Bonus kakitangan awam diawalkan
KUALA LUMPUR - Kerajaan bersetuju pembayaran bonus sebanyak setengah bulan gaji atau minimum RM500 kepada penjawat awam dan bantuan khas RM250 kepada pesara kerajaan diawalkan iaitu pada 15 Januari ini.
Menteri Kewangan Kedua, Datuk Seri Ahmad Husni Mohamad Hanadzlah berkata, keputusan itu berikutan kerajaan prihatin dan memahami situasi semasa terutama sekali penjawat awam yang terlibat dalam bencana banjir.
"Kerajaan berharap pemberian ini (pembayaran awal bonus) dapat meringankan beban penjawat awam akibat banjir serta membantu persediaan persekolahan anak-anak," katanya dalam kenyataan di sini, hari ini.
Banjir yang berlaku di beberapa negeri sejak pertengahan Disember lalu mengakibatkan ribuan penduduk terpaksa dipindahkan dengan angka semasa menunjukkan sejumlah 41,421 orang masih ditempatkan di pusat-pusat pemindahan.
Dalam pembentangan Bajet 2015 pada Oktober tahun lalu, Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak mengumumkan pemberian bonus itu yang sebelum ini dijadualkan dibayar kepada penjawat awam bersekali dengan gaji bulan Januari 2015. - Bernama
3 KRITERIA WANITA BAIK HATI DAN MEMBAHAGIAKAN MENURUT NABI
Setiap laki-laki yang belum menikah pasti menginginkan istrinya kelak adalah wanita baik hati dan membahagiakan. Bagaimana kriterianya? Dalam bab pernikahan, ada tiga kriteria wanita baik hati menurut Nabi. Kriteria ini juga perlu diketahui oleh muslimah untuk memperbaiki dirinya sehingga layak disebut Rasulullah sebagai wanita baik hati.
إِنَّ مِنْ يُمْنِ الْمَرْأَةِ تَيْسِيرَ خِطْبَتِهَا وَتَيْسِيرَ صَدَاقِهَا وَتَيْسِيرَ رَحِمِهَا
“Diantara tanda wanita yang baik hati dan membahagiakan adalah mudah khitbahnya, mudah maharnya, dan mudah rahimnya” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
MUDAH KHITBAHNYA
Ada kalanya wanita sangat sulit dikhitbah. Meskipun sudah datang lelaki shalih dan hatinya condong kepadanya, ia menyulitkan laki-laki tersebut untuk mengkhitbahnya karena mensyaratkan begini dan begitu. Mensyaratkan membawa ini dan membawa itu.
Umumnya, wanita yang menyulitkan khitbah ini karena keluarganya memiliki ‘SOP’ yang rumit terkait khitbah dan nikah. Memilih hari berdasarkan perhitungan ‘hari baik – hari nahas’ termasuk bagian dari menyulitkan khitbah. Mensyaratkan materi mahal dan tata cara rumit juga termasuk bagian dari menyulitkan khitbah.
Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu punya cara bagaimana mengetahui wanita yang mudah dikhitbah. Ia cukup mengatakan, ”Aku Bilal bin Rabah. Seorang sahabat Rasulullah. Dulu aku orang yang sesat, tetapi Allah telah menuntunku. Dahulu aku seorang budak dari Habasyah, tetapi Allah telah membebaskanku. Kedatanganku ke sini ingin melamar… Jika lamaranku diterima aku akan katakan Alhamdulillah, tetapi jika lamaranku ditolak, aku akan mengatakan Allahu Akbar!”
MUDAH MAHARNYA
Kriteria kedua adalah mudah maharnya. Meskipun Islam memuliakan wanita dengan menyerahkan mahar kepadanya serta tidak membatasi jumlah maharnya, banyak contoh dari generasi pertama umat ini betapa mereka memudahkan mahar. Ada diantara mereka yang maharnya baju besi, ada pernikahan dengan mahar sepasang sandal, cincin besi, ada pula yang maharnya membaca Al Qur’an. (baca:Mahar Unik di Zaman Nabi)
Di negeri kita, urusan mahar umumnya mudah. Banyak pengantin yang maharnya seperangkat alat shalat meliputi mukena, sajadah dan sejenisnya. Namun ada pula yang meminta mahar yang menyulitkan; bisa karena jumlahnya yang sangat besar, atau jumlahnya yang membuat calon suami kerepotan. Misalnya nikahnya pada tanggal 22 November 2014, ia meminta mahar uang sejumlah Rp 22.112.014,-
Mudahnya mahar ini juga mengundang keberkahan tersendiri. Sebagaiamana disebutkan pada hadits lain yang dicantumkan Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah bahwa pernikahan yang besar keberkahannya adalah yang paling murah maharnya.
MUDAH RAHIMNYA
Mudah rahimnya maksudnya adalah subur, mudah hamil dan melahirkan. Jika dua kriteria sebelumnya mudah dilihat dan membuat calon suami bahagia sejak awal, kriteria ketiga ini sulit dilihat dan pengaruhnya pada kebahagiaan setelah pernikahan berjalan sekian lama.
Jika dua kriteria sebelumnya merupakan sikap wanita yang bisa dituntut untuk menjadi seperti itu, kriteria ketiga ini laksana ‘misteri’ dan seorang wanita tidak berdosa jika tidak berhasil memenuhinya manakala itu menjadi takdirnya.
Meskipun seperti ‘misteri’ dan tidak dapat diketahui secara pasti, namun ada cara untuk melihat apakah seorang wanita termasuk ‘mudah rahimnya’ atau tidak. Sedikitnya, ada 5 cara untuk mengetahuinya. (baca: 5 cara mengetahui wanita subur)
Jika pada dua kriteria sebelumnya seorang muslimah dapat memperbaikinya secara langsung melalui perubahan pemahaman dan sikap, pada kriteria ketiga ini ikhtiar yang bisa dilakukan seorang muslimah sebatas menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit yang berdampak pada kesuburan, mengkonsumsi makanan yang mendukung kesuburan serta banyak berdoa. Yakinlah, Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengabulkan doa hambanya. Mintalah dengan sungguh-sungguh kepadaNya agar menjadi bagian pemegang saham dari kebanggan Rasulullah akan banyaknya umat beliau. [Muchlisin BK/Keluargacinta.com]
30 TIPS MENJADI ISTRI TERBAIK SEDUNIA
Tidak ada yang sempurna. Tapi mencoba tak pernah salah. Harapannya, dengan semakin mencoba, maka kemungkinan berhasil akan semakin terbuka. Ketika belum berhasil juga, ingatlah bahwa Allah Ta’ala juga menilai proses dan kesungguhan seorang hamba dalam menggapai sesuatu.
Menjadi istri terbaik adalah idaman setiap wanita. Istri terbaik bukan ia yang tak tak pernah salah. Tetapi siapa yang mau belajar tanpa henti dan terus menerus memperbaiki kualitas dirinya. Istri terbaik adalah apa yang diteladankan oleh istri-istri Rasulullah Saw.
Berikut kami rangkumkan tips-tips yang bisa dipraktekkan.
1. Takwa kepada Allah Ta’ala
2. Melakukan sunnah Rasulullah Saw
3. Memahami Islam dengan baik
4. Menyambut suami dengan wajah sumringah dan kalimat yang indah
5. Berpenampilan menawan untuk suaminya
6. Mengupayakan rumah yang bersih dan rapi
7. Memberikan jamuan yang membangkitkan selera
8. Membuat suami ridha dalam setiap kondisi
9. Menyematkan kebahagiaan dalam jiwa suami
10. Taat, berbakti, mecintai dan merindukan suaminya
11. Tidak menyebarkan rahasia suami
12. Tidak merusak urusan suami
13. Mendampingi suami dalam kesulitan
14. Memberikan nasihat, pendapat dan arahan yang tulus
15. Mendorong suami untuk melakukan semua jenis ketaatan kepada Allah Ta’ala
16. Berbakti kepada kedua orang tua dan orang tua suami
17. Menghormati seluruh kerabat suami
18. Menjaga pandangan terhadap laki-laki lain
19. Meninggalkan perkara yang remeh dan perbuatan keji
20. Berupaya sungguh-sungguh memberikan ketenangan kepada suami dan anak-anak
21. Memiliki kepribadian yang kuat; tidak keras atau bengis
22. Perasaan yang lembut, bukan lembek atau lemah
23. Menghargai setiap orang yang berbicara dengannya
24. Pemaaf
25. Melupakan keburukan orang lain
26. Mengenyahkan sifat hasut dan dengki
27. Memenuhi kebutuhan biologis suaminya dengan sepenuh cinta
28. Tidak menceritakan kelebihan wanita lain di depan suami
29. Melepas kepergian suaminya (dalam kerja atau safar) dengan nasihat takwa
30. Hanya menerima nafkah yang halal
2. Melakukan sunnah Rasulullah Saw
3. Memahami Islam dengan baik
4. Menyambut suami dengan wajah sumringah dan kalimat yang indah
5. Berpenampilan menawan untuk suaminya
6. Mengupayakan rumah yang bersih dan rapi
7. Memberikan jamuan yang membangkitkan selera
8. Membuat suami ridha dalam setiap kondisi
9. Menyematkan kebahagiaan dalam jiwa suami
10. Taat, berbakti, mecintai dan merindukan suaminya
11. Tidak menyebarkan rahasia suami
12. Tidak merusak urusan suami
13. Mendampingi suami dalam kesulitan
14. Memberikan nasihat, pendapat dan arahan yang tulus
15. Mendorong suami untuk melakukan semua jenis ketaatan kepada Allah Ta’ala
16. Berbakti kepada kedua orang tua dan orang tua suami
17. Menghormati seluruh kerabat suami
18. Menjaga pandangan terhadap laki-laki lain
19. Meninggalkan perkara yang remeh dan perbuatan keji
20. Berupaya sungguh-sungguh memberikan ketenangan kepada suami dan anak-anak
21. Memiliki kepribadian yang kuat; tidak keras atau bengis
22. Perasaan yang lembut, bukan lembek atau lemah
23. Menghargai setiap orang yang berbicara dengannya
24. Pemaaf
25. Melupakan keburukan orang lain
26. Mengenyahkan sifat hasut dan dengki
27. Memenuhi kebutuhan biologis suaminya dengan sepenuh cinta
28. Tidak menceritakan kelebihan wanita lain di depan suami
29. Melepas kepergian suaminya (dalam kerja atau safar) dengan nasihat takwa
30. Hanya menerima nafkah yang halal
Bagi seorang suami, tiga puluh kriteria ini adalah acuan yang harus diupayakan baginya terhadap pasangan hidupnya. Karena suami berkewajiban mendidik istri-istrinya. Sedangkan bagi seorang istri, tips-tips ini adalah kurikulum yang harus diupayakan ketercapaiannya sesuai dengan kemampuan terbaik.
Semoga Allah Swt memberikan karunia kepada kita suami atau istri yang shaleh/shalehah. Aamiin. [Pirman]
MESKIPUN BERTENGKAR, JANGAN UCAPKAN 3 HAL INI PADA PASANGAN HIDUP ANDA
Kehidupan suami istri dalam sebuah keluarga bukanlah kehidupan surga yang hanya berisi kenikmatan dan suka cita. Seromantis apapun suami istri, sesakinah apapun keluarga, suatu saat pasti ada masalahnya. Kadang suami istri berselisih dalam satu hal, atau ‘bertengkar’.
Perselisihan atau ‘pertengkaran’ yang sesekali terjadi pada suami istri bukanlah hal yang fatal. Sepanjang bisa mengendalikan diri dan mengontrol kata-kata. Nah, agar perselisihan atau ‘pertengkaran’ tidak berkepanjangan, tidak membawa luka mendalam serta tidak merusak hubungan cinta dan kasih sayang, suami istri perlu menghindari tiga ucapan ini:
ANCAMAN
Suami istri harus menghindari kata-kata yang bernada ancaman. Sebab ancaman hanya makin menyulut kemarahan pasangan hidup kita dan masalah berkepanjangan. Kalaupun ancaman meredakan masalah secara temporer, ia membekaskan kekhawatiran di jiwa pasangan hidup kita.
Kata-kata seperti “Awas, kalau kamu tidak berubah, aku akan pergi dari rumah ini” atau “Jika kamu mengulangi hal itu lagi, aku akan mengusirmu dari rumah ini” harus dihindari. Betapa banyaknya keluarga yang berantakan setelah suami mengeluarkan ancaman semacam ini, kemudian istrinya menjawabnya dengan ancaman pula. “Oke, kalau begitu aku akan pulang ke rumah orangtuaku.”
Yang lebih berbahaya, jika suami mengancam dengan menggunakan kata “cerai.” Seperti kalimat: “Kalau begini caranya, aku akan menceraikanmu.”
Rasulullah mengingatkan tentang kata-kata cerai ini.
ثَلاَثٌ جِدُّهُنَّ جِدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جِدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلاَقُ وَالرَّجْعَةُ
“Tiga perkara yang serius dan bercandanya sama-sama dianggap serius, yakni nikah, talak dan rujuk”(HR. Abu Daud)
Imam Nawawi menjelaskan, “Orang yang mentalak dalam keadaan ridha, marah, serius maupun bercanda, talaknya tetap jatuh”
UNGKAPAN KEBENCIAN
Meskipun sedang marah atau ‘bertengkar’ dengan pasangan, hindari kata-kata “Aku benci kamu.” Sebab, disadari atau tidak, kata-kata ungkapan kebencian ini bisa sangat membekas di hati pasangan hidup, khususnya ketika diucapkan oleh seorang suami kepada istrinya. Sang istri akan merasa bahwa suaminya sudah tak lagi mencintainya. Dan ini berbahaya bagi kehidupan pernikahannya.
Bahkan, bekas sayatan hati karena ungkapan benci ini akan terus terbawa dalam benak istri meskipun kemarahan sudah mereda, pertengkaran sudah selesai, dan permalasahan sudah teratasi. Salah satu tandanya, ketika ada hal yang tak diinginkan dari suami, istri teringat kembali akan kata-kata itu. Para suami perlu menyadari bahwa wanita adalah makhluk perasa. Sensitif perasaannya.
“SELALU” DAN “TIDAK PERNAH”
Kata-kata ini juga perlu dihindari. “Selalu” dan “tidak pernah.” Misalnya ketika suami istri bertengkar gara-gara anaknya yang masih SD terlambat sekolah. “Ini gara-gara kamu, kamu selalu terlambat menyiapkan sarapan,” kata suami. Padahal, dalam satu pekan atau satu bulan, baru kali itu sang istri terlambat menyiapkan sarapan. Itu pun karena dirinya tidak enak badan.
Sedangkan penggunaan kata “tidak pernah” umumnya lebih sering dipakai wanita. Ketika marah kepada suaminya, ia mengatakan “Engkau tidak pernah membahagiakanku”, “Kau tidak pernah memberiku nafkah yang layak” dan seterusnya.
Kata-kata “tidak pernah” ini merupakan bentuk pengingkaran atas kebaikan pasangan hidup kita. Dan karena ini banyak digunakan wanita, inilah yang menyebabkan kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Sebagaimana sabda Rasulullah:
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari itu. Aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Mengapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali tidak pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/keluargacinta.com]
INILAH 31 MANFAAT MENIKAH
Menikah adalah perintah Allah Ta’alaa dan sunnah Rasulullah Saw. Dijanjikan pahala yang amat besar agi siapa yang menjalankannya. Menikah disebut sebagai perjanjian yang agung di dalam Kitab Suci al-Qur’an. Bahkan saat terucap ijab qabul, ‘Arsy Allah Ta’alaa bergetar karena besarnya perjanjian dalam pernikahan.
Sayangnya, meski menikah sudah amat jelas landasan syariatnya, banyak yang masih ragu untuk menjalankannya. Keraguan ini disebabkan banyak hal; mulai yang logis hingga dibuat-buat. Pasalnya, menikah tak serumit yang dibayangkan. Karena, menikah adalah ibadah dan siapa yang menjalankannya, Allah Ta’alaa akan menolongnya.
Oleh karenanya, diperlukan banyak kajian tentang apa saja tujuan menikah. Harapannya, akan banyak yang bersegera dan berniat untuk membuktikannya.
Meskipun, kaidah utamanya akan tetap berlaku: sebanyak apa pun riset dan teori akan sia-sia jika tidak dilakukan. Karena ilmu hanya terasa manfaatnya setelah bertranformasi menjadi amal shaleh.
Maka, dari 31 poin manfaat menikah yang kami rilis ini, memungkinkan untuk terus bertambah. Dan, hanya bisa dirasakan oleh anda yang sudah menikah.
1. Melakukan perintah Allah Ta’alaa
2. Meneladani Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam
3. Mengolah rasa
4. Membentuk pola pikir yang lebih baik
5. Memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis
6. Menjumpai sahabat sejati dalam setiap kondisi
7. Menyalurkan cinta dan kasih sayang
8. Mendapatkan surga dunia
9. Memperbanyak peran; istri atau suami, ibu atau bapak dan menantu
10. Menghalau sepi
11. Berbagi
12. Menyempurnakan separuh agama
13. Obat rindu
14. Menyatukan sayap untuk terbang bersama ke surga
15. Belajar menjadi orang tua yang bertanggung jawab
16. Memperbanyak keturunan
17. Bahagia dunia dan akhirat
18. Tidak mati dalam keadaan membujang
19. Mendapatkan pelindung dan melindungi
20. Menambah saudara
21. Membahagiakan orang tua dan keluarga
22. Menjaga diri dari dosa dan maksiat
23. Mendapatkan rasa aman dari fitnah
24. Membumi hanguskan galau
25. Ada sosok yang mengingatkan saat lalai
26. Memperluas dan memperbanyak peluang mendapatkan pahala dari hal kecil hingga besar
27. Menggapai ridha Allah Ta’alaa melalui ridha orang tua dan pasangan hidup
28. Melengkapi kekosongan hati
29. Mendapatkan kesehatan
30. Menggapai bahagia
31. Mendapatkan karunia kaya secara materi dan psikis
2. Meneladani Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam
3. Mengolah rasa
4. Membentuk pola pikir yang lebih baik
5. Memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis
6. Menjumpai sahabat sejati dalam setiap kondisi
7. Menyalurkan cinta dan kasih sayang
8. Mendapatkan surga dunia
9. Memperbanyak peran; istri atau suami, ibu atau bapak dan menantu
10. Menghalau sepi
11. Berbagi
12. Menyempurnakan separuh agama
13. Obat rindu
14. Menyatukan sayap untuk terbang bersama ke surga
15. Belajar menjadi orang tua yang bertanggung jawab
16. Memperbanyak keturunan
17. Bahagia dunia dan akhirat
18. Tidak mati dalam keadaan membujang
19. Mendapatkan pelindung dan melindungi
20. Menambah saudara
21. Membahagiakan orang tua dan keluarga
22. Menjaga diri dari dosa dan maksiat
23. Mendapatkan rasa aman dari fitnah
24. Membumi hanguskan galau
25. Ada sosok yang mengingatkan saat lalai
26. Memperluas dan memperbanyak peluang mendapatkan pahala dari hal kecil hingga besar
27. Menggapai ridha Allah Ta’alaa melalui ridha orang tua dan pasangan hidup
28. Melengkapi kekosongan hati
29. Mendapatkan kesehatan
30. Menggapai bahagia
31. Mendapatkan karunia kaya secara materi dan psikis
Kira-kira, poin ke berapakah yang sudah dirasakan oleh sahabat Keluarga Cinta? Semoga niat besarnya tetap dalam rangka beribadah kepada Allah Swt melalui menjalankan sunnah Rasulullah Saw yang mulia ini. [Pirman]
Siapa perosak sebenar MAS?
2014 pasti tercatat dalam sejarah sebagai tahun paling tragis bagi Malaysia apabila tiga kemalangan berlaku membabitkan pesawat terbang negara, iaitu dua pesawat milik Sistem Penerbangan Malaysia atau MAS, dan satu pesawat milik AirAsia.
Pertama, penerbangan MAS MH370 yang hilang dalam suasana penuh misteri pada Mac 2014 tanpa kesan sehingga kini, dipercayai terhempas di Lautan Hindi. Pesawat MH370 berlepas dari Kuala Lumpur ke Beijing membawa 239 penumpang dan anak kapal, majoriti dalam kalangan mereka, iaitu 152 warga Republik Rakyat China.
Kemalangan kedua membabitkan satu lagi pesawat MAS, iaitu MH17, yang menjadi mangsa peperangan di Ukraine, terhempas ditembak jatuh pada Julai 2014 dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Tragedi MH17 meragut 298 nyawa, 240 daripada mereka warga Eropah, Australia dan New Zealand.
Pesawat AirAsia QZ8501 pula terhempas di Laut Jawa dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada Disember 2014, membabitkan 162 jiwa, 155 daripada mereka warga Indonesia.
Masa depan MAS terancam
Ketiga-tiga tragedi meragut hampir 700 nyawa, majoritinya warga beberapa negara asing; justeru menarik perhatian masyarakat antarabangsa, juga membuktikan betapa globalnya sifat bisnes hari ini.
Ketiga-tiga peristiwa pasti mencabar masa depan syarikat terbabit. Impak terhadap AirAsia memerlukan masa sebelum dapat diperincikan kesannya. Bagi MAS pula, jelas sekali kedua-dua tragedi terkesan mengancam survival masa depannya.
Tambahan pula sebelum tragedi berlaku, prestasi MAS terjejas kos operasi tinggi akibat kenaikan harga minyak bahan bakar (sebelum merudum di akhir 2014). Lagipun, tuju arah MAS sejak beberapa tahun tidak menentu. Tragedi 2014 hanya menambah tenatkan kesengsaraan MAS.
Kedudukan MAS sebelum ini membangkitkan kontroversi apabila kerajaan Malaysia menerusi Khazanah bertindak memiliknegarakan semula MAS. Kontroversi semakin bertambah setelah tragedi 2014, apabila Khazanah mengumumkan 12 langkah pemulihan. Antara strategi pemulihan ialah menyuntik RM6 bilion, menubuhkan syarikat MAS Baharu, dan membatalkan penyenaraian MAS di Bursa Malaysia. Paling kontroversi ialah rancangan memberhentikan 30 peratus atau 6,000 pekerja MAS, di samping melantik seorang warga asing sebagai CEO.
Cadangan MAS melantik Christoph R Mueller, warga Jerman, sebagai CEO MAS Baharu mendapat reaksi paling negatif, terutama dalam kalangan rakyat Melayu. Mereka mempersoalkan dan tidak dapat menerima pelantikan beliau atas alasan ia menjejas maruah bangsa, kerana membayangkan solah-olah tidak ada anak Melayu yang layak atau berupaya memikul tugas CEO MAS, bagaimana berat dan mencabar sekalipun.
Saya pernah ditanya pendirian DPIM mengenai isu pelantikan CEO warga asing di satu seminar bersama usahawan dan ahli bisnes Melayu anjuran DPIM Perak di Ipoh pada 9 Disember 2014. Saya tegaskan rakyat Malaysia harus meyakini kebijaksanaan pemilik dan peneraju MAS, iaitu Khazanah Malaysia dan menghormati
keputusan Khazanah yang diberi kuasa melantik CEO MAS baharu dan bertanggungjawab terhadap kelangsungan dan kejayaan depan syarikat terbabit.
Warga Malaysia perlu yakin Khazanah profesional dalam menilai kebolehan, pengalaman dan kewibawaan C R Mueller menyempurnakan tugas berat lagi kompleks memulihkan MAS di waktu paling mencabar membabitkan perhatian seluruh masyarakat global. Saya tonjolkan contoh syarikat Nissan, Jepun, yang melantik warga Brazil keturunan Lebanon, Carlos Ghosn, sekalipun Jepun merupakan antara negara paling cemerlang dalam bisnes dan industri global. Saya juga tegaskan prinsip dan pendirian Islam berkaitan menyerahkan sesuatu amanah, (termasuk amanah CEO); iaitu mestilah kepada orang yang ahli dan bukan hanya mengikut sentimen dan emosi. Jika tidak dipilih yang ahli kita diperingatkan menantikan sahaja kehancuran usaha!
Siapa perosak sebenar MAS?
Pada saya, dalam mencari jalan keluar dan membina semula kekuatan masa depan MAS, wajar sekali bangsa Melayu beri perhatian kepada seruan Tan Sri Abdul Aziz Abdul Rahman (mantan CEO MAS di satu tahap cemerlangnya di masa lampau) yang disiarkan akhbar Sinar Harian pada 22 Disember 2014. Tan Sri Abdul Aziz menyarankan supaya kita “Cari siapa perosak MAS” yang antara lainnya beliau katakan menyebabkan MAS “berhutang RM12 bilion”, selain menghadapi kemungkinan bankrap setelah mencatat kerugian “hampir RM7 juta setiap hari!”
Saya pasti kecemerlangan MAS terbantut dan keupayaan bisnes serta pencapaian korporatnya terencat apabila Kerajaan Malaysia menswastakan MAS, menjual saham utama menjadikannya milik individu pada 1994. Kemerosotan prestasi MAS bermula apabila penswastaan mematahkan semangat juang tinggi warga kerjanya yang dipupuk sewaktu MAS sebuah syarikat milik GLC atau milik kerajaan. Sebelum diswastakan, pasukan warga kerja MAS berkhidmat berdasarkan semangat menjadikan MAS “salah satu syarikat penerbangan terbesar dan termasyhur di dunia” seperti diamanahkan oleh Perdana Menteri kedua, Tun Abdul Razak Hussein waktu MAS ditubuhkan.
Bukan tujuan saya menyalahkan individu pemilik dan peneraju MAS terbabit dalam skim penswastaan. Yang saya persoalkan ialah kebijaksanaan keputusan kerajaan menswastakan MAS, iaitu satu tindakan yang jelas bertentangan aspirasi DEB warisan hebat Tun Abdul Razak.
Konflik nilai budaya
Pengalaman 28 tahun selaku CEO membangun GLC (Johor Corporation) meyakinkan saya bahawa “nilai-budaya korporat” yang menjadi teras kejayaan korporat GLC boleh terjejas dan bercanggah dengan gaya pengurusan syarikat milik individu apabila diswastakan. Percanggahan nilai-budaya inilah punca utama kerosakan dan kemerosotan MAS setelah diswastakan secara mendadak.
Sebagai bukti, saya huraikan pandangan seorang pengarah eksekutif MAS yang saya kenali. Beliau menyatakan kerosakan mula berlaku apabila suasana pengurusan dalaman MAS berubah sama sekali ketika MAS diswastakan. Menurut beliau, sebelum penswastaan semua pekerja MAS bekerja atas prinsip berjuang untuk kepentingan besar bangsa dan negara. Setelah diswastakan, semua terpaksa ubah sikap, kali ini bekerja untuk kepentingan individu pemilik saham utama.
Tidak hairan jika semangat berjuang untuk kepentingan negara luput dan langsung terhakis akhirnya. Tambah beliau lagi: Sebelum diswastakan, pengurusan atasan MAS cepat dan mudah mencapai persepakatan membuat keputusan strategik, menerusi kaedah syura (consensus building), kerap setelah diadakan perbincangan mendalam. Sebagai entiti GLC “milik bersama” memudahkan kumpulan pengurusan MAS membina kepercayaan antara satu sama lain. Dalam banyak hal, pasukan pengurusan mudah sepakat dan komited membuat keputusan mengikut kebijaksanaan masing-masing; juga berani memikul bersama risiko tanggungjawab berpasukan.
Sebaliknya, setelah diswastakan, hampir semua keputusan perlu mendapat kata pemutus CEO pemilik syarikat. Hak dan kuasa peribadi CEO mendominasi segala pertimbangan pengurusan, menyebabkan eksekutif kanan keberatan mempersoalkan keputusan CEO, sekali pun bertentangan kepentingan bisnes MAS. Iklim pengurusan baharu ini langsung mematikan syura dan amalan consensus building. Tanpa “check and balance” percanggahan kepentingan mudah dibiarkan berpanjangan.
Keperluan jangka panjang syarikat juga mudah dikompromikan, setelah kepentingan jangka pendek CEO pemilik saham lebih cenderung diutamakan. Juga, apabila kuasa CEO pemilik syarikat menjadi absolute, jika ada konflik etika atau pelanggaran undang-undang kemungkinan besar ditoleransi tanpa soal oleh pengurusan dan eksekutif kerana semua hanya pekerja yang digaji.
Seperti disaksikan, situasi MAS bertambah kompleks apabila penswastaan dibiayai pinjaman bank. Akhirnya, syarikat MAS, GLC pemiliknya, juga kerajaan, terheret ke mahkamah, langsung merosakkan jenama MAS dan imej dan nama baik semua. Lebih buruk, fokus kepimpinan dan pengurusan MAS tidak lagi terhadap menambah kecemerlangan prestasi MAS sebagai bisnes dan organisasi korporat.
Semua ini melemahkan daya saingnya di pasaran yang semakin mengancam.
Kesimpulannya, tragedi terhempasnya pesawat bukan faktor utama mengancam masa depan MAS. Kemalangan MAS yang berlaku hanya seumpama tangga yang menimpa orang yang telah terjatuh.
Sesungguhnya, MAS sebenarnya telah terlebih dahulu dirosakkan penswastaan, iaitu satu kesilapan besar pemimpin politik Melayu dalam menggunakan kuasa politik di tangan.
Paling memudaratkan ialah kesan dan impak daripada keghairahan Melayu menciplak bisnes dan korporat ikut acuan kapitalis Barat nafsu-nafsi. Nilai budaya individualistik lagi rakus faktor paling mengancam masa depan ekonomi dan politik Melayu, kerana ia membuatkan Melayu sanggup mengenepikan strategi DEB memusnahkan GLC benteng utama memperkasa ekonomi Melayu.
Pertama, penerbangan MAS MH370 yang hilang dalam suasana penuh misteri pada Mac 2014 tanpa kesan sehingga kini, dipercayai terhempas di Lautan Hindi. Pesawat MH370 berlepas dari Kuala Lumpur ke Beijing membawa 239 penumpang dan anak kapal, majoriti dalam kalangan mereka, iaitu 152 warga Republik Rakyat China.
Kemalangan kedua membabitkan satu lagi pesawat MAS, iaitu MH17, yang menjadi mangsa peperangan di Ukraine, terhempas ditembak jatuh pada Julai 2014 dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Tragedi MH17 meragut 298 nyawa, 240 daripada mereka warga Eropah, Australia dan New Zealand.
Pesawat AirAsia QZ8501 pula terhempas di Laut Jawa dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada Disember 2014, membabitkan 162 jiwa, 155 daripada mereka warga Indonesia.
Masa depan MAS terancam
Ketiga-tiga tragedi meragut hampir 700 nyawa, majoritinya warga beberapa negara asing; justeru menarik perhatian masyarakat antarabangsa, juga membuktikan betapa globalnya sifat bisnes hari ini.
Ketiga-tiga peristiwa pasti mencabar masa depan syarikat terbabit. Impak terhadap AirAsia memerlukan masa sebelum dapat diperincikan kesannya. Bagi MAS pula, jelas sekali kedua-dua tragedi terkesan mengancam survival masa depannya.
Tambahan pula sebelum tragedi berlaku, prestasi MAS terjejas kos operasi tinggi akibat kenaikan harga minyak bahan bakar (sebelum merudum di akhir 2014). Lagipun, tuju arah MAS sejak beberapa tahun tidak menentu. Tragedi 2014 hanya menambah tenatkan kesengsaraan MAS.
Kedudukan MAS sebelum ini membangkitkan kontroversi apabila kerajaan Malaysia menerusi Khazanah bertindak memiliknegarakan semula MAS. Kontroversi semakin bertambah setelah tragedi 2014, apabila Khazanah mengumumkan 12 langkah pemulihan. Antara strategi pemulihan ialah menyuntik RM6 bilion, menubuhkan syarikat MAS Baharu, dan membatalkan penyenaraian MAS di Bursa Malaysia. Paling kontroversi ialah rancangan memberhentikan 30 peratus atau 6,000 pekerja MAS, di samping melantik seorang warga asing sebagai CEO.
Cadangan MAS melantik Christoph R Mueller, warga Jerman, sebagai CEO MAS Baharu mendapat reaksi paling negatif, terutama dalam kalangan rakyat Melayu. Mereka mempersoalkan dan tidak dapat menerima pelantikan beliau atas alasan ia menjejas maruah bangsa, kerana membayangkan solah-olah tidak ada anak Melayu yang layak atau berupaya memikul tugas CEO MAS, bagaimana berat dan mencabar sekalipun.
Saya pernah ditanya pendirian DPIM mengenai isu pelantikan CEO warga asing di satu seminar bersama usahawan dan ahli bisnes Melayu anjuran DPIM Perak di Ipoh pada 9 Disember 2014. Saya tegaskan rakyat Malaysia harus meyakini kebijaksanaan pemilik dan peneraju MAS, iaitu Khazanah Malaysia dan menghormati
Sebulan jadi hamba seks
Kolkata: Tiga lagi lelaki tempatan ditahan berhubung kes pelancong Jepun berusia 22 tahun yang dijadikan hamba seks selama hampir sebulan berhampiran lokasi dianggap suci di India.
Sebelum ini, dua beradik yang juga pemandu pelancong ditangkap kelmarin selepas mangsa berjaya melepaskan diri dan mendapat bantuan pelancong Jepun lain yang membawanya ke Konsulat negara itu di Kolkata.
Tragedi menimpa mangsa bermula di Kolkata selepas dia berkenalan dengan tiga lelaki tempatan - termasuk seorang yang boleh berbahasa Jepun - 20 November lalu setibanya dia di bandar itu.
Mereka berjaya memujuk mangsa yang juga pelajar untuk mengeluarkan wang berjumlahj 76,000 rupi (RM4,200) daripada mangsa sebelum membawanya ke Bodh Gaya, lokasi suci bagi penganut Buddha di Bihar, 492 kilometer dari Kolkata.
Di Bihar mangsa diserahkan kepada dua beradik yang mengurungnya di dalam bilik bawah tanah dan merogolnya berulang kali selama tiga minggu.
Dua beradik terbabit dihadapkan ke mahkamah lewat kelmarin dan ditahan reman sehingga kawad cam yang dijadualkan pada 9 Januari ini.
Jurucakap polis Kolkata, Komisioner Pallab Kanti Ghosh berkata, tiga suspek terbaru itu ditahan kerana memeras wang daripada mangsa serta menyerahkannya kepada dua beradik terbabit.
Konsul Besar Jepun di Kolkata, Kazumi Endo berkata, pihaknya membantu wanita berkenaan membuat laporan polis sebaik dimaklumkan mengenai kejadian berkenaan.
Menteri Pelancongan Mahesh Sharma menganggap kejadian itu memberi kesan lebih teruk terhadap imej India.
“Sekarang pun kami hanya memperoleh 69 juta pelancong setahun.
“Kejadian jadi ini memang sesuatu yang membimbangkan.
“Kami perlu menjaga keselamatan pelancong yang datang ke sini,” katanya.
Kakak dua beradik yang ditahan, Samina Khatoon, menafikan adiknya terbabit dan mendesak siasatan menyeluruh dilakukan.
Warga Malaysia perlu yakin Khazanah profesional dalam menilai kebolehan, pengalaman dan kewibawaan C R Mueller menyempurnakan tugas berat lagi kompleks memulihkan MAS di waktu paling mencabar membabitkan perhatian seluruh masyarakat global. Saya tonjolkan contoh syarikat Nissan, Jepun, yang melantik warga Brazil keturunan Lebanon, Carlos Ghosn, sekalipun Jepun merupakan antara negara paling cemerlang dalam bisnes dan industri global. Saya juga tegaskan prinsip dan pendirian Islam berkaitan menyerahkan sesuatu amanah, (termasuk amanah CEO); iaitu mestilah kepada orang yang ahli dan bukan hanya mengikut sentimen dan emosi. Jika tidak dipilih yang ahli kita diperingatkan menantikan sahaja kehancuran usaha!
Siapa perosak sebenar MAS?
Pada saya, dalam mencari jalan keluar dan membina semula kekuatan masa depan MAS, wajar sekali bangsa Melayu beri perhatian kepada seruan Tan Sri Abdul Aziz Abdul Rahman (mantan CEO MAS di satu tahap cemerlangnya di masa lampau) yang disiarkan akhbar Sinar Harian pada 22 Disember 2014. Tan Sri Abdul Aziz menyarankan supaya kita “Cari siapa perosak MAS” yang antara lainnya beliau katakan menyebabkan MAS “berhutang RM12 bilion”, selain menghadapi kemungkinan bankrap setelah mencatat kerugian “hampir RM7 juta setiap hari!”
Saya pasti kecemerlangan MAS terbantut dan keupayaan bisnes serta pencapaian korporatnya terencat apabila Kerajaan Malaysia menswastakan MAS, menjual saham utama menjadikannya milik individu pada 1994. Kemerosotan prestasi MAS bermula apabila penswastaan mematahkan semangat juang tinggi warga kerjanya yang dipupuk sewaktu MAS sebuah syarikat milik GLC atau milik kerajaan. Sebelum diswastakan, pasukan warga kerja MAS berkhidmat berdasarkan semangat menjadikan MAS “salah satu syarikat penerbangan terbesar dan termasyhur di dunia” seperti diamanahkan oleh Perdana Menteri kedua, Tun Abdul Razak Hussein waktu MAS ditubuhkan.
Bukan tujuan saya menyalahkan individu pemilik dan peneraju MAS terbabit dalam skim penswastaan. Yang saya persoalkan ialah kebijaksanaan keputusan kerajaan menswastakan MAS, iaitu satu tindakan yang jelas bertentangan aspirasi DEB warisan hebat Tun Abdul Razak.
Konflik nilai budaya
Pengalaman 28 tahun selaku CEO membangun GLC (Johor Corporation) meyakinkan saya bahawa “nilai-budaya korporat” yang menjadi teras kejayaan korporat GLC boleh terjejas dan bercanggah dengan gaya pengurusan syarikat milik individu apabila diswastakan. Percanggahan nilai-budaya inilah punca utama kerosakan dan kemerosotan MAS setelah diswastakan secara mendadak.
Sebagai bukti, saya huraikan pandangan seorang pengarah eksekutif MAS yang saya kenali. Beliau menyatakan kerosakan mula berlaku apabila suasana pengurusan dalaman MAS berubah sama sekali ketika MAS diswastakan. Menurut beliau, sebelum penswastaan semua pekerja MAS bekerja atas prinsip berjuang untuk kepentingan besar bangsa dan negara. Setelah diswastakan, semua terpaksa ubah sikap, kali ini bekerja untuk kepentingan individu pemilik saham utama.
Tidak hairan jika semangat berjuang untuk kepentingan negara luput dan langsung terhakis akhirnya. Tambah beliau lagi: Sebelum diswastakan, pengurusan atasan MAS cepat dan mudah mencapai persepakatan membuat keputusan strategik, menerusi kaedah syura (consensus building), kerap setelah diadakan perbincangan mendalam. Sebagai entiti GLC “milik bersama” memudahkan kumpulan pengurusan MAS membina kepercayaan antara satu sama lain. Dalam banyak hal, pasukan pengurusan mudah sepakat dan komited membuat keputusan mengikut kebijaksanaan masing-masing; juga berani memikul bersama risiko tanggungjawab berpasukan.
Sebaliknya, setelah diswastakan, hampir semua keputusan perlu mendapat kata pemutus CEO pemilik syarikat. Hak dan kuasa peribadi CEO mendominasi segala pertimbangan pengurusan, menyebabkan eksekutif kanan keberatan mempersoalkan keputusan CEO, sekali pun bertentangan kepentingan bisnes MAS. Iklim pengurusan baharu ini langsung mematikan syura dan amalan consensus building. Tanpa “check and balance” percanggahan kepentingan mudah dibiarkan berpanjangan.
Keperluan jangka panjang syarikat juga mudah dikompromikan, setelah kepentingan jangka pendek CEO pemilik saham lebih cenderung diutamakan. Juga, apabila kuasa CEO pemilik syarikat menjadi absolute, jika ada konflik etika atau pelanggaran undang-undang kemungkinan besar ditoleransi tanpa soal oleh pengurusan dan eksekutif kerana semua hanya pekerja yang digaji.
Seperti disaksikan, situasi MAS bertambah kompleks apabila penswastaan dibiayai pinjaman bank. Akhirnya, syarikat MAS, GLC pemiliknya, juga kerajaan, terheret ke mahkamah, langsung merosakkan jenama MAS dan imej dan nama baik semua. Lebih buruk, fokus kepimpinan dan pengurusan MAS tidak lagi terhadap menambah kecemerlangan prestasi MAS sebagai bisnes dan organisasi korporat.
Semua ini melemahkan daya saingnya di pasaran yang semakin mengancam.
Kesimpulannya, tragedi terhempasnya pesawat bukan faktor utama mengancam masa depan MAS. Kemalangan MAS yang berlaku hanya seumpama tangga yang menimpa orang yang telah terjatuh.
Sesungguhnya, MAS sebenarnya telah terlebih dahulu dirosakkan penswastaan, iaitu satu kesilapan besar pemimpin politik Melayu dalam menggunakan kuasa politik di tangan.
Paling memudaratkan ialah kesan dan impak daripada keghairahan Melayu menciplak bisnes dan korporat ikut acuan kapitalis Barat nafsu-nafsi. Nilai budaya individualistik lagi rakus faktor paling mengancam masa depan ekonomi dan politik Melayu, kerana ia membuatkan Melayu sanggup mengenepikan strategi DEB memusnahkan GLC benteng utama memperkasa ekonomi Melayu.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan