Ini yang Membuat Manusia Tidak Pernah Merasa Cukup
Sebagai manusia, kita memiliki akal untuk berpikir, tapi ternyata justru
ini yang membuat kita tidak pernah merasa cukup. Hal ini terjadi dari
berbagai sisi, baik itu mengenai barang-barang tersier, dimana kita
selalu menginginkan barang baru meskipun kita sudah memiliki banyak hal,
maupun di sisi kehidupan dimana kita selalu mencoba untuk mendapatkan
apa yang sulit kita miliki.
Alasan Ini yang Membuat Kita Tidak Pernah Merasa Cukup
Ketika kita kecil, kita sering dilarang untuk melakukan ini itu tapi
kita malah semakin ingin melakukan hal tersebut. Hal tadi bisa dianggap
sebagai kita tidak merasa cukup dengan apa yang kita miliki sekarang,
dan merasa bahwa dengan melanggar larangan tadi kita akan sedikit merasa
terpuaskan, tapi hal tersebut malah berlanjut hingga dewasa. Mengapa
manusia tidak pernah merasa puas? Hal ini bisa dijelaskan secara singkat
dengan ide bahwa kita ada dalam ilusi “kita tidak cukup”. Kita merasa
bahwa ada kepingan puzzle yang hilang, dan kita merasa dengan melakukan
hal baru, bertemu orang-orang baru, dan melihat benda-benda baru akan
bisa mengisi kekosongan tersebut, tapi ternyata tidak karena kekosongan
tadi bukanlah hal yang nyata. Ilusi akan kekosongan ini yang membuat
kita tidak pernah merasa cukup.
Yang akan menjadi masalah besar adalah ketertarikan pada kekosongan ini
sendiri yang ada pada manusia. Ketika kita sudah memenuhi sebuah
“kebutuhan”, kita akan segera mencari hal baru karena kita ingin
merasakan ketegangan yang kita dapatkan ketika kita mengincar hal baru
tersebut. Contoh yang paling mudah adalah ketika kita berlangganan TV
kabel dan mendapat beberapa saluran dasar, tapi kita merasa itu tidak
cukup dan ingin membeli lebih. Ketika kita mempunyai banyak saluran,
kita tetap merasa bahwa hal itu belum cukup. Ini akan menimbulkan
pertanyaan baru, kapan manusia merasa cukup? Jawabannya mungkin tidak
akan pernah, karena hal ini kita sebut nafsu dan nafsu akan selalu
muncul bahkan di saat dimana kita pikir kita sudah berhasil
menaklukannya.
Mengatasi Rasa Tidak Pernah Merasa Cukup
Di kebudayaan barat memang ada pemikiran bahwa langkah pertama untuk
memiliki adalah menginginkan, dan mungkin pemikiran ini juga yang
melahirkan pemikiran tentang mengapa manusia tidak pernah merasa cukup
akibat konsumerisme yang amat tinggi. Hal sebaliknya berlaku di
kebudayaan timur, atau jika mau lebih spesifik adalah tradisi Buddha.
Menurut tradisi tersebut, memfokuskan diri dengan apapun yang mungkin
kita akan dapatkan malah menghentikan diri kita untuk hidup di masa kini
sehingga membuat kita terlepas dari diri kita sendiri. Bahkan Nirvana
sendiri artinya mematikan api keinginan.
Tapi ternyata Sigmund Freud memiliki analisa yang berbeda tentang
nirvana yang digembar-gemborkan. Menurut Freud, kondisi yang dihasilkan
ketika kita mematikan api keinginan akan sama dengan kondisi inertia,
yaitu titik dimana kita kebal akan perubahan atau bahkan kematian itu
sendiri.
Freud juga mengemukakan pendapat bahwa nafsu yang mendorong kita untuk
menginginkan sesuatu memiliki sebuah motif yang jauh lebih dalam, dan
hal tersebut bisa disetarakan dengan kedamaian yang dicapai dalam konsep
nirvana. Freud dalam hal ini berpendapat bahwa lebih baik kita
mendapatkan apa yang kita inginkan daripada terus menerus merasa ingin
terhadap sesuatu, karena kita akan menyelesaikan keinginan kita dan
membuat kita merasa sedikit lebih damai. Hal ini disimpulkan karena
memang keinginan ini yang membuat kita tidak pernah merasa cukup.
Duit Banyak Tapi Masih Rasa Tak Cukup, Orang Lain Gajinya Kecil Tapi Sentiasa Cukup
Assalamualaikum
Alhamdulilah
masih lagi dapat bernafas di muka bumi Allah ini ,ucapkan syukur kepada
Allah. Semalam kebetulan bertemu dengan rakan-rakan yang berkerja di
domino pizza setelah sekian lama tak berjumpa. Tiba-tiba seorang rakan
acik mengeluh " ishh gaji masuk tapi habis macam gitu jer.
Razif : kau buat apa dengan duit kau banyak tu ? gaji kau bukan sikit ?
Amran
: ala aku bayar kereta , rumah , bil-bil yang tertungak dan macam-macam
lagi.Bulan nie pula isteri aku nak beli jam tangan.
Razif : ohh macam tu, plak dah
Acik : biasalah tu memang biasakan akan macam gitu, tapi aku pernah dengar ustaz cakap , Pernah
tak rasa, walaupun duit banyak tapi masih rasa tak cukup. Padahal
ada orang lain yang gajinya kecil tapi sentiasa cukup?? Bila dah terima
gaji, bagaimana cara nak rasa duit gaji tu sentiasa cukup je walaupun
sedikit?
Pesan Ustaz Mohd Nassru Abdul Latif
Pesan Ustaz Mohd Nassru Abdul Latif
1.Bila hari terima gaji, jangan dilupa ibu dan ayah. Perkara pertama buat, transfer untuk mereka dahulu. Banyak atau sedikit, itu tidak penting. Walau mereka berdua mungkin sudah berpendapatan, tetapi berikan kepada mereka sebagai hadiah. Percayalah, duit gaji kita akan cukup!
2.Jangan dilupa "Tabung Haji", memotong melalui potongan gaji lebih baik. Anda tahu, bila kita sudah mendaftar haji, ia bermakna "Nawaitu" itu telah ada!
3.Sebagai seorang ayah, ingat kembali urusan anak. Aqiqahkan mereka dahulu, sebelum anda membeli TV LED baru, sebelum menukar sport rim baru!
4.Sebagai seorang isteri yang bekerja, bantulah suami! Tidak salah jika isteri berkata "Duit I, Duit I, Duit suami, Duit I! Tapi, redha itu lebih penting. Suami pula jangan ambik kesempatan atas kebaikan isteri!
5.Sebagai isteri yang tidak bekerja, redha dengan apa yang ada. Jangan merungut! Tiada suami yang mahukan kekurangan dalam keluarga.
6.Lihat ahli keluarga yang terdekat, siapa yang perlu dibantu dahulu sebelum bersedekah atau nak bantu Orang susah, anak yatim? Rezeki kita akan sentiasa cukup jika mendahulukan orang yang dekat!
7.Jangan kedekut tetapi jangan pula terlalu boros! Memberi makan merupakan sedekah yang sangat mudah. Sekali sekala, apa salahnya belanja adik beradik, kawan-kawan & saudara-mara.
Sebenarnya
duit kita bukan sepenuh milik kita , ada bahagian sedikit adalah hak
orang lain. Kita hidup bersenang lenang sedangkan ada yang 7 hari tak
makan. Fikir-fikirlah. Paling penting ibu ayah jangan lupa berikan pada
mereka walaupun mereka kaya sekalipun .Peringatan ini kepada diri acik
juga yang banyak kelemahan.
Satu
pekara lagi ,jika buat sesuatu itu jangan mengharapkan balasan manusia,
maka kita akan kecewa dan tak mahu lagi buat kebaikan. tetapi niatkan
kerana Allah , maka hati kita akan lebih tenang dan menganggap bahawa
itu rezeki mereka.
Pemburu Yang Tamak
Pada satu hari, seorang pemburu telah menangkap seekor burung murai. Dengan perasaan sedih burung murai itu merayu kepada si pemburu.Burung itu bertanya, " Apa yang ingin engkau lakukan pada diriku?"
Lelaki itu menjawab " Akan aku sembelih engkau dan makan engkau sebagai lauk"
"Percayalah, engkau tidak akan begitu berselera memakanku dan aku tidak akan mengenyangkan engkau. Jangan engkau makan aku, tetapi akan aku beritahu engkau tiga nasihat yang lebih baik dari engkau memakanku "
Si burung berjanji akan memberikan nasihat pertama ketika berada dalam genggaman orang itu. Yang kedua akan diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon dan yang ketiga ketika ia sudah mencapai puncak bukit.
Terpengaruh dengan rayuan si murai itu, si pemburu pun bersetuju. Lalu dia meminta nasihat pertama. Kata burung itu, "Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun engkau menghargainya seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal."
Orang itu pun melepaskannya dan burung itu segera melompat ke dahan. Di sampaikannya nasihat yang kedua, "Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti."
Kemudian burung itu terbang ke puncak gunung. Dari sana ia berkata, "Wahai manusia malang! Jika tadi engkau sembelih aku, nescaya engkau akan dapati dalam tubuhku ada dua biji mutiara. Berat setiap mutiara itu adalah dua puluh gram."
Terperanjat sungguh si pemburu itu mendengar kata-kata si burung murai.. Si pemburu berasa dirinya telah tertipu. "Bodohnya aku! Bagaimana aku boleh terlepas peluang yang begitu baik!"
Pemburu itu sangat menyesal memikirkan kehilangannya. Namun katanya, "Setidaknya, katakan padaku nasihat yang ketiga itu!"
Si burung murai menjawab,"Alangkah tololnya kau meminta nasihat ketiga sedangkan yang kedua pun belum kau renungkan sama sekali. Sudah kukatakan padamu agar jangan kecewa kalau kehilangan dan jangan mempercayai hal yang bertentangan dengan akal. Kini kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada hal yang tak masuk akal dan menyesali kehilanganmu. Cuba engkau fikirkan, hai orang yang dungu. Aku, dagingku, darahku dan buluku tidak logik seberat dua puluh gram. Oleh itu, bagaimana mungkin akan ada dalam perutku dua biji mutiara yang masing-masing seberat dua puluh gram? Aku tidak cukup besar untuk menyimpan dua butir mutiara besar! Kau tolol! Oleh kerananya kau harus tetap berada dalam keterbatasan yang disediakan bagi manusia."
Murai menyambung lagi, "Nasihatku yang ketiga adalah, memberi nasihat kepada sedozen bahlul seperti engkau ini adalah seperti menabur benih di tanah usang, tidak akan memberi faedah!"
Kemudian terbanglah si burung murai yang bijak itu meninggalkan si lelaki yang termenung akan ketamakannya itu.
Moral:
Itulah contoh betapa halobanya anak Adam yang jadi kelabu mata dari mengetahui kebenaran.
Jika seseorang menginginkan yang serba banyak atau terlalu panjang angan-angannya atas sesuatu yang lebih, nescaya hilanglah sifat qana' (merasa cukup dengan yang ada). Dan tidak mustahil ia menjadi kotor akibat haloba dan hina akibat rakus sebab kedua sifat itu mengheret kepada pekerti yang jahat untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan mungkar, yang merosakkan maruah (harga diri).TAMAK MELAHIRKAN KEHINAAN
Jika seseorang murid menghadapi kesukaran untuk berserah diri dan bergantung kepada Allah s.w.t, susah pula melepaskan keinginannya serta menghilangkan gambar-gambar benda alam dari hatinya, maka periksalah hati itu pasti akan ditemui bahawa hati itu menghidapi penyakit tamak atau loba. Tamak diibaratkan sebagai benih yang menumbuhkan pokok kehinaan. Dahan-dahan kehinaan akan menjalar dan terhulur ke sana ke mari. Penyakit tamak akan mengikis perasaan malu dan menghapuskan maruah diri dan memakaikan pakaian kehinaan kepada orang yang berkenaan. Dia menjadi hina pada pandangan makhluk dan lebih buruk lagi kedudukannya di sisi Allah s.w.t. Dia umpama anjing yang lidahnya sentiasa terjulur melihat apa yang ada di dalam tangan orang lain. Si anjing tidak memperdulikan apakah dia dimaki, dihalau atau dipukul asalkan dia boleh dapat apa yang dia mahu. Si tamak melihat seolah-olah rezeki yang diperuntukkan kepadanya tidak ada sempadan, sementara rezeki yang diperuntukkan kepada orang lain masuk ke dalam sempadan rezekinya, sebab itu menjadi haknya untuk mengambil apa yang masuk ke dalam sempadannya. Si tamak tidak memperdulikan bagaimana dia mendapatkan apa yang dia hajati, apakah dengan menadah tangan, memujuk rayu, menipu atau memaksa. Tamak timbul dari waham iaitu syak wasangka atau ragu-ragu dengan rezeki yang dijamin oleh Allah s.w.t. Allah s.w.t menjaminkan rezeki kepada sekalian makhluk-Nya dan sebagai timbal balasnya hamba pula diberi tanggungjawab (Hikmat 5). Orang yang ragu-ragu terhadap jaminan Allah s.w.t mencuaikan kewajipan yang diamanatkan kepadanya dan rajin mencari apa yang dijamin untuknya sehingga menceroboh sempadan yang menjadi jaminan untuk orang lain. Inilah yang terjadi pada orang tamak. Bagaimana boleh dia menghampiri Allah s.w.t jika amanat yang diserahkan kepadanya diabaikannya dan tanggungjawab yang dipikulkan kepadanya dicampakkannya. Dia berasa ragu-ragu untuk menggunakan masa bersama-sama Allah s.w.t, bimbang rezeki yang dijamin tidak akan sampai kepadanya. Lantaran itu dia meninggalkan peluang bersama-sama Allah s.w.t kerana mengejar apa yang dia tamakkan. Orang ini memilih harta Allah s.w.t daripada Allah s.w.t yang menguasai harta itu. Tamak dan sangkaan tidak berpisah. Orang tamak dihela ke sana ke mari oleh sangkaannya untuk mengejar kebendaan. Dia tidak sedar yang dia sudah menjadi hamba kepada benda, dan orang yang boleh mendatangkan benda itu kepadanya dapat menguasi dirinya itu. Tetapi, dia menyangka dialah yang menguasai benda dan orang tadi, padahal dia tunduk kepada benda dan orang yang menguasai pemilikan benda itu. Sekiranya seorang raja dikuasai oleh perasaan tamak, akan wujudlah kerajaan di belakang tabir yang menguasai takhta dan pemerintahan secara tidak langsung. Jika menteri kabinet dikuasai oleh perasaan tamak, akan wujudlah kabinet bayangan yang mempengaruhi keputusan menteri tadi. Kekuasaan, pangkat dan harta tidak memerdekakan seseorang yang tamak Dia hanya boleh merdeka jika dia membuang sifat ini. Apabila tidak ada lagi keinginannya untuk memiliki apa yang berada di dalam tangan orang lain, baharulah dia bebas berjalan menuju Allah s.w.t. Dia sudah terlepas daripada sauh yang menariknya ke bawah. Allah s.w.t memberi ancaman yang keras kepada mereka yang tamak. |
Wakaf, zakat kikis sifat tamak
SEMINAR Waqaf yang diadakan di Johor Bahru pada 18
Jun lalu adalah amat sesuai dengan masanya. Ketika manusia dan dunia
seluruhnya sedang giat bersaing untuk kepentingan diri dan gelojoh
dengan sifat kebendaan melulu tanpa batasan, maka wajarlah pembicaraan
tentang ajaran agama yang mempunyai hubungan dengan sifat tamak dan
haloba manusia itu diulangkan perdebatannya.
Umat Islam benar-benar akan menjadi umat yang cemerlang dan maju sekiranya segala falsafah dan visi Islam yang dipancarkan melalui ibadat khusus seperti sembahyang, puasa, zakat, haji dan sebagainya dapat direalisasikan dalam kehidupan mereka keseluruhannya. Bukan hanya ia menjadi slogan dan perbincangan akademik yang tidak berpijak di alam nyata.
Umat Islam benar-benar akan menjadi umat yang cemerlang dan maju sekiranya segala falsafah dan visi Islam yang dipancarkan melalui ibadat khusus seperti sembahyang, puasa, zakat, haji dan sebagainya dapat direalisasikan dalam kehidupan mereka keseluruhannya. Bukan hanya ia menjadi slogan dan perbincangan akademik yang tidak berpijak di alam nyata.
Unsur pendidikan yang seharusnya diresapkan ke dalam
jiwa raga dan segala aktiviti kehidupan oleh ibadat khusus itu, tidak
banyak kelihatan diterjemahkan ke dalam bentuk amalan dan pelaksanaan
dalam masyarakat Islam.
Orang Islam tidak mengamalkan budaya suci dan bersih,
menghormati dan mengurus waktu dengan baik, serta berdisiplin dalam
segala tindakan mereka. Walhal ciri-ciri inilah yang seharusnya
diamalkan oleh orang Islam yang menunaikan ibadat sembahyang mereka
saban hari siang dan malam.
Ibadat inilah yang dapat mendidik mereka menjadi umat
yang berdisiplin, mementingkan kebersihan dan kesucian, menepati waktu,
menguruskan masa dengan baik dan sebagainya.
Unsur inilah juga yang saya tekankan ketika
mengalu-alukan peserta Seminar Wakaf tersebut, iaitu bagaimana tindakan
yang seharusnya dilakukan dalam usaha menghayati falsafah amalan wakaf
itu sendiri dari segi komitmen dan tingkah laku orang Islam dalam
kehidupannya.Saya tegaskan bahawa selain daripada membicarakan sumbangan
ibadat wakaf dari segi pahala dan balasannya pada hari akhirat,
sumbangannya kepada ekonomi dan peningkatan kehidupan umat, kita
haruslah juga cuba menghayati falsafah waqaf dan ibadat yang berkaitan
dengan pemindahan hak milik harta kepunyaan individu atau keluarga
tertentu kepada pihak lain sebagai satu amalan yang dituntut oleh agama
Islam yang suci.
Allah s.w.t menyebut di dalam al-Quran surah Ali-Imran ayat 92 bermaksud:
"Kamu sekali-kali tidak akan mencapai kebaikan (yang
sempurna) sehingga kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu sayangi.
Dan apa sahaja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya"
Ayat ini jelas menerangkan bahawa tabiat kejadian
manusia adalah amat mencintai dan menyayangi harta benda. Kecintaan ini
boleh membawa kepada sifat cintakan benda dan harta serta wang secara
melulu dan melampau, terutamanya yang dihasilkan dengan segala susah
payah dan mengeluarkan keringat yang banyak.
Maka di sinilah datangnya peranan ibadat dan perintah
Allah kepada hamba-Nya agar mereka dapat memindahkan sebahagian kecil
harta kesayangannya itu kepada orang lain, kerana wakaf bererti
memindahkan hak milik harta kepunyaan seorang individu atau kumpulan
kepada pemilik yang lain.
Manusia yang tidak beriman dan tidak menyedari akan
kewajipannya kepada Allah s.w.t akan merasa amat keberatan untuk
memberikan hartanya walau sekecil mana sekalipun kepada orang lain.
Tetapi agama menuntut ia berbuat demikian, malah
mewajibkan zakat ke atas orang tertentu yang dianggap mampu untuk
membantu orang lain, maka keimanan dan keikhlasan kepada ajaran agama
inilah yang mendorong orang Islam membayar zakat dan mengerjakan amalan
wakaf.
Maka peranan wakaf dan zakat ialah untuk melonak dan
mendidik nafsu manusia biasa agar mempunyai perasaan bertanggungjawab
dan dengan itu akan sanggup berkorban dengan harta benda kesayangannya
untuk kepentingan orang lain, terutamanya untuk kepentingan umum atas
prinsip beramal kerana Allah s.w.t.
Sebab itulah telah dijelaskan bahawa dalam zaman
moden ketika manusia kelihatan telah melutut di bawah tuntutan badani
dan nafsunya, sehingga bersikap terlalu mementingkan kepentingan diri
sendiri dan mementingkan kekayaan dan kemewahannya sahaja.
Oleh itu adalah amat baik sekali sekiranya peringatan
dan pengajaran daripada falsafah ibadat zakat dan wakaf ini dapat
dibicarakan dengan bersungguh-sungguh dari sudut praktis dan
penghayatannya untuk kesedaran umat Islam sendiri.
Sifat gelojoh dan tamak haloba kebendaan pada masa
kini banyak menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan kerohanian
masyarakat Islam umumnya. Kita di negara ini telah merasai percikannya
yang membimbangkan.
Kesungguhan kerajaan untuk memerangi gejala ini
nampaknya tidak banyak memberi kesan yang positif, malah manusia kita
nampaknya menjadi semakin ghairah mencari kepentingan sendiri tanpa
puas, dan hal inilah yang berlaku dalam dunia korporat, perniagaan,
politik dan lain-lain yang dimanifestasikan di dalam gejala rasuah,
pecah amanah, penyalahgunaan wang awam, politik wang, penipuan modal dan
deposit orang ramai dalam skim piramid dan cepat kaya dan
berbagai-bagai aktiviti lain yang keseluruhannya menggambarkan
kegelojohan nafsu manusia untuk membolot kekayaan untuk diri sendiri.
Penyelesaiannya yang tinggal bagi orang Islam ialah
menyusun agenda pendidikan secara formal dan tidak formal bagaimana
caranya mengatasi sifat gelojoh dan tamak haloba manusia ini.
Bagaimana falsafah ibadat Islam hendak dihayati dan
dipraktikkan sehingga manusia akan tunduk kepada nilai dan akhlak yang
mulia menggantikan nafsu dan tuntutan badaninya yang tidak terbatas.
Seminar-seminar seperti ini diharap dapat menyelam
lebih jauh ke dasar pemikiran dan kerohanian manusia yang tidak
semestinya hanya berbincang tentang ekonomi dan peningkatan kekayaan,
tetapi tidak sampai membicarakan juga masalah hati nurani dan tuntutan
suci agama yang seharusnya menjadi darah daging manusia dalam segala
aspek kehidupannya.
Kalau hal ini gagal dibicarakan, maka akan lebih
banyak salah laku akan berlaku, akan banyak lagilah isu rasuah, politik
wang, monopoli kekayaan, pecah amanah dan sebagainya yang akan melanda
masyarakat kita.
Maka pada masa itu akan lebih banyaklah kehancuran
dan kerosakan yang akan melanda masyarakat dan negara kita di tangan dan
nafsu orang-orang yang gelojoh serta tamak haloba.
10 tanda hati yang rusak
أًلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Allah SWT akan mempersoal hati manusia ketika dia datang bertemu dengan-Nya pada hari kiamat mengenai apa dilakukan semasa di dunia. Hal ini ditegaskan Allah SWT menerusi firman-Nya yang bermaksud : "Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. "
(Surah al-Israa ayat 36)
Ini kerana hati manusia ibarat seorang raja yang boleh mengeluarkan arahan terhadap bala tenteranya. Dia boleh bertindak untuk menerus atau memberhentikan sesuatu peperangan jika dia melihatnya tidak memberi apa-apa keuntungan.
Nabi SAW menganggap hati manusia sebagai perkara yang utama dalam diri manusia, jika ia baik, maka baiklah seluruhnya anggota manusia, tetapi jika sebaliknya ia jahat, maka jahatlah seluruh anggotanya.
Nabi SAW bersabda maksudnya :
"Sesungguhnya dalam diri manusia itu ada seketul daging. Jika daging itu baik, maka baiklah seluruh anggota badannya tetapi seandainya daging itu rosak dan kotor, maka kotor dan rosaklah seluruh anggota badannya. Daging yang dimaksudkan ini adalah hati."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim daripada Nu'man bin Basyir)
Paling penting, setiap muslim perlu mencari jalan bagaimana mereka dapat meluruskan hati mereka daripada terkena penyakit berbahaya yang boleh mencacatkan hubungan mereka dengan Allah SWT pada hari kiamat nanti.
Ini kerana sesungguhnya hati yang hidup adalah hati yang menjadi pangkal hidupnya iman, akhlak Islam dan mendapat hidayah daripada Allah SWT.
Sahabat yang dimuliakan,
Allah SWT telah mengingatkan kita sebagai hamba-Nya agar membawa hati kita untuk bertemu-Nya pada hari kiamat dengan hati yang sejahtera.
Firman Allah SWT yang bermaksud: "Iaitu pada hari di mana harta dan anak-anak tidak berguna. Melainkan mereka yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (sejahtera). " (Surah as-Suy'araa ayat 88-89)
Hati yang bersih itu adalah hati yang sejahtera dan selamat daripada penglibatan dalam perkara syirik, nifaq atau tidak mempercayai akan kebesaran Allah SWT.
Setelah kita mengenal hati yang bersih dan sejatera, maka apakah pula ciri-ciri hati yang rosak?.
Terdapat 10 perkara tanda-tanda hati yang rosak. Perkara-perkara tersebut adalah seperti berikut :
1. Hati tidak merasa bersalah apabila terlibat melakukan dosa dan maksiat.
2. Tidak terasa untuk melakukan taubat apabila melakukan kesalahan.
3. Merasa seronok bergelumang dalam dosa.
4. Tidak mempedulikan perintah Allah, malah suka terbabit pada larangan-Nya.
5. Benci kepada kebenaran dan cuba menghalang kemaraannya.
6. Benci kepada orang-orang soleh atau mereka yang suka melakukan kebaikan.
7. Suka bertengkar pada perkara yang tidak memberi manfaat untuk agama.
8. Menerima rasuah, sogokan, riba dan perkara haram serta merasakan keseronokannya.
9. Takut kepada orang yang gagah, tetapi sedikit pun tidak takut kepada Allah.
10. Benci kepada perkara makruf dan suka kepada perkara mungkar.
Huraiannya :
1. Hati tidak merasa bersalah apabila terlibat melakukan dosa dan maksiat.
Daripada Ibnu Masu’d radiallahu anhu berkata : Sesungguhnya orang mukmin itu memandang dosa-dosanya seperti orang yang berdiri di bawah gunung,yang mana dia (sentiasa) rasa takut yang gunung itu nanti akan menghempapnya,dan orang yang keji pula memandang dosa-dosa mereka seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, yang berkata : dengan hanya begini sahaja (iaitu dengan hanya ditepis dengan tangan sahaja) maka dengan mudah sahaja lalat itu terbang » (Hadis Riwayat Bukhari)
2. Tidak terasa untuk melakukan taubat apabila melakukan kesalahan.
Orang yang telah rosak hatinya tidak mahu bertaubat kepada Allah SWT, sedangkan Rasulullah SAW sentiasa bertaubat 100 kali sehari.
Nabi SAW bersabda yang bermaksud : "Wahai manusia! Bertaubatlah kepada Allah,sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah setiap hari sebanyak 100 kali (Hadis Riwayat Muslim)
3. Merasa seronok bergelumang dalam dosa.
Hati yang telah rosak adalah hati yang merasa seronok dengan maksiat dan dosa seperti orang-orang kafir. Sedangkan dunai ini syurga untuk orang kafir dan penjara untuk orang Islam.
Nabi SAW bersabda maksudnya : " Dunia itu penjara bagi orang yang beriman dan syurga bagi orang kafir."(Hadis Riwayat Ahmad, Muslim, dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah. Sahih Al-Jami' - 3412)
Orang-orang kafir berseronok melakukan maksiat dan kemungkaran. Mereka buru harta dunia siang dan malam, Mereka berhibur dengan muzik, menonton filem, meminum arak, bermain judi, memiliki wanita-wanuta cantik, dan makan-minum apa saja yg mereka suka dan memuaskan hawa nafsu mereka sepenuhnya maka itu adalah syurga untuk mereka. Sekiranya umat Islam terikut-ikut dengan cara hidup mereka dan menjadikan dunia ini seperti syurga maka di hari akhirat nanti mereka akan dijauhi dari syurga oleh Allah SWT.
4. Tidak mempedulikan perintah Allah, malah suka terbabit pada larangan-Nya.
Orang mukmin sentiasa mematuhi segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya . Sedangkan orang fasik, munafik dan kafir tiadak akan memperdulikan perintah Allah SWT dan sentiasa melakukan larangan-Nya dan berseronok-seronok dengan maksiat.
Firman Allah SWT maksudnya : "Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melampau batas, yang membuat kerosakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan." (Surah Asy-Syuaara ayat 151-152)
5. Benci kepada kebenaran dan cuba menghalang kemaraannya.
Firman Allah SWT maksudnya ; "Mereka (orang munafik) menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halang (manusia) dari jalan Allah. Sungguh betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan."
Sifat orang munafik suka menghalang manusia dari jalan Allah, tidak suka tarbiah, tazkirah dan menarik balik tauliah para ulama yang berilmu dan menyampaikan dakwah. Hati golongan ini telah rosak dan ditambah lagi kerosakkan hati-hati mereka, nanti di akhirat mereka akan dihumbankan kedalam neraka.
6. Benci kepada orang-orang soleh atau mereka yang suka melakukan kebaikan.
Sesiapa yang membenci orang soleh sebenarnya dia menjauhkan dirinya kepada rahmat Allah SWT dan mendatangkan kemurkaan Allah SWT.
Nabi SAW juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
مَثَلُ
الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ
، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا
تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ
بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang solih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan tukang besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak wangi olehnya, engkau boleh membeli darinya atau sekurang-kurangnya dapat baunya. Adapun berteman dengan tukang besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, paling kurang engkau dapat baunya yang tidak elok.” (Hadis Riwayat Bukhari dari Abu Musa.)
7. Suka bertengkar pada perkara yang tidak memberi manfaat untuk agama.
Suka bertengkar pada perkara yang tidak bermanfaat akan mematikan hati dan menimbulkan kebencian sesama muslim. Salah satu sifat orang munafik adalah suka bertengkar dan mempertahankan kebatilan dan pendapat yang menyalahi agama.
Sabda Nabi SAW yang bermaksud ; "Mahukah kamu semua aku beritahu( sifat-sifat) ahli syurga? Para sahabat menjawab . "Ya", baginda bersabda," Setiap orang lemah dilemahkan, andainya dia meminta kepada Allah, nescaya Allah mengkabulkannya. Mahukah aku beritahu (sifat-sifat) ahli neraka? Setiap orang yang suka bertengkar dengan kasar ('utul) , berlagak (jawwaz) dan sangat sombong (mustakbir) (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
8. Menerima rasuah, sogokan, riba dan perkara haram serta merasakan keseronokannya.
Sabda Rasulullah SAW. maksudnya : “ Pemberi rasuah dan penerima rasuah akan masuk ke dalam api neraka”. (Hadis Riwayat at-Tabrani)
Firman Allah SWT yang bermaksud :
“Hai orang-orang yang beriman , bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah riba (yang belum di pungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah , bahawa Allah dan RasulNya akan memerangimu . Dan jika kamu bertaubat (dari mengambil riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
(Surah Al- Baqarah ayat 278-279)
Berdasarkan pemerhatian, punca-punca menyebabkan berlaku rasuah ialah bernafsu besar atau sifat tamak haloba, sikap mahu hidup mewah, memburu kekayaan dengan cepat, tidak bersyukur serta terikut-ikut dengan rakan-rakan sekerja. Orang yang suka mengambil riba pula sebenarnya melanggar hukum Allah SWT yang jelas mengharamkan riba seksaannya cukup berat dihari akhirat nanti.
9. Takut kepada orang yang gagah, tetapi sedikit pun tidak takut kepada Allah.
Orang yang telah rosak hatinya dia takut kepada manusia, jin dan syaitan lebih daripada Allah SWT. Orang mukmin hanya bertawakal dan berserah diri kepada Allah SWT. Semua makhluk tidak boleh mendatangkan mudarat kepada kita melainkan dengan izin Allah SWT.
Firman Allah SWT maksudnya : "Jika Allah menyentuhkan kemudharatan bagi mu, tidak ada yang boleh menghilangkannya selain Allah, Jika Allah memberikan kebaikan pada-Mu maka tidak ada yang boleh menolaknya, Allah memberikan kepada siapa saja diantara hamba yang Dia kehendaki, Dialah Allah Yang Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang ..." (Surah Yunus ayat 107)
10. Benci kepada perkara makruf dan suka kepada perkara mungkar.
Sifat orang fasik dan hatinya telah rosak adalah benci pada makruf dan suka kepada kemungkaran. Sedangkan Allah SWT berfirman dalam surah Ali-Imran, ayat 110 yang bermaksud: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan kepada manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah daripada yang mungkar, dan beriman kepada Allah…”
Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Jagalah hati-hati kita supaya sentiasa sihat, sejahtera dan menjaganya supaya tidak rosak binasa. Jauhilah 10 perkara yang menyebabkan hati kita akan rosak . Jika dah rosak makan masa hendak dipulihkan, maka dari itu teruskan kita mendekati orang soleh, banyakkan berdakwah dan bekerja untuk Islam supaya hati kita sentiasa dekat dengan Allah SWT dan sentiasa mendapat rahmat-Nya.
SIFAT-SIFAT MAZMUMAH
Semalam Seri kongsikan sifat-sifat mahmudah. Semoga apa yang diberi
menjadi garis panduan untuk diri Seri Dan kekawan lain. Agak janggal
juga jika Seri tak kongsikan pula sifat berlawanan mahmudah iaitu
Mazmumah.
Sifat Mazmumah adalah sifat tercela. Menurut imam al-ghazali, antara sifat mazmumah adalah seperti berikut:
"Sekiranya kamu mendapat kebaikan, nescaya mereka akan berasa kurang senang, tetapi apabila kamu mendapat kecelakaan, mereka bersuka ria kerananya" - surah Ali imran:120
Sifat Mazmumah adalah sifat tercela. Menurut imam al-ghazali, antara sifat mazmumah adalah seperti berikut:
GEMAR MAKAN DAN MINUM
Terdapat hadis yang diriwayatkan daripada Nabi Muhammad saw yang bererti :
Terdapat hadis yang diriwayatkan daripada Nabi Muhammad saw yang bererti :
" Yang terlebih afdal pada Allah itu ialah orang yang banyak berlapar
dan banyak tafakur. Dan yang terlebih benci kepada Allah itu ialah
orang yang banyak makan, banyak tidur dan banyak makan"
Kenapa sedemikian? Kerana mereka yang selalu kekenyangan akibat gemar
mkan dan minum akan terhindar daripada melakukan ibadah kerana sentiasa
terdorong untuk tidur dan beristirehat.
BANYAK BERKATA-KATA YANG SIA-SIA
Sudah menjadi lumrah manusia suka bercakap yang siaisia, yang boleh ditakrifkan sebagai bencana lisan ialah mengumpat, menghina, berdusta dan bertengkar.
Sudah menjadi lumrah manusia suka bercakap yang siaisia, yang boleh ditakrifkan sebagai bencana lisan ialah mengumpat, menghina, berdusta dan bertengkar.
Firman Allah yang bermaksud:
" Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan daripada orang yang menyuruj( manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf atau mendamaikan antara manusia" - surah An-nisan :114
" Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan daripada orang yang menyuruj( manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf atau mendamaikan antara manusia" - surah An-nisan :114
Malahan ada hadis Rasulullah saw yang bermaksud : Sesiapa beriman kepada
Allah dan hari akhirat, berkatalah yang baik atau diam sahaja.
MARAH
Sifat marah berpunca daripada kurang kesabaran dalam menghadapi sebarang keadaan. Orang yang bersikap sedemikian selalunya disorong oleh pengaruh syaitan yang ingin merosakkan iman dan dirinya
Sifat marah berpunca daripada kurang kesabaran dalam menghadapi sebarang keadaan. Orang yang bersikap sedemikian selalunya disorong oleh pengaruh syaitan yang ingin merosakkan iman dan dirinya
Seringkali orang pemarah ini mewarisi sifat-sifat seperti sombong,
bongkak, tidak boleh ditegur dan lain-lain. Bagaimanapun, islam tidak
melarang umatnya mempunyai sifat marah dalam hal-hal tertentu seperti
firman Allah SWt yan bermaksud:
"Wahai Nabi, perangilah orang kafir dan orang munafik itu dan bersikap keraslah terhadap mereka" - surah al-Tahrim:9
HASAD, DENGKI DAN IRI HATI
Sifat-sifat ini lahir dari rasa kurang senang dengan nikmat yang dikecapi oleh orang lain lalu mengharapkan nikmat itu terhapus daripadanya. Terdapat hadis Rasulullah yang bererti:
Sifat-sifat ini lahir dari rasa kurang senang dengan nikmat yang dikecapi oleh orang lain lalu mengharapkan nikmat itu terhapus daripadanya. Terdapat hadis Rasulullah yang bererti:
"Hasad itu memakan kebajikan, sebagaimana api memakan kayu"
Firman Allah yang bermaksud:
"Sekiranya kamu mendapat kebaikan, nescaya mereka akan berasa kurang senang, tetapi apabila kamu mendapat kecelakaan, mereka bersuka ria kerananya" - surah Ali imran:120
Untuk mengelakkan perasaan hasad, dengki dan iri hati ini, seseorang itu
perlu selalu mengamalkan sifat tawaduk, mengucapkan puji dan syukur
kepada Allah atas nikmat yang dikecapi oleh saudara seislam kita.
Mudah-mudahan kita juga akan dilimpahi Allah nikmat yang serupa kelak.
KASIH PADA HARTA
Tidak salahnya memiliki harta dan kemewahan hidup. Tetapi kemewahan yang membawa kepada sifat bakhil. Tamak haloba dan juga membazir dibenci oleh Islam.
Tidak salahnya memiliki harta dan kemewahan hidup. Tetapi kemewahan yang membawa kepada sifat bakhil. Tamak haloba dan juga membazir dibenci oleh Islam.
Agama kita menuntut orang yang kaya dan berada menunaikan tanggungjawab
kepada masyarakat seperti bersedekah, berzakat, dan membelanjanakan
harta di jalan Allah. Firman Allah swt yang bermaksud:
"Hai orang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh harta kekayaanmu
dan anak pinakmu daripada mengingati Allah. Sesiapa berbuat demikian.
Maka tergolonglah mereka di kalangan orang yang rugi" - surah al-munafiqun:9
TAKBUR
Firman allah yang bermaksud:
Firman allah yang bermaksud:
" Apabila dikatakan padanya: Takutilah Allah. Ia lalu dipengaruhi
oleh kemegahan (takbur) yang membawanya kepada dosa, cukuplah neraka
jahanam (sebagai balasan)" - surah al-Baqarah : 206
Banyak sebab yang bolej membawa seseorang itu kepada sifat takbur atau
menyombong diri. Antaranya sebab nasab keturunan, kuasa pemerintahan,
kecantikan, kekayaan, kelebihan ilmu, banyak pengikut dan banyak ibadat.
Untuk menghindari sifat takbur ini, selalu mengamalkan sifat tawaduk
atau rendah diri dengan membanyakkan pergaulan dengan semua peringkat
ahli masyarakat dan melatih diri mendengar pandangan orang lain dalam
segala hal.
RIAK
Riak ditakrifkan sebagai sifat untuk menari pandangan orang dengan menampakkan pelbagai amalan baik yang dilakukan semata-mata menginginkan pujian, pangkat atau kedudukan.
Riak ditakrifkan sebagai sifat untuk menari pandangan orang dengan menampakkan pelbagai amalan baik yang dilakukan semata-mata menginginkan pujian, pangkat atau kedudukan.
Sifat riak yang nyata seperti menunjuk-nunjuk dalam amal ibadah dan riak
yang tersembunyi ialah beratnya hati seseorang untuk beramal apabila
bersendirian tetapi akan berbuat demikian apabila orang lain yang
menyaksikannya!
Terdapat hadis Rasulullah saw yang bererti:
"Serendah-rendah riak adalah syirik"
Rakan-rakan perlu berhati-hati supaya tidak bersifat riak dan
sebaik-baiknya hendaklah membiasakan diri untuk merahsiakan segala
amalan baik kita supaya tidak diketahui orang
Apakah perkara yang boleh membuatkan seseorang itu riak? Ianya adalah
seperti mempertontonkan keindahan tubuh badan, pakaian, ucapan dan
perlakuan.
UJUB
Sifat ujub pula berkait rapat dengan takbur dan riak. Ujub bererti berasa hairan dengan keistimewaan dan kelebihan diri sendiri. Ini juga berkait rapat dengan kelebihan dari segi kecantikan, kepandaian, kekayaaan dan lain-lain.
Sifat ujub pula berkait rapat dengan takbur dan riak. Ujub bererti berasa hairan dengan keistimewaan dan kelebihan diri sendiri. Ini juga berkait rapat dengan kelebihan dari segi kecantikan, kepandaian, kekayaaan dan lain-lain.
Sifat ujub boleh diatasi dengan sentiasa memikirkan bahawa tiada benda di dunia ini akan kekal.
Setiap sifat boleh ditimpa keuzuran atau penyakit suatu hari nanti, yang
tinggi darjat keturunannnya tidak akan dinilai di sisi Allah selain
takwa dan yang kaya pula boleh mengalami bencana-bencana seperti
kecurian, penculikan dan sebagainya
Sentiasalah menghisab atau meneliti kekurangan diri sendiri ( muhasabah)
sebagai hamba Allah akan melahirkan jiwa yang murni dan bebas daripada
sifat-sifat tercela ini.
KASIH AKAN DUNIA
Hati yang sentiasa berpaut kepada kehidupan dan kesenenagan duniawi akan
menyebabkan seseorang itu takutkan mati. Hakikat sebenar kehidupan
dunia ini telah digambarkan oleh Allah swt dalam firmannya :
"Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia adalah permainan senda
gurau, perhiasan, bermegah-megah antara kamu dan berlumbailumba dalam
mengumpul harta kekayaan dan anak pinak" - surah al-Hadid: 20
Allah swt telah menjelaskan dalam firman-Nya yang lain, bahawa segala
yang ijadikan di muka bumi ini adalah sebagai perhiasan dan cubaan
kepada manusia untuk menilai baik buruknya amalan seseorang itu.
Seandainya insan itu mengenali hakikat kejadian dirinya dan mengenali
rahsia dirinya dengan sebaik-baiknya, mengenali rahsia dan hikmah dunia
ini sebagai tempat menimba bekalan takwa menuju akhirat, pasti kecintaan
yang melampaui batas terhadap kehidupan dunia yang sementara ini akan
terhapus
Tiada ulasan:
Catat Ulasan