Selasa, 7 April 2015

ADAB2 TIDUR....TIDUR ITU MATI KECIL






Menelusuri Keajaiban Tidur

Bagi setiap orang, tidur merupakan fenomena biologis alamiah yang terjadi satu atau dua kali dalam sehari. Dalam waktu tidur seseorang beralih dari keadaan sadar menuju ke tidak sadar, yaitu keadaan seseorang yang tidak merasakan keadaan yang ada di sekitarnya. Bahkan, tidak merasakan waktu yang dijalaninya dalam kehidupan ini.

Setiap hari makhluk hidup berada dalam dua kondisi yang sangat berlainan, yaitu alam jaga dan alam tidur. Menurut sebagian para filusuf, keadaan orang tertidur sama sekali berbeda dengan keadaan orang terjaga. Di alam jaga ia berhubungan dengan kehidupan duniawi yang kongret. Sedangkan di alam tidur ia berhubungan sepenuhnya dengan zat kemanusiaannya yaitu akal, jiwa dan ruh. Orang tidur seperti mati, tetapi jantungnya masih tetap berdenyut dan paru-parunya masih bernafas. Sewaktu tidur, hubungan dengan akal terputus. Sementara itu, kendati masih memiliki keterikatan, ruh keluar dari tubuh dengan cara yang tidak diketahui. Orang tidur tetaplah wujud hidup yang tetap menyimpan rahasia. Meskipun tanpa ruh, di dalamnya masih mengalir waktu biologis.



Sejak dulu masalah tidur ini telah menyita banyak pikiran dan tenaga para ilmuan yang ada di seluruh penjuru dunia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menguak rahasia dan keajaiban yang ada di dalamnya. Namun, sampai sekarang ini pun para ilmuan hanya mampu menyibak sedikit tabir tentang rahasia tidur. Padahal mereka telah bekerja keras untuk mempelajari tentang masalah dalam alam tidur. Kebanyakan dari mereka hanya bisa membuat berbagai teori-teori, takhayul dan prasangka tentang tidur saja.

Sejak dahulu orang Yunani Kuno percaya bahwa setiap yang ada di alam semesta ini mempunyai dewa. Bahkan tidur pun juga memiliki dewa, yaitu dewa Hypnos. Mereka menyakininya sebagai anak dari dewa malam yaitu, Nyx. Selain itu mereka juga menyakini bahwa Hypnos mempunyai saudara yang bernama Thanatos, Sang Dewa Maut. Dengan demikian, menurut mereka tidur dan mati itu merupakan dua saudara yang berasal dari satu ayah yaitu dewa malam Nyx. Maka dari itulah setiap kali mau tidur mereka selalu berdoa kepada dewanya, agar mereka bisa bangun lagi (hal. 38).

Hal itu juga diperkuat dengan perkataan yang pernah dilontarkan oleh Rosulallah yang berbunyi " sebagaimana kalian tidur, begitulah kalian mati. Dan bagaimana kalian bangun, begitulah kalian di bangkitkan. Berdasarkan yang dipelajari dari Rosulallha itulah Umar r.a pernah berkata bahwa : tidur itu saudaranya mati. Jadi pada dasarnya alam tidur merupakan alam kematian kecil (hal 29)

Tidur memang merupakan hal yang biasa dan wajar-wajar saja dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebab kita sudah terbiasa dengan tidur, jadi kita tidak terlalu memikirkannya. Namun dalam buku karangan DR. Ahmad Syaqwi Ibrahim ini, kenyataannya akan berbicara sebaliknya. Di dalamnya kita akan menemukan banyak hal yang sangat luar biasa, dan belum pernah kita ketahuinya sebelumnya. Di balik kelopak mata yang terkatup, di bawah alam mimpi-mimpi yang indah, di balik ketidaksadaran kita, ternyata tersimpan misteri alam yang lain yaitu alam kematian kecil.

Dengan ditopang berbagai ketajaman serta pemahaman atas wahyu dan kelugasan ulasan-ilmiah, Profesor Ahmad Syaqwi Ibrahim akan berusaha mengajak kepada kita semua untuk menjelajahi akan keajaiban yang ada dalam alam tidur yang setiap hari kita lewati dan sudah menjadi rutinitas bagi kehidupan kita, tanpa ada pertanyaan sedikit pun. Lapis demi lapis akan berusaha dikupas dengan seksama bernas: Apa rahasia tidur bagi kesehatan fisik, mental, dan spiritual kita? Apakah gaya tidur mencerminkan gaya hidup seseorang ? apa perbedaan antara tidur seorang wanita dengan seorang pria? Apa rahasia jam bilogis kita? Apa keajaiban proses kimiawi selama kita terlelap? Kenapa kita mengalami mimpi, menggigau atau berjalan/beraktivitas ketika kita terlelap dalam tidur? Apakah mimpi dan penglihatan sewaktu tidur mengandung kebenaran? Ke mana jiwa, akal dan ruh sewaktu kita tidur? Masuk akalkah berita al-qur'an yang menceritakan tentang keajaiban tidurnya Nabi ‘Uzayr dan Ashabul Kahfi selama 100 dan 300-an tahun? Bagaimana pola tidur aneka binatang yang ada disekitar kita? Dan mengapa sebagian binatang berhibernasi? Semua itu akan berusaha dikupas dan ditelusuri dengan gamblang dan terperinci di dalam buku keajaiban tidur karangan DR. Ahmad Syaqwi Ibrahim ini.

Disajikan dengan gaya bahasa yang sangat sederhana dan tidak terlalu muluk-muluk, sehingga dengan mudah dapat dipahami dan dicerna oleh siapa saja yang membacanya. Yang sangat memukau dan menarik dalam buku ini adalah kepiawaiannya si penulis dalam mengolaborasikan antara kedalaman makna teks agama dengan penemuan-penemuan sains-sains terbaru. Sehingga antara keduanya seakan-akan tidak ada penyekat sedikitpun yang memisahkan. Bahkan kolaborasi antara kedalaman makna teks agama dengan penemuan-penemuan sains terbaru yang diterapkan penulis justru saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

Dan yang tak kalah menariknya lagi dalam buku ini adalah, pembahasab serta ulasan tentang kenapa orang susah untuk tidur dan juga menyuguhkan berbagai tips serta doa untuk mengatasinya bagi segala usia. Buku karangan DR. Ahmad Syaqwi Ibrahim ini tentunya akan sangat bermanfaat sekali bagi kehidupan kita. Sebab di dalamnya akan menjelaskan serta menyadarkan bagi kita semua. Bahwa sesungguhnya tidur bukan hanya semata-mata merupakan fenomena biologis semata, namun ternyata di dalamnya juga menyimpan berbagai misteri dan keajaiban yang belum pernah kita ketahui selama ini. Sebab selama ini kita hanya menganggap tidur sebagai rutinitas semata, tanpa mau untuk berpikir yang lebih jauh, tentang apa yang terkandung dalam alam tidur.

Judul buku : Keajaiban Tidur
Penulis : DR. Ahmad Syaqwi Ibrahim
Penerjemah : Syamsu A. Rizal
Penerbit : Serambi, Jakarta
Cetakan : 1, 2007
Tebal : 320 halaman
Peresensi: Miftahul Ala, Pustakawan Pesantren Hasyim As'yarie tinggal di Yogyakarta. Berdomisili di Jl. Minggiran MJ II/1482-B Yogyakarta.

dibaca oleh: 2799 pengunjung

Sunday, February 27, 2011

Zikir sebelum Mati Kecil

Assalamualaikum warahmatullah…

Ingin sekali berbicara sebagai tazkirah untuk diri sendiri tentang peringatan dan amalan simple tetapi amat besar di sisi Allah Ta'ala yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai guideline kepada kita untuk menempuh mencari kehidupan sebenar yang kekal abadi di akirat nanti.

Pencarian kita di dunia ini hanyalah sebagai bekal untuk hidup di akhirat nanti.Jangan sesekali kita jadikan kehidupan dunia sebagai tujuan hidup ini.Ana teringat perumpamaan yang dibuat oleh ustaz Azhar Iderus tentang orang yang mencari dunia atas dunia ini

Seorang ayah yang tidak duduk diam di rumah,sekejap ke dapur,sekejap ke beranda,sekejap ke dalam bilik.Anak yang melihat pun bertanya,ayah cari apa dari tadi ke hulu ke hilir?Ayah pun menjawab:Ayah cari rumah ni.Dalam kepala anak:sihat tak bapak aku ni?

Begitu juga orang yang hidup di atas muka bumi tapi sejak muda hingga tua,dari miskin hingga kaya tidak berhenti mengumpul duit yang sama sekali tak boleh dibawa ke alam kubur kecuali sedekah jariah (sedekah yang bermanfaat).

Hari ini ana hendak berkongsi satu amalan yang makin dilupai oleh umat Islam seantero dunia kerana kealpaan kita merealisasikan sunnah Rasulullah SAW dan terlalu terpengaruh dengan budaya barat.Amalan yang ana maksudkan ini ialah zikir sebelum mati kecil atau tidur.

Saidina Ali RA pernah berkata(lebih kurang begini,tak ingat sangat nas sebenar):"Setiap orang yang berakal dari kalangan kami(sahabat) mesti membaca zikir sebelum tidur sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Maknanya di sini,dari budak-budak yang telah baligh hingga yang dah tua pasti mengetahui zikir-zikir yang patut dibaca sebelum tidur sebagaimana yang ditinggalkan oleh Nabi kita Muhammad SAW.

Cuba perhatikan remaja kita sekarang,Tanya mereka apakah zikir yang mesti dibaca sebelum tidur?

Agak-agak apa jawapan mereka?

Kalau budak yang ok sikit akan jawab: "Tak tahulah ustaz".

Kalau kurang ok akan jawab: "Mak saya tak pernah ajar la ustaz",

Kalau tak ok akan jawab:"Biasanya saya baca lirik cindailah malang atau linkim park".

Itulah realiti hudup kita hari ini.

Remaja hari ini lebih suka memasang suara-suara syaitan daripada membaca doa atau zikir mengingati Allah Ta'ala sedangkan penyanyi atau sesiapa sahaja tidak dapat menjamin kita bangkit hidup macam biasa keesokan harinya.Tapi itulah hakikatnya sekarang ini,mereka lebih suka mengakhiri hidupnya dengan benda-benda yang laghawut tiada faedah.

Sebenarnya itulah gambaran kita sebelum mati nanti.Ada hukama' menukilkan,sesiapa yang ingin melihat atau mengetahui bagaimana keadaan seseorang itu hendak mati nanti perhatikanlah bagaimana keadaannya sebelum tidur.

Andai sebelum tidur kita ingat bagaimana nak tambahkan satu ringgit menjadi satu juta maka itulah akan disebutkan ketika hendak mati nanti.

Andai seseorang sebelum tidur ia ingat bagaimana hendak merompak harta orang maka masa hendak mati nanti perkara inilah yang akan disebut-sebut nanti.

Mustahil untuknya hendak menyebut nama Allah Ta'ala ketika mati kerana ketika hendak tidur tak pernah mengingatiNYA!!!

Maknanya bukan anak-anak remaja saja yang tidak mengingati Allah malah orang tua yang kubur kata mari,rumah kata pergi pun masih lalai dari sunnah Rasulullah SAW.

Mana silapnya???!!!

Di sini mak ayahlah yang paling silap.Kenapa?

Cuba kita lihat apakah yang kita gunakan untuk dodoi anak-anak kecil untuk tidur?Pernahkan kita ajar doa dan zikir yang diajarkan oleh Rasulullah SAW?

Di sinilah kita kena bermuhasabah!

Diajar cerita dongeng Aladdin,puteri bunian,ali baba dengan 40 penyamun.Akhir hidup kanak-kanak seharian diisi oleh mak bapak dengan benda tidak ada faedah.

Yang lebih teruk anak-anak didodoi dengan nyanyian Isabella kalau maknya peminat search,lagu cindailah malang kalau maknya peminat siti.Malah lagu metallica andai bapak dan maknya peminat setia rock.

Bagaimana kita hendak menghasilkan air bersih tulen jikalau kilangnya adalah kilang Indah Water pemproses tahi?

Ok,bagimanakah cara Rasulullah hendak tidur dan apakah doa dan zikir yang patut dibaca?

1. Hendaklah tidur dalam keadaan wudhu'.

Sebagaimana sabda Rasulullah :

إذا أتيتَ مضجعكَ فتوضأ وضوءك للصلاة

Maksudnya :"Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu(hendak tidur) maka hendaklah kamu berwudhu sebagaimana wudhu' hendak solat".

Apakah fadhilat tidur dalam keadaan wudhu'?

Sabda Rasulullah SAW :

من بات طاهراً بات في شعاره ملك ، فلم يستيقظ إلا قال الملك اللهم اغفر لعبدك فلان فإنه بات طاهراً

Maksudnya : "Sesiapa yang tidur dalam keadaan wudhu' maka akan tidur malaikat di rambutnya satu malaikat.Tidak bangun dari tidur kecuali malaikat tersebut berdoa:"Ya Allah,Engkau ampunkan hambaMu ini.Sesungguhnya dia tidur dalam keadaan wudhu'."

2. Baca ayat kursi.


Apakah fadhilatnya?

Diceritakan dalam hadith bahawa akan datang satu malaikat yang akan menjaga orang yang membaca ayat kursi sebelum tidur daripada gangguan jin dan syaitan serta segala keburukan.

Dalam erti kata lain malaikat menjadi pengawal kita ketika tidur daripada segala keburukan dan kejahatan.

3. Membaca dua ayat terakhir daripada surah al Baqarah.

4. Membaca doa hendak tidur :

بسمك اللهم أموت و أحي

Maksudnya :"Dengan namaMU aku mati dan hidup".

5. Menadah tangan,membaca tiga Qul kemudian tiup di tapak tangan dan sapu seluruh tubuh sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW.
عن عائشة رضي الله عنها أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا آوى الى فراشه كل ليلة جمع كفيه ثم نفث فيهما فقرأ فيهما : ( قل هو الله أحد ) ( قل أعوذ برب الفلق ) ( قل أعوذ برب الناس ) ، ثم يمسح بهما ما استطاع من جسده ، يبدأ بهما على رأسه ووجهه وما أقبل من جسد ، يفعل ذلك ثلاث مرات . أخرجه البخاري.

Dan banyak lagi doa dan zikir yang elok dibaca dan diamalkan, bolehlah rujuk dalam kitab-kitab turath yang lain.

wallahu 'alam

mohamad nurul hafiz ab latif,
umm qura university,
makkah almukarramah,

Tidur Adalah Kematian Kecil

Siapa yang tahu do’a ketika bangun tidur? Berikut ini do’anya
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Alhamdulillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan."

Jadi saya akan memberitahu anda apa yang terjadi ketika anda bangun tidur pagi ini. Setiap dari kita dalam keadaan mati ketika tidur. Kenapa Allah menghidupkan anda setelah mematikan anda? Dalam surat Az-Zumar, Allah berfirman:
Allah memegang nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.” (Qs. Az-Zumar [39]: 42)
Saya bertanya pada anda saudaraku. Apakah Allah memberi anda kehidupan pagi ini karena Dia butuh agar anda pergi kerja? Apakah Allah memberi anda kehidupan hari ini sehingga anda bisa mengantar anak-anak ke sekolah? Atau apakah Allah memberi anda kehidupan sehingga anda dapat berbelanja ke pasar untuk istri anda? Apakah Allah memberi anda kehidupan sehingga anda bisa mengumpulkan lebih banyak uang, atau membeli rumah yang lebih besar, atau mungkin membeli mobil?
Kenapa Allah memberi anda kehidupan setelah mematikan anda? Anda tahu saudaraku, seberapa sering kita merenung dan bertanya “Apa tujuan dari hidupku? Ya Allah, apa yang Kau inginkan dariku? Kenapa kau memberiku kehidupan, setelahnya kematian, setelahnya kehidupan, setelahnya kematian, dan seterusnya?” Kemudian akan datang waktu dimana hanya akan ada kematian.
Orang-orang berkata bahwa tidur adalah kematian kecil, dan kematian adalah tidur yang besar. Apa yang Allah inginkan dari kita sehingga dia menghidupkan dan mematikan kita setiap harinya? Allah berfirman dalam sebuah ayat yang menjelaskan semuanya:
Tidaklah Kuciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Qs. adz-Dzariyat[51]: 56)
Allah menciptakan kita untuk beribadah saudaraku. Allah menciptakan kita untuk mengenal-Nya, berdzikir kepada-Nya, shalat kepada-Nya, memahami-Nya, memuji-Nya, menyembah-Nya, dan menyerukan orang lain untuk mendekat kepada-Nya. Inilah mengapa Allah memberi kita kehidupan pagi ini setelah Dia mematikan kita.


ADAB TIDUR DALAM ISLAM DAN MANFAATNYA


  • Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]

  • Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits :

“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat”  (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)

  • Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah :

“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu”  (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya”  (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)

  • Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang.

“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla”  (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)

  • Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain :
  1. Membaca ayat kursi
  2. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh
  3. Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat di jangkau dengannya di mulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali  (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)

  • Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut :

“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin”

“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih”  (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401)

  • Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa :

“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru”

“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.”  (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)

  • Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut :

“A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.”

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)

  • Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu Umar :

“Bahwasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam memakai celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan”  (HR. Ibnu Majah No. 3497)

  • Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

“Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi”  (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050)

  • Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu :

“Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur”

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan”  (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)

  • Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.

  • Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.

  • Hendaknya segera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Alloh dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.

  • Setelah bangun tidur, disunnahkan mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan

“Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]

  • Bersiwak.

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)

  • Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung).

“Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya”  (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)

  • Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

“Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali”  (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278)

  • Anak laki-laki dan perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi)

  • Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)

  • Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).

  • Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut. (HR. Muslim)


***

Artikel http://www.muslimah.or.id

Adab Tidur dalam Islam sesuai Ajaran Rasulullah

Tidur Miring Cantik ala Rasulullah
Adab-adab tidur sesuai ajaran Rasulullah SAW memang sudah sepantasnya kita terapkan. Bila kita mengikuti adabnya, maka Insya Allah tidur kita dinilai ibadah. Apabila tidur kita dinilai ibadah, coba bayangkan berapa banyak pahala yang kita dapatkan seumur hidup dari tidur kita? Katakan kita tidur 8 jam sehari, maka 1/3 dari hari kita gunakan hanya untuk tidur! Kalau ditelusuri terus sampai akhir hidup, maka kita menggunakan 1/3 hidup kita hanya untuk tidur! Maka dari itu kegiatan rutin ini merupakan hal yang sangat penting untuk menerapkan adab sesuai ajaran Rasulullah. Berikut di bawah hadist panduannya :


1. Dianjurkan Berintrospeksi Diri Sebelum Tidur

Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur. Sangat dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuha-sabah (berintrospeksi diri) sesaat sebelum tidur, menge-valuasi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka hendaknya memuji kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan jika sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.

2. Berwudhu Sebelum Tidur

Kita sebaiknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710).

3. Mengibaskan Tempat Tidur Sebelum Tidur

Sebelum tidur, hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW : “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050).

4. Posisi Tidur yang Baik adalah Miring ke Sebelah Kanan

ntuk posisi tidur, sebaiknya posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan). Tidak menjadi masalah jika pada saat tidur nanti posisi kita berubah ke atas sisi kiri. Hal ini berdasarkan sabda Rosululloh: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710). “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350).

5. Membaca Do’a Sebelum Tidur

“Bismikaallahumma ahya wa bismika wa amuut”. Yang artinya : Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.

6. Apabila Gelisah

Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut: “A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.” Yang artinya “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya).

7. Tidak Boleh Telanjang

Pada saat tidur tidak boleh telanjang berdasarkan hadits berikut : “Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa”. (HR. Muslim).

8. Sesama Jenis Kelamin, Dilarang Tidur Satu Selimut

Laki2 dengan laki2 atau wanita dengan wanita tidak boleh tidur dalam satu selimut seperti hadits berikut : “Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut”. (HR. Muslim).

9. Makruh tidur tengkurap

Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan : Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda : Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

10. Makruh tidur di atas dak terbuka

Karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda : Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

11. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur

Dari Jabir Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda : Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman. (Muttafaq `alaih)

12. Disunnahkan mengusap Wajah dengan Tangan setelah Bangun

Berdasarkan hadits berikut : “Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)].

13. Jika Bermimpi Buruk

Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun, kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).

14. Bersiwak Setelah Bangun

Berdasarkan hadits berikut : “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255).

15. Ber-istinsyaq dan ber-istintsaar

Ber-istinsyaq dan ber-istintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238).

16. Mencuci Kedua Tangan Tiga Kali

Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278).


Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa posisi tidur yang paling baik adalah bertumpu pada sisi kanan tubuh (menghadap ke kanan), dan ternyata hal ini sesuai dengan riset ilmiah yang telah dilakukan oleh beberapa orang. Berdasarkan riset ilmiah, posisi tidur seperti ini lebih menyehatkan daripada tiga posisi yang lain, yaitu tidur telentang , tengkurap, dan tidur dengan bertumpu pada sisi kiri tubuh.

Posisi Telentang : Tidur berbaring dengan posisi telentang kurang sehat, sebab menekan atau menyesakkan tulang punggung, bahkan kadangkala bisa menyebabkan kita ingin ke toilet/WC.

Tidur Tengkurap : Tidur tengkurap atau menelungkup tidak baik untuk pernapasan. Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)

Posisi Kiri : Tidur dengan bertumpu pada sisi kiri badan (menghadap ke kiri) dapat menghimpit posisi jantung sehingga sirkulasi darah terganggu dan pasokan darah ke otak berkurang. Dengan berkurangnya pasokan darah ke otak, tidur pada posisi kiri dapat pula mengakibatkan kita sering mengalami mimpi-mimpi tidak baik (nightmares), serta berjalan dalam keadaan tidur (somnabulisme).

12 Adab Seorang Muslim Saat Tidur Dan 

Bangun Tidur

Sesungguhnya Islam benar-benar menaruh perhatian yang sangat besar kepada manusia di dalam segala urusannya -agama dan dunianya- di saat lapang maupun sulitan, bangun maupun tidur, di kala bepergian maupun menetap, saat makan maupun minum, waktu bahagia maupun sedih. Singkat kata, tidak ada satu hal pun, baik kecil maupun besar, melainkan telah dijelaskan oleh Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah menggoreskan buat kita melalui ucapan dan perbuatannya rambu-rambu adab yang seyogyanya ditempuh oleh setiap mu’min di dalam hidupnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah menjelaskan, siapa saja yang menghendaki kebahagiaan, hendaklah ia menempuh jalan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dan meneladani adabnya.
Berikut 12 Adab Seorang Muslim Saat Tidur Dan Bangun Tidur:
1. Muhasabah; Hendaklah menghitung-hitung sesaat sebelum tidur, mengoreksi segala perbuatan yang telah ia lakukan di siang hari. Ini sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya itu baik, maka hendaknya memuji Allah, jangan memuji diri sendiri, dan jika sebaliknya, maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali dan bertobat kepada-Nya.
2. Tidurlah seawal mungkin, jangan larut malam, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam, lalu beliau melakukan shalat.” (Muttafaq `alaih)
3. Berwudhulah sebelum tidur dan berbaring miring ke sebelah kanan. Sahabat Rosulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, Al-Bara’ bin `Azibz menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Apabila kamu akan tidur, maka berwudhu’lah sebagaimana wudhu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan…” Dan tidak mengapa berbalik ke sebelah kiri nantinya.
4. Kibaskan sprei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits Abu Hurairahz bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Apabila seorang dari kalian akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kain tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…” Di dalam satu riwayat dikatakan, “Tiga kali.” (Muttafaq `alaih)
5. Berbaringlah dengan miring kanan. Jangan tidur tengkurap. Abu Dzarz menuturkan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam pernah lewat di dekatku, di saat itu aku sedang tengkurap, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda, ”Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (teng-kurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka.” (HR. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani)
6. Jangan tidur di atas dak terbuka, karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban z disebutkan bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda, “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya.” (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
7. Tutuplah pintu, jendela, dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur. Dari Jabir z diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda, “Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman.” (Muttafaq ’alaih)
8. Baca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.
9. Baca do’a-do’a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, seperti :
“Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-Mu.” Dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Albani)
Dan ucapkan,
“Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al-Bukhari)
10. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo’a dengan do’a berikut ini :
“Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Albani)
11. Bila bermimpi baik, maka bergembiralah dan ceritakan hanya kepada orang yang senang kepadamu. Bila mimpi buruk, maka meludahlah ke kiri tiga kali, baca ta’awudz jangan diceritakan kepada orang lain, dan pindahlah posisi tidur, atau bangunlah dan shalatlah.
12. Ketika bangun tidur hendaknya ucapkan,
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.” (HR. Al-Bukhari).
Atau dengan ayat penutup Ali Imran, kemudian shalat (HR. Al-Bukhari 103, Muslim 763, Ahmad 2165, An-Nasai 1620, Abu Dawud 58)

Sabtu, 12 Oktober 2013

Adab, Doa, dan Zikir Sebelum dan Setelah Bangun dari Tidur

بسم الله الرحمن الرحيم

Ada beberapa adab yang dianjurkan untuk dilakukan oleh seseorang sebelum dia tidur. Berikut ini akan kami sebutkan beberapa adab tersebut disertai dengan dalil nash pendukungnya. Di antaranya adalah:

1. Berwudhuk sebelum tidur, berbaring pada sisi tubuh bagian kanan, dan membaca doa.

Adab-adab ini terangkum di dalam hadits Al Bara` bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu. Dia berkata:

قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ وَقُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ، فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ

“Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata kepadaku: Apabila engkau hendak mendatangi tempat pembaringanmu, maka berwudhuklah sebagaimana wudhukmu untuk shalat. Kemudian berbaringlah pada sisi tubuhmu yang sebelah kanan, lalu ucapkanlah:

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

“Wahai Allah, aku menyerahkan diriku  kepada-mu, menyerahkan urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh rasa harap dan cemas terhadap-Mu. Tiada tempat bersandar dan tiada tempat menyelamatkan diri melainkan hanya kepada-Mu. Aku beriman terhadap kitab-Mu yang Engkau turunkan dan (beriman) terhadap Nabi-Mu yang engkau utus.”

Jika engkau meninggal (dalam keadaan demikian pada malam itu), maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Jadikanlah doa ini sebagai sesuatu yang paling akhir engkau ucapkan.” [HR Al Bukhari (6311) dan Muslim (2710)]

2. Meletakkan tangan di bawah pipi sebelah kanan dan membaca doa. Membaca doa juga dilakukan ketika bangun dari tidur.

Dalilnya adalah hadits Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنْ اللَّيْلِ وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ، ثُمَّ يَقُولُ: اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا، وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Nabi صلى الله عليه وسلم bila hendak tidur malam meletakkan tangannya di bawah pipinya kemudian berdoa:

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا

“Wahai Allah, dengan nama-Mu aku mati dan hidup.”

dan ketika bangun mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Segala puji paji Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan.” [HR Al Bukhari (6314) dan Muslim (2711)]

Di dalam riwayat Abu Daud (5045) terdapat penyebutan doa yang lain sebelum tidur, yaitu:

اللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ

“Wahai Allah, lindungilah aku dari siksaan-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.”

3. Sebelum naik ke pembaringan, hendaknya mengibaskan kain ke atas kasur untuk membersihkan kotoran yang mungkin ada di kasur. Setelah itu barulah membaca doa.
Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ

“Apabila salah seorang dari kalian hendak menuju ke kasurnya (untuk tidur) maka hendaklah dia mengibaskan kasurnya dengan bagian ujung kainnya, karena sesungguhnya dia tidak tahu benda apa yang tertinggal di atasnya. Kemudian membaca:

بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ

“Dengan nama-Mu, wahai Rabbku, aku meletakkan sisi tubuhku; dan dengan (nama)-Mu aku mengangkatnya. Jika Engkau menahan jiwaku, maka kasihilah ia; dan jika Engkau melepaskannya, maka jagalah ia dengan penjagaan-Mu terhadap para hamba-Mu yang shalih.” [HR Al Bukhari (6320) dan Muslim (2714)]

4. Di antara zikir sebelum tidur adalah bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, dan bertakbir tiga puluh empat kali, sehingga jumlahnya menjadi genap seratus.

Dalilnya adalah hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata kepada Ali dan Fathimah radhiallahu ‘anhuma:

إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا اللَّهَ أَرْبَعًا وَثَلَاثِينَ وَاحْمَدَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَسَبِّحَا ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ

“Apabila kalian berada di pembaringan kalian, maka bertakbirlah kepada Allah tiga puluh empat kali, bertahmidlah tiga puluh tiga kali, dan bertasbihlah tiga puluh tiga kali.” [HR Al Bukhari (3113) dan  Muslim (2727)]

5. Melakukan nafts (gerakan seperti meludah tapi tanpa mengeluarkan ludah atau air liur)
pada kedua telapak tangan, lalu membaca surat Al Ikhlash, Al Falq, dan An Naas, lalu mengusapkan kedua telapak tangan ke bagian-bagian tubuh yang mudah dijangkau, seperti kepala, wajah, tangan, kaki, dan tubuh bagian depan lainnya. Hal ini diulangi sebanyak tiga kali.

Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, dia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ


“Bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم apabila hendak berbaring di kasurnya setiap malam, mengapitkan kedua telapak tangannya, kemudian melakukan nafts pada kedua telapak tangannya, kemudian membaca padanya “qul huwallahu ahad”, “qul a’udzu birabbil falaq”, dan “qul a’udzu birabbin naas”. Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangannya pada jasadnya semampunya, dimulai dari kepala, lalu wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali.” [HR Al Bukhari (5017)]

6. Di antara zikir sebelum tidur adalah ayat Kursi. Barangsiapa yang membacanya sebelum tidur, maka dia akan dijaga oleh Allah dan tidak akan didekati oleh syaithan sepanjang malam.

Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu pada suatu kisah di mana Syaithan memberitahukan sebuah cara kepada Abu Hurairah agar tidak diganggu oleh syaithan ketika tidur.

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ {اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} حَتَّى تَخْتِمَ الْآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

“Jika engkau hendak menuju ke kasurmu, maka bacalah ayat Kursi hingga selesai. Sesungguhnya penjagaan Allah akan senantiasa ada pada dirimu dan engkau tidak akan didekati syaithan sampai pagi.”

Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم membenarkan perkataan Syaithan tersebut. [HR Al Bukhari (2311)]
7. Di antara zikir sebelum tidur adalah membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah.

Dalilnya adalah hadits Abu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ قَرَأَ بِالْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ

“Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al Baqarah dalam satu malam, maka itu telah mencukupi baginya.” [HR Al Bukhari (5009) dan Muslim (808)]

Maksud dari kalimat “telah mencukupi baginya” adalah melindunginya dari berbagai kejelekan dan hal-hal yang tidak disukai.

8. Jangan tidur dalam posisi bertelungkup.

Dalilnya adalah hadits Ya’isy bin Thakhfah bin Qais Al Ghifari dari ayahnya, dia berkata:

فبينما أنا مضطجع في المسجد من السحر على بطني إذا رجل يحركني برجله، فقال: إن هذه ضجعة يبغضها الله. قال: فنظرت فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم

“Ketika aku sedang berbaring di atas perutku di mesjid di waktu sahur, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menggerakkanku dengan kakinya sambil berkata: “Sesungguhnya ini adalah (posisi) berbaring yang dibenci Allah.” Lantas aku melihat, ternyata Rasulullah صلى الله عليه وسلم .” [HR Abu Daud (5040). Hadits shahih lighairihi.]Di dalam riwayat Ibnu Majah:

مالك ولهذا النوم، نومة يكرهها الله أو يبغضها الله

“Mengapa engkau tidur seperti ini, tidur yang tidak disukai atau dibenci oleh Allah.” [HR Ibnu Majah (3723). Hadits shahih.]

9. Bersiwak ketika bangun tidur.

Dalilnya adalah hadits Hudzsifah radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

“Nabi صلى الله عليه وسلم apabila bangun pada malam hari menggosok mulutnya dengan siwak.” [HR Al Bukhari (245) dan Muslim (255)]

10. Ketika bangun tidur mengusap kedua mata dengan kedua tangan dan membaca doa (lihat adab nomor dua). Boleh pula dilanjutkan dengan membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Alu ‘Imran.

Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, dia berkata:

ثُمَّ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ الْعَشْرَ الْآيَاتِ الْخَوَاتِمَ مِنْ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ

“Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم bangun, lalu mengusap (bekas pengaruh) tidur dari wajahnya (kedua mata), lalu membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Alu ‘Imran.” [HR Al Bukhari (4571) dan Muslim (763)]

Kesimpulan:

Berdasarkan dari penjelasan di atas, kita dapat merangkum adab-adab tidur sebagai berikut:

1. Berwudhuk sebelum tidur.

2. Sebelum naik ke kasur, terlebih dahulu membersihkan kasur dengan cara mengibaskan kain pada kasur untuk menghilangkan kotoran yang mungkin ada.

3. Naik ke tempat tidur dan duduk dahulu untuk melakukan nafts pada kedua telapak tangan dan mengusapkannya ke kepala, wajah, tangan, kaki, dan anggota tubuh bagian depan.

4. Setelah itu barulah berbaring menghadap ke arah kanan dan meletakkan telapak tangan kanan di bawah pipi kanan. Jangan tidur dengan posisi telungkup.

5.Membaca doa-doa dan zikir-zikir sebelum tidur sebagaimana yang telah tersebut di atas. Ingat, doa yang paling terakhir dibaca adalah doa yang tersebut di dalam hadits Al Bara` bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu (lihat adab nomor satu).

6.Ketika bangun dari tidur, mengusap kedua mata untuk menghilangkan rasa kantuk dan membaca doa dan zikir bangun tidur sebagaimana yang telah tersebut di atas.

7. Bila memiliki siwak, dianjurkan untuk bersiwak.

Demikianlah beberapa adab, doa, dan zikir ketika akan tidur dan setelah bangun dari tidur. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Adab dan Do'a Sebelum Tidur

09 Jun 2012
Alangkah beruntungnya seorang muslim. Allah dan Rasul-Nya telah mengajarkan amalan-amalan yang bernilai ibadah yang bisa dilakukan pada setiap keadaan dalam berbagai aktifitas kesehariannya sehingga sangat banyak kesempatan untuk meraih pahala.
Salah satu diantaranya adalah ketika seorang muslim hendak tidur, Allah dan Rasul-Nya telah mengajarkan banyak amalan ringan sebelum tidur yang apabila amalan tersebut dilakukan akan bernilai pahala di sisi Allah. Berikut akan dibawakan beberapa amalan yang bisa dilakukan oleh seorang muslim ketika hendak tidur.

Menutup Pintu, Memadamkan Api (Lampu), dan Menutup Bejana

Dianjurkan bagi seorang muslim untuk menutup pintu, memadamkan api (lampu), dan menutup bejana yang ada di rumahnya sebelum tidur. Hal ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Padamkanlah lampu di malam hari apabila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana makanan dan minuman.”(HR Bukhori-Muslim).

Berwudhu

Anjuran untuk berwudhu sebelum tidur dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Al Baro’ bin ‘Azib bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Membersihkan Tempat Tidur

Dianjurkan pula untuk mengibaskan kain pada tempat tidur sebanyak tiga kali sebelum berbaring. Anjuran ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengibaskan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya…”. Di dalam riwayat yang lain dijelaskan bahwa jumlah kibasan yang dianjurkan adalah sebanyak tiga kali (HR. Bukhari dan Muslim).

Berbaring pada Bagian Kanan Badan

Posisi awal yang dianjurkan ketika tidur adalah dengan menumpukan badan pada bagian kanan badan dan dianjurkan pula untuk menjadikan tangan kanan sebagai bantal untuk kepala. Hal ini berdasarkan hadits yang telah dibawakan di atas, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban). Adapun ketika telah terlelap tidak mengapa jika posisi badan berubah.

Membaca Beberapa Surat/Ayat Al Qur’an

Ada beberapa surat/ayat yang dianjurkan untuk dibaca menjelang tidur. Diantaranya:
Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas, ‘Aisyah radhiyallahu‘anha berkata, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya, lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari)
Ayat Kursi, hal ini berdasarkan hadits yang diriwiyatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu (HR. Bukhari).
Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh,berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam Barangsiapa membaca dua ayat tersebut pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah mencukupkan-nya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Surat Al Kafirun, berdasarkan sebuah hadits yang mengisahkan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mengajarkan sahabat Naufal untuk membaca surat Al Kafirun sebelum tidur (HR Abu Dawud, Ahmad, dan At Tirmidzi).
Surat Al Mulk dan As Sajdah, hal ini berdasarkan penjelasan sahabat Jabir bin Abdillah, beliau berkata, “Tidaklah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tidur sampai beliau membaca alif lam mim tanzilus sajdah (surat As Sajdah) dan Tabarokalladzi biyadihil mulk (surat Al Mulk)” (HR Bukhari).

Membaca Beberapa Dzikir dan Do’a

Ada banyak dzikir dan do’a yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk dibaca sebelum tidur. Berikut diantaranya:
“Bismikallahumma amuut wa ahyaa” (HR Bukhari)
“Allahumma qiini ‘adzabaka yauma tab’atsu i’badak” (HR Abu Dawud)
“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.” (HR Bukhori dan Muslim)

Menjauhi Hal-hal Makruh

Ada beberapa hal yang makruh yang sepatutnya dijauhi untuk dilakukan sebelum tidur. Diantaranya:
Makruh tidur di atas dak terbuka, berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat `Ali bin Syaiban bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya” (HR. Bukhari).
Makruh tidur dalam posisi telungkup (perut sebagai tumpuan), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Sesungguhnya cara berbaring seperti ini (telungkup) adalah cara berbaringnya penghuni neraka“. (HR Ibnu Majah)
Demikian diantara amalan-amalan ringan yang bisa dilakukan oleh seorang muslim sebelum tidur. Semoga Allah memudahkan kita dalam setiap kebaikan di sisa umur kita. Amiin. [Muhammad Rezki Hr]
Diterjemahkan dan diringkas dari: Kitabul Adab, Bab Al Adab An Naum, Karya Syaikh Fuad ‘Abdul Aziz Asy Syalhub.
وبالله التوفيق

Tiada ulasan: