Nama-nama Allah Ta'ala Tidak Terbatas 99 Nama
Apakah nama-nama Allah Ta'ala hanya 99 nama? Ataukah lebih banyak dari itu?
Alhamdulillah
Bukhari (2736) dan Muslim (2677)
meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menghitungnya dia masuk surga."
Sebagian ulama, seperti Ibnu Hazm, rahimahullah, berdalil dengan hadits ini bahwa jumlah nama-nama Allah terbatas dalam bilangan tersebut. (Lihat Al-Muhalla, 1/51)
Apa yang dikatakan oleh Ibnu Hazm, tidak disetujui oleh para ulama umumnya. Bahkan sebagian mereka (seperti An-Nawawi) berpendapat bahwa para ulama sepakat bahwa nama-nama Allah Ta'ala tidak terbatas pada jumlah tersebut. Mereka menganggap bahwa pendapat Ibnu Hazm adalah menyimpang, tidak pantas diperhatikan.
Mereka (mayoritas ulama) berpendapat bahwa nama-nama Allah yang mulia tidak terbatas pada jumlah ini, berdasarkan riwayat Ahmad, no. 3704, dari Abdullah bin Masud, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Seorang yang sedang ditimpa gundah dan sedih, lalu ia membaca,
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ ، وَابْنُ عَبْدِكَ ، وَابْنُ أَمَتِكَ ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي ، وَنُورَ صَدْرِي ، وَجِلَاءَ حُزْنِي ، وَذَهَابَ هَمِّي
"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, keputusan-Mu kepada telah berlaku, ketetapan-Mu terhadapku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan seluruh nama yang Engkau sendiri tetapkan nama bagi-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu gaib yang ada pada-Mu. Mohon Engkau jadikan Al-Quran bersemi di hatiku, bercahaya di dadaku dan pengusir kesedihan serta gundahku."
Niscaya (bagi yang membacanya) akan Allah hilangkan gundah dan dukanya serta Allah berikan jalan keluar baginya. Lalu ada orang yang bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kita mempelajarinya?" Beliau berkata, "Ya, selayaknya, bagi yang mendengarnya untuk mempelajarinya." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam As-Sisilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (199)."
Dalam ucapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ
"Atau (nama) yang Engkau simpan dalam ilmu gaib-Mu."
Menjadi dalil bahwa nama-nama Allah Ta'ala adalah apa dia simpan dalam ilmu gaib di sisi-Nya yang tidak diketahui oleh seorang pun dari makhluknya. Maka ini menunjukkan bahwa nama-nama Allah lebih dari 99 nama.
Syaikhul Islam dalam Majmu Al-Fatawa, 6/374, berkata tentang hadits ini, "Ini menunjukkan bahwa Allah memiliki nama-nama lebih dari 99."
Dia juga berkata, "Al-Khattabi dan selainnya berkata, "Ini menunjukkan bahwa Dia memiliki nama-nama yang Dia simpan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sabdanya, "Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, siapa yang membacanya masuk surga." bahwa Allah Ta'ala memiliki 99 nama yang apabila ada seseorang yang melakukan ihsha terhadapnya, maka dia akan masuk surga. Sebagimana seseorang berkata, "Saya memiliki uang seribu dirham yang saya siapkan untuk sadaqah, padahal uangnya lebih banyak dari itu. Dan Allah Ta'ala dalam Al-Quran berfirman, "Dan Allah memiliki nama-nama yang agung, maka berdoalah dengannya." Dia memerintahkan agar berdoa dengan nama-namanya yang mulia secara mutlak. Dia tidak mengatakan bahwa namanya cuma 99 nama."
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarah Shahih Muslim mengutip kesepatakan para ulama tentang hal teresbut. Dia berkata, "Para ulama sepakat bahwa hadits ini tidak membatasi nama-nama Allah Ta'ala. Akan tetapi, yang dimaksud dalam hadits ini adalah bahwa ke-99 nama tersebut bagi siapa yang ihsha terhadapnya akan masuk surga. Yang dimaksud adalah mengabarkan akan masuk surga bagi orang yang melakukan ihsha terhadapnya, bukan sekedar mengumpulkan nama-nama-Nya."
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya tentang hal tersebut, maka dia berkata, "Nama-nama Allah tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits shahih, "Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, keputusan-Mu kepada telah berlaku, ketetapan-Mu terhadapku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan seluruh nama yang Engkau sendiri tetapkan nama bagi-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu gaib yang ada pada-Mu."
Apa yang Allah simpan dalam ilmu gaib-Nya tidak mungkin dapat diketahui, sesuati yang tidak diketahui, tidak dapat dihitung.
Adapun sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya, maka dia masuk surga."
Maknanya bukan berarti bahwa Dia hanya memiliki nama-nama (dengan jumlah) tersebut. Akan tetapi maknannya adalah bahwa siapa yang ihsha (menghafal dan mengamalkan) terhadap 99 nama-Nya, maka dia akan masuk surga. Kalimat 'siapa yang menjaganya' merupakan pelengkap dari kalimat sebelumnya, bukan kalimat baru yang terpisah. Perbandingannya adalah perkataan orang Arab, "Saya memiliki seratus kuda yang saya siapkan untuk berjihad di jalan Allah" Maknya bukan berarti dia hanya memiliki seratus kuda. Akan tetapi keseratus kuda tersebut dia persiapkan untuk hal tersebut."
Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin, 1/122.
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menghitungnya dia masuk surga."
Sebagian ulama, seperti Ibnu Hazm, rahimahullah, berdalil dengan hadits ini bahwa jumlah nama-nama Allah terbatas dalam bilangan tersebut. (Lihat Al-Muhalla, 1/51)
Apa yang dikatakan oleh Ibnu Hazm, tidak disetujui oleh para ulama umumnya. Bahkan sebagian mereka (seperti An-Nawawi) berpendapat bahwa para ulama sepakat bahwa nama-nama Allah Ta'ala tidak terbatas pada jumlah tersebut. Mereka menganggap bahwa pendapat Ibnu Hazm adalah menyimpang, tidak pantas diperhatikan.
Mereka (mayoritas ulama) berpendapat bahwa nama-nama Allah yang mulia tidak terbatas pada jumlah ini, berdasarkan riwayat Ahmad, no. 3704, dari Abdullah bin Masud, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Seorang yang sedang ditimpa gundah dan sedih, lalu ia membaca,
اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ ، وَابْنُ عَبْدِكَ ، وَابْنُ أَمَتِكَ ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي ، وَنُورَ صَدْرِي ، وَجِلَاءَ حُزْنِي ، وَذَهَابَ هَمِّي
"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, keputusan-Mu kepada telah berlaku, ketetapan-Mu terhadapku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan seluruh nama yang Engkau sendiri tetapkan nama bagi-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu gaib yang ada pada-Mu. Mohon Engkau jadikan Al-Quran bersemi di hatiku, bercahaya di dadaku dan pengusir kesedihan serta gundahku."
Niscaya (bagi yang membacanya) akan Allah hilangkan gundah dan dukanya serta Allah berikan jalan keluar baginya. Lalu ada orang yang bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kita mempelajarinya?" Beliau berkata, "Ya, selayaknya, bagi yang mendengarnya untuk mempelajarinya." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam As-Sisilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (199)."
Dalam ucapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ
"Atau (nama) yang Engkau simpan dalam ilmu gaib-Mu."
Menjadi dalil bahwa nama-nama Allah Ta'ala adalah apa dia simpan dalam ilmu gaib di sisi-Nya yang tidak diketahui oleh seorang pun dari makhluknya. Maka ini menunjukkan bahwa nama-nama Allah lebih dari 99 nama.
Syaikhul Islam dalam Majmu Al-Fatawa, 6/374, berkata tentang hadits ini, "Ini menunjukkan bahwa Allah memiliki nama-nama lebih dari 99."
Dia juga berkata, "Al-Khattabi dan selainnya berkata, "Ini menunjukkan bahwa Dia memiliki nama-nama yang Dia simpan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sabdanya, "Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, siapa yang membacanya masuk surga." bahwa Allah Ta'ala memiliki 99 nama yang apabila ada seseorang yang melakukan ihsha terhadapnya, maka dia akan masuk surga. Sebagimana seseorang berkata, "Saya memiliki uang seribu dirham yang saya siapkan untuk sadaqah, padahal uangnya lebih banyak dari itu. Dan Allah Ta'ala dalam Al-Quran berfirman, "Dan Allah memiliki nama-nama yang agung, maka berdoalah dengannya." Dia memerintahkan agar berdoa dengan nama-namanya yang mulia secara mutlak. Dia tidak mengatakan bahwa namanya cuma 99 nama."
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarah Shahih Muslim mengutip kesepatakan para ulama tentang hal teresbut. Dia berkata, "Para ulama sepakat bahwa hadits ini tidak membatasi nama-nama Allah Ta'ala. Akan tetapi, yang dimaksud dalam hadits ini adalah bahwa ke-99 nama tersebut bagi siapa yang ihsha terhadapnya akan masuk surga. Yang dimaksud adalah mengabarkan akan masuk surga bagi orang yang melakukan ihsha terhadapnya, bukan sekedar mengumpulkan nama-nama-Nya."
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya tentang hal tersebut, maka dia berkata, "Nama-nama Allah tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits shahih, "Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, anak dari hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, keputusan-Mu kepada telah berlaku, ketetapan-Mu terhadapku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan seluruh nama yang Engkau sendiri tetapkan nama bagi-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang Engkau simpan dalam ilmu gaib yang ada pada-Mu."
Apa yang Allah simpan dalam ilmu gaib-Nya tidak mungkin dapat diketahui, sesuati yang tidak diketahui, tidak dapat dihitung.
Adapun sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya, maka dia masuk surga."
Maknanya bukan berarti bahwa Dia hanya memiliki nama-nama (dengan jumlah) tersebut. Akan tetapi maknannya adalah bahwa siapa yang ihsha (menghafal dan mengamalkan) terhadap 99 nama-Nya, maka dia akan masuk surga. Kalimat 'siapa yang menjaganya' merupakan pelengkap dari kalimat sebelumnya, bukan kalimat baru yang terpisah. Perbandingannya adalah perkataan orang Arab, "Saya memiliki seratus kuda yang saya siapkan untuk berjihad di jalan Allah" Maknya bukan berarti dia hanya memiliki seratus kuda. Akan tetapi keseratus kuda tersebut dia persiapkan untuk hal tersebut."
Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin, 1/122.
Nama Allah yang Maha Besar lagi Maha Tinggi
June 25, 2007 by alivewire
Bahawasanya Allah swt ada mempunyai 3000 (tiga ribu) nama iaitu:
(1) Sebanyak 1000 (seribu) nama – Allah Ta’ala memberi ketahui kepada malaikat- malaikat sahaja.
(2) Sebanyak 1000 (seribu) nama – Allah ta’ala memberi ketahui kepada Nabi-nabi sahaja.
(3) Sebanyak 300 (tiga ratus) nama ada tersebut di dalam Al-Taurat.
(4) Sebanyak 300 (tiga ratus) nama ada tersebut di dalam Al-Injil.
(5) Sebanyak 300 (tiga ratus) nama ada tersebut di dalam Al-Zabur.
(6) Sebanyak 99 (sembilan puluh sembilan) nama tersebut di dalam Al-Qur’an.
Dan 1 (satu) nama khas tersimpan di dalam pengetahuan Allah swt.
Sekalian
makna nama-nama Allah Ta’ala yang 3000 (tiga ribu) itu ada terkandung di
dalam ayat (Bismillahir rahmanir rahiem) dan jika siapa-siapa membaca
Bismillahir rahmanir rahiem, nescaya mengurnia Allah swt kepadanya akan
balasan pahala sebanyak pahala yang dikurnia kepada orang yang membaca
sekalian nama Allah swt yang 3000 (tiga ribu) itu.
Bersabda Nabi saw :
“Tiap-tiap urusan penting berharga, menjadi putus berkatnya jika tidak dimulai dengan ucapan : Bismillahir rahmanir rahiem”
(Hadis Riwayat Ar-Rahawy dalam Al Arbain).
“Tidaklah seseorang hamba membaca Bismillahir rahmanir rahiem melainkan hancurlah syaitan sebagai hancurnya timah di atas api”
(Hadis Riwayat As Sayuthy dalam Lubabul Hadis).
99 Asmaul Husna (nama-nama Allah yang baik)
99 Asmaul Husna
No. | Nama | Arab | Indonesia |
---|---|---|---|
Allah | الله | Allah | |
1 | Ar Rahman | الرحمن | Yang Maha Pemurah |
2 | Ar Rahiim | الرحيم | Yang Maha Penyayang |
3 | Al Malik | الملك | Yang Maha Merajai/Memerintah |
4 | Al Quddus | القدوس | Yang Maha Suci |
5 | As Salaam | السلام | Yang Maha Memberi Kesejahteraan |
6 | Al Mu`min | المؤمن | Yang Maha Memberi Keamanan |
7 | Al Muhaimin | المهيمن | Yang Maha Pemelihara |
8 | Al `Aziiz | العزيز | Yang Maha Perkasa |
9 | Al Jabbar | الجبار | Yang Memiliki Mutlak Kegagahan |
10 | Al Mutakabbir | المتكبر | Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran |
11 | Al Khaliq | الخالق | Yang Maha Pencipta |
12 | Al Baari` | البارئ | Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan) |
13 | Al Mushawwir | المصور | Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya) |
14 | Al Ghaffaar | الغفار | Yang Maha Pengampun |
15 | Al Qahhaar | القهار | Yang Maha Memaksa |
16 | Al Wahhaab | الوهاب | Yang Maha Pemberi Karunia |
17 | Ar Razzaaq | الرزاق | Yang Maha Pemberi Rezeki |
18 | Al Fattaah | الفتاح | Yang Maha Pembuka Rahmat |
19 | Al `Aliim | العليم | Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu) |
20 | Al Qaabidh | القابض | Yang Maha Menyempitkan (makhluknya) |
21 | Al Baasith | الباسط | Yang Maha Melapangkan (makhluknya) |
22 | Al Khaafidh | الخافض | Yang Maha Merendahkan (makhluknya) |
23 | Ar Raafi` | الرافع | Yang Maha Meninggikan (makhluknya) |
24 | Al Mu`izz | المعز | Yang Maha Memuliakan (makhluknya) |
25 | Al Mudzil | المذل | Yang Maha Menghinakan (makhluknya) |
26 | Al Samii` | السميع | Yang Maha Mendengar |
27 | Al Bashiir | البصير | Yang Maha Melihat |
28 | Al Hakam | الحكم | Yang Maha Menetapkan |
29 | Al `Adl | العدل | Yang Maha Adil |
30 | Al Lathiif | اللطيف | Yang Maha Lembut |
31 | Al Khabiir | الخبير | Yang Maha Mengenal |
32 | Al Haliim | الحليم | Yang Maha Penyantun |
33 | Al `Azhiim | العظيم | Yang Maha Agung |
34 | Al Ghafuur | الغفور | Yang Maha Pengampun |
35 | As Syakuur | الشكور | Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai) |
36 | Al `Aliy | العلى | Yang Maha Tinggi |
37 | Al Kabiir | الكبير | Yang Maha Besar |
38 | Al Hafizh | الحفيظ | Yang Maha Memelihara |
39 | Al Muqiit | المقيت | Yang Maha Pemberi Kecukupan |
40 | Al Hasiib | الحسيب | Yang Maha Membuat Perhitungan |
41 | Al Jaliil | الجليل | Yang Maha Mulia |
42 | Al Kariim | الكريم | Yang Maha Mulia |
43 | Ar Raqiib | الرقيب | Yang Maha Mengawasi |
44 | Al Mujiib | المجيب | Yang Maha Mengabulkan |
45 | Al Waasi` | الواسع | Yang Maha Luas |
46 | Al Hakiim | الحكيم | Yang Maha Maka Bijaksana |
47 | Al Waduud | الودود | Yang Maha Mengasihi |
48 | Al Majiid | المجيد | Yang Maha Mulia |
49 | Al Baa`its | الباعث | Yang Maha Membangkitkan |
50 | As Syahiid | الشهيد | Yang Maha Menyaksikan |
51 | Al Haqq | الحق | Yang Maha Benar |
52 | Al Wakiil | الوكيل | Yang Maha Memelihara |
53 | Al Qawiyyu | القوى | Yang Maha Kuat |
54 | Al Matiin | المتين | Yang Maha Kokoh |
55 | Al Waliyy | الولى | Yang Maha Melindungi |
56 | Al Hamiid | الحميد | Yang Maha Terpuji |
57 | Al Muhshii | المحصى | Yang Maha Menghitung Segala Sesuatu |
58 | Al Mubdi` | المبدئ | Yang Maha Memulai |
59 | Al Mu`iid | المعيد | Yang Maha Mengembalikan Kehidupan |
60 | Al Muhyii | المحيى | Yang Maha Menghidupkan |
61 | Al Mumiitu | المميت | Yang Maha Mematikan |
62 | Al Hayyu | الحي | Yang Maha Hidup |
63 | Al Qayyuum | القيوم | Yang Maha Mandiri |
64 | Al Waajid | الواجد | Yang Maha Penemu |
65 | Al Maajid | الماجد | Yang Maha Mulia |
66 | Al Wahiid | الواحد | Yang Maha Tunggal |
67 | Al Ahad | الاحد | Yang Maha Esa |
68 | As Shamad | الصمد | Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta |
69 | Al Qaadir | القادر | Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan |
70 | Al Muqtadir | المقتدر | Yang Maha Berkuasa |
71 | Al Muqaddim | المقدم | Yang Maha Mendahulukan |
72 | Al Mu`akkhir | المؤخر | Yang Maha Mengakhirkan |
73 | Al Awwal | الأول | Yang Maha Awal |
74 | Al Aakhir | الأخر | Yang Maha Akhir |
75 | Az Zhaahir | الظاهر | Yang Maha Nyata |
76 | Al Baathin | الباطن | Yang Maha Ghaib |
77 | Al Waali | الوالي | Yang Maha Memerintah |
78 | Al Muta`aalii | المتعالي | Yang Maha Tinggi |
79 | Al Barru | البر | Yang Maha Penderma (Maha Pemberi Kebajikan) |
80 | At Tawwaab | التواب | Yang Maha Penerima Tobat |
81 | Al Muntaqim | المنتقم | Yang Maha Pemberi Balasan |
82 | Al Afuww | العفو | Yang Maha Pemaaf |
83 | Ar Ra`uuf | الرؤوف | Yang Maha Pengasuh |
84 | Malikul Mulk | مالك الملك | Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta) |
85 | Dzul Jalaali Wal Ikraam | ذو الجلال و الإكرام | Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan |
86 | Al Muqsith | المقسط | Yang Maha Pemberi Keadilan |
87 | Al Jamii` | الجامع | Yang Maha Mengumpulkan |
88 | Al Ghaniyy | الغنى | Yang Maha Kaya |
89 | Al Mughnii | المغنى | Yang Maha Pemberi Kekayaan |
90 | Al Maani | المانع | Yang Maha Mencegah |
91 | Ad Dhaar | الضار | Yang Maha Penimpa Kemudharatan |
92 | An Nafii` | النافع | Yang Maha Memberi Manfaat |
93 | An Nuur | النور | Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya) |
94 | Al Haadii | الهادئ | Yang Maha Pemberi Petunjuk |
95 | Al Badii’ | البديع | Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya |
96 | Al Baaqii | الباقي | Yang Maha Kekal |
97 | Al Waarits | الوارث | Yang Maha Pewaris |
98 | Ar Rasyiid | الرشيد | Yang Maha Pandai |
99 | As Shabuur | الصبور | Yang Maha Sabar |
20 Sifat Wajib Allah dan 20 Sifat Mustahil Allah, Lengkap Dengan Dalil, Arti dan Penjelasannya
A. Pengertian Sifat-Sifat Allah
Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan kepada sifat wajib.Sifat wajib terbagi empat bagian yaitu nafsiah, salbiah, ma’ani atau ma’nawiah.
B. Sifat-Sifat Wajib Allah
Sifat wajib Allah adalah sifat yang pasti ada pada Allah.Berikut dibawah ini adalah sifat-sifat allah yang wajib :
- Wujud (Ada)
Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.- Dalil Aqli sifat Wujud
Adanya semesta alam yang kita lihat sudah cukup dijadikan sebagai alasan adanya Allah, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya. - Dalil Naqli sifat Wujud
جلقالسموات والارض وما بينهمافي ستةايام ﷲالذى
Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari. (QS. AS sajdah [32]:4)
- Dalil Aqli sifat Wujud
- Qidam (Dahulu/Awal)
Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan.- Dalil aqli sifat Qidam
Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara qodim dan hadits. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat) mislanya A, dan muhdits A mesti membutuhkan kepada Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya.Apabila tiada ujungnya, maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur (peristiwa berputar). Masing-masing dari tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib bersifat Qidam. - Dalil Naqli sifat Qidam
هوالاول والاخروالظاهروالباطن
Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin. (QS. Al-Hadid [57]:3)
- Dalil aqli sifat Qidam
- Baqa’(Kekal)
Allah Akan Kekal dan Abadi Selamanya, Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan- Dalil Aqli sifat Baqa’
Seandainya Allah tidak wajib Baqo, yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang telah lewat dalam sifat Qidam. - Dalil Naqli Sifat Baqa’
كلشئ هالك إلاوجهه
Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)
- Dalil Aqli sifat Baqa’
- Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan Ciptaannya/Makhluknya)
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang lain.- Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits
Apabila diperkirakan Allah menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah mustahil - Dalil Naqli sifat mukhalafah lil hawadits
ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat. (QS. Asy-Syuro [42]:11)
- Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits
- Qiyamuhu Binafsihi (Allah Berdiri Sendiri)
Artinya Bahwa Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.Contohnya,
Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.- Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi
Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.
Dan apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang pncipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul. - Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi
إن اﷲ لغنى عن العا لمين
Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. (QS. Al Ankabut [29]:6)
- Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi
- Wahdaniyyah (Tunggal/Esa)
Artinya adalah Bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya.Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur, seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan seterusnya.Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas dan sombong.Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau tenggang waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menyuruh dan melarang.- Dalil Naqli
لوكان فيهماالهةإلااﷲ لفسد تا
Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak. (QS. Al Anbiya [21]:22)
- Dalil Naqli
- Qudrat (Berkuasa)
Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.- Dalil Aqli sifat Qudrot
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun. - Dalil Naqli sifat Qudrot
إن اﷲعلى كل شيى قد ير
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah [2]:20)
- Dalil Aqli sifat Qudrot
- Iradah (berkehendak)
Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi.Berbeda dengan kehendak atau kemauan manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak terbatas.- Dalil Aqli sifat Irodat.
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seasndainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab akanberakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahi, karena tidak akan mampu membuat makhluk barang sedikitpun. - Dalil Naqli sifat Irodat.
ان ربك فعال لمايريد
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.
(QS. Hud[50]:107)
- Dalil Aqli sifat Irodat.
- Ilmu (Mengetahui)
Artinya Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib.Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada kita ?.- Dalil Aqli sifat Ilmu
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat barang makhluk sedikitpun. - Dalil Naqli sifat Ilmu
وهوبكل شيى عليم
Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.
(QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al Baqaroh [2]:29)
- Dalil Aqli sifat Ilmu
- Hayat (Hidup)
Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Contohnya :
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.- Dalil Aqli sifat hayat
Dalilnya adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, seangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam semesta. - Dalil Naqli sifat Hayat
Firman Allah :
وتو كل على الحى الذ ى لايمو ت
Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati. (QS. Al-Furqon [25]:58)
- Dalil Aqli sifat hayat
- Sama’ (Mendengar)
Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia.Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.
DALIL :
”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” … (QS Al Maidah :76) - Basar ( Melihat )
Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT.
DALIL:
”………Dan Allah maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” … (al-Baqarah: 265)
Dengan memahami sifat besar Allah SWT hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak akan bisa berbohong kepada Allah SWT. - Kalam ( Berbicara / Berfirman )
Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia.Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
DALIL :
”……. Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas”
(QS AnNisa’ :164)Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar. - Kaunuhu Qadirun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan Mentiadakan.
DALIL
“Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu“ (QS. Al Baqarah :20). - Kaunuhu Muridun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.
DALIL
“Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ … (QS. Hud :107) - Kaunuhu ‘Alimun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui akan Tiap-tiap sesuatu, mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.
DALIL
“Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176) - Kaunuhu Hayyun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup, Allah adalah Dzat Yang Hidup, Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.
DALIL
“Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati“
(QS. Al Furqon :58) - Kaunuhu Sami’un
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
DALIL
“Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256). - Kaunuhu BasirunYAitu Keadaan Allah Ta’ala Yang
Melihat akan tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).Allah selalu
melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat
baik.
DALIL
“Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18) - Kaunuhu Mutakallimun
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran.
Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.
C. Sifat-Sifat Mustahil bagi Allah
Sifat Mustahil Bagi Allah artinya Sifat Yang Tidak Mungkin ada pada Allah Swt. Sifat Mustahil Allah merupakan Lawan Kata/Kebalikan dari Sifat Wajib AllahBerikut dibawah ini adalah 20 sifat-sifat mustahil bagi Allah swt.
- ‘Adam, artinya tiada (bisa mati)
- Huduth, artinya baharu (bisa di perbaharui)
- Fana’, artinya binasa (tidak kekal/mati)
- Mumathalatuhu Lilhawadith, artinya menyerupai akan makhlukNya
- Qiyamuhu Bighayrih, artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)
- Ta’addud, artinya berbilang – bilang (lebih dari satu)
- ‘Ajz, artinya lemah (tidak kuat)
- Karahah, artinya terpaksa (bisa di paksa)
- Jahl, artinya jahil (bodoh)
- Maut, artinya mati (bisa mati)
- Syamam, artinya tuli
- ‘Umy, artinya buta
- Bukm, artinya bisu
- Kaunuhu ‘Ajizan, artinya lemah (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Karihan, artinya terpaksa (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Jahilan, artinya jahil (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Mayyitan, artinya mati (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Asam, artinya tuli (dalam keadaannya)
- Kaunuhu A’ma, artinya buta (dalam keadaannya)
- Kaunuhu Abkam, artinya bisu (dalam keadaannya)
Rangkuman (Table Sifat-Sifat Wajib Allah dan Sifat-Sifat Mustahil Bagi Allah )
Tabel ini kami buat untuk memudahkan anda dalam menghafal dan memahaminyaNo. | Sifat Wajib Allah | Tulisan Arab | Arti | Jenis Sifat | Sifat Mustahil Allah | Tulisan Arab | Arti |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Wujud | Ada | Nafsiah | Adam | Tiada | ||
2 | Qidam | Terdahulu | Salbiah | Huduts | Baru | ||
3 | Baqa | Kekal | Salbiah | Fana | Berubah-ubah (akan binasa) | ||
4 | Mukhalafatuhu lilhawadis | Berbeda dengan makhluk-Nya | Salbiah | Mumathalatuhu lilhawadith | Menyerupai sesuatu | ||
5 | Qiyamuhu binafsih | Berdiri sendiri | Salbiah | Qiamuhu bighairih | Berdiri-Nya dengan yang lain | ||
6 | Wahdaniyat | Esa (satu) | Salbiah | Ta’addud | Lebih dari satu (berbilang) | ||
7 | Qudrat | Kuasa | Ma’ani | Ajzun | Lemah | ||
8 | Iradat | Berkehendak (berkemauan) | Ma’ani | Karahah | Tidak berkemauan (terpaksa) | ||
9 | Ilmu | Mengetahui | Ma’ani | Jahlun | Bodoh | ||
10 | Hayat | Hidup | Ma’ani | Al-Maut | Mati | ||
11 | Sama’ | Mendengar | Ma’ani | Sami | Tuli | ||
12 | Basar | Melihat | Ma’ani | Al-Umyu | Buta | ||
13 | Kalam | Berbicara | Ma’ani | Al-Bukmu | Bisu | ||
14 | Kaunuhu qaadiran | Keadaan-Nya yang berkuasa | Ma’nawiyah | Kaunuhu ajizan | Keadaan-Nya yang lemah | ||
15 | Kaunuhu muriidan | Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan | Ma’nawiyah | Kaunuhu mukrahan | Keadaan-Nya yang tidak menentukan (terpaksa) | ||
16 | Kaunuhu ‘aliman | Keadaan-Nya yang mengetahui | Ma’nawiyah | Kaunuhu jahilan | Keadaan-Nya yang bodoh | ||
17 | Kaunuhu hayyan | Keadaan-Nya yang hidup | Ma’nawiyah | Kaunuhu mayitan | Keadaan-Nya yang mati | ||
18 | Kaunuhu sami’an | Keadaan-Nya yang mendengar | Ma’nawiyah | Kaunuhu ashamma | Keadaan-Nya yang tuli | ||
19 | Kaunuhu bashiiran | Keadaan-Nya yang melihat | Ma’nawiyah | Kaunuhu a’maa | Keadaan-Nya yang buta | ||
20 | Kaunuhu mutakalliman | Keadaan-Nya yang berbicara | Ma’nawiyah | Kaunuhu abkam | Keadaan-Nya yang bisu |
D. Sifat Ja’iz Bagi Allah Swt
Sifat Jaiz bagi Allah artinya boleh bagi Allah Swt mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau di sebut juga sebagai “mumkin”. Mumkin ialah sesuatu yang boleh ada dan tiada.Ja’iz artinya boleh-boleh saja, dengan makna Allah Swt menciptakan segala sesuatu, yakni dengan tidak ada paksaan dari sesuatupun juga, sebab Allah Swt bersifat Qudrat (kuasa) dan Iradath (kehendak), juga boleh – boleh saja bagi Allah Swt meniadakan akan segala sesuatu apapun yang ia mau.
Alhamdulillah selese juga akhirnya menulis artikel tentang 20 Sifat Wajib Allah dan 20 Sifat Mustahil Allah lengkap dengan dalil,arti dan penjelasannya
Referensi : dirangkum dari berbagai sumber
Tiada ulasan:
Catat Ulasan