Apa arti akhirat
Apa arti akhirat? Dapatkah anda memberi informasi tentang “alam akhirat”?
Jawaban:
Akhirat adalah kata dari bahasa arab dan secara
literal, ia adalah kata bentuk feminin dari kata “akhir” yang berarti
‘terakhir, yang terakhir.Ia adalah istilah Islam yang artinya ruang abadi yang menjadi rumah kita yang terakhir yang akan kita tuju setelah dunia ini dan disebut “hari kemudian”, “kehidupan setelah kematian di dunia”
Beriman kepada hari akhir merupakan salah satu “Rukun Iman”
“Yang percaya kepada kitab yang diturunkan kepadamu dan yang diturunkan sebelummu, dan mereka yakin terhadap hari kemudian.” (Surah AlBaqarah, 4)
Awal hari kemudian adalah “kiamat”
Ketika kita melihat alam semesta, kita melihat bahwa segala sesuatu di alam semesta, termasuk bumi, mempunyai masa “hidup” dan oleh karenanya juga punya masa “mati”
Akhir dunia akan dimulai oleh malaikat “Isrofil”- yang meniup sangkakala (terompet). Seluruh alam akan hancur dan semua makhluk hidup akan binasa.
Fakta ini disebutkan dalam Quran di berbagai ayat:
“Apabila matahari sudah digulung
Dan apabila bintang-bintang sudah bertabrakan
Dan apabila gunung sudah beterbangan
Dan apabila lautan sudah bertumpahan” (At-Takwir, 1,2,3,6)
“Apabila langit sudah terbelah (Infithar, 1)
Ketika sangkakala pertama kali ditiup, semua yang ada di bumi dan langit akan binasa. Hanya malaikat Jibril, Mikail, Isrofil dan Izrail yang tetap hidup. Kemudian Allah akan memerintahkan Izrail untuk mencabut nyawa Jibril, Mikail,dan Isrofil. Akhirnya, Allah akan memerintahkan malaikat kematian dan Izrail juga mati.” (Ihya Ulumuddin). Lalu, Isrofil diciptakan kembali. Ia meniup sangkakala untuk kedua kalinya dan atas izin Allah semua makhluk akan dibangkitkan.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan “akhirat”
“Mahsyar”
adalah lapangan luas dimana orang akan dikumpulkan setelah dibangkitkan. Berkumpulnya orang di padang mahsyar ini disebut hasyr
“Hasyr”
(dibangkitkan dan dihimpunkannya orang-orang untuk diadili).
“Ya Tuhan kami! Engkaulah yang akan menghimpun semua manusia pada hari kiamat nanti yang pasti akan datang. Sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji-Nya”. (Surah Ali Imran,9)
”Hisab”
artinya manusia akan diadili dimana dan bagaimana mereka menghabiskan hidupnya.
“pada waktu kamu dihadapkan untuk diperiksa, tidak ada satu hal pun yang tersembunyi.”
“Barang siapa yang menerima buku catatan amalnya dari sebelah kanannya, dia akan diperiksa perkaranya dengan ringan sekali, dia akan kembali pulang kepada sanak saudaranya dengan hati gembira! Tetapi siapa yang menerima buku catatan amalnya dari belakangnya, dia akan meneriakkan nasibnya yang malang, dia akan masuk neraka.” (Surah al-Insyiqoq, 7-12)
“Mizan”
(timbangan) adalah neraca dimana amal baik dan buruk akan ditimbang.”Nanti di hari Kiamat akan Kami adakan neraca yang adil. Seorangpun tidak akan diperlakukan secara zalim. Sekalipun sebesar biji sawi, akan Kami perhitungkan juga. Cukuplah Kami sebagai pemeriksa.” (Surah al-Anbiya,47)
Di hari pembalasan, semua nabi, terutama nabi kita Nabi Muhammad (saw), para syuhada, ulama, dan orang orang yang dipilih oleh Allah (swt) seperti anak yang sholeh akan meminta ampunan bagi kaum mukminin. Ini disebut
“syafa’at”
“Semua nabi mempunyai satu doa doa khusus yang dikabulkan. Aku menyimpan doaku untuk akhirat untuk memberi syafa’at bagi ummatku” (Bukhari)
Di Hari Pembalasan, aku akan menjadi yang pertama yang memberi syafa’at dan yang syafa’atnya diterima.” (Ibnu Majah)
“Liwa-ulhamd”
adalah panji yang akan berada di tangan nabi Muhammad (saw) dimana orang orang beriman akan bernaung di bawahnya di Hari pembalasan.
“Aku akan menjadi pembawa “Liwa-ulHamd” (Panji Pujian) di Hari Pembalasan.”
“Aku tidak mengatakannya untuk berbangga; di Hari pembalasan panji itu akan berada ditanganku.” (Ibnu Majah)
“Kautsar”
adalah telaga yang dari telaga tersebut Nabi Muhammad akan minum airnya bersama ummatnya sehingga mereka tidak akan pernah lagi merasa haus. (Ada perbedaan pendapat tentang kapan waktunya minum air telaga kautsar. Apakah sebelum atau sesudah Shirot? Menurut pendapat yang diterima, ada dua telaga Kautsar, satu ada di surga; yang satu lagi ada sebelum Shirot dan ada di Padang Mahsyar.)
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar:
Nabi bersabda: “Telagaku begitu luas sehingga perlu waktu sebulan untuk menyebranginya. Airnya lebih putih dari pada susu dan baunya lebih harum dari pada misik (kesturi), dan cangkir minumnya sama banyaknya dengan bintang bintang di langit; dan siapapun yang meminumnya tak akan pernah merasa haus.” (Bukhari, Kitab 8, volume 76, hadits 581).
Jembatan yang akan dilintasi menuju neraka atau surga disebut Shirot
“Shirot”
Diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri:Kami, para sahabat Nabi berkata, Ya Rosululloh! Apa itu Shirot?’Beliau menjawab, “ Ia adalah sebuah jembatan yang licin dimana ada klem dan kait seperti benih yang berduri yang lebar di satu sisi dan sempit di sisi lainnya dan mempunyai duri duri pada ujungnya yang melengkung. Benih berduri seperti itu terdapat di Najad dan disebut As-Sa’dan. Sebagian orang beriman akan menyebrangi jembatan itu secepat mata berkedip, sebagian secepat cahaya, angin yang berhembus kuat, kuda yang cepat, onta betina. Jadi sebagian akan selamat tanpa terluka;sebagian akan selamat setelah mendapat beberapa goresan luka, dan sebagian akan jatuh ke Neraka. Orang terakhir akan menyebrang dengan diseret melewati jembatan.” (Shahih Bukhari- Volume 9, Buku 93,Nomer 532)
“Jannah”
adalah tempat kekal dimana orang beriman akan masuk dan memperoleh keindahan abadi atas rahmat Allah (swt).
“Dan orang orang beriman serta mengerjakan yang baik, mereka adalah penghuni surga yang kekal.( Surah al-Baqarah, 82)
“Jahannam”
Adalah tempat dimana orang kafir akan mengalami siksaan selamanya.
“Tetapiorang orang kafir dan yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu ahli neraka yang kekal.” (Surah al-Baqarah,39)
Bagi mukminin yang berdosa , mereka akan masuk surga setelah mengalami siksaan di neraka Jahannam sesuai dengan jumlah dosanya.
Akan tetapi, kita harus menganggap bahwa ungkapan seperti “sur,mizan, shirot, kautsar” berkaitan dengan alam akhirat yang digambarkan sebagai “terompet, neraca, jembatan,telaga” supaya dapat dimengerti oleh manusia. Gambar yang dibayangkan yang membandingkan materi duniawi bukanlah bentuk aslinya. Kita akan melihat gambaran yang sebenarnya nanti di alam akhirat.
Padang Mahsyar, Seperti Apa Gambarannya?
Allah akan mengumpulkan seluruh manusia setelah mereka bangkit dari
kuburnya, baik di darat, laut, dan darimanapun ia meninggal dunia.
Mereka akan berjalan menuju mahsyar, sebuah tempat di mana Allah
akan kumpulkan makhluk yang pertama hingga yang terakhir. Mahsyar
adalah sebuah tempat yang rata. Tidak ada tempat yang tinggi, tidak
pula ada gunung maupun bukit. Tempat yang rata, semua makhluk akan
berkumpul di sana.
Di Mahsyar inilah semua makhluk Allah swt yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Sahl bin Sa’d z, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
Rasulullah saw bersabda:
"Allah Taala melipat langit-langit pada hari kiamat, kemudian menggenggam langit-langit itu dengan tangan kanan-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan kiri-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong?" (Shahih Muslim No.4995 | Riwayat dari Abdullah bin Umar ra)
Hari itu bumi terguncang dengan guncangannya yang dahsyat..
Mereka pun keluar dari kubur tanpa sehelai pakaian, telanjang...
Hari itu sangat dahsyat..
Mereka dikumpulkan di tengah tengah padang luas memerah..
Disana tak ada wajah bumi telah berubah, tak ada pepohonan atau gunung gunung..
Disana penghuni mahsyar bertanya tanya.
Akan berapa lamakah mereka berada di padang mahsyar?
Tidak sesiapapun tahu.
Disanalah penderitaan dan tangis keluh tiada henti, mulut mereka terbungkam, mereka membisu tanpa sepatah kata, mereka tidak tahu hendak mengadu kepada siapa. Mereka dihinggapi lapar dan dahaga yang panjang..
Disana nikmat bernafas telah dihilangkan..
"Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah?" (Firman Allah QS Al Infhitarr 1-6)
Hari itu itu Malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang kedua untuk membangkitkan seluruh manusia dari Alam Kuburnya..
Suara itu menggema menggetarkan Alam Mahsyar..
Saat itulah manusia manusia terbangun dari tidur panjangnya..
Saat itulah manusia memasuki alam lain yang menggetarkan. Mereka dikejutkan dari kuburnya, mereka dikumpulkan oleh satu seruan. Disana mereka menemui wajah bumi telah berubah, tidak lagi indah seperti dulu. Matahari telah dipadamkan, bintang-bintang berserakan..
Maka sadarlah manusia..
Hari itu mereka berada ditempat yang telah dijanjikan.. hari kiamat..
Pada hari kebangkitan ini seluruh manusia akan dibangkitkan dalam 3 kelompok, yaitu:
Matahari didekatkan kepada makhluk
Matahari akan didekatkan terhadap kepala makhluk, sehingga semakin
memberatkan dan menakutkan mereka. Itulah di antara peristiwa yang amat
dahsyat di padang mahsyar. Jangan bayangkan Matahari tersebut sperti
di dunia saat ini, bisa saja kadar panasnya bisa berjuta kali lipat
sesuai keinginan ALLAH SWT.
Maka, keluarlah keringat mereka yang akan menyiksa pemiliknya sesuai dosa-dosa mereka ketika hidup di dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata.”–
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
Juga hadits dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
“Sesungguhnya keringat manusia itu pada hari kiamat akan membanjiri bumi selebar tujuhpuluh depa, dan sungguh akan membanjiri sampai setinggi mulut atau telinga mereka.” (HR. Muslim)
Seandainya ada yang bertanya, kalau di dunia maka bila matahari mendekat sedikit saja dari garis edarnya, wajarnya bumi akan terbakar. Maka, bagaimana mungkin hal ini akan terjadi dengan jarak sedemikian dekat namun tidak membakar makhluk?
Jawabannya, kata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t, manusia akan dibangkitkan lalu digiring ke padang mahsyar pada hari kiamat bukan dengan kekuatan yang ada pada mereka ketika hidup di dunia. Bahkan mereka lebih kuat dan lebih mampu. Bila manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari, tidak berteduh, tidak makan dan tidak minum, mereka tidak mungkin mampu melakukannya. Mereka akan binasa. Namun pada hari kiamat, mereka mampu bediri selama 50 tahun tanpa makan dan minum ataupun berteduh, kecuali beberapa golongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala naungi. Mereka mampu menyaksikan kegerian-kengerian yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni neraka yang disiksa, mereka tidak binasa karenanya.
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain…” (An-Nisa’: 56)
Oleh karena itulah, Rasulullah memberikan contoh kepdaa umatnya untuk senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari berbagai kesempitan dan kengerian yang akan terjadi pada hari kiamat. Sebagaimana dalam hadits Aisyah ra:
“Adalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari kesempitan-kesempitan di mahsyar pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Mereka berdiri terpaku berhimpitan..
Disana orang orang kafir berdiri dengan keadaan terbalik, kepala mereka dibawah..
Disanalah seluruh manusia manusia yang dulu kafir dan membangkang itu seluruhnya tunduk dan beriman..
Mereka berada disana selama 50.000 tahun..
Sebuah jangka masa yang tidak lagi diukur dengan peredaran bulan atau matahari..
Karena matahari tidak beredar lagi, cahayanya telah dipadamkan..
Waktu yang begitu panjang itu adalah tempo yang sebentar bagi Allah membiarkan manusia dibumi mahsyar, suatu tempo deraan yang tidak tertanggung oleh manusia menuggu hari perhitungan amal.
Aduhai..
Berdiri berhimpit-himpitan
Demikianlah penghuni mahsyar berhimpit padat sehingga tidak ada ruang untuk bernafas, menahan dahaga yang membakar tenggorokan dan rasa lapar yang tidak dapat dibayangkan lagi.
Disana Allah menunjukan kekuasaan Nya.
Allah mendiamkan penghuni mahsyar yang ia kehendaki dalam jangka puluhan ribu tahun diantara penderitaan penderitaan yang tiada tara.
Didalam hadits lainnya, seperti yang saya kutif dari kitab Riyadhussalihin disebutkan, Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda:
Semoga kita semua dilindungi oleh Allah daripada termasuk salah satu dari orang-orang diatas.
Naudzubillah Himindzalik ya Allah.
Setelah manusia di diamkan selama ribuan tahun tersebut, kemudian satu suara menyeru penghuni mahsyar. Allah Subhanahuwwataala memerintahkan seluruh penghuni mahsyar supaya berpaling kearah Neraka. Ini arahan pertama dari Allah SWT kepada ahli mahsyar setelah mereka dibiarkan selama 50.000 tahun, tidak dipedulikan oleh Allah adalah azab buat mereka..
Dengan satu arahan itu tidak seorang pun dari penghuni mahsyar dapat menolak dan berpaling dari neraka kecuali mereka yang mendapat rahmat Allah.
Dihari Mahsyar itu tibalah saatnya Allah membuktikan peringatan peringatannya tentang bahaya hari akhirat bagi mereka yang mendustakannya.
Ini adalah peringatan kepada manusia manusia yang lalai dan dzalim, sombong ketika mendengar, melihat Ayat-ayat Allah didalam Al-Quran.
Peringatan kepada penguasa penguasa dan manusia manusia dzalim, mereka akan berdiri di Alam mahsyar dalam kegelapan yang gelap gulita.
Hari Mahsyar bukanlah hari pembalasan yang sebenarnya.
Mahsyar hanyalah satu hari hitungan akhirat, disana hanya sementara untuk menunggu perhitungan amal. Namun penghuni mahsyar telah menderita dan tidak tahan lagi berada lebih lama disana.
Disana penghuni Mahsyar merayu untuk disegerakan Hukuman karena tak tahan lagi..
Tapi sayang, penyesalan yang menyesakan dada penghuni mahsyar itu telah terlambat. Dunia sudah berakhir. Disanalah keabadian dimulai..
Disana tidak akan ada kematian lagi..
Disanalah manusia teringat kepada Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam..
Disanalah manusia menyesal betapa berharganya waktu saat masih di dunia dulu..
Disanalah orang orang beriman teringat tentang sebuah harapan Syafaat dari Rasullnya..
Disanalah orang orang kafir menangis darah, menyesali atas perbuatannya telah memperolok olok Rasulullah dengan Mukzijat Al-Quran, kepribadian beliau, memfitnah beliau, memperolok umatnya, sombong terhadap Al-Quran dan tidak mau beriman & mengamalkannya,
padahal Rasullulah adalah seorang manusia yang mulia yg telah diutus Alla SWT untuk memberikan peringatan kepada manusia akhir zaman, namun sebagian manusia berlaku seakan-akan tidak melihat, mendengar..
Disanalah Ummat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wassalam berjumpa dengan umat/kekasihnya, meminta agar diri mereka diberi syafaat. Disanalah Nabi memberikan syafaatnya sebagaimana yang pernah dijanjikan kepada orang-orang tertentu yang pernah mengikat perjanjian dengan Allah dengan keimanan yang tinggi dan amal soleh.
Nabi Muhammad Saw diizinkan oleh Allah SWT untuk memberi syafaat.
"Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridai perkataannya". (QS Thaha 109)
Subhanalah..
Jazakallah ya Rasulallah shalallahu alaihi wassalam..
Inilah sebentuk cinta Rasulullah kepada Ummatnya. Dialah yang paling tahu atas peristiwa peristiwa dahsyat setelah kehidupan ini. Begitu mulianya, dalam hidupnya beliau menyimpan do'a untuk kita ummatnya. Do'a, sebuah Syafaat dan harapan dihari yang tiada naungan..
Menurut Imam Al-Ghazali, sesiapa yang berumur panjang dan ia bersabar dalam susah payah menanggung ujian karena keimanannya terhadap Allah, sabar dari segala hawa nafsu, sabar menghadapi ancaman musuh musuh Allah, maka bagi mereka hari mahsyar itu akan terasa singkat.
Selama di dunia ini, orang-orang yang beriman dan patuh kepada perintah perintah Allah - dan tetap menghindari segala pantangan dan larangan dari perkara perkara yang haram - mereka sering dihadapkan kepada masalah masalah, kesukaran dan berbagai ujian karena mentaati suruhan Allah .
Manusia beriman merasakan waktu yang terlalu lama hidup di dunia dengan berbagai cobaan dan penderitaan. Tapi mereka tetap sabar menempuh segala halangan dan cobaan, maka wajarlah ia menerima rahmat dari Allah dengan menjadikan masa yang singkat sewaktu berada di Mashyar.
Ikhwahfillah..
Inilah hal yang seharusnya kita jadikan energy dan semangat dalam berjihad mendukung perjuangan di harakah harakah Islam digolongan manapun.
Berada dalam gerakan Islam itu pasti akan menempuh berbagai ujian, dimusuhi, diludahi, dicaci, dipenjara, dibenci oleh orang-orang yang tidak senang karena mendukung perjuangan. Namun, kesemua itu akan menjadi suatu yang mendatangkan rahmat kepadanya di mashyar kelak, apabila kita sabar diatas segala rintangan itu.
Ketika penghuni mahsyar tenggelam lautan keringat dan airmata dihari Mashyar, maka Allah kurniakan rahmat terhadap mereka dengan menjadikan masa yang singkat di bumi Mashyar.
Orang-orang yang beriman sering memikirkan kesengsaraan hari mashyar yang akan dideritanya, dia sadar bahwa mereka tidak mampu menanggung azab yang begitu lama di bumi mashyar. Orang yang beriman seharusnya tangguh dan mampu menanggung kesusahan yang sebentar didunia ini, terus berdiri mentaati segala perintah Allah dan menjauhi apa jua larangan-Nya, serta memperjuangkan agama-Nya.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw bersabda:
"Kepada orang mukmin yang menanggung sengsara kerana beriman dengan Allah SWT , maka ia akan diringankan seperti lebih ringannya dia melakukan solat fardhu semasa di dunia".
SUBHANALLAH..
Sahabat, renungkanlah sejenak.. ini bukanlah dongeng..
Lima puluh ribu tahun adalah bukan masa yang sebentar...
Menunggu adalah hal yang tidak mengenakan,.
Betapa sengsaranya kita disana, menanti hari hisab..
Inilah satu satunya hadits shahih yang meriwayatkan bahwa di Alam Mahsyar itu akan berlangsung satu hari yang kadarnya sama dengan Lima Puluh Ribu tahun di Dunia.
Kata "Lima Puluh Ribu Tahun" ini juga diperkuat dengan FIRMAN ALLAH dalam surat Al Ma'rij.
SUBHANALLAH..
Bukankah usia kita di dunia ini kurang dari 100 tahun saja?
Silahkan ambil kalkulator, dan hitung bersama sama:
Jika katakanlah, usia kita di dunia ini 70 Tahun. Mari kita lihat perbandingannya dengan "Satu Hari" di yaumil mahsyar.
Berikut ini adalah persamaan matematikanya:
Jika 50.000 tahun adalah 1 hari, maka untuk memperoleh perbandingan kita akan bagi 70 tahun dengan dengan 50.000 tahun. Hasilnya adalah 0.0014 hari atau sekitar 2 menit 1 detik.
Berikut persamaan matematikan nya:
50.000 tahun = 1 hari
70 tahun = X hari
X (hari) = 70/50.000 = 0.0014 hari = 2,016 menit = 2 menit 1 detik
Catatan:
Ini hanya perbandingan saja, Allah lah yang Maha Mengetahuinya.
Sekarang mari renungkanlah, jika saja usia kita jika mencapai 70 tahun di dunia ini, maka keseluruhan hidup kita di dunia ini hanya berbanding dengan 2 menit 1 detik.
2 MENIT 1 DETIK
Apa yang bisa kita persiapkan dalam jangaka 2 Menit sedangkan Akhirat itu bukan 2 juta tahun, atau 20 juta tahun... tapi Abadi..
Dari dasar pemikiran inilah,
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah memilih kesederhanaan (Zuhud) kepada dunia ini,.
Abdullah bin Mas'ud ra. pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah tidur beralaskan tikar, hingga ketika beliau bangun tikar itu membekas di tubuhnya.
Lalu dia menawarkan kasur untuk Rasulullah..
Dan Rasulullah menolaknya dengan mengatakan:
"Apakah untukku ini dan apa pula untuk dunia (maksudnya bagaimana saya akan senang pada dunia ini). Aku di dunia ini tidaklah lain kecuali seperti seorang yang mengendarai kendaraan yang bernaung di bawah pohon, kemudian tentu akan pergi dan meninggalkan pohon itu." (HR Tirmidzi)
SEBENTAR SAJA...
Hari yang sebentar untuk masa yang abadi..
SUBHANALLAH..
Semoga Catatan ini menggetarkan hati hati yang dilembutkan oleh Allah..
Berbahagialah karena kita telah beriman..
Allah berfirman (Hadits Qudsy): "Sesungguhnya Rahmat-Ku mendahului Murka-Ku"
Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Rasulullah saw
Bahwasannya Allah telah menciptakan RAHMAT itu sebanyak seratus bagian, satu bagian diturunkan kebumi dan sembilan puluh sembilan lagi ditahan. Dari 1 RAHMAT yang satu bagian itulah makhluk di bumi dapat saling sayang-menyayangi, sehingga seekor binatang buaspun pasti mengangkat kakinya dari anaknya karena takut kalau akan mengenai -menginjak- anaknya itu. Allah mengakhirkan yang sembilan puluh sembilan kerahmatan itu yang dengannya Allah akan merahmati hamba-hambaNya pada hari kiamat dan setelahnya.
Hadits senada juga diriwayatkan Salman al-Farisi r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu memiliki seratus kerahmatan, maka diantara seratus itu ada satu bagian kerahmatan yang dengannya sekalian makhluk dapat saling kasih-mengasihi antara sesamanya, sedang yang sembilan puluh sembilan untuk hari kiamat nanti."
Dalam riwayat lain disebutkan:
Bayangkanlah kasih sayang, keindahan, cinta, warna warna dan keseluruhan rizky dan kemurahan Allah di Dunia ini yang begitu luar biasa dan itu semua hanya 1 dari Rahmat NYA. Kemudian bayangkan lagi, Hal sedahsyat apakah yang akan menimpa kita di hari kiamat kelak hingga Allah mempersiapkan 99 Rahmat NYA sebagai syafaat kepada Hambanya ?
Sungguh tidak ada waktu untuk berkeluh kesah,
Hidup ini teramat singkat. Janganlah hal hal yang tidak penting untuk akhirat kita membuai kita, membuat kita terlupa. Mari hentikan semua hal yang membahayakan diri kita diakhirat..
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi". (QS Al Munafiquun: 9)
Golongan yang akan mendapatkan naungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan rahmat dan keutamaan-Nya akan memberikan naungan kepada sebagian hamba-Nya, pada hari yang sangat panas. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya, yaitu di padang mahsyar tatkala mereka menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Beberapa golongan yang akan mendapatkan naungan-Nya, yaitu naungan Arsy-Nya, adalah sebagaimana yang Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam sebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah z. Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
“Ada tujuh golongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menaungi mereka di bawah naungan Arsy-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Arsy-Nya. Mereka adalah (1) imam (pemimpin) yang adil, (2) pemuda yang tumbuh dalam peribadahan kepada Rabbnya, (3) orang yang hatinya terkait di masjid, (4) orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik, namun dia berkata: ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, (6) orang yang bersedekah namuan merahasiakannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan (7) orang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga berlinang air matanya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
“Ada tujuh golongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menaungi mereka dalam naungan Arsy-Nya….” (HR. Sa’id bin Manshur’)
Maka, riwayat ini menjelaskan bahwa yang dimaksud naungan-Nya adalah naungan Arsy-Nya, bukan naungan Dzat-Nya.
Golongan lain yang juga akan mendapatkan naungan Arsy-Nya adalah:
“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan (membayar hutang) atau membebaskan (hutang tersebut) darinya, niscaya Allah akan menaunginya dalam Arsy-Nya.” (HR. Muslim no. 3006)
"Pada hari itu manusia berkata: "Kemana tempat lari?" Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!" Tetapi dengan kehendak Allah akan terdapat beberapa orang yang mendapatkan naungan, tetapi tidak semua manusia dapat berteduh di bawahnya, itu merupakan rahmat Allah dan naungannya. Ada tujuh orang yang akan mendapatkan naungan dari Allah dengan rahmatNya pada hari yang tiada naungan selain naunganNya ialah :
Maha Benarlah Dzat Allah dengan Segala Firman Nya.
Shadaqta Ya Rasulallah..
Engkau benar wahai Rasulallah shalallahu alaihi wassalam..
Redaksi – Senin, 13 Rabiul Akhir 1436 H / 2 Februari 2015 13:17 WIB
Setiap
manusia wajib mengimani hari akhir atau hari kiamat. Bahkan hal itu
merupakan rukun iman yang kelima. Di dalam hadist-hadist sahih di
terangkanlah bahwa setelah dunia ini hancur, manusia yang dalam kubur di
bangkitkan dan akan menghadapi peristiwa tsb ? Apa saja yang terjadi
pada saat itu?
Pada saat itu manusia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah
subhanahuwata’ala tentang segala macam yang telah dilakukan selama hidup di dunia ini.
Pada hari itu tidak berguna harta, anak, tidak bermanfa’at apa yang dibanggakan selama hidup di dunia ini. Pada hari itu hanya ada Penguasa tunggal yaitu Allah subhanahuwata’ala yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada manusia, kemudian Dia menyuruh menggunakan nikmat itu sebaik – baiknya dalam rangka mengabdi kepada-Nya.
Karena Allah telah mengkaruniakan nikmat-nikmat itu kepada manusia, maka sangat wajar apabila Ia menanyakan kepada manusia untuk apa nikmat-nikmat itu digunakan.
Dalam sebuah hadist mengatakan (sabda Rasulullah saw) : “Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shirothol
mustaqim) sehingga ia di tanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan dikemanakan ia habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan.” (HR Sahih Turmizi dan Ad Damiri).
1. UMUR
Umur adalah sesuatu yang tidak lepas dari manusia. Bila kita berbicara tentang umur, maka berarti kita berbicara tentang waktu.
Allah dalam Alqur’an telah bersumpah degnan waktu : ” Demi masa”, maksudnya agar manusia lebih memperhatikan waktu. Waktu yang di berikan Allah adalah 24 jam dalam sehari semalam. Untuk apa waktu itu kita gunakan ? Apakah waktu itu untuk beribadah atau untuk hal yang sia-sia.
Diantara sebab-sebab kemunduran ummat Islam ialah bahwa mereka tidak pandai menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfa’at, sebagian waktunya digunakan untuk bergurau, mengobrol hal – hal yang tak berguna bahkan terkadang membawa kepada perdebatan yang tak berarti hingga membawa keperkelahian. Sementara orang-orang kafir menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka maju di dalam segala bidang kehidupan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keadaan ummat Islam saat ini sangat memprihatinkan. Ada diantara mereka yang tidak mengerti ajaran agamanya dan tidak mengerti ilmu pengetahuan umum.
Bahkan ada diantara mereka yang buta baca tulis Alqur’an.
Bila kita mau meningkatkan iman dan amal (pekerjaan/ilmu), maka seharusnya kita bertanya kepada diri masing-masing; Sudah berapa umur kita hari ini dan apa yang sudah kita ketahui tentang Islam, apa pula yang sudah kita amalkan dari ajaran Islam ini? Janganlah kita termasuk orang-orang yang lalai dan merugi.
Umur tidak terasa berjalan merayapi kehidupan kita. Tanpa kita sadari, sekejap saja umur kita telah tertinggal jauh, yang tersisa hanya beberapa tahun saja atau beberapa hari bahkan beberapa detik saja.
Kemarin kita masih dimanja-manja, bermain tertawa bebas – sedikit bergembira dan banyak mengalami kesusahan dalam menjalani perputaran kehidupan di dunia ini, lalu berkeluarga dan tiba-tiba kita telah menggenapi diatas puluhan tahun dan menanti hari ketiadaan kita di dunia ini seperti semula.
Apakah akan kita sia-siakan umur yang bagai KERCAPAN MATA ini untuk hal-hal yang hanya akan merugikan kita di dunia maupun di hari akhir kelak ?
2. ILMU
Yang membedakan antra muslim dan non muslim adalah ilmu dan amal.
Orang muslim berbeda amaliahnya dengan orang kafir dalam segala hal, dari mulai kebersihan, berpakaian, berumah tangga, bermuamalah (hubungan dalam bermasyarakat), berperilaku dll. Seorang muslim di perintahkan oleh Allah dan rosul-Nya agar menuntut ilmu. Allah berfirman : Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? ( Az Zumar : 9).
Ayat diatas kendatipun berbentuk pertanyaan tetapi mengandung perintah untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu hukumnya wajib (ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat) atas setiap individu muslim, misalnya ilmu agama : tentang membersihkan najis, berwudhu yang benar, cara shalat yang benar dan hal-hal yang di laksanakan setiap hari. Ilmu keduniawian : belajar menuntut ilmu tiada batasan umur dan wajib di amalkan (di terapkan) untuk kelangsungan hidup dan kemaslahatan sesama manusia. Karena ia tidak tahu, maka amalannya akan tertolak, dan Allah akan bertanya kepadanya kenapa ia mengikuti apa yang ia tidak ketahui, seperti dalam firman-Nya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati. semuanya itu akan di minta pertanggungjawabannya “. (Al Isra’ : 36).
Ilmu yang sudah dipelajari oleh ummat Islam harus di gunakan untuk
kepentingan Islam dan sesama manusia. Ilmu yang sudah di tuntut dan di pelajari wajib di amalkan menurut syari’at (aturan/ajaran) Islam. Ilmu tidak akan berarti apa apa dalam hidup dan kehidupan manusia kecuali bila manusia mengamalkannya, rosulullah saw bersabda : ” Beramallah kamu (dengan ilmu yang ada) karena tiap tiap orang dimudahkan menurut apa apa yang Allah ciptakan atasnya”. ( HR Muslim).
Akal fikiran diberikan untuk di pergunakan pada tempatnya, yaitu menuntut ilmu. Baik Ilmu duniawi maupun ilmu ukhrawi. Menuntut ilmu tidak mengenal umur, waktu atau tempat. Sudahkah kita menggunakan akal fikiran yang Dia limpahkan ini pada hal-hal yang berguna baik bagi diri maupun orang sekitar kita ?
Allah ta’ala telah melimpahkan umur,akal fikiran dan pengetahuan, mengapa kita tidak mencarinya? Jadi tiada alasan yang bisa di terima Allah pada waktu hari penghisaban kelak bagi umat-Nya. Janganlah kita termasuk umat yang menyesal di kemudian hari.
3. HARTA
Rosulullah saw bersabda ” bagi tiap tiap umat itu fitnah dan sesungguhnya fitnah umatku adalah harta “. (HR Turmizi dan Hakim).
Harta pada hakikatnya adalah milik Allah. Harta adalah amanat Allah yang dilimpahkan kepada umat manusia agar ia mencari harta itu dengan halal, menggunakan harta itu pada tempat yang telah di tetapkan dalam syari’at Islam.
Bila kita amati keadaan umat Islam kini, banyak kita dapati diantara mereka yang tidak lagi peduli dengan cara mengumpulkan hartanya apakah dari jalan yang dihalalkan atau yang di haramkan dalam syari’at Islam ‘. Rosulullah saw telah meramalkan hal ini dengan sabdanya : “Nanti akan datang suatu masa; di masa itu manusia tidak perduli dari mana harta itu di peroleh, apakah dari yang haram atau yang halal “. (HR Bukhari).
Setiap muslim harus hati-hati dalam mencari mata pencaharian hidupnya karena manusia yang terdesak dalam masalah ekonomi lalu ia menjadi kalut hingga tidak peduli lagi harta itu dari mana ia peroleh. Ada harta yang di perolehnya dari usaha-usahanya yang batil, misal ; hutang tidak di bayar, korupsi, riba, merampok, berjudi dlsb.
Orang mencari usaha dari yang haram akan mendapat siksa Allah, seperti yang disabdakan Rosulullah saw : “Barang siapa yang dagingnya tumbuh dari barang haram, maka neraka lebih patut baginya (sebagai tempatnya) “. ( HR Al Hakim). Harta yang kita dapat dengan cara yang halal harus pula kita infakkan pada jalan yang benar pula. Bila tadi di sebut harta itu milik Allah, maka wajib pula kita gunakan harta itu dalam rangka menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini.
Di dalam Alqur’an ada delapan golongan yang berhak mendapat zakat, yaitu para fuqara (orang faqir), masakin (orang miskin), amil (pengurus zakat), mu’allaf (orang yang baru masuk Islam), untuk membebaskan budak, orang-orang yang berhutang, orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah dan orang-orang yang sedang ada dalam perjalanan jauh (musafir). Pada masa sekarang ini ada tiga golongan yang di prioritaskan yang berhak mendapatkan infaq dan sadakah, yaitu golongan fuqara, masakin dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah.
Orang faqir adalah orang yang membutuhkan/mempunyai kebutuhan hidup tetapi tidak mempunyai pekerjaan sedangkan hidupnya di gunakan untuk membantu agama Islam. Jadi orang faqir ialah orang yang hidupnya untuk berjuang di jalan Allah bukan pemalas yang tidak mau berusaha tetapi usahanya hanya bisa mencukupi kebutuhan minimal dalam keluarganya saja (makan sehari-hari).
4. BADAN
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang di ciptakan Allah di muka bumi ini. Dengan kesempurnaan susunan tubuh serta akal fikiran yang di berikan Allah, manusia di jadikan sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia di bebani taklif agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Jasmani manusia ini di tuntut bekerja untuk melaksanakan fungsi khilafah dalam rangka mengabdi kepada Allah.
Letihnya manusia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah akan di ganjar dengan pahala. Tetapi bila letihnya dalam rangka main-main, mengerjakan maksiat, perbuatan sia-sia, beribadah dengan yang tidak pernah di contohkan rosul Allah saw, maka sia-sialah letihnya itu, bahkan ada yang di ganjar dengan api neraka, karena mereka termasuk orang-orang yang celaka, sebagaimana sabda nabi Allah saw : ” Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa-masa semangat, dan tiap-tiap semangat ada masa lelahnya maka barangsiapa lelah dan letihnya karena melaksanakan sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barang siapa letihnya bukan karena melaksanakan sunnahku, maka dia termasuk orang yang binasa “. (HR Al Hakim dan Al Baihaqi).
Begitulah, pada hari mahsyar masing-masing manusia akan di minta
pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang telah di kerjakan selama hidupnya di dunia ini. Sudah siapkah kita menjawab pertanyaan – pertanyaan yang akan di tanyakan kepada kita pada saat itu ? Kalau belum, kapan lagi kita mempersiapkan diri kalau tidak sekarang ? Kita tidak tahu kapan giliran kita dipanggil, tahun depan, bulan depan, minggu depan, besok, nanti malam, 1 jam lagi atau beberapa menit lagi. Wallahu a’lam.
Oleh Ust. Yazid Abdul Qadir Jawas
Tahukah anda? Islam menyediakan semua jawapan tentang hidup kita. Samada tentang yang terang atau permasalahan yang ghaib, tentang sejarah serta masa depan; tentang Hidup di Dunia dan Akhirat. Rahsia demi rahsia semuanya boleh dirungkai asal kita dapat mencari kuncinya.
Nak mendapat pertolongan Allah swt di Padang Masyhar nanti? Pun sudah ada jawapan. Bukan satu atau dua, tapi ada banyak cara. Tinggal nak ikut atau tidak sahaja. Tinggal nak buat atau tidak sahaja. Jadi, yang mana satu kita?
Rasulullah saw telah pun membuka rahsia ini lebih 1400 tahun dahulu. Sabda Baginda saw seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra yang bermaksud:
Pemimpin juga boleh jadi dalam konteks umum seperti Ketua Rumah Tangga (Suami dan ayah), Ketua Pengawas Sekolah, Pengetua ataupun sekadar Ketua Kumpulan bagi aktiviti rekreasi dan riadah yang dirancang bersama kawan-kawan.
Apabila ada yang memimpin dan ada yang dipimpin, maka wujud dunia kepimpinan di situ. Bagaimana pula dengan diri kita? Adakah kita pemimpin kepada diri sendiri? Rasulullah saw menekankan soal kepimpinan sehingga diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra yang bermaksud:
Persoalannya, bagaimana untuk menimbang dan membanding tempat yang betul bagi setiap perkara itu? Sebenarnya Rasulullah saw telah pun memberi contoh melalui syari’at, peraturan, penetapan dan undang-undang yang telah Allah swt maktubkan di dalam Al-Qur’an dan hadith.
Lengkapnya panduan yang Rasulullah saw tinggalkan untuk kita sehingga meliputi semua aspek seperti kekeluargaan, kemasyarakatan, politik, ekonomi, undang-undang, global, sejarah, kesihatan dan sains sehingga tiada alasan untuk kita menidakkan Islam dalam apa-apa perkara sekalipun.
Kerana inilah pentingnya ilmu untuk seorang Muslim belajar bagi mengetahui syari’at yang paling asas, sekalipun sehingga syari’at yang di bawah amanah dan tanggungjawabnya agar mampu memimpin diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Supaya nanti setiap keputusan yang dibuat adalah meletakkan sesuatu pada tempat yang telah ditetapkan mengikut neraca Islam dan neraca Allah swt.
Malah konteks ibadah termasuk menjaga adab dan akhlak di dalam pergaulan, penggerak contoh teladan kepada yang lebih kecil, bertanggungjawab, bersungguh-sungguh mendalami ilmu dan istiqamah dalam amalannya.
Betapa pentingnya masa muda ini sehingga turut ditegaskan lagi di dalam hadith Rasulullah saw yang lain sebagai bermaksud:
Peranan pemuda cukup besar dan merupakan aset yang sangat berharga kerana ketika usia mudalah segala kudratnya kuat, mindanya tajam, tenaganya ampuh, geraknya pantas dan langkahnya cergas.
Ketika inilah seorang pemuda mampu bangkit dan berjihad untuk Allah swt dan RasulNya dalam pelbagai cabang yang diceburi dalam kehidupannya. Maka saat-saat muda harus dimanfaatkan dengan sepenuhnya dalam pengabdian dan ketaatan kepada Allah swt.
Namun begitu, nafsu di kala berdarah muda ini juga berkeadaan sangat liar dan membara. Amarahnya cukup mudah. Egonya juga agak tinggi. Kematangannya belum ranum. Godaan dunia itu sangat kuat menekan minda dan akalnya.
Maka seorang pemuda yang berjaya menjinakkan nafsunya dan mengawal emosi atas dasar sentiasa ingat dan tunduk patuh pada Allah swt membuktikan kekuatan dan ketaatan yang ada pada dirinya. Dengan segala macam kekuatan dan kenikmatan yang diberi Allah swt ketika waktu muda, di manakah kita habiskannya?
Rasulullah saw, para khalifah ar Rasyidin dan Pemerintahan Khilafah Islam telah memberi contoh bagaimana masjid mesti diimarahkan untuk mengajak lebih ramai lagi yang mendatanginya dan bagaimana fungsinya begitu mustahak untuk kesinambungan syiar Islam di atas bumi Allah swt.
Para pencinta masjid adalah mereka yang terus-menerus melaksanakan semua peranan ini di masjid bagi menjaga kemasylahatan umat. Samada mereka adalah yang memimpin, mentadbir, mengurus, menganjurkan aktiviti-aktivi bermanfaat di masjid mahupun yang terlibat dan menghadirinya.
Merekalah para tetamu Allah swt yang suka kepada kebaikan, menuturkan kebaikan dan mengajak kepada kebaikan dalam mengingati Allah swt. Besarnya amanah dan tanggungjawab ini sebenarnya sehingga Allah swt bukan hanya menaungi mereka di akhirat malah juga memuliakan mereka di dunia seperti hadith yang menyebut:
Dari Abu Hurairah ra dan Abu Said al Khudri ra keduanya bersaksi bahawa Nabi saw bersabda:
Dari Abu Hurairah ra meriwayatkan bahawa baginda Rasulullah saw bersabda:
Iman seorang hamba itu diiringi dengan bersaudara dan berkasih sayang. Melalui kasih sayang, maka seorang sahabat atau jiran boleh datang bersilaturrahim tanpa prejudis. Mereka saling memberi dan menerima lalu wujudlah suasana yang harmoni.
Yang paling indah, mereka saling nasihat-menasihati dan mengingati sesama sendiri agar tetap mencintai Allah swt. Lalu bersama-samalah mereka menyokong dan bersegera dalam kerja-kerja kebajikan.
Tidak wujud hasad dan dengki di dalam hati mereka melainkan mengharapkan yang terbaik untuk saudara mereka. Mereka memilih untuk saling menghormati dan melindungi diri, keluarga dan harta benda sesama mereka seperti menjaga diri, keluarga dan harta sendiri.
Andai ditakdirkan perpisahan, mereka tidak bersedih hati kerana peringatan tentang keutamaan mendahului Allah swt itu menjadi pegangan dan prinsip mereka dalam menyebarkan kasih sayang Allah. Kasih sayang ini membentuk kekuatan yang luar biasa sehingga Umat Islam bersatu dalam jihad di jalan Allah swt.
Hari ini kita lihat nilai kemanusiaan semakin terhakis. Sikap mementingkan diri jelas sehingga jiran sebelah rumah pun tidak kenal. Budi bukan suatu yang dipandang tinggi melainkan diletak harga material padanya.
Adakah berkasih sayang itu telah jadi suatu yang mustahil di zaman ini? Ayuh! Kita mulakan dengan yang paling mudah sekali seperti anjuran Rasulullah saw di dalam hadith di bawah:
Atau kisah Nabi Yusuf as yang menolak godaan Zulaikha dengan tegas kerana takutkan Tuhannya; kedua-dua kisah ini mempunyai pengajarannya sendiri. Manusia dicipta dengan nafsu dan beruntunglah mereka yang kuat menjaga maruahnya agar tidak tertipu dan terpedaya dengan keseronokkan sementara lakonan dunia.
Di mana Tuhan? Bagaimana Tuhan? Suatu yang tidak pernah dilihat oleh mata kepala sehingga sering manusia terlalai dan terlupa. Oleh itu, sangat hebatlah apabila seorang hamba mengelak ujian ini semua dengan kesedaran yang tinggi bahawa Allah swt sentiasa mengawasinya.
Justeru golongan yang sentiasa takutkan Allah swt ternyata mempunyai tingkat taqwa yang sangat tinggi sehingga setiap detik hidupnya mampu dirasakan kehadiran Allah swt. Menurut menantu Rasulullah saw, Saidina Ali bin Abi Talib apabila ditanya tentang taqwa beliau menjawab:
Apabila bimbang pada kemungkinan untuk menjadi riak dan ujub, maka amalan-amalan itu lebih baik disembunyikan dari khalayak. Diantara ungkapan Saidina Ali bin Abi Talib yang boleh menjadi pelajaran adalah:
Bersedekahlah. Melaluinya dihubungkan silaturrahim, dikongsi kasih sayang, membersihkan harta, membersihkan hati dan diredhai Allah swt. Namun buatlah dengan beradab. Kerana Allah swt tidak menilai besar kecilnya tapi Allah swt menilai ikhlas, taqwa dan tawadhuk si pemberi sedekah itu.
Gembira pada khabar berita ganjaran-ganjaran indah di kerajaan syurga. Terharu pada kasih sayang yang mencurah-curah dari Tuhan semesta alam untuknya. Rindu pada wajah Kekasih yang tak pernah curang dan gelisahnya menanti saat kembali untuk akhirnya bertemu.
Terlalu banyak. Malam yang hening,ini hanya ada kamu dan Tuhan. Memikirkan kebesaranNya dan betapa bodohnya diri sendiri, adakah masih tidak mampu mengundang tangis? Rasulullah saw bersabda:
Dari Uqbah bin Amir ra, dia berkata:
Tapi sunyinya sebuah jiwa yang hanya bersama Sang Pencipta di kala siang sehingga dunia bukan lagi runsingan dan perhatiannya. Secara ringkas terdapat persamaan dikalangan golongan-golongan yang disebut Nabi di atas. Mereka adalah insan-insan yang takut pada Allah swt.
Kerana itu setiap tindakan, fikiran dan keputusan adalah atas dasar mengusahakan apa yang disuruhNya dan menghindarkan apa yang dilarangNya. Kesemua ini bukan hanya kerana sifat Taqwa dan tanda keTaatan sebagai hamba.
Sebaliknya juga untuk melibatkan interaksi, intergriti dan menjaga hubungan sesama manusia dan makhlukNya. Mereka menyebarkan kasih sayang ke seluruh alam kerana Allah swt itu penuh dengan Rahman dan Rahim.
Jadi, di mana kita?
Di Mahsyar inilah semua makhluk Allah swt yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia.
Keadaan manusia pada hari kebangkitan berbeda-beda sesuai dengan amal
ibadahnya di dunia. Setelah fase kebangkitan makhluk dari alam kubur,
maka manusia dan makhluk lainnya akan memasuki fase di Mahsyar, yang
selanjutnya akan diberikan/ dihadapkan;
- Ita al-Kitab sebuah catatan amal masing-masing yang diberikan tiap-tiap makhluk,
- Mizan Kemudian akan dihadapkan sebuah neraca yang akan menimbang antara pahala dan dosa setiap makhluk.
- Haudh (telaga) setiap nabi akan memiliki telaga ini. Menurut ajaran Islam, Muhammad memiliki telaga yang diberi nama Kautsar, namun hanyalah calon penduduk Surga yang dapat merasakan lezatnya air itu.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Sahl bin Sa’d z, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
“Umat manusia akan digiring pada hari kiamat ke (mahsyar). Sebuah medan yang luas. Tanahnya berwarna putih seperti bundaran roti yang bersih.” Sahl z dan selainnya berkata: “Tidak ada di sana tanda (tempat keberadaan) bagi seorangpun.”
(HR. Al-Bukhari no. 6521 dan Muslim no. 790)
Rasulullah saw bersabda:
"Allah Taala melipat langit-langit pada hari kiamat, kemudian menggenggam langit-langit itu dengan tangan kanan-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan kiri-Nya, lalu berfirman: Akulah Raja! Manakah orang-orang penguasa yang suka menindas? Manakah orang-orang yang sombong?" (Shahih Muslim No.4995 | Riwayat dari Abdullah bin Umar ra)
Hari itu bumi terguncang dengan guncangannya yang dahsyat..
"...manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?"
(QS Az Zalzalah 3)
"Mereka berkata: 'Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?'. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul Nya".
(QS Yasin 52)
Mereka pun keluar dari kubur tanpa sehelai pakaian, telanjang...
"Kamu akan dibangkitkan pada hari kiamat tanpa sandal, telanjang bulat dan tidak dikhitan. Aisyah bertanya, "Ya Rasulullah, laki-laki dan perempuan saling melihat (aurat) yang lain?" Nabi Saw menjawab, "Pada saat itu segala urusan sangat dahsyat sehingga orang tidak memperhatikan (mengindahkan) hal itu."
(Mutafaq'alaih)
Hari itu sangat dahsyat..
Mereka dikumpulkan di tengah tengah padang luas memerah..
Disana tak ada wajah bumi telah berubah, tak ada pepohonan atau gunung gunung..
"Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di tengah padang berwarna putih agak kemerahan seperti roti panggang di mana tidak ada bangunan tempat tinggal bagi seorang pun".
(Muslim No.4998| Riwayat Sahal bin Saad ra)
Disana penghuni mahsyar bertanya tanya.
Akan berapa lamakah mereka berada di padang mahsyar?
Tidak sesiapapun tahu.
Disanalah penderitaan dan tangis keluh tiada henti, mulut mereka terbungkam, mereka membisu tanpa sepatah kata, mereka tidak tahu hendak mengadu kepada siapa. Mereka dihinggapi lapar dan dahaga yang panjang..
Disana nikmat bernafas telah dihilangkan..
"Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya. Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah?" (Firman Allah QS Al Infhitarr 1-6)
Hari itu itu Malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang kedua untuk membangkitkan seluruh manusia dari Alam Kuburnya..
Suara itu menggema menggetarkan Alam Mahsyar..
"Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka". (Q.S. Yasiin 51)
Saat itulah manusia manusia terbangun dari tidur panjangnya..
Saat itulah manusia memasuki alam lain yang menggetarkan. Mereka dikejutkan dari kuburnya, mereka dikumpulkan oleh satu seruan. Disana mereka menemui wajah bumi telah berubah, tidak lagi indah seperti dulu. Matahari telah dipadamkan, bintang-bintang berserakan..
Maka sadarlah manusia..
Hari itu mereka berada ditempat yang telah dijanjikan.. hari kiamat..
Pengelompokkan manusia
Pada hari kebangkitan ini seluruh manusia akan dibangkitkan dalam 3 kelompok, yaitu:
- Kelompok yang berkendaraan,
- Kelompok yang berjalan kaki,
- Kelompok yang berjalan dengan wajahnya.
12 kelompok umat Islam
Pada masa ini umat Islam datang secara berkelompok, berdasarkan surah An-Naba' [78]:18 dan hadits shahih,[5] Nabi Muhammad SAW bersabda, "Wahai Muadz, sesungguhnya engkau bertanyakan sesuatu yang sangat besar. Ada 12 kelompok umatku akan dihalau ke Padang Mahsyar. Mereka semuanya itu Allah Maha Kuasa tukarkan, tidak seperti mereka hidup ketika didunia." Golongan itu adalah seperti berikut:- Pertama
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan tanpa tangan dan berkaki. Mereka adalah orang yang ketika di dunia dulu suka mengganggu tetangganya.
- Kedua
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan berupa babi hutan. Mereka adalah orang yang ketika hidupnya meringankan malas dan lalai dalam salat.
- Ketiga
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan keledai, mereka Sedangkan perut membesar seperti gunung dan di dalamnya penuh dengan ular dan kalajengking. Meraka ini adalah orang yang enggan membayar zakat.
- Keempat
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan darah memancut keluar dari mulut mereka. Mereka ini adalah orang yang berdusta di dalam jual beli.
- Kelima
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan berbau busuk lebih daripada bangkai. Mereka ini adalah orang yang melakukan maksiat sembunyi-sembunyi kerana takut dilihat orang, tetapi tidak takut kepada Allah.
- Keenam
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan leher mereka terputus. Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu.
- Ketujuh
Dibangkitkan dari kubur tanpa mempunyai lidah dan dari mulut mereka mengalir keluar nanah serta darah. Meraka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran.
- Kedelapan
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan terbalik yaitu kepala kebawah dan kaki keatas, serta farajnya mengeluarkan nanah yang mengalir seperti air. Meraka adalah orang yang berbuat zina dan mati tanpa sempat bertaubat.
- Kesembilan
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan wajah hitam gelap dan bermata biru serta perutnya dipenuhi api. Mereka itu adalah orang yang memakan harta anak yatim dengan cara zalim.
- Kesepuluh
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan tubuh mereka penuh dengan sopak dan kusta. Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya.
- Kesebelas
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan buta, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut. Perutnya pula menggelebeh hingga ke paha dan keluar beraneka kotoran. Mereka adalah orang yang minum-minuman keras/alkohol/ arak.
- Keduabelas
Dibangkitkan dari kubur dengan keadaan wajah yang bersinar-sinar bercahaya laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirath seperti kilat yang menyambar. Mereka adalah orang yang beramal soleh dan banyak berbuat baik, selalu menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara salat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka bertaubat dan mendapat ampunan, kasih sayang dan keridhaan Allah.
Matahari didekatkan kepada makhluk
Maka, keluarlah keringat mereka yang akan menyiksa pemiliknya sesuai dosa-dosa mereka ketika hidup di dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata.”–
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
“Maka manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Maka, di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua betisnya. Adapula yang sampai pinggangnya. Ada juga yang keringatnya sungguh-sungguh menyiksanya.” –Perawi berkata: “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam menunjuk dengan tangannya ke mulutnya.”
(HR. Muslim no. 2864)
Juga hadits dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
“Sesungguhnya keringat manusia itu pada hari kiamat akan membanjiri bumi selebar tujuhpuluh depa, dan sungguh akan membanjiri sampai setinggi mulut atau telinga mereka.” (HR. Muslim)
Seandainya ada yang bertanya, kalau di dunia maka bila matahari mendekat sedikit saja dari garis edarnya, wajarnya bumi akan terbakar. Maka, bagaimana mungkin hal ini akan terjadi dengan jarak sedemikian dekat namun tidak membakar makhluk?
Jawabannya, kata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t, manusia akan dibangkitkan lalu digiring ke padang mahsyar pada hari kiamat bukan dengan kekuatan yang ada pada mereka ketika hidup di dunia. Bahkan mereka lebih kuat dan lebih mampu. Bila manusia sekarang ini berdiri selama 50 hari di bawah terik matahari, tidak berteduh, tidak makan dan tidak minum, mereka tidak mungkin mampu melakukannya. Mereka akan binasa. Namun pada hari kiamat, mereka mampu bediri selama 50 tahun tanpa makan dan minum ataupun berteduh, kecuali beberapa golongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala naungi. Mereka mampu menyaksikan kegerian-kengerian yang terjadi. Perhatikanlah keadaan penghuni neraka yang disiksa, mereka tidak binasa karenanya.
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain…” (An-Nisa’: 56)
Oleh karena itulah, Rasulullah memberikan contoh kepdaa umatnya untuk senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari berbagai kesempitan dan kengerian yang akan terjadi pada hari kiamat. Sebagaimana dalam hadits Aisyah ra:
“Adalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam senantiasa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari kesempitan-kesempitan di mahsyar pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Mereka berdiri terpaku berhimpitan..
Disana orang orang kafir berdiri dengan keadaan terbalik, kepala mereka dibawah..
"Wahai Rasulullah!
Bagaimana seorang kafir dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat? Rasulullah saw. menjawab: "Bukankah Tuhan Yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya di dunia juga berkuasa untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari kiamat?".
(Muslim No.5020 | Riwayat Anas bin Malik ra)
Disanalah seluruh manusia manusia yang dulu kafir dan membangkang itu seluruhnya tunduk dan beriman..
Rasulullah saw bersabda:
"Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum matahari terbit dari barat. Apabila matahari telah terbit dari barat maka seluruh manusia akan beriman" (Bukhari 1557, Muslim 226)
Mereka berada disana selama 50.000 tahun..
Sebuah jangka masa yang tidak lagi diukur dengan peredaran bulan atau matahari..
Karena matahari tidak beredar lagi, cahayanya telah dipadamkan..
Waktu yang begitu panjang itu adalah tempo yang sebentar bagi Allah membiarkan manusia dibumi mahsyar, suatu tempo deraan yang tidak tertanggung oleh manusia menuggu hari perhitungan amal.
Aduhai..
Berdiri berhimpit-himpitan
"Bagaimana keadaan kalian, jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian?"
(HR Hakim dan Thabrani)
Demikianlah penghuni mahsyar berhimpit padat sehingga tidak ada ruang untuk bernafas, menahan dahaga yang membakar tenggorokan dan rasa lapar yang tidak dapat dibayangkan lagi.
Disana Allah menunjukan kekuasaan Nya.
Allah mendiamkan penghuni mahsyar yang ia kehendaki dalam jangka puluhan ribu tahun diantara penderitaan penderitaan yang tiada tara.
Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda:
"Ada tiga orang yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak bicara oleh Allah dan mereka mendapat siksa yang pedih, yaitu: Orang yang mempunyai kelebihan air di gurun sahara tapi tidak mau memberikannya kepada musafir, orang yang membuat perjanjian dengan orang lain untuk menjual barang dagangan sesudah Asar; ia bersumpah demi Allah bahwa telah membeli barang itu dengan harga sekian dan orang lain tersebut mempercayainya padahal sebenarnya tidak begitu, Orang yang berbaiat kepada peminpin untuk kepentingan dunia. Jika sang peminpin memberikan keuntungan duniawi kepadanya, ia penuhi janjinya, jika tidak maka ia tidak penuhi janjinya"
(Sahih Muslim 157, Bukhari 2186, At Tirmidzi Abu Daud, Ibn majah dan Imam Ahmad)
Didalam hadits lainnya, seperti yang saya kutif dari kitab Riyadhussalihin disebutkan, Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda:
"Ada tiga macam orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak pula menganggap mereka sebagai orang bersih (dari dosa), juga tidak hendak melihat mereka itu dan bahkan mereka akan memperoleh siksa yang pedih sekali, yaitu orang tua yang berzina, raja (pemimpin negara) yang suka membohong dan orang miskin yang sombong." (Riwayat Muslim).
Semoga kita semua dilindungi oleh Allah daripada termasuk salah satu dari orang-orang diatas.
Naudzubillah Himindzalik ya Allah.
Setelah manusia di diamkan selama ribuan tahun tersebut, kemudian satu suara menyeru penghuni mahsyar. Allah Subhanahuwwataala memerintahkan seluruh penghuni mahsyar supaya berpaling kearah Neraka. Ini arahan pertama dari Allah SWT kepada ahli mahsyar setelah mereka dibiarkan selama 50.000 tahun, tidak dipedulikan oleh Allah adalah azab buat mereka..
Dengan satu arahan itu tidak seorang pun dari penghuni mahsyar dapat menolak dan berpaling dari neraka kecuali mereka yang mendapat rahmat Allah.
"Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja".
(QS Thaha 108)
Dihari Mahsyar itu tibalah saatnya Allah membuktikan peringatan peringatannya tentang bahaya hari akhirat bagi mereka yang mendustakannya.
Ini adalah peringatan kepada manusia manusia yang lalai dan dzalim, sombong ketika mendengar, melihat Ayat-ayat Allah didalam Al-Quran.
Peringatan kepada penguasa penguasa dan manusia manusia dzalim, mereka akan berdiri di Alam mahsyar dalam kegelapan yang gelap gulita.
Ibnu Ummar Ra meriwayatkan sabda Rasulullah saw:
"Sesungguhnya kezaliman kezaliman itu akan mendatangkan kegelapan kegelapan pada hari kiamat" (Bukhari 2267, Muslim 4676)
Hari Mahsyar bukanlah hari pembalasan yang sebenarnya.
Mahsyar hanyalah satu hari hitungan akhirat, disana hanya sementara untuk menunggu perhitungan amal. Namun penghuni mahsyar telah menderita dan tidak tahan lagi berada lebih lama disana.
Disana penghuni Mahsyar merayu untuk disegerakan Hukuman karena tak tahan lagi..
"Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin..."
(Qs As Sajdah 12)
Tapi sayang, penyesalan yang menyesakan dada penghuni mahsyar itu telah terlambat. Dunia sudah berakhir. Disanalah keabadian dimulai..
Disana tidak akan ada kematian lagi..
Rasulullah saw bersabda:
"Pada hari kiamat nanti maut akan didatangkan seperti seekor biri biri yang berwarna keputih putihan, lalu dihentikan diantara syurga dan neraka. Kemudian penghuni syurga dan neraka ditanya; apakah kalian mengenai ini ? Lalu maut itu diperintahkan untuk disembelih... dan diserukan; wahai ahli syurga, keabadian dan tak ada kematian lagi! wahai Ahli neraka, keabadian dan tak ada kematian lagi. Lalu Rasulullah saw menunjuk dunia dengan tanggannya". (Kutifan Sahih Bukhari 4361, Muslim 5087)
Disanalah manusia teringat kepada Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam..
Disanalah manusia menyesal betapa berharganya waktu saat masih di dunia dulu..
Disanalah orang orang beriman teringat tentang sebuah harapan Syafaat dari Rasullnya..
Disanalah orang orang kafir menangis darah, menyesali atas perbuatannya telah memperolok olok Rasulullah dengan Mukzijat Al-Quran, kepribadian beliau, memfitnah beliau, memperolok umatnya, sombong terhadap Al-Quran dan tidak mau beriman & mengamalkannya,
padahal Rasullulah adalah seorang manusia yang mulia yg telah diutus Alla SWT untuk memberikan peringatan kepada manusia akhir zaman, namun sebagian manusia berlaku seakan-akan tidak melihat, mendengar..
Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam;
dan pada hari itu ingatlah manusia,
akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.
Dia mengatakan:
"Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini".
(Q.S. Al Ghasiyah 23-24 )
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).
(Q.S. Al -Isra' 17 Ayat 72 )
AL BAQARAH : 23
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
YUNUS : 38
Atau (patutkah) mereka mengatakan: "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."
HUUD : 1
Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,
HUUD : 13
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Qur'an itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".
YUSUF : 1
Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al Qur'an) yang nyata (dari Allah).
AR RA'D : 1
Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Qur'an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar; akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).
IBRAHIM : 1
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
AL HIJR : 1
Alif, laam, raa. (Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Al-Kitab (yang sempurna), yaitu (ayat-ayat) Al Qur'an yang memberi penjelasan.
AL ISRAA' : 88
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
AL QASHASH : 49
Katakanlah: "Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al Qur'an) niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar".
LUQMAN : 11
Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan (mu) selain Allah sebenarnya orang-orang yang zalim itu berada di dalam kesesatan yang nyata.
ASH SHAAFFAAT : 157
Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.
AL AHQAAF : 4
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepada-Ku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepada-Ku Kitab yang sebelum (Al Qur'an) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar".
ATH THUUR : 34
Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur'an itu jika mereka orang-orang yang benar.
atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar".
ATH THUUR : 37-38
Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?
Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata.
AN NAHL : 103
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa `Ajam, sedang Al Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang.
Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.
(Q.S. Al -Isra' 17 Ayat 97 )
Disanalah Ummat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wassalam berjumpa dengan umat/kekasihnya, meminta agar diri mereka diberi syafaat. Disanalah Nabi memberikan syafaatnya sebagaimana yang pernah dijanjikan kepada orang-orang tertentu yang pernah mengikat perjanjian dengan Allah dengan keimanan yang tinggi dan amal soleh.
Nabi Muhammad Saw diizinkan oleh Allah SWT untuk memberi syafaat.
"Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridai perkataannya". (QS Thaha 109)
Annas bin Malik ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda:
"Setiap Nabi mempunyai do'a yang digunakan untuk kebaikan umatnya. Sesungguhnya aku menyimpan do'aku sebagai syafaat bagi ummatku pada hari kiamat" (Bukhari 5830, Muslim 299)
Subhanalah..
Jazakallah ya Rasulallah shalallahu alaihi wassalam..
Inilah sebentuk cinta Rasulullah kepada Ummatnya. Dialah yang paling tahu atas peristiwa peristiwa dahsyat setelah kehidupan ini. Begitu mulianya, dalam hidupnya beliau menyimpan do'a untuk kita ummatnya. Do'a, sebuah Syafaat dan harapan dihari yang tiada naungan..
Menurut Imam Al-Ghazali, sesiapa yang berumur panjang dan ia bersabar dalam susah payah menanggung ujian karena keimanannya terhadap Allah, sabar dari segala hawa nafsu, sabar menghadapi ancaman musuh musuh Allah, maka bagi mereka hari mahsyar itu akan terasa singkat.
Selama di dunia ini, orang-orang yang beriman dan patuh kepada perintah perintah Allah - dan tetap menghindari segala pantangan dan larangan dari perkara perkara yang haram - mereka sering dihadapkan kepada masalah masalah, kesukaran dan berbagai ujian karena mentaati suruhan Allah .
Manusia beriman merasakan waktu yang terlalu lama hidup di dunia dengan berbagai cobaan dan penderitaan. Tapi mereka tetap sabar menempuh segala halangan dan cobaan, maka wajarlah ia menerima rahmat dari Allah dengan menjadikan masa yang singkat sewaktu berada di Mashyar.
Ikhwahfillah..
Inilah hal yang seharusnya kita jadikan energy dan semangat dalam berjihad mendukung perjuangan di harakah harakah Islam digolongan manapun.
Berada dalam gerakan Islam itu pasti akan menempuh berbagai ujian, dimusuhi, diludahi, dicaci, dipenjara, dibenci oleh orang-orang yang tidak senang karena mendukung perjuangan. Namun, kesemua itu akan menjadi suatu yang mendatangkan rahmat kepadanya di mashyar kelak, apabila kita sabar diatas segala rintangan itu.
Ketika penghuni mahsyar tenggelam lautan keringat dan airmata dihari Mashyar, maka Allah kurniakan rahmat terhadap mereka dengan menjadikan masa yang singkat di bumi Mashyar.
Orang-orang yang beriman sering memikirkan kesengsaraan hari mashyar yang akan dideritanya, dia sadar bahwa mereka tidak mampu menanggung azab yang begitu lama di bumi mashyar. Orang yang beriman seharusnya tangguh dan mampu menanggung kesusahan yang sebentar didunia ini, terus berdiri mentaati segala perintah Allah dan menjauhi apa jua larangan-Nya, serta memperjuangkan agama-Nya.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw bersabda:
"Kepada orang mukmin yang menanggung sengsara kerana beriman dengan Allah SWT , maka ia akan diringankan seperti lebih ringannya dia melakukan solat fardhu semasa di dunia".
SUBHANALLAH..
Sahabat, renungkanlah sejenak.. ini bukanlah dongeng..
Lima puluh ribu tahun adalah bukan masa yang sebentar...
Menunggu adalah hal yang tidak mengenakan,.
Betapa sengsaranya kita disana, menanti hari hisab..
Diriwayatkan Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Setiap pemilik emas atau perak yang tidak mau memenuhi haknya (tidak membayar zakat), pada hari kiamat pasti ia akan diratakan dengan lempengan lempengan bagaikan api, kemudian lempengan lempengan itu dipanaskan di neraka jahanam, kemudian lambungnya diseterika dengan lempengan itu. Setiap kali lempengan itu mendingin, akan dipanaskan kembali. Hal itu terjadi dalam sehari yang lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun. Hal ini berlangsung tersu sampai selesai keputusan untuk tiap hamba...."
(Shahih Al Bukhari dalam Bab Zakat Hadits No. 1314, Muslim No.1647, At Tirmidzi No.1560, An Nasai No. 2405, Abu Daud No. 1414, Ibn Majah No.1766, Imam Malik No. 530 dan juga diriwayatkan Imam Ahmad)
Inilah satu satunya hadits shahih yang meriwayatkan bahwa di Alam Mahsyar itu akan berlangsung satu hari yang kadarnya sama dengan Lima Puluh Ribu tahun di Dunia.
Kata "Lima Puluh Ribu Tahun" ini juga diperkuat dengan FIRMAN ALLAH dalam surat Al Ma'rij.
تَعْرُجُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun"
(QS Al Ma'arij 4).
SUBHANALLAH..
Bukankah usia kita di dunia ini kurang dari 100 tahun saja?
Silahkan ambil kalkulator, dan hitung bersama sama:
Jika katakanlah, usia kita di dunia ini 70 Tahun. Mari kita lihat perbandingannya dengan "Satu Hari" di yaumil mahsyar.
Berikut ini adalah persamaan matematikanya:
Jika 50.000 tahun adalah 1 hari, maka untuk memperoleh perbandingan kita akan bagi 70 tahun dengan dengan 50.000 tahun. Hasilnya adalah 0.0014 hari atau sekitar 2 menit 1 detik.
Berikut persamaan matematikan nya:
50.000 tahun = 1 hari
70 tahun = X hari
X (hari) = 70/50.000 = 0.0014 hari = 2,016 menit = 2 menit 1 detik
Catatan:
Ini hanya perbandingan saja, Allah lah yang Maha Mengetahuinya.
Sekarang mari renungkanlah, jika saja usia kita jika mencapai 70 tahun di dunia ini, maka keseluruhan hidup kita di dunia ini hanya berbanding dengan 2 menit 1 detik.
2 MENIT 1 DETIK
Apa yang bisa kita persiapkan dalam jangaka 2 Menit sedangkan Akhirat itu bukan 2 juta tahun, atau 20 juta tahun... tapi Abadi..
Dari dasar pemikiran inilah,
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah memilih kesederhanaan (Zuhud) kepada dunia ini,.
Abdullah bin Mas'ud ra. pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah tidur beralaskan tikar, hingga ketika beliau bangun tikar itu membekas di tubuhnya.
Lalu dia menawarkan kasur untuk Rasulullah..
Dan Rasulullah menolaknya dengan mengatakan:
"Apakah untukku ini dan apa pula untuk dunia (maksudnya bagaimana saya akan senang pada dunia ini). Aku di dunia ini tidaklah lain kecuali seperti seorang yang mengendarai kendaraan yang bernaung di bawah pohon, kemudian tentu akan pergi dan meninggalkan pohon itu." (HR Tirmidzi)
SEBENTAR SAJA...
Hari yang sebentar untuk masa yang abadi..
Rasulullah bersabda:
"Tidak seorang pun di antara kalian yang akan diselamatkan oleh amal perbuatannya. Seorang lelaki bertanya: Engkau pun tidak, wahai Rasulullah? Rasulullah saw. menjawab: "Aku juga tidak, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku akan tetapi tetaplah kalian berusaha berbuat dan berkata yang benar".
(Shahih Muslim No.5036)
SUBHANALLAH..
Semoga Catatan ini menggetarkan hati hati yang dilembutkan oleh Allah..
Berbahagialah karena kita telah beriman..
Allah berfirman (Hadits Qudsy): "Sesungguhnya Rahmat-Ku mendahului Murka-Ku"
Abu Hurairah ra meriwayatkan dari Rasulullah saw
Bahwasannya Allah telah menciptakan RAHMAT itu sebanyak seratus bagian, satu bagian diturunkan kebumi dan sembilan puluh sembilan lagi ditahan. Dari 1 RAHMAT yang satu bagian itulah makhluk di bumi dapat saling sayang-menyayangi, sehingga seekor binatang buaspun pasti mengangkat kakinya dari anaknya karena takut kalau akan mengenai -menginjak- anaknya itu. Allah mengakhirkan yang sembilan puluh sembilan kerahmatan itu yang dengannya Allah akan merahmati hamba-hambaNya pada hari kiamat dan setelahnya.
Hadits senada juga diriwayatkan Salman al-Farisi r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu memiliki seratus kerahmatan, maka diantara seratus itu ada satu bagian kerahmatan yang dengannya sekalian makhluk dapat saling kasih-mengasihi antara sesamanya, sedang yang sembilan puluh sembilan untuk hari kiamat nanti."
Dalam riwayat lain disebutkan:
"Sesungguhnya Allah itu di waktu menciptakan semua langit dan bumi, diciptakan pula olehNya seratus kerahmatan, setiap -satu- kerahmatan itu dapat merupakan tutup yang memenuhi alam diantara langit dan bumi. Kemudian dari seratus tadi yang satu kerahmatan dijadikan untuk diletakkan di bumi, maka dengan satu kerahmatan inilah seorang ibu dapat mengasihi anaknya, binatang buas dan burung, sebagian kepada setengah yang lainnya. Selanjutnya apabila telah tiba hari kiamat, Allah akan menyempurnakan dengan kerahmatan ini - yakni dilengkapkan menjadi seratus penuh."
Bayangkanlah kasih sayang, keindahan, cinta, warna warna dan keseluruhan rizky dan kemurahan Allah di Dunia ini yang begitu luar biasa dan itu semua hanya 1 dari Rahmat NYA. Kemudian bayangkan lagi, Hal sedahsyat apakah yang akan menimpa kita di hari kiamat kelak hingga Allah mempersiapkan 99 Rahmat NYA sebagai syafaat kepada Hambanya ?
Sungguh tidak ada waktu untuk berkeluh kesah,
Hidup ini teramat singkat. Janganlah hal hal yang tidak penting untuk akhirat kita membuai kita, membuat kita terlupa. Mari hentikan semua hal yang membahayakan diri kita diakhirat..
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi". (QS Al Munafiquun: 9)
Golongan yang akan mendapatkan naungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan rahmat dan keutamaan-Nya akan memberikan naungan kepada sebagian hamba-Nya, pada hari yang sangat panas. Tidak ada naungan pada hari itu kecuali naungan-Nya, yaitu di padang mahsyar tatkala mereka menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Beberapa golongan yang akan mendapatkan naungan-Nya, yaitu naungan Arsy-Nya, adalah sebagaimana yang Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam sebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah z. Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
“Ada tujuh golongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menaungi mereka di bawah naungan Arsy-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Arsy-Nya. Mereka adalah (1) imam (pemimpin) yang adil, (2) pemuda yang tumbuh dalam peribadahan kepada Rabbnya, (3) orang yang hatinya terkait di masjid, (4) orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik, namun dia berkata: ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, (6) orang yang bersedekah namuan merahasiakannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan (7) orang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga berlinang air matanya.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam bersabda:
“Ada tujuh golongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menaungi mereka dalam naungan Arsy-Nya….” (HR. Sa’id bin Manshur’)
Maka, riwayat ini menjelaskan bahwa yang dimaksud naungan-Nya adalah naungan Arsy-Nya, bukan naungan Dzat-Nya.
Golongan lain yang juga akan mendapatkan naungan Arsy-Nya adalah:
“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan (membayar hutang) atau membebaskan (hutang tersebut) darinya, niscaya Allah akan menaunginya dalam Arsy-Nya.” (HR. Muslim no. 3006)
Tujuh orang yang mendapatkan naungan
Di Mahsyar dengan suhu yang sangat panas di hari hisab, tentulah para manusia menjadi bingung dan panik ingin mencari tempat perlindungan. Dan pada hari itulah manusia akan berkata: "Ke mana tempat lari?". Dalam Al-Quran disingkapkan dengan tegas dan jelas sekali perihal keadaan itu sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Qiyamah: 10-11:"Pada hari itu manusia berkata: "Kemana tempat lari?" Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!" Tetapi dengan kehendak Allah akan terdapat beberapa orang yang mendapatkan naungan, tetapi tidak semua manusia dapat berteduh di bawahnya, itu merupakan rahmat Allah dan naungannya. Ada tujuh orang yang akan mendapatkan naungan dari Allah dengan rahmatNya pada hari yang tiada naungan selain naunganNya ialah :
- Penguasa/ pemimpin yang adil.
- Seorang remaja yang mengawali keremajaannya dengan beribadah kepada Allah.
- Seorang lelaki yang hatinya dipertautkan dengan masjid-masjid.
- Dua orang yang saling cinta-mencintai karena Allah, yakni yang keduanya berkumpul dan berpisah kerana Allah.
- Seorang lelaki yang ketika dirayu oleh wanita bangsawan lagi rupawan, lalu ia menjawab: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah".
- Seorang yang mengeluarkan sedekah dan disembunyikan, sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya itu (artinya dia bersedekah dan tidak menceritakan sedekahnya itu kepada orang lain).
- Seorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, sehingga kedua matanya mencucurkan air mata.
Maha Benarlah Dzat Allah dengan Segala Firman Nya.
Shadaqta Ya Rasulallah..
Engkau benar wahai Rasulallah shalallahu alaihi wassalam..
Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafaat dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.
(QS.Al-Baqarah [2]:48)
Jadi...
Coba ingatlah kembali berpa shalat yang sudah kamu tinggalkan?
Coba ingatlah kembali berpa shalat yang sudah kamu tinggalkan?
Apa yang sudah Anda lakukan sampai detik ini bernafas? Hanya Kehidupan duniakah yg dikejar?
Dosa-dosa mana saja yg sudah pernah dilakukan?
Selama jantnng masih berdetak..
Pegunakanlah waktu dengan baik untuk beramal sesuai dengan Al-Quran dan tuntunan Nabi Muhammad SAW agar kita selamat di dunia dan akhirat..
Mulailah sekarang ..
Mulailah untuk menjaga perbuatan sekecil apapun..
karena kelak kita akan merasakan balasan yang setimpal sesuai janji ALLAH Azza Wa Jalla..
Dosa-dosa mana saja yg sudah pernah dilakukan?
Selama jantnng masih berdetak..
Pegunakanlah waktu dengan baik untuk beramal sesuai dengan Al-Quran dan tuntunan Nabi Muhammad SAW agar kita selamat di dunia dan akhirat..
Mulailah sekarang ..
Mulailah untuk menjaga perbuatan sekecil apapun..
karena kelak kita akan merasakan balasan yang setimpal sesuai janji ALLAH Azza Wa Jalla..
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
(Q.S. Al -Isra' 17 Ayat 15 )
"(Ingatlah) ketika dua (malaikat) mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada satu kata yang diucapkannya, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)."
(QS. 50/Qof: 17-18)
[032] As Sajdah - Murottal Dan Terjemahan Al Quran
8.2 MB
Siapkah Kita Menghadapi 4 Pertanyaan di Padang Mahsyar
Pada saat itu manusia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah
subhanahuwata’ala tentang segala macam yang telah dilakukan selama hidup di dunia ini.
Pada hari itu tidak berguna harta, anak, tidak bermanfa’at apa yang dibanggakan selama hidup di dunia ini. Pada hari itu hanya ada Penguasa tunggal yaitu Allah subhanahuwata’ala yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada manusia, kemudian Dia menyuruh menggunakan nikmat itu sebaik – baiknya dalam rangka mengabdi kepada-Nya.
Karena Allah telah mengkaruniakan nikmat-nikmat itu kepada manusia, maka sangat wajar apabila Ia menanyakan kepada manusia untuk apa nikmat-nikmat itu digunakan.
Dalam sebuah hadist mengatakan (sabda Rasulullah saw) : “Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shirothol
mustaqim) sehingga ia di tanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan dikemanakan ia habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan.” (HR Sahih Turmizi dan Ad Damiri).
1. UMUR
Umur adalah sesuatu yang tidak lepas dari manusia. Bila kita berbicara tentang umur, maka berarti kita berbicara tentang waktu.
Allah dalam Alqur’an telah bersumpah degnan waktu : ” Demi masa”, maksudnya agar manusia lebih memperhatikan waktu. Waktu yang di berikan Allah adalah 24 jam dalam sehari semalam. Untuk apa waktu itu kita gunakan ? Apakah waktu itu untuk beribadah atau untuk hal yang sia-sia.
Diantara sebab-sebab kemunduran ummat Islam ialah bahwa mereka tidak pandai menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfa’at, sebagian waktunya digunakan untuk bergurau, mengobrol hal – hal yang tak berguna bahkan terkadang membawa kepada perdebatan yang tak berarti hingga membawa keperkelahian. Sementara orang-orang kafir menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka maju di dalam segala bidang kehidupan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keadaan ummat Islam saat ini sangat memprihatinkan. Ada diantara mereka yang tidak mengerti ajaran agamanya dan tidak mengerti ilmu pengetahuan umum.
Bahkan ada diantara mereka yang buta baca tulis Alqur’an.
Bila kita mau meningkatkan iman dan amal (pekerjaan/ilmu), maka seharusnya kita bertanya kepada diri masing-masing; Sudah berapa umur kita hari ini dan apa yang sudah kita ketahui tentang Islam, apa pula yang sudah kita amalkan dari ajaran Islam ini? Janganlah kita termasuk orang-orang yang lalai dan merugi.
Umur tidak terasa berjalan merayapi kehidupan kita. Tanpa kita sadari, sekejap saja umur kita telah tertinggal jauh, yang tersisa hanya beberapa tahun saja atau beberapa hari bahkan beberapa detik saja.
Kemarin kita masih dimanja-manja, bermain tertawa bebas – sedikit bergembira dan banyak mengalami kesusahan dalam menjalani perputaran kehidupan di dunia ini, lalu berkeluarga dan tiba-tiba kita telah menggenapi diatas puluhan tahun dan menanti hari ketiadaan kita di dunia ini seperti semula.
Apakah akan kita sia-siakan umur yang bagai KERCAPAN MATA ini untuk hal-hal yang hanya akan merugikan kita di dunia maupun di hari akhir kelak ?
2. ILMU
Yang membedakan antra muslim dan non muslim adalah ilmu dan amal.
Orang muslim berbeda amaliahnya dengan orang kafir dalam segala hal, dari mulai kebersihan, berpakaian, berumah tangga, bermuamalah (hubungan dalam bermasyarakat), berperilaku dll. Seorang muslim di perintahkan oleh Allah dan rosul-Nya agar menuntut ilmu. Allah berfirman : Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? ( Az Zumar : 9).
Ayat diatas kendatipun berbentuk pertanyaan tetapi mengandung perintah untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu hukumnya wajib (ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat) atas setiap individu muslim, misalnya ilmu agama : tentang membersihkan najis, berwudhu yang benar, cara shalat yang benar dan hal-hal yang di laksanakan setiap hari. Ilmu keduniawian : belajar menuntut ilmu tiada batasan umur dan wajib di amalkan (di terapkan) untuk kelangsungan hidup dan kemaslahatan sesama manusia. Karena ia tidak tahu, maka amalannya akan tertolak, dan Allah akan bertanya kepadanya kenapa ia mengikuti apa yang ia tidak ketahui, seperti dalam firman-Nya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati. semuanya itu akan di minta pertanggungjawabannya “. (Al Isra’ : 36).
Ilmu yang sudah dipelajari oleh ummat Islam harus di gunakan untuk
kepentingan Islam dan sesama manusia. Ilmu yang sudah di tuntut dan di pelajari wajib di amalkan menurut syari’at (aturan/ajaran) Islam. Ilmu tidak akan berarti apa apa dalam hidup dan kehidupan manusia kecuali bila manusia mengamalkannya, rosulullah saw bersabda : ” Beramallah kamu (dengan ilmu yang ada) karena tiap tiap orang dimudahkan menurut apa apa yang Allah ciptakan atasnya”. ( HR Muslim).
Akal fikiran diberikan untuk di pergunakan pada tempatnya, yaitu menuntut ilmu. Baik Ilmu duniawi maupun ilmu ukhrawi. Menuntut ilmu tidak mengenal umur, waktu atau tempat. Sudahkah kita menggunakan akal fikiran yang Dia limpahkan ini pada hal-hal yang berguna baik bagi diri maupun orang sekitar kita ?
Allah ta’ala telah melimpahkan umur,akal fikiran dan pengetahuan, mengapa kita tidak mencarinya? Jadi tiada alasan yang bisa di terima Allah pada waktu hari penghisaban kelak bagi umat-Nya. Janganlah kita termasuk umat yang menyesal di kemudian hari.
3. HARTA
Rosulullah saw bersabda ” bagi tiap tiap umat itu fitnah dan sesungguhnya fitnah umatku adalah harta “. (HR Turmizi dan Hakim).
Harta pada hakikatnya adalah milik Allah. Harta adalah amanat Allah yang dilimpahkan kepada umat manusia agar ia mencari harta itu dengan halal, menggunakan harta itu pada tempat yang telah di tetapkan dalam syari’at Islam.
Bila kita amati keadaan umat Islam kini, banyak kita dapati diantara mereka yang tidak lagi peduli dengan cara mengumpulkan hartanya apakah dari jalan yang dihalalkan atau yang di haramkan dalam syari’at Islam ‘. Rosulullah saw telah meramalkan hal ini dengan sabdanya : “Nanti akan datang suatu masa; di masa itu manusia tidak perduli dari mana harta itu di peroleh, apakah dari yang haram atau yang halal “. (HR Bukhari).
Setiap muslim harus hati-hati dalam mencari mata pencaharian hidupnya karena manusia yang terdesak dalam masalah ekonomi lalu ia menjadi kalut hingga tidak peduli lagi harta itu dari mana ia peroleh. Ada harta yang di perolehnya dari usaha-usahanya yang batil, misal ; hutang tidak di bayar, korupsi, riba, merampok, berjudi dlsb.
Orang mencari usaha dari yang haram akan mendapat siksa Allah, seperti yang disabdakan Rosulullah saw : “Barang siapa yang dagingnya tumbuh dari barang haram, maka neraka lebih patut baginya (sebagai tempatnya) “. ( HR Al Hakim). Harta yang kita dapat dengan cara yang halal harus pula kita infakkan pada jalan yang benar pula. Bila tadi di sebut harta itu milik Allah, maka wajib pula kita gunakan harta itu dalam rangka menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini.
Di dalam Alqur’an ada delapan golongan yang berhak mendapat zakat, yaitu para fuqara (orang faqir), masakin (orang miskin), amil (pengurus zakat), mu’allaf (orang yang baru masuk Islam), untuk membebaskan budak, orang-orang yang berhutang, orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah dan orang-orang yang sedang ada dalam perjalanan jauh (musafir). Pada masa sekarang ini ada tiga golongan yang di prioritaskan yang berhak mendapatkan infaq dan sadakah, yaitu golongan fuqara, masakin dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah.
Orang faqir adalah orang yang membutuhkan/mempunyai kebutuhan hidup tetapi tidak mempunyai pekerjaan sedangkan hidupnya di gunakan untuk membantu agama Islam. Jadi orang faqir ialah orang yang hidupnya untuk berjuang di jalan Allah bukan pemalas yang tidak mau berusaha tetapi usahanya hanya bisa mencukupi kebutuhan minimal dalam keluarganya saja (makan sehari-hari).
4. BADAN
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang di ciptakan Allah di muka bumi ini. Dengan kesempurnaan susunan tubuh serta akal fikiran yang di berikan Allah, manusia di jadikan sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia di bebani taklif agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Jasmani manusia ini di tuntut bekerja untuk melaksanakan fungsi khilafah dalam rangka mengabdi kepada Allah.
Letihnya manusia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah akan di ganjar dengan pahala. Tetapi bila letihnya dalam rangka main-main, mengerjakan maksiat, perbuatan sia-sia, beribadah dengan yang tidak pernah di contohkan rosul Allah saw, maka sia-sialah letihnya itu, bahkan ada yang di ganjar dengan api neraka, karena mereka termasuk orang-orang yang celaka, sebagaimana sabda nabi Allah saw : ” Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa-masa semangat, dan tiap-tiap semangat ada masa lelahnya maka barangsiapa lelah dan letihnya karena melaksanakan sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barang siapa letihnya bukan karena melaksanakan sunnahku, maka dia termasuk orang yang binasa “. (HR Al Hakim dan Al Baihaqi).
Begitulah, pada hari mahsyar masing-masing manusia akan di minta
pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang telah di kerjakan selama hidupnya di dunia ini. Sudah siapkah kita menjawab pertanyaan – pertanyaan yang akan di tanyakan kepada kita pada saat itu ? Kalau belum, kapan lagi kita mempersiapkan diri kalau tidak sekarang ? Kita tidak tahu kapan giliran kita dipanggil, tahun depan, bulan depan, minggu depan, besok, nanti malam, 1 jam lagi atau beberapa menit lagi. Wallahu a’lam.
Oleh Ust. Yazid Abdul Qadir Jawas
7 Golongan Yang Mendapat Pertolongan Allah Di Padang Mahsyar
Nurul Akmal Ibrahim
March 9, 2015
0 Comment
Tahukah anda? Islam menyediakan semua jawapan tentang hidup kita. Samada tentang yang terang atau permasalahan yang ghaib, tentang sejarah serta masa depan; tentang Hidup di Dunia dan Akhirat. Rahsia demi rahsia semuanya boleh dirungkai asal kita dapat mencari kuncinya.
Nak mendapat pertolongan Allah swt di Padang Masyhar nanti? Pun sudah ada jawapan. Bukan satu atau dua, tapi ada banyak cara. Tinggal nak ikut atau tidak sahaja. Tinggal nak buat atau tidak sahaja. Jadi, yang mana satu kita?
Rasulullah saw telah pun membuka rahsia ini lebih 1400 tahun dahulu. Sabda Baginda saw seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra yang bermaksud:
“Tujuh golongan Allah akan menaungi mereka pada hari yang tiada naungan melainkan naunganNya; Pertama: Imam (pemimpin) yang adil. Kedua: Pemuda yang membesar dengan beribadah kepada Allah. Ketiga: Insan yang hatinya terpaut dengan masjid.
Keempat: Dua insan yang berkasih sayang kerana Allah, mereka bertemu dan berpisah kerana Allah. Kelima: Insan yang diajak (digoda) oleh wanita yang berpangkat dan cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takutkan Allah.’ Keenam: Insan yang bersedekah dengan cara yang tersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tangan kanannya. Ketujuh: Insan yang mengingati Allah secara bersunyian lalu menitiskan air matanya.”
Riwayat Bukhari dan Muslim
#1 – Imam (Pemimpin) Yang Adil
Siapa itu imam dan pemimpin? Kepimpinan boleh jadi dalam konteks yang besar dan khas seperti Pemimpin Negara, Pemimpin Masyarakat, Imam, Penghulu, Ketua Polis dan Hakim.Pemimpin juga boleh jadi dalam konteks umum seperti Ketua Rumah Tangga (Suami dan ayah), Ketua Pengawas Sekolah, Pengetua ataupun sekadar Ketua Kumpulan bagi aktiviti rekreasi dan riadah yang dirancang bersama kawan-kawan.
Apabila ada yang memimpin dan ada yang dipimpin, maka wujud dunia kepimpinan di situ. Bagaimana pula dengan diri kita? Adakah kita pemimpin kepada diri sendiri? Rasulullah saw menekankan soal kepimpinan sehingga diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra yang bermaksud:
“Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.Allah swt mewajibkan keadilan sehingga ada lebih dari 50 ayat di dalam Al-Qur’an yang menceritakan tentang keadilan. Adil di dalam Islam bermaksud meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang isteri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya.
Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.”
Riwayat Muslim: 3408
Persoalannya, bagaimana untuk menimbang dan membanding tempat yang betul bagi setiap perkara itu? Sebenarnya Rasulullah saw telah pun memberi contoh melalui syari’at, peraturan, penetapan dan undang-undang yang telah Allah swt maktubkan di dalam Al-Qur’an dan hadith.
Lengkapnya panduan yang Rasulullah saw tinggalkan untuk kita sehingga meliputi semua aspek seperti kekeluargaan, kemasyarakatan, politik, ekonomi, undang-undang, global, sejarah, kesihatan dan sains sehingga tiada alasan untuk kita menidakkan Islam dalam apa-apa perkara sekalipun.
Kerana inilah pentingnya ilmu untuk seorang Muslim belajar bagi mengetahui syari’at yang paling asas, sekalipun sehingga syari’at yang di bawah amanah dan tanggungjawabnya agar mampu memimpin diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Supaya nanti setiap keputusan yang dibuat adalah meletakkan sesuatu pada tempat yang telah ditetapkan mengikut neraca Islam dan neraca Allah swt.
#2 – Pemuda Yang Membesar Dengan Beribadah
Beribadah di sini bukan hanya tertumpu kepada ibadah khusus seperti solat lima waktu, puasa, zakat dan mengerjakan haji.Malah konteks ibadah termasuk menjaga adab dan akhlak di dalam pergaulan, penggerak contoh teladan kepada yang lebih kecil, bertanggungjawab, bersungguh-sungguh mendalami ilmu dan istiqamah dalam amalannya.
Betapa pentingnya masa muda ini sehingga turut ditegaskan lagi di dalam hadith Rasulullah saw yang lain sebagai bermaksud:
“Pada hari Kiamat tidak seorang pun hamba diperkenankan meninggalkan posisinya kecuali ditanya lima perkara; tentang penggunaan umurnya, masa mudanya, kekayaannya dari mana dia peroleh dan untuk apa digunakan dan apa yang dilakukan terhadap ilmunya.”Menurut Syeikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah, kepentingan para pemuda sebagai pembangun dan penegak Islam amat ditekankan di dalam hadith-hadith Rasulullah saw sehingga sering berada di bahagian permulaan hadith.
Riwayat Tirmidzi: 2416
Peranan pemuda cukup besar dan merupakan aset yang sangat berharga kerana ketika usia mudalah segala kudratnya kuat, mindanya tajam, tenaganya ampuh, geraknya pantas dan langkahnya cergas.
Ketika inilah seorang pemuda mampu bangkit dan berjihad untuk Allah swt dan RasulNya dalam pelbagai cabang yang diceburi dalam kehidupannya. Maka saat-saat muda harus dimanfaatkan dengan sepenuhnya dalam pengabdian dan ketaatan kepada Allah swt.
Namun begitu, nafsu di kala berdarah muda ini juga berkeadaan sangat liar dan membara. Amarahnya cukup mudah. Egonya juga agak tinggi. Kematangannya belum ranum. Godaan dunia itu sangat kuat menekan minda dan akalnya.
Maka seorang pemuda yang berjaya menjinakkan nafsunya dan mengawal emosi atas dasar sentiasa ingat dan tunduk patuh pada Allah swt membuktikan kekuatan dan ketaatan yang ada pada dirinya. Dengan segala macam kekuatan dan kenikmatan yang diberi Allah swt ketika waktu muda, di manakah kita habiskannya?
#3 – Insan Yang Hatinya Terpaut Dengan Masjid
Menyelusuri sejarah, peranan masjid sangat utama sebagai pusat ibadah, menyebarkan ilmu, pemerintahan kerajaan, perbincangan permasalahan ummah dan aktiviti kemasyarakatan yang mengukuhkan persaudaraan dan silaturrahim umat Islam dari segi politik, sosial dan ekonomi.Rasulullah saw, para khalifah ar Rasyidin dan Pemerintahan Khilafah Islam telah memberi contoh bagaimana masjid mesti diimarahkan untuk mengajak lebih ramai lagi yang mendatanginya dan bagaimana fungsinya begitu mustahak untuk kesinambungan syiar Islam di atas bumi Allah swt.
Para pencinta masjid adalah mereka yang terus-menerus melaksanakan semua peranan ini di masjid bagi menjaga kemasylahatan umat. Samada mereka adalah yang memimpin, mentadbir, mengurus, menganjurkan aktiviti-aktivi bermanfaat di masjid mahupun yang terlibat dan menghadirinya.
Merekalah para tetamu Allah swt yang suka kepada kebaikan, menuturkan kebaikan dan mengajak kepada kebaikan dalam mengingati Allah swt. Besarnya amanah dan tanggungjawab ini sebenarnya sehingga Allah swt bukan hanya menaungi mereka di akhirat malah juga memuliakan mereka di dunia seperti hadith yang menyebut:
Dari Abu Hurairah ra dan Abu Said al Khudri ra keduanya bersaksi bahawa Nabi saw bersabda:
“Tidaklah satu kelompok yang duduk mengingati Allah kecuali para malaikat menaungi mereka dengan sayap-sayapnya, dan rahmat Allah meliputi mereka, sakinah turun ke atas mereka dan Allah menyebut mereka dalam majlis para malaikat.”Rahmat Allah swt yang luas juga diberikan kepada mereka yang begitu terikat hatinya pada Rumah Allah walau dalam keadaan sembunyi seperti hadith berikut:
Riwayat Muslim
Dari Abu Hurairah ra meriwayatkan bahawa baginda Rasulullah saw bersabda:
“Orang yang sentiasa berulang-alik ke masjid di dalam kegelapan malam mereka itulah orang yang hati sanubarinya tenggelam di dalam rahmat Allah.”
Riwayat Ibn Majah
#4 – Dua Insan Bertemu & Berpisah Kerana Allah
Apakah makna kerana Allah swt? Adakah mereka ini hanya bertemu dan berpisah seperti khalayak biasa atau ada makna lain di sebalik ukhwah dan ziarah menziarahi mereka? Allah swt berfirman:Iman seorang hamba itu diiringi dengan bersaudara dan berkasih sayang. Melalui kasih sayang, maka seorang sahabat atau jiran boleh datang bersilaturrahim tanpa prejudis. Mereka saling memberi dan menerima lalu wujudlah suasana yang harmoni.
Yang paling indah, mereka saling nasihat-menasihati dan mengingati sesama sendiri agar tetap mencintai Allah swt. Lalu bersama-samalah mereka menyokong dan bersegera dalam kerja-kerja kebajikan.
Tidak wujud hasad dan dengki di dalam hati mereka melainkan mengharapkan yang terbaik untuk saudara mereka. Mereka memilih untuk saling menghormati dan melindungi diri, keluarga dan harta benda sesama mereka seperti menjaga diri, keluarga dan harta sendiri.
Andai ditakdirkan perpisahan, mereka tidak bersedih hati kerana peringatan tentang keutamaan mendahului Allah swt itu menjadi pegangan dan prinsip mereka dalam menyebarkan kasih sayang Allah. Kasih sayang ini membentuk kekuatan yang luar biasa sehingga Umat Islam bersatu dalam jihad di jalan Allah swt.
Hari ini kita lihat nilai kemanusiaan semakin terhakis. Sikap mementingkan diri jelas sehingga jiran sebelah rumah pun tidak kenal. Budi bukan suatu yang dipandang tinggi melainkan diletak harga material padanya.
Adakah berkasih sayang itu telah jadi suatu yang mustahil di zaman ini? Ayuh! Kita mulakan dengan yang paling mudah sekali seperti anjuran Rasulullah saw di dalam hadith di bawah:
“Demi yang diriku di dalam genggamanNya, kamu tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kamu berkasih sayang. Mahukah kamu aku (nabi) tunjukkan sesuatu yang apabila kamu melakukannya maka akan lahirlah kasih sayang? Sebarkan salam di antara kamu.”
Riwayat Muslim dari Abu Hurairah
#5 – Insan Yang Menolak Godaan Wanita
Wanita, godaan dan fitnah darinya sering menjadi peringatan para nabi dan rasul kepada umat masing-masing. Samada kisah Hawa yang memujuk Nabi Adam as memakan buah larangan sehingga tercampak keluar dari syurga.Atau kisah Nabi Yusuf as yang menolak godaan Zulaikha dengan tegas kerana takutkan Tuhannya; kedua-dua kisah ini mempunyai pengajarannya sendiri. Manusia dicipta dengan nafsu dan beruntunglah mereka yang kuat menjaga maruahnya agar tidak tertipu dan terpedaya dengan keseronokkan sementara lakonan dunia.
Di mana Tuhan? Bagaimana Tuhan? Suatu yang tidak pernah dilihat oleh mata kepala sehingga sering manusia terlalai dan terlupa. Oleh itu, sangat hebatlah apabila seorang hamba mengelak ujian ini semua dengan kesedaran yang tinggi bahawa Allah swt sentiasa mengawasinya.
Justeru golongan yang sentiasa takutkan Allah swt ternyata mempunyai tingkat taqwa yang sangat tinggi sehingga setiap detik hidupnya mampu dirasakan kehadiran Allah swt. Menurut menantu Rasulullah saw, Saidina Ali bin Abi Talib apabila ditanya tentang taqwa beliau menjawab:
“Taqwa adalah takut kepada Allah Yang Maha Agung, mengamalkan wahyu, puas terhadap yang sedikit dan bersiap-siap untuk menghadapi Hari Kebangkitan.”Dari sini difahamkan bahawa seorang yang takut pada Allah swt bukan sahaja berusaha mengelak dari godaan nafsu malah sentiasa bersiap siaga berdepan hari Kebangkitan dalam apa jua aspek. Bahkan tidak hairanlah kedudukan mereka dilindungi Allah swt di hari Kiamat atas ganjaran buat segala persiapan yang mereka lakukan sepanjang hidup lagi.
#6 – Insan Yang Ikhlas Bersedekah
Tangan kiri berada sangat dekat dengan tangan kanan. Namun apa yang dilakukan oleh tangan kanan tidak disedari oleh tangan kiri. Inilah ikhlas; melakukan sesuatu tanpa mengharap balasan dan pujian dari manusia.Apabila bimbang pada kemungkinan untuk menjadi riak dan ujub, maka amalan-amalan itu lebih baik disembunyikan dari khalayak. Diantara ungkapan Saidina Ali bin Abi Talib yang boleh menjadi pelajaran adalah:
“Suatu keburukan yang menyesakkanmu lebih baik di sisi Allah daripada kebaikan yang membuatmu ujub.”Ada manusia mengerjakan suatu kebajikan kerana ingin menunjuk-nunjuk pada yang lain. Kesombongan dan ketakburannya terserlah pada akhlak yang keji sehingga menghina orang lain walaupun ketika melakukan suatu ibadah yang mulia seperti bersedekah. Allah melarang sikap ini dan amalan yang tidak diterima diumpamakan seperti di dalam firmanNya:
Bersedekahlah. Melaluinya dihubungkan silaturrahim, dikongsi kasih sayang, membersihkan harta, membersihkan hati dan diredhai Allah swt. Namun buatlah dengan beradab. Kerana Allah swt tidak menilai besar kecilnya tapi Allah swt menilai ikhlas, taqwa dan tawadhuk si pemberi sedekah itu.
#7 – Insan Yang Menangis Mengingati Allah
Apa yang diingati seorang hamba terhadap Tuhannya? Takut bila mengenangkan dosa-dosa yang menggunung dan azab keras yang menanti di akhirat. Rasa syukur pada nikmat-nikmat yang tidak terhitung dari Tuhan setiap hari untuknya. Sedar pada setiap teguran yang disampaikan lewat dugaan dan ujian.Gembira pada khabar berita ganjaran-ganjaran indah di kerajaan syurga. Terharu pada kasih sayang yang mencurah-curah dari Tuhan semesta alam untuknya. Rindu pada wajah Kekasih yang tak pernah curang dan gelisahnya menanti saat kembali untuk akhirnya bertemu.
Terlalu banyak. Malam yang hening,ini hanya ada kamu dan Tuhan. Memikirkan kebesaranNya dan betapa bodohnya diri sendiri, adakah masih tidak mampu mengundang tangis? Rasulullah saw bersabda:
“2 mata, yang keduanya tidak akan tersentuh api Neraka iaitu mata yang menangis kerana takut kepada Allah, mata yang di malam hari berjaga-jaga (dari musuh) di jalan Allah.”Terlalu keras sekeping hati yang tidak mampu untuk menangis bila mengingati Tuhan. Sedarkah? Apa sudah cukup selamatkah keberadaan kita di dunia dan sudah cukup terjaminkah tempat kita di akhirat?
Riwayat Tirmidzi, kitab Fadbaa-ilil jibaad ‘an Rasulillaah, bab Maa Jaa-a fii Harasi fii sabilillaah: 3829
Dari Uqbah bin Amir ra, dia berkata:
Aku bertanya, “Wahai Rasulullah bagaimana caranya agar selamat?” Rasulullah bersabda: “Kendalikan lisanmu, hendaknya rumahmu membantumu merasa nyaman (untuk beribadah), dan menangislah karena dosa-dosamu.”Sungguh Sang Khaliq sentiasa merindui bicara hamba-hamba kepadaNya. Dia sentiasa menanti dan menunggu saat hamba kembali mengharapkan hanya Dia. Sunyinya seorang hamba dengan Sang Pencipta bukan sahaja di dalam sujud sepertiga malam.
Riwayat Tirmidzi
Tapi sunyinya sebuah jiwa yang hanya bersama Sang Pencipta di kala siang sehingga dunia bukan lagi runsingan dan perhatiannya. Secara ringkas terdapat persamaan dikalangan golongan-golongan yang disebut Nabi di atas. Mereka adalah insan-insan yang takut pada Allah swt.
Kerana itu setiap tindakan, fikiran dan keputusan adalah atas dasar mengusahakan apa yang disuruhNya dan menghindarkan apa yang dilarangNya. Kesemua ini bukan hanya kerana sifat Taqwa dan tanda keTaatan sebagai hamba.
Sebaliknya juga untuk melibatkan interaksi, intergriti dan menjaga hubungan sesama manusia dan makhlukNya. Mereka menyebarkan kasih sayang ke seluruh alam kerana Allah swt itu penuh dengan Rahman dan Rahim.
Jadi, di mana kita?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan