaitan bisu’. Maksiat yang berlaku di depan mata mereka pun, mereka diamkan. Umat yang jahil pula mulalah meringan-ringankan maksiat kerana menganggap telah direstui oleh ulama secara tidak rasmi (kerana ulama mendiamkannya).
2. Ilmu yang tidak global
Ini adalah kerosakan yang kedua. Ilmu yang ada pada ulama tidak menyeluruh dan tidak global. Ilmu mereka juga tidak cukup dan tidak berterusan. Bila sampai pada satu tahap, ilmu mereka tidak bertambah kerana mereka berhenti belajar.
Ini kerana ulama menerima ilmu mengikut susunan dan sukatan yang dicipta oleh Yahudi dan Barat. Ulama diajar dan menerima pengajaran ikut sepertimana Yahudi dan Barat mahu. Ada ilmu yang diajar, ada yang tidak. Ilmu itu pula dijuruskan ke dalam bidang-bidang yang khusus dan tertentu. Ada ilmu yang diketengahkan dan ada yang disorok. Malahan ada ilmu Islam yang terus diselewengkan.
Oleh itu ilmu yang ada pada ulama jadi sangat kurang, singkat, dicatu-catu dan disukat-sukat. Kerana itu peranan ulama tidak berkesan. Ulama tidak cukup ilmu untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Yang di bidang tasawuf tidak tahu menyelesaikan masalah aqidah umat. Yang di bidang syariat tidak tahu menyelesaikan masalah ekonomi. Yang di bidang usulud-din tidak tahu menangani masalah keruntuhan moral muda mudi dan gejala sosial. Yang belajar ilmu wahyu pula tidak tahu bagaimana hendak menyatupadukan umat. Begitulah seterusnya. Jadi banyak ulama pun macam tidak ada ulama. Masyarakat terus rosak tanpa pimpinan. Liciknya tipu daya Yahudi.
Tambahan pada itu, ulama mencari ilmu untuk dapat kerja dan jawatan. Apabila sudah dapat kerja, terus berhenti belajar. Sudah dapat sijil terus berhenti mengaji.
Ulama dahulu mengaji tidak berhenti-henti sebab ilmu tidak pernah habis. Tidak ada siapa yang bagi sijil. Belajar pula bermacam-macam ilmu. Yang ahli dalam bidang tasawuf, dia juga pakar astronomi. Yang ahli dalam bidang syariat, dia juga pakar perubatan. Yang ahli dalam bidang tauhid, dia juga pakar dalam matematik, pertanian dan sebagainya.
3. Sudah tidak mewarisi nabi
Rasulullah SAW ada bersabda:
Maksudnya: “Ulama itu pewaris nabi.”
Ertinya ulama itu mewarisi segala apa yang ada pada nabi, baik ilmunya, ibadahnya, akhlaknya (termasuk sikap, percakapan, pergaulan, tawadhuknya) dan lain-lain lagi.
Jelas bahawa ulama akhir zaman tidak lagi mewarisi apa yang ada pada nabi. Mereka hilang wibawa dan karisma. Mereka tidak jadi contoh dan ikutan kepada rakyat dan mereka tidak dapat mengikat dan menyatupadukan umat.
4. Ulama sudah dimiliki
Sepatutnya ulama menjadi hak umum dan hak masyarakat, bergerak dan berkecimpung di kalangan seluruh umat. Ulama sebenarnya tidak berpihak, tidak mewakili dan tidak dimiliki oleh mana-mana kumpulan atau puak.
Di akhir zaman ini, ulama sudah jadi hak parti politik, hak kerajaan dan lain-lain lagi. Ada kes ulama dimiliki dan dibeli oleh orang Kristian dan membuat kerja untuk gereja. Ulama-ulama ini buat fatwa dan hukum ikut kehendak dan kepen tingan tuan-tuan mereka demi untuk memenuhi kepentingan duniawi mereka.
5. Perjuangan ulama yang hak dihasad dengki
Kalau ada ulama yang memperjuangkan yang benar dan yang hak, ulama akhir zaman akan merasa hasad dan dengki Terutama kalau ulama yang hak itu terlalu menonjol, ada jemaah, ada pengikut dan mendapat perhatian dan sokongan masyarakat. Mereka takut pengaruh mereka hilang dan takut tersingkap segala kesalahan dan kelemahan mereka. Mereka akan memburuk-burukkan perjuangan ulama yang hak itu di media-media massa. Mereka akan meminta kerajaan supaya mengharamkan atau membataskan kegiatan ulama yang hak itu.
6. Kejumudan dan liberalisme
Hasil pengajian di pondok dan pesantren, ulama menjadi jumud dan beku. Mereka hanya mementingkan ibadah dan ritual Manusia tidak tertarik dengan mereka kerana manusia ingin maju.
Ada pula ulama dari aliran pengajian moden di universiti yang sangat menganjurkan kemajuan tetapi mengikut cara dan acuan Barat. Maka timbullah fahaman Islam liberal yakni asalkan maju semuanya boleh. Asalkan maju semuanya tidak apa. Riba tidak apa. Bergaul bebas pun tidak apa. Yang penting maju. Cara berfikir ulama yang seperti ini sudah rosak dan tercemar. Kaedah dan hukum-hakam Islam ditolak ke tepi atau diringan-ringankan atas nama kemajuan dan kemodenan.
7. Kesan dari dimiliki, jumud dan liberal
Kerana ulama sudah dimiliki, jumud dan liberal, sunnah Rasulullah yang besar-besar seperti membangunkan jemaah sudah ditinggalkan. Jemaah itu disalah-ertikan dengan parti politik. Maka ulama seperti ini pun memasuki parti politik
seolah-olah dia memasuki sebuah jemaah Islam. Yang jumud, kerana tidak tahu macam mana hendak membangunkan jemaah turut juga masuk parti polirik kerana itu yang termudah. Yang liberal lagi-lagilah. Mereka ini apa pun boleh. Buat apa susah-susah membangunkan jemaah. Masuk parti politik itu bagi mereka adalah jalan pintas.
Oleh itu ulama seperti ini dimiliki dan digunakan oleh parti-parti politik. Suara mereka disesuaikan dengan kehendak dan keperluan parti dan kerajaan. Mereka sudah tidak bersuara lagi dengan suara Islam dan suara kebenaran.
8. Bekerja untuk dapat duit
Ramai ulama di akhir zaman ini yang bekerja di bidang agama untuk dapat duit. Mereka buat bisnes dan perniagaan dalam bidang agama. Mereka berdakwah dan bergerak sendiri, buat ceramah dengan bayaran yang tertentu. Mereka buka sekolah agama sebagai bisnes untuk dapat untung. Ada juga yang buat program yang ditaja oleh syarikat rokok dan sebagainya.
Ulama seperti ini sibuk mengejar dunia dan mengumpulkan kekayaan. Ada yang baca khutbah pun hendakkan bayaran.
Ini semua sudah cukup untuk merosakkan Islam. Orang-orang Islam jadi bingung. Walhal ulama itu sepatutnya menjadi pagar atau benteng untuk menjaga supaya Islam tidak rosak. Tetapi mereka sendiri yang merosakkan Islam. Rasulullah SAW ada bersabda:
Maksudnya: “Ada dua golongan. Kalau baik golongan itu, maka baiklah umat. Kalau rosak golongan itu, maka rosoklah umat. laitu ulama dan umara.”
Sabda Rasulullah SAW lagi:
Maksudnya: “Apabila tergelincir ulama, maka tergelincirlah umat.”
Cuba kita lihat “ulamak-ulamak” sekarang…malah pada mereka yang mengaku dirinya lebih alim …cuba tanya diri sendiri, berapa ramai orang kafir yang telah kamu islamkan? sepanjang masa muda dan tua kamu berada di tanah ini. Malah mereka yang berpakatan dengan orang kafir juga tidak mampu mengislamkan walau seorang! Di mana silapnya? tanyalah hati masing-masing….sejauh mana keimanan dan ketakwaaan kita pada Allah? Sejauh mana niat dan keikhlasan kita untuk menegakkan agama Allah? Adakah kita digeruni oleh orang-orang kafir atau kita yang mengeruni mereka? Adakah orang-orang kafir itu menghormati kita atau kita yang terlalu menghormati mereka sehingga jatuh martabat islam itu sendiri.
Di setiap urat nadi yang berdenyut di dalam darah orang islam itu terdapatnya nur dan cahaya dari Allah, manakala di setiap urat nadi yang berdenyut di dalam orang-orang kafir itu terdapat syaitan dan iblis yang penuh dengan kegelapan. Selagi hati-hati kita ditunggangi nafsu, maka selagi itu api iblis bercahaya dan mengelapkan nur dari Allah. Tanyalah pada diri sendiri, adakah kita masih lagi mahu ditunggangi nafsu duniawi yang terdiri dari emas, tahta, pangkat, kerusi-kerusi parlimen di putrajaya atau nur cahaya Allah yang menerangi kita? Jawaplah wahai si pemakai jubah dan serban yang menzahirkan dirinya lebih mulia dan dan lebih alim…Jawaplah! Di mana kamu letakkan kalimah syahadah? selain mengkafirkan dan mengfasikkan orang-orang islam yang sudah terang syahadahnya! Jangan terlalu mudah untuk kamu menghukum kerana hukuman dan penilaian itu terletakknya di tangan Allah taala. Insafilah dirimu…
KUALA LUMPUR: Angkatan
Belia Islam Malaysia (Abim) menyambut baik dan mengucapkan terima kasih
serta tahniah kepada pihak kerajaan atas keprihatinan terhadap masa
depan pembelajaran para pelajar Malaysia di Mesir.
“Usaha ini menunjukkan rasa kebertanggungjawaban yang tinggi dari pihak kerajaan,” ujar Presidennya, Amidi Abdul Manan dalam kenyataan kepada Harakahdaily.
Beliau percaya keputusan yang diambil oleh Kabinet pada 18 September lalu telah memperkirakan pelbagai aspek, namun Abim memohon agar keputusan ini diperhalusi dengan lebih teliti lagi.
Katanya, asas kepada saranan itu adalah dengan merujuk kejadian penutupan sebuah kolej perubatan di Karnataka, India sekitar tahun 90-an yang melibatkan para pelajar Malaysia.
Menurutnya, proses penyerapan para pelajar ketika itu mengambil masa kira-kira setahun oleh sebuah IPTA tempatan disebabkan proses pemindahan kredit melibatkan sukatan pelajaran, pengiktirafan dan pemantauan.
Tambahnya, perkara itu dijangkakan lebih sukar kerana kebanyakan IPTS melaksanakan kursus perubatan secara berkembar dengan IPT luar negara.
Beliau berkata, Abim khuatir sekiranya perkara ini tidak diperhalusi dengan teliti ia akan menimbulkan lebih banyak masalah dan mengganggu pembelajaran para pelajar, lebih-lebih lagi wujud saranan daripada Malaysia Medical Council (MMC), Malaysian Pharmaceutical Board (MPB) dan Malaysian Dental Council (MDC) untuk pelajar kembali ke Mesir. Saranan tersebut dibuat dalam satu pertemuan dengan Menteri Pendidikan II pada 12 September lalu.
Katanya lagi, Abim juga ingin menyarankan agar pelajar diberikan peluang untuk menyambung pelajaran di Mesir seperti biasa, namun bagi mencapai maksud ini, Abim ingin menegaskan beberapa gesaan kepada pihak-pihak berikut:-
1) Penaja kepada para pelajar Malaysia meneruskan tajaan kepada mereka yang ingin meneruskan pengajian di Mesir. Wujud ura-ura sebuah yayasan negeri yang bercadang untuk menghentikan tajaan sekiranya para pelajar berhasrat meneruskan pengajian di Mesir.
2) Pelajar Malaysia memperkukuh kerjasama dengan para pegawai kerajaan Malaysia termasuk kerajaan negeri serta mengambil berat perkembangan isu semasa di media rasmi yang boleh dipercayai. Para pelajar juga harus menghindari sebarang aktiviti yang boleh menjejaskan pengajian dan keselamatan mereka. Ini termasuklah status-status di FB, Twitter, dan laman-laman sosial seumpamanya.
3) Ibu bapa sentiasa mengikuti perkembangan anak-anak mereka serta menasihati anak mereka agar tidak melakukan sebarang aktiviti yang boleh menjejaskan pengajian anak mereka. Ibu bapa perlu sentiasa berhubung dengan para pegawai bagi mengetahui keadaan semasa secara benar, lengkap, dan menyeluruh. Sikap sebegini dapat menghindarkan rasa cemas yang keterlaluan.
4) Abim juga menggesa agar pihak kerajaan berunding dengan pihak keselamatan Mesir agar meningkatkan pengawasan di kawasan-kawasan yang berisiko tinggi dari segi keselamatan yang mana terdapat ramai pelajar Malaysia di situ.
Menurut Amidi lagi, Abim menyambut baik usaha kerajaan mewujudkan medium komunikasi antara Kementerian Pendidikan dan para pelajar bagi menyediakan maklumat yang tepat.
“Usaha ini juga akan mewujudkan persefahaman dan keharmonian yang akan membantu mencari jalan penyelesaian yang terbaik,” ujarnya.
Beliau menambah, Abim berharap dengan segala usaha dan kerjasama ketiga-tiga pihak itu, serta pegawai yang berkaitan, hasrat untuk pelajar Malaysia meneruskan pengajian di Mesir seperti biasa dapat direalisasikan.
“Kita berharap segala masalah ini dapat diselesaikan dengan baik secepat mungkin kerana pelajar hari ini adalah pemimpin negara pada masa akan datang,” katanya.
Atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit melalui pori-pori dan masuk ke dalam darah manusia. Jika seorang pria mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan: di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam kadar yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan migrasi emas).
Jika itu terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit Al zheimer. Sebab, jika tidak dibuang, maka dalam jangka waktu yang lama atom emas dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit Al zheimer.
Alzheimer adalah suatu penyakit dimana penderitanya kehilangan semua kemampuan mental dan fisik, menyebabkannya kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi penuaan paksaan atau terpaksa. Di antara mereka yang terkena penyakit Alzheimer adalah Charles Bronson, Ralph Waldo Emerson dan Sugar Ray Robinson.
Lalu, mengapa Islam memperbolehkan wanita untuk mengenakan emas?...klik tajuk /..SALAM-ONLINE
Jawabannya adalah, “Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi.” Itulah sebabnya Islam mengharamkan pria mengenakan perhiasan emas dan membolehkan wanita memakainya.
Emas-cincin-2-jpeg.image
Tukar Cincin Emas saat prosesi pernikahan: bukan budaya Islam
Penyakit yang disebabkan oleh kandungan emas ini, tidak ditemukan pada perempuan. Penelitian tentang penyakit ini menyebutkan bahwa dalam tubuh seorang perempuan/wanita, terdapat suatu lemak unik, lemak yang berbeda yang tidak dimiliki seorang laki-laki dimana lemak ini akan mencegah unsur senyawa atom emas (Au) untuk masuk ke dalam tubuh, sehingga saat atom ini masuk, hanya mampu menembus kulit, namun tidak bisa menembus lemak yang menghalangi jalan menuju daging dan darah.
Penelitian lain menyebutkan bahwa di dalam tubuh seorang wanita, zat emas bisa masuk ke dalam tubuh dan mengalir bersama darah, namun zat ini tidak akan berbahaya karena akan dibuang bersama darah saat haid/menstruasi. Jadi Nabi membolehkan seorang istri/wanita mengenakan cincin/perhiasan dari emas, namun sangat dilarang bagi suami/laki-laki.
Alasan Islam melarang pria memakai emas, telah disampaikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lebih 1400 tahun yang lalu. Padahal beliau tidak pernah belajar ilmu fisika.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Al-Bara’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu, bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, maka beliau memintanya supaya mencopot cincinnya, kemudian melemparkannya ke tanah. (HR Bukhari & Muslim).
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang cincin emas (bagi laki-laki),” (HR Bukhari No 5863 & Muslim No. 2089).
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah bertemu seorang lelaki yang memakai cincin emas di tangannya. Beliau mencabut cincin tersebut lalu melemparnya, kemudian bersabda,
« يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ إِلَى جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيَجْعَلُهَا فِى يَدِهِ » (“Seseorang dari kalian telah sengaja mengambil bara api neraka dengan meletakkan (cincin emas semacam itu) di tangannya”).
Lalu, setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi, ada yang mengatakan kepada lelaki tadi, “Ambillah dan manfaatkanlah cincin tersebut.” Ia berkata, “Tidak, demi Allah. Saya tak akan mengambil cincin itu lagi selamanya karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membuangnya,” (HR Muslim No. 2090, dari hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas).
Imam Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadits ini berkata, “Seandainya si pemilik emas tadi mengambil emas itu lagi, tidaklah haram baginya. Ia boleh memanfaatkannya untuk dijual dan tindakan yang lain. Akan tetapi, ia bersikap waro’ (hati-hati) untuk mengambilnya, padahal ia bisa saja menyedekahkan emas tadi kepada yang membutuhkan karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melarang seluruh pemanfaatan emas. Yang beliau larang adalah emas tersebut dikenakan. Namun untuk pemanfaatan lainnya, dibolehkan,” (Syarh Shahih Muslim, 14: 56).
Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam Syarh Shahih Muslim (14: 32), “Emas itu haram bagi laki-laki berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama.” Dalam kitab yang sama (14: 65), Imam Nawawi juga berkata, “Para ulama kaum Muslimin sepakat bahwa cincin emas halal bagi wanita. Sebaliknya mereka juga sepakat bahwa cincin emas haram bagi pria.”
(nabawia.com dan sumber lainnya)
Ulamak bukan jenama eksklusif
., | 20 Sep 2013 |
1. Individu yang faqih memahami al-Quran dan al-Sunnah mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dengan syarat disertai dengan taqwa sebagaimana sabit dalam al-Quran dan al-Hadis. Nabi bersabda: ُ مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ Sesiapa yang Allah mahukan untuk dirinya satu kebaikan maka Allah bagi kefaqihan (kefahaman mendalam) dalam agama. Hadis Bukhari.
2. Menjelaskan kedudukan dan kelebihan ulamak secara umum sebagaimana yang telah dinyatakan di dalam hadis tidak bererti mensucikan individu yang alim daripada kelemahan dan kesilapan.
3. Ulamak bukan jenama eksklusif milik golongan atau institusi tertentu seperti Majlis Syura Ulamak, Dewan Ulamak, Persatuan-persatuan Ulamak, Majlis-majlis Ulamak dan seumpamanya tetapi ia adalah sifat yang boleh dimiliki oleh sesiapa yang menguasai disiplin ilmu wahyu yang baik dgn kemampuan bahasa arab yg mantap dan mampu merujuk kepada al-Quran dan al-Hadis meskipun dia seorang peniaga, petani, kerani, ahli politik, doktor, jurutera dan sebagainya.
4. Mencadangkan Presiden dan Timbalan di kalangan "ulamak yang faqih dan memahami realiti semasa" adalah cadangan berasaskan merit dan kelayakan untuk diberi keutamaan (afdhal/lebih baik) untuk menjadi pemimpin iaitu ilmu agama di samping sifat kepimpinan yg lain seperti beriman, bertaqwa, bijak dan amanah.
5 . Cadangan tersebut tidak menafikan kelayakan untuk memimpin bagi individu-individu yang mempunyai sifat-sifat pemimpin seperti beriman, bertaqwa, bijak dan amanah namun memiliki kekurangan pada keilmuan dan kefaqihan agamanya.
6. Cadangan tersebut juga tidak menghalang mana-mana individu yg mempunyai sifat kepimpinan seperti beriman, bertaqwa, bijak dan amanah tetapi masih kekurangan pada keilmuan dan kefaqihan agamanya, meskipun latarbelakang pekerjaannya pelbagai tetapi masih tetap berkelayakan untuk menjadi pemimpin di semua peringkat parti sama ada cawangan, kawasan mahupun pusat. Dan itulah yang telah berlaku selama berdekad dalam PAS sejak awal penubuhannya.
7. Cadangan ilmu dan faqih agama sebagai merit kelayakan pemimpin utama gerakan Islam bukanlah cadangan yg undur ke belakang sebagaimana dakwaan setengah pihak kerana ia selari dgn Islam sebagaimana yg telah dicontohkan oleh para rasul dan khulafa rashidin. Kegemilangan mereka menjadi teladan kepada kita dalam mengemudi gerakan Islam pada masa kini. Merit ini perlu turut digabungkan dengan sifat quwwah dan amanah yg menjadi sebahagian kriteria umum kepada sesebuah kepimpinan. Malah menentang cadangan tersebut adalah langkah mundur meninggalkan Islam yg menjadi asas rujukan gerakan islam.
8. Gerakan Islam bermatlamat memandu manusia kepada Islam dan mendapatkan kuasa untuk memerintah dengan Islam. Usaha gerakan Islam ialah membentuk kerajaan yang berfungsi إقامة الدين وسياسة الدنيا به Menegakkan agama dan mentadbir bumi dengan agama" Justeru selayaknya dan sewajarnya keilmuan dan kefaqihan mendalam tentang Islam menjadi pra syarat dan merit tambahan untuk menjadi pemimpin utama gerakan Islam. Sebagaimana organisasi perubatan selayak dan sebaiknya dipimpin oleh mereka yg paling berkepakaran tentang perubatan tanpa menafikan kelayakan orang-orang yang juga berada di bidang perubatan.
9. Seorang individu yg alim tetapi tidak memiliki sifat-sifat kepimpinan yg lain seperti beriman, bertaqwa, bijak dan amanah sewajarnya tidak diberikan amanah kepimpinan.
10. Serangan berbentuk cemuhan dan tohmahan terhadap resolusi Multaqa Ulamak Se-Malaysia ini dibimbangi hanya berasaskan emosi dan bukannya berasaskan ilmu. Ahli2 PAS tidak sewajarnya terikut-ikut dengan segelintir penulis maya yg berbahasa kotor, jijik dan sinis. Nabi saw bersabda : لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلا اللَّعَّانِ وَلا الْفَاحِشِ وَلا الْبَذِيءِ " . Bukanlah mukmin itu seorang yg terlalu suka mengecam dan membuat tohmahan, tidak juga yg terlalu suka melaknat, tidak juga berbahasa lucah dan tidak juga berbahasa kotor dan jijik. (Hadis riwayat Ahmad dan Hakim )
11 . Sikap memperbodohkan pandangan dan resolusi multaqa yang dibuat secara jamaei oleh ulamak bukanlah sebahagian daripada akhlak Islam kerana ia gambaran keegoan dan keangkuhan pandangan. Jauh sekali menjadi akhlak kepada pendokong gerakan Islam. Dibimbangi akan termasuk dalam kategori peringatan Nabi saw: أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ ثَلاثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ ، وَإِعْجَابُ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ " . Yang paling saya bimbang terhadap kamu tiga perkara yang membinasakan; kebakhilan yang ditaati, nafsu yang diikuti dan kekaguman setiap individu yang memberikan pandangan dengan pandangannya. (Riwayat al- Bazzar dan al-Asbahani)
12. Tidak ada sebab untuk ahli-ahli gerakan Islam yang tidak mempunyai ilmu mendalam tentang Islam terasa dipinggirkan daripada kepimpinan gerakan Islam sekiranya mereka memahami fungsi dan matlamat perjuangan gerakan Islam. Ia sepatutnya menjadi cabaran kepada setiap ahli-ahli gerakan Islam untuk berusaha menambahkan ilmu tentang Islam untuk melayakkan mereka juga mempunyai merit tambahan sebagai pemimpin gerakan Islam sementelah lagi mendalami Islam itu sememangnya tuntutan Islam dan tuntutan perjuangan. Malah setiap ahli PAS boleh berperanan dan menyumbang untuk kemajuan dakwah dan perjuangan PAS dengan pelbagai cara berdasarkan kelebihan yang dimiliki oleh setiap orang kerana nilaian di sisi Allah pada kerja dan amal. {وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ} [التوبة:105] Dan katakanlah oleh kamu semua; bekerjalah pasti nanti Allah melihat kerja kamu dan juga ia dilihat oleh Rasul-Nya dan orang2 beriman"
13. Perjawatan dalam gerakan Islam adalah amanah dan tanggungjawab membawa Islam dan bukannya kemuliaan yang menjadi rebutan individu yang menganggotainya. Resolusi Multaqa mencadangkan merit kelayakan memikul amanah dan tanggungjawab bagi menjadi pertimbangan ahli dalam memilih pemimpin yang menggalas amanah.
14. Apatah lagi resolusi hanya menegaskan syarat tambahan itu khususnya untuk perjawatan Presiden dan Timbalan dan sebahagian Naib Presiden yang merupakan pengemudi utama gerakan Islam. Ia tidak merujuk kepada perjawatan-perjawatan lain.
15. Tidakkah selama ini sejak awal penubuhan PAS, kuliah ilmu Islam dalam pelbagai bentuk merupakan sebahagian daripada agenda utama Parti Islam Semalaysia PAS. Dengan penyebaran ilmu inilah masyarakat semakin meninggalkan kejahilan dan jahiliyyah pemerintah BN dan UMNO harini. Maka selayaknya kefahaman agama menjadi nilaian dalam menentukan kepimpinan oleh ahli-ahli PAS. Atau adakah kerana leka berpolitik semata-mata menyebabkan ahli2 PAS tidak lagi melihat kefahaman agama mendalam sebagai suatu yang mendasar dan paksi dalam perjuangan serta nilai tambah kepimpinanan?
16. Cadangan Presiden dan Timbalan di kalangan "ulamak yg memahami dan faqih tentang Islam dan realiti semasa" bukanlah satu bentuk "meminta jawatan" sebagaimana dakwaan sebahagian pihak. Ia adalah penegasan prinsip dan kaedah penilaian kepimpinan. Multaqa Ulamak mencadangkan sebagai satu kewajipan orang berilmu untuk menyatakan pandangan Islam dalam kepimpinan. Jika para alim ulamak tidak menyatakannya, siapakah lagi yang diharapkan untuk menjelaskan prinsip tersebut. Malah ulamak tidak perlu malu untuk bertindak sedemikian bahkan malu menyatakan kebenaran adalah usikan syaitan supaya ulamak menyembunyikan kebenaran.
17 . Jawatan dalam Islam tidak boleh diminta atau dituntut oleh individu Islam sebagaimana seseorang individu meminta dirinya dipilih menjadi Presiden dan Timbalan. Inilah penegasan hadis-hadis Nabi saw. Resolusi Multaqa adalah resolusi jamaei secara beramai-ramai oleh ulamak untuk menegaskan nilai tambah syarat kepimpinan iaitu "faqih" dan bukannya perlakuan meminta jawatan oleh individu untuk dirinya sendiri secara individu. Kekeliruan memahami hukum "meminta jawatan" ini perlu dirungkai supaya tidak berlaku kekeliruan hukum lalu menempelak ulamak kononnya meminta jawatan.
18. DUPP sangat yakin dengan perjalanan panjang PAS yang berusia 62 tahun, ia memiliki sangat ramai ahli-ahli yang mempunyai nilai tambah kepimpinan yang "faqih" tentang Islam dan realiti semasa meskipun ia belum dikedepankan lagi kepada ahli untuk alternatif pilihan dalam muktamar pemilihan.
19 . DUPP menegaskan bahawa resolusi Multaqa agar Presiden dan Timbalan sewajarnya daripada kalangan ulamak (orang-orang berilmu) yang faqih tentang Islam (memahami dgn mendalam al-Quran dan al-Sunnah) dan realiti semasa (seperti isu politik semasa) adalah resolusi yang selaras dengan saranan Islam. Ia dilontarkan kepada seluruh ahli-ahli PAS untuk bahan penilaian atas kesedaran bahawa perlembagaan PAS tidak meletakkan syarat tersebut sebagai syarat wajib maka ia terbuka untuk menjadi syarat nilai tambah kepada kelayakan berasaskan Islam.
20. Merit kefahaman agama mendalam sebagai kelayakan terbaik menjadi pemimpin sangat penting dan mendasar. Nabi saw bersabda : إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ Apabila amanah dipersiakan maka tunggulah kiamat. Sahabat bertanya; bagaimana amanah dipersiakan? Baginda menegaskan "apabila sesuatu urusan disandarkan kepada bukan ahlinya (tidak berkelayakan) maka tunggulah kiamat" Hadis Bukhari
YB Ustaz Dr Mohd Khairuddin Aman Razali at-Takiri
Setiausaha Dewan Ulamak PAS Pusat
Apabila Ada Ulama' Suk
KEJAHATAN ULAMA
Sejarah menunjukkan pada kita, bila ulama-ulama yang menganut agama dari Nabi2 atau agama yang akhir sudah terlalu jahat, itu pertanda bahawa Tuhan akan datangkan Penyelamat. Artinya kalau di zaman masih ada Rasul maka seorang Rasul yang akan didatangkan, tapi selepas Rasul tak ada lagi maka bila ulama sudah jahat sangat itu tanda penyelamat yang bukan Rasul akan datang. Memang sebelum masyarakat rosak, sebelum rakyat rosak, ulama dirosakkan oleh Tuhan lebih dahulu. Itulah yang dikatakan ulama suk atau ulama yang jahat.
Sabda Rasul saw yang maksudnya :
Ada 2 golongan di kalangan manusia, kalau 2 golongan itu baik maka baiklah semua manusia, kalau 2 golongan itu jahat maka jahatlah manusia, iaitu para ulama dan pemimpin.
Rasul saw dalam hadis ini menyebut ulama' dahulu sebelum pemimpin, artinya bila ulama rosak maka pemimpin/kerajaan/penguasa, akan ikut rosak pula. Selepas itu diikuti oleh rosaknya rakyat, rosaknya orang ramai.
Di zaman kita ini ke 2 golongan itu sudah rosak, iaitu ulama dan pemimpin atau penguasa/pemerintah. Di zaman sekarang kemuncak kerosakan ulama itu telah berlaku.
Rasul saw berkata di akhir zaman banyak ulama suk. Akhir zaman itu adalah zaman kita ini. Sejauh mana suk atau jahatnya ulama? Mari kita analisa sejauh mana rosaknya ulama. Sudah banyak aspek kerosakan yang berlaku di kalangan ulama :
1. Ulama sudah cintakan dunia.[/u]
Cinta dunia itu ibunya kejahatan, puncanya kejahatan, pintu masuk kejahatan untuk berhadapan dengan kejahatan yang lebih banyak. Cinta dunia membuka pada kejahatan yang lebih banyak. Sebab Rasul saw berkata cinta dunia itu ibu segala kejahatan, jadi bila ibunya sudah berlaku, untuk anak2nya lagi mudah berlaku. Maksud cinta dunia itu adalah cinta duit, cinta harta, cinta nama, cinta jawatan, glamor, itu semua bentuk cinta dunia. Bila ulama sudah cinta dunia, maka akan lahir di kalangan ulama kejahatan2 lain. Dari kejahatan ini timbul kejahatan kedua :
2. Ilmunya tidak lagi global.[/u]
Mengapa ilmunya tak global? kerana ulama ikut sistem pelajaran dan pendidikan yang sudah disusun oleh Barat. Kalau ikut sistem Barat maka bila sudah lulus periksa dia akan rasa belajarnya sudah cukup. Sebab periksa itu kalau sudah lulus, hendak kejar dunia : pangkat, jawatan, nama dsb. Tidak seperti ulama dahulu yang sistemnya tidak seperti ini. Dahulu ulama mengaji sampai puas. Tak berbentuk seperti sekarang ini ada sukatan2. Jadi ulama dahulu tak tahu dia sudah lulus atau belum sebab tak ada sijil. Sekarang tidak begitu. Bila ulama itu sudah ada kelulusan maka pintu dunia terbuka : boleh kerja, boleh makan gaji, dsb. Sebab tujuan mengajipun hendak dapat dunia. Bila dapat sijil, maka akhirnya setakat itulah ilmunya. Sebab itu ulama sekarang ilmunya tidak global. Sedangkan ilmu Islam itu global, ilmu Islam itu untuk menyelesaikan berbagai2 masalah masyarakat. Tapi ulama sekarang ilmunya tidak global, hanya satu aspek sahaja sedangkan ulama adalah tempat bertanya masyarakat. Maka banyaklah masalah tak dapat jawab, banyaklah masalah tidak selesai. Bila dirujuk pada ulama yang ilmunya singkat, banyak benda tak terjawab, bahkan ramai ulama berkata “Ini bukan bidang saya.†Inilah kejahatan yang kedua, kerana ilmu ulama sudah tidak global lagi. Ulama belajar had mana sijil nya laku, setakat itulah dia belajar dan dia tak akan belajar lagi. Ini bahaya.
3. Ulama tak menjadi pewaris Nabi.[/u]
Rasul berkata : “Ulama itu pewaris Nabi. Maksud pewaris itu apa yang datang dari Nabi dari Rasul dipusakakan pada ulama :
Sudut Ilmu. Dalam point 2 tadi telah disebut bahawa tidak semua bidang ilmu, ulama sekarang dapat miliki. Sedangkan Nabi, Rasul ilmunya global. Jadi di bidang ilmupun ulama sudah tidak dapat mencontohi Nabi lagi.
Sudut Ibadah. Patutnya ulama mewarisi ibadah para Nabi. Tapi ibadah ulama sekarang sudah bukan contoh lagi. Sembahyang pun dibuat cepat2, jangan2 iftitah, surat pendek tak baca, hanya baca yang wajib-wajib sahaja. Sembahyang berjemaah tidak menjadi kebiasaan.
Akhlak ulama hari ini tak mencerminkan akhlak Rasul, dari segi diri pribadi, sikap, percakapan, pergaulan tak menggambarkan lagi akhlak Nabi terutama tawadhu tak ada langsung. Sedangkan tawadhu itu adalah tradisi para Nabi dan Rasul. Tawadhunya sangat disenangi orang ramai. Dahulu orang ramai jatuh hati pada Ulama kerana tawadhunya tapi sekarang tawadhu pada ulama sudah tak ada. Jadi akhlak pada ulama sekarang khususnya dari sudut tawadhu tak ada, tak mewarisi akhlak Nabi.
4. Ulama bukan milik umum, tapi dimiliki golongan tertentu
Ulama bukan kepunyaan umum lagi tapi kepunyaan golongan tertentu. Samada golongan politik atau pihak kerajaan. Jadi para ulama sudah dimiliki oleh kerajaan atau orang politik. Kerana mahu mencari makan, kerana cinta dunianya, maka dia akan cakap mengikut kehendak orang politik dan kerajaan. Jadi bila kerajaan mahukan satu perkara maka dicarilah fatwa2 yang membolehkan. Kalau orang politik atau pihak kerajaan tak mahukan sesuatu, maka dia carilah nash2, fatwa2 yang tidak membolehkan perkara itu. Bahkan ulama sekarang ada yang sudah dimiliki oleh orang Kristian. Ulama sanggup diberi wang oleh orang Kristian dan orang Kristian mensyaratkan ulama bila hendak membagi fatwa. Mereka sanggup jadi orang yang memberi fatwa mengikut telunjuk musuh. Kalau syarat itu dari kerajaan boleh tahan, tapi yang berlaku sekarang ulama sudah mengikut apa kata orang Kristian. Apa lagi yang kita boleh harap dari ulama? ulama sudah ada agen2 yang memilikinya : orang politik, kerajaan, orang Kristian. Jadi fatwa dibuat ikut kehendak musuh bukan ikut kehendak Tuhan.
5. Ulama hasad dengki pada ulama yang haq
Bila ulama sudah jahat, dibeli oleh Agen2, sedangkan ulama ada ulama haq juga, maka salah satu kejahatan ulama suk adalah hendak menyorokkan ulama yang haq ini. Perjuangan ulama yang haq itu dihasad dengki. Kalau ulama Haq itu menonjol sangat dimana kalau dibiarkan makin nampak kejahatan ulama suk maka Ulama suk itu akan arahkan kerajaan tangkap, jel, paling tidak disekatkan aktiviti ulama yang haq. Ini kejahatan yang ke 5. Ini berlaku di seluruh dunia, bukan sahaja di Malaysia.
6. Lahir ulama jumud dan ulama liberal
Ulama yang sudah dibeli ini ada 2 golongan :
• Bila dia diberi duit, dia jadi jumud, beku. Kebanyakkannya pendidikan pesantren. Jadi bila ulama jumud, sedangkan zaman ini zaman maju, zaman membangun, ini menjadikan orang ramai tidak tertarik dengan kepimpinan ulama kerana jumudnya para ulama. Bila diberi duit dia tak jumud tapi jadi ulama moden, dia menterjemahkan Islam secara Barat supaya diterima orang ramai sebab hari ini orang rujuk pada Barat. Jadi supaya mereka diterima oleh orang ramai diapun berfikiran seperti Barat maka lahirlah Islam liberal yang disesuaikan dengan otak mereka dengan tujuan orang ramai boleh terima.
Tapi akhirnya kedua golongan ulama ini tidak diterima orang ramai. Yang satu jumud sangat, yang kedua cara berfikir sahaja yang maju, tapi tindakan tak maju. Cara berfikirnya maju tapi rosak kerana agama ditafsirkan cara Barat.
7. Ulama tidak membangun jemaah
Oleh kerana ulama sudah ada agen yang punya, sudah liberal, cara berfikir sudah rosak, atau kerana ulama sudah jumud sangat, maka sunnah yang besar sudah ditinggalkan iaitu membangunkan jemaah. Membangunkan jemaah itu sunnah yang besar sudah ditinggalkan ulama. Kemudian ada yang mahukan jemaah tapi diubah suai termasuklah masuk parti politik, bagi mereka adalah jemaah. Lagi rosak, akhirnya dia dimiliki oleh orang politik kalau orang poltik itu kuasai negara maka ulama itu dimiliki oleh kerajaan, jadi apa yang dikehendaki oleh kerajaan, suara ulama itu disesuaikan dengan kehendak kerajaan. Jadi kejahatan ke 7 adalah dia tak mau lagi bangunkan jemaah sedangkan itu sunnah terbesar Rasul saw
8. Ulama suka berjalan sendiri untuk tujuan komersil
Ulama lebih suka berjalan sendiri2 sebab dia fikir ada nilai komersial berdakwah sendiri. Kemudian bila ada duit boleh buka sekolah, dapatlah mengambil duit orang ramai. Bahkan ulama2, kalau hendak buat seminar, hendak buat mensyuarat, syarikat rokok yang sponsor. Kejadian ini mungkin di Malaysia tertutup tapi di Indonesia berlaku secara terang2an banner, kain rentang, sebut seminar itu disponsor oleh syarikat rokok. Jadi kerana ulama hendak kejar dunia sudahlah tak buat jemaah, suka buat sendiri2 kerana hendak buat komersial. Sebab itu di Indonesia kalau untuk khutbah Jumaat kena bayar, kalau tak bayar tak mau. Dia tanya dahulu apakah sanggup bayar. Kalau tak sanggup bayar maka tak mau baca khutbah. Itulah ulama, suka jalan sendiri kerana mahu dapat duit untuk hidup.
Kalau kejahatan2 ini sudah berlaku, jadi kejahatan lain sudah jadi kecil. Dengan 8 jenis kejahatan inipun sudah cukup menghancurkan Islam, Umat Islam sudah bingung sedangkan ulama itu adalah ibarat pagar/benteng dari Umat Islam. Bila benteng telah roboh terdedahlah Umat Islam pada bahaya. Itulah yang berlaku sekarang sampai peringkat orang Kristian miliki ulama. Apa lagi yang boleh kita harap dari ulama sedangkan kalau ada sedikit2 kebenaran, kalau dia ulama kerajaan, dia arah kerajaan sekat, ulama2 itu menekan, itu paling ringan, lebih dari itu suruh tangkap. Kalau sudah begitu kejahatan para ulama akhir zaman, tanda tak boleh harap lagi kecuali datang penyelamat dari Tuhan
Jadi sudah terhurailah kejahatan ulama artinya sudah lengkap kejahatan ulama, ulama tak boleh diharap lagi. Tak boleh harap kecuali datangnya penyelamat. Ada beberapa perkara yang kita kena buat :
1. Penyelamat itu ada pengikut. Sebagai pengikut kita kena persiapkan diri supaya bila penyelamat datang pengikut sudah siap
2. Doa banyak2 agar Tuhan cepat datangkan Penyelamat, agar dunia ada Penyelamat.
Sejarah menunjukkan pada kita, bila ulama-ulama yang menganut agama dari Nabi2 atau agama yang akhir sudah terlalu jahat, itu pertanda bahawa Tuhan akan datangkan Penyelamat. Artinya kalau di zaman masih ada Rasul maka seorang Rasul yang akan didatangkan, tapi selepas Rasul tak ada lagi maka bila ulama sudah jahat sangat itu tanda penyelamat yang bukan Rasul akan datang. Memang sebelum masyarakat rosak, sebelum rakyat rosak, ulama dirosakkan oleh Tuhan lebih dahulu. Itulah yang dikatakan ulama suk atau ulama yang jahat.
Sabda Rasul saw yang maksudnya :
Ada 2 golongan di kalangan manusia, kalau 2 golongan itu baik maka baiklah semua manusia, kalau 2 golongan itu jahat maka jahatlah manusia, iaitu para ulama dan pemimpin.
Rasul saw dalam hadis ini menyebut ulama' dahulu sebelum pemimpin, artinya bila ulama rosak maka pemimpin/kerajaan/penguasa, akan ikut rosak pula. Selepas itu diikuti oleh rosaknya rakyat, rosaknya orang ramai.
Di zaman kita ini ke 2 golongan itu sudah rosak, iaitu ulama dan pemimpin atau penguasa/pemerintah. Di zaman sekarang kemuncak kerosakan ulama itu telah berlaku.
Rasul saw berkata di akhir zaman banyak ulama suk. Akhir zaman itu adalah zaman kita ini. Sejauh mana suk atau jahatnya ulama? Mari kita analisa sejauh mana rosaknya ulama. Sudah banyak aspek kerosakan yang berlaku di kalangan ulama :
1. Ulama sudah cintakan dunia.[/u]
Cinta dunia itu ibunya kejahatan, puncanya kejahatan, pintu masuk kejahatan untuk berhadapan dengan kejahatan yang lebih banyak. Cinta dunia membuka pada kejahatan yang lebih banyak. Sebab Rasul saw berkata cinta dunia itu ibu segala kejahatan, jadi bila ibunya sudah berlaku, untuk anak2nya lagi mudah berlaku. Maksud cinta dunia itu adalah cinta duit, cinta harta, cinta nama, cinta jawatan, glamor, itu semua bentuk cinta dunia. Bila ulama sudah cinta dunia, maka akan lahir di kalangan ulama kejahatan2 lain. Dari kejahatan ini timbul kejahatan kedua :
2. Ilmunya tidak lagi global.[/u]
Mengapa ilmunya tak global? kerana ulama ikut sistem pelajaran dan pendidikan yang sudah disusun oleh Barat. Kalau ikut sistem Barat maka bila sudah lulus periksa dia akan rasa belajarnya sudah cukup. Sebab periksa itu kalau sudah lulus, hendak kejar dunia : pangkat, jawatan, nama dsb. Tidak seperti ulama dahulu yang sistemnya tidak seperti ini. Dahulu ulama mengaji sampai puas. Tak berbentuk seperti sekarang ini ada sukatan2. Jadi ulama dahulu tak tahu dia sudah lulus atau belum sebab tak ada sijil. Sekarang tidak begitu. Bila ulama itu sudah ada kelulusan maka pintu dunia terbuka : boleh kerja, boleh makan gaji, dsb. Sebab tujuan mengajipun hendak dapat dunia. Bila dapat sijil, maka akhirnya setakat itulah ilmunya. Sebab itu ulama sekarang ilmunya tidak global. Sedangkan ilmu Islam itu global, ilmu Islam itu untuk menyelesaikan berbagai2 masalah masyarakat. Tapi ulama sekarang ilmunya tidak global, hanya satu aspek sahaja sedangkan ulama adalah tempat bertanya masyarakat. Maka banyaklah masalah tak dapat jawab, banyaklah masalah tidak selesai. Bila dirujuk pada ulama yang ilmunya singkat, banyak benda tak terjawab, bahkan ramai ulama berkata “Ini bukan bidang saya.†Inilah kejahatan yang kedua, kerana ilmu ulama sudah tidak global lagi. Ulama belajar had mana sijil nya laku, setakat itulah dia belajar dan dia tak akan belajar lagi. Ini bahaya.
3. Ulama tak menjadi pewaris Nabi.[/u]
Rasul berkata : “Ulama itu pewaris Nabi. Maksud pewaris itu apa yang datang dari Nabi dari Rasul dipusakakan pada ulama :
Sudut Ilmu. Dalam point 2 tadi telah disebut bahawa tidak semua bidang ilmu, ulama sekarang dapat miliki. Sedangkan Nabi, Rasul ilmunya global. Jadi di bidang ilmupun ulama sudah tidak dapat mencontohi Nabi lagi.
Sudut Ibadah. Patutnya ulama mewarisi ibadah para Nabi. Tapi ibadah ulama sekarang sudah bukan contoh lagi. Sembahyang pun dibuat cepat2, jangan2 iftitah, surat pendek tak baca, hanya baca yang wajib-wajib sahaja. Sembahyang berjemaah tidak menjadi kebiasaan.
Akhlak ulama hari ini tak mencerminkan akhlak Rasul, dari segi diri pribadi, sikap, percakapan, pergaulan tak menggambarkan lagi akhlak Nabi terutama tawadhu tak ada langsung. Sedangkan tawadhu itu adalah tradisi para Nabi dan Rasul. Tawadhunya sangat disenangi orang ramai. Dahulu orang ramai jatuh hati pada Ulama kerana tawadhunya tapi sekarang tawadhu pada ulama sudah tak ada. Jadi akhlak pada ulama sekarang khususnya dari sudut tawadhu tak ada, tak mewarisi akhlak Nabi.
4. Ulama bukan milik umum, tapi dimiliki golongan tertentu
Ulama bukan kepunyaan umum lagi tapi kepunyaan golongan tertentu. Samada golongan politik atau pihak kerajaan. Jadi para ulama sudah dimiliki oleh kerajaan atau orang politik. Kerana mahu mencari makan, kerana cinta dunianya, maka dia akan cakap mengikut kehendak orang politik dan kerajaan. Jadi bila kerajaan mahukan satu perkara maka dicarilah fatwa2 yang membolehkan. Kalau orang politik atau pihak kerajaan tak mahukan sesuatu, maka dia carilah nash2, fatwa2 yang tidak membolehkan perkara itu. Bahkan ulama sekarang ada yang sudah dimiliki oleh orang Kristian. Ulama sanggup diberi wang oleh orang Kristian dan orang Kristian mensyaratkan ulama bila hendak membagi fatwa. Mereka sanggup jadi orang yang memberi fatwa mengikut telunjuk musuh. Kalau syarat itu dari kerajaan boleh tahan, tapi yang berlaku sekarang ulama sudah mengikut apa kata orang Kristian. Apa lagi yang kita boleh harap dari ulama? ulama sudah ada agen2 yang memilikinya : orang politik, kerajaan, orang Kristian. Jadi fatwa dibuat ikut kehendak musuh bukan ikut kehendak Tuhan.
5. Ulama hasad dengki pada ulama yang haq
Bila ulama sudah jahat, dibeli oleh Agen2, sedangkan ulama ada ulama haq juga, maka salah satu kejahatan ulama suk adalah hendak menyorokkan ulama yang haq ini. Perjuangan ulama yang haq itu dihasad dengki. Kalau ulama Haq itu menonjol sangat dimana kalau dibiarkan makin nampak kejahatan ulama suk maka Ulama suk itu akan arahkan kerajaan tangkap, jel, paling tidak disekatkan aktiviti ulama yang haq. Ini kejahatan yang ke 5. Ini berlaku di seluruh dunia, bukan sahaja di Malaysia.
6. Lahir ulama jumud dan ulama liberal
Ulama yang sudah dibeli ini ada 2 golongan :
• Bila dia diberi duit, dia jadi jumud, beku. Kebanyakkannya pendidikan pesantren. Jadi bila ulama jumud, sedangkan zaman ini zaman maju, zaman membangun, ini menjadikan orang ramai tidak tertarik dengan kepimpinan ulama kerana jumudnya para ulama. Bila diberi duit dia tak jumud tapi jadi ulama moden, dia menterjemahkan Islam secara Barat supaya diterima orang ramai sebab hari ini orang rujuk pada Barat. Jadi supaya mereka diterima oleh orang ramai diapun berfikiran seperti Barat maka lahirlah Islam liberal yang disesuaikan dengan otak mereka dengan tujuan orang ramai boleh terima.
Tapi akhirnya kedua golongan ulama ini tidak diterima orang ramai. Yang satu jumud sangat, yang kedua cara berfikir sahaja yang maju, tapi tindakan tak maju. Cara berfikirnya maju tapi rosak kerana agama ditafsirkan cara Barat.
7. Ulama tidak membangun jemaah
Oleh kerana ulama sudah ada agen yang punya, sudah liberal, cara berfikir sudah rosak, atau kerana ulama sudah jumud sangat, maka sunnah yang besar sudah ditinggalkan iaitu membangunkan jemaah. Membangunkan jemaah itu sunnah yang besar sudah ditinggalkan ulama. Kemudian ada yang mahukan jemaah tapi diubah suai termasuklah masuk parti politik, bagi mereka adalah jemaah. Lagi rosak, akhirnya dia dimiliki oleh orang politik kalau orang poltik itu kuasai negara maka ulama itu dimiliki oleh kerajaan, jadi apa yang dikehendaki oleh kerajaan, suara ulama itu disesuaikan dengan kehendak kerajaan. Jadi kejahatan ke 7 adalah dia tak mau lagi bangunkan jemaah sedangkan itu sunnah terbesar Rasul saw
8. Ulama suka berjalan sendiri untuk tujuan komersil
Ulama lebih suka berjalan sendiri2 sebab dia fikir ada nilai komersial berdakwah sendiri. Kemudian bila ada duit boleh buka sekolah, dapatlah mengambil duit orang ramai. Bahkan ulama2, kalau hendak buat seminar, hendak buat mensyuarat, syarikat rokok yang sponsor. Kejadian ini mungkin di Malaysia tertutup tapi di Indonesia berlaku secara terang2an banner, kain rentang, sebut seminar itu disponsor oleh syarikat rokok. Jadi kerana ulama hendak kejar dunia sudahlah tak buat jemaah, suka buat sendiri2 kerana hendak buat komersial. Sebab itu di Indonesia kalau untuk khutbah Jumaat kena bayar, kalau tak bayar tak mau. Dia tanya dahulu apakah sanggup bayar. Kalau tak sanggup bayar maka tak mau baca khutbah. Itulah ulama, suka jalan sendiri kerana mahu dapat duit untuk hidup.
Kalau kejahatan2 ini sudah berlaku, jadi kejahatan lain sudah jadi kecil. Dengan 8 jenis kejahatan inipun sudah cukup menghancurkan Islam, Umat Islam sudah bingung sedangkan ulama itu adalah ibarat pagar/benteng dari Umat Islam. Bila benteng telah roboh terdedahlah Umat Islam pada bahaya. Itulah yang berlaku sekarang sampai peringkat orang Kristian miliki ulama. Apa lagi yang boleh kita harap dari ulama sedangkan kalau ada sedikit2 kebenaran, kalau dia ulama kerajaan, dia arah kerajaan sekat, ulama2 itu menekan, itu paling ringan, lebih dari itu suruh tangkap. Kalau sudah begitu kejahatan para ulama akhir zaman, tanda tak boleh harap lagi kecuali datang penyelamat dari Tuhan
Jadi sudah terhurailah kejahatan ulama artinya sudah lengkap kejahatan ulama, ulama tak boleh diharap lagi. Tak boleh harap kecuali datangnya penyelamat. Ada beberapa perkara yang kita kena buat :
1. Penyelamat itu ada pengikut. Sebagai pengikut kita kena persiapkan diri supaya bila penyelamat datang pengikut sudah siap
2. Doa banyak2 agar Tuhan cepat datangkan Penyelamat, agar dunia ada Penyelamat.
ulama suk (jahat)
Ulama suk ialah ulama yang jahat atau ulama yang sudah rosak. Oleh sebab ini adalah sabda Rasulullah yang benar lagi dibenarkan, maka ia sudah tentu sesuatu yang pasti. Mari kita lihat dan kita analisa, sejauh manakah jahatnya atau rosaknya ulama di akhir zaman ini.
Daripada Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. hersabda; “Akan timbul di akhir zaman orang-orang yang mencari keuntungan dunia dengan menjual agama. Mereka menunjukkan kepada orang lain pakaian yang dibuat darIpada kulit kambing (berpura-pura zuhud dari dunia) untuk mendapat simpati orang ramai, dan percakapan mereka lebih manis daripada gula. Padahal hati mereka adalah hati serigala (mempunyai tujuan-tujuan yang jahat)â€.
Allah swt. Berfirman kepada mereka, “Apakah kamu tertipu dengan kelembutan Ku?, Ataukah kamu terlampau berani berbohong kepada Ku?. Demi kebesaran Ku, Aku bersumpah akan menurunkan suatu fitnah yang akan terjadi di kalangan mereka sendiri, sehingga orang yang alim ( cendikiawan ) pun akan menjadi bingung (dengan sebab fitnah itu)”. H.R Termizi
1. Cinta dunia
Ramai ulama akhir zaman yang menghidap penyakit ini. Rosaknya ulama bermula dari cintakan dunia. Cinta dunia adalah ibunya. Ia kepala segala kejahatan. Ia pintu kejahatan yang membuka kepada kejahatan yang lebih banyak dan lebih besar lagi. Cinta dunia ini bolehlah diterjemahkan kepada cinta duit, harta dan kekayaan, cintakan kuasa, pangkat dan jawatan dan cintakan nama, pujian, gelaran, glamour dan macam-macam lagi.
Bila cinta dunia telah mencengkam hati, maka sukar bagi ulama untuk bertindak dan beramal mengikut ilmu yang ada padanya secara tekun dan ikhlas. Apa pun yang dia buat atau hukum yang dikeluarkan, sentiasa ada maksud lain. Sentiasa ada udang di sebalik batu. Ada kepentingan dan untung untuk diri sendiri atau untuk kelompoknya.
Cinta dunia membuatkan ulama takut untuk menyatakan kebenaran. Takut untuk menegur kemungkaran kerana takuti kepentingan dunianya terjejas. Maka jadilah mereka ‘syaitan bisu’. Maksiat yang berlaku di depan mata mereka pun, mereka diamkan. Umat yang jahil pula mulalah meringan-ringankan maksiat kerana menganggap telah direstui oleh ulama secara tidak rasmi (kerana ulama mendiamkannya).
2. Ilmu yang tidak global
Ini adalah kerosakan yang kedua. Ilmu yang ada pada ulama tidak menyeluruh dan tidak global. Ilmu mereka juga tidak cukup dan tidak berterusan. Bila sampai pada satu tahap, ilmu mereka tidak bertambah kerana mereka berhenti belajar.
Ini kerana ulama menerima ilmu mengikut susunan dan sukatan yang dicipta oleh Yahudi dan Barat. Ulama diajar dan menerima pengajaran ikut sepertimana Yahudi dan Barat mahu. Ada ilmu yang diajar, ada yang tidak. Ilmu itu pula dijuruskan ke dalam bidang-bidang yang khusus dan tertentu. Ada ilmu yang diketengahkan dan ada yang disorok. Malahan ada ilmu Islam yang terus diselewengkan.
Oleh itu ilmu yang ada pada ulama jadi sangat kurang, singkat, dicatu-catu dan disukat-sukat. Kerana itu peranan ulama tidak berkesan. Ulama tidak cukup ilmu untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Yang di bidang tasawuf tidak tahu menyelesaikan masalah aqidah umat. Yang di bidang syariat tidak tahu menyelesaikan masalah ekonomi. Yang di bidang usulud-din tidak tahu menangani masalah keruntuhan moral muda mudi dan gejala sosial. Yang belajar ilmu wahyu pula tidak tahu bagaimana hendak menyatupadukan umat. Begitulah seterusnya. Jadi banyak ulama pun macam tidak ada ulama. Masyarakat terus rosak tanpa pimpinan. Liciknya tipu daya Yahudi.
Tambahan pada itu, ulama mencari ilmu untuk dapat kerja dan jawatan. Apabila sudah dapat kerja, terus berhenti belajar. Sudah dapat sijil terus berhenti mengaji.
Ulama dahulu mengaji tidak berhenti-henti sebab ilmu tidak pernah habis. Tidak ada siapa yang bagi sijil. Belajar pula bermacam-macam ilmu. Yang ahli dalam bidang tasawuf, dia juga pakar astronomi. Yang ahli dalam bidang syariat, dia juga pakar perubatan. Yang ahli dalam bidang tauhid, dia juga pakar dalam matematik, pertanian dan sebagainya.
3. Sudah tidak mewarisi nabi
Rasulullah SAW ada bersabda:
Maksudnya: “Ulama itu pewaris nabi.”
Ertinya ulama itu mewarisi segala apa yang ada pada nabi, baik ilmunya, ibadahnya, akhlaknya (termasuk sikap, percakapan, pergaulan, tawadhuknya) dan lain-lain lagi.
Jelas bahawa ulama akhir zaman tidak lagi mewarisi apa yang ada pada nabi. Mereka hilang wibawa dan karisma. Mereka tidak jadi contoh dan ikutan kepada rakyat dan mereka tidak dapat mengikat dan menyatupadukan umat.
4. Ulama sudah dimiliki
Sepatutnya ulama menjadi hak umum dan hak masyarakat, bergerak dan berkecimpung di kalangan seluruh umat. Ulama sebenarnya tidak berpihak, tidak mewakili dan tidak dimiliki oleh mana-mana kumpulan atau puak.
Di akhir zaman ini, ulama sudah jadi hak parti politik, hak kerajaan dan lain-lain lagi. Ada kes ulama dimiliki dan dibeli oleh orang Kristian dan membuat kerja untuk gereja. Ulama-ulama ini buat fatwa dan hukum ikut kehendak dan kepen tingan tuan-tuan mereka demi untuk memenuhi kepentingan duniawi mereka.
5. Perjuangan ulama yang hak dihasad dengki
Kalau ada ulama yang memperjuangkan yang benar dan yang hak, ulama akhir zaman akan merasa hasad dan dengki Terutama kalau ulama yang hak itu terlalu menonjol, ada jemaah, ada pengikut dan mendapat perhatian dan sokongan masyarakat. Mereka takut pengaruh mereka hilang dan takut tersingkap segala kesalahan dan kelemahan mereka. Mereka akan memburuk-burukkan perjuangan ulama yang hak itu di media-media massa. Mereka akan meminta kerajaan supaya mengharamkan atau membataskan kegiatan ulama yang hak itu.
6. Kejumudan dan liberalisme
Hasil pengajian di pondok dan pesantren, ulama menjadi jumud dan beku. Mereka hanya mementingkan ibadah dan ritual Manusia tidak tertarik dengan mereka kerana manusia ingin maju.
Ada pula ulama dari aliran pengajian moden di universiti yang sangat menganjurkan kemajuan tetapi mengikut cara dan acuan Barat. Maka timbullah fahaman Islam liberal yakni asalkan maju semuanya boleh. Asalkan maju semuanya tidak apa. Riba tidak apa. Bergaul bebas pun tidak apa. Yang penting maju. Cara berfikir ulama yang seperti ini sudah rosak dan tercemar. Kaedah dan hukum-hakam Islam ditolak ke tepi atau diringan-ringankan atas nama kemajuan dan kemodenan.
7. Kesan dari dimiliki, jumud dan liberal
Kerana ulama sudah dimiliki, jumud dan liberal, sunnah Rasulullah yang besar-besar seperti membangunkan jemaah sudah ditinggalkan. Jemaah itu disalah-ertikan dengan parti politik. Maka ulama seperti ini pun memasuki parti politik
seolah-olah dia memasuki sebuah jemaah Islam. Yang jumud, kerana tidak tahu macam mana hendak membangunkan jemaah turut juga masuk parti polirik kerana itu yang termudah. Yang liberal lagi-lagilah. Mereka ini apa pun boleh. Buat apa susah-susah membangunkan jemaah. Masuk parti politik itu bagi mereka adalah jalan pintas.
Oleh itu ulama seperti ini dimiliki dan digunakan oleh parti-parti politik. Suara mereka disesuaikan dengan kehendak dan keperluan parti dan kerajaan. Mereka sudah tidak bersuara lagi dengan suara Islam dan suara kebenaran.
8. Bekerja untuk dapat duit
Ramai ulama di akhir zaman ini yang bekerja di bidang agama untuk dapat duit. Mereka buat bisnes dan perniagaan dalam bidang agama. Mereka berdakwah dan bergerak sendiri, buat ceramah dengan bayaran yang tertentu. Mereka buka sekolah agama sebagai bisnes untuk dapat untung. Ada juga yang buat program yang ditaja oleh syarikat rokok dan sebagainya.
Ulama seperti ini sibuk mengejar dunia dan mengumpulkan kekayaan. Ada yang baca khutbah pun hendakkan bayaran.
Ini semua sudah cukup untuk merosakkan Islam. Orang-orang Islam jadi bingung. Walhal ulama itu sepatutnya menjadi pagar atau benteng untuk menjaga supaya Islam tidak rosak. Tetapi mereka sendiri yang merosakkan Islam. Rasulullah SAW ada bersabda:
Maksudnya: “Ada dua golongan. Kalau baik golongan itu, maka baiklah umat. Kalau rosak golongan itu, maka rosoklah umat. laitu ulama dan umara.”
Sabda Rasulullah SAW lagi:
Maksudnya: “Apabila tergelincir ulama, maka tergelincirlah umat.”
Cuba kita lihat “ulamak-ulamak” sekarang…malah pada mereka yang mengaku dirinya lebih alim …cuba tanya diri sendiri, berapa ramai orang kafir yang telah kamu islamkan? sepanjang masa muda dan tua kamu berada di tanah ini. Malah mereka yang berpakatan dengan orang kafir juga tidak mampu mengislamkan walau seorang! Di mana silapnya? tanyalah hati masing-masing….sejauh mana keimanan dan ketakwaaan kita pada Allah? Sejauh mana niat dan keikhlasan kita untuk menegakkan agama Allah? Adakah kita digeruni oleh orang-orang kafir atau kita yang mengeruni mereka? Adakah orang-orang kafir itu menghormati kita atau kita yang terlalu menghormati mereka sehingga jatuh martabat islam itu sendiri.
Di setiap urat nadi yang berdenyut di dalam darah orang islam itu terdapatnya nur dan cahaya dari Allah, manakala di setiap urat nadi yang berdenyut di dalam orang-orang kafir itu terdapat syaitan dan iblis yang penuh dengan kegelapan. Selagi hati-hati kita ditunggangi nafsu, maka selagi itu api iblis bercahaya dan mengelapkan nur dari Allah. Tanyalah pada diri sendiri, adakah kita masih lagi mahu ditunggangi nafsu duniawi yang terdiri dari emas, tahta, pangkat, kerusi-kerusi parlimen di putrajaya atau nur cahaya Allah yang menerangi kita? Jawaplah wahai si pemakai jubah dan serban yang menzahirkan dirinya lebih mulia dan dan lebih alim…Jawaplah! Di mana kamu letakkan kalimah syahadah? selain mengkafirkan dan mengfasikkan orang-orang islam yang sudah terang syahadahnya! Jangan terlalu mudah untuk kamu menghukum kerana hukuman dan penilaian itu terletakknya di tangan Allah taala. Insafilah dirimu…
Ambil perhatian kebajikan pelajar Malaysia ke Mesir
Harakahdaily, | 20 Sep 2013 |
“Usaha ini menunjukkan rasa kebertanggungjawaban yang tinggi dari pihak kerajaan,” ujar Presidennya, Amidi Abdul Manan dalam kenyataan kepada Harakahdaily.
Beliau percaya keputusan yang diambil oleh Kabinet pada 18 September lalu telah memperkirakan pelbagai aspek, namun Abim memohon agar keputusan ini diperhalusi dengan lebih teliti lagi.
Katanya, asas kepada saranan itu adalah dengan merujuk kejadian penutupan sebuah kolej perubatan di Karnataka, India sekitar tahun 90-an yang melibatkan para pelajar Malaysia.
Menurutnya, proses penyerapan para pelajar ketika itu mengambil masa kira-kira setahun oleh sebuah IPTA tempatan disebabkan proses pemindahan kredit melibatkan sukatan pelajaran, pengiktirafan dan pemantauan.
Tambahnya, perkara itu dijangkakan lebih sukar kerana kebanyakan IPTS melaksanakan kursus perubatan secara berkembar dengan IPT luar negara.
Beliau berkata, Abim khuatir sekiranya perkara ini tidak diperhalusi dengan teliti ia akan menimbulkan lebih banyak masalah dan mengganggu pembelajaran para pelajar, lebih-lebih lagi wujud saranan daripada Malaysia Medical Council (MMC), Malaysian Pharmaceutical Board (MPB) dan Malaysian Dental Council (MDC) untuk pelajar kembali ke Mesir. Saranan tersebut dibuat dalam satu pertemuan dengan Menteri Pendidikan II pada 12 September lalu.
Katanya lagi, Abim juga ingin menyarankan agar pelajar diberikan peluang untuk menyambung pelajaran di Mesir seperti biasa, namun bagi mencapai maksud ini, Abim ingin menegaskan beberapa gesaan kepada pihak-pihak berikut:-
1) Penaja kepada para pelajar Malaysia meneruskan tajaan kepada mereka yang ingin meneruskan pengajian di Mesir. Wujud ura-ura sebuah yayasan negeri yang bercadang untuk menghentikan tajaan sekiranya para pelajar berhasrat meneruskan pengajian di Mesir.
2) Pelajar Malaysia memperkukuh kerjasama dengan para pegawai kerajaan Malaysia termasuk kerajaan negeri serta mengambil berat perkembangan isu semasa di media rasmi yang boleh dipercayai. Para pelajar juga harus menghindari sebarang aktiviti yang boleh menjejaskan pengajian dan keselamatan mereka. Ini termasuklah status-status di FB, Twitter, dan laman-laman sosial seumpamanya.
3) Ibu bapa sentiasa mengikuti perkembangan anak-anak mereka serta menasihati anak mereka agar tidak melakukan sebarang aktiviti yang boleh menjejaskan pengajian anak mereka. Ibu bapa perlu sentiasa berhubung dengan para pegawai bagi mengetahui keadaan semasa secara benar, lengkap, dan menyeluruh. Sikap sebegini dapat menghindarkan rasa cemas yang keterlaluan.
4) Abim juga menggesa agar pihak kerajaan berunding dengan pihak keselamatan Mesir agar meningkatkan pengawasan di kawasan-kawasan yang berisiko tinggi dari segi keselamatan yang mana terdapat ramai pelajar Malaysia di situ.
Menurut Amidi lagi, Abim menyambut baik usaha kerajaan mewujudkan medium komunikasi antara Kementerian Pendidikan dan para pelajar bagi menyediakan maklumat yang tepat.
“Usaha ini juga akan mewujudkan persefahaman dan keharmonian yang akan membantu mencari jalan penyelesaian yang terbaik,” ujarnya.
Beliau menambah, Abim berharap dengan segala usaha dan kerjasama ketiga-tiga pihak itu, serta pegawai yang berkaitan, hasrat untuk pelajar Malaysia meneruskan pengajian di Mesir seperti biasa dapat direalisasikan.
“Kita berharap segala masalah ini dapat diselesaikan dengan baik secepat mungkin kerana pelajar hari ini adalah pemimpin negara pada masa akan datang,” katanya.
Mantan KPN kesal Chin Peng tidak dibenar pulang
Ahmad Tajdid, | 20 Sep 2013 |
Bercakap dalam sesi wawancara dengan stesen radio Bfm petang tadi, Abdul Rahim yang terlibat dalam menggubal perjanjian susulan dengan PKM yang menggariskan terma dan syarat pelaksanaan perjanjian damai itu berkata, perjanjian antara kerajaan dan PKM sepatutnya terlaksana ke atas semua anggota PKM dari "kedudukan paling atas sehinggalah yang paling bawah".
Beliau melahirkan rasa hairan mengapa Chin Peng tidak dibenarkan pulang ke Malaysia sedangkan pemimpin-pemimpin tertinggi PKM seperti Pengerusinya, Abdullah CD dibenarkan berbuat demikian.
Malah Abdullah CD dan isterinya Suryani Abdullah, ujar Abdul Rahim diperkenankan menghadap Sultan Perak sekembalinya mereka ke tanah air.
Seorang lagi bekas pemimpin komunis, Abdul Rashid Maidin yang menetap di sebuah perkampungan bekas anggota PKM di sempadan Malaysia-Thai, jelas Abdul Rahim menaiki penerbangan ke tanah suci Makkah dari Kuala Lumpur dengan keizinan Kerajaan Malaysia.
Kerajaan, ujarnya perlu menghormati perjanjian damai yang dimeterai dengan PKM seperti diamalkan negara-negara lain dan tidak dilihat sebagai mempersendakannya.
Beliau memberi contoh perjanjian damai yang termeterai antara Kerajaan Indonesia dan Gerakan Acheh Merdeka (GAM) sejurus selepas bencana Tsunami melanda wilayah Acheh.
Para pemimpin GAM yang tinggal di luar negara kerana mendapat suaka politik, ujar Abdul Rahim dibenarkan kembali ke Acheh oleh pemerintah Indonesia selepas perjanjian damai dimeterai.
Chin Peng meninggal dunia di Bangkok 16 September lalu selepas usahanya untuk kembali ke Malaysia termasuk melalui prosedur perundangan tidak tercapai.
Hasrat anggota keluarganya untuk membawa pulang abu mayat bekas pemimpin PKM itu bagi disemadikan di kampung halamannya di Setiawan, Perak tidak dibenarkan kerajaan BN ekoran bantahan beberapa pihak termasuk Umno dan Perkasa.
Antara kandungan utama Perjanjian Damai Haadyai yang dimeterai antara Kerajaan Malaysia dan PKM adalah anggota PKM berjanji untuk menamatkan perjuangan bersenjata mereka dan PKM dibubarkan.
Chin Peng yang mewakili PKM juga berikrar taat setia kepada Yang di-Pertuan Agung dan anggota PKM akan mematuhi undang-undang negara Malaysia.
Menurut Artikel 3 perjanjian, Kerajaan Malaysia akan membenarkan bekas anggota PKM untuk menetap di Malaysia sekiranya mereka mahu dan kerajaan akan membantu bekas-bekas anggota PKM untuk memulakan hidup baru di Malaysia.
Perjanjian yang ditandatangani pada 2 Disember 1989 itu juga memberi kebebasan kepada bekas anggota PKM untuk memilih sama ada pulang ke Malaysia atau terus tinggal di Selatan Thailand.
Seramai 431 ahli PKM memohon pulang ke Malaysia tetapi 93 permohonan ditolak kerana tidak memenuhi syarat perjanjian dan masalah status kewarganegaraan.
Kerajaan Malaysia juga bersetuju membayar subsidi kehidupan sebanyak RM8,000 sekembalinya bekas anggota PKM ke Malaysia dan wang saraan hidup sebanyak RM300 sebulan untuk membantu mereka menyesuaikan diri dengan kehidupan di tanah air.
Pemilihan CEC: DAP lantik firma akaun antarabangsa
Roketkini, | 20 Sep 2013 |
Pegawai Pengurus Pemilihan Kongres Khas, Dr Ong Kian Ming berkata, pelantikan PKF adalah berdasarkan kredibiliti syarikat itu menyediakan khidmat nasihat perakaunan dan perniagaan yang terdiri daripada rangkaian 300 syarikat dan 440 lokasi koresponden di 125 negara.
Menurut beliau, PKF juga memiliki lebih daripada 23,000 rakan kongsi dan kakitangan yang menjana perolehan tahunan sebanyak USD2.6 bilion.
“PKF adalah ahli Forum Firma iaitu sebuah organisasi berdedikasi untuk standard kualiti konsisten dan laporan kewangan yang tinggi dengan amalan pengauditan di seluruh dunia.
“PKF buat masa sekarang telah mengkaji dan meneliti penghantaran notis yang dihantar kepada perwakilan untuk menghadiri pemilihan khas CEC.
“Mereka juga akan mengkaji semula formula aplikasi perisian yang akan digunakan dalam pengiraan dan penjumlahan undi. Prosedur Operasi Standard (SOP) bagi setiap peringkat pemilihan akan diserahkan kepada PKF sebagai bahan rujukan,” katanya dalam sidang media di Ibu Pejabat DAP.
Kian Ming yang juga Ahli Parlimen DAP Serdang turut memaklumkan bahawa PKF turut akan meneliti pendaftaran perwakilan, pengagihan kertas, pembuangan dan pengiraan undi.
“Keputusan akhir pemilihan akan disemak terlebih dahulu oleh PKF sebelum diumumkan. Lima anggota mereka akan hadir menjalankan tugas sebagai pemantau.
“Sebagai tambahan kepada pembabitan PKF sebagai pemantau yang berbeza daripada pemilihan sebelumnya, dua prosedur akan diperuntukan dan diguna pakai untuk memastikan ketepatan keputusan akhir.
“Prosedur itu adalah ujian pada ‘spreadsheet’ yang akan digunakan dan penggunaan penjadualan sama ada manual atau berkomputer,” ujarnya.
Seramai 2,576 perwakilan yang layak akan menghadiri dan mengundi dalam pemilihan khas dan ia adalah senarai sama seperti mana pemilihan Disember lalu di Pulau Pinang.
“Sebanyak 68 calon akan bertanding, namun lima daripadanya menarik diri dan seorang lagi telah keluar parti.
“Keputusan mereka menarik diri dan keluar parti sudah diumumkan pada hari pemilihan tahun lalu.
“Saya juga telah maklum ke atas calon yang mengumumkan untuk menarik diri kali ini. Mereka bebas menyatakan penarikan diri dalam mana-mana saluran yang dirasakan sesuai, namun nama mereka tetap akan tertera dalam senarai calon pada 29 September ini,” katanya.
Kongres Khas DAP 2013 akan diadakan di Hotel One World, First Avenue, Petaling Jaya, Selangor, mulai jam 10 pagi, 29 September ini.
Kongres Khas itu diadakan bertujuan memilih semula 20 ahli CEC sebagai mematuhi arahan yang dikeluarkan Pendaftar Pertubuhan (ROS), 30 Julai lalu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan