Cantik Adalah Ujian, Bersyukur Seadanya
Fitrah manusia menyukai kecantikan dan inginkan kecantikan. Cantik itu adalah anugerah.
Namun, percaya atau tidak, cantik itu juga sebenarnya merupakan satu ujian.
Tetapi perlu diingat bahawa cantik itu adalah amat subjektif.
Barangkali
ada yang memiliki wajah cerah dan licin tetapi tidak nampak seri,
barangkali ada pula yang gelap dan biasa sahaja tetapi begitu manis
dipandang.
Berbalik kepada tajuk. Cantik & kacak adalah ujian. Mengapa begitu?
Cantik sebagai anugerah
1. Meningkatkan rasa syukur
2. Keyakinan diri tinggi
3. Sedap mata memandang
4. Maintanance rendah (sepatutnya)
5. Apabila dikecapi apabila sebelumnya biasa-biasa
Si cantik
yang mempunyai wajah licin bersih, pastinya akan bersyukur kerana tidak
perlu berat kepala memikirkan bagaimana untuk mengatasi masalah kulit
sekaligus mengurangkan kos perawatan muka dan sebagainya.
Begitu juga akan membolehkan si cantik yakin melangkah.
Dan paling
boleh dianggap sebagai anugerah sekiranya mereka yang boleh dianggap
biasa sahaja sebelum ini, kini dianugerahkan dengan rupa paras menarik.
Pasti ramai yang mula tertarik.
“Sesungguhnya Ujian Terbesar Laki-Laki
“Sesungguhnya Ujian Terbesar Laki-Laki Adalah Wanita”
Bismillah. Assalamu’alaikum.
1.Sadarilah kalau setiap wanita memiliki kecantikan..
2. Ingat.. semua wanita memiliki kecantikan dan diciptakan oleh Allah untuk cantik atau bisa menarik laki-laki agar cenderung padanya.
3. Karena Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
4. “Wanita itu adalah aurat. Bila ia keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki).
5. [HR. At-Tirmidzi no. 1173, shahih dalam Misykatul Mashabih no. 3109]
6. Syaikh Abul ‘Ala’ Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata,
7. “Bila wanita keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki), maknanya adalah setan menghiasinya di mata laki-laki.
8. Juga dikatakan, maknanya, setan melihat wanita tersebut untuk menyesatkannya dan menyesatkan (manusia) dengannya.
9. [Tuhfatul Ahwadzi 4/283, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, Asy-Syamilah]
10. Terbukti bahwa setiap wanita memiliki aura kecantikan, tidak sedikit laki-laki yang pertama kali melihat wanita mungkin tidak tertarik,
11. Tetapi ketika sudah mulai berinteraksi dan berbicara barulah terbesit dalam hatinya: “ternyata cewek ini manis juga ya”
12. Nah, oleh karenanya Laki-laki perlu waspada dengan fitnahnya..
13. 1.Fitnah (ujian) terbesar laki-laki adalah wanita.
14. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
15. “Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yaitu (fitnah) wanita.
16. [HR. Bukhari no.5096 dan Muslim no.7122]
17. 2. Laki-laki lemah terhadap godaan wanita
18. Allah Ta’ala berfirman, ‘Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah’” [An Nisa: 2]
19. 3. Godaan wanita itu lebih dahsyat
20. Sebagian laki-laki mungkin bisa menahan godaan setan, akan tetapi bisa jadi ia lemah dengan godaan wanita.
21. Allah ‘azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” [An-Nisa’:76]
22. Tapi bro.. jangan pecaya diri dengan godaan wanita, karena Allah ‘azza wa Jalla berfirman,
23. “Sesungguhnya tipu daya kalian para wanita adalah besar/adzim” [Yusuf:28]
24. Cukuplah dengan peringatan Imam para Tabi’in, Said bin Mussayyib rahimahullah, beliau berkata,
25. Tidaklah setan berputus asa (untuk menaklukkan manusia) kecuali dia akan datang memperdaya (menaklukkannya)dengan wanita.”
26. [Siyar A’lam An-Nubala’ 4/237, Mu’assasah Risalah, cet. III, 1405, syamilah]
27. Jadi… Beneran ni semua wanita diciptakan untuk cantik.. Karena Setiap wanita memiliki kecantikan…
28. Biasanya laki-laki menilai wanita ada tiga macam:
29. a.Wanita cantik, semua laki-laki berkata dia cantik tapi kadang bisa bisa bosan kalo dilihatin terus
30. b.Wanita yang menggugah, secara paras mungkin dia tidak cantik-cantik amat, tidak semua laki-laki sepakat atas kecantikannya,
31. Tetapi dia istimewa tak lelah mata memandang, semakin di lihat semakin sejuk, membuat laki-laki penasaran,
32. Ada sesuatu yang sulit di ungkapkan, biasanya wanita ini punya innerbeauty yang bagus. Dan semua wanita bisa menjadi seperti ini..
33. c.Wanita yang point a dan b digabung, Nah.. ini langka bin ajaib.
34. Ada juga wanita seperti ini, biasanya wanita yang diberi kecantikan sekaligus ahlak yang mulia masyaAllah. Dan semua wanita bisa.
35. Jadi ukhti, kalian bisa merubah diri, dengan menjadi wanita yang lebih baik dengan agama dan akhlak kalian.
UJIAN HARTA DAN KAYA
Sering kali kita beranggapan bahawa
ujian Allah itu datang dalam bentuk kemiskinan, kesusahan, kesempitan
hidup, dan kekurangan harta benda.Ini sebenarnya bertepatan dengan
firman Allah Taala yang bermaksud:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. (Al-Baqarah: ayat 155).
Memang tidak dinafikan lagi bahawa kemiskinan hidup di dunia ini ialah salah satu daripada bentuk ujian Allah kepada hambaNya di atas muka bumi ini untuk menguji siapa di kalangan hambanya yang paling kuat imannya.
Namun ramai juga, mungkin tidak sedar bahawa kekayaan atau keinginan untuk menjadi kaya juga merupakan medan di mana Allah menguji iman seseorang hambanya.Sesuatu yang tidak boleh kita sangkalkan lagi, kebanyakan manusia akan lebih berharap dan hampir dengan Allah ketika mereka susah dan tidak mempunyai apa-apa, berbanding ketika mempunyai segala-galanya di tangan mereka.
Bahkan ujian dalam bentuk kesenangan harta itu lebih besar, berdasarkan hadith Rasulullah SAW:
Bukan kemiskinan yang ku bimbang
menimpa kamu tetapi yang aku bimbang ialah dibentangkan di hadapan kamu
kemewahan dunia sebagaimana telah dibentangkan kepada umat sebelum kamu,
lalu kamu berlumba-lumba mengejarnya sebagaimana umat dahulu kala juga
berlumba-lumba mengejarnya, lalu ia membinasakan kamu seperti mana umat
dahulu kala juga telah dihancurkan oleh sifat sedemiian.” (riwayat
Bukhari)
Lubuk Emas
Bahkan manusia yang sudah kaya tidak berasa puas dan cukup dengan hanya memiliki sebuah ‘lubuk’ kekayaan sahaja.Inilah realiti yang telah disingkap oleh Rasulullah lama dahulu,Sabda Rasulullah SAW:
Begitulah hebatnya penangan di sebalik ujian nikmat kekayaan yang dimiliki seseorang.
Ujian Allah terhadap nikmat kekayaan itu berlaku dalam dua bentuk iaitu sebelum dan selepas manusia dikurniakan nikmat kekayaan.
Sebelum dikurniakan nikmat kekayaan dan harta itu, manusia diuji dengan cara yang digunakan untuk mendapatkan harta dan kekayaan tersebut.Iman diuji sama ada menggunakan cara yang halal atau haram untuk mendapatkannya.Hanya ilmu yang betul dan iman yang sejahtera sahaja, membolehkan manusia berfikir secara rasional bagi menentukan jalan mana yang sepatutnya dipilih untuk menjadi kaya.
Selepas dikurniakan nikmat harta dan kekayaan pula, manusia diuji, ke mana dan bagaimana harta itu dibelanjakan.
Yang Penting Caranya
Islam tidak pernah menghalang Umatnya untuk menjadi kaya, tetapi Islam menitik beratkan soal ‘cara’ untuk mendapatkan harta dan kekayaan tersebut.
Mungkin ada juga yang mengetengahkan isu ‘survival hidup’ bagi menghalalkan semua cara untuk memiliki sesuatu.Namun Islam telah meletakkan asas yang jelas iaitu, matlamat tidak pernah menghalalkan cara.
Walaupun niat Robin Hood begitu murni untuk membantu mereka disekelilingnya yang susah,caranya yang tidak betul itu telah ‘menengelamkan’ amalan kebaikannya dalam lautan kesesatan.Biarlah si kaya dengan kekayaannya, yang miskin haruslah berusaha walaupun daripada bawah dengan cara yang betul.
Analogi kisah Robin Hood ini boleh kita samakan dalam situasi mereka yang beralasan seperti berikut:
“Saya masuk Skim Cepat Kaya ni bukan apa, saya ni orang susah, anak ramai.Hanya dengan cara ni saja saya boleh kaya,”Luahan seorang ayah yang tersilap langkah.
Ada
orang yang mengeluh “Kenapa ya saya terlahir sebagai anaknya orang miskin
sehingga saya sekarang miskin tidak bisa sekolah, tidak bisa merasakan
fasilitas fasilitas yang ada karena saya tidak memiliki cukup uang untuk
mendapatkannya”.
“… Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui” (Q.S Al-Baqarah :216)
Artikel ini merupakan tanggapan dari artikel http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/24/memerangi-hawa-nafsu-memerangi-jihad-tertinggi/ Artikel dari Omjay, guru SMPku yang berjasa mengenalkanku pada dunia tulis.
Setiap orang mempunyai beban hidupnya masing-masing. Ada yang diuji dengan harta, jabatan, atau sosial. Ada yang diuji dengan kesusahan, ada yang diuji dengan kesenangan. Ada yang diuji dengan pria, ada yang diuji dengan wanita.
***
Bahkan manusia yang sudah kaya tidak berasa puas dan cukup dengan hanya memiliki sebuah ‘lubuk’ kekayaan sahaja.Inilah realiti yang telah disingkap oleh Rasulullah lama dahulu,Sabda Rasulullah SAW:
Sekiranya anak Adam itu punyai dua
lembah dipenuhi emas, nescaya sudah tentu mereka akan inginkan yang
ketiga, dan tidak disumbatkan diperutnya tanah (mati)( Riwayat
al-Bukhari)
Begitulah hebatnya penangan di sebalik ujian nikmat kekayaan yang dimiliki seseorang.
Ujian Allah terhadap nikmat kekayaan itu berlaku dalam dua bentuk iaitu sebelum dan selepas manusia dikurniakan nikmat kekayaan.
Sebelum dikurniakan nikmat kekayaan dan harta itu, manusia diuji dengan cara yang digunakan untuk mendapatkan harta dan kekayaan tersebut.Iman diuji sama ada menggunakan cara yang halal atau haram untuk mendapatkannya.Hanya ilmu yang betul dan iman yang sejahtera sahaja, membolehkan manusia berfikir secara rasional bagi menentukan jalan mana yang sepatutnya dipilih untuk menjadi kaya.
Selepas dikurniakan nikmat harta dan kekayaan pula, manusia diuji, ke mana dan bagaimana harta itu dibelanjakan.
Yang Penting Caranya
Islam tidak pernah menghalang Umatnya untuk menjadi kaya, tetapi Islam menitik beratkan soal ‘cara’ untuk mendapatkan harta dan kekayaan tersebut.
Mungkin ada juga yang mengetengahkan isu ‘survival hidup’ bagi menghalalkan semua cara untuk memiliki sesuatu.Namun Islam telah meletakkan asas yang jelas iaitu, matlamat tidak pernah menghalalkan cara.
Walaupun niat Robin Hood begitu murni untuk membantu mereka disekelilingnya yang susah,caranya yang tidak betul itu telah ‘menengelamkan’ amalan kebaikannya dalam lautan kesesatan.Biarlah si kaya dengan kekayaannya, yang miskin haruslah berusaha walaupun daripada bawah dengan cara yang betul.
Analogi kisah Robin Hood ini boleh kita samakan dalam situasi mereka yang beralasan seperti berikut:
“Saya masuk Skim Cepat Kaya ni bukan apa, saya ni orang susah, anak ramai.Hanya dengan cara ni saja saya boleh kaya,”Luahan seorang ayah yang tersilap langkah.
Pemuda ini sedang diuji...
“Saya masuk pertandingan ini kerana saya anak sulong, kalau saya menang, duit tu bolehlah saya bantu menyara adik-beradik saya,”Harapan seorang abang yang ingin mencurahkan bakti.
“Saya kepunan tengok jiran sebelah beli kereta baru, tu yang saya beli kereta baru ni,”Kegembiraan seorang ayah yang baru pulang membuat pinjaman konvensional.
“Ko jangan bimbang, kawan aku tuh jual insuran.semua benda boleh ‘cover’,”cadangan seorang kawan yang ‘entah pa pe’.
Pendek kata, selagi perkara dan cara itu halal di sisi syarak, maka peluang untuk anda memilki sesuatu dan menjadi kaya sedia terhidang.
Realiti yang saya tahu
Perkara ini berlaku beberapa tahun yang lalu,
Ianya berlaku kepada seorang pekerja biasa sebuah syarikat kereta,seorang mualaf.Sebelum masuk Islam, dia pernah bermain loteri.Selepas masuk Islam, dia diuji Allah apabila diumumkan sebagai pemenang hadiah loteri sebanyak 6 juta.Dek kerana iman yang lemah, dia tertawan dengan habuan hadiah loteri itu.Kini hidupnya senang dengan kereta yang hebat Mercds Kompressor berbanding dulu kereta honda buruk lama.
Moga Allah memberikan hidayah kepadanya dan mereka yang tersilap langkah untuk kembali kepada Allah di atas kesilapan yang telah dilakukan.
Moga Allah memberikan kekuatan Iman dan Amal kepada kita semua apabila berhadapan dengan nikmat harta dan kekayaan.
“Saya masuk pertandingan ini kerana saya anak sulong, kalau saya menang, duit tu bolehlah saya bantu menyara adik-beradik saya,”Harapan seorang abang yang ingin mencurahkan bakti.
“Saya kepunan tengok jiran sebelah beli kereta baru, tu yang saya beli kereta baru ni,”Kegembiraan seorang ayah yang baru pulang membuat pinjaman konvensional.
“Ko jangan bimbang, kawan aku tuh jual insuran.semua benda boleh ‘cover’,”cadangan seorang kawan yang ‘entah pa pe’.
Pendek kata, selagi perkara dan cara itu halal di sisi syarak, maka peluang untuk anda memilki sesuatu dan menjadi kaya sedia terhidang.
Realiti yang saya tahu
Perkara ini berlaku beberapa tahun yang lalu,
Ianya berlaku kepada seorang pekerja biasa sebuah syarikat kereta,seorang mualaf.Sebelum masuk Islam, dia pernah bermain loteri.Selepas masuk Islam, dia diuji Allah apabila diumumkan sebagai pemenang hadiah loteri sebanyak 6 juta.Dek kerana iman yang lemah, dia tertawan dengan habuan hadiah loteri itu.Kini hidupnya senang dengan kereta yang hebat Mercds Kompressor berbanding dulu kereta honda buruk lama.
Moga Allah memberikan hidayah kepadanya dan mereka yang tersilap langkah untuk kembali kepada Allah di atas kesilapan yang telah dilakukan.
Moga Allah memberikan kekuatan Iman dan Amal kepada kita semua apabila berhadapan dengan nikmat harta dan kekayaan.
10 Renungan Bagi Yang Ditimpa Ujian/Musibah
Kategori: Amalan Hati
Diterbitkan pada 22 February 2012
Klik: 50402
Ujian
menyerang siapa saja tidak pandang bulu. Sebagaimana orang miskin
diuji…orang kayapun demikian. Sebagaimana rakyat jelata hidup di atas
ujian…para penguasa juga diuji. Bahkan bisa jadi ujian yang dirasakan
oleh para penguasa dan orang-orang kaya lebih berat daripada ujian yang
dirasakan oleh orang-orang miskin dan rakyat jelata.
Jangan disangka hanya si miskin yang menangis akibat ujian yang ia hadapi…, atau hanya si miskin yang merasakan ketakutan…bahkan seorang penguasa bisa jadi lebih banyak tangisannya dan lebih parah ketakutan yang menghantuinya daripada si miskin. Intinya setiap yang bernyawa pasti diuji sebelum maut menjemputnya…siapapun juga orangnya. Entah diuji dengan kesulitan atau diuji dengan kelapangan, kemudian ia akan dikembalikan kepada Allah untuk dimintai pertanggung jawaban bagaimana sikap dia dalam menghadapi ujian tersebut. Allah berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan" (QS Al-Anbiyaa' : 35)
Memang dunia ini adalah medan ujian…kehidupan ini ada medan perjuangan…Allah berfirman ;
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (QS Al-Mulk : 1-2)
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا
"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya" (QS Huud : 7)
Jikalau orang kafir juga tidak selamat dari ujian kehidupan, maka apatah lagi seorang yang beriman kepada Allah?, pasti akan menghadapi ujian. Allah berfirman :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al-'Ankabuut : 2)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS Al-Baqoroh : 155)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat" (QS Al-Baqoroh : 214)
Bahkan semakin tinggi iman seseorang maka semakin banyak ujian yang akan ia hadapi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً الأَنْبِيَاءُ ، ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ ، فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِيْ دِيْنِهِ رِقَّةٌ اُبْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ، فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
"Orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang paling sholeh dan seterusnya. Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika agamanya kuat maka semakin keras ujiannya, dan jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba hingga meninggalkan sang hamba berjalan di atas bumi tanpa ada sebuah dosapun" (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 143)
Jika anda terkadang merasakan ujian yang terus menimpa anda maka itulah yang pernah dirasakan oleh seorang Imam besar sekelas Imam Syafii. Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah berkata :
مِحَنُ الزَّمَانِ كَثِيْرةٌ لاَ تَنْقَضِي ... وَسُرُوْرُهَا يَأْتِيْكَ كَالْأَعْيَادِ
Cobaan zaman banyak tidak habis-habisnya….
Dan kegembiraan zaman mendatangimu (sesekali) seperti sesekalinya hari raya
Bahkan terkadang ujian datang bertubi-tubi dan bertumpuk-tumpuk. Imam Syafi'i rahimahullah juga berkata :
تَأْتِي الْمَكَارِهُ حِيْنَ تَأْتِي جُمْلَةً ... وَأَرَى السُّرُوْرَ يَجِيْءُ فِي الْفَلَتَاتِ
"Hal-hal yang dibenci tatkala datang bertumpuk-tumpuk…
Dan aku melihat kegembiraan datang sesekali"
Berikut ini 10 perkara yang hendaknya direnungkan oleh anda jika anda ditimpa musibah atau ujian :
Pertama : Yakinlah bahwa selain andapun juga diuji. Ada yang diuji dengan kemiskinan…, ada yang diuji dengan harta, jabatan, dan kekuasaan…ada yang diuji dengan istri yang berakhlak buruk…, ada wanita yang diuji dengan suami bejat…, ada wanita yang diuji dengan mertua jahat…, ada yang diuji dengan ibunya…, dan terlalu banyak model ujian yang menimpa manusia. Maka anda sebagaimana manusia-manusia yang lain yang juga ditimpa musibah/ujian yang beraneka ragam
Kedua : Sabarlah dengan ujian yang sedang anda hadapi…, Alhamdulillah anda masih bisa memikulnya. Bisa jadi jika anda diuji dengan ujian yang lain maka anda tidak akan mampu menghadapinya. Yakinlah bahwa tidaklah Allah menguji kecuali dengan ujian yang mampu dihadapi oleh seorang hamba
Ketiga : Terkadang syaitan membisikkan kepada anda bahwa ujian yang anda hadapi sangatlah berat dan tidak mungkin untuk anda pikul…maka ingatlah bahwa saat ini masih terlalu banyak orang yang diuji dengan ujian yang jauh lebih berat dengan ujian yang sedang anda hadapi
Keempat : Bukankah ujian jika dihadapi dengan kesabaran maka akan menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat??
Kelima : Bahkan bisa jadi Allah menghendaki anda untuk meraih sebuah tempat yang tinggi di surga yang tidak mungkin anda peroleh dengan hanya sekedar amalan-amalan sholeh anda. Amalan sholeh anda tidak cukup untuk menaikan anda ke tempat tinggi tersebut. Anda tidak akan mampu untuk sampai ke tempat tinggi tersebut kecuali dengan menjalani ujian-ujian yang tidak henti-hentinya untuk mengangkat derajat anda
Keenam : Ingatlah… dengan ujian terkadang kita baru sadar bahwasanya kita ini sangatlah lemah dan selalu butuh kepada Allah Yang Maha Kuasa. Terkadang kita baru mengenal yang namanya khusyu' dalam sholat…kita baru bisa merasakan kerendahan yang disertai deraian air mata…kita baru bisa merasakan nikmatnya ibadah…tatkala ujian datang…tatkala musibah menerpa.
Ketujuh : Ingatlah…dengan ujian atau musibah yang menimpa kita terkadang menghilangkan sifat ujub pada diri kita. Karena tatkala kita rajin beribadah dan selalu mendapatkan kenikmatan terkadang timbul ujub dalam diri kita dengan merasa bahwa diri kita hebat selalu beruntung. Jangan sampai kita salah persepsi dengan menganggap tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah tidak ditimpanya sang hamba dengan musibah. Bahkan perkaranya justru sebaliknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ
“Jika Allah mencintai sebuah kaum maka Allah akan menguji mereka” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 146)
Kedelapan : Berhusnudzonlah kepada Allah, yakinlah bahwa dibalik ujian dan musibah yang menimpamu ada kebaikan dan hikmah. Justru jika ujian tersebut tidak datang dan jika musibah tersebut tidak menimpamu maka akan lebih buruk kondisimu. Allah berfirman :
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
“Dan boleh jadi kalian membeci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian” (QS Al-Baqoroh : 216)
Kesembilan : Bahkan bisa jadi musibah atau ujian yang kita benci tersebut bahkan mendatangkan banyak kebaikan. Allah berfirman:
فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلُ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
“Maka mungkin kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (QS An-Nisaa : 19)
Kesepuluh : Ingatlah bahwasanya tidak ada istrirahat total…kegembiraaan total…kecuali di akhirat kerak. Selama anda masih hidup di dunia maka siap-siaplah dengan ujian yang menghadang. Bersabarlah…tegarlah…demi meraih ketentaraman dan kebahagiaan abadi kelak di surga. Ada orang awam yang berkata, “Kalau mau hidup di dunia harus siap diuji, kalau tidak mau diuji ya…jangan hidup di dunia !!!”
Jangan disangka hanya si miskin yang menangis akibat ujian yang ia hadapi…, atau hanya si miskin yang merasakan ketakutan…bahkan seorang penguasa bisa jadi lebih banyak tangisannya dan lebih parah ketakutan yang menghantuinya daripada si miskin. Intinya setiap yang bernyawa pasti diuji sebelum maut menjemputnya…siapapun juga orangnya. Entah diuji dengan kesulitan atau diuji dengan kelapangan, kemudian ia akan dikembalikan kepada Allah untuk dimintai pertanggung jawaban bagaimana sikap dia dalam menghadapi ujian tersebut. Allah berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan" (QS Al-Anbiyaa' : 35)
Memang dunia ini adalah medan ujian…kehidupan ini ada medan perjuangan…Allah berfirman ;
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (QS Al-Mulk : 1-2)
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا
"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya" (QS Huud : 7)
Jikalau orang kafir juga tidak selamat dari ujian kehidupan, maka apatah lagi seorang yang beriman kepada Allah?, pasti akan menghadapi ujian. Allah berfirman :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al-'Ankabuut : 2)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS Al-Baqoroh : 155)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat" (QS Al-Baqoroh : 214)
Bahkan semakin tinggi iman seseorang maka semakin banyak ujian yang akan ia hadapi. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً الأَنْبِيَاءُ ، ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ ، فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِيْ دِيْنِهِ رِقَّةٌ اُبْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ، فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
"Orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian yang paling sholeh dan seterusnya. Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika agamanya kuat maka semakin keras ujiannya, dan jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba hingga meninggalkan sang hamba berjalan di atas bumi tanpa ada sebuah dosapun" (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 143)
Jika anda terkadang merasakan ujian yang terus menimpa anda maka itulah yang pernah dirasakan oleh seorang Imam besar sekelas Imam Syafii. Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah berkata :
مِحَنُ الزَّمَانِ كَثِيْرةٌ لاَ تَنْقَضِي ... وَسُرُوْرُهَا يَأْتِيْكَ كَالْأَعْيَادِ
Cobaan zaman banyak tidak habis-habisnya….
Dan kegembiraan zaman mendatangimu (sesekali) seperti sesekalinya hari raya
Bahkan terkadang ujian datang bertubi-tubi dan bertumpuk-tumpuk. Imam Syafi'i rahimahullah juga berkata :
تَأْتِي الْمَكَارِهُ حِيْنَ تَأْتِي جُمْلَةً ... وَأَرَى السُّرُوْرَ يَجِيْءُ فِي الْفَلَتَاتِ
"Hal-hal yang dibenci tatkala datang bertumpuk-tumpuk…
Dan aku melihat kegembiraan datang sesekali"
Berikut ini 10 perkara yang hendaknya direnungkan oleh anda jika anda ditimpa musibah atau ujian :
Pertama : Yakinlah bahwa selain andapun juga diuji. Ada yang diuji dengan kemiskinan…, ada yang diuji dengan harta, jabatan, dan kekuasaan…ada yang diuji dengan istri yang berakhlak buruk…, ada wanita yang diuji dengan suami bejat…, ada wanita yang diuji dengan mertua jahat…, ada yang diuji dengan ibunya…, dan terlalu banyak model ujian yang menimpa manusia. Maka anda sebagaimana manusia-manusia yang lain yang juga ditimpa musibah/ujian yang beraneka ragam
Kedua : Sabarlah dengan ujian yang sedang anda hadapi…, Alhamdulillah anda masih bisa memikulnya. Bisa jadi jika anda diuji dengan ujian yang lain maka anda tidak akan mampu menghadapinya. Yakinlah bahwa tidaklah Allah menguji kecuali dengan ujian yang mampu dihadapi oleh seorang hamba
Ketiga : Terkadang syaitan membisikkan kepada anda bahwa ujian yang anda hadapi sangatlah berat dan tidak mungkin untuk anda pikul…maka ingatlah bahwa saat ini masih terlalu banyak orang yang diuji dengan ujian yang jauh lebih berat dengan ujian yang sedang anda hadapi
Keempat : Bukankah ujian jika dihadapi dengan kesabaran maka akan menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat??
Kelima : Bahkan bisa jadi Allah menghendaki anda untuk meraih sebuah tempat yang tinggi di surga yang tidak mungkin anda peroleh dengan hanya sekedar amalan-amalan sholeh anda. Amalan sholeh anda tidak cukup untuk menaikan anda ke tempat tinggi tersebut. Anda tidak akan mampu untuk sampai ke tempat tinggi tersebut kecuali dengan menjalani ujian-ujian yang tidak henti-hentinya untuk mengangkat derajat anda
Keenam : Ingatlah… dengan ujian terkadang kita baru sadar bahwasanya kita ini sangatlah lemah dan selalu butuh kepada Allah Yang Maha Kuasa. Terkadang kita baru mengenal yang namanya khusyu' dalam sholat…kita baru bisa merasakan kerendahan yang disertai deraian air mata…kita baru bisa merasakan nikmatnya ibadah…tatkala ujian datang…tatkala musibah menerpa.
Ketujuh : Ingatlah…dengan ujian atau musibah yang menimpa kita terkadang menghilangkan sifat ujub pada diri kita. Karena tatkala kita rajin beribadah dan selalu mendapatkan kenikmatan terkadang timbul ujub dalam diri kita dengan merasa bahwa diri kita hebat selalu beruntung. Jangan sampai kita salah persepsi dengan menganggap tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah tidak ditimpanya sang hamba dengan musibah. Bahkan perkaranya justru sebaliknya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ
“Jika Allah mencintai sebuah kaum maka Allah akan menguji mereka” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no 146)
Kedelapan : Berhusnudzonlah kepada Allah, yakinlah bahwa dibalik ujian dan musibah yang menimpamu ada kebaikan dan hikmah. Justru jika ujian tersebut tidak datang dan jika musibah tersebut tidak menimpamu maka akan lebih buruk kondisimu. Allah berfirman :
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
“Dan boleh jadi kalian membeci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian” (QS Al-Baqoroh : 216)
Kesembilan : Bahkan bisa jadi musibah atau ujian yang kita benci tersebut bahkan mendatangkan banyak kebaikan. Allah berfirman:
فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلُ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
“Maka mungkin kalian membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” (QS An-Nisaa : 19)
Kesepuluh : Ingatlah bahwasanya tidak ada istrirahat total…kegembiraaan total…kecuali di akhirat kerak. Selama anda masih hidup di dunia maka siap-siaplah dengan ujian yang menghadang. Bersabarlah…tegarlah…demi meraih ketentaraman dan kebahagiaan abadi kelak di surga. Ada orang awam yang berkata, “Kalau mau hidup di dunia harus siap diuji, kalau tidak mau diuji ya…jangan hidup di dunia !!!”
Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 30-03-1433 H / 22 Februari 2011 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
ALLAH SWT maha adil menjadikan hidup di dunia sebagai ujian
Ada
juga yang mengeluh karena terlahir sebagai anak cacat, buruk rupa, tidak
normal, ataupun kekurangan-kekurangan yang lainnya sebagai manusia normal pada
umumnya. Ada juga orang yang sebenarnya memiliki banyak kelebihan disbanding
orang lain, tapi masih juga mengeluh, merasa sedih, tidak bahagia, karena ia
memiliki harapan yang setinggi langit dan tidak bisa mencapainya. Sehingga ia
terus merasa disiksa oleh harapan yang tidak kunjung dicapainya itu.
Inilah
orang yang tertipu lalai, terlena dirinya dari rahasia Allah, tertutup
pandangannya dari keadilan Allah SWT, tidak bisa melihat keadilan Allah SWT.
Keadilah
Allah adalah menjadikan dunia dengan segala kejadian dan peristiwa diatasnya
sebagai realitas semu tidak sejati. Realitas semu ini di rancang sebagai ujian
bagi hamba-hambaNya. Maka segala yang ada dan terjadi hanyalah sebagai ujian.
Kondisi jasad kita, harta, jabatan, kehormatan, status social adalah ujian.
Kaya atau miskin hakekatnya sama, sama-sama ujian. Perbedaanya hanya terletak
pada bagaimana cara kita memberikan resepon terhadap semua ujian itu.
Allah SWT berfirman :
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang
lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu.” (Al-An’am: 165)
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan
“kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (Q.S Al-Ankabuut : 1-3)
Uniknya
dunia ini memang terletak pada keragaman keadaan manusia. Setiap orang memiliki
ujiannya masing-masing, sehingga kehidpan menjadi dinamis, tidak monoton yang
menjadi seni kehidupan yang merupakan kreasi Allah yang Maha Segalanya. Ada
yang kaya, ada yang msikin, ada yang menjadi pejabat, ada yang menjadi rakyat,
ada petani, ada yang nelayan, gelandangan, pengungsi, menteri, pengusaha… tetapi
pada hakekatnya semua sama, sama-sama diuji dengan realitas masing-masing yang
menyertai hidup manusia.
Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan di bumi
ini sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara
mereka yang terbaik amalannya” (Q.S
Al-Kahfi :7)
Sungguh,
kemuliaan manusia tidak terdapat pada kekayaannya, kegagahannya, kemewahannya
di dunia. Semua itu hanya sebagai ujian hidup. Semua itu bukan kesejatian.
Kesejatian ada dikahirat nanti, di hari pembalasan kelak, disaat dimana tidak
ada pertolongan melainkan pertolongan dari Allah SWT.
Boleh
jadi, ada orang yang hidup senang berlimpahkemewahan didunia, kita sangka itu
adalah kemuliaan, padalah boleh jdai malah itu yang akan mengantarkan kita pad
kehinaan di akhirat kelak karena kita menjadi lupa diri selama di dunia. Dan
boleh jadi kita sangka seseorang itu miskin, hina di dunia, sengasara hidupnya,
tetapi ia menjadi mulia disisi Allah SWR, bahagia diakhirat kelak. Ia mulia bukan
karera kemewahan, bukan karena kegagahan, tetapi karena ia lulus ujian selama
di dunia.
Ujian Hati: Kemewahan
OPINI | 04 August 2012 |Artikel ini merupakan tanggapan dari artikel http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/24/memerangi-hawa-nafsu-memerangi-jihad-tertinggi/ Artikel dari Omjay, guru SMPku yang berjasa mengenalkanku pada dunia tulis.
Setiap orang mempunyai beban hidupnya masing-masing. Ada yang diuji dengan harta, jabatan, atau sosial. Ada yang diuji dengan kesusahan, ada yang diuji dengan kesenangan. Ada yang diuji dengan pria, ada yang diuji dengan wanita.
Dikelilingi oleh lingkungan yang berkecukupan, membuatku melihat
ujian-ujian yang terlupakan. Mengapa ujian ini jarang diumbar di
media-media? Apakah karena dinilai kurang menyentuh? Atau kurang
dramatis? Padahal menurutku, ujian menghadapi kesenangan adalah
tantangan besar.
Gah, kalo kemewahan sudah kita dapat. Lalu apa ujiannya? Kan kita mau ngapa-ngapain jadi gampang. Di mana letak ujiannya?
***
Bayangkan
aku adalah orang miskin. Jadwal makan tergantung dari uluran para
penderma. Jika golongan atas bingung memilih menu makan, aku yang
golongan bawah tak perlu repot memilih. Menu makananku sudah ditentukan
oleh jumlah uang yang kuterima, tak jauh-jauh dari garam, kecap, tahu,
dan tempe.
Aku
melihat orang-orang golongan atas hidupnya sangat menyenangkan. Pulang
pergi naik mobil. Mainan di rumah banyak. Makan apa saja tinggal pilih.
Baju-bajunya bagus. Apa lagi yang mereka cari? Mereka tak perlu pusing
mencari duit. Aku disini harus menjajakan koran, kadang aku harus
meminta.
Karna
suatu hal aku sekarang menjadi orang kaya. Anggap saja aku menang undian
dan menjadi orang kaya baru. Aku sekarang bisa pulang pergi naik mobil.
Mainanku banyak. Baju-bajuku bagus. Aku tak perlu pusing mencari uang.
Ujianku sebagai orang miskin telah habis. Aku kini orang kaya.
Ternyata, jadi orang kaya tak semudah yang aku pikirkan. Banyak sekali
hal-hal menggoda. Bayangkan sekarang aku adalah seorang wanita cantik.
Tubuh ramping, rambut indah layaknya model.
Jika aku
miskin, aku tak perlu repot memikirkan baju apa yang harus kubeli. Aku
tak punya banyak pilihan dalam memilih baju. Jangankan memikirkan baju
apa, untuk makan apa juga masih bermasalah. Asalkan bajuku cukup untuk
menutupi tubuhku. Murah juga tak masalah.
Kini aku
wanita kaya. Baju-baju terbuka merupakan hal yang menggoda. Teman-teman
wanitaku akan mengajakku untuk memakai baju terbuka ala orang golongan
atas. Memamerkan kemolekan tubuhku. Aku memang merasa cantik dengan
baju-baju itu. Puluhan pasang mata akan memandangku kagum. Setidaknya
itu yang aku rasa, mereka memandangku kagum, sepertinya. Kadang aku lupa bahwa aku punya agama. Kira-kira apa yang Tuhan pikirkan tentang diriku. Nikmat Tuhanku yang manakah yang telah aku dustakan?
***
Sekarang
hidupku sebagai pria kaya. Sebagai pria kaya, banyak juga ujiannya di
dunia. Aku tak menyangkanya. Memang aku tak harus bekerja
pontang-panting di jalanan. Aku tak perlu mengais belas kasih dan uluran
tangan para pengendara. Tapi sebagai pria kaya, aku sangat tak nyaman.
Jika aku
orang miskin, aku tak punya waktu untuk menonton TV. Aku tidak akan
melihat hal yang tak boleh kulihat. Sekarang aku kaya, waktuku bebas
untuk menonton TV. Tak jarang aku menemui hal-hal yang tidak seharusnya
aku lihat. Seharusnya aku menutup mata, tapi hal ini… menggoda.
Ketika
aku jalan-jalan di mall aku juga melihat wanita-wanita kaya yang cantik.
Kadang mataku liar memandang, bukan karena kagum, tapi karena….
Yasudahlah semoga mereka tak sadar. Kadang aku lupa bahwa aku punya
agama. Kira-kira apa yang Tuhan pikirkan tentang diriku. Nikmat Tuhanku yang manakah yang telah aku dustakan?
***
Tiba-tiba
aku tersadar. Bahwa menjadi miskin dan kaya sama-sama punya beban,
punya ujian. Kadang aku ingin kembali menjadi orang miskin. Kadang juga
tidak. Ah taulah aku pusing. Semua kehidupan di dunia ini punya
jatah ujian masing-masing. Mau kaya mau miskin sama-sama diuji. Aku
pikir tak apa menjadi orang miskin atau orang kaya, sama saja. Asal aku
bisa menghadapi ujiannya. Dan aku harus bisa.
Jika aku
orang miskin yang berhasil dalam menghadapi ujianku, aku akan menjadi
orang kaya tersembunyi. Aku memiliki kelebihan akhirat di dalam
keterbatasan dunia. Di akhirat nanti semua keinginanku akan menjadi
nyata. Itu janji Tuhanku.
Jika aku
orang kaya yang berhasil dalam menghadapi ujianku, aku akan tetap
menjadi orang kaya di dunia yang kekal. Aku terhindar dari azab yang
pedih. Dan semua keinginanku akan menjadi nyata. Itu janji Tuhanku.
Banyak orang yang tergelincir, baik kaya atau pun miskin. Aku harus bisa berpegangan. Aku harus bisa berdiri kuat. Karena….
Setan berkata ketika penghitungan amal telah diselesaikan, (ketika semua perbuatan di dunia telah dihitung dan harus dipertanggungjawabkan), “Sesungguhnya
Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah
menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuatan bagiku
terhadapmu, melainkan sekadar aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi
seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah
dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu dan kamu pun tidak dapat
menolongku.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Al Quran surah Ibrahim ayat 22).
Iblis berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan hal yang buruk terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Mu yang terpilih di antara mereka.” (Al Quran surah Al Hijr ayat 39).
Hal yang buruk terasa indah bagi mereka di bumi. Memang, aku mengakui itu benar. Dan kata terasa harus digarisbawahi.
Ya Allah
lindungilah kami, lindungilah orang-orang yang kami cintai, lindungi
orang tua kami, lindungi pasangan-pasangan kami, lindungi sahabat dan
teman-teman kami, agar kami semua menjadi hamba-hamba Mu yang terpilih,
amin.
Sumber Gambar: tvtropes.org
Maksud Gambar: Perjuangan
Sumber Gambar: tvtropes.org
Maksud Gambar: Perjuangan
Tiada ulasan:
Catat Ulasan