Gadis Bertudung Peluk Artis K-Pop, Didenda RM1,000 atau Penjara 6 bulan
KUALA LUMPUR, (MLP) – Sesi bertemu peminat kumpulan B1A4 dari Korea
Selatan pada Sabtu minggu lalu berakhir dengan kecaman pelbagai pihak
apabila tersebarnya gambar empat gadis bertudung berpelakuan tidak
senonoh di atas pentas.
Gadis-gadis berkenaan terpilih untuk naik ke pentas dan melakonkan
adegan yang agak romantik meskipun sudah ditanya terlebih dahulu
kerelaan mereka oleh pihak penganjur.
Semalam, beberapa keping gambar mengenai ibu kepada salah seorang gadis
itu yang kelihatan amat kecewa dengan perbuatan anaknya menjadi viral di
laman media.
Tidak berhenti setakat itu, kontroversi aksi panas tersebut semakin
memuncak apabila pihak berkuasa dijangka mengambil tindakan tegas
walaupun penganjur telah menyatakan permohonan maaf semalam.
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) semalam mengarahkan Jabatan
Agama Islam Wilayah Persekutuan (JAWI) untuk mengambil tindakan terhadap
pihak penganjur.
Pengarah JAWI, Paimuzi Yahya berkata pihaknya telah membuka kertas
siasatan ekoran kejadian itu dilihat mengganggu sensitiviti umat Islam
di Malaysia.
"Sehubungan itu, bahagian penguatkuasaan Jawi telah membuka kertas
siasatan di bawah Seksyen 29, Kesalahan Jenayah Syariah (Wilayah-Wilayah
Persekutuan) 1977 (Akta 599) Perbuatan tidak sopan di tempat awam.
Mereka yang terlibat diminta tampil bagi membantu siasatan," ujarnya.
Menurut Paimuzi, akta itu menjelaskan individu yang bertindak atau
berkelakuan tidak sopan yang bertentangan dengan hukum syarak di
mana-mana tempat awam adalah menjadi satu kesalahan.
"Jika disabit kesalahan, boleh didenda tidak melebihi RM1,000 atau
penjara tidak melebihi enam bulan atau kedua-duanya," terang Paimuzi.
JAWI akan melakukan siasatan lanjut sekiranya terdapat bukti-bukti dan keterangan yang mencukupi.
WAHYU TIDAK DAPAT DIBATALKAN DENGAN ANALISA MANUSIA
Terkait
pernyataan Quraish Shihab tentang Nabi Muhammad SAW tidak dijamin masuk
surga. Merupakan pembicara yang bersifat ghaib, ukuran kebenaran nya
tidak dapat dibenarkan oleh analisa seorang manusia walaupun sekelas
profesor sekalipun.
Coba mari kita simak tentang
pernyataan Nabi Muhammad SAW dan kaitannya dengan dirinya di surga.
Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: Saya dan penjamin /
pemelihara anak yatim itu di surga begini, dan beliau mengisyaratkan
dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau merenggangkan antara
keduanya sedikit. (HR Al-Bukhari nomor 5304).
Salah satu
sifat Nabi adalah Siddiq (berkata benar) dan Amanah (dapat dipercaya).
Jika seorang nabi menjamin umatnya masuk surga dan berada dekat dengan
dirinya didalam surga. Artinya dia sendiri sudah dijamin masuk surga.
Dan
kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mengikuti melainkan apa
yang telah diwahyukan padanya. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur'an :
Katakanlah:
"Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak
mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula)
terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan
kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang
memberi penjelasan". (QS. Al-Ahqaf : 9)
Sehingga apa yang dikatakan padanya melalui perantara malaikat jibril tentu mengikuti apa yang diwahyukan Allah.
Lantas
ketika Quraish Shihab mengatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga, itu mengikuti wahyu siapa?
Jika
Shihab berbicara nash tentunya pembatalan nya juga harus berdasarkan
nash pula. Namun faktanya Quraish Shihab hanya mengemukakan berdasarkan
analisa pribadinya dirinya bukan berdasarkan dalil / nash yang jelas.
Bagaimana mungkin perkara gaib ketentuan Allah dibatalkan oleh analisa
seorang manusia biasa.
Tentu saja analisa itu gugur
sebelum berkembang. Apalagi ketika ternyata ada nash dan jelas
bertentangan dengan analisa itu. Kecuali kalau Quraish Shihab sengaja
mendudukkan dirinya sebagai pembawa agama baru, misalnya, maka itu soal
lain. Masalahnya Quraish Shihab berbicara kedudukannya dalam Islam.
Bagaimanapun,
ungkapan Quraish Shihab itu berbahaya. Baik secara makna, dampak,
maupun apalagi manhaj (metode) dalam memahami Islam.
Yang
jadi pertanyaan sekarang, orang yang manhajnya membahayakan, masih
layakkah menyiarkan fahamnya terhadap Umat Islam di negeri yang jumlah
Islamnya terbesar di dunia ini ? Dan masih layakkah bukunya yang disebut
Tafsir Al-Misbah itu disodorkan ke hadapan Umat Islam ? Lagi pula masih
layakkah dia jadi guru besar di perguruan tinggi Islam ? :)
KESIMPULAN NYA :
1. Analisa Pribadi tidak dapat membatalkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
2.
Quraish Shihab menggiring opini agar umat islam merasa ragu dengan
keimanan nya saat ini dan meragukan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan
Rasul Allah.
3. Penggiringan opini ini akan berujung kepada
kepercayaan berlebihan dan menempatkan Sahabat Ali diatas kedudukan Nabi
Muhammad SAW sebagaimana syiah yakini selama ini.
4. Ketika
bertentangan hal sesuatu perkara dalam Islam hendaknya umat Islam
mengembalikan perkaranya kepada Alqur'an dan As Sunnah sehingga terbebas
dari tipu daya manusia berhati iblis. Bukan malah berpatokan pada
sebuah buku Al-Misbah.
Kisah Masuk Islamnya Saad Bin Abi Waqqash
Dunia Nabi ~ Pada suatu malam, Saad bin Abi Waqqash yang masih
muda terbangun dari tidurnya dengan perasaan cemas. Ternyata, ia baru
saja bermimpi. Mimpi itu membuatnya tidak dapat tidur lagi hingga pagi
menjelang. Malam itu Saad bermimpi berada di suatu tempat yang sangat
gelap dengan nafas terengah-engah. Tiba-tiba, ia melihat seberkas cahaya
dari langit. Lama kelamaan cahaya itu semakin terang dan semakin
terang. Sekelilingnya yang gelap gulita pun menjadi terang benderang.
Dalam keadaan yang sangat terang itu, Saad melihat ketiga sosok lelaki.
Setelah diamati dengan seksama, ternyata ketiga lelaki itu adalah Abu
Bakar, Ali bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Pada esok harinya,
Saad terus memikirkan mimpinya. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri
tentang arti mimpi itu dan apa yang akan terjadi pada dirinya. Meskipun
heran dan cemas, ia tidak menceritakan mimpi itu kepada keluarganya.
Akhirnya, arti mimpi Saad terkuak juga. Ketika itu, Abu Bakar mendatangi
Saad di tempat Saad bekerja. Saat itulah, Abu Bakar mengajak Saad untuk
memeluk agama Islam. Ia memberi tahu bahwa Muhammad telah diutus Allah
untuk mengajarkan keesaan Allah. Saat itu, Saad bertanya tentang
orang-orang yang telah memeluk ajaran yang dibawa Muhammad. Abu Bakar
menjawab bahwa orang-orang yang telah memeluk agama Islam adalah dirinya
sendiri, Ali bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Mendengar kabar
dari Abu Bakar, hati Saad menjadi tersentuh. Ia segera menemui Nabi
Muhammad SAW untuk mengucapkan kalimat syahadat. Hatinya dipenuhi oleh
cahaya iman. Saad bin Abi Waqqash yang sangat mudah telah memeluk agama
Islam dengan keyakinan yang teguh. Ia termasuk barisan lelaki yang awal
memeluk agama Islam.
Hukum Melakukan Tawasul
Secara bahasa tawasul artinya taqarrub,
yaitu mendekatkan diri. Adapun secara Syar’i, tawasul artinya:
Menjadikan sesuatu sebagai perantara dalam permohonan kepada Allah agar
permohonan itu lebih dikabulkan. (Lihat Mu’jam Lughah Fuqaha’, bagian entri “tawasul”).
Tawasul dilakukan ketika seseorang merasa
dirinya tidak bisa berdoa dengan baik, atau merasa doanya tidak didengar
oleh Allah (padahal Allah itu Maha Mengdengar doa-doa), atau merasa
dirinya kotor sehingga membutuhkan orang-orng yang dianggap bersih untuk
menyampaikan permohonan kepada Allah. Intinya, rasa tidak percaya diri
dengan keadaan diri sendiri, sehingga membutuhkan pihak tertentu untuk
memanjatkan doa. Atau bisa jadi karena kondisi yang sedemikian pelik,
sehingga membutuhkan cara-cara khusus untuk mendatangkan pertolongan
Allah.
Tawasul biasanya dilakukan dengan memanjatkan
doa dengan menyebut nama-nama wali tertentu (misalnya Syaikh Abdul Qadir
Jailani), atau tawasul dengan nama dan kedudukan Nabi Muhammad
shallallah ‘alaihi wa sallam, atau tawasul dengan kedudukan orang-orang
shalih, dan sebagainya. Tawasul juga ada yang melakukannya dengan
perantara kuburan wali-wali, dengan tempat-tempat keramat, benda
tertentu, dan lainnya. Juga ada tawasul dengan meminta doa dari orang
lain, membaca Al Fatihah, membaca shalawat, dengan menyebut amal shalih,
dan sebagainya.
Secara umum, ada tawasul yang halal dan ada yang haram.
Tawasul yang halal, misalnya dengan: Meminta doa dari kaum Muslimin,
atau meminta doa dari orang shalih; menyebut amal shalih yang telah
dilakukan dengan ikhlas, lalu memohon pertolongan Allah dengan kebaikan
amal itu; membaca Asmaul Husna dalam berdoa; membaca Al Qur’an sekian
banyak, lalu berdoa setelahnya; berdzikir dengan kalimat-kalimat
thaiyibah sekian banyak, lalu memohon kepada Allah sesudah itu; membaca
shalawat Nabi sekian banyak, lalu berdoa setelah itu; beramal shalih
sebaik-baiknya, ikhlas karena Allah, lalu berdoa setelah itu. Pendek
kata, tawasul ini dilakukan dengan cara-cara yang tidak bertentangan
dengan Syariat Islam.
Seperti disebut dalam hadits
Bukhari-Muslim, dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. Ada tiga
orang yang terperangkap di sebuah gua, sedangkan mulut gua tertutup oleh
batu besar. Mereka tidak bisa keluar dari gua tersebut. Lalu mereka
memohon pertolongan kepada Allah dengan tawasul sambil menyebut
amal-amal shalih yang telah mereka lakukan masing-masing. Atas ijin
Allah, batu itu sedikit-sedikit bergeser sampai mereka bisa keluar dari
gua dengan selamat. Sedangkan tawasul dengan meminta didoakan oleh
seseorang, adalah sesuatu yang dikenal sejak jaman Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam.
Adapun tawasul dengan
benda-benda keramat, dengan arwah kaum Muslimin yang telah meninggal,
dengan kedudukan para Malaikat, kedudukan para Nabi dan Rasul, tawasul
dengan peristiwa-peristiwa sejarah, dengan kuburan, masjid, dan
sebagainya, semua itu dilarang. Semua itu tidak diperbolehkan!
Apa alasannya melarang tawasul seperti itu?
PERTAMA,
Nabi dan para Shahabat tidak pernah mencontohkan cara tawasul seperti
itu. Nabi tidak pernah bertawasul, misalnya dengan mengatakan, “Dengan
karamah Syaikh Abdul Qadir Jailani, ya Allah kabulkanlah doaku ini!”
Sebagian orang mungkin akan
mendebat, “Ya Nabi kan hidupnya lebih dulu dari Syaikh Abdul Qadir.
Coba, kalau Nabi hidupnya belakangan dari Syaikh Abdul Qadir, mungkin
beliau akan tawasul dengan namanya!”
Ya Ilahi ya Rahmaan, kalau
begitu seolah kedudukan Syaikh Abdul Qadir lebih mulia dari Nabi.
Mengapa bukan Syaikh Abdul Qadir saja yang menjadi Nabi? Laa haula wa
laa quwwata illa billah. Sebelum Nabi pun sudah ada orang-orang shalih,
seperti para Nabi dan Rasul As., tetapi Nabi tidak pernah bertawasul
dengan kedudukan mereka di sisi Allah.
KEDUA,
tawasul seperti itu bisa menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan
syirik, yaitu berdoa kepada makhluk atau mengagungkan makhluk melebihi
kedudukannya. Perbuatan syirik harus sangat dijauhi. Jangan karena
sangat ingin doa dikabulkan, lalu jatuh dalam kesyirikan. Na’udzubillah
min dzalik.
Sebuah contoh faktual. Ketika
seseorang sering bertawasul dengan ucapan, “Aku memohon kepada Allah
dengan kemuliaan dan karamah Syaikh Abdul Qadir Jailani.” Ucapan
seperti ini lambat atau cepat akan membuat hati seseorang mengagungkan
Syaikh Abdul Qadir Jailani. Mereka akan merasa takut kepada arwah Syaikh
Jailani, sangat berharap kepadanya, takut sial karenanya, memuja
dirinya, senang mendengar cerita-cerita fantastik tentangnya, dan
lain-lain. Hal itu banyak terjadi di kalangan masyarakat awam. Fakta di
lapangan, mereka sering menempelkan gambar yang diklaim sebagai Syaikh
Abdul Qadur Jailani di dinding.
KETIGA, Allah Ta’ala
memperingatkan orang-orang yang berdoa kepada Nabi, orang shalih,
Malaikat, ulama, dan lainnya. Atau menjadikan mereka sebagai wasilah
(perantara) pengabulan doa. Dalam Al Qur’an disebutkan, “Orang-orang
yang mereka berdoa kepadanya (kepada Nabi, orang shalih, Malaikat, dan
lainnya), mereka sendiri mencari wasilah kepada Rabb mereka, siapa di
antara mereka yang paling dekat (kepada-Nya); mereka mengharapkan
rahmat-Nya, dan mereka takut kepada adzab-Nya. Sesungguhnya adzab
Rabb-mu adalah sesuatu yang harus ditakuti.” (Al Israa’: 57).
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang shalih,
termasuk Malaikat di dalamnya, mereka sendiri mencari wasilah untuk
mendekat kepada Allah. Wasilah yang dimaksud adalah amal-amal kebajikan
yang mereka lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti Shalat,
puasa, menyembelih qurban, sedekah, jihad, dan lainnya. Sebab mereka
tidak dikenal pernah mencari wasilah dengan hal-hal yang dilarang,
seperti arwah orang shalih, kuburan, benda-benda keramat, dan lainnya.
Coba datangkan satu bukti saja, adakah orang-orang shalih di masa lalu
melakukan tawasul dengan perkara-perkara yang dilarang?
Perhatikan ayat di atas! Nabi dan Rasul,
orang-orang shalih, Malaikat, dan lainnya justru bersungguh-sungguh
mencari jalan untuk mendekat kepada Allah. Lalu bagaimana kita akan
menjadikan mereka sebagai wasilah yang akan mendekatkan kita kepada
Allah? Orang-orang shalih itu mengharap rahmat Allah dan takut
adzab-Nya; mereka tidak bisa dimintai pengabulan doa kepadanya.
==> Bukankah tawasul dengan arwah orang mati sama saja dengan tawasul dengan orang yang masih hidup?
Tawasul dengan orang yang masih hidup, caranya
dengan meminta doanya, atau mengingat-ingat amal shalih yang telah
dilakukan, lalu berdoa dengan kebaikan dari amal shalih itu. Tetapi
kalau tawasulnya dengan mengatakan misalnya, “Ya Allah aku memohon
kepadamu dengan kemuliaan, keshalihan, karamah dari hamba-Mu yang shalih
ini, yang bernama Fulan bin Fulan.” Ya, tawasul seperti ini juga tidak
boleh, sebab di dalamnya ada pengagungan terhadap manusia secara
berlebihan.
Salah satu contoh yang baik adalah ketika Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam menyarankan agar para Shahabatnya kalau bertemu Uwais Al Qarani radhiyallahu ‘anhu,
mereka meminta kepadanya agar didoakan agar diampuni oleh Allah. (HR.
Muslim dari Umar bin Khattab Ra.). Hingga ketika Khalifah Umar radhiyallahu ‘anhu
bertemu dengannya, beliau mendapati ciri-cirinya sama seperti yang
disebutkan oleh Nabi. Maka Khalifah yang mulia itu –semoga Allah Ta’ala
meridhainya- meminta agar Uwais memohonkan ampunan baginya kepada Allah,
dan Uwais pun melakukannya. Ketika memuji Uwais radhiyallahu ‘anhu,
Nabi mengatakan, “Sesungguhnya sebaik-baik pengikutku adalah seseorang
yang dipanggil Uwais, dia mempunyai seorang ibu, dan pada kulitnya
terdapat belang (bekas penyakit) berwarna putih. Maka temuilah dia, dan mintalah dia agar memohonkan ampunan bagi kalian.” (HR. Muslim).
Nah, inilah contoh tawasul yang
benar, yaitu meminta didoakan oleh orang shalih yang diakui
kebaikan-kebaikannya. Kita tidak pernah mendapati para Shahabat berdoa
kepada Allah dengan ucapan seperti, “Ya Allah, dengan karamah dan
kedudukan mulia Fulan bin Fulan di sisi-Mu, maka kabulkanlah doaku ini.”
Tidak ada contoh seperti itu. Ia hanyalah tipuan amal yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam penyimpangan tauhid.
==> Bukankah kalau
orang shalih meninggal, karamahnya tidak ikut lenyap? Bukankah jika
orang shalih itu sudah wafat, karamahnya masih bisa dimintai bantuan
untuk memudahkan pengabulan doa?
Keyakinan seperti ini tidak ada dasarnya. Ia hanya lamunan, ilusi, atau akal-akalan saja. Tidak ada dalil Al Qur’an dan Sunnah yang mendukung hal itu.
Lagi pula, kita harus
kembali ke pangkal masalahnya. Karamah itu diberikan oleh Allah kepada
seseorang karena keimanan, keshalihan, dan ketaqwaannya. Lha, kalau dia
sudah meninggal, otomatis terputus amal-amalnya. Seperti kata Nabi,
“Jika anak Adam meninggal, terputus amalnya, kecuali sedekah jariyah,
ilmu yang bisa diambil manfaatnya, dan anak shalih yang mendoakannya.”
Jadi karamah itu lenyap bersama wafatnya seseorang. Persis seperti mu’jizat Kenabian yang lenyap bersama wafatnya Nabi yang bersangkutan. (Kecuali mu’jizat Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam
berupa Al Qur’an). Karamah atau mu’jizat arwah yang telah meninggal
tidak bisa dimintai bantuan, sebagaimana Nabi dan orang-orang shalih itu
juga tidak bisa mengabulkan doa. Maka tidak ada alasan meminta bantuan
kepada arwah kaum Muslimin yang telah wafat, hatta seshalih apapun dirinya.
Demikian kajian ringkas tentang tawasul. Semoga
bermanfaat. Mohon dimaafkan atas kesalahan dan kekurangan yang ada.
Wallahu a’lam bisshawaab.
Bandung, 16 Februari 2009.
AM. Waskito.
Mukjizat Nabi Muhammad SAW yang melebihi 300 mukjizat
Posted on September 25, 2011 by MahmudShah
Assalammu’alaikum wbt kepada sidang pembaca sekalian. Penulis
berasa PERLU untuk kita sebagai umat Muhammad SAW mengetahui dengan
terperinci akan kelebihan-kelebihan dan mukjizat Nabi Muhammad SAW. Amat
kasihan kepada umat Islam sekarang lebih-lebih lagi apabila
dipersoalkan akan mukjizat Nabi SAW yang kita sayangi, yang mereka tahu
hanyalah membelah bulan, Al-Qur’an dan awan menaungi baginda semasa
kecil. Ini sahaja yang kita tahu. Di sini penulis berasa tertampil untuk
menceritakan mukjizat-mukjizat Muhammad SAW yang tak pernah kita
ketahui melainkan meneliti Hadith2 yang sahih merujuk http://aldiena.qweinhorn.co.cc/.
Amatlah sedih, ada pemuka-pemuka politik di negara kita yang menyatakan
Nabi Muhammad SAW diberikan kelebihan mukjizat ketika baginda di angkat
menjadi Nabi & Rasul, dan katanya lagi baginda sama dengan
budak-budak biasa sebelum baginda menjadi Nabi & Rasul. Sedangkan
penyataan itu tidak diteliti dengan baik yang mana boleh mengakibatkan
fitnah.
Mukjizat Muhammad SAW adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki Nabi
Muhammad SAW untuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat
terbesar Muhammad SAW adalah Al-Qur’an. Selain itu, Muhammad SAW juga
diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan
melakukan Isra dan Mi’raj dalam tidak sampai satu hari. Kemampuan lain
yang dimiliki Muhammad SAW adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketuhanan.
Hal ini tidak sebanding dengan dirinya yang ummi atau buta huruf. Walau
begitu, umat Islam meyakini bahwa setiap hal dalam kehidupan Muhammad
SAW adalah mukjizat. Hal itu terbukti dari banyaknya kumpulan hadits
yang diceritakan para sahabat mengenai berbagai mukjizat Muhammad SAW.
Terkadang ada muslim & kufar yg tak percaya dengan mukjizat
Rasulullah Muhammad SAW yang dengan seizin ALLAh boleh dapat melakukan:
Mengerti bahasa binatang seperti Nabi Sulaiman
Memerintah bumi & pohon seperti Nabi Musa
Diberi mukjizat seperti Nabi Ibrahim
Anak yang meninggal bangkit hidup kembali… (mirip mukjizat Nabi Isa AS)
Menyembuhkan orang buta
Menyembuhkan orang lumpuh
Menyembuhkan orang cacat sejak lahir
Mengetahui isi hati
Memberi makan beribu orang dengan seketul makanan
Memberi minum beribu orang dengan sikit air
Mengeluarkan air ditengah padang gurun
Mengeluarkan air dari sela jari untuk wudhu beribu orang
Menyembuhkan putri raja yg cacat tanpa tangan & kaki
Membelah bulan menjadi 2 bagian
Dan ini telah dibuktikan oleh para astronot yg menghabiskan dana ratusan juta dollar
Mengetahui apa yang telah terjadi
Mengetahui apa yang sedang terjadi
Mengetahui apa yang akan terjadi
Melihat yg dibelakang punggungnya seperti dari depan
Musuh bergetar tak mampu membunuh
Bumi memakan orang yang hendak membunuh beliau
Musuh tak dapat melihat beliau
Tidak dapat dibunuh musuh
Rombongan berkuda para sahabat boleh dapat menyeberang laut dengan berkuda saat mengejar musuh yang lari dengan kapal layar,
atau pun mukjizat lainnya, ini kerana ia belum pernah membaca hadist
shohih Bukhori & shohih Muslim atu Shohih Ahmad yg lengkap &
bukan sekedar ringkasan hadist.
Sebelum masa kenabian
Tradisi Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan masa
sebelum kenabian, Muhammad SAW sudah diliputi banyak mukjizat. Muhammad
SAW dilahirkan pada tanggal 22 April 570 di kalangan keluarga bangsawan
Arab, Bani Hasyim. Ibnu Hisyam, dalam Sirah Nabawiyah menuliskan
Muhammad SAW memperoleh namanya dari mimpi ibunya, Aminah binti Wahab
ketika mengandungnya. Aminah memperoleh mimpi bahwa ia akan melahirkan
“pemimpin umat”. Mimpi itu juga yang konon menyuruhnya mengucapkan, “Aku
meletakkan dirinya dalam lindungan Yang Maha Esa dari segala kejahatan
dan pendengki.” Kisah Aminah dan Abdul Muthalib juga menunjukkan bahwa
sejak kecil Muhammad SAW adalah anak yang luar biasa. Berikut ini adalah
mukjizat yang terjadi pada saat kelahiran dan masa kecil Muhammad SAW:
* Aminah binti Wahab, ibu Muhammad SAW pada saat mengandung Muhammad SAW tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya.
* Saat melahirkan Muhammad SAW, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.
* Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
* Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah
mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama
anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.
* Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susuan Muhammad SAW dapat menyusui
kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya. Halimah
dan suaminya pada awalnya menolak Muhammad SAW karena yatim. Namun,
karena alasan ia tidak ingin dicemooh Bani Sa’d, ia menerima Muhammad
SAW. Selama dengan Halimah, Muhammad SAW hidup nomaden bersama Bani Sa’d
di gurun Arab selama empat tahun.
* Abdul Muthalib, kakek Muhammad SAW menuturkan bahwa berhala yang
ada di Ka’bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran
Muhammad SAW. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka’bah
berbicara, “Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan
orang-orang kafir, dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala
ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh
Alam Ini.”
* Dikisahkan saat Muhammad SAW berusia empat tahun, ia pernah dibedah
perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai
malaikat. Peristiwa itu terjadi di ketika Muhammad SAW sedang bermain
dengan anak-anak Bani Sa’d dari suku Badui. Setelah kejadian itu,
Muhammad SAW dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah. Sirah Nabawiyyah,
memberikan gambaran terperinci bahwa kedua orang itu, “membelah dadanya,
mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor
darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju.”
Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Muhammad SAW
diisra’kan ke Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah.
* Dikisahkan pula pada masa kecil Muhammad SAW, ia telah dibimbing
oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal.
Dikisahkan bahwa Muhammad SAW pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam
tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta ia merasa lelah dan
tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta tersebut.
* Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian
pada diri Muhammad SAW. Muhammad SAW saat itu berusia 12 tahun sedang
beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama
Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan
Muhammad SAW saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya
dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Muhammad SAW dan
menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit
punggungnya.
* Mukjizat lain adalah Muhammad SAW pernah memperpendek perjalanan.
Kisah ini terjadi saat pulang dari Syiria. Muhammad SAW diperintahkan
Maisarah membawakan suratnya kepada Khadijah saat perjalanan masih 7
hari dari Mekkah. Namun, Muhammad SAW sudah sampai di rumah Khadijah
tidak sampai satu hari. Dalam kitab as-Sab’iyyatun fi Mawadhil Bariyyat,
Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail, dan mendung untuk
membantu Muhammad SAW. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang
dilalui unta Muhammad SAW dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail
diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi
Muhammad SAW.
Pada Masa Kenabian
Kharisma
* Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang
musuh yang sedang menghunus pedang kearah leher Muhammad SAW.
* Menjadikan tangan Abu Jahal kaku.
* Jin yang bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Muhammad SAW, kemudian jin itu diganti namanya menjadi Abdullah bin Abhar.
Menghilang dan menidurkan musuh
* Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan
Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 Hijriah atau Tahun
Utusan
* Menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Muhammad SAW ketika ia duduk di sekitar Ka’bah dengan Abu Bakar.[17]
* Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal dimana saat itu ia sedang shalat.
* Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir.
Binatang, tumbuhan, alam dan benda mati
* Seekor srigala berbicara kepada Muhammad SAW .
* Berbicara dengan unta yang lari dari pemiliknya yang menyebabkan masyarakatnya meninggalkan shalat Isya’.
* Berbicara dengan unta pembawa hadiah raja Habib bin Malik untuk
membuktikan bahwa hadiah tersebut bukan untuk Abu Jahal melainkan untuk
Muhammad SAW.
* Mengusap kantung susu seekor kambing untuk mengeluarkan susunya yang telah habis.
* Dua Sahabat Nabi SAW dibimbing oleh cahaya.
* Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.
* Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika.
* Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad SAW .
* Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad SAW.
* Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad SAW.
* Mendatangkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriah di Madinah yang saat itu mengalami kekeringan.
* Berbicara dengan gunung untuk mengelurkan air bagi Uqa’il bin Abi Thalib yang kehausan.
* Berbicara dengan gilingan tepung Fatimah yang takut dijadikan batu-batu neraka.
* Merubah emas hadiah raja Habib bin Malik menjadi pasir di gunung Abi Qubaisy.
* Memerintahkan gilingan tepung untuk berputar dengan sendirinya.
* Tubuh Muhammad SAW memancarkan petir ketika hendak di bunuh oleh Syaibah bin ‘Utsman pda Perang Hunain.
Makanan dan minuman
* Makanan yang di makan oleh Muhammad SAW mengagungkan Nama Allah.
* Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada Perang Khandaq.
* Roti sedikit cukup untuk orang banyak.
* Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang.
* Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.
* Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada
orang Badui Arab tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.
* Menjadikan minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad SAW.
* Air memancar dari sela-sela jari. Kemudian air itu untuk berwudhu 300 orang sahabat hanya dengan semangkuk air.
* Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit atas izin Allah.
Mendo’akan dan menyembuhkan
* Menyembuhkan betis Ibnu al-Hakam yang terputus pada Perang Badar,
kemudian Muhammad SAW meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa meresakan
sakit sedikit pun.
* Mata Qatadah terluka pada Perang Uhud, sehingga jatuh dari kelopaknya,
kemudian oleh Muhammad SAW mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi
lebih indah dari sebelumnya.
* Mendo’akan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok sewaktu perang.
* Mendo’akan Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak.
* Menyembuhkan daya ingat Abu Hurairah yang pelupa.
* Menyembuhkan penyakit mata Ali bin Abi Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam perang Khaibar.
* Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya
saat bersembunyi di Gua Tsur dari pengejaran penduduk Mekah.
* Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.
* Menyambung tangan orang Badui yang tangannya putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri setelah menampar Muhammad SAW.
* Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian do’a tersebut dikabulkan.
* Mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang faqih dalam agama Islam.
Hal ghaib dan ru’yah
* Mengetahui siksa kubur dua orang dalam makam yang dilewatinya
karena dua orang tersebut selalu shalat dalam keadaan kotor karena
kencingnya selalu mengenai pakaian shalat.
* Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya.
* Meramalkan seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan
disekitarnya ada banyak anjing yang menggonggong dan orang tewas. Hal
itu terbukti pada Aisyah pada saat Perang Jamal di wilayah Hawwab yang
mengalami kejadian yang diramalkan Muhammad SAW.
* Meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak
lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal
rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Muhammad SAW.
* Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi “bapak para khalifah” yang
terbukti pada keturunah Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja
kekhalifahan Abbasiyah selama 500 tahun.
* Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.
Mukjizat terbesar
* Membelah bulan dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah.
* Isra ke Masjidil Aqsa dari Masjidil Haram lalu Mi’raj ke Sidratul
Muntaha dari Baitul Maqdis tidak sampai satu malam pada tanggal 27 Rajab
tahun 11 Hijriah.
* Menerima Al-Qur’an sebagai Firman Tuhan terakhir padahal ia seorang yang buta huruf.
Tapi harap di ingat jika mukjizat dalam artikel di atas belum lengkap
dibanding apa yg tertulis dalam kitab hadist yg lengkap & jumlahnya
menjumpai 300 kisah mukjizat dari Rasulullah Muhammad SAW baik yg
serupa ataupun lainnya.
Tujuan pembuktian ini bukan acuan pada mukjizat di atas, tetapi pada
Qur’an sebagai Firman ALLAH & mengapa disebut Mukjizat terbesar
sepanjang masa. Terima kasih kepada yang menyampaikan ilmu ini kepada
penulis. Semoga bermanfaat :-)
Ahmad Zamri Khuzaimi was tagged in a video.
Gadis Bertudung Peluk Artis K-Pop, Didenda RM1,000 atau Penjara 6 bulan
KUALA LUMPUR, (MLP) – Sesi bertemu peminat kumpulan B1A4 dari Korea Selatan pada Sabtu minggu lalu berakhir dengan kecaman pelbagai pihak apabila tersebarnya gambar empat gadis bertudung berpelakuan tidak senonoh di atas pentas.Gadis-gadis berkenaan terpilih untuk naik ke pentas dan melakonkan adegan yang agak romantik meskipun sudah ditanya terlebih dahulu kerelaan mereka oleh pihak penganjur.
Semalam, beberapa keping gambar mengenai ibu kepada salah seorang gadis itu yang kelihatan amat kecewa dengan perbuatan anaknya menjadi viral di laman media.
Tidak berhenti setakat itu, kontroversi aksi panas tersebut semakin memuncak apabila pihak berkuasa dijangka mengambil tindakan tegas walaupun penganjur telah menyatakan permohonan maaf semalam.
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) semalam mengarahkan Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (JAWI) untuk mengambil tindakan terhadap pihak penganjur.
Pengarah JAWI, Paimuzi Yahya berkata pihaknya telah membuka kertas siasatan ekoran kejadian itu dilihat mengganggu sensitiviti umat Islam di Malaysia.
"Sehubungan itu, bahagian penguatkuasaan Jawi telah membuka kertas siasatan di bawah Seksyen 29, Kesalahan Jenayah Syariah (Wilayah-Wilayah Persekutuan) 1977 (Akta 599) Perbuatan tidak sopan di tempat awam. Mereka yang terlibat diminta tampil bagi membantu siasatan," ujarnya.
Menurut Paimuzi, akta itu menjelaskan individu yang bertindak atau berkelakuan tidak sopan yang bertentangan dengan hukum syarak di mana-mana tempat awam adalah menjadi satu kesalahan.
"Jika disabit kesalahan, boleh didenda tidak melebihi RM1,000 atau penjara tidak melebihi enam bulan atau kedua-duanya," terang Paimuzi.
JAWI akan melakukan siasatan lanjut sekiranya terdapat bukti-bukti dan keterangan yang mencukupi.
WAHYU TIDAK DAPAT DIBATALKAN DENGAN ANALISA MANUSIA
Terkait
pernyataan Quraish Shihab tentang Nabi Muhammad SAW tidak dijamin masuk
surga. Merupakan pembicara yang bersifat ghaib, ukuran kebenaran nya
tidak dapat dibenarkan oleh analisa seorang manusia walaupun sekelas
profesor sekalipun.
Coba mari kita simak tentang pernyataan Nabi Muhammad SAW dan kaitannya dengan dirinya di surga. Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: Saya dan penjamin / pemelihara anak yatim itu di surga begini, dan beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau merenggangkan antara keduanya sedikit. (HR Al-Bukhari nomor 5304).
Salah satu sifat Nabi adalah Siddiq (berkata benar) dan Amanah (dapat dipercaya). Jika seorang nabi menjamin umatnya masuk surga dan berada dekat dengan dirinya didalam surga. Artinya dia sendiri sudah dijamin masuk surga.
Dan kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mengikuti melainkan apa yang telah diwahyukan padanya. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur'an :
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan". (QS. Al-Ahqaf : 9)
Sehingga apa yang dikatakan padanya melalui perantara malaikat jibril tentu mengikuti apa yang diwahyukan Allah.
Lantas ketika Quraish Shihab mengatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga, itu mengikuti wahyu siapa?
Jika Shihab berbicara nash tentunya pembatalan nya juga harus berdasarkan nash pula. Namun faktanya Quraish Shihab hanya mengemukakan berdasarkan analisa pribadinya dirinya bukan berdasarkan dalil / nash yang jelas. Bagaimana mungkin perkara gaib ketentuan Allah dibatalkan oleh analisa seorang manusia biasa.
Tentu saja analisa itu gugur sebelum berkembang. Apalagi ketika ternyata ada nash dan jelas bertentangan dengan analisa itu. Kecuali kalau Quraish Shihab sengaja mendudukkan dirinya sebagai pembawa agama baru, misalnya, maka itu soal lain. Masalahnya Quraish Shihab berbicara kedudukannya dalam Islam.
Bagaimanapun, ungkapan Quraish Shihab itu berbahaya. Baik secara makna, dampak, maupun apalagi manhaj (metode) dalam memahami Islam.
Yang jadi pertanyaan sekarang, orang yang manhajnya membahayakan, masih layakkah menyiarkan fahamnya terhadap Umat Islam di negeri yang jumlah Islamnya terbesar di dunia ini ? Dan masih layakkah bukunya yang disebut Tafsir Al-Misbah itu disodorkan ke hadapan Umat Islam ? Lagi pula masih layakkah dia jadi guru besar di perguruan tinggi Islam ? :)
KESIMPULAN NYA :
1. Analisa Pribadi tidak dapat membatalkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Quraish Shihab menggiring opini agar umat islam merasa ragu dengan keimanan nya saat ini dan meragukan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul Allah.
3. Penggiringan opini ini akan berujung kepada kepercayaan berlebihan dan menempatkan Sahabat Ali diatas kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagaimana syiah yakini selama ini.
4. Ketika bertentangan hal sesuatu perkara dalam Islam hendaknya umat Islam mengembalikan perkaranya kepada Alqur'an dan As Sunnah sehingga terbebas dari tipu daya manusia berhati iblis. Bukan malah berpatokan pada sebuah buku Al-Misbah.
Coba mari kita simak tentang pernyataan Nabi Muhammad SAW dan kaitannya dengan dirinya di surga. Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: Saya dan penjamin / pemelihara anak yatim itu di surga begini, dan beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau merenggangkan antara keduanya sedikit. (HR Al-Bukhari nomor 5304).
Salah satu sifat Nabi adalah Siddiq (berkata benar) dan Amanah (dapat dipercaya). Jika seorang nabi menjamin umatnya masuk surga dan berada dekat dengan dirinya didalam surga. Artinya dia sendiri sudah dijamin masuk surga.
Dan kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mengikuti melainkan apa yang telah diwahyukan padanya. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur'an :
Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan". (QS. Al-Ahqaf : 9)
Sehingga apa yang dikatakan padanya melalui perantara malaikat jibril tentu mengikuti apa yang diwahyukan Allah.
Lantas ketika Quraish Shihab mengatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga, itu mengikuti wahyu siapa?
Jika Shihab berbicara nash tentunya pembatalan nya juga harus berdasarkan nash pula. Namun faktanya Quraish Shihab hanya mengemukakan berdasarkan analisa pribadinya dirinya bukan berdasarkan dalil / nash yang jelas. Bagaimana mungkin perkara gaib ketentuan Allah dibatalkan oleh analisa seorang manusia biasa.
Tentu saja analisa itu gugur sebelum berkembang. Apalagi ketika ternyata ada nash dan jelas bertentangan dengan analisa itu. Kecuali kalau Quraish Shihab sengaja mendudukkan dirinya sebagai pembawa agama baru, misalnya, maka itu soal lain. Masalahnya Quraish Shihab berbicara kedudukannya dalam Islam.
Bagaimanapun, ungkapan Quraish Shihab itu berbahaya. Baik secara makna, dampak, maupun apalagi manhaj (metode) dalam memahami Islam.
Yang jadi pertanyaan sekarang, orang yang manhajnya membahayakan, masih layakkah menyiarkan fahamnya terhadap Umat Islam di negeri yang jumlah Islamnya terbesar di dunia ini ? Dan masih layakkah bukunya yang disebut Tafsir Al-Misbah itu disodorkan ke hadapan Umat Islam ? Lagi pula masih layakkah dia jadi guru besar di perguruan tinggi Islam ? :)
KESIMPULAN NYA :
1. Analisa Pribadi tidak dapat membatalkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Quraish Shihab menggiring opini agar umat islam merasa ragu dengan keimanan nya saat ini dan meragukan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul Allah.
3. Penggiringan opini ini akan berujung kepada kepercayaan berlebihan dan menempatkan Sahabat Ali diatas kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagaimana syiah yakini selama ini.
4. Ketika bertentangan hal sesuatu perkara dalam Islam hendaknya umat Islam mengembalikan perkaranya kepada Alqur'an dan As Sunnah sehingga terbebas dari tipu daya manusia berhati iblis. Bukan malah berpatokan pada sebuah buku Al-Misbah.
Kisah Masuk Islamnya Saad Bin Abi Waqqash
Dunia Nabi ~ Pada suatu malam, Saad bin Abi Waqqash yang masih muda terbangun dari tidurnya dengan perasaan cemas. Ternyata, ia baru saja bermimpi. Mimpi itu membuatnya tidak dapat tidur lagi hingga pagi menjelang. Malam itu Saad bermimpi berada di suatu tempat yang sangat gelap dengan nafas terengah-engah. Tiba-tiba, ia melihat seberkas cahaya dari langit. Lama kelamaan cahaya itu semakin terang dan semakin terang. Sekelilingnya yang gelap gulita pun menjadi terang benderang. Dalam keadaan yang sangat terang itu, Saad melihat ketiga sosok lelaki.
Setelah diamati dengan seksama, ternyata ketiga lelaki itu adalah Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Pada esok harinya, Saad terus memikirkan mimpinya. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang arti mimpi itu dan apa yang akan terjadi pada dirinya. Meskipun heran dan cemas, ia tidak menceritakan mimpi itu kepada keluarganya.
Akhirnya, arti mimpi Saad terkuak juga. Ketika itu, Abu Bakar mendatangi Saad di tempat Saad bekerja. Saat itulah, Abu Bakar mengajak Saad untuk memeluk agama Islam. Ia memberi tahu bahwa Muhammad telah diutus Allah untuk mengajarkan keesaan Allah. Saat itu, Saad bertanya tentang orang-orang yang telah memeluk ajaran yang dibawa Muhammad. Abu Bakar menjawab bahwa orang-orang yang telah memeluk agama Islam adalah dirinya sendiri, Ali bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Mendengar kabar dari Abu Bakar, hati Saad menjadi tersentuh. Ia segera menemui Nabi Muhammad SAW untuk mengucapkan kalimat syahadat. Hatinya dipenuhi oleh cahaya iman. Saad bin Abi Waqqash yang sangat mudah telah memeluk agama Islam dengan keyakinan yang teguh. Ia termasuk barisan lelaki yang awal memeluk agama Islam.
Hukum Melakukan Tawasul
Secara bahasa tawasul artinya taqarrub,
yaitu mendekatkan diri. Adapun secara Syar’i, tawasul artinya:
Menjadikan sesuatu sebagai perantara dalam permohonan kepada Allah agar
permohonan itu lebih dikabulkan. (Lihat Mu’jam Lughah Fuqaha’, bagian entri “tawasul”).
Tawasul dilakukan ketika seseorang merasa
dirinya tidak bisa berdoa dengan baik, atau merasa doanya tidak didengar
oleh Allah (padahal Allah itu Maha Mengdengar doa-doa), atau merasa
dirinya kotor sehingga membutuhkan orang-orng yang dianggap bersih untuk
menyampaikan permohonan kepada Allah. Intinya, rasa tidak percaya diri
dengan keadaan diri sendiri, sehingga membutuhkan pihak tertentu untuk
memanjatkan doa. Atau bisa jadi karena kondisi yang sedemikian pelik,
sehingga membutuhkan cara-cara khusus untuk mendatangkan pertolongan
Allah.
Tawasul biasanya dilakukan dengan memanjatkan
doa dengan menyebut nama-nama wali tertentu (misalnya Syaikh Abdul Qadir
Jailani), atau tawasul dengan nama dan kedudukan Nabi Muhammad
shallallah ‘alaihi wa sallam, atau tawasul dengan kedudukan orang-orang
shalih, dan sebagainya. Tawasul juga ada yang melakukannya dengan
perantara kuburan wali-wali, dengan tempat-tempat keramat, benda
tertentu, dan lainnya. Juga ada tawasul dengan meminta doa dari orang
lain, membaca Al Fatihah, membaca shalawat, dengan menyebut amal shalih,
dan sebagainya.
Secara umum, ada tawasul yang halal dan ada yang haram.
Tawasul yang halal, misalnya dengan: Meminta doa dari kaum Muslimin,
atau meminta doa dari orang shalih; menyebut amal shalih yang telah
dilakukan dengan ikhlas, lalu memohon pertolongan Allah dengan kebaikan
amal itu; membaca Asmaul Husna dalam berdoa; membaca Al Qur’an sekian
banyak, lalu berdoa setelahnya; berdzikir dengan kalimat-kalimat
thaiyibah sekian banyak, lalu memohon kepada Allah sesudah itu; membaca
shalawat Nabi sekian banyak, lalu berdoa setelah itu; beramal shalih
sebaik-baiknya, ikhlas karena Allah, lalu berdoa setelah itu. Pendek
kata, tawasul ini dilakukan dengan cara-cara yang tidak bertentangan
dengan Syariat Islam.
Seperti disebut dalam hadits
Bukhari-Muslim, dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. Ada tiga
orang yang terperangkap di sebuah gua, sedangkan mulut gua tertutup oleh
batu besar. Mereka tidak bisa keluar dari gua tersebut. Lalu mereka
memohon pertolongan kepada Allah dengan tawasul sambil menyebut
amal-amal shalih yang telah mereka lakukan masing-masing. Atas ijin
Allah, batu itu sedikit-sedikit bergeser sampai mereka bisa keluar dari
gua dengan selamat. Sedangkan tawasul dengan meminta didoakan oleh
seseorang, adalah sesuatu yang dikenal sejak jaman Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam.
Adapun tawasul dengan
benda-benda keramat, dengan arwah kaum Muslimin yang telah meninggal,
dengan kedudukan para Malaikat, kedudukan para Nabi dan Rasul, tawasul
dengan peristiwa-peristiwa sejarah, dengan kuburan, masjid, dan
sebagainya, semua itu dilarang. Semua itu tidak diperbolehkan!
Apa alasannya melarang tawasul seperti itu?
PERTAMA,
Nabi dan para Shahabat tidak pernah mencontohkan cara tawasul seperti
itu. Nabi tidak pernah bertawasul, misalnya dengan mengatakan, “Dengan
karamah Syaikh Abdul Qadir Jailani, ya Allah kabulkanlah doaku ini!”
Sebagian orang mungkin akan
mendebat, “Ya Nabi kan hidupnya lebih dulu dari Syaikh Abdul Qadir.
Coba, kalau Nabi hidupnya belakangan dari Syaikh Abdul Qadir, mungkin
beliau akan tawasul dengan namanya!”
Ya Ilahi ya Rahmaan, kalau
begitu seolah kedudukan Syaikh Abdul Qadir lebih mulia dari Nabi.
Mengapa bukan Syaikh Abdul Qadir saja yang menjadi Nabi? Laa haula wa
laa quwwata illa billah. Sebelum Nabi pun sudah ada orang-orang shalih,
seperti para Nabi dan Rasul As., tetapi Nabi tidak pernah bertawasul
dengan kedudukan mereka di sisi Allah.
KEDUA,
tawasul seperti itu bisa menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan
syirik, yaitu berdoa kepada makhluk atau mengagungkan makhluk melebihi
kedudukannya. Perbuatan syirik harus sangat dijauhi. Jangan karena
sangat ingin doa dikabulkan, lalu jatuh dalam kesyirikan. Na’udzubillah
min dzalik.
Sebuah contoh faktual. Ketika
seseorang sering bertawasul dengan ucapan, “Aku memohon kepada Allah
dengan kemuliaan dan karamah Syaikh Abdul Qadir Jailani.” Ucapan
seperti ini lambat atau cepat akan membuat hati seseorang mengagungkan
Syaikh Abdul Qadir Jailani. Mereka akan merasa takut kepada arwah Syaikh
Jailani, sangat berharap kepadanya, takut sial karenanya, memuja
dirinya, senang mendengar cerita-cerita fantastik tentangnya, dan
lain-lain. Hal itu banyak terjadi di kalangan masyarakat awam. Fakta di
lapangan, mereka sering menempelkan gambar yang diklaim sebagai Syaikh
Abdul Qadur Jailani di dinding.
KETIGA, Allah Ta’ala
memperingatkan orang-orang yang berdoa kepada Nabi, orang shalih,
Malaikat, ulama, dan lainnya. Atau menjadikan mereka sebagai wasilah
(perantara) pengabulan doa. Dalam Al Qur’an disebutkan, “Orang-orang
yang mereka berdoa kepadanya (kepada Nabi, orang shalih, Malaikat, dan
lainnya), mereka sendiri mencari wasilah kepada Rabb mereka, siapa di
antara mereka yang paling dekat (kepada-Nya); mereka mengharapkan
rahmat-Nya, dan mereka takut kepada adzab-Nya. Sesungguhnya adzab
Rabb-mu adalah sesuatu yang harus ditakuti.” (Al Israa’: 57).
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang shalih,
termasuk Malaikat di dalamnya, mereka sendiri mencari wasilah untuk
mendekat kepada Allah. Wasilah yang dimaksud adalah amal-amal kebajikan
yang mereka lakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti Shalat,
puasa, menyembelih qurban, sedekah, jihad, dan lainnya. Sebab mereka
tidak dikenal pernah mencari wasilah dengan hal-hal yang dilarang,
seperti arwah orang shalih, kuburan, benda-benda keramat, dan lainnya.
Coba datangkan satu bukti saja, adakah orang-orang shalih di masa lalu
melakukan tawasul dengan perkara-perkara yang dilarang?
Perhatikan ayat di atas! Nabi dan Rasul,
orang-orang shalih, Malaikat, dan lainnya justru bersungguh-sungguh
mencari jalan untuk mendekat kepada Allah. Lalu bagaimana kita akan
menjadikan mereka sebagai wasilah yang akan mendekatkan kita kepada
Allah? Orang-orang shalih itu mengharap rahmat Allah dan takut
adzab-Nya; mereka tidak bisa dimintai pengabulan doa kepadanya.
==> Bukankah tawasul dengan arwah orang mati sama saja dengan tawasul dengan orang yang masih hidup?
Tawasul dengan orang yang masih hidup, caranya
dengan meminta doanya, atau mengingat-ingat amal shalih yang telah
dilakukan, lalu berdoa dengan kebaikan dari amal shalih itu. Tetapi
kalau tawasulnya dengan mengatakan misalnya, “Ya Allah aku memohon
kepadamu dengan kemuliaan, keshalihan, karamah dari hamba-Mu yang shalih
ini, yang bernama Fulan bin Fulan.” Ya, tawasul seperti ini juga tidak
boleh, sebab di dalamnya ada pengagungan terhadap manusia secara
berlebihan.
Salah satu contoh yang baik adalah ketika Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam menyarankan agar para Shahabatnya kalau bertemu Uwais Al Qarani radhiyallahu ‘anhu,
mereka meminta kepadanya agar didoakan agar diampuni oleh Allah. (HR.
Muslim dari Umar bin Khattab Ra.). Hingga ketika Khalifah Umar radhiyallahu ‘anhu
bertemu dengannya, beliau mendapati ciri-cirinya sama seperti yang
disebutkan oleh Nabi. Maka Khalifah yang mulia itu –semoga Allah Ta’ala
meridhainya- meminta agar Uwais memohonkan ampunan baginya kepada Allah,
dan Uwais pun melakukannya. Ketika memuji Uwais radhiyallahu ‘anhu,
Nabi mengatakan, “Sesungguhnya sebaik-baik pengikutku adalah seseorang
yang dipanggil Uwais, dia mempunyai seorang ibu, dan pada kulitnya
terdapat belang (bekas penyakit) berwarna putih. Maka temuilah dia, dan mintalah dia agar memohonkan ampunan bagi kalian.” (HR. Muslim).
Nah, inilah contoh tawasul yang
benar, yaitu meminta didoakan oleh orang shalih yang diakui
kebaikan-kebaikannya. Kita tidak pernah mendapati para Shahabat berdoa
kepada Allah dengan ucapan seperti, “Ya Allah, dengan karamah dan
kedudukan mulia Fulan bin Fulan di sisi-Mu, maka kabulkanlah doaku ini.”
Tidak ada contoh seperti itu. Ia hanyalah tipuan amal yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam penyimpangan tauhid.
==> Bukankah kalau
orang shalih meninggal, karamahnya tidak ikut lenyap? Bukankah jika
orang shalih itu sudah wafat, karamahnya masih bisa dimintai bantuan
untuk memudahkan pengabulan doa?
Keyakinan seperti ini tidak ada dasarnya. Ia hanya lamunan, ilusi, atau akal-akalan saja. Tidak ada dalil Al Qur’an dan Sunnah yang mendukung hal itu.
Lagi pula, kita harus
kembali ke pangkal masalahnya. Karamah itu diberikan oleh Allah kepada
seseorang karena keimanan, keshalihan, dan ketaqwaannya. Lha, kalau dia
sudah meninggal, otomatis terputus amal-amalnya. Seperti kata Nabi,
“Jika anak Adam meninggal, terputus amalnya, kecuali sedekah jariyah,
ilmu yang bisa diambil manfaatnya, dan anak shalih yang mendoakannya.”
Jadi karamah itu lenyap bersama wafatnya seseorang. Persis seperti mu’jizat Kenabian yang lenyap bersama wafatnya Nabi yang bersangkutan. (Kecuali mu’jizat Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam
berupa Al Qur’an). Karamah atau mu’jizat arwah yang telah meninggal
tidak bisa dimintai bantuan, sebagaimana Nabi dan orang-orang shalih itu
juga tidak bisa mengabulkan doa. Maka tidak ada alasan meminta bantuan
kepada arwah kaum Muslimin yang telah wafat, hatta seshalih apapun dirinya.
Demikian kajian ringkas tentang tawasul. Semoga
bermanfaat. Mohon dimaafkan atas kesalahan dan kekurangan yang ada.
Wallahu a’lam bisshawaab.
Bandung, 16 Februari 2009.
Mukjizat Nabi Muhammad SAW yang melebihi 300 mukjizat
Posted on September 25, 2011 by MahmudShah
Assalammu’alaikum wbt kepada sidang pembaca sekalian. Penulis
berasa PERLU untuk kita sebagai umat Muhammad SAW mengetahui dengan
terperinci akan kelebihan-kelebihan dan mukjizat Nabi Muhammad SAW. Amat
kasihan kepada umat Islam sekarang lebih-lebih lagi apabila
dipersoalkan akan mukjizat Nabi SAW yang kita sayangi, yang mereka tahu
hanyalah membelah bulan, Al-Qur’an dan awan menaungi baginda semasa
kecil. Ini sahaja yang kita tahu. Di sini penulis berasa tertampil untuk
menceritakan mukjizat-mukjizat Muhammad SAW yang tak pernah kita
ketahui melainkan meneliti Hadith2 yang sahih merujuk http://aldiena.qweinhorn.co.cc/.
Amatlah sedih, ada pemuka-pemuka politik di negara kita yang menyatakan
Nabi Muhammad SAW diberikan kelebihan mukjizat ketika baginda di angkat
menjadi Nabi & Rasul, dan katanya lagi baginda sama dengan
budak-budak biasa sebelum baginda menjadi Nabi & Rasul. Sedangkan
penyataan itu tidak diteliti dengan baik yang mana boleh mengakibatkan
fitnah.Mukjizat Muhammad SAW adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat terbesar Muhammad SAW adalah Al-Qur’an. Selain itu, Muhammad SAW juga diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah dan melakukan Isra dan Mi’raj dalam tidak sampai satu hari. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad SAW adalah kecerdasannya mengenai ilmu ketuhanan. Hal ini tidak sebanding dengan dirinya yang ummi atau buta huruf. Walau begitu, umat Islam meyakini bahwa setiap hal dalam kehidupan Muhammad SAW adalah mukjizat. Hal itu terbukti dari banyaknya kumpulan hadits yang diceritakan para sahabat mengenai berbagai mukjizat Muhammad SAW.
Terkadang ada muslim & kufar yg tak percaya dengan mukjizat Rasulullah Muhammad SAW yang dengan seizin ALLAh boleh dapat melakukan:
Mengerti bahasa binatang seperti Nabi Sulaiman
Memerintah bumi & pohon seperti Nabi Musa
Diberi mukjizat seperti Nabi Ibrahim
Anak yang meninggal bangkit hidup kembali… (mirip mukjizat Nabi Isa AS)
Menyembuhkan orang buta
Menyembuhkan orang lumpuh
Menyembuhkan orang cacat sejak lahir
Mengetahui isi hati
Memberi makan beribu orang dengan seketul makanan
Memberi minum beribu orang dengan sikit air
Mengeluarkan air ditengah padang gurun
Mengeluarkan air dari sela jari untuk wudhu beribu orang
Menyembuhkan putri raja yg cacat tanpa tangan & kaki
Membelah bulan menjadi 2 bagian
Dan ini telah dibuktikan oleh para astronot yg menghabiskan dana ratusan juta dollar
Mengetahui apa yang telah terjadi
Mengetahui apa yang sedang terjadi
Mengetahui apa yang akan terjadi
Melihat yg dibelakang punggungnya seperti dari depan
Musuh bergetar tak mampu membunuh
Bumi memakan orang yang hendak membunuh beliau
Musuh tak dapat melihat beliau
Tidak dapat dibunuh musuh
Rombongan berkuda para sahabat boleh dapat menyeberang laut dengan berkuda saat mengejar musuh yang lari dengan kapal layar,
atau pun mukjizat lainnya, ini kerana ia belum pernah membaca hadist shohih Bukhori & shohih Muslim atu Shohih Ahmad yg lengkap & bukan sekedar ringkasan hadist.
Sebelum masa kenabian
Tradisi Islam banyak menceritakan bahwa pada masa kelahiran dan masa sebelum kenabian, Muhammad SAW sudah diliputi banyak mukjizat. Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 22 April 570 di kalangan keluarga bangsawan Arab, Bani Hasyim. Ibnu Hisyam, dalam Sirah Nabawiyah menuliskan Muhammad SAW memperoleh namanya dari mimpi ibunya, Aminah binti Wahab ketika mengandungnya. Aminah memperoleh mimpi bahwa ia akan melahirkan “pemimpin umat”. Mimpi itu juga yang konon menyuruhnya mengucapkan, “Aku meletakkan dirinya dalam lindungan Yang Maha Esa dari segala kejahatan dan pendengki.” Kisah Aminah dan Abdul Muthalib juga menunjukkan bahwa sejak kecil Muhammad SAW adalah anak yang luar biasa. Berikut ini adalah mukjizat yang terjadi pada saat kelahiran dan masa kecil Muhammad SAW:
* Aminah binti Wahab, ibu Muhammad SAW pada saat mengandung Muhammad SAW tidak pernah merasa lelah seperti wanita pada umumnya.
* Saat melahirkan Muhammad SAW, Aminah binti Wahab tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya.
* Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
* Pada usia 5 bulan ia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan ia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa dilepas bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.
* Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susuan Muhammad SAW dapat menyusui kembali setelah sebelumnya ia dinyatakan telah kering susunya. Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Muhammad SAW karena yatim. Namun, karena alasan ia tidak ingin dicemooh Bani Sa’d, ia menerima Muhammad SAW. Selama dengan Halimah, Muhammad SAW hidup nomaden bersama Bani Sa’d di gurun Arab selama empat tahun.
* Abdul Muthalib, kakek Muhammad SAW menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka’bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad SAW. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka’bah berbicara, “Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini.”
* Dikisahkan saat Muhammad SAW berusia empat tahun, ia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu terjadi di ketika Muhammad SAW sedang bermain dengan anak-anak Bani Sa’d dari suku Badui. Setelah kejadian itu, Muhammad SAW dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah. Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran terperinci bahwa kedua orang itu, “membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengelurkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju.” Peristiwa seperti itu juga terulang 50 tahun kemudian saat Muhammad SAW diisra’kan ke Yerusalem lalu ke Sidratul Muntaha dari Mekkah.
* Dikisahkan pula pada masa kecil Muhammad SAW, ia telah dibimbing oleh Allah. Hal itu mulai tampak setelah ibu dan kakeknya meninggal. Dikisahkan bahwa Muhammad SAW pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta ia merasa lelah dan tidur di jalan sehingga ia tidak mengikuti pesta tersebut.
* Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad SAW. Muhammad SAW saat itu berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Muhammad SAW saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Muhammad SAW dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit punggungnya.
* Mukjizat lain adalah Muhammad SAW pernah memperpendek perjalanan. Kisah ini terjadi saat pulang dari Syiria. Muhammad SAW diperintahkan Maisarah membawakan suratnya kepada Khadijah saat perjalanan masih 7 hari dari Mekkah. Namun, Muhammad SAW sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. Dalam kitab as-Sab’iyyatun fi Mawadhil Bariyyat, Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail, dan mendung untuk membantu Muhammad SAW. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Muhammad SAW dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan mendung diperintahkan menaungi Muhammad SAW.
Pada Masa Kenabian
Kharisma
* Tatapan mata yang menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang sedang menghunus pedang kearah leher Muhammad SAW.
* Menjadikan tangan Abu Jahal kaku.
* Jin yang bernama Muhayr bin Habbar membantu dakwah Muhammad SAW, kemudian jin itu diganti namanya menjadi Abdullah bin Abhar.
Menghilang dan menidurkan musuh
* Menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan
* Menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Muhammad SAW ketika ia duduk di sekitar Ka’bah dengan Abu Bakar.[17]
* Menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal dimana saat itu ia sedang shalat.
* Menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir.
Binatang, tumbuhan, alam dan benda mati
* Seekor srigala berbicara kepada Muhammad SAW .
* Berbicara dengan unta yang lari dari pemiliknya yang menyebabkan masyarakatnya meninggalkan shalat Isya’.
* Berbicara dengan unta pembawa hadiah raja Habib bin Malik untuk membuktikan bahwa hadiah tersebut bukan untuk Abu Jahal melainkan untuk Muhammad SAW.
* Mengusap kantung susu seekor kambing untuk mengeluarkan susunya yang telah habis.
* Dua Sahabat Nabi SAW dibimbing oleh cahaya.
* Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.
* Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika.
* Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad SAW .
* Pohon menjadi saksi dan dibuat berbicara kepada Muhammad SAW.
* Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad SAW.
* Mendatangkan hujan dan meredakan banjir saat musim kemarau tahun 6 Hijriah di Madinah yang saat itu mengalami kekeringan.
* Berbicara dengan gunung untuk mengelurkan air bagi Uqa’il bin Abi Thalib yang kehausan.
* Berbicara dengan gilingan tepung Fatimah yang takut dijadikan batu-batu neraka.
* Merubah emas hadiah raja Habib bin Malik menjadi pasir di gunung Abi Qubaisy.
* Memerintahkan gilingan tepung untuk berputar dengan sendirinya.
* Tubuh Muhammad SAW memancarkan petir ketika hendak di bunuh oleh Syaibah bin ‘Utsman pda Perang Hunain.
Makanan dan minuman
* Makanan yang di makan oleh Muhammad SAW mengagungkan Nama Allah.
* Makanan sedikit yang bisa dimakan sebanyak 800 orang pada Perang Khandaq.
* Roti sedikit cukup untuk orang banyak.
* Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang.
* Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat.
* Menjadikan beras merah sebanyak setengah kwintal yang diberikan kepada orang Badui Arab tetap utuh tidak berkurang selama berhari-hari.
* Menjadikan minyak samin Ummu Malik tetap utuh tidak berkurang walau telah diberikan kepada Muhammad SAW.
* Air memancar dari sela-sela jari. Kemudian air itu untuk berwudhu 300 orang sahabat hanya dengan semangkuk air.
* Susu dan kencing unta bisa menyembuhkan penyakit atas izin Allah.
Mendo’akan dan menyembuhkan
* Menyembuhkan betis Ibnu al-Hakam yang terputus pada Perang Badar, kemudian Muhammad SAW meniupnya, lalu sembuh seketika tanpa meresakan sakit sedikit pun.
* Mata Qatadah terluka pada Perang Uhud, sehingga jatuh dari kelopaknya, kemudian oleh Muhammad SAW mata tersebut dimasukkan kembali dan menjadi lebih indah dari sebelumnya.
* Mendo’akan untuk menumbuhkan gigi salah seorang sahabatnya bernama Sabiqah yang rontok sewaktu perang.
* Mendo’akan Anas bin Malik dengan banyak harta dan anak.
* Menyembuhkan daya ingat Abu Hurairah yang pelupa.
* Menyembuhkan penyakit mata Ali bin Abi Thalib saat pemilihan pembawa bendera pemimpin dalam perang Khaibar.
* Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya saat bersembunyi di Gua Tsur dari pengejaran penduduk Mekah.
* Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.
* Menyambung tangan orang Badui yang tangannya putus setelah dipotong oleh dirinya sendiri setelah menampar Muhammad SAW.
* Mendoakan supaya Kerajaan Kisra hancur, kemudian do’a tersebut dikabulkan.
* Mendoakan Ibnu Abbas menjadi orang yang faqih dalam agama Islam.
Hal ghaib dan ru’yah
* Mengetahui siksa kubur dua orang dalam makam yang dilewatinya karena dua orang tersebut selalu shalat dalam keadaan kotor karena kencingnya selalu mengenai pakaian shalat.
* Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya.
* Meramalkan seorang istrinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan disekitarnya ada banyak anjing yang menggonggong dan orang tewas. Hal itu terbukti pada Aisyah pada saat Perang Jamal di wilayah Hawwab yang mengalami kejadian yang diramalkan Muhammad SAW.
* Meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Muhammad SAW.
* Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi “bapak para khalifah” yang terbukti pada keturunah Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja kekhalifahan Abbasiyah selama 500 tahun.
* Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.
Mukjizat terbesar
* Membelah bulan dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekkah.
* Isra ke Masjidil Aqsa dari Masjidil Haram lalu Mi’raj ke Sidratul Muntaha dari Baitul Maqdis tidak sampai satu malam pada tanggal 27 Rajab tahun 11 Hijriah.
* Menerima Al-Qur’an sebagai Firman Tuhan terakhir padahal ia seorang yang buta huruf.
Tapi harap di ingat jika mukjizat dalam artikel di atas belum lengkap dibanding apa yg tertulis dalam kitab hadist yg lengkap & jumlahnya menjumpai 300 kisah mukjizat dari Rasulullah Muhammad SAW baik yg serupa ataupun lainnya.
Tujuan pembuktian ini bukan acuan pada mukjizat di atas, tetapi pada Qur’an sebagai Firman ALLAH & mengapa disebut Mukjizat terbesar sepanjang masa. Terima kasih kepada yang menyampaikan ilmu ini kepada penulis. Semoga bermanfaat :-)
MADRASAH EHSANIAH السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
TAZKIRAH PAGI SELASA
22 Rabiulawal 1436h
13 Januari 2015m
بسم الله الرحمن الرحيم
TAZKIRAH PAGI SELASA
22 Rabiulawal 1436h
13 Januari 2015m
Sesungguhnya Allah swt telah mewajibkan orang orang yang beriman melaksanakan Hukum Qisas.
Seperti firman Allah dalam surah al -baqarah ayat 178 sampai 180...
Surah Al-Baqara, ayat 178:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنثَىٰ بِالْأُنثَىٰ فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan kamu menjalankan hukuman "Qisas" (balasan yang seimbang) dalam perkara orang-orang yang mati dibunuh iaitu: orang merdeka dengan orang merdeka, dan hamba dengan hamba, dan perempuan dengan perempuan. Maka sesiapa (pembunuh) yang dapat sebahagian keampunan dari saudaranya (pihak yang terbunuh), maka hendaklah orang yang mengampunkan itu) mengikut cara yang baik (dalam menuntut ganti nyawa), dan (si pembunuh pula) hendaklah menunaikan bayaran ganti nyawa itu) dengan sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu serta suatu rahmat kemudahan. Sesudah itu sesiapa yang melampaui batas (untuk membalas dendam pula) maka baginya azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
Surah Al-Baqara, ayat 179:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dan di dalam hukuman Qisas itu ada jaminan hidup bagi kamu, wahai orang-orang yang berakal fikiran, supaya kamu bertaqwa.
Surah Al-Baqara, ayat 180:
كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِن تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ
Kamu diwajibkan, apabila seseorang dari kamu hampir mati, jika ia ada meninggalkan harta, (hendaklah ia) membuat wasiat untuk ibu bapa dan kaum kerabat dengan cara yang baik (menurut peraturan ugama), sebagai suatu kewajipan atas orang-orang yang bertaqwa.
Disiarkan oleh Tanbihul Ghaafilin Lujnah Penerangan Pas Kawasan Bandar Tun Razak Cheras KL..
Semoga dapat kita sama sama ambil manfaatnya ....
..
MADRASAH EHSANIAH
Seperti firman Allah dalam surah al -baqarah ayat 178 sampai 180...
Surah Al-Baqara, ayat 178:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنثَىٰ بِالْأُنثَىٰ فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan kamu menjalankan hukuman "Qisas" (balasan yang seimbang) dalam perkara orang-orang yang mati dibunuh iaitu: orang merdeka dengan orang merdeka, dan hamba dengan hamba, dan perempuan dengan perempuan. Maka sesiapa (pembunuh) yang dapat sebahagian keampunan dari saudaranya (pihak yang terbunuh), maka hendaklah orang yang mengampunkan itu) mengikut cara yang baik (dalam menuntut ganti nyawa), dan (si pembunuh pula) hendaklah menunaikan bayaran ganti nyawa itu) dengan sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu serta suatu rahmat kemudahan. Sesudah itu sesiapa yang melampaui batas (untuk membalas dendam pula) maka baginya azab seksa yang tidak terperi sakitnya.
Surah Al-Baqara, ayat 179:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dan di dalam hukuman Qisas itu ada jaminan hidup bagi kamu, wahai orang-orang yang berakal fikiran, supaya kamu bertaqwa.
Surah Al-Baqara, ayat 180:
كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِن تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ
Kamu diwajibkan, apabila seseorang dari kamu hampir mati, jika ia ada meninggalkan harta, (hendaklah ia) membuat wasiat untuk ibu bapa dan kaum kerabat dengan cara yang baik (menurut peraturan ugama), sebagai suatu kewajipan atas orang-orang yang bertaqwa.
Disiarkan oleh Tanbihul Ghaafilin Lujnah Penerangan Pas Kawasan Bandar Tun Razak Cheras KL..
Semoga dapat kita sama sama ambil manfaatnya ....
..
MADRASAH EHSANIAH
Like · · Share
Setem Besi shared Ustaz Dr. Zaharuddin Abd Rahman's photo.
17 hrs ·
Astaghfirullahal
'Azim, program K POP ini baru benar-benar gerakan liberal atau lebih
teruk dari liberal. Jauh lebih teruk dari memeluk anjing.
Bapa & suami menjadi dayus dengan membiarkan anak gadis atau isterinya diperlakukan sedemikian, Gadis menjadi hilang bermaruah malah bergembira secara terbuka melakukan dosa. Biarkan diri dicabul atas nama suka dan disorak pula.
Bapa & suami menjadi dayus dengan membiarkan anak gadis atau isterinya diperlakukan sedemikian, Gadis menjadi hilang bermaruah malah bergembira secara terbuka melakukan dosa. Biarkan diri dicabul atas nama suka dan disorak pula.
Tudung yang
sepatutnya menutup aurat tubuh dari DILIHAT, nampaknya hanya sekadar
hiasan & fesyen hingga membiarkan diri disentuh dan dipeluk cium.
Video ini telah tersebar dan si pelakunya juga tahu program ini tersiar langsung di media maka siarannya di sini tiada membuka aib pelakunya. Taubat wajib bagi mereka yang terlibat namun malang kerana video dosa mereka bakal tersebar selagi wujud youtube.
Nabi s.a.w memberi ingatan :-
كل أمتي معافى إلا المجاهرين، وإن من المجاهرة أن يعمل الرجل بالليل عملا، ثم يصبح وقد ستره الله عليه، فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربه، ويصبح يكشف ستر الله عليه
Ertinya: Setiap umatku (boleh) diampunkan kecuali mereka yang mendedahkan (dosanya),ada di kalangan yang mendedahkan ini , melakukan suatu dosa di waktu malam, berpagi-pagi sedang Allah menutup keaiban dosa itu, namun tiba-tiba dia mendedahkan seraya berkata :" Wahai fulan, semalam aku lakukan itu dan ini" maka terhapuslah tutupan Tuhannya dan jadilah ia membuka (rahmat) Allah yang(sebelum ini) menutup keaibannya.( Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Pihak media, ulama, tokoh dan pihak berkuasa agama wajar beri liputan hangat mengutuk seperti dilakukan ketika mengecam program-program menyentuh anjing kerana DOSA pelukan sepeti dalam video ini DAN pengaruhnya jauh lebih besar kepada masyarakat.
Ya Allah, berikanlah hidayah kepada kami dan mengenal dosa dan pahala serta mampu menjauhi kemurkaanMu.
TIDAK PERLU maki hamun di ruangan komen kerana tiada banyak nilainya, berfikir dan bertindaklah menasihati gadis-gadis peminat kpop di sekeliling kalian.
Link videonya
http://www.youtube.com/watch?v=6NKgbAU5HLU
Video ini telah tersebar dan si pelakunya juga tahu program ini tersiar langsung di media maka siarannya di sini tiada membuka aib pelakunya. Taubat wajib bagi mereka yang terlibat namun malang kerana video dosa mereka bakal tersebar selagi wujud youtube.
Nabi s.a.w memberi ingatan :-
كل أمتي معافى إلا المجاهرين، وإن من المجاهرة أن يعمل الرجل بالليل عملا، ثم يصبح وقد ستره الله عليه، فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربه، ويصبح يكشف ستر الله عليه
Ertinya: Setiap umatku (boleh) diampunkan kecuali mereka yang mendedahkan (dosanya),ada di kalangan yang mendedahkan ini , melakukan suatu dosa di waktu malam, berpagi-pagi sedang Allah menutup keaiban dosa itu, namun tiba-tiba dia mendedahkan seraya berkata :" Wahai fulan, semalam aku lakukan itu dan ini" maka terhapuslah tutupan Tuhannya dan jadilah ia membuka (rahmat) Allah yang(sebelum ini) menutup keaibannya.( Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Pihak media, ulama, tokoh dan pihak berkuasa agama wajar beri liputan hangat mengutuk seperti dilakukan ketika mengecam program-program menyentuh anjing kerana DOSA pelukan sepeti dalam video ini DAN pengaruhnya jauh lebih besar kepada masyarakat.
Ya Allah, berikanlah hidayah kepada kami dan mengenal dosa dan pahala serta mampu menjauhi kemurkaanMu.
TIDAK PERLU maki hamun di ruangan komen kerana tiada banyak nilainya, berfikir dan bertindaklah menasihati gadis-gadis peminat kpop di sekeliling kalian.
Link videonya
http://www.youtube.com/watch?v=6NKgbAU5HLU
5 Sebab Mengapa Kita Perlu Solat!
Terdapat
banyak sekali kelebihan-kelebihan atau keistimewaan yang hanya ada pada
solat dan tidak pada ibadah-ibadah lain. Lihat sahaja bagaimana Allah
mewajibkan solat pada baginda Rasulullah. Tidak seperti ibadah lain, ia
difardukan oleh Allah secara langsung kepada Rasulullah S.A.W di langit
iaitu pada peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Melalui
tajuk ini, saya cuba sebutkan 5 sebab utama yang menjelaskan
kepentingan solat kepada manusia sehingga kita perlu melakukannya 5 kali
sehari semalam dalam apa jua keadaan dan ketika.
Pertama: Solat Peluang Kita Berinteraksi Dengan Allah.
Solat
membentuk hubungan antara seseorang hamba dengan Tuhan-Nya melalui
kelazatan munajat kepada Pencipta dan melahirkan pengabdian kepada Allah
dengan menyerah segala urusan kepada-Nya, memohon kedamaian dan
keselamatan daripada-Nya.
Lihat
sahaja bentuk amalan solat yang diajarkan oleh Rasulullah, bermula
dengan qiyam (berdiri), ruku’, i’tidal dan sujud. Kesemuanya dilakukan
dengan tujuan untuk membesarkan Allah, Tuhan yang Maha Kuasa lagi
Agung. Kenapa tidak? Dengan limpah kurniaan dan nikmat yang
dianugerahkan kepada kita baik dari segi kesihatan tubuh badan, zuriat,
suami-isteri, ibu bapa serta keluarga. Tidakkan itu satu nikmat yang
tidak terhingga?
Baginda
Rasulullah s.a.w. bukan sahaja mengajarkan cara melakukan solat tetapi
juga mengajarkan kepada kita dengan pelbagai pujian serta doa yang boleh
diamalkan sepanjang kita melakukan dengan ibadah solat iaitu bermula
dengan qiyam atau berdiri sehinggalah sebelum kita melafazkan ucapan
salam.
Inilah
yang saya maksudkan sebagai satu peluang untuk kita berinteraksi dengan
Allah secara langsung, menyembah kepada-Nya, memuji dan membesarkan
Allah. Ianya tidak akan berakhir sehinggalah kita mengucapkan salam
pada-Nya.
Maka
tidakkah rugi bagi kita jika kita tidak mengambil peluang semasa kita
mengadap Allah ini dengan memperbanyakkan doa baik berupa permintaan,
permohonan bagi menjauhkan dari segala bahaya godaan syaitan dan tidak
lupa juga iaitu pengampunan kita kepada Allah.
Kedua: Peluang Menggandakan Pahala Dan Penghapusan Dosa
Solat
bukan sahaja menjadi penyumbang kepada ganjaran yang berlipat ganda,
malah ia juga dapat menghapuskan dosa-dosa yang yang lalu.
Inilah
kelebihan kita sebagai umat Nabi Muhammad s.aw yang tidak terdapat pada
umat-umat yang sebelumnya, sehinggakan baginda Rasulullah pernah
menyatakan agama Islam itu mudah. Mengapa tidak? Umat terdahulu seperti
pada zaman Nabi Musa begitu banyak sekali pantang larangnya. Hendak
makan daging lembu sebagai contoh, tidak kesemuanya boleh dimakan begitu
sahaja, ada bahagian-bahagian yang ditegah daripada menjamunya.
Kita umat Nabi Muhammad? Selagi mana ianya disembelih dengan menyebut
nama Allah, maka daging lembu tersebut adalah halal dimakan.
Bangsa
Yahudi pada zaman Nabi Musa juga disyariatkan untuk beribadah pada hari
Sabtu dan tidak dibenarkan melakukan perkara lain. Sehinggakan mereka
melakukan tipu daya bagi mengelakkan larangan ini. Umat nabi Muhammad?
Kita bebas melakukan apa sahaja kerja yang halal pada bila-bila masapun,
asal sahaja kita tidak meninggalkan perintah Allah untuk mendirikan
solat Fardu lima waktu sehari semalam.
Bagaimana
pula dengan hal pengampunan kepada Allah bagi dosa-dosa kita? Cukup
dengan bertaubat dengan sebenar-benarnya pada Allah, berazam untuk tidak
mengulanginya lagi dan benar-benar menyesal di atas segala kesilapan
pada masa lalu di samping melakukan perintah yang diwajibkan Allah
seperti solat Fardu dan lain-lain ibadah bagi menampung dosa-dosa kita
yang lalu, maka Insha Allah dosa-dosa kita yang lampau akan diampunkan
Allah.
Ini
jelas di mana Nabi Muhammad pernah menyatakan bagi sesiapa yang
melakukan solat Fardu dari satu Jumaat ke satu Jumaat yang lain, maka
dosanya di antara kedua Jumaat tersebut akan diampunkan oleh Allah,
begitu juga dengan sesiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dengan penuh
keimanan dan pengharapan maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya pada
masa lalu.
Bagaimana
pula dengan umat pada masa yang lalu? Bangsa Yahudi akibat kesilapan
mereka menduakan Allah dengan menyembah sapi, mereka diperintahkan Allah
untuk berbunuh-bunuhan sesama sendiri bagi membolehkan taubat kita
diterima Allah. Tidakkah kita merasa bersyukur sekarang menjadi umat
nabi Muhammad?
Bercakap tentang solat pula banyak sekali kelebihan-kelebihan yang dianugerahkan Allah seperti dari segi penghapusan dosa.
Firman Allah :
Dan
dirikanlah sembahyang (wahai Muhammad, engkau dan umatmu), pada dua
bahagian siang (pagi dan petang), dan pada waktu-waktu yang berhampiran
dengannya dari waktu malam. Sesungguhnya amal-amal kebajikan (terutama
sembahyang) itu menghapuskan kejahatan. Perintah-perintah Allah yang
demikian adalah menjadi peringatan bagi orang-orang yang mahu beringat.
Surah Hud ( 11 ) : 114
Ini diperkuatkan lagi dengan sabda Rasulullah :
Ertinya :
Malah
Rasulullah pernah mengumpamakan orang yang mendirikan solat Fardu lima
waktu kepada para sahabat seperti seorang yang mandi lima kali sehari
yakni Allah membersihkan sesiapa yang mengerjakan solat dengan
penghapusan dosa-dosa.
Di
samping itu dengan solat juga, bukan sahaja kita dapat mendekatkan diri
kepada Allah dengan mengucapkan segala pujian seperti tasbih, tahmid
dan juga takbir ketika melakukan qiyam, ruku’, sujud dan lain-lain perbuatan tetapi juga dianugerahkan dengan pahala yang tidak terhingga.
Ketiga: Membentuk Mukmin Yang Kuat Dan Sihat
Pernahkah
kita terfikir pabila kita mendirikan solat bagi menjalankan kewajipan
perintah Allah, kita bukan sahaja menerima pahala yang berlipat ganda
dan ditebus segala dosa-dosa kita yang terdahulu tetapi secara tidak
langsung juga kita telah menanamkan pada diri kita kecintaan dalam melakukan aktiviti yang menyihatkan tubuh badan atau jasmani.
Dengan
melakukan solat juga dapat memperkukuh kesegaran tubuh badan kita.
Solat menuntut agar setiap muslim, bangun pagi seawal mungkin dan
bersemangat dalam menghadapi tugas-tugas harian sejak menjelang
terbitnya matahari.
Menurut
al-Zahabi: “ Dalam solat, faktor fizikal juga terlibat iaitu dalam
bentuk senaman untuk badan selain penumpuan fikiran. Senaman-senaman itu
melibatkan berdiri tegak ( qiyam )
sujud, ruku’, tumakninah dan penumpuan melalui solat
pergerakan-pergerakan badan berlaku, dan kebanyakan organ dalam keadaan
tenang. “
Rasulullah
SAW melalui sunnahnya telah mengajarkan bahawa berdiri dalam solat
harus dengan tegap dan dalam posisi yang lurus dan tidak boleh dalam
keadaan yang lemah atau malas. Ia juga seharusnya dilakukan dalam
keadaan tenang dan tidak kelam kabut, ini dapat disaksikan dalam
perintah Rasulullah kepada seorang Arab badwi supaya mengulangi solat
yang dilakukannya dengan cara yang tidak teliti dan sempurna.
Dengan
ini solat selain daripada merupakan ibadah ia juga merupakan satu
bentuk riadah tubuh badan harian yang tersusun dengan sedemikian rupa
dalam memberikan kerehatan jiwa dan juga jasmani manusia melalui
pergerakan ketika melakukan ibadah solat seperti amalan ruku’, i’tidal,
sujud dan sebagainya seperti yang disebutkan tadi.
Menurut
satu kajian yang dibuat oleh sekumpulan penyelidik Universiti Malaya ke
atas sekumpulan peserta mendapati mereka yang sempurna solatnya lima
kali sehari mempunyai nilai komposisi badan yang lebih sihat berbanding
dengan kumpulan peserta yang meninggalkan solat, selain dapat
meningkatkan tahap ketahanan badan serta menghindarkan risiko penyakit
jantung, stres, kolestrol dan lain-lain penyakit.
Keempat: Membentuk Kemantapan Rohani Dalam Diri
Solat
yang dilakukan dengan penuh khusyu’ juga dapat menumbuhkan pada diri
mukmin yang melakukannya kekuatan rohani dan batin yang amat berguna
dalam mengharungi segala kesulitan hidup dan juga ujian dalam kehidupan
seharian kita.
al-Zahabi menyatakan dalam kitab karangan beliau al-Tib:
“Ibadah
solat sentiasa menghasilkan kegembiraan dan kepuasan, ia dapat
mengurangkan kebimbangan dan mengawal perasaan marah. Ia dapat
meningkatkan rasa cinta kepada kebenaran dan rendah diri terhadap
manusia, melembutkan hati, membentuk kasih sayang dan sifat memaafkan
serta membenci dan sifat balas dendam…Seseorang boleh menemui cara-cara
untuk menyelesaikan masaalah-masaalah duniawi dan rohaniah. Dan
seseorang itu boleh memeriksa diri sendiri terutamanya apabila seseorang
itu benar-benar menghayati solatnya. Waktu yang paling baik ialah –
selepas – tengah malam semasa kebanyakan orang sedang tidur dan dalam
keadaan sunyi sepi. “
Ini jelas sebagaimana firman Allah :
“Hai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan solat, kerana sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang
sabar.”
Dengan
ini solat menjadi institusi pendidikan akhlak yang amali dan
berdisiplin yang dapat mengasuh sifat-sifat benar, amanah serta mencegah
perbuatan keji dan mungkar.
Firman Allah S.W.T.:
Bacalah
serta ikutlah (wahai Muhammad) akan apa yang diwahyukan kepadamu dari
Al-Quran, dan dirikanlah sembahyang (dengan tekun); sesungguhnya
sembahyang itu mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar; Surah
al-‘Ankabut ( 29 ) : 45
Kelima: Memberi Keupayaan Mental Dan Kekuatan Dalaman Yang Tinggi
Selain
dari faedah kerohanian yang dapat diraih melalui amalan solat yang
dapat membantu mukmin untuk sentiasa berbuat kebaikan dan meninggalkan
kejahatan serta menjauhi perkara maksiat dan juga mungkar, dengan
mengerjakan solat juga akan dapat mengukuhkan moral dan mental seorang
mukmin.
Ini
kerana ia akan dapat menanamkan dalam hati, kesedaran adanya pengawasan
ilahi, memelihara aturan-Nya, menjaga disiplin waktu, gentar akan
ancaman dan seksaan Nya serta sanggup mengatasi sifat-sifat kemalasan
dalam memperturutkan hawa nafsu dan sifat-sifat kelemahan manusia yang
lainnya.
Antara contoh sifat kelemahan manusia yang berkaitan dengan mental ialah penyakit kegelisahan atau Anxiety. Menurut Al-Quran ianya boleh diubati dengan melakukan solat.
Firman Allah :
Sesungguhnya
manusia itu dijadikan bertabiat resah gelisah (lagi bakhil kedekut);
-Apabila ia ditimpa kesusahan, dia sangat resah gelisah; Dan apabila ia
beroleh kesenangan, ia sangat bakhil kedekut; Kecuali orang-orang yang
mengerjakan sembahyang – Iaitu mereka yang tetap mengerjakan
sembahyangnya; Surah al-Ma’arij ( 70 ) : 19-23
Daripada ayat di atas, dapat disimpulkan bahawa solat adalah salah satu daripada cara merawati kecelaruan kegelisahan. Ibadah solat merangkumi pelbagai aspek zikrullah seperti doa, tasbih, takbir dan tahmid. Melalui zikrullah
yang dibaca secara berulang-ulang ini berdasarkan perasaan rindu
kepada-Nya dapat mendidik jiwa manusia ke arah kebaikan serta
menjauhkan jiwa dari kejahatan selaras dengan kehendak Islam. Selain
itu, ibadah solat juga dapat mendidik jiwa manusia supaya sentiasa
mencintai Allah dan Rasul-Nya. Cinta yang mendalam ini akan membuat
jiwa seseorang itu tenang dan sentiasa mengingati Allah serta takutkan
kebesaran-Nya.
Melalui
ibadah solat juga mempraktikkan amalan berdoa kepada Allah, dengan cara
ini dapat memberi peluang kepada manusia untuk berinteraksi secara
peribadi dengan Tuhan, selain dari dapat meluahkan segala perasaan yang
terbuku dalam hati mereka melalui doa yang dipanjatkan kepada Allah. Ia
juga sebenarnya menepati kaedah kaunseling atau Psycho Therapy kerana mencurahkan perasaan yang menghantui diri pada orang kedua akan membantu meringankan bebanan yang dihadapi.
Adapun
dengan meninggalkan solat akan menyemarakkan kecintaan pada syahwat,
buruk dari segi akhlaknya, begitu juga jika solat dilakukan denga
gerakan-gerakan anggota badannya tanpa disertai kehadiran akal dan
kekhusyukan hati tidak akan memberi kesan atau impak yang mendalam dalam
pembangunan mental seseorang.
Berbeza jika solat dikerjakan dengan bersungguh-sungguh dan khusyu’
dapat memperkuatkan jiwa daripada pengaruh cinta pada dunia, serta
mengangkat diri daripada keinginan nafsu terhadap kebesaran, harta dan
kekuasaan.
Malah
menurut kajian, seseorang yang memahami bacaan semasa solat dengan baik
mempunyai komposisi badan yang lebih sihat dan pemikiran yang lebih
tenang selepas solat berbanding dengan seorang yang tidak faham
sepenuhnya bacaan semasa solat. Selain menjauhkan jiwa seseorang daripada bersifat lalai yang boleh memesongkan kita ajaran agama Islam.
Firman Allah:
Orang-orang yang beriman dan hati mereka tenang karena dzikir kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya dzikir kepada Allah akan membuat hati menjadi tenang
Surah al-Ra’ad ( 13 ) : 28
Begitu
juga sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah : Menurut riwayat
Ahmad, apabila Rasulullah s.a.w. mengalami sesuatu perkara yang
mendukacitakan, Baginda mengatakan,
Apa
yang dapat disimpulkan ialah ibadah solat yang khusyu’ ini mempunyai
pelbagai kelebihan serta kekuatan mental serta ketenangan jiwa
seterusnya dapat merawati segala kekusutan yang menghantui jiwa seperti
penyakit gelisah dan sebagainya.
Nota:
Tulisan ini asalnya salah satu daripada topik bagi tesis sarjana saya,
tetapi terpaksa dikeluarkan bagi meringkaskan tesis. Ia juga sudah
diubah dan ditambah bagi penyesuaian tatapan umum agar tidak terlalu
akademik.
‘Izz Al-Din Abd Al-Aziz bn Abd Al-Salam Al-Sulami ( 1995), Maqasid
al-Solat, c.2, Dimasyq-Syria : Dar al-Fikr, h.11. Lihat dengan lebih
lanjut bagi hubungan antara orang yang mengerjakan solat, hubungan
dengan para Rasul juga dengan seluruh hamba Allah yang soleh pada pada
halaman 11-12 dalam kitab yang sama.
Dr ‘Abd Allah bin Muhammad bin al-Tayyar (2005) al-Solat,
c.11, al-Riyad : Madar al-Watan Li al-Nasyr, h. 22. Sila lihat dalam
kitab yang tentang perbahasan rahsia kebanyakan orang yang mengerjakan
solat tetapi tidak mendapat kesan dalam akhlak mereka.Ibid., h.23.
Fatimah Ibrahim et al (2009), Solat kebaikan dari Perspektif Sains, Kuala Lumpur: Universiti Malaya, h. 27
Abi Tayyib Muhammad Syams al-Haq al-Azim Abadi ( 1995 ), Aun al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud,
Kitab al-Adab , Bab Fi Salat al-‘Atmah, no. hadith 4978, j.13 ,
Beyrut-Lubn?n : Dar al-Fikr, h. 269. Hadith ini dinilai sahih oleh oleh muhaqqiq kitab Zad al-Ma’ad iaitu ‘Abd al-Qadir dan juga Syu’ayb al-Arnauth.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan