Sombong Adalah Selendang ALLAH
Posted: 06/02/2010 in RenunganTags: Kesombongan, Neraka, Sombong, Takabur, Tercela
Tidak ada orang yang suka pada orang yang bersifat dan bersikap sombong. Sombong adalah salah satu sifat yang sangat dibenci oleh ALLAH. Sombong adalah perasaan menganggap diri lebih (lebih baik, lebih istimewa, lebih cerdas, lebih kaya, lebih tampan, lebih cantik, dsb.) atas orang lain, dan memandang orang lain lebih rendah dan lebih hina.
Dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 18 dan 19, ALLAH SWT berfirman,
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.Dari dua ayat di atas kita bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa sikap dan sifat sombong, angkuh dan suka membanggakan diri sangat tidak disukai oleh ALLAH SWT. Tetapi ALLAH sangat menyukai sifat rendah hati dan sederhana. Ada banyak lagi ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang mencela sikap sombong di antaranya:
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. (QS. Al-A’raaf [7]: 146)
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. (QS. An-Nahl [16]: 23)
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (QS. Al-Mu’min [40]: 60)Rasulullah saw., pun mencela sikap sombong. Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
Tidak akan masuk surga orang yang hatinya terdapat seberat biji sawi dari sikap sombong. (HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)Di hadits yang lain Rasulullah saw. bersabda,
ALLAH SWT berfirman, sifat sombong itu selendang-KU, dan keagungan itu pakaian-KU. Barangsiapa yang menentang-KU dari keduanya, maka AKU masukkan ia ke neraka Jahannam. (HR. Muslim, Abu Dawud dan Ahmad)Sementara itu Amr bin Syu’aib meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,
Orang-orang yang sombong besok di hari kiamat akan dikumpulkan seperti semut-semut kecil dalam bentuk manusia, mereka datang dengan hina dari berbagai tempat, mereka diberi minum dari keringat penduduk neraka yang berupa nanah dan darah penduduk neraka. (HR. Ahmad danAt-Tirmidzi: 2492)Abi Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
Saya diperlihatkan 3 (tiga) golongan pertama yang masuk surga dan 3 (tiga) golongan pertama yang masuk neraka. Adapun tiga golongan pertama yang masuk surga adalah orang yang mati syahid, budak yang dimiliki tuannya akan tetapi ia melaksanakan ibadah kepada ALLAH SWT dengan sebaik-baiknya dan memberikan nasihat kepada tuannya, dan orang yang menjauhkan dirinya dari hal-hal yang haram dan meminta-minta orang lain, padahal ia mempunyai tanggungan keluarga. Sedangkan tiga golongan pertama yang masuk neraka adalah pemimpin yang sewenang-wenang dan orang mempunyai harta banyak, akan tetapi ia tidak memberikannya kepada orang lain yang berhak menerimanya dan orang fakir yang sombong. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Ath-Thayalisy, dan Al-Hakim)Manusia sesungguhnya adalah makhluk yang dhaif (lemah) karena itu tidak berhak untuk menyombongkan diri dengan apapun yang dimilikinya. Sesungguhnya semua yang dimiliki oleh manusia hanyalah titipan, hakikatnya semua adalah milik ALLAH. Dan semua itu akan kembali kepada-NYA.
Sungguh jelas ancaman ALLAH atas sifat dan sikap sombong ini seperti yang sudah dituliskan pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits di atas. Jika sudah sedemikian jelas ancaman untuk kesombongan, apakah kita masih berani untuk sombong??
Mari kita tanggalkan pakaian kesombongan, takutlah akan ancaman ALLAH SWT. Mari kita beristighfar, memohon ampun atas kesombongan-kesombongan yang mungkin pernah kita lakukan, baik secara terang-terangan maupun secara tersembunyi. Mari kita pakai pakaian rendah hati untuk menggantikan pakaian kesombongan yang pernah atau masih kita kenakan. Semoga ALLAH SWT mengampuni dosa-dosa yang telah kita lakukan.. amin yaa Rabb..
9 Bahaya Sifat Sombong
Manusia
dilarang dan diharamkan dari bersifat dengan sifat sombong. Larangan
ini disebabkan manusia tidak layak bersifat dengan sifat ini kerana
manusia merupakan makhluk yang dicipta oleh Allah swt dengan kemampuan
yang sangat terbatas. Sifat sombong sangat merbahaya kerana ia
menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan manusia.
Antara bahaya sifat sombong ialah;
1. Orang yang sombong mendapat kemurkaan dari Allah swt.
Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman;
الكبرياءُ ردائي والعِزَّةُ إزاري فمن نازعنى واحدا منهما قذفته فى النار
Maksudnya;Sombong
itu selendang aku dan kemulian itu pakaianku, sesiapa yang mengambil
salah satunya daripadanya Aku campakkan ke dalam api neraka.
إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Maksudnya; sesungguhnya Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takabbur lagi membangga diri
2. Orang yang sombong akan ditutup pintu hidayah daripada Allah swt.
Firman Allah swt;
خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Maksudnya; Allah menutup hati-hati mereka, pendengaran mereka dan penglihatan mereka, bagi mereka azab yang sangat besar.
كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ
Maksudnya;Demikianah Allah mengunci mati pintu hati orang yang sombong dan sewenang-wenang
3. Orang yang sombong mengabaikan perintah Allah subhanahu wata’ala.
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا
Maksudnya;Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (kerana sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
4. Orang yang Sombong menjadi penghuni neraka.
Sabda Rasulullah saw;
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرٍ
Maksudnya;Tidak akan masuk surga siapa saja yang di dalam hatinya terdapat sedikit kesombongan)
5. Kesombongan membawa kepada kehinaan di dunia dan di akhirat.
إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Maksudnya;Sesungguhnya
orang-orang yang sombong takabbur daripada beribadat dan berdoa
kepada-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.
Dalam
kehidupan kita didunia, sifat sombong membawa bermacam-macam masalah
samada dalam diri seseorang, masyarakat, organisasi, dan negara.
Seseorang
akan menjadi masalah kepada orang lain apabila tidak boleh berkerja
sama kerana sombong. Keluarga tidak bahagia apabila sebahagian ahli
keluarga bersikap sombong mementingkan diri sendiri.
Masyarakat
tidak harmoni apabila ada anggota masyarakat bersifat sombong dan
takabbur menyebabkan masyarakat berpecah belah. Negara menjadi tidak
makmur apabila pemimpin sombong mementingkan diri sendiri dan tidak
perihatin kepada rakyat, dunia akan menjadi huru hara apabila para
pemimpin sombong tidak menghormati negara lain.
Sebalik
semua akan merasa bahagia dan tenang apabila manusia saling hormat
menghormati, merendah diri dan tidak menunjuk-nunjuk dan itulah inti
pati akhlak yang dianjurkan oleh Islam.
TANDA, SEBAB DAN KESAN SOMBONG
Sifat kibir atau sombong atau angkuh atau ego bermakna membesarkan diri kerana hati merasakan diri mempunyai kelebihan, keistimewaan dan kehebatan. Ia merupakan sifat batin (mazmumah) yang paling keji. Bahkan ia adalah sifat batin yang sangat jahat.
Dosa dan kesalahan pertama yang dilakukan oleh makhluk Allah terhadap Allah ialah sifat sombong. Iblis enggan sujud kepada Nabi Adam a.s. sewaktu Allah memerintahkannya. Dia membesarkan diri lantaran merasakan dirinya lebih utama dan lebih mulia daripada Nabi Adam a.s. Kejadiannya daripada api sedangkan Nabi Adam a.s. daripada tanah. Itu saja penyebab yang dia rasa dirinya lebih hebat dan istimewa.
Peristiwa kesombongan iblis ini Allah ceritakan dalam Al Quran, firman-Nya: “Dan (ingatlah) ketika Kami memerintahkan kepada malaikat: ‘Sujudlah kepada Ada.’ Dia (Iblis) enggan dan membesarkan dirinya. Maka sesungguhnya dia adalah dari golongan musyrik.” (Al Baqarah: 34)
Di sini Allah menceritakan bagaimana keengganan iblis untuk tunduk dan taat dengan arahan Allah. Bahkan ia membesarkan diri kerana merasa dirinya lebih hebat dan mulia daripada Nabi Adam a.s. Maka dia menjadi kafir dan menerima kutukan Allah dunia Akhirat. Allah keluarkan dia dari Syurga yang penuh nikmat dan menukar wajahnya menjadi seburuk-buruk rupa. Di sinilah bermula dendamnya kepada Nabi Adam a.s. dan anak cucu cicitnya yang tidak pernah padam sesaat pun. Jelas, daripada penyakit sombong ini akan lahirlah penyakitpenyakit batin yang lain seperti pemarah, pendendam dan hasad dengki.
Dari sini lahirlah buahnya di dalam tindakan lahir seperti kasar, keras, mengangkat-angkat diri, mengumpat dan menghina orang, menganiaya, penindasan, diskriminasi, penzaliman dan pembunuhan. Sebab itu sombong sangat dimurkai Allah SWT. Kesan daripada sifat sombong ini tercetus kerosakan dalam kehidupan masyarakat seperti hilang kasih sayang, pecah per-paduan, saling berdendam, hina-menghina, kata-mengata dan jatuh-menjatuhkan serta berbunuh-bunuhan. Itulah kemuncaknya. Sebab itu sifat sombong ini mesti dikikisbuangkan.
Sifat sombong ini hanya layak bagi Allah. Ia pakaian Tuhan maka makhluk tidak berhak memakainya. Allah SWT berfirman dalam Hadis Qudsi: “Sombong itu selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Barangsiapa merampas salah satu darinya, Aku lemparkan dia ke Neraka Jahannam.” (Riwayat Abu Daud)
Di antara ayat Quran yang sangat melarang kita memakai sifat kibir ini ialah: “Sesungguhnya orang-orang yang meyombongkan diri daripada menyembah-Ku, akan masuk ke Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al Mukmin: 60) “Janganlah kamu berjalan dengan menyombomgkan diri kerana sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan ketinggianmu tidak akan melepasi gunung.” (Al Israk: 37) “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang sombong.” (An Nahl: 23)
Sedangkan sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang lain yang sebanyak 99 (Asmaul Husna) itu tidak salah untuk hamba-hamba-Nya memilikinya. Misalnya sifat Rahman, Rahim, Kaya, Kasih Sayang, Pemurah, Pemaaf, Alim dan lain-lain lagi. Ini dibenarkan bahkan diperintahkan supaya kita memilikinya. Oleh kerana sifat sombong ini menjadi punca tercetusnya penyakit-penyakit batin (mazmumah) yang lain sehingga melahirkan kejahatan-kejahatan lahiriah yang banyak di tengah kehidupan masyarakat, maka sombong ini sangat dikeji dan dimurkai Allah. Rasulullah SAW juga ada mengingatkan dalam Hadis baginda tentang bahayanya sifat sombong. “Tidak akan masuk Syurga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.” (Riwayat Muslim)
Tidak akan masuk Syurga, ertinya ke Nerakalah jawabnya. Dengan membawa sikap sombong, di dunia lagi orang tidak suka dan tidak ada kedamaian jiwa. Di Akhirat terjun ke Neraka. Sebab itu sombong ini mesti dicabut sampai ke akar umbinya hingga tidak ada walaupun sebesar zarah, barulah kita selamat. Walhal mengikut kata Imam Al Ghazali, sifat sombong ini hampir-hampir mustahil dapat dibuang. Oleh itu kita mesti mengenal pasti lebih dahulu tanda-tanda penyakit ini dan sebab atau punca-punca penyakit supaya mudah mengubati atau mengikisnya.
TANDA-TANDA SIFAT SOMBONG
Langkah-langkah untuk mengenal pasti adanya penyakit ini ialah melalui pergaulan sesama manusia. Melalui pergaulan, akan dapat dikesan sifat sombong sama ada sombong yang keterlaluan, sederhana atau ringan.
Apakah tanda-tanda seseorang itu memiliki sifat sombong? Di antaranya:
1. Payah menerima pandangan orang lain sekalipun hatinya merasakan pandangan orang itu lebih baik daripadanya. Apatah lagi kalau pandangan itu datang daripada orang yang lebih rendah daripadanya sama ada rendah umur, pangkat atau lain-lain lagi.
2. Mudah marah atau emosional. Bila berlaku perbincangan dua hala, cepat tersinggung atau cepat naik darah kalau ada orang tersilap atau tersalah.
3. Memilih-milih kawan. Suka berkawan hanya dengan orang yang satu ‘level’ atau sama taraf dengannya. Manakala dengan orang bawahan atau lebih rendah kedudukannya, dia tidak suka bergaul atau bermesra, takut jatuh status atau darjat dirinya. Bahkan dengan orang yang sama level dengannya pun masih dipilih-pilih lagi. Yakni dia suka dengan orang yang mahu mendengar dan mentaati kata-katanya. Mereka inilah saja yang dia boleh bermesra, duduk sama atau semajlis dengannya.
4. Memandang hina pada golongan bawahan.
5. Dalam perbahasan atau perbincangan, selalunya dia suka meninggikan suara atau menguatkan suara lebih daripada yang diperlukan.
6. Dalam pergaulan dia suka kata-katanya didengari, diambil perhatian dan diikuti. Sebaliknya di pihaknya sendiri, susah untuk mendengar cakap atau nasihat orang lain serta tidak prihatin dengan cakap orang. Apatah lagi untuk mengikut cakap orang lain.
7. Dalam pergaulannya, dia saja yang memborong untuk bercakap dan tidak suka memberi peluang kepada orang lain bercakap. Kalau ada orang lain bercakap, dia suka memotong percakapan orang itu.
8. Kalau dia jadi pemimpin, dia memimpin dengan kasar dan keras terhadap pengikut-pengikutnya atau orang bawahannya. Ia membuat arahan tanpa timbang rasa dan tidak ada perikemanusiaan. Kalau dia menjadi pengikut, susah pula untuk taat dan patuh pada pemimpinnya.
9. Susah hendak memberi kemaafan kepada orang yang tersilap dengannya. Bahkan ditengking-tengking, diherdik, dikata-kata atau dihina-hina. Di belakangnya diumpat-umpat.
10. Kalau dia yang bersalah, susah dan berat hendak minta maaf. Rasa jatuh wibawa bila merendah diri meminta maaf. Bahkan dia tidak mengaku bersalah.
11. Dia suka dihormati. Tersinggung kalau tidak dihormati. Tetapi dia sendiri susah atau berat untuk menghormati orang lain.
12. Mudah berdendam dengan orang lain terutamanya bila orang itu tersilap.
13. Suka menzalimi orang sama ada secara kasar atau secara halus.
14. Kurang bermesra dengan orang kecuali terpaksa kerana perlukan orang itu atau kerana takutkan orang itu.
15. Suka memperkatakan keburukan orang seperti mengumpat, memfitnah serta membenci orang.
16. Kurang menghormati pemberian orang atau tidak menghargai pemberian orang lain.
17. Suka mengangkat-angkat diri atau menceritakan kelebihan diri.
18. Suka menghina dan menjatuhkan air muka orang di hadapan orang lain.
19. Kurang menghormati nikmat-nikmat Allah. Kalau ada makanan, berlaku pembaziran atau membuang makanan yang berlebihan. Kalau ada pakaian walaupun masih elok dipakai tetapi suka berganti dengan yang baru. Pakaian yang lama dibuang. Kalau ada duit lebih, suka beli barang yang tidak diperlukan. Semua itu lebih digemari daripada memberi nikmat yang berlebihan itu kepada orang lain.
20. Kalau berdiri, lebih suka bercekak pinggang (kerana membesarkan diri). Kalau bercakap, menepuk-nepuk meja dan suka mencemik. Kalau berjalan suka bergaya, menghentak-hentak kaki atau berjalan membusung dada.
21. Kurang memberi simpati atau kurang menolong orang lain melainkan ada tujuan-tujuan dunia atau kerana takut dengan orang itu.
22. Kurang minat menerima tetamu atau tidak suka jadi tetamu orang.
23. Tidak suka menyebut kelebihan-kelebihan orang lain kerana takut mencabar dirinya.
24. Kesalahan-kesalahan orang lain dibesar-besarkan sedangkan kesalahan sendiri didiamkan, disorokkan, buat-buat tidak tahu atau cuba mempertahankan diri supaya orang menganggap dia tidak bersalah.
25. Sangat tidak senang dengan kejayaan atau kebolehan orang lain.
26. Dia sangat tersinggung kalau ada orang memuji-muji atau menyebut kelebihan-kelebihan orang lain di hadapannya. Tetapi kalau dia dipuji, terserlah pada air mukanya rasa bangga dan senang hati.
Senarai tanda-tanda, riak-riak atau sikap-sikap di atas sudah cukup jelas untuk kita dapat mengenali sifat sombong ini. Bila sudah dikenal pasti ertinya memudahkan kita mengatasi atau mencabut sifat keji ini.
SEBAB-SEBAB SOMBONG
Sebelum mencabut sifat sombong yang keji ini perlu kita tahu kenapa sifat ini boleh berlaku. Ini juga merupakan faktor pem-bantu untuk memudahkan kita mengikis sifat ini. Macamlah jerawat yang ada di pipi. Kalau kita kenal tanda jerawat, kemudian tahu kenapa boleh timbul jerawat, barulah mudah untuk kita mengubat jerawat itu.
Faktor-faktor penyebab yang menjadikan seseorang itu memiliki sifat-sifat sombong, di antaranya ialah:
1. Memiliki kuasa, sama ada dia memiliki kuasa besar atau kecil. Kuasa besar itu seperti jadi raja, presiden, perdana menteri, gabenor dan lain-lain lagi. Kuasa kecil seperti jadi pegawai, D.O., penghulu, guru besar, guru-guru dan lain-lain lagi. Kuasa yang ada itu mendorongnya menjadi sombong.
2. Mempunyai ilmu pengetahuan sama ada pengetahuan tentang dunia atau pengetahuan tentang Akhirat. Sama ada pengetahuan di banyak bidang atau di satu bidang. Ini jadi pendorong seseorang itu menjadi sombong kerana dia rasa lebih pandai daripada orang lain.
3. Mempunyai harta kekayaan. Harta juga mendorong seseorang itu menjadi sombong.
4. Mempunyai kegagahan iaitu orang yang mempunyai kekuatan fizikal atau mempunyai kepandaian dalam mempertahankan diri seperti tinju, gusti, tae kwan do, silat dan lain-lain lagi. Ini juga mendorongnya menjadi sombong.
5. Keturunan. Ada orang jadi sombong kerana berketurunan bangsawan, berketurunan ulama dan lain-lain lagi, lantas merasa diri mulia serta memandang orang lain hina berbanding dengan dirinya.
6. Sebab-sebab yang lain seperti berwajah tampan dan cantik, disayangi oleh orang besar, disayangi suami, disayangi oleh ibu ayah dan lain-lain lagi. Ini juga pendorong menjadi sombong.
7. Bukan sebab-sebab yang di atas tadi, tapi mungkin dia orang miskin atau orang jahil atau orang hodoh atau orang cacat atau orang lemah sedangkan dia tetap sombong. Ini dikatakan bodoh sombong. Orang ini walaupun tidak ada sebab khusus untuk dia berlaku sombong tetapi oleh kerana benih sifat sombong yang semula jadi ada dalam diri itu tidak terdidik dan tidak cuba untuk dikikisbuangkan atau tidak dicabut, bahkan disuburkan, maka tetaplah dia dengan sikap sombongnya.
Golongan yang sombong di taraf ini bilamana tidak sedar atau tidak kenal dirinya yang sebenar, inilah yang jadi pendorong dia bersifat sombong. Kalau begitu ada golongan manusia yang sombongnya bersebab dan ada pula golongan manusia yang sombongnya tidak bersebab. Tetapi kebanyakan manusia itu sombongnya bersebab, seperti yang disebutkan di atas tadi. Bersebab atau tidak, sifat sombong tetap mesti dicabut dan dibuang. Jika tidak, ia akan memberi kesan yang buruk di tengah kehidupan masyarakat.
KESAN SIFAT SOMBONG
Di antara kesan sifat sombong ialah:
1. Orang benci kepadanya. Fitrah semula jadi manusia tidak suka kepada orang yang bersifat sombong ini. Hati yang benci-membenci tentulah tidak ada kasih sayang, akhirnya tidak wujud perpaduan. Ini bererti umat Islam tidak ada kekuatan. Risikonya, Islam menjadi lemah, lumpuh dan runtuh kerana tidak ada pautan hati antara satu sama lain. Ini sangat merugikan umat Islam dan Islam sendiri. Maknanya, apabila sifat sombong dimiliki bersama, semuanya bersalah dan berdosa sehingga menyebabkan tamadun roh dan tamadun material tidak dapat dibangunkan.
2. Mudah marah, di mana kebiasaannya kemarahan akan berakhir dengan perbalahan dan pergaduhan.
3. Bilamana wujud sifat sombong, lahirlah penyakit yang berikutnya iaitu mudah berdendam, hasad dengki dengan manusia, mudah hendak bertindak balas di atas kesilapan orang lain. Kadang-kadang belum tentu silapnya, dia telah gopoh-gapah bertindak. Mudah pula sakit hati terhadap kejayaan dan kebolehan orang lain sehingga berusaha se-daya upaya untuk merosakkan atau menjatuhkan orang itu. Akhirnya tentulah timbul permusuhan sesama manusia. Lebih besar dari itu, akan berakhir dengan peperangan dan pembunuhan bilamana berlaku tindak balas daripada orang lain atau golongan lain pula.
Kesombongan sangat membahayakan masyarakat manusia dan dunia seluruhnya. Lantaran ini Allah sangat murka dan Allah tempatkan mereka ini di Neraka bersama Firaun, Namrud, Hamman dan lain-lain orang yang zalim dan angkuh itu.
Memandangkan betapa merbahayanya penyakit ini maka usaha-usaha lahir mesti dibuat untuk membendungnya. Beberapa panduan dan kaedah diberi untuk mengikisbuang dan mengubatinya secepat mungkin secara serius supaya kita tidak terus mengidap penyakit yang mengerikan ini.
Di antara cara-caranya ialah:
1. Ada ilmu tentang sifat-sifat mazmumah.
Adanya ilmu ibarat ada cahaya yang mampu menyuluh sifat-sifat mazmumah di dalam diri itu termasuk sifat kibir atau sombong. Perlunya ilmu kerana ia merupakan sifat batiniah yang sesetengah orang payah mengesannya tetapi mudah pula dikesan oleh orang lain.
2. Bawa berfikir selalu tentang kejadian manusia.
Sedarkan hati kita bahawa soal kejadian manusia itu adalah sama. Yakni daripada tanah dan mati kembali ke tanah semula. Walau bagaimana hebat sekalipun seseorang itu, kejadiannya sama dengan orang lain. Kejadian yang pertama asalnya daripada tanah. Walaupun berdarjat, berpangkat, berkuasa, berharta, berilmu, sama ada yang alim atau tidak, yang kaya atau miskin, yang cantik atau buruk, namun mereka semuanya sama. Samasama berasal daripada tanah.
Lihatlah raja-raja besar seperti Firaun. Walau bagaimana hebatnya dia sehingga mengaku dirinya tuhan, di manakah dia sekarang? Bukankah dia tidak dapat mempertahankan kehebatannya, akhirnya mati dan kembali ke tanah! Jadi untuk apa dibangga-banggakan dengan kehebatan dan keistimewaan masing-masing. Sedangkan semuanya setaraf, yakni berasal daripada tanah dan akhirnya kembali ke tanah jua. Tidak mampu untuk memanjangkan umur sendiri.
3. Fikirkan dan sedarkan hati kita bahawa kejadian manusia yang kedua adalah daripada air mani yang hina.
Kalau diperlihatkan kepada manusia, amat jijik dan benci sekali untuk melihatnya. Ertinya, kejadian manusia itu tidak ada beza di antara satu sama lain, sama ada orang kaya, orang berilmu, pembesar atau lain-lain lagi, semuanya berasal daripada air mani yang hina. Kalaulah orang kaya berasal daripada intan, pembesar daripada emas, orang berilmu daripada berlian dan orang biasa berasal daripada air mani, boleh jugalah berbanggabangga. Ini tidak, semuanya berasal daripada benda yang sama iaitu air mani yang hina. Dari segi kejadian, tidak ada perbezaan apa-apa pun. Jadi untuk apa kita berbangga-bangga dengan keistimewaan diri pada orang lain?
4. Melihat respon orang lain terhadap kita.
Dalam pergaulan hidup, dapat dikesan respon orang lain kepada kita. Kalau kita sombong, semua orang akan benci. Anak isteri tidak suka, jiran-jiran meluat, kenalan renggang dan pengikut tidak suka. Apa pendapat kita? Adakah untung kita mempertahankan sikap begitu? Apalah indahnya! Bukankah kita dapat rasakan betapa buruk padahnya akibat mempertahankan penyakit keji dan jahat ini. Lebih-lebih lagi kerja kita tidak semua kita mampu uruskan sendiri. Lagi tinggi pangkat dan darjat, lagi banyak urusan kerja yang perlu dibereskan, dibantu oleh tenaga-tenaga orang lain sama ada secara langsung mahupun tidak langsung.
Oleh itu pertolongan, bantuan dan titik peluh orang lain tidak boleh kita lupakan. Kalau tidak ada mereka ertinya kita tidak jadi hebat dan kaya. Kalau begitu untuk apa kita rasa lebih istimewa?
Bilamana orang sudah benci, di waktu-waktu tertentu seperti waktu sakit atau waktu kematian atau kecemasan, masyarakat akan pulaukan. Atau lambat-lambatkan bantuan atau tidak beri bantuan supaya kita terasa susah lebih dahulu. Ini semua hasil dari mereka sakit hati dengan sifat sombong kita itu.
5. Ambil iktibar dari pengalaman hidup.
Apabila ada kelebihan, keistimewaan dan kehebatan, bolehkah bersifat sombong? Cuba fikirkan kejadian-kejadian yang berlaku dalam pengalaman hidup seharian. Apakah kita berkuasa mengelakkan diri daripada sakit? Apakah kita mampu melawan kuasa tentera Allah yang dihantar melalui bencana alam dan lain-lain lagi? Apakah anda mampu melawan kematian dengan kesombongan dan kekibiran itu? Tentu tidak! Kalau begitu kenapa kita merasakan lebih istimewa daripada orang lain? Walhal tidak ada keistimewaan apa-apa pun yang menjadi milik kita. Semua itu Allah pinjamkan sekejap. Jadi tidak ada apa-apa pun kehebatan kita jika dibandingkan dengan orang lain. Kadang-kadang Allah beri kita kelebihan ilmu, kekayaan, pangkat dan lain-lain, tapi dalam masa yang sama kitalah yang paling banyak mengidap sakit. Misalnya sakit jantung, kencing manis, darah tinggi dan lain-lain sehingga kelebihan dan keistimewaan-keistimewaan itu semuanya tidak ada erti apaapa lagi. Akhirnya, nikmat yang dikumpul-kumpulkan sekian lama, tidak dapat dinikmati sendiri tetapi dinikmati oleh orang lain. Oleh itu untuk apa dibangga-banggakan dengan kehebatan yang ada itu?
6. Ingat azab Allah untuk orang yang sombong.
Cubalah renungkan. Ingatkanlah di hati bahawa sombong ini sangat dimurkai oleh Allah. Kita dianggap sudah merampas pakaian-Nya. Akibatnya, kita akan dicampakkan ke Neraka yang panas apinya 70 kali ganda kekuatan api dunia dan dalamnya 70 ribu tahun perjalanan baru sampai ke dasarnya.
Ingatkan Neraka yang keseluruhannya api. Di atasnya api, di bawahnya api, di kiri api, di kanan api, di depan api, di belakang api yang memakan dan menghanguskan daging-daging dan tulang-belulang. Kemudian diganti lagi dengan tubuh yang baru dan diseksa lagi. Begitulah berulang-ulang berlaku sepanjang masa. Walhal di waktu itu kita dibelenggu kaki dan tangan serta dicemeti berterusan oleh malaikat Zabaniah. Bau Neraka yang busuk itu tidak dapat digambarkan. Kalaulah ditakdirkan bau itu tercium oleh penduduk dunia, akan matilah semua lantaran busuknya.
Perkara-perkara di atas tadi perlu difikir-fikirkan, direnung-renungkan dan diulang-ulang memikirkannya. Diingat selalu dalam hati hingga tidak dapat dilupakan lagi. Kesannya nanti akan timbul rasa malu dan takut untuk kita bersikap ego dengan Tuhan dan dengan manusia. Dengan cara-cara atau kaedah ini moga-moga membantu kita mudah untuk bermujahadah menumpaskan sombong ini. Harapan kita moga-moga Allah sentiasa memimpin kita agar menjadi hamba-hamba-Nya yang merendah diri.
BAHAYA SIFAT SOMBONG
Firman Allah tentang Sombong
Firman Allah Q.S. Al-Isra : 37 – 38
Artinya : dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung (37). semua itu kejahatannya Amat dibenci di sisi Tuhanmu (38).
Allah benci dengan orang-orang yang sombong:
Firman Allah Q.S. Lukman (31) ayat 18
Artinya: dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Firman Allah tentang kesombongan Iblis yang tidak mau sujud kepada Adam :
Q.S Al-A’raf (17) ayat : 13
Artinya : Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu Termasuk orang-orang yang hina".
Hadis Nabi tentang Sombong
Nabi berkata bahwa orang yang sombong meski hanya sedikit saja niscaya tidak akan masuk surga:
”Dari Ibn Mas’ud, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Tidak akan masuk sorga, seseorang yang di dalam hatinya ada sebijih atom dari sifat sombong”. Seorang sahabat bertanya kepada Nabi Saw: “Sesungguhnya seseorang menyukai kalau pakainnya itu indah atau sandalnya juga baik”. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Sifat sombong adalah mengabaikan kebenaran dan memandang rendah manusia yang lain” [HR Muslim]
Nabi juga berkata bahwa orang yang sombong niscaya akan disiksa oleh Allah di akhirat nanti:
Dari al-Aghar dari Abu Hurarirah dan Abu Sa’id, Rasulullah Saw bersabda: “Allah Swt berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya”. [HR Muslim]
Ada empat bahaya Sombong
1. Memiliki rasa paling benar dan merasa menang sendiri. Penyebab perasaan orang ini karena kelebihan yang ada pada dirinya tanpa melihat bahwa orang lain juga memiliki kelebihan yang sama atau lebih baik. Merasa menjadi orang yang paling baik dan benar sehingga ia menjadi orang yang mau menang sendiri.
2. Tidak menyukai saran dan kritik dari orang lain karena merasa sudah sempurna dan benar. Dia merasa tidak kurang satupun. Saran pun sulit diterima maka kritik pun akan langsung dia tolak mentah-mentah dan membenci dinasehati.
3. Tidak suka jika orang lain berhasil dan maju dari dia. Setelah itu orang sombong akan menjadi iri hati terhadap orang lain yang lebih hebat. Sikap ekstrim paling berbahaya dari orang sombong adalah pembunuhan karena kebenciannya terhadap orang lain.
Menolak kebenaran yang ada meskipun dia sadar itu benar. Orang ini akan membangkang terus saat kebenaran datang karena keras hatinya akibat sombong.
Jangan Sombong dan Menghina Orang Lain
Lihat saja contoh sifat sombong yang ada pada Iblis yang enggan sujud kepada Nabi Adam. Tak cukup dengan kesombongannya itu, malah tidak menurut perintah Allah dan sanggup menghina Nabi Adam dengan mengatakan kejadiannya daripada Api itu lebih mulia daripada Nabi Adam yang dijadikan daripada tanah yang hina.
Macam tu la lebih kurang yang berlaku sekarang ni. Tadi aku ada terbaca tweet daripada rakan Twitter @HazwanArif tentang seorang hamba Allah yang menghina orang Kelantan melalui komennya di YouTube.
Walaupun rasa macam benda ni dah lama berlalu, aku buat entri ni sekadar untuk mengingatkan kita semua supaya jangan bersikap sebegini. Sikap sombong dan suka menghina macam inilah yang dilaknat oleh Allah. Penyakit sombong boleh menyerang sesiapa saja, tak kira lelaki atau perempuan, golongan bangsawan atau bawahan, berjawatan tinggi ataupun pengemis tepi jalan, mahupun orang Kedah atau orang Kelantan.
Sesiapa yang mencaci orang lain sebenarnya dia mencaci dirinya sendiri. Sebaiknya selaku umat Islam kita hendaklah hidup saling menghormati, bantu-membantu dan tolong-menolong. Apabila mendengar celaan, kita sepatutnya bertindak menyembunyikan keburukan tersebut sekalipun seseorang yang dicela itu memang telah melakukan sesuatu dosa yang mengaibkan kerana kemungkinan orang itu telah bertaubat dan taubatnya diterima oleh Allah. Sesungguhnya sesiapa yang berbuat demikian ganjarannya adalah amat besar di akhirat kelak.
7 Jenis Sombong Yang Dilaknat Tuhan
- Sombong kerana kelebihan seseorang dengan pengetahuan ilmunya, baik
ilmu dunia atau ilmu akhirat. Apabila ilmu sudah penuh di dada, dia
menganggap orang lain jahil belaka, semua orang buta dan jika ada
pandangan yang bernas tetapi tidak diterimanya. Orang yang sombong
seumpama ini hendak dirinya selalu dihormati oleh orang lain terutama
ketika di khalayak ramai, oleh anak muridnya dan orang bawahannya serta
sentiasa meminta diberi layanan mulia.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
“Tidak akan masuk syurga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya sebesar zarah.” (Hadis riwayat Muslim)
- Sombong kerana kelebihan beribadat seseorang. Penyakit orang ahli
abid yang merasa diri mereka terlalu banyak beribadat berbanding dengan
orang lain sehingga menganggap orang lain tidak mampu beribadat seperti
mereka. Sedangkan mereka sebenarnya terpedaya dengan tipu daya syaitan.
Rasulullah SAW telah mengingatkan melalui sabda Baginda yang bermaksud:
“Bahawa siapa yang memuji dirinya sendiri atas suatu amal salih, bererti sudah tersesat daripada mensyukurinya, dan gugurlah segala amal perbuatannya.“
- Sombong kerana ego memperkasakan keturunan, bangga kita berketurunan
mulia lagi bangsawan, suka menyebut nama datuk nenek moyang kita yang
dulunya dikatakan keramat atau hebat. Sifat sombong seperti ini tidak
ubah seperti kaum Bani Israel yang dilaknat Tuhan, seperti termaktub
dalam al-Quran. Mereka bangga dengan keturunan mereka yang banyak
menjadi nabi ikutan, konon keturunan mulia dikasihi tuhan.
- Sombong kerana berasa diri cantik dan sempurna malah memandang orang
lain dengan hina, seperti merendah-rendah ciptaan Allah hingga sanggup
menyindir atau memberi gelaran tidak baik seperti pendek, berkulit hitam
atau gemuk.
- Sombong yang berpunca daripada kelebihan harta diberi Allah membuat
kita lupa daratan, berbangga dengan kekayaan yang ada, rumah besar,
kereta BMW mewah hingga memandang rendah orang yang kurang berada.
- Sombong kerana kekuatan dan kegagahan diri. Semua orang akan dibuli
kerana kuatnya badan kita tidak terperi, hingga boleh memakan kaca,
kunyah besi, boleh menarik bas dan lori hanya dengan gigi, boleh
dihempap badan dengan batu dan besi, atau sebagainya.
- Sombong dan berbangga kerana ramainya pengikut setia di belakang
diri, sepertinya orang alim berbangga dengan ramainya murid yang memuji.
Guru silat pula berbangga dengan ramainya murid yang tidak lut ditetak
parang dan dijilat api.
Nabi Muhammad SAW bersabda yang bermaksud:
“Orang yang sombong, keras kepala dan takbur, akan dikumpulkan pada hari kiamat, dalam bentuk semut yang kecil, yang dipijak mereka oleh manusia, kerana hinanya mereka pada Allah.” (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dari Abu Hurairah)Sumber rujukan: hidayahnet
Sombong Bukan Akhlak Muslim
Sombong, bongkak, angkuh, atau takabbur mempunyai satu kategori yang sama, iaitu tergolong dari sifat mazmumah (sifat-sifat tercela atau keji). Sifat ini, walaupun jika terdapat unsurnya yang sedikit sekalipun ia akan mendatangkan kebencian dan kemurkaan Allah Taala, malah sifat mazmumah tersebut boleh menghalang kita mendapat Syurga dan menghapuskan segala amal kebajikan kita. Firman Allah Taala :
"Dan Tuhan kamu berfirman; Berdoalah kepada-Ku nescaya Aku akan memperkenankannya. Sesungguhnya mereka yang sombong untuk taat sebagai hamba-Ku, mereka akan masuk neraka jahanam sebagai makhluk yang hina-dina." (Al Ghafir:60).
Sifat sombong atau takabbur boleh dibahagikan kepada dua bahagian :
- Takabbur Zahir dan;
- Takabbur Batin.
Takabbur batin ialah membesarkan diri dalam hati. Inilah maksiat hati yang dicela. Contohnya iblis menganggap dirinya lebih baik dan mulia daripada Nabi Adam. Lalu dengan angkuhnya dia enggan tunduk kepada Nabi Adam sehingga menyebabkan Allah melaknat Iblis dan seluruh keturunannya. Oleh kerana itu, sifat mazmumah ini adalah sifat yang paling bahaya jika ia dimiliki oleh manusia, kerana sifat ini merupakan sifat warisan Iblis yang akhirnya menempah neraka buat selama-lamanya.
Sombong adalah penyakit hati yang bahaya. Orang yang berpenyakit ini tidak boleh menjadi pemimpin jamaah terutamanya. Ditakuti melalui tindak-tanduknya akan menampakkan akhlaknya yang buruk. Lebih bahaya lagi jika dia mewakili jemaah kerana nama jemaah akan turut buruk. Sifat ini boleh membawa kebinasaan kepada petugas dan pemimpin jamaah. Kerana sifat takbur ia menjadi benteng penghalang masyarakat untuk rapat dengan dia dan jamaah.
Orang yang takbur mereka lupa bahawa sombong adalah pakaian Allah, iaitu hak uluhiyah-Nya yang tidak boleh dirampas oleh sesiapa seperti dinyatakan dalam hadis qudis yang diriwayatkan Muslim yang bermaksud, "Allah berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang merampas keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyeksanya." - Riwayat Muslim
Tanda-Tanda Sifat Takabbur
- Tidak mahu bergaul dengan orang miskin sebaliknya suka memandang berat kepada golongan kaya dan orang kenamaan.
- Mengambil berat secara berlebihan dalam pakaian.
- Tidak mahu berucap melainkan dalam perhimpunan yang dihadiri ramai orang.
- Menggunakan bahasa yang payah dan berbunga dengan berlebihan sehingga sukar difahami. Inilah yang diperingat oleh Baginda Nabi Muhammad S.A.W, "Sesungguhnya Allah benci kepada pemidato dari (golongan lelaki) yang memilih (kata-kata) dengan lidahnya seperti lembu memilih-milih (rumput) dengan lidahnya" - Sunan Abi Daud dan At Tirmizi
- Kagum dengan ilmu sendiri dan membodohkan orang lain.
Untuk mengatasi penyakit ini kita mesti bersifat tawaddhu'. Orang yang tawaduk dia hidup dengan semua kategori manusia dan bersedia menyambut semua orang, bercakap dengan semua orang, menziarahi semua orang dan mengasihi semua orang. Dia memberi khidmatnya kepada seluruh jenis manusia tanpa mengira tinggi atau rendah pangkatnya. Dia sentiasa berhubung dengan orang ramai bukan memutuskan dan menjauhi mereka.
Sebagai ahli PAS, kita hendaklah mesti bersikap rendah diri samaada sesama anggota atau dengan orang lain lebih-lebih lagi yang bertaraf pemimpin. Rai-kanlah seluruh ahli PAS kerana bukan wang yang mereka minta. Mereka hanya perlukan senyuman, teguran dan sentuhan daripada pemimpin. Mereka tidak minta upah semasa mereka memenangkan kita sebagai wakil rakyat. Mereka meninggalkan kerja harian, untuk bertugas kepada calon yang bertanding, walaupun keluarga mereka memerlukan perbelanjaan harian. Mereka tidak pernah merungut dan mengeluh terhadap curahan tenaga mereka yang tidak pernah dibayar.
Walaupun kita bijak macam mana sekalipun, dia perlu membuang sifat ego daripada dirinya. Kerana yang ia memimpin ini satu jamaah Islam, bukan badan kerajaan atau swasta, bukan gerakan elit, ahlinya bekerja secara sukarela bukan ada gaji. Apabila ini dapat dibuktikan dalam jamaah insyaAllah ia akan merancakkan kerja jamaah dan dapat melebarkan pengaruh Pas kepada orang luar. Sekiranya ahli dan pemimpin PAS dengan sifat ego dan merasakan dirinya pandai dan bijak maka ia tidak akan boleh membawa parti ke arah yang lebih cemerlang. Orang ego dan sombong tidak boleh kekal lama dalam PAS dan memajukan jamaah dengan lebih cemerlang. Malahan akan memalapkan usaha dan perancangan jamaah.
Abdullah Ibn Masud R.A ada menyebut dua perkara yang membinasakan manusia iaitu sikap berputus asa dan rasa bangga diri.
Sifat tawaddhu' akan membuka hati mad’u untuk tertarik dengan apa yang dibawa oleh PAS. Apabila bertemu dengan orang ramai, dia yang memulakan salam dengan semua orang yang ditemuinya, bersikap sederhana ketika berkumpul dengan orang-orang fakir dalam satu majlis, makan dengan apa yang dihidangkan kepadanya, dan berjalan di atas muka bumi dengan rasa rendah hati. Firman Allah Taala :
"Dan hamba Allah yang baik (yang diredhai-Nya); ialah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandungi keselamatan (kesejahteraan)" (Al Furqan:63)
Rasulullah S.A.W turut bersabda, maksudnya, "Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kamu bersifat tawaddhu' sehingga seorang tidak merasa megah terhadap seorang yang lain, dan juga tidak bersikap melampau di antara seseorang dengan seorang yang lain." - Riwayat Muslim dan Abi Daud
Imam Ghazali telah memberi beberapa panduan untuk mengelakkan sikap takbur ini. Apabila berjumpa kanak-kanak, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita kerana kanak-kanak belum dibebani dosa. Apabila berhadapan dengan orang tua pula, anggaplah juga mereka lebih mulia kerana lebih lama beribadah daripada kita. Ketika berjumpa orang alim, anggaplah beliau lebih mulia kerana banyak ilmu dan apabila melihat orang jahil anggaplah juga mereka lebih mulia kerana berbuat dosa disebabkan kejahilan sedangkan kita berbuat dosa dalam keadaan mengetahuinya. Jika berjumpa orang jahat, jangan anggap kita mulia. Tetapi, katakanlah mungkin orang jahat itu akan bertaubat pada masa tuanya, sedangkan kita belum tahu akhirnya. Begitu juga apabila bertemu orang kafir. Katakan, belum tentu dia akan kafir selama-lamanya.
Ustaz Idris bin Ahmad merupakan Pengarah Jabatan Tarbiyah Dan Perkaderan Parti Islam SeMalaysia (PAS) Pusat.
HAKEKAT SIKAP SOMBONG/TAKABBUR : Menolak kebenaran apabila bertentangan dengan hawa nafsunya dan Merendahkan manusia
SOMBONG (Menolak Kebenaran dan Merendahkan Manusia)
Al-Ustadz Muhammad Umar As-SewedSalah satu bentuk penyakit hati yang sangat berbahaya bagi seorang muslim adalah kesombongan. Bahkan ancaman bagi orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sangat mengerikan.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ. (رواه مسلم)
Tidak akan masuk surga seorang yang dalam hatinya ada sebiji dzarrah dari kesombongan. (HR. Muslim)Yang demikian karena surga Allah سبحانه وتعالى persiapkan bagi orang-orang yang tidak sombong, sebagaimana firman-Nya:
تِلْكَ الدَّارُ اْلآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لاَ يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ. (القصص: 83)
Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. (al-Qashash: 83)
Demikian kerasnya ancaman di atas terhadap seorang yang memiliki sifat sombong, karena kesombongan itu adalah pakaian Allah. Maka terlalu lancang bagi seseorang yang memakai pakaian Allah tsb.
Dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ: إِنَّ الْعِزَّ إِزَارِيْ وَالْكِبْرِيَاءَ رِدَائِيْ فَمَنْ نَازِعُنِيْ فِيْهِمَا عَذَّبْتُهُ. (رواه الطبراني)
Sesunguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan sombong adalah selendang-Ku. Barangsiapa yang mengambilnya dariku, Aku Adzab dia. (HR. Muslim)
Kesombongan bukanlah berwujud seorang yang suka memakai pakaian yang bagus atau sandal yang bagus. Akan tetapi lebih dari itu, yaitu seseorang yang menolak kebenaran dan meremehkan manusia yang lainnya. Seperti dalam kelanjutan riwayat di atas. Seorang shahabat رضي الله عنه bertanya kepada Nabi صلى الله عليه وسلم: “Wahai Rasulullah, kami suka memakai pakaian dan sandal yang bagus”. Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab:
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ. (رواه مسلم)
Sesungguhnya Allah indah dan suka keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. (HR. Muslim)
Menolak kebenaran
Sifat ini banyak dilupakan oleh sebagian kaum muslimin. Jika ada orang yang kaya yang memakai pakaian dan sandal yang bagus, mereka mencibir dan menjulukinya sebagai seorang yang sombong. Padahal mereka sendiri jika diberi nasehat dengan ayat-ayat dan hadits-hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم menolaknya dengan akal dan hawa nafsunya.Maka sesungguhnya mereka inilah yang sombong, karena menolak kebenaran dari al-Qur’an dan hadits, dan lebih membanggakan akal pikirannya sendiri. Sungguh inilah sikap iblis ketika diperintah oleh Allah untuk sujud kepada Adam عليه السلام. Dia menolak dengan pikirannya bahwa dia yang diciptakan dari api lebih baik dan lebih mulia dari Adam عليه السلام yang diciptakan dari tanah.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلاَّ تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ. (الأعراف: 12)
Allah berfirman: “Apa yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (al-A’raaf: 12)
Iblis menolak perintah Allah untuk memuliakan Adam, karena merasa dirinya lebih berhak untuk mendapatkan kemuliaan. Terkumpullah pada diri iblis sifat yang diterangkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم yaitu menolak perintah Allah yang hak dan meremehkan Adam عليه السلام. Maka Allah sebut perbuatan iblis tersebut sebagai kesombongan.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا ِلآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ. (البقرة: 34)
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia menolak dan sombong. Dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (al-Baqarah: 34)
Meremehkan manusia
Sifat kedua ini pun banyak mengenai kita, kaum muslimin. Sering sekali tanpa terasa, sebagian kita meremehkan dan menganggap rendah orang lain di bawah telapak kakinya. Sifat ini yang membawa sebagian manusia meperolok-olokkan sebagian yang lainnya, padahal belum tentu yang memperolok-olokkan lebih baik dan lebih mulia daripada yang diperolok-olokkan.Allah سبحانه وتعالى berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلاَ نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ… (الحجرات: 11)
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lainnya, (karena) bisa jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lainnya, (karena) bisa jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok). .. (al-Hujura-at: 11)
Pada ayat berikutnya Allah سبحانه وتعالى menerangkan bahwa orang yang paling mulia adalah mereka yang paling bertaqwa di antara mereka.
…إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ. (الحجرات: 13)
…Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (al-Huju-raat: 13)
Hubungan antara sifat ini dengan sifat yang sebelumnya sangat erat. Kita lihat bahwa umat-umat sebelum kita yang menolak kebenaran dari para nabinya, biasanya karena mereka meremehkan dan merendahkan para Nabi tersebut.
Allah سبحانه وتعالى berfirman tentang nabi Nuh عليه السلام:
قَالُوا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْأَرْذَلُونَ. (الشعراء: 111)
Mereka berkata: “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?” (asy-Syu’araa: 111)
فَقَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلاَّ بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلاَّ الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ. (هود: 27)
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami tidak melihatmu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikutimu melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. (Huud: 27)
Dan Allah سبحانه وتعالى berfirman tentang nabi Syu’aib عليه السلام:
قَالُوا يَاشُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا وَلَوْلاَ رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ. (هود: 91)
Mereka berkata: “Hai Syu`aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami. (Huud: 91)
Demikian pula Allah berfirman tentang nabi Luth عليه السلام:
وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلاَّ أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوهُمْ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ. (الأعراف: 82)
Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kota kalian ini;sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang sok mensucikan diri.” (al-A’raaf: 82)
Lihatlah mereka menyebut para nabi dan para pengikutnya sebagai orang-orang yang rendah, orang-orang yang sok suci, dan orang-orang yang lemah dan miskin. Semua itu dalam rangka menolak kebenaran yang mereka dakwahkan.
Sombong karena kekayaan
Sebagian manusia yang tidak memiliki rasa syukur, ketika mendapatkan kekayaan harta dunia yang melimpah, mereka menjadi sombong, menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Sifat inilah yang menyebabkan Qarun menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi Musa عليه السلام dan merendahkan manusia lainnya, khususnya pengikut nabi Musa.Allah menjelaskan kisahnya dengan firman-Nya:
إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَءَاتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لاَ تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْفَرِحِينَ . وَابْتَغِ فِيمَا ءَاتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ اْلآخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (77) قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلاَ يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ. (القصص: 76)
Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (al-Qashash: 76-78)
Sombong karena kedudukan
Sebagian yang lainnya menjadi sombong, menolak kebenaran dan menginjak-injak manusia ketika mendapatkan kedudukan yang tinggi sebagai pemimpin dan penguasa. Ketika merasa dirinya lebih tinggi dan lebih mulia di atas manusia yang lainnya, ia enggan untuk menerima nasehat dan kebenaran dari orang yang dianggap lebih rendah dan lebih hina. Inilah yang membawa Fir’aun menolak dakwah Nabi Musa عليه السلام dan merendahkan bani Israil.إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلاَ فِي اْلأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ. (القصص: 4)
Sesungguhnya Fir`aun telah berbuat kesombongan di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir`aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (al-Qashash: 4) Wallahu a’lam
Ust. Muhammad Umar as-Sewed
Buletin Manhaj Salaf, Edisi: 114/Th. III Tanggal 16 Rajab 1427 H/11 Agustsus 2006 M
* * *
Obat Penyakit Takabbur Dan Tips Meraih Tawadhu’
Al-‘Allamah ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullahTidak diragukan, bahwa kewajiban atas setiap muslim adalah waspada dari takabbur/sombong dan bersikap tawadhu’. ‹‹ Barangsiapa yang bertawadhu’ karena Allah satu derajat, maka akan Allah angkat dia satu derajat ›› [1] dan barangsiapa yang takabbur (sombong) maka dia terancam untuk Allah timpakan musibah/hukuman atasnya — nas`alullah al-‘afiyah – .
Seseorang bertanya : “Wahai Rasulullah, aku suka jika bajuku bagus, sandalku juga bagus, apakah itu termasuk sombong?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
« إن الله جميل يحب الجمال، الكبر بطر الحق وغمط الناس »
‹‹ Sesungguhnya Allah itu indah, cinta kepada keindahan. Sombong adalah menolak al-haq (kebenaran) dan melecehkan manusia. ›› [2]
Batharul Haq yakni menolak al-haq (kebenaran). Apabila kebenaran bertentangan dengan hawa nafsunya maka ia menolaknya.
Ghamthun Nas, yakni merendahkan manusia. Orang lain dalam pandangannya selalu berada di bawahnya. Ia merendahkan mereka. Ia melihat dirinya selalu berada di atas mereka. Bisa jadi karena kefasasihannya berbicara, atau karena kekayaannya, atau karena jabatannya, atau karena sebab-sebab lainya yang ia khayalkan. Dan bisa jadi dilakukan oleh orang yang fakir. Dalam hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
« ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولا ينظر إليهم ولهم عذاب أليم: شيخ زان، وملك كذاب، وعائل مستكبر. »
‹‹ Tiga golongan yang Allah tidak akan berbicara dengannya kelak pada Hari Kiamat, tidak membersihkan mereka, dan tidak melihat kepada mereka, serta bagi mereka adzab yang pedih : seorang tua yang berzina, penguasa yang pendusta, orang miskin yang sombong. ›› [3]
Yakni orang miskin, dengan kemiskinannya dia sombong, dia mendapat musibah kesombongan. Sombong itu biasanya dilakukan oleh orang berharta dan kaya, namun dalam kondisinya yang miskin tersebut dia masih bersikap sombong. Sombong merupakan watak dan karakternya.
Adapun Tawadhu’ adalah sikap lembut, akhlak yang baik, dan tidak merasa tinggi di hadapan manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
« إن من أحبكم إلي وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا »
‹‹ Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan paling dekat majelisnya denganku pada Hari Kiamat adalah orang yang terbaik akhlaknya di antara kalian. ›› [4]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
« البر حسن الخلق »
‹‹ Kebaikan adalah akhlaq yang baik ›› [5]
Maka hendaknya ingat keagungan Allah, dan ingat bahwa Allah lah yang memberinya harta, memberinya jabatan, memberinya kedudukan, dan wajah yang tampan, atau selain itu. Hendaknya ingat bahwa barangsiapa yang mensyukuri sikap tawadhu’ tersebut dan tidak sombong … dia tidak sombong karena harta, atau karena jabatan, atau karena nasab, ketampanan, kekuatan, atau pun yang lainnya. .. bahkan ia ingat bahwa itu semua merupakan nikmat Allah dan barangsiapa yang mensyukurinya maka ia akan bersikap tawadhu, merendahkan dirinya sendiri, dan tidak akan sombong terhadap saudara-saudadaranya serta tidak akan merasa tinggi di hadapan mereka.
Takabbur/sombong mengantarkan kepada kezhaliman, kedustaan, tidak adil dalam ucapan dan perbuatan. Melihat dirinya berada di atas saudaranya, baik karena harta, ketampanan, jabatan, nasab, atau pun hal-hal yang masih abstrak sifatnya. Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan ‹‹ Sombong adalah menolak al-haq (kebenaran) dan melecehkan manusia. ›› yakni menolak al-haq apabila bertentangan dengan hawa nafsunya ini adalah takabbur/sombong. Dan melecehkan manusia : merendahkan mereka, melihat mereka selalu berada di bawahnya, dan bahwa mereka tidak pantas untuk disikapi dengan adil, atau memulai salam terhadap mereka, atau dipenuhi undangan mereka, dan yang semisalnya.
Apabila seseorang mengingat kelemahan dirinya, dan bahwa dirinya berasal dari air mani yang hina, dirinya butuh kamar mandi untuk buang hajat, dirinya makan dari sini, keluar dari sini, serta dirinya jika tidak istiqamah di atas ketaatan kepada Allah maka dia akan masuk neraka, jika dia menyadari itu semua maka dia akan tahu kelemahan dirinya, dan bahwa dirinya adalah miskin, dan tidak pantas baginya untuk bersikap takabbur/sombong.
(Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah IX/267-268)
[1] HR. Ibnu Majah 4176, Ibnu Hibban 5678, dan Ahmad. [2] HR. Muslim 131.
[3] HR. Muslim 136
[4] HR. At-Tirmidzi 1941
[5] HR. Muslim 4632
Sumber : http://www.assalafy.org/mahad/?p=368
TIDAK AKAN MASUK SURGA, SESEORANG DIHATINYA TERDAPAT SIFAT SOMBONG, WALAUPUN SEBESAR BIJI SAWI
TIDAK AKAN MASUK SURGA SESEORANG YANG DI DALAM HATINYA TERDAPAT KESOMBONGAN WALAUPUN SEBESAR BIJI SAWI, MAKSUDNYA PASTI MASUK NERAKA
Gambar diatas maknanya, untuk saya sbb, "Bila berdebat dengan AhliKitab, tampang saya menjadi Singa, tetapi bila berkumpul dg saudaranya sesama muslim, saya berlaku sbg kucing"
سنن أبي داوود ٣٥٦٨: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ يَعْنِي ابْنَ عَيَّاشٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرٍ وَلَا يَدْخُلُ النَّارَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ خَرْدَلَةٍ مِنْ إِيمَانٍقَالَ أَبُو دَاوُد رَوَاهُ الْقَسْمَلِيُّ عَنْ الْأَعْمَشِ مِثْلَهُ
Sunan Abu Daud 3568:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi, dan tidak akan masuk ke dalam neraka orang yang dalam hatinya terdapat keimanan sebesar biji sawi." Abu Dawud berkata, " Al Qaslami meriwayatkannya dari Al A'masy seperti hadits ini."
HANYA ALLAH YANG BERHAK "MENYOMBONGKAN DIRI"
سنن أبي داوود ٣٥٦٧: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ ح و حَدَّثَنَا هَنَّادٌ يَعْنِي ابْنَ السَّرِيِّ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ الْمَعْنَى عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ مُوسَى عَنْ سَلْمَانَ الْأَغَرِّ وَقَالَ هَنَّادٌ عَنْ الْأَغَرِّ أَبِي مُسْلِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ هَنَّادٌ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ
Sunan Abu Daud 3567:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Azza Wa Jalla berfirman: 'Kesombongan adalah selendang-Ku, kebesaran adalah sarung-Ku, barangsiapa mengambil salah satu dari keduanya dari-Ku, maka ia akan Aku lemparkan ke dalam neraka."
CIRI-CIRI SEORANG HAMBA ALLAH YANG BERIMAN, MEREKA KERAS DAN TEGAS KEPADA ORANG-ORANG KAFIR, TETAPI MEREKA LEMAH LEMBUT BERKASIH SAYANG KEPADA SESAMA SAUDARANYA MUSLIM
QS 48:29
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖسِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا [٤٨:٢٩]
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
﴿٢٩﴾
SEORANG HAMBA ALLAH YANG BERIMAN DAN BERTAKWA BERSIFAT RENDAH HATI DAN AKAN MEMBALAS DENGAN UCAPAN YANG MENGANDUNG KESELAMATAN TERHADAP SAPAAN ORANG-ORANG YANG JAHIL
QS 25:63-85
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا [٢٥:٦٣]
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
﴿٦٣﴾
وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا [٢٥:٦٤]
Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.
﴿٦٤﴾
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا [٢٥:٦٥]
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".
﴿٦٥﴾
إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا [٢٥:٦٦]
Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.
﴿٦٦﴾
وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا [٢٥:٦٧]
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
﴿٦٧﴾
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا [٢٥:٦٨]
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
﴿٦٨﴾
يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا [٢٥:٦٩]
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
﴿٦٩﴾
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا [٢٥:٧٠]
kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
﴿٧٠﴾
وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا [٢٥:٧١]
Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.
﴿٧١﴾
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا [٢٥:٧٢]
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.
﴿٧٢﴾
وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا [٢٥:٧٣]
Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.
﴿٧٣﴾
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا [٢٥:٧٤]
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
﴿٧٤﴾
أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا [٢٥:٧٥]
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,
﴿٧٥﴾
خَالِدِينَ فِيهَا ۚ حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا [٢٥:٧٦]
mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.
﴿٧٦﴾
MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN NYA
https://www.facebook.com/notes/penjaga-kitabullah/tidak-akan-masuk-surga-seseorang-dihatinya-terdapat-sifat-sombong-walaupun-sebes/356432554449394
Baca juga ulasan saya berikut ini
ALLAH CINTA KEPADA MUSLIM YANG KUAT
https://www.facebook.com/notes/penjaga-kitabullah/allah-cinta-kepada-muslim-yang-kuat/321549944604322
PESAN SAYA KHUSUS KEPADA SAUDARAKU UMAT ISLAM
https://www.facebook.com/notes/penjaga-kitabullah/pesan-saya-khusus-kepada-saudaraku-umat-islam/227450460680938