Golongan yang Sedikit
Keistimewaan seorang mukmin adalah selalu ada dalam kondisi kebaikan: sabar dan syukur. Mungkin ada yang mempertanyakan apa perbedaan keduanya bagi seorang mukmin? Lho, emank ga ada bedanya??For example, ada seorang mukmin yang menangis begitu mendapatkan nikmat yang tak disangka-sangka besarnya sebagai ujian kemudian berkata, “Bagaimana lagi aku harus bersabar?” Di sisi lain ada seorang mukmin yang mendapatkan musibah kehilangan harta perniagaan, tetapi ia malah mengatakan, “Segala puji bagi Allah yang telah menitipkan harta dan Dia berhak mengambil titipanNya kapan saja.”
Bagaimana keduanya memandang musibah dan nikmat dengan perspektif yang berbeda dari orang-orang umumnya? Menakjubkan! Hmmm, karena itulah seorang Umar bin Khatthab pernah berkata, “Andai syukur dan sabar adalah dua tunggangan, aku tak peduli naik ke tunggangan yang mana” (syukron buat Wied yang udah reminder this). Tunggangan selain itu? No way!
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Luqman:12)
Yup. Benar, Kawans! Allah sama sekali tak membutuhkan syukur kita. Allah tetap luas karuniaNya, tetap Maha Kaya, meskipun hambaNya tak bersyukur. Yang membutuhkan syukur itu adalah diri kita sendiri. Kita diciptakan untuk beribadah dan secara fitrah (alami) kita memerlukan syukur untuk melapangkan hidup kita. Bahkan, Allah menjanjikan bagi mereka yang bersyukur…
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim:7)
Akan tetapi, tidak banyak manusia yang bersyukur meskipun karuniaNya begitu luas. Pada setiap detik ada saja nikmat yang Dia berikan: udara bersih, kedipan mata, jantung yang berdetak, dan masih banyak lagi. Allah menagih syukur kita dalam sejumlah ayat yang menyebar banyak. Beberapa di antaranya adalah di bawah ini:
- Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia (air minum) asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur? (al-Waqi’ah:70)
- Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur (asy-Syura:33)
- Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (al-Mukmin:61)
- Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (Yasin:72-73)
- Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur[1016]. (al-Mukminun:78)
[1016]. Yang dimaksud dengan bersyukur di ayat ini ialah menggunakan alat-alat tersebut untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan keesaan Tuhan, yang dapat membawa mereka beriman kepada Allah s.w.t. serta taat dan patuh kepada-Nya. Kaum musyrikin memang tidak berbuat demikian. |
Sesungguhnya Rasulullah bangun untuk shalat sehingga kedua telapak kaki atau kedua betis beliau bengkak. Lalu dikatakan kepada beliau, ‘Allah mengampuni dosa-dosamu terdahulu dan yang kemudian, mengapa engkau masih shalat seperti itu?’ Lalu, beliau menjawab, ‘Apakah tidak sepantasnya bagiku menjadi hamba yang bersyukur?’ (al-Hadits)
Mari qta memperbanyak syukur, Kawans, sebab syukur adalah sumber kebahagiaan. Semoga kita termasuk dari golongan yang sedikit, yaitu yang mensyukuri nikmatNya. Cara bersyukur adalah dengan mengingatNya, memujiNya dan menggunakan nikmat tersebut untuk beribadah dengan mengamalkan kebaikan di jalanNya.
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri[370] lagi Maha Mengetahui. (an-Nisa:147)
[370]. Allah mensyukuri hamba-hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-hamba-Nya, mema’afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya. |
Refleksi untuk diri sendiri saat kesulitan begitu menghimpit, selalu ada hal yang harus disyukuri. Langitku masih damai dari asap brutal, udara yang kuhirup masih bersih dari asap mesiu, berpakaian muslimah tidak dikejar polisi, bisa bolak-balik kampus dengan aman… ah, masi terlalu banyak jika nikmat itu disebut satu per satu.
SIFAT SYURGA SERTA AHLINYA
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Ya
Rasullullah, dari apakah dibuat syurga itu?"
Jawab Nabi Muhammad s.a.w.:
"Dari air." Kami bertanya: "Beritakan tentang bangunan syurga."
Jawab Nabi Muhammad s.a.w.:
"Satu bata dari emas dan satu bata dari perak, dan lantainya kasturi yang
semerbak harum, tanahnya dari za'faran, kerikilnya mutiara dan yakut, siapa yang
masuk dalamnya senang tidak susah, kekal tidak mati, tidak lapuk pakaiannya,
tidak berubah mukanya."
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w.
bersabda: "Tiga macam doa yang tidak akan tertolak: Imam (pemimpin, hakim)
yang adil, dan orang puasa ketika berbuka dan orang yang teraniaya, maka doanya
terangkat diatas awan, dilihat oleh Tuhan lalu berfirman: "Demi
kemuliaan dan kesabaranKu, Aku akan bela padamu walau hanya menanti masanya."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "
Sesungguhnya didalam syurga ada pohon besar sehingga seorang yang berkenderaan
dapat berjalan dibawah naungannya selama seratus tahun tidak putus naungannya,
bacalah: Wa dhillin mamdud (Yang bermaksud)
Dan naungan yang memanjang terus. Dan didalam syurga kesenangannya yang
tidak pernah dilihat mata atau didengar oleh telinga, bahkan tidak pernah
terlintas dalam hati (perasaan) manusia. Bacalah kamu: Fala
ta'lamu nafsun maa ukh fia lahum min qurrati a'yunin jazza'an bima kanu ya'malun
(Yang bermaksud) Maka tidak seorang pun yang
mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari kesenangan yang memuaskan hari
sebagai pembalasan apa yang telah mereka lakukan. Dan temapt pecut
didalam syurga lebih baik dari dunia siisinya. Bacalah ayat: Faman
zuhziha aninnari wa udkhillal jannata faqad faza (Yang bermaksud) Maka
siapa dijauhkan dari api dan dimasukkan dalam syurga bererti telah untung."
Ibn Abbas r.a. berkata: "Sesungguhnya didalam syurga ada bidadari yang
dijadikan dari empat macam iaitu misik, ambar, kafur dan za'faran, sedang
tanahnya dicampur dengan air hidup (hayawan), dan setelah dijadikan maka semua
bidadari asyik kepadanya, andaikan ia berludah dalam laut tentu menjdai tawar
airnya, tercantum dilehernya: Siapa yang ingin mendapat isteri seperti aku, maka
hendaklah taat kepada Tuhanku."
Mujahid berkata: "Bumi syurga dari perak, dan tanahnya dari misik, dan
urat-urat pohonnya dari perak, sedang dahannya dari mutiara dan zabarjad, sedang
daun dan buahnya dibawah itu, maka siapa yang makan sambil berdiri tidak sukar,
dengan duduk juga tidak sukar, dan sambil berbaring juga tidak sukar, kemudian
membaca ayat: Wa dzulillat quthufuha tadzlila.
(Yang bermaksud) Dan dimudahkan buah-buahnya sehingga
semudah-mudahnya. Sehingga dapat dicapai oleh orang yang berdiri maupun
yang duduk dan berbaring.
Abu hurairah r.a. berkata: "Demi Allah yang menurunkan kitab pada Nabi
Muhammad s.a.w. Sesungguhnya ahli syurga tiap saat bertambah elok
cantiknya, sebagaimana dahulu didunia bertambah tua."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shuhaib r.a. berkata: "Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Apabila ahli syurga telah
masuk kesyurga dan ahli neraka telah masuk keneraka, maka ada seruan: Hai ahli
syurga, Allah akan menepati janji-Nya
kepada kamu. Mereka berkata: "Apakah itu, tidakkah telah memberatkan
timbangan amal kami dan memutihkan wajah kami dan memesukkan kami kedalam syurga
dan menghindarkan kami dari neraka. Maka Allah membukakan
bagi mereka hijab sehingga mereka dapat melihatNya,
demi Allah yang jiwaku ada ditanganNya
belum pernah mereka diberi sesuatu yang lebih senang daripada melihat zat Allah."
Anas bin Malik r.a. berkata: "Jibril datang kepada Nabi
Muhammad s.a.w. membawa cermin putih yang ditengahnya ada titik hitam,
maka Nabi Muhammad s.a.w. bertanya kepada Jibril:
"Apakah cermin yang putih ini?" Jawabnya: "Ini hari Jumaat dan
titik hitam ini saat mustajab yang ada dihari Jumaat, telah dikurniakan untuk mu
dan untuk ummat mu, sehingga ummat-ummat yang sebelumnya berada dibelakangmu,
iaitu Yahudi dan Nashara (kristian) dan saat dihari Jumaat, jika seorang mukmin
bertepatan berdoa untuk kebaikan pada saat itu pasti ia akan diterima oleh Allah,
atau berlindung kepada Allah dari suatu bahaya,
pasti akan dihindarkannya, dan hari Jumaat dikalangan kami (Malaikat) dinamakan
Yaumal Mazid (hari tambahan)."
Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: "Apakah Yaumal
Mazid itu?" Jawab Jibril: "Tuhan telah membuat lembah disyurga
Jannatul Firdaus, disana ada anak bukitdari
misik kasturi dan pada tiap-tiap hari Jumaat disana disediakan
mimbar-minbar dari nur (cahaya) yang diduduki oleh para Nabi, dan ada
mimbar-mimbar dari emas bertaburan permata yaqut
dan zabarjada diduduki para siddiqin, suhada
dan solihin, sedang orang-orang ahli ghurof (yang dibilik syurga) berada
dibelakang mereka diatas bukit kecil itu berkumpul menghadap kepada Tuhan untuk
memuja muji kepada Allah, lalu Allah
berfirman: "Mintalah kepadaKu." Maka
semua minta (Kami mohon keridhaanMu) Jawab Allah:"Aku
telah redho kepadamu, keridhoan sehingga kamu Aku tempatkan
dirumahKu dan Aku muliakan
kamu." Kemudian Allah menampakkan kepada
mereka sehingga mereka dapat melihat zatNya, maka
tidak ada hari yang mereka suka sebagaimana hari Jumaat kerana mereka merasa
bertambahnya kemuliaan dan kehormatan mereka.
Dalam lain riwayat: Allah menyuruh kepada Malaikat:
"Berikan makan kepada para waliKu.", maka
dihidangkan berbagai makanan maka terasa pada tiap suap rasa yang lain dari
semuanya, bahkan lebih lazat sehingga bila selesai makan, diperintahkan oleh Allah:
"Berikan minum kepada hamba-hambaKu."
maka diberi minum yang dapat dirasakan kelazatannya pada tiap teguk dan ketika
telah selesai maka Tuhan berfirman: "Akulah
Tuhanmu telah menepati apa yang Aku janjikan
kepadamu dan kini kamu boleh minta, nescaya Aku
berikan permintaanmu." Jawab mereka: "Kami minta ridhoMu.
kami minta ridhoMu." dua tiga kali. Dijawab
oleh Allah: "Aku ridho kepadamu bahkan masih
ada tambahan lagi daripadaKu, pada hari ini Aku
muliakan kamu dengan penghormatan yang terbesar dari semua yang telah kamu
terima." Maka dibukakan hijab sehingga mereka dapat melihat dzat
Allah yang Maha Mulia sekehendak Allah,
maka segera mereka bersujud kepada Allah sekehendak
Allah sehingga Allah
menyuruh mereka: "Angkatlah kepalamu sebab kini bukan masa beribadat."
Maka disitu mereka lupa pada nikmat-nikmat yang sebelumnya dan terasa benar
bahawa tidak ada nikmat lebih besar daripada melihat dzat
Allah yang Maha Mulia. Kemudian mereka
kembali maka semerbak bau harum dari bawah Arsy dari bukit kasturi yang putih
dan ditaburkan diatas kepala mereka, diatas ubun-ubun kuda mereka, maka
apabila mereka kembali kepada isteri-isterinya terlihat bertambah indah lebih
dari semula ketika mereka meninggalkan mereka sehingga isteri-isteri mereka
berkata: "Kamu kini lebih elok dari yang biasa."
Abul-Laits berkata: "Terbuka hijab, bererti hijab yang menutupi mereka
untuk melihat-Nya. Dan erti melihat kepadaNya iaitu
melihat kebesaran yang belum pernah terlihat sebelumnya tetapi kebanyakkan ahli
ilmu mengerikan: Melihat dzat Allah tanpa
perumpamaan."
Ikrimah berkata: "Ketangkasan ahli syurga bagaikan orang berumur 33 tahun
lelaki dan perempuan sama-sa,a, sedang tingginya enam puluh hasta, setinggi nabi
Adam a.s. muda-muda yang mesih bersih halus tidak berjanggut, bola matanya,
memakaitujuh puluh macam perhiasan, yang berubah warnanya tiap-tiap jam, tujuh
puluh macam warna, maka dapat melihat mukanya dimuka isterinya, demikian pula
didadanya, dibetisnya, demikian pula isterinya dapat melihat wajahnya diwajah
suaminya, didada dan dibetisnya, mereka tidak berludah dan tidak beringus,
lebih-lebih yang lebih kotor, maka lebih jauh."
Dalam lain riwayat: "Andaikan seorang wanita syurga menunjukkan tapak
tangannya dari langit nescaya akan menerangi antara langit dan bumi."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya Zaid bin Arqam r.a. berkata: "Seorang
ahlil kitab datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan
bertanya: "Ya Abal-Qasim, apakah kau nyatakan
bahawa orang syurga itu makan dan minum?" Jawab Nabi
Muhammad s.a.w.: "Ya, demi Allah yang
jiwa Muhammad ada ditanganNya,
seorang ahli syurga diberi kekuatan seratus orang dalam makan, minum dan jima (bersetubuh)."
Dia berkata: "Sedang orang yang makan, minum ia lazimnya berhajat, sedang
syurga itu bersih tidak ada kekotoran? Jawab Nabi
Muhammad s.a.w. : "Hajat seseorang itu berupa peluh yang berbau
harum bagaikan kasturi."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Mu'tah bin Sumai mengenai firman Allah
s.w.t.: "Thuba lahum wa husnu ma ab."
Thuba ialah pohon pokok disyurga yang
dahannya dapat menaungi tiap rumah disyurga, didalamnya berbagai macam buah dan
dihinggapi burung-burung besar sehingga bila seorang ingin burung dapat
memanggilnya dan segera jatuh diatas meja makannya, dan dapat makan sayap yang
sebelah berupa dinding dan yang lain berupa panggangan, kemudian bila telah
selesai ia terbang kembali."
Dari Al'amasy dari Abu Salih dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi
Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Rombongan pertama akan masuk syurga
dari ummatku bagaikan bulan purnama, kemudian yang berikutnya bagaikan bintang
yang amat terang dilangit, kemudian sesudah itu menurut tingkatnya masing-masing,
mereka tidak kencing dan buang air, tidak berludah dan tidak ingus, sisir rambut
mereka dari emas dan ukup-ukup mereka dari kayu gahru yang harum dan peluh
mereka kasturi dan bentuk mereka seperti seorang yang tingginya bagaikan Adam
a.s. enam puluh hasta."
Ibn Abbas r.a. berkata: "Nabi
Muhammad s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ahli syurga itu muda semua,
polos, halus, tidak ada rambut kecuali dikepala, alis dan idep (dikelopak mata),
sedang janggut, kumis, ketiak dan kemaluan polos tidak ada rambut, tinggi mereka
setinggi Nabi Adam a.s. enam puluh hasta, usianya bagaikan Nabi Isa a.s 33 tahun,
putih rupanya, hijau pakaiannya, dihidangkan kepada mereka hidangan, maka datang
burung dan berkata: "Hai waliyullah, saya telah minum dari sumber salsabil
dan makan dari kebun syurga dan buah-buahan, rasanya sebelah badanku masakan dan
yang sebelahnya gorengan, maka dimakan oleh orang itu sekuatnya."
Dan tiap orang wali mendapat tujuh puluh perhiasan, tiap perhiasan berbeza warna
dengan yang lain, sedang jari-jarinya ada sepuluh cincin, terukir pada yang
pertama: Salam
alaikum bima shobartum, dan yang kedua: Ud
khuluha bisalamin aminin, yang ketiga : Tilkal
janatullati urits tumu ha bima kuntum ta'malun, yang keempat: Rufi'at
ankumul ahzana wal humum, yang kelima: Albasakum
alhuli wal hulal, yang keenam Zawwa jakum ul
hurul iin, yang ketujuh: Walakum fihamatasy
tahihil anfusu wa taladzzul a'yun wa antum fiha khalidun, yang
kelapan: Rafaq tumunnabiyina wassiddiqin,
yang kesembilan: Shirtum syababa laa tahromun
dan yang kesepuluh: Sakantum fi jiwari man laa yu'dzil
jiran."
Ertinya:
-
Salam alaikum bima shobartum Selamat sejahtera kamu kerana kesabaran kamu
-
Ud khuluha bisalamin aminin Masuklah kesyurga dengan selamat dan aman
-
Tilkal janatullati urits tumu ha bima kuntum ta'malun Itulah syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu
-
Rufi'at ankumul ahzana wal humum Telah dihindarkan dari kamu semua risau dan dukacita
-
Albasakum alhuli wal hulal Kami berimu pakaian dan perhiasan
-
Zawwa jakum ul hurul iin Kami kahwinkan kamu dengan bidadari
-
Walakum fihamatasy tahihil anfusu wa taladzzul a'yun wa antum fiha khalidun Untuk mu dalam syurga segala keinginan dan menyenangkan pandangan matamu.
-
Rafaq tumunnabiyina wassiddiqin Kamu telah berkumpul dengan para Nabi dan Siddiqin
-
hirtum syababa laa tahromun Kamu menjadi muda dan tidak tua selamanya
-
Sakantum fi jiwari man laa yu'dzil jiran Kamu tinggal dengan tetangga yang tidak mengganggu tetangganya.
Abul-Laits berkata: "Siapa yang ingin mendapat kehormatan itu hendaklah
menepati lima perkara ini iaitu:
-
Menahan dari maksiat kerana firman Allah s.w.t.: "Wa nahannafsa anil hawa fainnal jannat hiyal ma'wa yang bermaksud "Dan menahan nasfu dari maksiat maka syurga tempatnya."
-
Rela dengan pemberian yang sederhana sebab tersebut dalam hadis: "Harga syurga itu ialah tidak rakus pada dunia."
-
Rajin pada tiap taat dan semua amal kebaikan sebab kemungkinan amal itu yang menyebabkan pengampunan dan masuk syurga seperti firman Allah s.w.t. : "Itu syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu."
-
Cinta pada orang-orang yang soleh dan bergaul dengan mereka sebab mereka diharapkan syafa'atnya sebagaimana dalam hadis: "Perbanyaklah kawan kerana tiap kawan itu ada syafa'atnya pada hari kiamat."
-
Memperbanyakkan doa dan minta masuk syurga dan husnul khotimah.
Sebagaimana ahli hikmah berkata: "Condong kepada dunia setelah mengetahui
pahala bererti satu kebodohan dan tidak bersungguh-sungguh beramal setelah
mengetahui besarnya pahala bererti lemah malas dan di syurga ada masa istirehat
tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang tidak pernah istirehat didunia dan
ada kepuasan yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang meninggalkan
berlebihan didunia, dan cukup dengan kesederhanaan yang ada didunia.
Ada seorang zahid makan sayur dan garam, lalu ditegur oleh orang: "Kamu
cukup dengan itu tanpa roti?" Jawabnya: Saya jadikan makanan ini untuk
syurga sedang kau jadikan untuk w.c, kau makan segala yang lazat dan akhirnya ke
w.c, sedang saya makan sekadar untuk menguatkan taat, semoga saya sampai
kesyurga."
Ibrahim bin Adham ketika masuk ketempat permandian dilarang oleh penjaganya:
"Jangan masuk kecuali jika membayar wangnya." Maka ia menangis dan
berdoa: "Ya Allah, seorang untuk masuk kerumah syaitan tidak diizinkan
tanpa wang, maka bagaimana saya akan masuk ketempat para Nabi dan Siddiqin tanpa
upah?"
Tersebut dalam wahya yang diturunkan pada sebahagian para Nabi itu: "hai
Anak Adam, kau membeli neraka dengan harga mahal dan tidak mau membeli syurga
dengan harga murah." Ertinya: Adakalanya pengeluaran untuk maksiat itu
banyak dan ringan, tetapi untuk sedekah kebaikan sedikit dan berat."
Abu Hazim berkata: "Andaikata syurga itu tidak dapat dicapai kecuali dengan
meninggalkan kesukaannya didunia, nescaya itu ringan dan sedikit untuk mendapat
syurga, dan andaikan neraka itu tidak dapat dihindari kecuali dengan menanggung
semua kesukaran-kesukaran dunia, niscaya itu ringan dan sedikit disamping
keselamatan dineraka. Padahal kamu dapat masuk dan selamat dari neraka dengan
sabar menderita satu peratus dari kesukaran."
Yahya bin Mu'adz Arrazi berkata: "Meninggalkan dunia berat tetapi
meninggalkan syurga lebih berat, sedang maharnya syurga ialah meninggalkan dunia."
Anas bin Malik r.a berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
"Siapa yang minta kepada Allah syurga sampai
tiga kali, maka syurga berdoa: "Ya Allah,
masukkan ia kesyurga" dan siapa berlindung kepada Allah
dari neraka tiga kali maka neraka berdoa: "Ya Allah,
hindarkan ia dari neraka."
Semoga Allah s.w.t. menghindarkan kami dari neraka
dan memasukkan kami kedalam syurga. Dan andaikan didalam syurga itu tidak ada
apa-apa kecuali bertemu dengan kawan-kawan nescaya itu sudah enak dan baik, maka
bagaimana padahal disyurga itu segala kehormatan dan kepuasan itu semua ada.
Anas bin Malik r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
"Didalam syurga ada pasar tetapi tidak ada jual beli, hanya orang-orang
berkumpul membicarakan keadaan ketika didunia, dan cara beribadat, bagaimana
keadaan antara si fakir dengan si kaya, dan bagaimana keadaan sesudah mati dan
lama binasa dalam kubur sehingga sampai kesyurga."
Abul-laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata:
"Manusia semua akan berdiri didekat neraka, kemudian mereka menyeberang
diatas sirat (jambatan) diatas neraka, masing-masing menurut amal perbuatannya,
ada yang menyeberang bagaikan kilat, ada yang bagaikan angin kencang, ada yang
bagaikan kuda yang cepat larinya, dan seperti lari orang, dan ada yang bagaikan
terbang burung, dan ada yang seperti unta yang cepat dan yang akhir berjalan
diatas kedua ibu jari kakinya, kemudian tersungkur dalam neraka dan sirat itu
licin, halus, tipis, tajam semacam pedang, berduri sedang dikanan kirinya
Malaikat yang membawa bantolan untuk membantol (menyeret) orang-orang,
maka ada yang selamat, ada yang luka-luka tetapi masih selamat dan ada yang
langsung tersungkur kedalam api neraka, sedang para Malaikat itu sama-sama
berdoa: "Robbi sallim saliim" (Ya
Tuhan, selamatkan, selamatkan) dan ada orang yang berjalan sebagai orang yang
terakhir masuk kesyurga, maka ia selamat dari sirat, terbuka baginya pintu
syurga dan merasa tidak ada tempat baginya disyurga, sehingga dia berdoa: "Ya
Tuhan, tempat saya disini." Jawab Tuhan: "Kemungkinan jika Aku beri
kamu tempat ini lalu minta yang lainnya." Jawabnya: "Tidak, demi
kemuliaanMu." Maka ditempatkan disitu, kemudian diperlihatkan kepadanya
tempat yang lebih baik, sehingga dia merasakan kerendahan tempat yang diberikan
kepadanya, lalu ia berkata: "Ya Tuhan, tempatkan lah aku disitu."
Dijawab oleh Tuhan: "Kemungkinan jika Aku beri kamu tempat ini lalu minta
yang lainnya." Jawabnya: "Tidak, demi kemuliaanMu." kemudian
diperlihatkan kepadanya syurga yang lebih baik, sehingga ia merasa bahawa
tempatnya masih rendah, tetapi ia diam tidak berani minta beberapa lama sehingga
ditanya: "Apakah kau tidak minta?" Jawabnya: "Saya sudah minta
sehingga merasa malu." Maka firman Allah s.w.t.: "Untukmu
sebesar dunia sepuluh kali, maka inilah yang terendah tempat disyurga."
Abdullah bin Mas'ud berkata: "Nabi Muhammad s.a.w.
jika menceritakan ini maka tertawa sehingga terlihat gigi gerahamnya."
Dalam hadis: "Diantara wanita-wanita didunia ini ada yang kecantikannya
melebihi dari bidadari kerana amal perbuatannya ketika didunia."
Firman Allah
s.w.t.: "Inna ansya'nahunna insya'a,
fija'alnahunna abkara uruban atraba li ash habil yamin." yang
bermaksud: "Kami cipta
mereka baru dan Kami
jadikan mereka tetap gadis yang sangat kasih dan cinta, juga tetap sebaya
umurnya, untuk orang-orang ahlil yamin."
Jadilah golongan yang sedikit
Bismillahirrahmanirrahim.Assalamualaikum.Alhamdulillah masih diberi nafas hari ini.Walaupun suara tak ada tiba-tiba.Ingat makan madu nak kurangkan batuk,tiba-tiba suara pula yang hilang :) Kene banyak kan minum air la kan.
Ada masa free sikit nak update blog.Tajuk golongan yang sedikit.Saya berharap saya adalah insan yang tergolong dalam golongan yang sedikit yang banyak kali Allah sebut dalam Quran.
Allah swt menegaskan orang-orang yang benar-benar bersyukur adalah sedikit sekali bilangannya. Firman Allah swt dalam surah As-Saba’ , ayat 13 yang bermaksud:
“Sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”
Bersyukur diwaktu senang memang ramai yang boleh melakukan tetapi
menerapkan rasa bersyukur dikala diri dilanda kesusahan,sakit dan ujian
masyaAllah sangatlah berat.Benar kata ustaz Asri.Ramai orang boleh
bersabar tetapi tak ramai yang boleh bersyukur.Saya berdoa Allah pilih
saya antara insan golongan sedikit tersebut.
Alhamdulillah kita masih diberi peluang untuk bernafas sehari lagi di bumi Allah swt ini, kita
sudah sepatutnya bersyukur. Kita pula dipilih untuk menerima ujian untuk
menambah darjat keimanan, maka kita harus bersyukur. Dan untuk
segalanya kita mesti bersyukur, kerana hati yang bahagia adalah hati
yang sentiasa bersyukur.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Al-Quran, surah Ibrahim: ayat 7)
Teringat bacaan saya pada majalah SOLUSI edisi terbaru.Ustaz Pahrol Juoi tulis, manusia yang rasa bersyukur ni tidak pernah rasa "memiliki" dan "dimiliki" selain Allah.Adakah kita ini tergolong dalam yang bersyukur.Renung-renungkan.
Walaupun Allah memiliki jiwa hamba tapi DIA tidak pernah mengikat hamba itu.Malahan DIA membuka 2 jalan untuk hamba-NYA memilih.Jalan yang baik atau buruk,jalan islam atau kafir,jalan bersyukur atau mengeluh.Subhanallah.Malahan Dia juga melepaskan hamba-Nya untuk berbuat sekehendaknya.Kerana CINTA itu tidak semestinya memiliki.Atau kata lain CINTA itu adalah kita melepaskannya,dan jika ia tetap kembali pada kita,ternyata ia memang untuk kita.Dan fitrah hamba..Allah melepaskan kita..dan bila kita susah dan sakit dengan sendirinya kita akan mencari ALLAH.Bukankah itu yang dinamakan CINTA..??Bersyukurlah dipilih untuk hidup dalam ISLAM.Alhamdulillah merasai nikmat iman dan islam.
Dengan itu,sombong sangatkah kita untuk sujud berteleku dengan rasa bersyukur,menangis penuh syukur kerana CINTA ALLAH...Muhasabah diri.Supaya kita menjadi golongan sedikit yang sering disebutkan Allah didalam al-Furqan.
nota kaki: Tuhan,jiwaku milik-Mu,segalanya yang ada padaku adalah
milik-Mu.Hartaku milik-MU,kekuatan dan ketabahanku Milik-MU.Keluargaku
milik-MU.Sahabat handaiku jua milik-MU.CINTAku jua adalah
milik-MU.dengan penuh kerendahan,sudilah Engkau Ya Robb,terima CINTAku
untuk-MU walau ia hanya sekadar setitis dari luasnya lautan
milik-Mu.Jadikan kami ini termasuk dari hamba-hamba yang golongan
sedikit iaitu yang bersyukur dengan nikmat-MU dalam susah dan senang
SENYUM SOKMO DEH..senyum meski derita,kerana itu juga tanda syukur.Aiwah :)Kebanyakan Ahli Neraka Wanita, Berarti Wanita Sedikit di Surga?
Sahabat Muslimah...
Muslimah memang makhluk terindah di
kolong langit. Muslimah memang termasuk perhiasan dunia. Muslimah memang
diciptakan untuk menemani kaum Adam. Muslimah memang ciptaan Alloh yang
spesial, sehingga Alloh menorehkan satu suroh khusus untuknya. Muslimah
memang makhluk yang terpercaya, sehingga Alloh mentaqdirkan lewat
rahimnyalah dilahirkan generasi-generasi robbani.
Namun dari untaian kalimat yang membahas
indahnya, hebatnya dan spesialnya muslimah, hati ini terasa miris dan
merinding dikala membaca satu hadits yang menjelaskan bahwa kebanyakan
penghuni neraka ternyata wanita. Rosululloh SAW bersabda:
اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ
أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ
أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاء (رواه البخاري 3241 ومسلم 2737)
“Aku diperlihatkan di surga. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum fakir, Lalu aku diperlihatkan neraka, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari, 3241 dan Muslim, 2737).
“Aku diperlihatkan di surga. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum fakir, Lalu aku diperlihatkan neraka, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari, 3241 dan Muslim, 2737).
Sahabat Muslimah...
Sedih memang bila melihat hadits di
atas. Padahal pada kenyataannya, sebenarnya peluang untuk meraih pahala
dan pintu Syahid lebih banyak wanita.
Namun sebagai muslimah kita tidak boleh
berkecil hati dikala melihat hadits di atas. Walaupun kebanyakan
penghuni neraka adalah wanita, namun tidak ada kepastian bahwa penghuni
surga itu lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Justru dari
isyarat hadits yang ada, ternyata kebanyak penghuni surga adalah wanita.
Rasulullah SAW telah bersabda:
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُوْرَتُهُمْ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لاَ يَبْصُقُوْنَ فِيْهَا وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ آنِيَتُهُمْ فِيْهَا الذَّهَبُ أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَمَجَامِرُهُمْ الألوة ورشحهم الْمِسْكُ وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُ سُوْقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحَسَنِ وَلَا اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوْبُهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ وَاحِدٍ يُسَبِّحُوْنَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
“Rombongan yang pertama kali masuk surga bentuk mereka seperti bentuk rembulan di malam purnama, mereka tidak berludah, tidak beringus, tidak buang air. Bejana-bejana mereka dari emas, sisir-sisir mereka dari emas dan perak, pembakar gaharu mereka dari kayu india, keringat mereka beraroma misik, dan bagi setiap mereka dua orang istri, yang Nampak sum-sum betis mereka di balik daging karena kecantikan. Tidak ada perselisihan di antara mereka, tidak ada permusuhan, hati-hati mereka hati yang satu, mereka bertasbih kepada Allah setiap pagi dan petang” (HR Al-Bukhari no 3073).
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُوْرَتُهُمْ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لاَ يَبْصُقُوْنَ فِيْهَا وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ آنِيَتُهُمْ فِيْهَا الذَّهَبُ أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَمَجَامِرُهُمْ الألوة ورشحهم الْمِسْكُ وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُ سُوْقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحَسَنِ وَلَا اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوْبُهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ وَاحِدٍ يُسَبِّحُوْنَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
“Rombongan yang pertama kali masuk surga bentuk mereka seperti bentuk rembulan di malam purnama, mereka tidak berludah, tidak beringus, tidak buang air. Bejana-bejana mereka dari emas, sisir-sisir mereka dari emas dan perak, pembakar gaharu mereka dari kayu india, keringat mereka beraroma misik, dan bagi setiap mereka dua orang istri, yang Nampak sum-sum betis mereka di balik daging karena kecantikan. Tidak ada perselisihan di antara mereka, tidak ada permusuhan, hati-hati mereka hati yang satu, mereka bertasbih kepada Allah setiap pagi dan petang” (HR Al-Bukhari no 3073).
Ibnu Hajar berkata, “Dan sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ
“Masing-masing mereka mendapatkan dua istri”, yaitu istri dari para
wanita dunia. Imam Ahmad telah meriwayatkan dari sisi yang lain dari Abu
Huroiroh secara marfu’ tentang sifat penghuni surga yang paling rendah
kedudukannya bahwasanya ia memiliki 72 bidadari selain istri-istrinya
yang dari dunia” (Fathul Baari 6/325).
Subhanallah...
Dari hadits di atas dan ungkapan Ibnu Hajar sangatlah jelas, bahwa minimal setiap laki-laki ahli surga akan dijodohkan dengan dua (2) bidadari dari dunia. Maksud bidadari dari dunia yaitu muslimah yang menjadi ahli surga. Berarti muslimah yang menjadi penghuni surga minimal dua kali lipat dari jumlah laki-laki yang menjadi penghuni surga.
Dari hadits di atas dan ungkapan Ibnu Hajar sangatlah jelas, bahwa minimal setiap laki-laki ahli surga akan dijodohkan dengan dua (2) bidadari dari dunia. Maksud bidadari dari dunia yaitu muslimah yang menjadi ahli surga. Berarti muslimah yang menjadi penghuni surga minimal dua kali lipat dari jumlah laki-laki yang menjadi penghuni surga.
Sahabat Muslimah...
Semoga kita termasuk muslimah yang
menjadi ahli surga. Semoga Alloh memberikan kemudahan kepada kita untuk
mengamalkan seluruh syari'at yang telah dicontohkan Rosululloh SAW.
Ayo... Semangat. Yakinlah, sesungguhnya hanya dengan mengamalkan
syari'at Alloh martabat wanita akan menjadi mulia di hadapan manusia dan
di sisi Alloh. Sebagaimana mulianya muslimah yang menjadi ahli surga.
Wallohua'lam. [ukhwatuna/voa-islam.com]
Rubrik: Tazkiyatun Nufus | Oleh: Inayatullah Hasyim - 13/09/11 | 09:30 | 14 Shawwal 1432 H Enam Pesan Ahli Surga dakwatuna.com –
Betapa indahnya ketika berbicara tentang surga. Dan tahukan engkau apa itu surga? Surga adalah rumah tinggal yang abadi yang menjadi tujuan setiap hamba Allah yang shalih. Surga adalah pusat aspirasi semua hamba Allah. Surga adalah di atas apa yang kita lihat, di atas apa yang kita dengar dan di atas apa yang muncul dalam pikiran manusia, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 107-108: Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (*) Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya. (QS Al-Kahfi: 107-108).
Rasulallah SAW bersabda, sebagaimana disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dari hadits riwayat Abu Hurairah, (Allah berfirman, Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih surga yang (kenikmatannya) belum pernah ada mata yang telah melihat, dan tidak pernah ada telinga yang telah mendengar maupun telah terdetik di hati manusia). Dengan kasih Allah dan rahmat-Nya kepada kita, Dia telah membentangkan gambaran surga yang nikmat itu, dengan menekankan keabadian dan kesempurnaan, tanpa kekurangan sedikitpun, tidak panas atau dingin, tidak lelah dan tidak sibuk dengan hiruk pikuk, tak ada kerugian, tidak ada yang dicurangi. Sekali teguk kenikmatan di surga melupakan semua penderitaan dalam hidup ini.
Timbul pertanyaan, mengapa semua ini diceritakan wahai hamba-hamba Allah? Hal ini semata untuk mengajak orang-orang beriman ke surga dengan penuh semangat. Agar mereka bergegas menuju berbagai kebahagiaan, taman dan segala istananya. Sebab surga adalah tempat tinggal yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, dipersiapkan sebagai rumah untuk orang-orang yang dicintai-Nya agar mengisinya dengan rahmat, kemuliaan dan ridha-Nya.
Dia menggambarkan kenikmatannya sebagai kemenangan besar, pemiliknya sebagai raja diraja, segala kebaikan dan kemurniannya dijaga dari setiap cacat dan kekurangan. Celakalah jiwa-jiwa yang tidak menginginkan hal itu, tidak ingin melihatnya, dan tidak berusaha untuk masuk ke dalamnya! Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk merenungkan hadits-hadits Nabi SAW yang terkait langsung dengan mereka yang dijanjikan surga, seraya berdoa kepada Allah agar kita dimasukkan surga bersama keluarga dan kerabat kita semua. Tak ada surga kecuali dengan berusaha menggapainya.
Pesan Pertama: Kisah Abu Bakr dan amalan-amalan baiknya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata: “Rasulullah SAW berkata, Siapa di antara kamu yang berpuasa hari ini? Abu Bakar menjawab: “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah mengikuti pemakaman hari ini?” Abu Bakar berkata: “Aku”. Dia berkata lagi, “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini? Abu Bakar berkata, “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Aku”. Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Jika terkumpul seluruh amalan seperti di pria ini, niscaya ia akan masuk surga”. Diriwayatkan dari Abd al-Rahman bin Abi Bakr, dia berkata, “Rasulullah SAW shalat subuh, kemudian bertemu dengan para sahabatnya”. Dia berkata: “Apakah ada di antara kalian yang hari ini berpuasa? Umar bin al-Khattab menjawab, “Ya Rasulallah, aku tidak berniat puasa, maka pagi ini aku berbuka (sarapan).” Abu Bakar berkata, “Kalau aku, sejak semalam sudah berkata pada diriku sendiri untuk puasa, maka aku puasa.” Rasulullah SAW kemudian bertanya lagi, “Apakah ada di antara kalian hari ini yang menjenguk orang sakit? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami shalat dan berdoa denganmu, bagaimana kami dapat menjenguk orang yang sakit?” Abu Bakar berkata: “Aku mendengar bahwa adikku, Abdul Rahman bin Auf, merintih maka aku mencari cara untuk bisa mengunjunginya ketika aku datang ke masjid, Rasulullah SAW bertanya lagi, “Sudahkan ada di antara kalian yang bersedekah hari ini? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami kan shalat dan berdoa bersamamu dan tidak sempat istirahat.” Abu Bakar berkata: “Ketika aku masuk masjid di tengah jalan kujumpai pengemis, di tanganku ada segenggam roti yang kudapat dari Abdurrahman, aku berikan kepadanya”. Rasulallah SAW kemudian bersabda, “Aku beri kabar gembira untukmu (Abu Bakar, termasuk ahli) surga.” Umar menggumam, “oh…oh… oh… ahli surga.”
Pesan Kedua: Utsman radhiallahu anhu dan Infaq.
Diriwayatkan dari Tsamama bin Hazn al-Qusyairi, radhiallahu anhu, dia berkata: Aku menyaksikan Peristiwa Dar (yaum al-dar), ketika mereka, penduduk Madinah, memuliakan Ustman untuk bercerita amal-amal baiknya di hari itu. Ustman berkata: “Tahukah kalian bahwa ketika Rasulallah sampai ke kota Madinah, dan tak ada cadangan air (di kota itu) kecuali sumur milik Raumah. Rasulallah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membelinya dan menjadikan embernya dan ember kaum muslimin masuk ke sumur itu, niscaya baginya surga? Aku membelinya dari harta tabunganku. Hingga hari ini, aku larang diriku sendiri untuk meminum air dari sumur itu hingga aku harus minum air laut. Mereka menjawab, “Ya”. Utsman berkata lagi, “Dan dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, tahukah kalian bahwa (suatu hari) masjid itu sudah sempit dengan jamaah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mau membebaskan tanah si fulan, niscaya diberikan kebaikan baginya dari masjid itu hingga ke surga, aku membelinya dari hartaku. Hingga hari ini aku cegah diriku untuk shalat dua rakaat di masjid itu”. Mereka berkata, “Ya”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, Tahukan kalian bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang membekali tentara, niscaya wajib baginya surga. Maka aku berikan perbekalan (pada tentara). Mereka berkata, “Ya Allah, ya benar”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah, Tahukah kalian aku dulu berada di gunung Tsabir di pinggir kota Mekah bersama-sama dengan Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar, maka tiba-tiba gunung terguncang, sehingga batunya berjatuhan ke dasar, Rasulullah SAW menghindar dengan kakinya, dan berkata: “Tenanglah wahai (gunung) Tsabir. Sesungguhnya, di dekatmu ada seorang Nabi, seorang yang jujur dan dua orang yang menjadi syahid. Mereka berkata, “Ya”. Ustman berkata, “Allah Akbar, saksikanlah aku agar kelak masuk surga, wahai tuhan pemilik Ka’bah. Ia berucap tiga kali.
Pesan Ketiga: Terjaga dengan ibadah di waktu malam:
Salah seorang tabiin (generasi setelah sahabat Nabi) berkata, saat itu mereka tengah merindukan surga dan para bidadarinya, “Aku akan membeli seorang bidadari dari sekian banyak bidadari surga dengan mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam, aku tidak akan tidur sampai aku selesai khatam tersebut.” Dia sudah mengkhatamkan sebanyak dua puluh Sembilan juz, lalu rasa kantuk menyerang hingga ia tertidur. Dalam tidurnya ia mimpi bertemu bidadari, dan sang bidadari berkata berkata, Apakah engkau akan meminang bidadari sepertiku, dan engkau tertidur. Sementara orang yang mencintaiku, aku haramkan tertidur. Karena aku dicipta untuk setiap orang yang banyak melakukan shalat dan rajin bangun malam. Mendengar itu, ia terbangun, dan langsung melanjutkan usahanya, dan ia kemudian berkata: Dengan izin dan rahmat Allah, aku akan berusaha untuk mendapatkan semua ini, untuk mendapatkan salah satu dari bidadari itu. Abu Sulaiman Aldarini – belas kasihan Tuhan – suatu kali tertidur pada suatu malam malam, dia dikenal sebagai ahli ibadah, seorang yang zuhud, dan tulus kepada Allah, dan ketulusan dengan Tuhan, Yaman itu sendiri, termasuk surga yang penuh kenikmatan. Pada suatu malam dia berkata, tidur dan diri kadang-kadang berbicara tentang apa yang Anda inginkan dan apa yang ingin Anda dan termasuk cinta – berkata: Aku melihat – sebagaimana yang sering dilihat oleh orang tengah tidur, suatu kali bidadari datang kepadaku dan berkata: “Inikah perbuatan orang-orang shalih?” “Wahai Abu Sulaiman – Apakah engkau tertidur dan aku telah menunggumu sejak lima ratus tahun”. Tidak ada Tuhan selain Allah; Sejak itu, ia tak lagi tidur kecuali hanya sedikit saja, hal itu dimaksudkan agar ia sungguh-sungguh bertemu dengannya.
Pesan Keempat: Bilal bin Rabah, radhiallahu anhu dan wudhu:
Bilal adalah bujang yang bekerja pada Abu Bakar, semoga Allah senang dengan dia. Ia termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, karena itu ia dihukum oleh kaumnya dan mereka memaksanya untuk bersaksi “Tuhanku Latta dan Uzza”. Namun, Bilal tetap teguh berkata, “Ahad… ahad…” Datanglah Abu Bakar dan membebaskannya dari perbudakan dengan membelinya seharga tujuh (sebagian mengatakan lima) kantong emas. Rasullah SAW kemudian menyatakannya sebagai manusia merdeka. Maka, sejak itu Bilal menjadi muadzin Nabi, baik saat berdiam di Madinah atau saat berperjalanan. Abu Hurairah RA berkata: Suatu hari Rasulullah SAW beserta Bilal: “ceritakanlah padaku satu pekerjaan yang dilakukan dalam Islam memberikan manfaat, aku mendengar Nabi SAW mengatakan ia sudah mendengar suara sandal Bila di surga. Bilal menjawab, aku tidak mengerjakan apa-apa, kecuali menjaga wudhuku hingga seringkali aku shalat maghrib dengan wudhu shalat dzuhur.”
Pesan Kelima: Di mana tokoh seperti Abu Dahdah sekarang?
Abu Dahdah, nama lengkapnya adalah Tsabit bin Dahdah al-Anshari, salah satu pelaku sejarah perang Uhud dan menemui kematiannya pada perang tersebut. Diriwayatkan dari Jabir bin Samrah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Betapa banyak decak kekaguman untuk Abu Dahdah di surga”. Dan diriwayatkan oleh Imam At-Tabrani dalam kitab Al-Awsat (2/517) dari hadits Umar dengan lafadz, manakala ayat Allah SWT turun, “barangsiapa yang memberikan pinjaman kepada Allah sebaik-baik pinjaman” Abu Dahdah berkata, Ya Rasulallah, apakah kita harus meminjamkan Allah dengan harta kita?”. Rasulallah SAW menjawab, “Ya.” Dia berkata: Sesungguhnya aku punya dua dinding (lantai), satu di atas, satu lagi di bawah.. Aku telah meminjamkannya untuk Allah.
Pesan Keenam: Tidak Ghibah:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “bahwasanya ada seseorang bertanya, Ya Rasulallah, si fulan dikenal banyak melakukan shalat dan puasa, hanya saja dia selalu menyakiti tetangga dengan lidahnya. Rasulallah bersabda, “Dia di neraka.” Orang tersebut bertanya lagi, “Sementara ada juga si fulanah dikenal sedikit saja shalat dan puasanya sebab dia sibuk memberi makan sapinya, dan dia tidak mengguncingkan tetangganya”. Rasulallah SAW bersabda, “dia di surga”. Tentang Inayatullah Hasyim Menyelesaikan pendidikan dasar di Pondok Pesantren Attaqwa, Bekasi. Lalu melanjutkan studi ke International Islamic University, Pakistan. Kini, dosen di Fakultas Hukum Universitas Djuanda, Bogor. Email: inayat4@yahoo.com Salam Inayatullah Hasyim [Profil Selengkapnya] Iklan negatif? Laporkan! Ilustrasi (inet) dakwatuna.com – Betapa indahnya ketika berbicara tentang surga. Dan tahukan engkau apa itu surga? Surga adalah rumah tinggal yang abadi yang menjadi tujuan setiap hamba Allah yang shalih. Surga adalah pusat aspirasi semua hamba Allah. Surga adalah di atas apa yang kita lihat, di atas apa yang kita dengar dan di atas apa yang muncul dalam pikiran manusia, Allah SWT berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 107-108: Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, (*) Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya. (QS Al-Kahfi: 107-108). Rasulallah SAW bersabda, sebagaimana disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dari hadits riwayat Abu Hurairah, (Allah berfirman, Aku telah mempersiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih surga yang (kenikmatannya) belum pernah ada mata yang telah melihat, dan tidak pernah ada telinga yang telah mendengar maupun telah terdetik di hati manusia). Dengan kasih Allah dan rahmat-Nya kepada kita, Dia telah membentangkan gambaran surga yang nikmat itu, dengan menekankan keabadian dan kesempurnaan, tanpa kekurangan sedikitpun, tidak panas atau dingin, tidak lelah dan tidak sibuk dengan hiruk pikuk, tak ada kerugian, tidak ada yang dicurangi. Sekali teguk kenikmatan di surga melupakan semua penderitaan dalam hidup ini. Timbul pertanyaan, mengapa semua ini diceritakan wahai hamba-hamba Allah? Hal ini semata untuk mengajak orang-orang beriman ke surga dengan penuh semangat. Agar mereka bergegas menuju berbagai kebahagiaan, taman dan segala istananya. Sebab surga adalah tempat tinggal yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, dipersiapkan sebagai rumah untuk orang-orang yang dicintai-Nya agar mengisinya dengan rahmat, kemuliaan dan ridha-Nya. Dia menggambarkan kenikmatannya sebagai kemenangan besar, pemiliknya sebagai raja diraja, segala kebaikan dan kemurniannya dijaga dari setiap cacat dan kekurangan. Celakalah jiwa-jiwa yang tidak menginginkan hal itu, tidak ingin melihatnya, dan tidak berusaha untuk masuk ke dalamnya! Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak pembaca sekalian untuk merenungkan hadits-hadits Nabi SAW yang terkait langsung dengan mereka yang dijanjikan surga, seraya berdoa kepada Allah agar kita dimasukkan surga bersama keluarga dan kerabat kita semua. Tak ada surga kecuali dengan berusaha menggapainya. Pesan Pertama: Kisah Abu Bakr dan amalan-amalan baiknya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata: “Rasulullah SAW berkata, Siapa di antara kamu yang berpuasa hari ini? Abu Bakar menjawab: “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah mengikuti pemakaman hari ini?” Abu Bakar berkata: “Aku”. Dia berkata lagi, “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini? Abu Bakar berkata, “Aku”. Dia bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Aku”. Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Jika terkumpul seluruh amalan seperti di pria ini, niscaya ia akan masuk surga”. Diriwayatkan dari Abd al-Rahman bin Abi Bakr, dia berkata, “Rasulullah SAW shalat subuh, kemudian bertemu dengan para sahabatnya”. Dia berkata: “Apakah ada di antara kalian yang hari ini berpuasa? Umar bin al-Khattab menjawab, “Ya Rasulallah, aku tidak berniat puasa, maka pagi ini aku berbuka (sarapan).” Abu Bakar berkata, “Kalau aku, sejak semalam sudah berkata pada diriku sendiri untuk puasa, maka aku puasa.” Rasulullah SAW kemudian bertanya lagi, “Apakah ada di antara kalian hari ini yang menjenguk orang sakit? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami shalat dan berdoa denganmu, bagaimana kami dapat menjenguk orang yang sakit?” Abu Bakar berkata: “Aku mendengar bahwa adikku, Abdul Rahman bin Auf, merintih maka aku mencari cara untuk bisa mengunjunginya ketika aku datang ke masjid, Rasulullah SAW bertanya lagi, “Sudahkan ada di antara kalian yang bersedekah hari ini? Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami kan shalat dan berdoa bersamamu dan tidak sempat istirahat.” Abu Bakar berkata: “Ketika aku masuk masjid di tengah jalan kujumpai pengemis, di tanganku ada segenggam roti yang kudapat dari Abdurrahman, aku berikan kepadanya”. Rasulallah SAW kemudian bersabda, “Aku beri kabar gembira untukmu (Abu Bakar, termasuk ahli) surga.” Umar menggumam, “oh…oh… oh… ahli surga.” Pesan Kedua: Utsman radhiallahu anhu dan Infaq. Diriwayatkan dari Tsamama bin Hazn al-Qusyairi, radhiallahu anhu, dia berkata: Aku menyaksikan Peristiwa Dar (yaum al-dar), ketika mereka, penduduk Madinah, memuliakan Ustman untuk bercerita amal-amal baiknya di hari itu. Ustman berkata: “Tahukah kalian bahwa ketika Rasulallah sampai ke kota Madinah, dan tak ada cadangan air (di kota itu) kecuali sumur milik Raumah. Rasulallah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membelinya dan menjadikan embernya dan ember kaum muslimin masuk ke sumur itu, niscaya baginya surga? Aku membelinya dari harta tabunganku. Hingga hari ini, aku larang diriku sendiri untuk meminum air dari sumur itu hingga aku harus minum air laut. Mereka menjawab, “Ya”. Utsman berkata lagi, “Dan dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, tahukah kalian bahwa (suatu hari) masjid itu sudah sempit dengan jamaah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mau membebaskan tanah si fulan, niscaya diberikan kebaikan baginya dari masjid itu hingga ke surga, aku membelinya dari hartaku. Hingga hari ini aku cegah diriku untuk shalat dua rakaat di masjid itu”. Mereka berkata, “Ya”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, Tahukan kalian bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang membekali tentara, niscaya wajib baginya surga. Maka aku berikan perbekalan (pada tentara). Mereka berkata, “Ya Allah, ya benar”. Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah, Tahukah kalian aku dulu berada di gunung Tsabir di pinggir kota Mekah bersama-sama dengan Rasulullah SAW, Abu Bakar dan Umar, maka tiba-tiba gunung terguncang, sehingga batunya berjatuhan ke dasar, Rasulullah SAW menghindar dengan kakinya, dan berkata: “Tenanglah wahai (gunung) Tsabir. Sesungguhnya, di dekatmu ada seorang Nabi, seorang yang jujur dan dua orang yang menjadi syahid. Mereka berkata, “Ya”. Ustman berkata, “Allah Akbar, saksikanlah aku agar kelak masuk surga, wahai tuhan pemilik Ka’bah. Ia berucap tiga kali. Pesan Ketiga: Terjaga dengan ibadah di waktu malam: Salah seorang tabiin (generasi setelah sahabat Nabi) berkata, saat itu mereka tengah merindukan surga dan para bidadarinya, “Aku akan membeli seorang bidadari dari sekian banyak bidadari surga dengan mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam, aku tidak akan tidur sampai aku selesai khatam tersebut.” Dia sudah mengkhatamkan sebanyak dua puluh Sembilan juz, lalu rasa kantuk menyerang hingga ia tertidur. Dalam tidurnya ia mimpi bertemu bidadari, dan sang bidadari berkata berkata, Apakah engkau akan meminang bidadari sepertiku, dan engkau tertidur. Sementara orang yang mencintaiku, aku haramkan tertidur. Karena aku dicipta untuk setiap orang yang banyak melakukan shalat dan rajin bangun malam. Mendengar itu, ia terbangun, dan langsung melanjutkan usahanya, dan ia kemudian berkata: Dengan izin dan rahmat Allah, aku akan berusaha untuk mendapatkan semua ini, untuk mendapatkan salah satu dari bidadari itu. Abu Sulaiman Aldarini – belas kasihan Tuhan – suatu kali tertidur pada suatu malam malam, dia dikenal sebagai ahli ibadah, seorang yang zuhud, dan tulus kepada Allah, dan ketulusan dengan Tuhan, Yaman itu sendiri, termasuk surga yang penuh kenikmatan. Pada suatu malam dia berkata, tidur dan diri kadang-kadang berbicara tentang apa yang Anda inginkan dan apa yang ingin Anda dan termasuk cinta – berkata: Aku melihat – sebagaimana yang sering dilihat oleh orang tengah tidur, suatu kali bidadari datang kepadaku dan berkata: “Inikah perbuatan orang-orang shalih?” “Wahai Abu Sulaiman – Apakah engkau tertidur dan aku telah menunggumu sejak lima ratus tahun”. Tidak ada Tuhan selain Allah; Sejak itu, ia tak lagi tidur kecuali hanya sedikit saja, hal itu dimaksudkan agar ia sungguh-sungguh bertemu dengannya. Pesan Keempat: Bilal bin Rabah, radhiallahu anhu dan wudhu: Bilal adalah bujang yang bekerja pada Abu Bakar, semoga Allah senang dengan dia. Ia termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, karena itu ia dihukum oleh kaumnya dan mereka memaksanya untuk bersaksi “Tuhanku Latta dan Uzza”. Namun, Bilal tetap teguh berkata, “Ahad… ahad…” Datanglah Abu Bakar dan membebaskannya dari perbudakan dengan membelinya seharga tujuh (sebagian mengatakan lima) kantong emas. Rasullah SAW kemudian menyatakannya sebagai manusia merdeka. Maka, sejak itu Bilal menjadi muadzin Nabi, baik saat berdiam di Madinah atau saat berperjalanan. Abu Hurairah RA berkata: Suatu hari Rasulullah SAW beserta Bilal: “ceritakanlah padaku satu pekerjaan yang dilakukan dalam Islam memberikan manfaat, aku mendengar Nabi SAW mengatakan ia sudah mendengar suara sandal Bila di surga. Bilal menjawab, aku tidak mengerjakan apa-apa, kecuali menjaga wudhuku hingga seringkali aku shalat maghrib dengan wudhu shalat dzuhur.” Pesan Kelima: Di mana tokoh seperti Abu Dahdah sekarang? Abu Dahdah, nama lengkapnya adalah Tsabit bin Dahdah al-Anshari, salah satu pelaku sejarah perang Uhud dan menemui kematiannya pada perang tersebut. Diriwayatkan dari Jabir bin Samrah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Betapa banyak decak kekaguman untuk Abu Dahdah di surga”. Dan diriwayatkan oleh Imam At-Tabrani dalam kitab Al-Awsat (2/517) dari hadits Umar dengan lafadz, manakala ayat Allah SWT turun, “barangsiapa yang memberikan pinjaman kepada Allah sebaik-baik pinjaman” Abu Dahdah berkata, Ya Rasulallah, apakah kita harus meminjamkan Allah dengan harta kita?”. Rasulallah SAW menjawab, “Ya.” Dia berkata: Sesungguhnya aku punya dua dinding (lantai), satu di atas, satu lagi di bawah.. Aku telah meminjamkannya untuk Allah. Pesan Keenam: Tidak Ghibah: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “bahwasanya ada seseorang bertanya, Ya Rasulallah, si fulan dikenal banyak melakukan shalat dan puasa, hanya saja dia selalu menyakiti tetangga dengan lidahnya. Rasulallah bersabda, “Dia di neraka.” Orang tersebut bertanya lagi, “Sementara ada juga si fulanah dikenal sedikit saja shalat dan puasanya sebab dia sibuk memberi makan sapinya, dan dia tidak mengguncingkan tetangganya”. Rasulallah SAW bersabda, “dia di surga”. Tentang Inayatullah Hasyim Menyelesaikan pendidikan dasar di Pondok Pesantren Attaqwa, Bekasi. Lalu melanjutkan studi ke International Islamic University, Pakistan. Kini, dosen di Fakultas Hukum Universitas Djuanda, Bogor. Email: inayat4@yahoo.com Salam Inayatullah Hasyim [Profil Selengkapnya]
Hadits Tentang 70.000 Orang Yang Masuk Surga Tanpa Hisab
Di dalam Shahih Bukhari disebutkan hadits bahwa
700.000 orang akan masuk surga, sedangkan generasi awal saja mungkin
jumlah mereka sudah mencapi 700.000. Apakah ada tafsir lain tentang
hadits ini?
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.
Barangkali maksud anda wahai penanya adalah hadits tentang 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ahmad serta yang lainnya dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam.
Kalau anda memperhatikan hadits ini, akan hilanglah -insya Allah- ketidakjelasan yang tercermin dalam pertanyaan anda.
Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bahwa beliau berkata:
"Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: 'Ini adalah Musa dan kaumnya,' lalu dikatakan, 'Perhatikanlah ke ufuk.' Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.' Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, 'Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu. Mereka berkata, 'Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.' Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, lalu beliau keluar dan berkata, 'mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak mita di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal." [HR. Bukhari 8270]
Maksud hadits ini menjelaskan bahwa ada satu kelompok dari ummat ini akan masuk surga tanpa dihisab, bukan berarti bahwa jumlah ahli surga dari ummat ini hanya 70.000 orang. Maka mereka yang 70.000 orang yang diterangkan dalam hadits ini adalah mereka yang memiliki kedudukan yang tinggi dari kalangan ummat ini karena mereka memiliki keistimewaan khusus yang disebutkan oleh hadits ini, yaitu mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak meramal nasib, dan tidak minta di-kai, serta hanya kepada Allah mereka bertawakkal.
Ada lagi hadits yang menjelaskan penyebab mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab di dalam riwayat lain bagi Imam Bukhari rahimahullah, dari Abbas radhiallahu 'anhu, dia berkata bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Ditampakkan kepadaku beberapa ummat. Maka ada seorang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh satu ummat, ada pula seorang nabi yang diikuti oleh beberapa orang, ada juga nabi yang diikuti oleh sepuluh orang. Ada juga nabi yang diikuti lima orang, bahkan ada seorang nabi yang berjalan sendiri. Aku pun memperhatikan maka tiba-tiba ada sejumlah besar orang, aku berkata, 'Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, 'Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!' Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, 'Mereka adalah ummatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab.' Aku berkata, 'Kenapa?' Dia menjawab, 'Mereka tidak minta di-kai, tidak minta diruqyah, dan tidak meramal nasib serta hanya kepada Allah mereka bertawakal.'Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan, lalu berkata, 'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan salah satu seorang di antara mereka.' Nabi pun berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah dia salah seorang di antara mereka.'Lalu ada orang lain yang berdiri dan berkata, 'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang di antara mereka.' Nabi Shalalahu 'alaihi wasslam menjawab, 'Kamu telah didahului oleh Ukasyah'." [HR. Bukhari 6059]
Tentang sifat mereka pun dijelaskan di dalam hadits Sahl bin Sa'd radhiallahu 'anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dia berkata,
"Pasti ada 70.000 orang dari ummatku atau 700.000 orang (salah seorang periwayat hadits ini ragu) akan masuk surga orang pertama di antara mereka, tidak memasukinya sebelum masuk pula orang terakhir dari mereka. Wajah-wajah mereka seperti bulan pada bulan purnama." [HR. Bukhari]
Dan dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, dia berkata: aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda,
"Akan masuk surga sekelompok dari ummatku sejumlah 70.000 orang. Wajah-wajah mereka bercahaya seperti cahaya bulan." [HR. Bukhari]
Tentang sifat mereka diterangkan pula di dalam riwayat Muslim dalam shahihnya dari hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhu,
"…, kemudian selamatlah orang-orang mukmin, selamat pulalah kelompok pertama dari mereka yang wajah-wajah mereka seperti bulan pada malam purnama sejumlah 70.000 orang. Mereka tidak dihisab kemudian orang-orang setelah seperti cahaya bintang di langit, kemudian yang seperti mereka."
Bagi kita semua kaum muslimin ada kabar gembira dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam di dalam hadits ini dan hadits-hadits lainnya. Adapun kabar gembira dalam hadits ini karena ada riwayat yang lain dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Tirmidzi, dan Sunan Ibnu Majah dari hadits Abu Umamah dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dia berkata,
"Rabbku 'Azza wa Jalla telah menjanjikan kepadaku bahwa ada dari ummatku yang akan masuk surga sebanyak 70.000 orang tanpa hisab ataupun adzab beserta setiap ribu orang ada 70.000 orang lagi dan tiga hatsiyah dari hatsiyah-hatsiyah Allah 'Azza wa Jalla."
Kita memohon kepada Allah Subhana wa Ta'ala agar Dia menjadikan kita termasuk golongan mereka. Bila anda hitung 70.000 orang menyertai setiap seribu orang dari yang 70.000 itu, berapakah jumlah seluruhnya bagi orang yang masuk surga tanpa hisab?!?
Dan berapa jumlah seluruh hatsiyah dari hatsiyah Allah yang Agung dan Mulia, Yang Penyayang dan Pengasih?
Adapun berita gembira yang kedua adalah bahwa jumlah ahli surga dari ummat ini dua pertiga (2/3) dari seluruh jumlah ahli surga, maka jumlah ummat Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam yang masuk surga lebih banyak dibanding jumlah seluruh ummat yang lalu. Berita gembira ini datang dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam dalam sebuah hadits ketika beliau bersabada kepada para sahabatnya pada suatu hari,
"Ridhakah kalian, kalau kalian menjadi seperempat (1/4) dari penduduk surga?"Kami menjawab, "Ya."Beliau berkata lagi, 'Ridhakah kalian menjadi sepertiga (1/3) dari penduduk surga?"Kami menjawab, "Ya."Beliau berkata lagi, 'Ridhakah kalian menjadi setengah (1/2) dari penduduk surga?"Kami menjawab, "Ya."Beliau berkata lagi, "Demi Allah yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sesungguhnya aku berharap kalian menjadi setengah (1/2) dari penduduk surga karena surga tidak akan dimasuki kecuali oleh jiwa yang muslim dan tidaklah jumlah kalian dibanding ahli syirik kecuali seperti jumlah bulu putih pada kulit sapi hitam atau seperti bulu hitam pada kulit sapi merah." [HR. Bukhari 6047]
Kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam menyempurnakan berita gembiranya kepada kita dalam hadits shahih yang lain. Beliau berkata,
"…, Ahli surga 120 shaf, 80 shaf di antaranya dari ummatku, dan 40 shaf lagi dari ummat lainnya." [HR. Tirmidzi 3469,lalu Tirmidzi berkata, "Ini hadits hasan."]
Maka kita memuji Allah atas nikmatnya dan kita memohon karunia dan rahmat-Nya, dan semoga Dia menempatkan kita di surga dengan upaya dan anugrah-Nya, dan semoga Allah melimpahkan shalawat kepada Nabi kita Muhammad.
Barangkali maksud anda wahai penanya adalah hadits tentang 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ahmad serta yang lainnya dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam.
Kalau anda memperhatikan hadits ini, akan hilanglah -insya Allah- ketidakjelasan yang tercermin dalam pertanyaan anda.
Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bahwa beliau berkata:
"Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: 'Ini adalah Musa dan kaumnya,' lalu dikatakan, 'Perhatikanlah ke ufuk.' Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.' Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, 'Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu. Mereka berkata, 'Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.' Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, lalu beliau keluar dan berkata, 'mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak mita di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal." [HR. Bukhari 8270]
Maksud hadits ini menjelaskan bahwa ada satu kelompok dari ummat ini akan masuk surga tanpa dihisab, bukan berarti bahwa jumlah ahli surga dari ummat ini hanya 70.000 orang. Maka mereka yang 70.000 orang yang diterangkan dalam hadits ini adalah mereka yang memiliki kedudukan yang tinggi dari kalangan ummat ini karena mereka memiliki keistimewaan khusus yang disebutkan oleh hadits ini, yaitu mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak meramal nasib, dan tidak minta di-kai, serta hanya kepada Allah mereka bertawakkal.
Ada lagi hadits yang menjelaskan penyebab mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab di dalam riwayat lain bagi Imam Bukhari rahimahullah, dari Abbas radhiallahu 'anhu, dia berkata bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Ditampakkan kepadaku beberapa ummat. Maka ada seorang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh satu ummat, ada pula seorang nabi yang diikuti oleh beberapa orang, ada juga nabi yang diikuti oleh sepuluh orang. Ada juga nabi yang diikuti lima orang, bahkan ada seorang nabi yang berjalan sendiri. Aku pun memperhatikan maka tiba-tiba ada sejumlah besar orang, aku berkata, 'Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, 'Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!' Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, 'Mereka adalah ummatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab.' Aku berkata, 'Kenapa?' Dia menjawab, 'Mereka tidak minta di-kai, tidak minta diruqyah, dan tidak meramal nasib serta hanya kepada Allah mereka bertawakal.'Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan, lalu berkata, 'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan salah satu seorang di antara mereka.' Nabi pun berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah dia salah seorang di antara mereka.'Lalu ada orang lain yang berdiri dan berkata, 'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang di antara mereka.' Nabi Shalalahu 'alaihi wasslam menjawab, 'Kamu telah didahului oleh Ukasyah'." [HR. Bukhari 6059]
Tentang sifat mereka pun dijelaskan di dalam hadits Sahl bin Sa'd radhiallahu 'anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dia berkata,
"Pasti ada 70.000 orang dari ummatku atau 700.000 orang (salah seorang periwayat hadits ini ragu) akan masuk surga orang pertama di antara mereka, tidak memasukinya sebelum masuk pula orang terakhir dari mereka. Wajah-wajah mereka seperti bulan pada bulan purnama." [HR. Bukhari]
Dan dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, dia berkata: aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda,
"Akan masuk surga sekelompok dari ummatku sejumlah 70.000 orang. Wajah-wajah mereka bercahaya seperti cahaya bulan." [HR. Bukhari]
Tentang sifat mereka diterangkan pula di dalam riwayat Muslim dalam shahihnya dari hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhu,
"…, kemudian selamatlah orang-orang mukmin, selamat pulalah kelompok pertama dari mereka yang wajah-wajah mereka seperti bulan pada malam purnama sejumlah 70.000 orang. Mereka tidak dihisab kemudian orang-orang setelah seperti cahaya bintang di langit, kemudian yang seperti mereka."
Bagi kita semua kaum muslimin ada kabar gembira dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam di dalam hadits ini dan hadits-hadits lainnya. Adapun kabar gembira dalam hadits ini karena ada riwayat yang lain dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Tirmidzi, dan Sunan Ibnu Majah dari hadits Abu Umamah dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dia berkata,
"Rabbku 'Azza wa Jalla telah menjanjikan kepadaku bahwa ada dari ummatku yang akan masuk surga sebanyak 70.000 orang tanpa hisab ataupun adzab beserta setiap ribu orang ada 70.000 orang lagi dan tiga hatsiyah dari hatsiyah-hatsiyah Allah 'Azza wa Jalla."
Kita memohon kepada Allah Subhana wa Ta'ala agar Dia menjadikan kita termasuk golongan mereka. Bila anda hitung 70.000 orang menyertai setiap seribu orang dari yang 70.000 itu, berapakah jumlah seluruhnya bagi orang yang masuk surga tanpa hisab?!?
Dan berapa jumlah seluruh hatsiyah dari hatsiyah Allah yang Agung dan Mulia, Yang Penyayang dan Pengasih?
Adapun berita gembira yang kedua adalah bahwa jumlah ahli surga dari ummat ini dua pertiga (2/3) dari seluruh jumlah ahli surga, maka jumlah ummat Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam yang masuk surga lebih banyak dibanding jumlah seluruh ummat yang lalu. Berita gembira ini datang dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam dalam sebuah hadits ketika beliau bersabada kepada para sahabatnya pada suatu hari,
"Ridhakah kalian, kalau kalian menjadi seperempat (1/4) dari penduduk surga?"Kami menjawab, "Ya."Beliau berkata lagi, 'Ridhakah kalian menjadi sepertiga (1/3) dari penduduk surga?"Kami menjawab, "Ya."Beliau berkata lagi, 'Ridhakah kalian menjadi setengah (1/2) dari penduduk surga?"Kami menjawab, "Ya."Beliau berkata lagi, "Demi Allah yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sesungguhnya aku berharap kalian menjadi setengah (1/2) dari penduduk surga karena surga tidak akan dimasuki kecuali oleh jiwa yang muslim dan tidaklah jumlah kalian dibanding ahli syirik kecuali seperti jumlah bulu putih pada kulit sapi hitam atau seperti bulu hitam pada kulit sapi merah." [HR. Bukhari 6047]
Kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam menyempurnakan berita gembiranya kepada kita dalam hadits shahih yang lain. Beliau berkata,
"…, Ahli surga 120 shaf, 80 shaf di antaranya dari ummatku, dan 40 shaf lagi dari ummat lainnya." [HR. Tirmidzi 3469,lalu Tirmidzi berkata, "Ini hadits hasan."]
Maka kita memuji Allah atas nikmatnya dan kita memohon karunia dan rahmat-Nya, dan semoga Dia menempatkan kita di surga dengan upaya dan anugrah-Nya, dan semoga Allah melimpahkan shalawat kepada Nabi kita Muhammad.
Islam Tanya & Jawab
Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid
Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid
KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK AKAN BERIMAN PADA ALLAH
Oleh Fadhil ZA
Banyak orang yang bertanya tanya jika Islam merupakan agama yang benar dan diridhoi Allah , mengapa jumlah umat Islam didunia ini amat sedikit dibandingkan dengan umat lainnya. Jumlah penduduk bumi dewasa ini hampir mencapai 7 milyar namun yang beragama Islam tidak sampai 1,6 milyar. Sebagian besar penduduk bumi ini memilih Tuhan lain selain Allah.
Kita tidak perlu heran, karena kehidupan yang sebenarnya bukanlah kehidupan didunia ini. Dunia ini hanya tempat hidup sementara. Kita tinggal didunia dalam waktu yang amat singkat jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang abadi.
Diakhirat nanti semua manusia merasa bahwa mereka tinggal didunia ini hanya sekejap saja. Ada yang merasa seperti hanya satu hari, ada yang mengatakan hanya seperti sesaat diwaktu pagi atau sore hari saja. Allah menjelaskan hal ini dala m surat An Naaziat yat 46
Allahpun telah menetapkan kriteria orang yang akan jadi penghuni syurga dan Neraka. Manusia diberi kebebasan untuk memilih apakah mereka akan jadi penghuni syurga atau neraka , pada kehidupan akhirat nanti.
Kehidupan dunia merupakan batu ujian dan saringan bagi orang yang akan jadi penghuni Syurga dan Neraka. Para penghuni syurga adalah orang orang pilihan yaitu mereka yang lulus dan berhasil menempuh berbagai godaan, rintangan dan jebakan yang ada didunia ini. Mereka yang gagal menempuh ujian serta godaan hidup didunia ini , kelak akan ditempatkan oleh Allah didalam Neraka jahanam. Mereka hidup kekal selamanya disana didalam siksaan dan panasnya api neraka yang tidak pernah padam.
Allah telah menetapkan bahwa mereka yang berhasil lulus menghadapi berbagai ujian , godaan dan jebakan didunia ini jumlahnya amat sedikit. Sebagian besar manusia gagal menempuh ujian itu dan mereka jadi penghuni Neraka jahanam untuk selama lamanya kecuali jika Allah menghendaki lain. Allah telah menjelaskan hal yang menyebabkan sebagaian besar manusia gagal menempuh ujian itu sehingga pantas menjadi penghuni Neraka jahanam didalam surat al A’raaf 179
Orang beriman merupakan umat pilihan , mereka merupakan orang orang yang tangguh sabar dan ulet, mereka merupakan calon penghuni Syurga Allah. Jumlah merekapun amat sedikit sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat Qur’an berikut ini.
Allah telah menyebutkan didalam Al Qur’an bahwa kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun kita sangat menginginkannya. Kita tidak perlu sedih dan berkecil hati karena itu sudah merupakan ketetapan Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Yusuf ayat 103 diatas. Inilah yang menyebabkan mengapa jumlah umat Islam didunia ini amat sedikit dibandingkan dengan umat lain yang tidak menyembah Allah. Jumlah umat Islam tidak sampai 20 % dari jumlah penduduk bumi ini.
Karena Allah sudah menetapkan bahwa kebanyakan manusia didunia ini akan menjadi penghuni Neraka jahanam sebagaimana disebutkan dalam surat al A’raaf 179, baiklah kita berhati hati dan waspada mensikapi hidup ini. Jangan sampai terjebak tipu daya setan hingga mengikuti kelompok mayoritas yang akan diseret kedalam neraka jahanam.
Orang beriman pada Allah merupakan kelompok minoritas didunia ini. Sebagai kelompok minoritas kita harus hati hati dan waspada menghadapi kelompok mayoritas yang tidak beriman didunia ini. Jangan sampai kita terseret mengikuti amal dan perbuatan mereka yang durhaka pada Allah.
Jalan kesurga adalah jalan mendaki yang penuh halangan dan rintangan, sedang jalan keneraka adalah jalan menurun yang penuh tipuan dan bujuk rayu.
Kebenaran tidak bisa diukur dengan banyak jumlah pendukung atau pengikutnya. Allah sudah menetapkan dalam Al Qur’an bahwa kebanyakan manusia didunia ini tidak akan beriman pada Al Qur’an, dan mereka akan menjadi penghuni Neraka yang panas membakar. Karena itu janganlah kita tertarik pada kelompok yang banyak itu. Selamatkan diri dan keluarga kita dari tipu daya dunia dan setan terkutuk agar terhindar dari azab neraka yang menghinakan.
Sebagian besar manusia dibumi ini condong untuk mengikuti hawa nafsunya, tidak memperdulikan peringatan al Qur’an. Bahkan mereka benci dengan Al Qur’an dan ajaran Islam. Di Eropa dan Amerika Islam pobhia marak dimana mana, mereka benci dan menyerang umat islam . Mereka menganggap umat Islam sebagai umat yang bodoh, jahil, teroris dan lain sebagainya. Karena itu kita harus bersikap hati hati dan selalu waspada.
TIPU DAYA DAN DENDAM IBLIS
Islam adalah agama perjuangan, tidak ada keselamatan tanpa perjuangan. Kehidupan Syurga yang abadi dan penuh kenikmatan tidak akan didapat begitu saja tanpa melalui perjuangan yang sengit. Allah telah mengingatkan ini dalam surat Al Baqarah 214:
Di negara yang mayoritas penduduknya non muslim pemeluk Islam harus berjuang menghadapi hinaan, ancaman dan paksaan dari orang yang benci dan phobia pada islam. Mereka diancam, dihina, dilecehkan dipaksa keluar dari islam seperti yang dialami Umat Islam di Xin xiang China (Uighur) , Myamar (Rohinga) , Afrika dan lain lainya. Pada Negara yang mayoritas islam juga terjadi perpecahan dan saling bunuh seperti di timur tengah antara Syiah dan Suni. Di Pakistan dan Afghanistan, di Lybia, Mesir umat Islam juga saling serang dan bunuh akibat perbedaan paham dan politik, mereka sudah meninggalkan Al Qur’an sebagai pedoman yang diturunkan Allah.
Semua kekacauan dikalangan Umat islam, kebencian orang terhadap islam, menghalangi orang untuk mendapat hidayah dan mengikuti ajaran Islam yang mulia. Karena itu pertumbuhan pemeluk Islam didunia ini amat lambat. Negara besar dengan penduduk terbesar seperti China dan India masih hidup dalam kemusyrikan menyembah tuhan selain Allah. Semua ini merupakan ujud dari ancaman Iblis yang pernah dilontarkan ketika Iblis terusir dari syurga seperti disebutkan dalam surat (al Hijr 39-43)
Dewasa ini Iblis telah berhasil membuktikan ancamannya terhadap anak cucu Adam seperti yang disebutkan dalam surat al Hijr 39-43 diatas. Iblis akan menyeret sebagaian besar umat manusia menjadi pengikutinya dan mengajak mereka memasuki neraka jahanam yang sudah diancamkan Allah. Itulah yang menyebabkan umat Islam tetap sebagai golongan minoritas didunia saat ini. Dan itupun memang sudah jadi ketetapan Allah. Karena itu selamatkanlah diri kita dan keluarga masing masing dari api neraka sebagaimana disebutkan Allah dalam surat at tahrim ayat 6
Di antara kemurahan dan kasih sayang Allah terhadap umat Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah
memberikan kesempatan kepada mereka untuk masuk ke dalam Surga tanpa
melalui proses perhitungan amal (hisab) dan tanpa melalui proses
penyucian dosa di dalam Neraka.
Untuk mendapatkan kesempatan ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat ini termaktub di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di dalam kitab Shahihnya pada nomor 5705 dan Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya pada nomor 218 dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Dikatakan (kepadaku): Ini adalah umatmu, dan tujuh puluh ribu orang di antara mereka akan masuk Surga tanpa melalui hisab (perhitungan amal) … Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah meminta untuk diruqyah, tidak pernah melakukan tathayyur, tidak pernah melakukan pengobatan dengan besi panas, dan hanya kepada Rabb merekalah mereka bertawakkal.”
Di dalam hadits di atas disebutkan bahwa syarat untuk dapat masuk ke dalam Surga tanpa melalui hisab adalah dengan memenuhi empat syarat, yaitu tidak pernah meminta dirinya untuk diruqyah, tidak pernah melakukan tathayyur, tidak pernah melakukan pengobatan dengan besi panas (kay), dan bertawakkal hanya kepada Allah. Tathayyur adalah menentukan nasib baik atau buruk dengan sesuatu berupa benda, waktu, atau tempat. Contohnya seperti menganggap jika burung peliharaan terbang ke arah kiri sebagai tanda akan terjadi kesialan, menganggap kehadiran burung gagak sebagai pertanda jelek, menganggap hujan gerimis di hari panas sebagai pertanda kematian, dan lain sebagainya.
Di dalam hadits di atas juga disebutkan bahwa jumlah umat Muhammad yang masuk ke dalam Surga tanpa dihisab adalah tujuh puluh ribu orang. Tentunya jumlah ini sangat sedikit sekali jika dibandingkan jumlah umat Muhammad seluruhnya sehingga ada sebagian orang yang menilai kesempatan untuk menjadi salah satu di antara mereka sangatlah kecil kemungkinannya.
Akan tetapi, ternyata jumlah tujuh puluh ribu ini bukanlah pembatasan. Allah subhanahu wa ta’ala -dengan kemurahan dan rahmat-Nya- memberikan kesempatan yang jauh lebih besar kepada umat Muhammad untuk bisa mendapatkan keutamaan masuk Surga tanpa hisab.
Dalil atas hal ini adalah sebuah hadits yang datang dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Rabbku subhanahu telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan umatku ke dalam Surga sebanyak tujuh puluh ribu orang tanpa melalui hisab dan azab, bersama setiap seribu orang ada tujuh puluh ribu orang, dan (ditambah lagi) tiga kali cidukan dari cidukan Rabbku ‘azza wa jalla.” [HR Ibnu Majah (4286) dan At Tirmidzi (2437)]
Jika kita memperhatikan hadits di atas dan mencoba menghitung jumlah orang yang diberikan kesempatan oleh Allah untuk masuk Surga tanpa hisab tentulah sangat banyak. Apalagi setelah ditambah dengan tiga kali cidukan dari Allah subhanahu wa ta’ala, maka jumlahnya tentu lebih banyak lagi dan kita tidak bisa mengetahui berapa jumlah persisnya.
Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita sebagai orang-orang yang dianugerahi oleh Allah menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang dapat masuk ke dalam Surga tanpa melalui proses hisab dan azab di Neraka. Amin Ya Rabbal ‘alamin.
Banyak orang yang bertanya tanya jika Islam merupakan agama yang benar dan diridhoi Allah , mengapa jumlah umat Islam didunia ini amat sedikit dibandingkan dengan umat lainnya. Jumlah penduduk bumi dewasa ini hampir mencapai 7 milyar namun yang beragama Islam tidak sampai 1,6 milyar. Sebagian besar penduduk bumi ini memilih Tuhan lain selain Allah.
Kita tidak perlu heran, karena kehidupan yang sebenarnya bukanlah kehidupan didunia ini. Dunia ini hanya tempat hidup sementara. Kita tinggal didunia dalam waktu yang amat singkat jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang abadi.
Diakhirat nanti semua manusia merasa bahwa mereka tinggal didunia ini hanya sekejap saja. Ada yang merasa seperti hanya satu hari, ada yang mengatakan hanya seperti sesaat diwaktu pagi atau sore hari saja. Allah menjelaskan hal ini dala m surat An Naaziat yat 46
46. Pada hari mereka
melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di
dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari
An Naaziat 46)
Allah telah menciptakan Syurga dan Neraka sebagai kehidupan yang
abadi sebagai ganti kehidupan dunia yang singkat ini. Kehidupan
diakhirat adalah kehidupan abadi dan kekal. Mereka yang masuk syurga
akan kekal disana demikian pula mereka yang masuk neraka juga kekal
selamanya disana, keculai bagi mereka yang masuk neraka hanya untuk
sementara.Allahpun telah menetapkan kriteria orang yang akan jadi penghuni syurga dan Neraka. Manusia diberi kebebasan untuk memilih apakah mereka akan jadi penghuni syurga atau neraka , pada kehidupan akhirat nanti.
Kehidupan dunia merupakan batu ujian dan saringan bagi orang yang akan jadi penghuni Syurga dan Neraka. Para penghuni syurga adalah orang orang pilihan yaitu mereka yang lulus dan berhasil menempuh berbagai godaan, rintangan dan jebakan yang ada didunia ini. Mereka yang gagal menempuh ujian serta godaan hidup didunia ini , kelak akan ditempatkan oleh Allah didalam Neraka jahanam. Mereka hidup kekal selamanya disana didalam siksaan dan panasnya api neraka yang tidak pernah padam.
Allah telah menetapkan bahwa mereka yang berhasil lulus menghadapi berbagai ujian , godaan dan jebakan didunia ini jumlahnya amat sedikit. Sebagian besar manusia gagal menempuh ujian itu dan mereka jadi penghuni Neraka jahanam untuk selama lamanya kecuali jika Allah menghendaki lain. Allah telah menjelaskan hal yang menyebabkan sebagaian besar manusia gagal menempuh ujian itu sehingga pantas menjadi penghuni Neraka jahanam didalam surat al A’raaf 179
179. Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.(Al A’Raaf 179)
Kebanyakan manusia gagal menempuh ujian dan mengatasi godaan hidup
didunia ini karena mereka tidak menggunakan hati, fikiran, mata dan
telinganya dengan benar. Mereka tidak mau mendengar dan memperhatikan
peringatan Allah.Orang beriman merupakan umat pilihan , mereka merupakan orang orang yang tangguh sabar dan ulet, mereka merupakan calon penghuni Syurga Allah. Jumlah merekapun amat sedikit sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat Qur’an berikut ini.
- Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Quran). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya). (Ar Ra’d 1)
103. Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman – walaupun kamu sangat menginginkannya
(Yusuf 103 )
59. Sesungguhnya hari
kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi
kebanyakan manusia tiada beriman.(Al Mukmin 59)
Allah telah menyebutkan didalam Al Qur’an bahwa kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun kita sangat menginginkannya. Kita tidak perlu sedih dan berkecil hati karena itu sudah merupakan ketetapan Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Yusuf ayat 103 diatas. Inilah yang menyebabkan mengapa jumlah umat Islam didunia ini amat sedikit dibandingkan dengan umat lain yang tidak menyembah Allah. Jumlah umat Islam tidak sampai 20 % dari jumlah penduduk bumi ini.
Karena Allah sudah menetapkan bahwa kebanyakan manusia didunia ini akan menjadi penghuni Neraka jahanam sebagaimana disebutkan dalam surat al A’raaf 179, baiklah kita berhati hati dan waspada mensikapi hidup ini. Jangan sampai terjebak tipu daya setan hingga mengikuti kelompok mayoritas yang akan diseret kedalam neraka jahanam.
Orang beriman pada Allah merupakan kelompok minoritas didunia ini. Sebagai kelompok minoritas kita harus hati hati dan waspada menghadapi kelompok mayoritas yang tidak beriman didunia ini. Jangan sampai kita terseret mengikuti amal dan perbuatan mereka yang durhaka pada Allah.
Jalan kesurga adalah jalan mendaki yang penuh halangan dan rintangan, sedang jalan keneraka adalah jalan menurun yang penuh tipuan dan bujuk rayu.
Kebenaran tidak bisa diukur dengan banyak jumlah pendukung atau pengikutnya. Allah sudah menetapkan dalam Al Qur’an bahwa kebanyakan manusia didunia ini tidak akan beriman pada Al Qur’an, dan mereka akan menjadi penghuni Neraka yang panas membakar. Karena itu janganlah kita tertarik pada kelompok yang banyak itu. Selamatkan diri dan keluarga kita dari tipu daya dunia dan setan terkutuk agar terhindar dari azab neraka yang menghinakan.
Sebagian besar manusia dibumi ini condong untuk mengikuti hawa nafsunya, tidak memperdulikan peringatan al Qur’an. Bahkan mereka benci dengan Al Qur’an dan ajaran Islam. Di Eropa dan Amerika Islam pobhia marak dimana mana, mereka benci dan menyerang umat islam . Mereka menganggap umat Islam sebagai umat yang bodoh, jahil, teroris dan lain sebagainya. Karena itu kita harus bersikap hati hati dan selalu waspada.
TIPU DAYA DAN DENDAM IBLIS
Islam adalah agama perjuangan, tidak ada keselamatan tanpa perjuangan. Kehidupan Syurga yang abadi dan penuh kenikmatan tidak akan didapat begitu saja tanpa melalui perjuangan yang sengit. Allah telah mengingatkan ini dalam surat Al Baqarah 214:
214. Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al baqarah 214)
Ikrar seseorang menyatakan diri sebagai penganut Islam dengan
mengucapkan dua kalimat sahadat merupakan awal perjuangan yang sengit ,
menghadapi godaan , setan dan iblis , hawa nafsu, kemewahan dan
kesenangan dunia , ancaman dari orang yang benci dengan Islam dan lain
sebagainya.Di negara yang mayoritas penduduknya non muslim pemeluk Islam harus berjuang menghadapi hinaan, ancaman dan paksaan dari orang yang benci dan phobia pada islam. Mereka diancam, dihina, dilecehkan dipaksa keluar dari islam seperti yang dialami Umat Islam di Xin xiang China (Uighur) , Myamar (Rohinga) , Afrika dan lain lainya. Pada Negara yang mayoritas islam juga terjadi perpecahan dan saling bunuh seperti di timur tengah antara Syiah dan Suni. Di Pakistan dan Afghanistan, di Lybia, Mesir umat Islam juga saling serang dan bunuh akibat perbedaan paham dan politik, mereka sudah meninggalkan Al Qur’an sebagai pedoman yang diturunkan Allah.
Semua kekacauan dikalangan Umat islam, kebencian orang terhadap islam, menghalangi orang untuk mendapat hidayah dan mengikuti ajaran Islam yang mulia. Karena itu pertumbuhan pemeluk Islam didunia ini amat lambat. Negara besar dengan penduduk terbesar seperti China dan India masih hidup dalam kemusyrikan menyembah tuhan selain Allah. Semua ini merupakan ujud dari ancaman Iblis yang pernah dilontarkan ketika Iblis terusir dari syurga seperti disebutkan dalam surat (al Hijr 39-43)
39. Iblis berkata:
“Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti
aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya 40. kecuali
hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka41. Allah berfirman:
“Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya).
42. Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali
orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. 43. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya
(Al Hijr 39-43)
Umat Islam yang hidup dinegara yang mayoritas penduduknya islam
seperti Arab Saudi, Indonesia, Malaysia, Brunai mungkin tidak menghadapi
ancaman dan hinaan dari orang yang phobia terhadap islam. Namun mereka
harus waspada terhadap tipu daya kehidupan dunia, berbagai aliran sesat
yang berkedok islam, keributan akibat perbedaan paham dan masalah
khilafiah. Semua itu bisa menyebebkan umat isla m jadi lemah dan mudah
dikalahkan musuh.Dewasa ini Iblis telah berhasil membuktikan ancamannya terhadap anak cucu Adam seperti yang disebutkan dalam surat al Hijr 39-43 diatas. Iblis akan menyeret sebagaian besar umat manusia menjadi pengikutinya dan mengajak mereka memasuki neraka jahanam yang sudah diancamkan Allah. Itulah yang menyebabkan umat Islam tetap sebagai golongan minoritas didunia saat ini. Dan itupun memang sudah jadi ketetapan Allah. Karena itu selamatkanlah diri kita dan keluarga masing masing dari api neraka sebagaimana disebutkan Allah dalam surat at tahrim ayat 6
6. Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. (At Tahrim 6)
Sebagaian besar manusia didunia berada dalam keadaan tertipu dan
terpedaya oleh Iblis dan balatentaranya . Sedikit sekali orang yang bisa
selamat dari tipu daya Iblis dan balatentaranya itu , seperti
disebutkan dalam surat Al Israak ayat 62 – 63)
62. Dia (iblis)
berkata: “Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan
atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai
hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali
sebahagian kecil.” 63. Tuhan berfirman: “Pergilah, barangsiapa
di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam
adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup (Al Israak
62-63)
Sungguh mengerikan, Allah telah mengingatkan bahwa siapa saja
diantara umat manusia yang tidak peduli dengan peringatan Allah dan
mengikuti bisikan dan bujuk rayu Iblis untuk menentang agama Allah, maka
mereka semua akan dibenamkan didalam neraka jahanam. Inilah nasib yang
akan dialami oleh sebagai besar umat manusia didunia ini. Mereka adalah
orang orang yang menyembah tuhan selain Allah. Semua amal kebaikan
mereka hapus dan tidak diberikan penilaian oleh Allah. Orang yang
mengadakan agama dan tuhan selain Allah, menyembah tuhan tuhan lain
ciptaaan manusia , tidak akan diterima Allah ibadahnya, dan mereka
termasuk kelompok orang yang rugi didunia dan akhirat Allah telah
menjelaskan semua itu dalam surat Ali Imran 85.
85. Barangsiapa
mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang
yang rugi. (Ali Imran 85)
Masuk Surga tanpa Hisab dan Azab
بسم الله الرحمن الرحيم
Untuk mendapatkan kesempatan ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat ini termaktub di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di dalam kitab Shahihnya pada nomor 5705 dan Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya pada nomor 218 dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
قِيلَ
هَذِهِ أُمَّتُكَ وَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ هَؤُلَاءِ سَبْعُونَ أَلْفًا
بِغَيْرِ حِسَابٍ ... هُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا
يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Dikatakan (kepadaku): Ini adalah umatmu, dan tujuh puluh ribu orang di antara mereka akan masuk Surga tanpa melalui hisab (perhitungan amal) … Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah meminta untuk diruqyah, tidak pernah melakukan tathayyur, tidak pernah melakukan pengobatan dengan besi panas, dan hanya kepada Rabb merekalah mereka bertawakkal.”
Di dalam hadits di atas disebutkan bahwa syarat untuk dapat masuk ke dalam Surga tanpa melalui hisab adalah dengan memenuhi empat syarat, yaitu tidak pernah meminta dirinya untuk diruqyah, tidak pernah melakukan tathayyur, tidak pernah melakukan pengobatan dengan besi panas (kay), dan bertawakkal hanya kepada Allah. Tathayyur adalah menentukan nasib baik atau buruk dengan sesuatu berupa benda, waktu, atau tempat. Contohnya seperti menganggap jika burung peliharaan terbang ke arah kiri sebagai tanda akan terjadi kesialan, menganggap kehadiran burung gagak sebagai pertanda jelek, menganggap hujan gerimis di hari panas sebagai pertanda kematian, dan lain sebagainya.
Di dalam hadits di atas juga disebutkan bahwa jumlah umat Muhammad yang masuk ke dalam Surga tanpa dihisab adalah tujuh puluh ribu orang. Tentunya jumlah ini sangat sedikit sekali jika dibandingkan jumlah umat Muhammad seluruhnya sehingga ada sebagian orang yang menilai kesempatan untuk menjadi salah satu di antara mereka sangatlah kecil kemungkinannya.
Akan tetapi, ternyata jumlah tujuh puluh ribu ini bukanlah pembatasan. Allah subhanahu wa ta’ala -dengan kemurahan dan rahmat-Nya- memberikan kesempatan yang jauh lebih besar kepada umat Muhammad untuk bisa mendapatkan keutamaan masuk Surga tanpa hisab.
Dalil atas hal ini adalah sebuah hadits yang datang dari Abu Umamah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
وعدني ربي سبحانه أن يدخل الجنة من أمتي سبعين ألفا، لاحساب عليهم ولا عذاب، مع كل ألف سبعون ألفا، وثلاث حثيات من حثيات ربي عز وجل
“Rabbku subhanahu telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan umatku ke dalam Surga sebanyak tujuh puluh ribu orang tanpa melalui hisab dan azab, bersama setiap seribu orang ada tujuh puluh ribu orang, dan (ditambah lagi) tiga kali cidukan dari cidukan Rabbku ‘azza wa jalla.” [HR Ibnu Majah (4286) dan At Tirmidzi (2437)]
Jika kita memperhatikan hadits di atas dan mencoba menghitung jumlah orang yang diberikan kesempatan oleh Allah untuk masuk Surga tanpa hisab tentulah sangat banyak. Apalagi setelah ditambah dengan tiga kali cidukan dari Allah subhanahu wa ta’ala, maka jumlahnya tentu lebih banyak lagi dan kita tidak bisa mengetahui berapa jumlah persisnya.
Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita sebagai orang-orang yang dianugerahi oleh Allah menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang dapat masuk ke dalam Surga tanpa melalui proses hisab dan azab di Neraka. Amin Ya Rabbal ‘alamin.
وبالله التوفيق
Tiada ulasan:
Catat Ulasan