Ahad, 7 Jun 2015

MENANGISLAH SEPUAS2NYA...JIKA DITIMPA MASALAH ATAU PENDERITAAN EMOSI...MUNGKIN KITA MENJADI LEGA SEDIKIT...TAPI BIAR MENANGIS TU KERANA DOSA KITA PADA ALLAH BUKAN MASALAH YANG MENIMPA ITU

RASULULLAH, PARA SAHABAT DAN ORANG SOLEH MENANGIS KETIKA MEMBACA DAN MENDENGAR AL QUR’AN

Oleh Fadhil ZA
Maryam 58
58. Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. (Maryam 58)
Al Qur’an adalah kitab yang dahsyat yang mampu menggetarkan hati orang yang membaca atau mendengarkan ayat ayatnya. Pemuka pemuka kaum Quraisy pernah meminta para  jamah Haji yang datang ke Mekah agar menutup kupingnya dengan kapas, karena kuatir akan terpengaruh oleh bacaan Qur’an yang dibaca oleh pengikut Nabi Muhammad saw. Bacaan Al Qur’an sangat berbekas didalam hati orang yang beriman. Ketika membaca atau mendengarkan Qur’an diantara mereka ada yang menangis dan menyungkur sujud dengan dahinya sebagaimana disebutkan dalam surat maryam ayat 58 diatas.
 Tangisan Rasulullah ketika mendengar dan membaca Al Qur’an
 Rasulullah sering kedapatan menangis ketika mendengar atau membaca Al Qur’an dalam shalatnya. Abdilah bin Mas’ud mengisahkan  , Rasulullah saw berkata kepadaku “Bacalah Al Qur’an dihadapanku”. Aku berkata, “Aku membaca atasmu ? ,dan atasmulah al Qur’an itu turun”. Rasulullah berkata “ Sesungguhnya aku lebih suka mendengarkannya daripada selainku”. Kemudian aku membaca surat An Nisa’ hingga sampai ayat 41 :
41. Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). An Nisa’41
 Kemudian beliau berkata “Tahan bacaanmu”. Tiba tiba kedua mata beliau meneteskan air mata. Beliau mengulangi perklataannya:” Tahan bacaanmu” Kemudian aku angkat kepalaku , dan  aku lihat air mata Rasulullah mengalir.
 Sa’ad bin Abi Waqas berkata, ”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda , “Sesungguhnya al Qur’an ini turun dengan kesedihan, jika kalian membacanya maka menangislah. Jika tidak bisa menangis berpura puralah menangis, bernyanyilah dengan al Qur’an. Barang siapa yang tidak bernyanyi dengan al Qur’an maka bukan termasuk dari golongan kami” .
Dalam surat An Najm ayat ayat 59-62 Allah mempertanyakan orang yang tidak bisa menangis ketika membaca atau  mendengarkan al Qur’an:
 59. Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?  60. Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis  61. Sedang kamu melengahkan(nya)?  62. Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia). (An Najm 59-62)
 Ubaid bin Umar berkata kepada sayyidah Aisyah ra, “Kabarilah kami , apa yang paling mengagumkan bagimu dari Rasulullah saw?’ Aisyah ra terdiam, lalu berkata”Pada suartu malam Rasulullah berkata padaku, wahai Aisyah biarkanlah aku beribadah pada Tuhanku pada malam ini”
 Aku (Aisyah) berkata “Demi Allah, aku lebih suka berada disampingmu, dan aku lebih suka membahagiakanmu”. Kemudian Rasulullah saw berdiri dan berwudhu lalu mengerjakan shalat . Aisyah berkata, “Rasulullah saw menangis sepanjang shalatnya, hingga pipinya yang mulia basah karenanya. Aisyah berkata, “Rasulullah duduk sambil menangis hingga janggutnya yang lembut basah “ . Aisyah berkata”Kemudian Rasulullah saw menangis , hingga air mata beliau memmabasahi tanah”. Bilal datang untuk mengumandangkan azan. Ketika  melihat Rasulullah saw sedang menangis, Bilal bertanya,”Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis, bukankah Allah telah mengampuni dosa dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?”.
 Rasulullah saw berkata”Tidakkah aku menjhadi seorang hamba yang bersyukur, aku telah menerima wahyu dari Allah pada malam ini, celaka bagi orang yang membacanya tapi tidak menrenungkan kandungannya”
 “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang ada ayat ayat bagi orang yang berakal (Ali Imran 190) “
 Dari Mathraf bin Abdillah, dari ayahnya berkata “Aku melihat Rasulullah saw sedang melakukan shalat, dan didadanya terdengar seperti suara air mendidih dalam ketel karena tangisannya”
Tangisan para sahabat
 Abdullah bin Syadad berkata ,”saya mendengar suara tangis Umar ra sedang saya dibaris akhir pada shalat subuh, dia membaca surat Yusuf  hingga pada ayat 86 “
86- Yakub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan
 kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.”
Hisyam bin al Hasan berkata “Umar bin Khatab membaca Qur’an , tenggorokannya hampir tercekik hingga ia nenangis  sampai terjatuh. Lalu ia kembali kerumahnya dan orang banyak menyangka ia demam.
Ketika Rasululah sakit pada akhir hayatnya, beliau meminta Abubakar ra menggantikannya jadi Imam. Aisyah mengingatkan,”Wahai Rasululah Abubakar itu laki laki yang lemah. Jika ia membaca al Qur’an ia tidak bisa menahan tangisnya. Dalam riwayat lain dikatakan “Abubakar jika berdiri menmggantikanmu didepan orang orang, tidak terdengar bacaannya oleh orang yang dibelakang karen tangisannya”
 Syu’bah bin sya’ad bercerita, satu ketika makan malam sudah dihidangkan dihadapan Abdurahman bin Auf, setelah siang harinya ia berpuasa. Ia membaca surat al Muzzamil hingga sampai ayat 12-13
 12- Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala,  13- dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih
 Abdurahman bin Auf menangis, dan terus menangis  hingga ia tidak jadi makan malam.
 Tangisan orang soleh
 Ibnul Jauzi meriwayatkan , satu ketika kami bersama Malik bin Dinar, kami mendengar seorang Qori’ membaca al Qur’an surat al Zalzalah
 1-   Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat),
 Maka mulailah Malik bin dinar menyeka air matanya, sementara anggota majelis yang lain mulai menangis dan menjerit hingga dibaca ayat terakhir
 7- Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. 8- Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.
 Malik bin Dinar menangis tersenguk senguk  sampai pinsan, orang banyaki menyangka ia gila.
 Yasir bin Dzaluq berkata, “Aku bermalam dirumah Al Rabi’ bin Khaitsam pada suatu malam, kemudian Ar Rabi’ melaksanakan shalat dan membaca surat al jatsiah ayat 21
 21- Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al Jatsiah 21)
 Kemudian ia tidak tidur semalam penuh hingga subuh dalam keadaan menangis.
 Pada suatu malam Umar bin Abdul  Aziz membaca ayat (walaili idza yakhsya). Ketika sampai pada ayat (Fa andzartakum naaran taladzdzaa)  dia tercekik oleh air matanya, dan tidak sanggup melewatinya, kemudian dia lanjuytkan dengan membaca ayat yang lain.
 Al Nawawi berkata dalam al Tibyan “Menangis disunahkan ketika membaca Qur’an. Dan itu adalah sifat orang orang arif dalam syiar bagi hamba hamba Allah yang saleh”
 Imam besar Masjidil Haram dan Imam besar  lainnya dimasa sekarang ini juga sering kita dapati menangis ketika menjadi Imam atau membaca ayat Qur’an. Antara lain Imam Sudais, Imam Syuraim, Imam Musyari Rasyid, Hani Rifai banyak kita temukan rekaman videonya di Youtube beliau menangis ketika jadi imam atau membaca al Qur’an.
SYAIKH SHURAIM  IMAM MASJIDIL HARAM
MENANGIS DALAM SHALAT






SYAIKH SUDAIS IMAM MASJIDIL HARAM
MENANGIS DALAM SHALAT









TANGIS IMAM HANY AR RIFAI MEMBACA
SURAT AL FAJR
IMAM MASJID KUAWAIT MUSHARI RASYID
MENANGIS MEMBACA SURAT FUSHILAT 19-36
Mudah mudahan ayat Qur’an yang dibacakan oleh Imam terkemuka di dunia saat ini,  seperti terlihat pada video diatas bisa menggetarkan hati para pembaca, sehinga kita bisa merasakan betapa dahsyatnya Al Qur’an yang diturunkan Allah kepada kita semua.
 Keutamaan menangis karena Allah
 Banyak sekali ayat Qur’an yang menerangkan tentang keutamaan menangis karena Allah , antara lain surat Almaidah ayat 83,surat Al Israak 107-108, dan surat Maryam ayat 58 seperti dituliskan pada awal tulisan ini.  Dalam beberapa hadist juga banyak disebutkan tentang keutamaan menangis karena alah ini , antara lain seperri yang disamapaikan berikut dibawah ini.
Ibnu Abbas berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda”Dua mata yang tidak bisa disentuh api neraka adalah mata yang menangis dikeheningan malam karena takut pada Allah, dan mata yang berjaga dimalam hari karena membela agama allah (HR Turmudzi dan abu Naim)
 Abu Hurairah ra berkata, “Rasulullah saw bersabda, tidaklah masuk neraka orang yang menangis karena Allah hingga air susu kembali keteteknya, dan tidaklah berkumpul debu dijalan Allah dan asap api neraka dilubang seorang hamba selamanya (HR Turmudzi)
 Abu Hasan berkata”Jibril turun kepada Nabi yang disisinya ada seorang laki laki yang sedang menangis. Jibril bertanya kepada Nabi”Siapa nini?”. Nabi menjawab”Ia adalah si Fulan”. Kemudiahn Jiobril berkata”Sesungguhnya kami menimbang semua amal amal anak Adam, kecuali tangisan. Sesungguhnya allah memadamkan lautan api neraka jahanam dengan setetes air mata”.
 Anas bin Malik berkata “Rasulullah saw bersabda, barangsiapa menghingat Allah lalu kedua matanya mengalirkan air mata karena takut pada Allah, sampai air matanya tertumpah kebumi, maka ia tidak akan disiksa pada hari kiamat” (HR al hakim)
 Ibnu Mas’ud berkata “Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, Tidak ada seorang mukminpun yang mengalir air matanya sekalipun sebesar kepala lalat karena takut kepada Allah Ta’ala, ke mudian membasahi bagian wajahnya, melainkan Allah mengharamkannya dari neraka”. Aku berkata “Karena itulah jika Muhammad ibnu al Munkadar menangis , dia usapkan wajah dan jenggotnya dengan air natanya seraya berkata”telah sampai padaku sesungguhnya neraka tidak akan memakan bagian yang disentuh air mata”
 Abi al Jild berkata , “Aku membaca permasalahan Daud, dia berkata:”Tuhanku, apakah balasan orang yang menangis karena takut kepadaMu , hingga airmatanya mengalir pada kedua pipinya?”. Allah berkata:” Balasannya adalah aku haramkan wajahnya dari bara neraka, dan Aku akan melindunginya pada hari yang menankutkan”.
 Abdullah bin Amru bin Ash berkata,” Menangislah! Jika tidak bisa maka berpura puralah menangis. Kalau kalian mengetahui ilmu, niscaya kalian akan melakukan shalat hingga punggung kalian retak, dan kalian menangis hingga suara kaalian putus”. Ia juga berkata” Menagis karena Allah lebih aku cintai daripada bersedekah 1000 dinar” .
 Al Hasan berkata “Telah sampai kepada kami, sesungguh nya orang yang menangis karena takut pada Allah, maka tidaklah menetes air matanya  ke  bumi hingga ia dibebaskan dari api neraka. Kalaulah seseorang menangis ditengah masyarakat , maka masyarakat tersebut akan mendapatkan rahmat karena tangisannya. Tidak ada sesuatup[un melainkan ada timbangannya (diakhirat) kecuali tangisan. Sesungguhnya tangisan karena Allah tidaklah  ditimbang
Abu Hurairah ra berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya  pada suatu hari dimana tidak ada suatu naunganpun selain naungan-Nya: 1. Pemimpin yang adil, 2. pemuda yang tumbuh dalam suasana menghamba kepada Allah, 3. Laki laki yang hatinya selalu terkait dengan masjid, 4. Dua laki laki yang saling mencintai karena Allah, 5. Orang yang  bertemu dan berpisah hanya karena Allah semata , 6. Laki laki yang dipanggil untuk berbuat zinah oleh seorang perempuan yang mempunyai pangkat (bangsawan) serta kecantikan, lalu ia berkata “sesungguhnya aku takut pada Allah”. 7. Laki laki yang ingat pada Allah ketika sendirian lalu airmatanya mengalir karena menangis” (HR Bukhari dan Muslim)
Menangis dengan tadabbur al- Qur’an
 Salah satu cara untuk memancing tangis ketika membaca atau mendengar al Qur’an adalah dengan cara mentadabburi ayat ayat Qur’an tersebut. Tadabbur Qur’an adalah salah satu cara untuk menghunjamkan ayat Qur’an kedalam hati , hingga hati dan seluruh tubuh bergetar karena kedahsyatan Al Qur’an tersebut.
 Tadabbur Qur’an dilakukan dengan merenung dan berdialogh dengan Allah sekitar ayat yang dibaca itu. Rasulullah biasa melakukan hal tersebut sebagai disebutkan dalam hadist riwayat Muslim
“Nabi Muhammad saw membaca al Qur’an dengan cara beruntut, jika beliau membaca ayat yang isinya tasbih, maka beliau membaca tasbih. Jika membaca ayat yang isinya pertanyaan , maka beliau bertanya, dan jika membaca ayat yang menyeru untuk minta perlindungan , maka beliau meminta pewrlindungan” (HR Muslim)
 Membaca Qur’an tanpa mengerti maknanya biasanya hanya sampai ditelinga saja, lantunan ayat Qur’an hanya terdengar ditelinga bagaikan suara angin atau musik saja tanpa dimengerti dan dipahami makna ayat yang didengar itu. Bagi orang ajam (non Arab) ayat tersebut baru dimengerti dan sampai kepada fikirannya setelah diterjemahkan kedalam bahasa ibunya . Setelah ditadabburi dan dihayati secara mendalam barulah ayat qur’an itu menghunjam kedalam hatinya  , hingga memancing tangisan dari orang yang bersangkutan.
 Kedahsyatan al Qur’an menggetarkan hati dan seluruh tubuhnya sebagaimana disebutkan dalam surat az zumar ayat 23:
 23. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.(Az Zumar 23)
 Allah memerintahkan kita untuk mentadabburi ayat Qur’an sebagaimana disebutkan dalam surat Muhammad ayat 24
 24. Maka apakah mereka tidak memperhatikan (mentadabburi) Al Quran ataukah hati mereka terkunci? (Muhammad 24)
 Tadabbur Qur’an adalah cara memahami al-Qur’an dengan hati, bukan dengan akal atau fikiran. Ayat yang dibaca dirasakan dengan hati. Berbeda dengan mengkaji atau memahami al-qur’an dengan akal dan fikiran. Pada proses mengkaji al-qur’an dengan akal dan fikiran , pemahaman al- quran baru bisa masuk kedalam hati  setelah melalui berbagai argumen dan pemikiran. Pada Tadabbur Qur’an perasaan hati lebih diutamakan, sehingga Al – Qur’an betul betul menghunjam kedalam hati tanpa melaui prose berfikir yang pelik.  
 Selama ini kita lebih banyak mendengarkan kajian al-Qur’an melalui ceramah di radio, televisi atau secara langsung dari penceramah . Ayat Qur’an yang disampaikan diterjemahkan kemudian dibahas dan dijelaskan oleh para penceramah tersebut. Al – Qur’an baru dipahami oleh hati setelah melalui proses  berfikir yang memakan waktu cukup lama. Tadabbur Qur’an dengan menghayati Qur’an langsung kedalam hati belum banyak dilaksanakan orang. Sehingga ini masih cukup asing bagi kita.
Proses masuknya al-Qur’an kedalam hati melalui tadabbur qur’an dapat disaksikan pada video berikut dibawah ini.
 PROSES MASUKNYA AL QUR’AN KEDALAM HATI
DENGAN TADABBUR QUR’AN







Khamis, 14 Julai 2011

DOA YANG BAIK UNTUK DIAMALKAN BAGI MENGATASI MASALAH JIWA KOSONG



Masalah yang dihadapi oleh mereka yang jiwanya kosong boleh membawa kepada kekufuran. Yang dikerjakan dan diusahakannya hanyalah mengumpul harta dan hidup mewah. Apabila lupa itu dibiar berlarutan tanpa cuba diatasi, ia akan membawa kepada kufur akan nikmat Allah, lalu ia akan lupa diri, hilang kebahagiaan atau mudah sakit jiwa (GILA).

Apabila jiwa kosong dari iman, lalu ia terjun ke dalam perjuangan hidup untuk memiliki kekuasaan dan ia gagal, maka mudah saja ia terkena gangguan jiwa dan menjadi gila. Seorang Muslim yang tidak memiliki iman yang kuat, mudah terkena penyakit itu. Dalam kesibukan kita lupa kepada Allah SWT lalu Allah SWT pun melupakan kita.

Jika hasratnya tidak tercapai maka ada yang mengambil jalan pintas dengan menamatkan riwayat, bunuh diri. Mereka yang bunuh diri adalah diantara imannya kurang kerana jiwa mereka itu kosong.

Apakah jenis-jenis penyakit jiwa?

Terdapat beberapa jenis penyakit jiwa dengan kelangsungan masing-masing. Ada yang boleh sembuh seperti sediakala dan ada yang memerlukan rawatan sepanjang hayat.

1. Kegelisahan (Neurosis)

Rasa mudah naik darah, tidak boleh menumpukan perhatian, tidak dapat tidur, merasa takut atau fobia, resah, gentar, sejuk tangan dan gejala-gejala badan yang lain.

2. Penyakit kepiluan (Depression)

Kadangkala kita merasa sedih, tidak berminat dalam aktiviti-aktiviti biasa, merasa lemah, sukar tidur dan tidak lalu makan, menangis tanpa sebab dan mungkin menyimpan rasa hendak bunuh diri terutama apabila mengalami kegagalan yang teruk atau kehilangan (misalnya kematian orang yang disayangi).

Jika ini berlaku keterlaluan atau muncul tanpa sebab dan memberi kesan terhadap kefungsian harian kita, kita memerlukan bantuan.

3. Psikosis

Ini merupakan yang paling teruk. Walaubagaimanapun ianya jarang berlaku jika dibandingkan dengan jenis-jenis penyakit jiwa yang lain. Dalam kes ini, pesakit hilang perhubungan dengan alam nyata dan hidup di dalam alamnya yang tersendiri serta berkelakuan ganjil. Misalnya, dia mungkin mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang tidak berasas, mendengar suara-suara yang tidak wujud, bersikap mundur atau bertutur tidak menentu. Biasanya pesakit tidak sedar bahawa dia sakit dan tidak mungkin mencari bantuan secara persendirian.

Jika terasa diri sudah malas dan segan nak bersolat dan mula meringankankan solat serta susah hati diatas sesuatu perkara yang menggangu fikiran bacalah doa-doa ini selalu. Semuga jiwa menjadi tenang semula dan diberi ketenangan dalam mengharungi kehidupan ini yang penuh cabaran. Kaya harta tetapi jiwa kosong tiada gunanya.

Dua doa inilah sebahagian dari doa yang selalu dibaca selepas solat. Yang belum membaca lagi doa ini jadikan amalan selepas solat.

1. Doa Rahmat Dan Petunjuk Allah.


"RABBANAA AATINAA MIN LADUNKA RAHMATAN WAHAYYI' LANAA MIN AMRINAA RASYADAA"

Maksudnya:

"Wahai Tuhan kami! Kurniakanlah kami rahmat dari sisiMu dan berilah kemudahan-kemudahan serta pimpinan kepada kami untuk keselamatan agama kami." (Surah Al-Kahfi: Ayat 10)

2. Doa pagi dan petang. 

Rasulullah SAW menyuruh umatnya agar mengamalkan doa pagi dan petang bagi mengatasi masalah jiwa, antaranya seperti diriwayatkan oleh Abu Daud, daripada Abu Sa’id al-Khudri r.a iaitu:

“Allahumma inni a’uzubika minal hammi walhazan. Wa’a’uzubika minal ‘ajzi wal kasal wa’a’uzubika minal jubni wal bukhli, wa ‘a’uzubika min ghalabatid daini waqahrir rijaal 

Maksudnya: 

"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu daripada rundungan sedih dan duka. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kedekut. Aku berlindung kepada-Mu dari beban hutang dan penindasan orang”.

Wasallam.

nota:

Kepada yang selalu komen negatif tentang blog ini, elok juga amalkan doa-doa ini supaya jiwa kosong itu tidak dipenuhi hasad dengki serta hati dan jiwa yang sakit. Semuga diberi hidayah dan banyak beristighfar.

Manfaat Menangis Untuk Kesehatan


Manusia menangis karena alasan yang berbeda dan berdasarkan emosi yang berbeda, bisa karena rasa sakit, sedih, kehilangan, frustrasi, atau ketakutan. Di sisi lain, air mata juga bisa memberikan manfaat dalam menjaga kesehatan seseorang.

“Air mata hanya salah satu dari banyak keajaiban yang bekerja dengan baik sehingga kita bisa mengeluarkanya setiap hari,” kata Dr Gerald R. Bergman, profesor di Medical University of Ohio dan instruktur di Divisi Seni & Ilmu Pengetahuan Northwest State Community College di Archbold, Ohio.

Terlepas dari emosi dan alasan yang mendasari, menangis sering membuat orang merasa lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa 88,8 % orang merasa lebih baik setelah menangis, dan hanya 8,4 % merasa lebih buruk.

Seperti dilansir New York Times, berikut adalah manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari menangis.

1. Membantu Melihat
Fungsi dasar air mata adalah memungkinkan manusia untuk melihat. Air mata tidak hanya melumasi bola mata dan kelopak mata, tapi juga mencegahnya agar tidak kekeringan. Jika tidak dilumasi dengan baik, maka mata tidak dapat melihat.

2. Membunuh Bakteri
Air mata sebeanranya adalah zat antibakteri dan antivirus yang bekerja melawan semua kuman dari tempat-tempat yang dikunjungi. Air mata mengandung lisozim, cairan anti kuman yang dapat membunuh 90 – 95 % bakteri hanya dalam 5-10 menit.

3. Menyingkirkan Racun
Ahli biokimia bernama William Frey telah meneliti air mata dan menemukan bahwa air mata yang terbentuk ketika mengalami kesedihan lebih beracun dari air mata yang terkena debu atau iritasi. Ternyata, air mata tersebut mengeluarkan racun dari tubuh yang terbentuk karena stres.

4. Meningkatkan Suasana Hati
Terlalu banyak kadar zat mangan (Mn) dapat menyebabkan hal-hal buruk seperti: kecemasan, kegelisahan, lekas marah, kelelahan, agresi, gangguan emosional, dan seluruh perasaan negatif lainnya. Menangis menurunkan kadar mangan seseorang. Air mata yang keluar ketika sedih mengandung konsentrasi protein 24 % lebih tinggi dan dapat mengangkut molekul mangan yang beracun.

5. Menurunkan Stres
Air mata memiliki fungsi seperti keringat dalam berolahraga, maka menangis baik untuk meredakan stres. Air mata mengurangi beberapa bahan kimia yang muncul dalam tubuh karena stres seperti endorfin, leusin-enkaphalin, dan prolaktin. Tapi di satu sisi, air mata juga dapat meningkatkan tingkat stres dan memperparah penyakit yang diakibatkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan maag.

6. Menarik Simpati dan Mendekatkan Diri dengan Orang Lain
Air mata secara dramatis dapat mengubah pendangan seseorang dan menyatukan orang dengan cara yang tulus. Air mata dapat memecah dinding emosional dan hambatan mental dalam diri sendiri terhadap orang lain.

Cara Mengatasi Tekanan Perasaan

Hari ini admin nak berkongsi tips mudah yang boleh diamalkan untuk mengatasi tekanan dengan bijak antaranya ialah..
1. Bawa-bawalah bertenang
Bila kita menyarankan seseorang supaya bertenang apabila dia marah, sedih dan sebagainya, pernahkah kita terfikir untuk mengajak atau mengajar cara-cara untuk memenangkan diri? Apa yang selalu saya praktikkan bila saya mahu bertenang menenangkan diri sendiri, saya akan tarik nafas dalam-dalam sekitar 7-9 saat, dan lepaskan perlahan-lahan juga sekitar 7-9 saat. Bagi yang beragama Islam, anda digalakkan beristighfar.
stress-ball-crush
2. Biasakan diri berada dalam keadaan berwuduk
Jiwa kita akan menjadi tenang jika membiasakan diri mengambil wuduk sebelum melakukan pekerjaan. Kerja yang susah akan menjadi senang dan mudah diselesaikan. Para pelajar misalnya, disarankan agar membiasakan diri mengambil wuduk sebelum mengulang kaji pelajaran agar apa yang dibaca akan mudah diingati.
3. Membaca al-Quran, zikir dan selawat
Ganjaran yang besar akan diberikan Allah bagi sesiapa yang membaca al-Quran walaupun satu ayat. Waktu yang sesuai bagi kita untuk membaca al-Quran ialah selepas solat lima waktu dan waktu-waktu lain seperti ketika berehat dan sebelum tidur. Oleh itu, jadikanlah al-Quran sebagai teman paling akrab pada sepanjang waktu. Sesungguhnya ayat Al-Quran adalah penenang jiwa yang paling mujarab.
Anda juga boleh meluaskan pembacaan anda kepada buku-buku ilmiah yang lain seperti buku-buku berkaitan agama, motivasi dan sebagainya untuk menghilangkan kesepian atau kesedihan. Ramai orang rekomen baca buku “Jangan Bersedih”,
Anda juga boleh mengurangkan tekanan perasaan dengan berzikir dan berselawat agar hati sentiasa tenang dan tidak gusar. Kita perlu yakin bahawa walau bagaimana hebat tekanan yang kita alami, pertolongan Allah SWT tetap ada kerana selepas kesempitan pasti ada kelegaan dan selepas kepayahan pasti ada kesenangan.
4. Cintai diri sendiri
“Cintailah diri kamu sendiri sebelum kamu mencintai diri orang lain.” Jelas daripada maksud sepotong hadis ini, kita dapat memahami bahawa kita perlu mencintai diri sendiri terlebih dahulu berbanding orang lain. Diri kita yang selama ini masih pada tahap lama dalam pekerjaan perlu dipertingkatkan dengan cara yang dinyatakan di atas. Kita perlu memulakan kehidupan kita dengan ceria dan penuh dengan senyuman.
5. Banyakkan solat sunat
Sebagai makhluk paling mulia di sisi Allah, kita dituntut membanyakkan amal ibadat kita sehari-hari. Antaranya, dengan mendirikan solat sunat. Solat sunat dhuha, solat sunat hajat, solat sunat taubat, solat sunat tasbih, solat sunat tahajud dan sebagainya adalah antara pelbagai solat sunat yang terdapat dalam Islam. Kita bangun pada sepertiga malam dan mendirikan solat-solat sunat tersebut agar beroleh ketenangan dan kekuatan daripada Allah.
6. Selalu berdoa kepada Allah SWT
Allah telah berpesan iaitu jangan menyembah selain daripada-Nya. Ini bererti kita dituntut berdoa hanya kepada Allah yang Maha Esa dan dilakukan secara berterusan. Waktu-waktu mustajab berdoa adalah pada malam Jumaat, tengah malam, pagi sebelum waktu Subuh, malam hari raya, ketika waktu azan dan iqamah. Insya-Allah, Allah akan memakbulkan doa setiap hamba-Nya yang benar-benar ikhlas. Namun, kita perlulah sedar bahawa sebarang rezeki tidak akan datang bergolek sekiranya tanpa usaha yang bersungguh-sungguh. Maka kita perlulah berusaha supaya mencapai sesuatu di samping berdoa hanya kepada Allah yang Esa.
7. Bersangka baik dengan Allah SWT
Kita sebagai manusia biasanya tidak akan terlepas daripada berhadapan dengan ujian dalam hidup. Semuanya itu adalah ujian daripada Allah bertujuan menguji keimanan kita sebagai hamba-Nya. Oleh itu, kita mestilah bersangka baik dengan Allah dan janganlah menyalahkan takdir-Nya jika terjadi sesuatu ke atas diri kita. Kita juga mesti percaya bahawa tentu ada hikmah di sebalik kejadian itu.
8. Mengurus masa dengan baik
Usahlah bersikap tamak untuk menghabiskan semua kerja dalam satu masa. Cuba patuhi waktu pejabat dan jangan terselalu membuat kerja lebih masa kerana setiap kita ada hak-hak yang perlu kita tunaikan. Belajarlah cara kemahiran pengurusan diri dan masa, seperti menetapkan keutamaan.
9. Berhubung dengan keluarga, rakan-rakan dan jangan bersendirian

Syaitan selalunya menyerang manusia yang suka bersendirian. Satu hadis daripada Usamah bin Syuraik menyatakan bahawa beliau telah mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tangan Allah berserta jemaah. Maka apabila bersendirian seseorang itu daripada jemaah, syaitan-syaitan akan menyambarnya, seumpama serigala menyambar kambing daripada kumpulannya.” . Sesungguhnya serigala hanya membaham kambing yang memencilkan dirinya dari kumpulan yang besar. Itu perumpamaan dari Baginda SAW mengenai peranan syaitan ke atas manusia. Jadi, ke mana sahaja seseorang itu pergi, dia harus mencari tiga perkara iaitu jamaah, orang ramai dan masjid.
Berbicaralah dengan mereka yang boleh anda dipercayai atau hubungi sesiapa sahaja yang anda kenali. Cuba luahkan ekspresi tanpa limitasi, tidak kira sama ada waktu sedih mahupun gembira, kongsikan perasaan anda dengan ahli keluarga atau rakan-rakan yang anda rasa selesa dengannya. Bergaullah dengan orang-orang yang bukan dalam kemurungan.
10. Lakukan aktiviti luar rumah atau aktiviti fizikal
Orang ramai selalu berkata bahawa badan yang cerdas akan membentuk otak yang cergas. Segala tekanan sewaktu belajar atau bekerja akan dilupakan apabila kita melakukan aktiviti-aktiviti fizikal yang dapat menyihatkan tubuh badan seperti bersukan atau berenang. Jangan duduk diam dan berkurung dalam bilik sambil melayan lagu-lagu sedih yang menyayatkan jiwa hati, ini hanya menambahkan sebak di dada.
Lakukan apa saja akitiviti kecergasan, bersukan dapat menghasilkan hormon yang mampu melegakan tekanan perasaan. Situasi akan menjadi lebih menggembirakan jika kita meluangkan masa membawa keluarga pergi beriadah. Ikatan kekeluargaan juga akan bertambah erat dan kukuh, Insya Allah.
11. Aktiviti bersama alam
Sentiasa memelihara hubungan dengan alam. Anugerah alam ciptaan Allah SWT berupaya menenangkan, menyemai iman dan penawar bagi manusia. Aktiviti berkebun, menanam dan menjaga pokok bunga bukan sahaja menyihatkan malah membantu memupuk diri memelihara alam. Anda juga menikmati ‘bird watching’, ‘nature walk’, berjalan di tepi pantai sambil mengutip cengkerang untuk hiasan akuarium atau apa saja berkaitan dengan aktiviti alam semulajadi yang cukup mendamaikan bersama-sama ahli keluarga. Cuba gunakan keseluruhan deria untuk merasai kehadiran Allah SWT.
12. Amal diet dengan disiplin yang kuat
Pengambilan makanan yang berlebihan dan tidak seimbang juga merupakan salah satu faktor tekanan sewaktu bekerja. Oleh itu, cara untuk mengurangkan tekanan adalah mengamalkan diet dengan disiplin yang kuat. Diet yang tidak terkawal akan menyebabkan kegemukan dan menimbulkan penyakit kronik yang lain seperti lemah jantung, darah tinggi, kencing manis.
Jaga makan dan tidur berlebihan. Sayangi badan anda, jangan mendera badan anda dengan tidur yang tidak mencukupi atau makan makanan yang tidak berkhasiat.
13. Jangan malu untuk ketawa
Bilakah kali terakhir anda memegang majalah Gila-Gila atau Gelihati? Anda boleh cubalah baca komik atau menonton cerita-cerita yang kelakar yang mampu membuat anda ketawa atau tersenyum.
14. Menangis dengan sepuas hati
Jika anda jenis yang ‘tidak boleh’ gelak-ketawa sebab ‘terputus wayar’, maka cubalah menangis sepuas-puasnya. Ia mampu membuang jauh-jauh perasaan yang gundah gelana.
Tekanan yang dihadapi sekiranya melibatkan individu yang lain dapat diredakan melalui luahan hati kita dengan menuliskan rasa ketidakpuasan hati kita itu dalam sehelai kertas. Sikap cuba menyimpan perasaan tersebut dalam hati boleh menyebabkan diri merana. “Luaran lain hati lain” ada sesetengah individu apabila mereka mengalami sesuatu tekanan, mereka seolah-olah tidak menunjukkan permasalahan mereka itu. Sebagai contoh, mereka akan sentiasa gembira bila dilihat bersama rakan-rakan tetapi dalam hatinya hanya Allah yang Maha Mengetahui. Maka dengan itulah, menangis dilihat sebagai salah satu cara kita dapat mengurangkan tekanan yang dihadapi.
15. Hargai kebolehan diri sendiri
Kita perlu mempunyai satu sikap yang dipanggil yakin diri. Apabila kita mempunyai keyakinan diri, maka kita tidak akan mempunyai masalah untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang disuruh oleh pihak lain sewaktu bekerja. Kita yakin bahawa kita boleh melakukan kerja yang disuruh dengan mudah dan tiada sebarang masalah yang dihadapi. Apa yang penting ialah, kita mesti menghargai kebolehan diri sendiri dan memulakan hidup dengan lebih ceria.
16. Fokus kepada warna yang menenangkan
Kajian membuktikan bahawa warna memberi kesan kepada perasaan kita. Warna merah terang, oren dan kuning memberikan kita tenaga. Kombinasi warna merah dan kuning menyebabkan darah kita berkitar dan menaikkan suhu badan. Biru dan hijau memberi kesan menyejukkan dan menenangkan. Anda pasti boleh mengenalpasti warna dengan cara anda sendiri untuk mengubah perasaan yang anda mahukan.
17. Cuba hidu aroma yang menenangkan
Minyak pati aromaterapi lavender amat terkenal dengan aroma menenangkan. Anda boleh cuba hangatkan pati aromaterapi lavender atau dapatkan saja bau -bauan yang di gemari.
18. Hindari bunyi bising
Bunyi boleh memberi kesan kepada perasaan kita. Kita dilahirkan dengan perasaan yang tidak selesa kepada bunyi bising. Kebisingan juga boleh memberi tekanan dalam diri. Ia juga boleh menaikkan tekanan darah, mempercepatkan degupan jantung dan memberi kesan psikologi yang lain. Walau bagaimanapun bukan semua bunyi memberi kesan buruk. Muzik contohnya boleh memberi kesan yang baik kepada perasaan dan kesihatan diri kita.
Menurut kajian dari Avram Goldstein, muzik boleh menyebabkan otak mengeluarkan sejenis bahan penenang yang dinamakan endorfin. Muzik juga boleh menimbulkan pelbagai variasi perasaan. Justeru, jika anda rasa tertekan, dengarlah lagu-lagu kegemaran anda. Semoga ia dapat membantu mengurangkan tekanan yang dihadapi.
19. Hadkan pengambilan ubat-ubatan
Ada sesetengah ubat-ubatan yang kita ambil mampu menyumbangkan mood swing yang kurang baik seperti kemurungan dan emosi tidak terkawal. Jika ia tidak perlu, anda boleh cuba elakkan pengambilan ubat-ubatan sebegini seboleh mungkin. Simpan ubatan di tempat yang susah sukar dicapai sekiranya anda berniat untuk mengambilnya dalam dos yang berlebihan. Jangan mengambil pil tidur tanpa preskripsi doktor.
20. Katakan tidak pada alkohol dan dadah
Elakkan dari mengambil alkohol dan dadah-dadah lain yang boleh mengakibatkan hilang pertimbangan anda. Mengambil sesuatu yang mengkhayalkan tidak akan membantu untuk menghilangkan tekanan, sebaliknya akan membuatkan anda menjadi ketagih dengannya.
21. Dapatkan sokongan sosial atau rujuk pakar

Cuba dapatkan bantuan kaunseling melalui ruangan kaunseling, NGO berkaitan atau boleh juga melalui telefon seperti talian ‘Befrienders’ dan lain-lain. Sekiranya semua gagal, dapatkan bantuan pakar untuk mendapatkan rawatan yang selanjutnya.

Hati ini juga perlukan ketenangan...



Dunia yang semalamnya cerah, hari ini terasa gelap gelita, tiada cahaya, tiada apa-apa. Kita teraba-raba, mencari tangan-tangan untuk berpaut, mencari bahu-bahu untuk bersandar, mencari dinginnya embun nasihat buat menyejukkan hati, saljunya madah kata pemujuk jiwa yang bisa mengembalikan kelamnya hidup kita,kita tercari2 ketenangan,tiada tangan2 untuk kita berpaut,hati merintih sayu,hati perit pedih,air mata yang hampir kering...Hati inginkan ketenangan....Ingatlah,Allah ada bersama,merintihlah padaNYa,mengadulah sepuas2nya,dan menangislah Allah Maha Mendengar.Hanya dia yang Maha Mendengar...

Sungguh, ketenangan ini adalah satu anugerah yang sangat istimewa. Kerana ia tidak dimiliki oleh sesiapa, melainkan Allah S.W.T. Manusia tidak dapat memberikan ketenangan, harta bertimbun bukan syarat memiliki ketenangan, paras rupa bukan juga tukaran ketenangan, keluarga dan sahabat bukan jaminan, kerana di sinilah terletaknya Keadilan dan Keagungan Allah S.W.T.

'Dialah Tuhan yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang yang beriman, supaya keimanan mereka makin bertambah daripada keimanan yang telah ada. Kepunyaan Allah tentang langit dan bumi, dan Allah itu Maha Tahu dan Bijaksana' [Al Fath: 4]

'(iaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah . Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram' [Ar-Ra'd: 28]

29.7.09

Tips Mengawal Penyakit Hati


Bismillahirrahmanirrahiim

Sabda Nabi s.a.w

"Dalam diri manusia itu terdapat seketul daging. Apabila baik daging itu maka akan baiklah pula yang lain. Apabila buruk daging itu. Maka buruklah pula yang lain. Ketahuilah bahwa daging tersebut adalah hati"

"Ketahuilah bahawa penyakit hati itu lebih teruk berbanding penyakit fizikal kerana penyakit fizikal hanya dideritai di dunia tetapi andai penyakit hati yang dihidapi kemelaratannya bukan takat di dunia tetapi bakal dibawa ke akhirat kelak"


Di sini saya ingin berkongsi beberapa tips untuk dimanfaatkan bersama.


1. Mengurangkan makan dan minum. Kekenyangan yang berlebihan akan menyebabkan kita malas beribadah dan rasa mengantuk. Makanlah untuk hidup bukannya hidup untuk makan.

Sabda Nabi s.a.w

"Jangan kamu tumpaskan kepekaan hati dengan banyak makan dan minum. Sebab hati itu laksana tanaman. Ia boleh mati kalau digenangi air secara berlebihan"

2. Menyibukkan diri kita dengan mengerjakan solat-solat sunat seperti solat Dhuha, solat Tahajud, solat Taubat, solat Witir dll. Ada pun solat itu penyuluh hati dan menyelamatkan kita dari sifat-sifat keji.

Sabda Nabi s.a.w

"Dan dirikanlah solat. Sesungguhnya solat itu mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar"

3. Mengamalkan membaca zikir harian. Amalan zikrullah adalah jalan yang paling dekat untuk sampai kepada Allah s.w.t. Zikir mampu membersihkan hati daripada karatnya (kekotoran)

Sabda Nabi s.a.w

"Bagi segala sesuatu ada penggosok untuk membersihkannya dan menghilangkan kekotorannya (umpamanya untuk membersihkan badan dan pakaian dipergunakan sabun dan untuk menghilangkan karat besi dipergunakan api dan lain-lainnya). Maka demikian itulah pengosok (pembersih) hati iaitu zikrullah"

Lidah yang sentiasa berzikir akan terselamat daripada sifat-sifat keji seperti mengumpat, mencela, berdusta, maki hamun dan bercakap yang sia-sia.

4. Bersabar dalam menghadapi permasalahan, musibah dan tekanan. Sesungguhnya kesabaran itu adalah kekuatan diri yang sebenar.

Sabda Nabi s.a.w

"Bukanlah orang gagah itu, orang yang kuat bertinju. Akan tetapi orang yang gagah adalah orang yang dapat mengawal diri ketika marah"

5. Sentiasa memohon pertolongan daripada Allah s.w.t dan berdoa kepadanya agar kita dipelihara dan terselamat dari perbuatan-perbuatan keji.

Sabda Nabi s.a.w

"Tidak ada suatu yang lebih mulia di sisi Allah melainkan doa"

6. Mengurangkan bercakap kepada benda-benda yang tidak berfaedah. Bercakaplah ketika perlu sahaja. Nabi ada menegaskan bahawa orang yang banyak bercakap, banyak pula kesalahan yang dibuat.

7. Menangislah sepuas-puasnya apabila kita menghadapi tekanan. Tekanan akibat dari cabaran hidup dapat dikurangkan dengan menangis. Ia akan mengembalikan semula ketenangan dan kedamaian dalam diri kita.

.

Sejenak Menangis

Senin, 24 Oktober 2011 (6:10 am) / Opini

Sungguh ajaib makhluk ciptaan Tuhan bernama manusia. Ada banyak sekali fenomena kehidupan yang sering kita jumpai dalam hidup keseharian, yang ternyata merupakan mekanisme penjagaan kehidupan itu sendiri. Salah satu contoh sederhana adalah menangis. Mungkin saja dengan bahasa perasaan kita bisa mengatakan, “binatang itu menangis”, atau “pohon itu menangis”, atau “alam sedang menangis”, dan seterusnya.
Akan tetapi menangis yang dilakukan oleh manusia sangat spesifik. Dia bukan hanya aktivitas fisik “mengeluarkan air mata”, namun lebih dalam dari itu. Untuk bisa menangis, kita memerlukan “sebab” atau suasana tertentu, yang secara alami direspon oleh tubuh dengan menangis. Kadang peristiwa menangis terjadi secara spontan, namun bisa juga menangis karena “dikondisikan untuk menangis”. Bisa dikondisikan oleh orang lain, atau dikondisikan oleh diri sendiri agar bisa menangis. Namun, apapun prosesnya, menangis tetap saja memerlukan situasi dan kondisi yang khas.
Saya ingin membagi dengan sangat sederhana peristiwa menangis yang dialami oleh manusia dalam kehidupannya.
1. Tangis Keimanan
Dalam sejarah Islam kita mengenal kisah orang-orang salih yang mudah menangis saat membaca ayat-ayat Al Qur’an, atau saat mendengar ayat-ayat Al Qur’an dilantunkan. Para sahabat Nabi mudah sekali mencucurkan air mata saat mendengar ayat-ayat yang berisi ancaman siksa neraka, karena mereka sangat takut siksa. Di zaman sekarang, kita bisa menyaksikan para Imam Masjid yang menangis saat membaca ayat-ayat Al Qur’an dalam shalat berjamaah, dan diikuti oleh tangis para jama’ah.
Perhatikan para imam besar di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi seperti Syaikh Abdurrahman As Sudais, Syaikh Al Hushari, Syaikh Khalid Al  Ghamidi, Syaikh Masyari Al Rasyid Al ‘Afasi, Syaikh Sa’ud Asy Syuraim, Syaikh Yasir Ad Dausiri, dan imam-imam besar lainnya, sangat mudah tersentuh hati mereka hingga menangis saat menjadi imam shalat berjama’ah. Menangis bersama dalam suasana shalat yang khusyu’ ini, tidaklah dibuat-buat atau direkayasa, namun suasana dan kejadiannya sangat alami.
Ternyata menangis merupakan salah satu pertanda bahwa hati kita masih hidup dan sehat. Hati kita masih lembut dan mudah tersentuh oleh kebenaran. Menangis karena mengingat akhirat adalah bagian dari karakter orang beriman, karena sangat ingin mendapatkan ridha dan surga Allah, dan sangat ingin terjauhkan dari murka dan siksa-Nya. Menangis karena mengingat dosa yang telah dilakukan. Menangis karena merasa masih sedikitnya amal yang dikerjakan. Menangis dalam konteks seperti ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan keimanan.
2. Tangis Kemanusiaan
Ada pula peristiwa menangis karena sebab-sebab kemanusiaan. Misalnya menangis karena mendengar berita yang sangat menyedihkan, menangis karena kehilangan orang yang sangat dicintai, menangis karena mengalami musibah yang sangat berat, dan lain sebagainya. Menangis dalam konteks seperti ini terjadinya secara spontan dan sangat alami, tidak bisa direkayasa.
Saya sangat sering menangis saat musibah tsunami melanda Aceh 26 Desember 2004. Hari-hari setelah itu media massa memberitakan dahsyatnya tsunami di Aceh. Saya merasakan kesedihan yang luar biasa, dan merasa tidak memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan yang diperlukan. Saat datang sebagai relawan, sayapun menangis melihat sisa-sisa hebatnya bencana tsunami. Dan saya kembali menangis saat memasuki Museum Tsunami Aceh tahun 2010 kemarin.
Dalam setiap peristiwa musibah, kita sangat banyak menemukan orang menangis. Saat gempa melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tahun 2006, pemandangan orang menangis sangat mudah didapatkan. Saat bencana meletusnya Merapi tahun 2010, kita juga banyak melihat para korban yang menangis. Ini adalah peristiwa yang sangat manusiawi, dimana menangis sebagai ekspresi ketidakberdayaan diri menghadapi musibah yang datang bertubi-tubi.
3. Tangis Kejiwaan
Ada pula peristiwa menangis yang terjadi sebagai bentuk ungkapan rasa kejiwaan, ungkapan kegelisahan, ungkapan suasana emosi yang tengah dialami. Kita bisa menangis karena tengah menghadapi beban masalah yang menghimpit jiwa, serasa menyesakkan dada, dan belum menemukan jalan keluarnya. Kita bisa menangis karena mendapatkan tekanan perasaan yang sangat berat, dan ingin mencurahkan emosi.
“Menangis adalah pelepasan emosi yang paling tepat saat kita tak bisa mengungkapkannya lewat kata-kata,” kata Dr Simon Moore, psikolog dari London Metropolitan University. Hal ini menandakan bahwa saat manusia mendapatkan tekanan kejiwaan yang berat, menangis adalah salah satu cara meredakan tekanan dan ketegangan jiwa. Setelah menangis, hati menjadi lapang, perasaan lebih lega, walaupun masalah tidak bisa selesai dengan menangis.
Menurut Profesor William Frey dari Amerika Serikat, air mata yang dikeluarkan saat kita sedang emosional mengandung hormon endorphin yang membuat perasaan lebih lega. Inilah yang saya maksud sebagai Tangis Kejiwaan, sebuah “ritual” menangis yang diperlukan oleh manusia dalam rangka melepaskan ketegangan kejiwaan. Menangis dalam rangka untuk mengurangi beban masalah, meredakan tekanan kejiwaan, dan pelepasan beban yang tengah menghimpit. Secara psikologi, tangisan seperti ini sangat bermanfaat untuk kesehatan jiwa.
Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli di Amerika Serikat menyebutkan, 9 dari 10 orang mengaku merasa lebih lega setelah menangis. Bahkan, para ahli juga percaya kalau menangis bisa menyembuhkan sakit dan meningkatkan kadar hormon adrenalin.
4. Tangis Perasaan
Konon, kaum perempuan lebih mudah dan lebih banyak menangis dibandingkan kaum laki-laki. Hal ini karena rata-rata kaum perempuan lebih banyak menggunakan perasaan dalam berinteraksi dengan masalah dibandingkan dengan laki-laki. Menurut sebuah penelitian di dunia Barat, perempuan menangis sekitar 47 (empatpuluh tujuh) kali dalam setahun, sedangkan laki-laki hanya 7 (tujuh) kali saja. Tingginya hormon prolaktin dalam tubuh wanita diduga jadi penyebabnya.
Bagi rata-rata kaum perempuan, menangis adalah bahasa perasaan. Kaum perempuan tidak memerlukan sebab-sebab yang masuk akal untuk menangis. Inilah yang saya maksud sebagai Tangis Perasaan, sebuah tangis yang muncul sebagai ekspresi dari bahasa perasaan. Dalam kehidupan rumah tangga, saat isteri menangis, yang harus dilakukan suami adalah mendekat dan memeluknya dengan penuh kasih sayang serta kelembutan. Karena isteri menangis sebagai sebuah bentuk komunikasi, ada pesan nonverbal yang ingin disampaikan lewat tangis itu.
Laki-laki juga bisa menangis dalam konteks ini, hanya saja biasanya lebih jarang dibanding dengan perempuan. Ketika ada suatu kondisi perasaan tertentu yang ingin dikomunikasikan kepada pasangannya, namun tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk mewakilinya, maka menangis adalah wahana penyampaian pesan yang cukup efektif. Pesan yang tersampaikan bisa jadi “engkau benar-benar tidak mengerti perasaanku”, atau “aku ingin lebih engkau perhatikan”, atau “engkau terlalu jauh dan menjaga jarak dariku”, atau “sesibuk itukah dirimu sehingga tidak sempat memanjakan aku?”
5. Tangis Kebahagiaan
Menangis tidak mesti disebabkan karena kesedihan. Menangis bisa terjadi karena ungkapan kebahagiaan dan kepuasan. Seorang siswa yang belajar keras dan berusaha bersungguh-sungguh untuk bisa lulus Ujian Nasional, bisa menangis saat mengetahui dirinya mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya. Ia merasa bahagia dan bangga, karena usaha yang dilakukan selama ini ada hasilnya dan tidak sia-sia.
Seorang atlet yang tengah mengikuti perlombaan dunia, bisa menangis saat dirinya menjadi juara pertama, dan namanya mengharumkan nama bangsa. Seorang calon kepala daerah bisa menangis saat dirinya dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan umum kepala daerah. Ia merasa bangga dan bahagia berhasil memenangkan pertempuran politik yang sangat melelahkan dan menegangkan. Pengantin baru bisa menangis bahagia setelah selesai akad nikah, karena mendapatkan jodoh sesuai keinginannya.
Ya, siapapun orang yang mengalami kebahagiaan dan kebanggaan, bisa menangis karena terharu, sebagai ungkapan jiwa yang mengalami antiklimaks setelah melakukan perjuangan yang sangat panjang dan melelahkan.
6. Tangis Kerinduan
Suatu saat anda bepergian lama sekali meninggalkan keluarga, meninggalkan saudara, meninggalkan kampung halaman tercinta. Anda bekerja di negeri orang, jauh dari sanak saudara. Selama di perantauan, anda hanya bisa berkirim kabar melalui sms atau telepon, sesekali mengirim surat dengan email. Kendati teknologi memungkinkan anda berbicara menggunakan sarana teleconference yang menyebabkan anda bisa saling melihat dengan keluarga, namun hal itu tidak bisa mengobati kerinduan anda.
Ada titik puncak kerinduan yang tidak bisa anda hindari. Di titik itu anda menangis. Sangat rindu, sangat ingin ketemu, sangat ingin segera pulang. Ingin ketemu suami atau isteri, ingin berjumpa anak-anak, ingin melihat rumah dan kampung halaman. Perasaan rindu sudah tidak tertahankan, sementara anda belum bisa pulang. Anda masih terikat kontrak yang harus diselesaikan. Menghitung waktu, rasanya tak ada ujung, waktu bergerak sangat lambat. Anda ingin berlari ke masa depan, melampaui batas kontrak yang telah anda janjikan.
Bagi anda yang lama berada di luar negeri, ada titik rindu ingin melihat tanah air. Anda bisa menangis karena mendengar lagu Indonesia Raya dinyanyikan di negeri orang. Padahal selama tinggal di Indonesia, tidak pernah menangis mendengar lagu itu dikumandangkan. Inilah tangis kerinduan, tangis yang muncul karena perasaan rindu menggebu, perasaan kangen yang mendalam.
7. Tangis Kesehatan
Secara umum, semua jenis tangis bisa mendatangkan manfaat kesehatan. Cairan yang keluar dari mata saat menangis dapat mencegah dehidrasi pada membran mata. Dehidrasi pada membran mata ini potensial membuat penglihatan menjadi kabur. Dengan menangis, mata akan terhindarkan dari dehidrasi, sehingga kesehatan penglihatan tetap terjaga karena aliran air mata tersebut. Dengan demikian, menangis bisa menjadi bagian dari terapi kesehatan.
Air mata juga berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90 – 95 % bakteri hanya dalam waktu 5 menit. Setiap hari tubuh kita berinteraksi dengan banyak sekali bakteri. Misalnya, bakteri yang terserap dari keyboard komputer, pegangan tangga, perlatan rumah tangga, serta tempat-tempat yang mengandung bakteri. Dengan menangis, air mata akan membunuh berbagai bakteri tersebut secara alami, tanpa harus menggunakan obat tetes mata.
Masih banyak sekali sisi menangis. Misalnya ada orang menangis karena tertawa terbahak-bahak. Menangisnya karena tertawa, aneh ya ? Yang seperti ini tidak saya masukkan dalam tulisan ini, karena itu menangis “palsu”. Ya, ia tidak ingin menangis, namun keluar air mata. Ia sangat senang dan enjoy, bahkan tertawa-tawa. Namun tidak sengaja keluar air mata justru karena banyaknya tertawa.
Anda tidak perlu menangis karena membaca tulisan ini, namun anda perlu menangis jika ternyata sudah lama sekali anda tidak menangis. Jaga keimanan anda, jaga kesehatan jiwa anda, jaga keseimbangan perasaan anda, jaga suasana kejiwaan anda, dengan menangis. Tumpahkan kerinduan anda, curahkan beban perasaan anda, dengan menangis. Jangan malu menangis, karena menangis itu pertanda iman, menangis itu tanda kemanusiaan, dan menangis itu menyehatkan.

Mengatasi Tekanan Perasaan Mengikut Cara Islam












Kita adalah sebaik-baik makhluk ciptaan Allah, namun kita masih tidak terlepas daripada menghadapi tekanan ketika bekerja. Pelbagai tekanan yang dihadapi menyebabkan hati menjadi runsing dan semua kerja tidak akan terlaksana.Tidak mustahil bagi individu yang berhadapan dengan masalah ini akan terbawa-bawa ke rumah hingga anak-anak pula menjadi mangsa. Namun, hati akan menjadi tenang sekiranya kita kembali kepada Allah. Apa jua yang dilakukan mestilah berdasarkan kepada Al-Quran dan Al-Sunnah disertai dengan niat yang ikhlas semata-mata untuk mendapat keredhaan Allah.
Tip Mengurangkan Tekanan
Terdapat beberapa tip yang boleh diamalkan bertujuan bagi mengurangkan tekanan kerja:-
  • Biasakan diri berada dalam keadaan berwuduk
Jiwa kita akan menjadi tenang jika membiasakan diri mengambil wuduk sebelum melakukan pekerjaan. Kerja yang susah akan menjadi senang dan mudah diselesaikan. Para pelajar misalnya, disarankan agar membiasakan diri mengambil wuduk sebelum mengulang kaji pelajaran agar apa yang dibaca akan mudah dingati.
  • Perbanyakkan membaca Al-Quran
Ganjaran yang besar akan diberikan Allah bagi sesiapa yang membaca Al-Quran walaupun satu ayat. Waktu yang sesuai bagi kita untuk membaca Al-Quran ialah selepas solat lima waktu dan waktu-waktu lain seperti ketika berehat dan sebelum tidur. Oleh itu, jadikanlah Al-Quran sebagai teman paling akrab pada sepanjang waktu.
  • Banyakkan Solat Sunat
Sebagai makhluk paling mulia di sisi Allah, kita disuruh membanyakkan amal ibadat kita sehari-hari. Antaranya, dengan mendirikan solat sunat. Solat sunat hajat, solat sunat taubat, solat sunat tasbih adalah antara pelbagai solat sunat yang terdapat dalam Islam. Kita bangun pada sepertiga malam dan mendirikan solat-solat sunat tersebut agar beroleh ketenangan dan kekuatan daripada Allah.
  • Selalu berdoa kepada Allah
Allah telah berpesan iaitu jangan menyembah selain daripada-Nya. Ini bererti kita disuruh berdoa hanya kepada Allah yang Maha Esa dan dilakukan secara berterusan. Waktu-waktu mustajab berdoa adalah pada malam Jumaat, tengah malam, pagi sebelum waktu Subuh, malam hari raya, ketika waktu azan dan iqamah. Insya-Allah, Allah akan memakbulkan doa setiap hamba-Nya yang benar-benar ikhlas. Namun, kita perlulah sedar bahawa sebarang rezeki tidak akan datang bergolek sekiranya tanpa usaha yang bersungguh-sungguh.Maka kita perlulah berusaha supaya mencapai sesuatu di samping berdoa hanya kepada Allah yang Esa. 
  • Bersangka baik dengan Allah
Kita sebagai manusia biasanya tidak akan terlepas daripada berhadapan dengan ujian dalam hidup. Semuanya itu adalah ujian daripada Allah bertujuan menguji keimanan kita sebagai hamba-Nya. Oleh itu, kita mestilah bersangka baik dengan Allah dan janganlah menyalahkan-Nya jika terjadi sesuatu ke atas diri kita. Kita juga mesti percaya bahawa tentu ada hikmah di sebalik kejadian itu.
  • Lakukan kegiatan luar seperti bersukan
Orang ramai selalu berkata bahawa badan yang cerdas akan membentuk otak yang cergas. Segala tekanan sewaktu bekerja akan dilupakan apabila kita melakukan aktiviti-aktiviti luar yang dapat menyihatkan tubuh badan seperti bersukan. Situasi akan menjadi lebih menggembirakan jika kita meluangkan masa membawa keluarga pergi beriadah. Ikatan kekeluargaan juga akan bertambah erat dan kukuh.
  • Amal diet dengan disiplin yang kuat
Pengambilan makanan yang berlebihan dan tidak seimbang juga merupakan salah satu faktor tekanan sewaktu bekerja. Oleh itu, cara untuk mengurangkan tekanan adalah mengamalkan diet dengan disiplin yang kuat. Diet yang tidak terkawal akan menyebabkan kegemukan dan menimbulkan penyakit kronik yang lain seperti lemah jantung, darah tinggi, kencing manis.
  • Menangis dengan sepuas hati
Tekanan yang dihadapi sekiranya melibatkan individu yang lain dapat diredakan melalui luahan hati kita dengan menuliskan rasa ketidakpuasan hati kita itu dalam sehelai kertas. Sikap cuba menyimpan perasaan tersebut dalam hati boleh menyebabkan diri merana. "Luaran lain hati lain" ada sesetengah individu apabila mereka mengalami sesuatu tekanan, mereka seolah-olah tidak menunjukkan permasalahan mereka itu. Sebagai contoh, mereka akan sentiasa gembira bila dilihat bersama rakan-rakan tetapi dalam hatinya hanya Allah yang Maha Mengetahui. Maka dengan itulah, menangis dilihat sebagai salah satu cara kita dapat mengurangkan tekanan yang dihadapi di tempat kerja.
  • Hargai kebolehan diri sendiri
Kita perlu mempunyai satu sikap yang dipanggil yakin diri. Apabila kita mempunyai keyakinan diri, maka kita tidak akan mempunyai masalah untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang disuruh oleh pihak lain sewaktu bekerja. Kita yakin bahawa kita boleh melakukan kerja yang disuruh dengan mudah dan tiada sebarang masalah yang dihadapi. Apa yang penting ialah, kita mesti menghargai kebolehan diri sendiri dan memulakan hidup dengan lebih ceria. 
  • Cintai diri sendiri
"Cintailah diri kamu sendiri sebelum kamu mencintai diri orang lain". Jelas daripada maksud sepotong hadis ini, kita dapat memahami bahawa kita perlu mencintai diri sendiri terlebih dahulu berbanding orang lain. Diri kita yang selama ini masih pada tahap lama dalam pekerjaan perlu dipertingkatkan dengan cara yang dinyatakan di atas. Kita perlu memulakan kehidupan kita dengan ceria dan penuh dengan senyuman.
Kesimpulan
Sebagai kesimpulannya, tekanan kerja bukanlah satu bebanan yang sukar untuk diatasi. Dengan usaha yang gigih dan kesabaran yang tinggi serta jalan penyelesaian yang jitu, bebanan yang kita alami pastinya akan dapat diselesaikan dengan jayanya.

10 JENIS TANGISAN

Menurut Ibnu Qayyim terdapat 10 Jenis Tangisan :
  1. Menangis kerana kasih sayang & kelembutan hati.
  2. Menangis kerana rasa takut.
  3. Menangis kerana cinta.
  4. Menangis kerana gembira.
  5. Menangis kerana menghadapi penderitaan.
  6. Menangis kerana terlalu sedih.
  7. Menangis kerana terasa hina dan lemah.
  8. Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
  9. Menangis kerana mengikut-ikut orang menangis.
  10. Menangis orang munafik – pura-pura menangis.
“..dan bahawasanya DIA lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (AnNajm : 43)
Jadi, Allah lah yang menciptakan ketawa dan tangis, serta menciptakan sebab tercetusnya. Banyak air mata telah mengalir di dunia ini. Sumber nya dari mata mengalir ke pipi terus jatuh ke bumi. Mata itu kecil namun ia tidak pernah kering ia berlaku setiap hari tanpa putus-putus. Sepertilah sungai yang mengalir ke laut tidak pernah berhenti?.kalaulah air mata itu di tampung banjirlah dunia ini. Tangis tercela atau terpuji ?? Ada tangisan yang sangat di cela umpamanya meratapi mayat dengan meraung dan memukul-mukul dada atau merobek-robek pakaian. Ada pula tangisan sangat-sangat di puji dan di tuntut iaitu tangisan kerana menginsafi dosa-dosa yang silam atau tangis kerana takut akan azab dan siksa Allah. Tangisan dapat memadamkan api Neraka “Rasulullah saw bersabda : Tidaklah mata seseorang menitiskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Dan apabila air matanya mengalir ke pipi maka wajahnya tidak akan terkotori oleh debu kehinaan, apabila seorang daripada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan di rahmati. Tidaklah ada sesuatupun yang tak mempunyai kadar dan balasan kecuali air mata.
Sesungguhnya air mata dapat memadamkan lautan api neraka.” Air mata taubat Nabi Adam a.s Beliau menangis selama 300 tahun tanpa mendonggak ke langit tersangat takut dan hibanya terhadap dosa yang telah ia lakukan.Dia bersujud di atas gunung dan air matanya mengalir di jurang Serandip. Dari air matanya itulah Allah telah menumbuhkan pohon kayu manis dan pohon bunga cengkih.Beberapa ekor burung telah meminum akan air mata Adam lalu berkata, “Manis sungguh air ini.” Nabi Adam terdengar lalu menyangka burung itu mempersendakannya lalu ia memperhebatkan tangisannya. Lalu Allah mendengar dan menerima taubat Adam dan mewahyukan, “Hai Adam sesungguhnya belum Aku pernah menciptakan air lebih lazat daripada air mata taubat mu!.”
Air mata yang tiada di tuntut:
  • Janganlah menangis kalau tak tercapai cita-cita bukan kah Tuhan yang telah menentukannya.
  • Janganlah menangis menonton filem kerana itu kan cuma lakonan.
  • Janganlah menangis kerana cinta tak berbalas mungkin dia bukanlah jodoh yang telah Tuhan tetapkan.
  • Janganlah menangis jika gagal dalam peperiksaan mungkin kita kurang membuat persediaan.
  • Jangan menangis kalau wang kita hilang di jalanan sebab mungkin kita kurang bersedekah buat amalan.
  • Janganlah menangis kalau tidak di naikkan pangkat yakin lah, rezki itu adalah pemberian Tuhan.
Dari itu??.. Simpanlah air mata-air mata tangisan itu semua buat bekalan untuk menginsafi di atas segala kecuaian yang telah melanda diri, segala dosa-dosa yang berupa bintik2 hitam yang telah mengkelamkan hati hingga sukar untuk menerima hidayah dari Allah swt. Seru lah air mata itu dari persembunyiannya di balik kelopak mata agar ia menitis membasahi dan mencuci hati agar ia putih kembali dan juga semoga ia dapat melebur dosa2 dan moga-moga akan mendapat ampunanNya jua.
Junjungan Mulia bersabda “Ada 2 biji mata yang tak tersentuh api neraka, mata yang menangis di waktu malam hari kerana takut kepada Allah swt dan 2 biji mata yang menjaga pasukan fi sabillah di waktu malam”. “Di antara 7 golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah dihari qiamat”??seseorang yang berzikir bersendirian lalu mengenang tentang kebesaran Allah swt lalu bercucuran air matanya”. “Jika tubuh seseorang hamba gementar kerana takut kepada Allah, maka berguguran lah dosa-dosanya bak gugurnya dedaunan dari pepohonan kering.” Air mata tanda rahmat Tuhan
Rasulullah saw bersabda : Jagalah mayat ketika kematiannya & perhatikanlah 3 perkara. kerana hal hal tersebut menandakan rahmat Allah swt untuk si mayat.
  1. Apabila dahi nya berpeluh.
  2. Airmatanya berlinang.
  3. Hidungnya keluar cecair seperti hingus.
Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :
  • Wajahmu dengan linangan air mata keinsafan
  • Lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu
  • Hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbmu
  • Dosa-dosa yang silam di sulami dengan taubat kepada Dzat yang Memiliki mu.
Ingatan ku hanya pada kalian…dan hati akan bahagia jika diriku jua dalam ingatan kalian… Dan aku akan bertambah bahagia jika bertemu kalian dan kalian bertemu diriku di suatu masa dan satu tempat….
Allahualam

Rahsia sebuah tangisan

mata menangisMenangis adalah suatu kemestian bagi setiap manusia di dunia ini. Manusia menangis atas pelbagai sebab; kerana berasa sakit, kerana dikecewakan, kerana terlalu gembira, kerana ketakutan, kerana kehilangan orang tercinta, malah boleh juga menangis kerana terlalu menghayati babak-babak menyayat hati dalam drama Korea “Winter Sonata” atau filem Bollywood “Khabi Khushi Khabi Gham”. Adalah di luar kebiasaan jika anda bertemu dengan seseorang yang mengaku tidak pernah menangis, kerana paling tidak seseorang itu pasti akan menangis sebaik sahaja dia dilahirkan.
Selain itu, pelbagai persepsi pula yang dilemparkan oleh sesetengah orang terhadap orang yang suka menangis (orang dewasa terutamanya). Mereka ini dikatakan terlalu emosi, manja, lemah semangat dan bersikap kebudak-budakan. Malah, bertambah mengaibkan jika yang menangis itu lelaki. Mana bisa orang lelaki menangis, kan egonya tinggi. “Memalukan kaum aje!” tukas mereka.
Namun, tidak ramai yang tahu bahawa perbuatan menangis itu sebenarnya sangat dicintai Allah. Malah, perbuatan menangis boleh saja menyebabkan seseorang itu mendapat nikmat daripada Allah dan terhindar daripada azab-Nya, lantas memperoleh kebahagiaan yang didambakan, di dunia dan akhirat.
Antara dalilnya adalah sebagaimana firman Allah yang bermaksud:
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, iaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil (Ya'qub), dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka tersungkur dengan bersujud dan menangis.”
(Maryam: 58)
Berhubung ayat ini, Ibnu Kathir dalam kitab tafsirnya menyatakan, "Adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah iaitu para nabi dan keturunan Adam... iaitu jika mereka mendengarkan Kalamullah yang mengandungi pelbagai hujah, fakta dan bukti (kekuasaan)-Nya, nescaya mereka sujud kepada Rabb mereka dengan penuh tunduk dan merendahkan diri sambil memuji dan bersyukur terhadap nikmat-nikmat agung yang diberikan kepada mereka."
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dalam sabda baginda ada menyatakan bahawa terdapat dua titisan di dunia ini yang amat dicintai Allah. Pertama, titisan air mata manusia yang menitis kerana takutkan-Nya, dan kedua, titisan darah yang mengalir dari tubuh manusia yang berjuang di jalan Allah (hadis riwayat at-Tirmizi).
Begitu juga Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengkhabarkan, orang yang selalu bertaubat dan menangis kerana takut kepada Allah akan terselamat daripada seksa neraka. Daripada Abu Raihanah, katanya:
“Kami keluar bersama Rasulullah sallallahu alaihi wasallam dalam sebuah peperangan dan aku mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda (maksudnya): ‘Diharamkan neraka bagi mata yang selalu menangis kerana takut kepada Allah.’”
(Riwayat al-Hakim)
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam sendiri yang kita ketahui terpelihara daripada segala dosa adalah insan yang banyak menangis. Ibnu al-Qayyim dalam “Zadul Ma’ad" menjelaskan, “Sifat tangisan Nabi sallallahu alaihi wasallam sama seperti sifat tertawa baginda. Tangisan baginda tidak tersedu-sedu dan juga tidak dengan suara yang kuat. Sama seperti ketawa baginda yang tidak terbahak-bahak. Tetapi mata baginda menitiskan air mata hingga meleleh dan di dada baginda terdengar suara mendidih. Kadangkala baginda menangis kerana rasa kasih sayang kepada orang yang meninggal dunia. Kadangkala baginda menangis kerana rasa takut dan belas kasihan kepada umatnya. Kadangkala baginda menangis kerana rasa takut kepada Allah. Kadangkala baginda menangis kerana mendengar bacaan al-Quran...”
Rasul-rasul terdahulu turut menangis ketika berdepan dengan ujian kehidupan. Nabi Adam alaihissalam menangis meraung-raung dan menderita kesedihan yang amat mendalam ketika dikeluarkan dari syurga. Nabi Nuh alaihissalam menangis kerana bersedih dan cemas atas keselamatan anaknya ketika peristiwa bah besar. Nabi Ibrahim alaihissalam menitis air matanya apabila mendapat perintah daripada Allah untuk menyembelih putera kesayangannya, Nabi Ismail alaihissalam. Hidup Nabi Yusuf alaihissalam juga sarat dengan tangisan; ketika dibiarkan di dalam sumur seorang diri, ketika berada di rumah Raja Aziz dalam keadaan teraniaya, dan ketika berada dalam penjara. Manakala air mata Nabi Yaakub alaihissalam mengalir kerana kehilangan anak tercinta.
Ayuh kita renungi pesanan Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn rahimahullah yang berikut, “Wahai saudaraku, jika engkau menyebut Allah Taala, sebutlah Rabbmu dengan hati yang kosong daripada memikirkan yang lain. Jangan fikirkan sesuatu pun selain-Nya. Jika engkau memikirkan sesuatu selain-Nya, engkau tidak akan bisa menangis kerana takut kepada Allah Tala atau kerana rindu kepada-Nya, kerana seseorang tidak mungkin menangis sedangkan hatinya sibuk dengan sesuatu yang lain. Bagaimana engkau akan menangis kerana rindu kepada Allah Taala dan kerana takut kepada-Nya jika hatimu disibukkan dengan selain-Nya?”
Sesungguhnya setiap perbuatan yang dituntut oleh Allah, ada sahaja rahsia di sebaliknya. Begitu jugalah dengan perbuatan menangis ini. Dengan menangis, di samping memperoleh kebaikan maknawi, ia juga mendatangkan faedah kepada kesihatan jasmani manusia itu sendiri. Hal ini terbukti melalui banyaknya kajian yang menunjukkan bahawa perbuatan menangis boleh merawat penyakit berbahaya, penyakit mata, hatta penyakit jiwa.
Contohnya, kajian yang dibuat oleh Dr Frey daripada Pusat Kajian Mata dan Air Mata di Sant Pholl Rams Medical Centre menjelaskan bahawa air mata sangat berkesan untuk membersihkan mata. Ia juga berperanan dalam mengubati tekanan jiwa yang disebabkan oleh masalah kesihatan fizikal seperti gastric ulcer (luka pada perut), hypertension (tekanan darah tinggi) dan ulcerative colitis (radang usus besar).
Pakar-pakar psiakiatri turut berpendapat bahawa perbuatan menangis sangat berguna dalam merawat tekanan saraf yang kerap dialami oleh manusia zaman moden. Air mata boleh menyucikan mata dan membuang kandungan racun yang terkumpul akibat adanya ketegangan jiwa, ketegangan urat saraf dan ketegangan emosi.
Selain itu, Dr Muhammad Abdullatif Bultiyah, seorang pakar mata yang terkenal juga menemukan bahawa air mata yang tumpah mempunyai nilai kesihatan yang tinggi, antaranya membantu kelenturan gerakan kelopak-kelopak mata, memelihara daripada penyakit kekeringan mata, membersihkan mata daripada segala habuk dan debu tanah serta melindungi mata secara terus-menerus.
Justeru, dengan kelebihan-kelebihan tersebut, usahlah merasa takbur lagi untuk menangis di hadapan Allah, terutamanya pada waktu malam yang sunyi. Semoga tangisan itu akan menyelamatkan kita daripada tipu daya dunia. Dan teruslah menangis wahai diri, moga-moga tangisan itu dapat mengingatkan kita pada hari-hari mati yang pasti datang tanpa mengenal usia.

Janganlah Kamu Bersedih



bersedih

Ada waktu kita bersedih

Sedih itu, sedih ini. Sedih dengan pelbagai perkara. Kematian, kemalangan, kehilangan, cacian dan makian, umpatan orang dan sebagainya.
Ada juga yang bersedih dengan rupa parasnya, bersedih dengan kejadiannya, bersedih mengenangkan nasibnya, sedih dengan cara hidupnya.
Tidak kurang juga yang sedih dengan dirinya yang lemah, keimanannya yang rendah, ibadahnya yang sedikit dan sebagainya.
Ada waktu, memang manusia akan merasakan kesedihan.
Mungkin Anda pernah membaca ayat ini: Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”(At-Taubah:40)
Ok, bagaimana jika kita tetap merasa bersedih?
Ini ertinya ada sesuatu yang salah didalam hati kita. Dalam ayat diatas, kita tidak perlu bersedih sebab Allah bersama kita. Jika kita masih juga bersedih, ertinya kita belum merasakan dekatnya dengan Allah
Yang dimaksud bersedih bukanlah bererti menangis.
Menangis adalah bermaksud dalam rangka takut dan berharap kepada Allah,  supaya kita bebas dari api neraka.
Bersedih yang dilarang adalah kesedihan akibat ketidaksabaran, tidak menerima takdir, dan menunjukan kelemahan diri.

Bersedih Itu Adat Manusia

Para Nabi bersedih. Bahkan Rasulullah saw pun bersedih saat ditinggal oleh orang-orang dicintai dan dicintai beliau. Namun, para Nabi tidak berlebihan dalam bersedih.
Para Nabi segera bangkit dan kembali berjuang tanpa memanjangkan kesedihan. 
Tetapi sindrom dari kalangan kita adalah, kita suka memanjangkan kesedihan. Seakan Allah tidak wujud dalam kehidupan kita.

Bersedih Tidak Diajarkan

Bersedih (selain takut kerana Allah) tidak diajarkan dalam agama. Bahkan kita banyak menemui ayat mahupun hadis yang melarang kita untuk bersedih.
Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS.At-Taubah:40)
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (darjatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.Ali ‘Imran:139)
Rasulullah saw pun berdoa untuk agar terhindar dari kesedihan,
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran; Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur. Tiada Tuhan kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud)

Bagaimana supaya kita tidak bersedih?

Jika kita melihat ayat dan hadis yang disebutkan diatas, setidaknya kita sudah memiliki dua kekuatan agar kita tidak terus berada dalam kesedihan.
Pertama:
Dari ayat diatas (At Taubah:40) bahawa cara menghilangkan kesedihan ialah dengan menyedari, mengetahui, dan mengingati bahawa Allah bersama kita.
Jika kita sedar bahawa Allah bersama kita, oleh itu apa yang perlu kita takutkan?
Apa yang membuat kita sedih. Allah Maha Kuasa, Allah Maha Penyayang, Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita.
Saat kesedihan terus menimpa kita, mungkin kita lupa atau hilang kesedaran, bahawa Allah bersama kita. Untuk itulah kita diperintahkan untuk terus mengingat Allah.


Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’d:28)

Dari ayat ini, kita sudah mengetahui cara menghilangkan kesedihan, kecemasan, dan ketakutan yaitu bi zikrillah, dengan berzikir memuji Allah.
Saat saya mengalami kesedihan, ketakutan, atau kecemasan, ada tiga kalimat yang sering saya gunakan untuk berzikir.
  1. Istighfar, memohon ampun kepada Allah.
  2. La haula wala quwwata illa billah (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
  3. Hasbunallaah wa ni’mal wakiil (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya Pelindung)
Alhamdulillah, kesedihan, kecemasan, dan ketakutan menjadi reda setelah berzikir dengan kalimat-kalimat diatas. Harus diingat,  zikir bukan sahaja di mulut tetapi harus sampai masuk ke hati.

Kedua:
Cara menghilangkan kesedihan ialah dengan berdoa seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Nabi pun meminta pertolongan Allah, apa lagi kita, jauh lebih memerlukan pertolongan Allah. Maka berdoalah.
Ya Allah, aku memohon perlindungan denganMu daripada keluh kesah dan kesedihan, rasa lemah dan kemalasan, Aku memohon perlindungan denganMu daripada sifat penakut dan kebakhilan, dan aku mohon perlindungan denganMu dari bebanan hutang dan dikuasai seseorang (Hadith riwayat Abu Daud)
Doa ini adalah diajarkan Rasulullah kepada Abu Umamah ra sewaktu Baginda mendapati beliau sedang bersedihan didalam masjid.

Kesedihan adalah keperluan. Tetapi tidak boleh berlebihan

Sedih memang baik. Sekali sekala ia melembutkan hati. Tanda jiwa yang sensitif. Tanda hati yang peka.
Tetapi merendam roh kita ke dalam kesedihan terlalu lama akan mereputkannya.
Apakah alasan untuk memanjangkan kesedihan?
Kesedihan tidak akan pernah menjadi penyelesaian kepada sesuatu masalah.
Maka perhatikanlah masalah, bergerak menyelesaikannya.
Jika masalah itu bukan datang dengan penyelesaian, sebagai contoh: Kematian rakan karib, guru tercinta, ibu bapa tersayang dan sebagainya, hendaklah tabah dan melangkahlah memandang apa yang masih ada pada kita.
Sesungguhnya seorang mukmin itu tidak sepatutnya bersedih terlalu lama.
Kerana dia ada Allah di sisinya.
Dan kesedihan bukanlah cara seorang hamba Allah mengabdikan diri kepadaNya

Hikmah disebalik menangis kerana takut kepada ALLAH

Mengapa kadang-kadang kita menangis, dan siapa yang menetapkan fitrah (naluri) ini kepada kita yakni fitrah menangis? Seorang bayi sejak lahir ke dunia ini kita melihatnya menangis dan seseorang yang rapat dengan kita juga menangis. Maka menangis adalah fitrah Allah ciptakan pada diri manusia, dan kebanyakan orang-orang jahil meyakini bahawa menangis tidak ada manfaatnya. Akan tetapi terdapat beberapa kajian untuk membuktikan kebalikan dari keyakinan orang-orang jahil tersebut. 

Dalam al-Quran menyebutkan bahawa menangis adalah sifat yang baik namun dengan syarat bahawa menangis itu kerana rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Beberapa pakar psikologi melontarkan satu idea "Perubatan Dengan Menangis"
Seperti dilaporkan dari laman Al-Sofwa satu penyelidikan dilakukan oleh para penyelidik AS dan Belanda menemui kebaikan disebalik menangis bahawa kebanyakan orang merasakan bertambah baiknya perasaan mereka setelah menangis dan pada saat yang sama hanya satu orang dari sepuluh yang keadaanya adalah buruk selepas itu (selepas menangis ).

Ahli psikologi dari University of South Florida, AS dan Universiti Tilburg, Belanda mendapati bahawa orang yang menangis dan mengeluarkan air matanya merasakan bertambah baiknya perasaan mereka.

Sebaliknya, tercatat bahawa sekitar satu pertiga dari 3000 orang yang mengikuti kajian kajian tersebut, perasaan mereka tidak baik selepas menangis. Hasil kajian ini diterbitkan dalam American Journal of Psychology mengaitkan antara manfaat menangis dengan tempat dan waktu menangis tersebut. Kajian ini melihat bahawa menangis memberikan kesan menenangkan, seperti pernafasan yang menjadi lambat dan hal ini dapat mengurangkan kadar denyutan jantung. Para penyelidik menganggarkan bahawa hal inilah menyebabkan mengapa manusia mengingat perkara yang positif selepas menangis dan menghidari perasaan tegang.

Para penyelidik melakukan penyelidikan mengenai tangisan di makmal dan mereka mendapati bahawa kebanyakan hasilnya adalah perasaan yang buruk. Mereka merumuskan bahawa sebabnya adalah keadaan tegang, imaginasi dan pemantauan. Hal-hal demikian akan menimbulkan perasaan-perasaan negatif yang menghalang kebaikan yang positif berkaitan dengan menangis.

Kajian ilmiah ini menguatkan apa yang ada dalam kajian sebelum ini, tentang manfaat-manfaat menangis yang dirasakan oleh para penyelidik di bidang psikologi. Namun para penyelidik tersebut tidak mengetahui cara menangis yang betul dan berkesan!

Menangis kadang-kadang boleh menjadi ubat untuk banyak penyakit akan tetapi dengan syarat bahawa tangisan tersebut disebabkan rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan itulah yang dikhabarkan Al-Quran kepada kami, dengan firman-Nya ketika menceritakan tentang orang-orang beriman yang khusyuk 'yang hati mereka merasakan pengaruh dari firman Allah, apa reaksi mereka? Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang mereka:

(ويخرون للأذقان يبكون ويزيدهم خشوعا) [الإسراء: 109].

"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu '." (Surah Al-Israa': 109)

Lihatlah bagaimana penjelasan Ilahi ini mengaitkan antara menangis dengan khusyu. Maka kedua-duanya adalah cara yang terbaik untuk mengubati penyakit-penyakit mental.

Menangis disebabkan rasa takut kepada Allah menambah kekhusyukan dan ketakutan kepada Allah pada diri seorang yang beriman, dan membuatnya lupa kepada kesedihan, dan kebimbangan-kebimbangan lain mengapa? Kerana orang yang dipengaruhi oleh firman Allah dan membayangkan kegerian-kegerian hari kiamat serta mengingat kebesaran Sang Pencipta, nescaya akan dapat menghindari masalah-masalah dan kesedihan-kesedihan yang dihadapinya sehingga dia lupa akan masalahnya. 

Ini adalah langkah pertama dalam proses menyelesaikan masalah apapun yang dihadapi iaitu dengan melihat masalah ini sebagai sesuatu yang remeh dan boleh diselesaikan sehingga dengan demikian dia akan mudah menyelesaikan masalah tersebut. Perkara ini telah ditegaskan oleh pakar psikologi dan program neuro-linguistic tentang penyelesaian masalah-masalah dan kesukarannya.

Oleh kerana itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan berkaitan "menangis" di beberapa ayat di dalam al-Quran. Dia menjadikannya sebagai tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sebagai indikasi kejujuran seorang mukmin takutnya kepada Sang Pencipta, Yang Maha Berkuasa. Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

(أفمن هذا الحديث تعجبون * وتضحكون ولا تبكون * وأنتم سامدون * فاسجدوا لله واعبدوا) [النجم: 59 - 62].

"Maka apakah kamu merasa hairan terhadap pemberitaan ini. Dan kamu mentertawakan dan tidak menangi. Sedang kamu melengahkan (nya) Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia). "(QS. An-Najm: 59-62)

Maka dalam nas al-Quran ini, Dia memerintahkan kita untuk menangis kerana takut kepada Allah dan agar kita menjauhi sia-sia serta menjauh banyak ketawa. Hhal itu tidak menghalang kita dari tersenyum yang juga tergolong sebagai ubat (untuk mengubati kesedihan dan masalah).

Dan sebagai penutup, wahai saudaraku tercinta:

"Sesungguhnya menangis,, khusyu ', dan do'a adalah resipi yang bagus untuk mengubati ketegangan jiwa. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menjadikan kita termasuk di antara golongan yang Allah berfirman tentang mereka:

(إنهم كانوا يسارعون في الخيرات ويدعوننا رغبا ورهبا وكانوا لنا خاشعين) [الأنبياء: 90]

"... Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu 'kepada Kami. "(Surah Al-Anbiyaa': 90)

Oleh itu perlunya kita di zaman ini berdo'a, kekhusyukan, dan tangisan yang disebabkan kerana rasa takut kepada Allah. 

Semoga Allah melepaskan kesedihan-kesedihan kita dan memberikan kesabaran kepada kita kerana tidak ada pemberiaan dari Allah yang lebih luas berbanding kesabaran sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. "
Diterjemahkan dari sumber islampos.com

Menangis Karena Allah, Bukti Iman Yang Tidak Bisa Direkayasa

Pernahkah anda seumur hidup menangis karena Allah? Menangisi dosa-dosa kita? Menangisi kelemahan kita di hadapan Allah? Kita tidak bisa tiba-tiba menangis karena Allah begitu saja, kita tidak bisa merencanakan tangisan ini, kita tidak bisa menangis sesuai keinginan kita. Akan tetapi tangisan ini, timbul karena takut kepada Allah, bergetar hatinya karena nama Allah disebut dan berguncang jiwanya ketika mengingat maksiat dan dosa yang ia lakukan, oleh karena itu inilah tangisan keimanan, tangisan kebahagiaan dan tangisan hanifnya jiwa.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2)
Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,
قال لي النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : ” اقْرَأْ علَّي القُرآنَ ” قلتُ : يا رسُولَ اللَّه ، أَقْرَأُ عَلَيْكَ ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ ؟ ، قالَ : ” إِني أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي ” فقرَأْتُ عليه سورَةَ النِّساء ، حتى جِئْتُ إلى هذِهِ الآية : { فَكَيْفَ إِذا جِئْنا مِنْ كُلِّ أُمَّة بِشَهيد وِجئْنا بِكَ عَلى هَؤلاءِ شَهِيداً } [ النساء / 40 ] قال ” حَسْبُكَ الآن ” فَالْتَفَتَّ إِليْهِ ، فَإِذَا عِيْناهُ تَذْرِفانِ)
Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.”[1]
Dari Haani’ Maula Ustman radhiallahu ‘anhu berkata,
كان عثمان إذا وقف على قبر ؛ بكى حتى يبل لحيته ! فقيل له : تذكر الجنة والنار فلا تبكي ، وتبكي من هذا ؟! فقال إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ” إن القبر أول منزل من منازل الآخرة ، فإن نجا منه ، فما بعده أيسر منه ، وإن لم ينج منه ؛ فما بعده أشد منه
Utsman jika berada di suatu kuburan, ia menangis sampai membasahi jenggotnya. Dikatakan kepadanya, “disebutkan surga dan neraka engkau tidak menangis, tetapi engkau menangis karena ini?”. Beliau berkata, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “sesungguhnya kubur adalah tempat persinggahan pertama dari beberapa persingggahan di akhirat, jika ia selamat maka ia dimudahkan, jika tidak selamat maka tidaklah datang setelahnya kecuali lebih berat.”[2]

Salah Satu Bukti Keimanan Adalah Menangis Karena Allah

Bagaimana kita bisa bangga menisbatkan diri sebagai muslim yang beriman, tetapi kita tidak pernah merasa takut kepada Allah, air mata mengering, seolah-olah merasa aman dengan maksiat dan dosa yang ia lakukan. Beginilah ciri seorang yang beriman (mukmin) sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ » . فَقَالَ بِهِ هَكَذَ
Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini–, maka lalat itu terbang”.[3]
Ibnu Abi Jamrah rahimahullah menjelaskan hadits,
السبب في ذلك أن قلب المؤمن منور فإذا رأى من نفسه ما يخالف ما ينور به قلبه عظم الأمر عليه والحكمة في التمثيل بالجبل أن غيره من المهلكات قد يحصل التسبب إلى النجاة منه بخلاف الجبل إذا سقط على الشخص لا ينجو منه عادة
Sebabnya adalah, karena hati seorang Mukmin itu diberi cahaya. Apabila dia melihat pada dirinya ada sesuatu yang menyelisihi hatinya yang diberi cahaya, maka hal itu menjadi berat baginya. Hikmah perumpamaan dengan gunung yaitu apabila musibah yang menimpa manusia itu selain runtuhnya gunung, maka masih ada kemungkinan mereka selamat dari musibah-musibah itu. Lain halnya dengan gunung, jika gunung runtuh dan menimpa seseorang, umumnya dia tidak akan selamat.[4]
وبكى معاذ رضي الله عنه بكاء شديدا فقيل له ما يبكيك ؟ قال : لأن الله عز وجل قبض قبضتين واحدة في الجنة والأخرى في النار ، فأنا لا أدري من أي الفريقين أكون
Mu’adz radhiallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.”[5]
وخطب أبو موسى الأشعري رضي الله عنه مرة الناس بالبصرة : فذكر في خطبته النار ، فبكى حتى سقطت دموعه على المنبر ! وبكى الناس يومئذ بكاءً شديداً
Abu Musa al-Asya’ri radhyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam”.[6]
وبكى الحسن فقيل له : ما يبكيك ؟ قال : أخاف أن يطرحني الله غداً في النار ولا يبالي
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.[7]

Mata Menangis Tetapi Hati Berbahagia

Bagaimana tidak bahagia? Sementara air mata mengalir deras, ia bergumam, “akhirnya, akhirnya, akhirnya, mata ini menangis karena Allah? Bagaimana tidak bahagia, ia langsung teringat keutamaan menangis karena Allah.
Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يلج النار رجل بكى من خشية الله حتى يعود اللبن في الضرع
Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.”[8]
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلا ظلُّهُ ….، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; …. dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).[9]
Dan sabda beliau Shallallâhu ‘alaihi wa sallam
عينان لا تمسهما النار ، عين بكت من خشية الله ، وعين باتت تحرس في سبيل الله
Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.[10]

Bukan Menangis Terharu Atau Menangis Ramai-Ramai

Bukan menangis karena terharu melihat atau mendengar kejadian menyedihkan atau terharu bahagia, bukan ini yang dimaksud menangis karena Allah dalam hadits, karena orang kafir dan munafik juga menangis atau karena memang pembawaannya gampang menangis/melankolis. Menangis seperti ini adalah fitrah manusia. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qurtubhi rahimahullah dalam tafsir ayat,
وأنّه هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى
dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis” (An-Najm: 43)
Beliau berkata,
أي : قضى أسباب الضحك والبكاء ، وقال عطاء بن أبي مسلم : يعني : أفرح وأحزن ؛ لأن الفرح يجلب الضحك والحزن يجلب البكاء
Yaitu Allah menetapkan sebab-sebab tertawa dan menangis. Berkata Atha’ bin Abi Muslim, “Allah membuat gembira dan membuat sedih, karena kebahagiaan bisa membuat tertawa dan kesedihan bisa membuat menangis.”[11]
Dan bukan juga menangis ramai-ramai sebagaimana acara muhasabah bersama(direncanakan acaranya), berkumpul bersama berdzikir kemudian menangis beramai-ramai. Karena bisa jadi tangisannya karena suasana dan menangis yang menular apalagi acaranya diiringi dengan lagu dan musik yang sendu.
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa tangisan ada 10 jenis, salah satunya beliau jelaskan, “Tangisan muwafaqaah, yaitu seseorang melihat manusia menangis karena suatu perkara, kemudian ia ikut menangis bersama mereka sedangkan ia tidak tahu mengapa ia menangis, ia melihat mereka menangis maka ia ikut menangis.”[12]

Lebih Sedih Karena Film Dan Drama Daripada Takut Kepada Allah

Ketika ayat Al-Quran dibacakan dan ketika membaca perjuangan para Nabi dan Sahabat membela Islam kita sulit menangis dan tersenth, akan tetapi ketika menonton film (notabenenya sandiwara) dan ketika membaca cerita fiktif kita menangis tersedu-sedu? Di mana keimanan kita?
Padahal kita tahu mereka hanyalah menangis yang berdusta dan berpura-pura, ini yang disebutkan oleh ulama sebagai  Al-Buka’ Al-Kadzib ”tangisan palsu”, sebagaimana tangisan saudara-saudara Nabi Yusuf Alaihissalam ketika mengadu kepada bapak mereka bahwa yusuf telah dimakan serigala. Sebagaimana diceritakan Al-Quran,
وجاؤوا أباهُمْ عِشَاءً يَبْكونَْ قَالُواْ يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ وَمَا أَنتَ بِمُؤْمِنٍ لِّنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ
Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar.” (Yusuf: 16-17)

Bahkan ini adalah  Al-buka’ Al musta’ar wal musta’jar alaihi  “tangisan bayaran” sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Qayyim, beliau berkata, “tangisan yang disewa yaitu tangisan orang yang meratap dengan upah (dibayar untuk menangisi tokoh besar agar terlihat banyak yang merasa kehilangan, pent). Sebagaimana perkataan Umar bin Khattab, “ia menjual tetesan air mata dan menangis duka untuk orang lain.”[13]

Bukan Sering Menampakkan Wajah Sedih

Akan tetapi seorang muslim tidaklah sering menampakkan kesedihan dan tangisannya di depan manusia kemudian dihiasi dengan wajah pucat-pasi (sebagaimana salah paham disangka inilah tawaddu). Seorang muslim ketika menyendiri ia berlinang air mata menikmati bermunajat dengan Allah dan ketika bertemu dengan manusia berwajah gembira dan ceria.
Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
Janganlah engkau remehkan suatu kebajikan sedikitpun, walaupun engkau bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang ceria/bermanis muka.[14]
Bahkan salafus shalih menyembunyikan tangisan mereka dari manusia agar lebih ikhlas, contohnya pura-pura sedang pilek ketika menangis
Dari Bastham bin Huraits berkata,
كان أيوب السختياني يرق فيستدمع فيجب أن يخفي ذلك على أصحابه ، فيمسك على أنفه كأنه رجل مزكوم ،فإذا خشي أن تغلب عبرته قام
Ayyub (Ayyub bin Abi Tamimah Al-Sikhtiyani) pernah merasa terenyuh dan airmatanya mulai mengalir. Namun dia berusaha menyembunyikannya dari para sahabatnya dengan memegang hidungnya seakan sedang pilek (dalam riwayat lain, sambil dia berkata, ‘Alangkah beratnya pilek ini’). Jika dia tidak sanggup menahan isak tangisnya, dia pun berdiri.”[15]

Para Nabi Dan Orang Shalih Menangis Karena Allah

Para nabi dan orang-orang shalih menangis karena Allah, Allah Ta’ala berfirman,
أولئك الذين أنعم الله عليهم من النبيين من ذريه آدم وممن حملنا مع نوح ومن ذريه إبراهيم وإسرائيل وممن هدينا واجتبينا إذا تتلى عليهم آيات الرحمن خروا سجداً وبكياً
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi ni’mat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.(Maryam: 58)
Termasuk para malaikat dan penghuni langit, mereka takut kepada Allah. Dari Jabir radhiallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
مررتُ ليلة أسري بي بالملأ الأعلى وجبريل كالحِلس البالي من خشية الله تعالى
Ketika malam isra’, saya melewati penghuni langit dan malaikat Jibril, mereka seolah-olah seperti alas pelana yang tua-usang karena takut kepada Allah.”[16]
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bahwasanya malaikat Jibril berkata,
ما لي لا أرى ميكائيل ضاحكاً قط ؟ ” قال : ما ضحك ميكائيل منذ خلقت النار
aku tidak pernah melihat Mikail tertawa sedikitpun, Mikail tidak pernah tertawa sejak diciptakan neraka”.[17]
Suka menangis karena Allah daripada segalanya
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
لأن أدمع من خشية الله أحب إلي من أن أتصدق بألف دينار
Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.[18]
Ka’ab Al-Ahbar berkata,
لأن أبكى من خشية الله فتسيل دموعي على وجنتي أحب إلى من أن أتصدق بوزني ذهباً
Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”[19]

Sulit Menangis Karena Allah?

Ini adalah musibah besar yang banyak orang tidak tahu, pura-pura lupa bahkan tidak peduli. Ini menunjukkan hatinya keras, tidak bisa tersentuh oleh kebaikan dan hanifnya iman. Ini karena banyaknya maksiat sehingga perlu segera berobat ke dokter hati yaitu ulama, dibawa ke pekuburan, mengelus kepala anak yatim. Cukuplah hadits Rasulullah sebagai pengingat, Nabi Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
عرضت عليَّ الجنة والنار فلم أر كاليوم من الخير والشر ولو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيراً  فما أتى على أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم أشد منه غطوا رؤوسهم ولهم خنين
Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis”.
Anas bin Malik radhiyallâhu’anhu –perawi hadits ini- mengatakan,
Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.[20]

Jika Masih Saja Sulit Menangis Karena Allah?

Maka tangisilah diri kita, tangisilah hati kita yang mungkin sudah mati dan tangisilah jiwa kita yang tidak bisa menampung sedikit saja tetesan keimanan, serta tangisilah mayat badan kita yang kita seret  berjalan merajalela di muka bumi karena ia hakikatnya telah mati. Semoga dengan menangisi diri kita, Allah berkenan membuka sedikit hidayah kemudian menancapkannya dan bertengger direlung hati hamba yang berjiwa hanif.
Sebagaimana seruan sebuah ayat yang membuat seorang ulama besar Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah bertaubat, yang dulunya beliau adalah kepala perampok yang sangat ditakuti dijazirah Arab, ayat tersebut adalah,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka dengan mengingat Allah dan kebenaran yang diturunkan. Dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang sebelumnya yang telah diberikan Al Kitab, masa yang panjang mereka lalui (dengan kelalaian) sehingga hati mereka pun mengeras, dan banyak sekali di antara mereka yang menjadi orang-orang fasik.” (Al Hadid: 16)


Catatan Kaki
[1] HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]
[2] HR. At-Tirmidzi no. 2308, dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi no. 1878
[3] HR. At-Tirmidzi, no. 2497 dan dishahîhkan oleh Al-Albani
[4] Tuhfatul Ahwadzi 7/169, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, Syamilah
[5] Sumber: http://www.saaid.net/Doat/ehsan/149.htm
[6] Sumber: http://www.saaid.net/Doat/ehsan/149.htm
[7] Sumber: http://www.saaid.net/Doat/ehsan/149.htm
[8] HR. Tirmidzi no. 1633
[9] HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]
[10]HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh Al-Albani dalam Sahih Sunan At-Tirmidzi [1338]
[11] Tafsir Al-Qurthubi 17/116
[12] Zaadul Ma’ad 1/184-185
[13] Zaadul Ma’ad 1/184-185
[14] HR. Muslim no. 2626
[15] Dzammul Riya’ hal. 99
[16] HR. Thabrani di Al-Ausath 5/64, dihasankan oleh Al-Albani di Shahih Al-Jami’ no. 5864
[17] HR. Ahmad no, 12930, syaikh Al-Albani rujuk dari mendha’ifkan menjadi menshahihkannya di Shahih At-Targhib no. 3664
[18] Sumber: http://www.saaid.net/Doat/ehsan/149.htm
[19] Sumber: http://www.saaid.net/Doat/ehsan/149.htm
[20] HR. Muslim, no. 2359

Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslim.or.id

Jika Hati Kamu Lembut, Menangislah..

Menangis
Menangis
Sahabat..
Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu membuatkan  manusia menjadi sedar.
Sedar akan kelemahan-kelemahan diri, disaat tiada lagi yang sanggup menolong dari kesusahan selain Allah Swt. Kesedaran yang membawa kepada manfaat dunia dan akhirat.
Bukankah hati manusia tidak pernah stabil?
Selalu berbolak – balik menurut keadaan yang dilalui.

Menangis

Apabila seseorang menghadapi kebahagiaan, maka hatinya akan gembira. Dan saat dilanda musibah, banyak orang yang berputus asa lalu berpaling dari kebenaran.
Sebahagian orang menganggap menangis itu adalah sesuatu yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang.
Bangsa Yahudi selalu marah apabila anaknya menangis kerana dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya.
Orang Jepun akan memarahi anaknya jika mereka menangis kerana dianggap tidak tabah menghadapi hidup. Menangis adalah sesuatu yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.
Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan sebuah kelembutan hati dan petanda kepekaan jiwanya terhadap peristiwa yang menimpa dirinya mahupun umatnya.
Rasulullah SAW menitiskan air matanya ketika anaknya Ibrahim, meninggal.
Abu Bakar selalu digelarkan oleh anaknya Aisyah  sebagai Rajulun Bakiy (Orang yang selalu menangis).Beliau sentiasa menangis, dadanya bergolak semasa solat dibelakang Rasulullah SAW kerana mendengar ayat-ayat Allah.
Abdullah bin Umar pada suatu ketika melewati sebuah rumah yang didalamnya ada seseorang sedang membaca Al Qur’an.
Ketika sampai pada ayat: “Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” (QS. Al Muthaffifin: 6).
Pada saat itu beliau diam, berdiri tegak dan merasakan dirinya seakan-akan sedang menghadap Tuhan, kemudian beliau menangis.
Lihatlah betapa Rasulullah SAW dan para sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka.
Lembutnya hati mengantarkan mereka kepada darjat hamba Allah yang peka.
Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah, adalah orang yang berdoa kepada Rabbnya dalam kesendirian sambil menitiskan air mata?
Tentunya begitu sukar menitiskan air mata sewaktu berdoa jika hati seseorang itu tidak lembut.
Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendirian adalah maksiat. Bahkan banyak  manusia yang bermaksiat apabila bersedirian didalam bilik.
Seorang mukmin sejati akan menangis dalam kesendirian dikala berdoa kepada Tuhannya. Sedar betapa beratnya tugas hidup yang harus dipikulnya di dunia ini.
Di zaman ketika manusia lalai dalam gemerlap dunia, seorang mukmin akan sentiasa menjaga diri dan hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya.
Dia akan mudah menitiskan air mata demi melihat kehancuran umatnya. Kesedihannya begitu mendalam.
Kita tidak akan melihat seorang mukmin bersenang-senang dan bersuka ria ketika jirannya mengalami kesedihan, ditimpa berbagai ujian, cubaan, dan fitnah.
Mukmin yang sebenar akan dengan bersedia membantu meringankan segala beban saudaranya. Ketika seorang mukmin tidak mampu menolong dengan tenaga ataupun harta, dia akan berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam.
Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kebenaran.
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata: “Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad)”. (QS. Al Maidah: 83).
Ja’far bin Abdul Muthalib membacakan surat Maryam ayat ke-16 hingga 22 kepada seorang raja Nasrani yang bijak. Mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, bercucuranlah air mata raja Habsyah itu.
Dia mengakui benarnya kisah Maryam dalam ayat tersebut, dia telah mengenal kebenaran itu dan hatinya yang lembut menyebabkan matanya sembab kemudian menangis.
Raja yang rindu akan kebenaran benar-benar merasakannya.
Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis apabila dibacakan ayat-ayat Allah. Bahkan ketika datang teguran dari Allah sekalipun, dia akan tertawa atau malah berpaling dari kebenaran.
Sehebat manapun bentuk penghormatan seorang tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kepada Rasulullah Saw, sedikit pun tidak berpengaruh pada hatinya.
Dia tidak peduli ketika Allah Swt mengecam keadaan mereka di akhirat nanti, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan neraka yang paling bawah. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An Nisa’: 145)
Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur’an.
Menangislah ketika berdoa di sepertiga malam terakhir. Menangislah kerana melihat keadaan umat yang hancur.
Atau tangisilah dirimu kerana tidak dapat menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah.
Semoga dapat melembutkan hati kita. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa kerana dosa-dosa yang dibuatnya selama di dunia. “Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At Taubah: 82).

Syair Ini Membuat Imam Ahmad Menangis

Jadi apa salahnya menangis, sahabat hati?
Berikut ini adalah sebuah kutipan syair yang diriwayatkan di dalam buku karya Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah membuat Imam Ahmad menangis tersedu-sedu hingga hampir pingsan. Hal ini menunjukkan betapa lembut dan pekanya hati Imam Ahmad terhadap hal-hal yang mengingatkan manusia kepada Rabbnya, dosa-dosanya, dan kehidupan akhirat.

Syair Pelembut Hati

Jika Rabb-ku mengatakan kepadaku: “Tidak malukah kau bermaksiat kepada-Ku?!
Engkau menutupi dosa dari para makhluk-Ku, tapi malah dengan kemaksiatan kau mendatangi-Ku!”
Maka bagaimana aku menjawabnya, dan siapa yang mampu melindungiku…
Aku terus menghibur diri dengan angan-angan (dunia) dari waktu ke waktu…
Tetapi aku lalai dengan perihal setelah kematian, tentang apa yang dapat mencukupiku setelah itu…
Seolah aku akan hidup terus, dan maut tidak akan menghampiriku…
Saat sakaratulmaut yang dahsyat itu benar-benar datang, siapakah yang mampu melindungiku…
Aku melihat wajah orang-orang… Tidakkah ada diantara mereka yang mau menebusku?!
Aku akan ditanya, tentang apa -yang kukerjakan di dunia ini- yang dapat menyelamatkanku…
Maka bagaimanakah jawabanku setelah aku lupakan agamaku…
Sungguh celaka aku… Tidakkah ku dengar firman Alloh yang menyeruku?!
Tidakkah pula kudengar ayat-ayat yang ada di Surat Qoof dan Yasin itu?!
Bukankah kudengar tentang hari kebangkitan, hari dikumpulkan, dan hari pembalasan itu?!
Bukankah kudengar pula panggilan kematian yang terus melayangkan panggilan dan seruan kepadaku?!
Maka ya Robb… akulah hambamu yang bertaubat… Tidak ada yang dapat melindungiku,
Melainkan Robb yang Maha Pengampun, lagi Maha Luas Karunianya… Dia-lah yang menunjukkan hidayah kepadaku
Aku telah datang kepada-Mu… maka rahmatilah aku, dan beratkanlah timbanganku…
Ringankanlah hukumanku… Sungguh Engkaulah yang paling kuharapkan pahalanya untukku

Versi Bahasa Arab Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

إذَا مَا قَالَ لِي رَبِّي أمَا استحييتَ تَعصينِي … وتُخفي الذَّنبَ عن خَلْقي وبالعصيان تأتيني
فكيف أجيب يا ويحي ومن ذا سوف يحميني … أسلي النفس بالآمال من حين إلى حينِ
وأنسى ما وراء الموتِ ماذا بعدُ تكفيني … كأني قد ضمِنْتُ العيشَ ليس الموت يأتيني
وجاءت سكرة الموتِ الشديدةُ من سيَحْميني … نظرتُ إلى الوجوهِ أليسَ منهم من سيفديني
سأُسْأَل ما الذي قدَّمتُ في دنيايَ يُنجيني … فكيف إجابتي من بعدُ ما فرَّطتُ في ديني
ويا ويحي ألم أسمع كلام الله يدعوني … ألم أسمع بما قد جاء في قافٍ وياسينِ
ألم أسمع بيوم الحشر يوم الجمع والديني … ألم أسمع منادي الموتِ يدعوني يناديني
فيَا ربَّاه عبدٌ تائبٌ من ذا سيأويني … سوى ربٍّ غفورٍ واسعٍ للحقِّ يهديني

Tiada ulasan: