Dari ayat di atas, dapat disimak bahwa Allah menyuruh manusia memakan apa saja di dunia ini yang diciptakanNya, sepanjang batas-batas yang halal dan baik (thayibah). Selain ayat-ayat di atas banyak lagi ayat dalam Al Qur´an yang berisi suruhan atau perintah agar manusia berhati-hati dalam memilih makanan, dapat memisahkan mana yang halal (dibolehkan) dan mana yang haram (tidak diijinkan), cara memperoleh makanan itu dan makanan itu baik dari segi kesehatan jasmani maupun rohani, a,l seperti pada ayat-ayat : Q.S Al Baqarah (2) : 172, QS An Nahl (16) : 114, QS Al Mu´minun (23) : 51, QS Al Araaf (7) :31, QS Al Anàm (6) :145, QS Al Maidah (5) : 3, QS Al Anàm (6) :121 QS Al Baqarah (2) :173, QS An Nahl(16):115.
Cukup banyak ayat-ayat Allah SWT yang memperingatkan kita akan halnya makanan, apakah manusia tidak cukup memperhatikannya ? Padahal otot, tulang otak, paru-paru, hati, alat-alat buangan semua di bangun dari apa yang kita makan. Bila kita menghindari makanan-makanan yang tidak baik (junk food), maka akan dihasilkan tulang yang kokoh, otot yang kuat, pipa/saluran-saluran yang bersih, otak yang cemerlang, paru-paru dan hati yang bersih, jantung yang dapat memompa darah dengan baik. Dan diperintah manusia untuk selalu memperhatikan makanannya, seperti firman Allah "Maka seharusnya manusia memperhatikan makanannya" (QS Abasa (80) : 24). Mengapa ? Karena manusia yang ingin sehat jasmani rohaninya, salah satu faktor yang menunjang adalah dari makanan dan pola makanan yang diterapkan.
Jadi bagi seorang muslim makan dan makanan bukan sekedar penghilang lapar saja atau sekedar terasa enak dilidah, tapi lebih jauh dari itu mampu menjadikan tubuhnya sehat jasmani dan rohani sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai "khalifah fil Ardhi". Rasulullah SAW pernah berkata dalam suatu hadistnya: "Seorang hamba Allah tidak akan berpindah dua kakipun pada hari kiamat, sampai ia mampu menjawab empat hal: umurnya bagaimana dihabiskan, pengetahuan bagaimana diamalkan, hartanya bagaimana dinafkahkan serta tubuhnya bagaimana digunakan atau diboroskan" (HR.Tirmidzi).
Tubuh manusia bisa diumpamakanseperti mesin yang sangat rumit dan tidak ada tandingannya . Seperti halnya mesin yang memiliki berbagai komponen, maka agar mesin itu dapat selalu berjalan dengan mulus perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain perlu dipelihara dan dijaga kebersihannya, diberi waktu beristirahat, dan digunakan dengan hati-hati
sesuai fungsinya. Demikian pula tubuh manusia, yang memiliki mekanisme yang sangat rumit itu dan salah satu segi pemeliharaan tubuh itu dengan makanan. Dan tentu saja jika fungsi tersebut ada yang salah , misalnya tubuh terserang penyakit maka manusia harus
mengoreksi dirinya , tentu ada sesuatu yang salah dalam segi perawatan dan pemeliharaannya. Karena Allah tak akan menghadirkan bencana disebabkan ulah manusia itu sendiri, seperti dalam firmanNya "Apa saja ni'mat yang kamu peroleh adalah dari Allah dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari ( kesalahan) dirimu sendiri" (QS.An Nissa (4) : 79).
Begitu banyak hasil penelitian para ahli yang menyatakan kesalahan dalam makanan dapat mengganggu beberapa kerja tubuh, hingga akhirnya baik langsung ataupun tidak langsung dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti : penyakit kronis pada jantung, paru-paru, darah tinggi (hypertenssion), diabetes, penyakit lambung dan usus (peptic ulcer disease), kegemukan (obesity), depresi, tumor, kanker dsb. Mengapa itu terjadi dari makanan? Mungkin manusia terlalu banyak makan, terlalu banyak garam, terlalu banyak gula, terlalu banyak lemak dan kholesterol, terlalu banyak bahan makanan tambahan (food additive), alkohol, merokok dsb. Padahal semua yang berlebihan itu tidak disukai Allah SWT, seperti dalam firman-Nya:
"....,makan minumlah dan jangan berlebih-lebihan (melampaui batas yang dibutuhkan tubuh dan batas-batas yang dihalalkan)". Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan"( QS Al Araaf (7) : 31)
Makanan yang Halal dan Haram
Makanan yang halal, yaitu makanan yang diijinkan bagi seorang muuslim untuk memakannya. Islam menghalalkan sesuatu yang baik-baik. Makanan yang haram adalah terlarang seorang muslim untuk memakannya. Banyak pendapat yang menterjemahkan makanan "halal" tersebut. Akan tetapi pada umumnya dapat dikatakan makanan tersebut halal bila :
Najis (Filth) dalam hal di atas, didefinisikan dalam 3 golongan : pertama, bersih dari sesuatu yang diperuntukkan untuk upacara-upacara/berhala, kedua yang dapat ditoleransi karena sulit untuk menghindarinya seperti darah dari nyamuk, dan insek lainnya, ketiga yang tak dapat ditoleransi seperti minuman yang memabukkan dan beracun serta bangkai. Sebaliknya makanan tersebut haram bila :Tidak berbahaya atau mempengaruhi fungsi tubuh dan mental yang normal Bebas dari "najis(filth)" dan produk tersebut bukan berasal dari bangkai dan binatang yang mati karena tidak disembelih atau diburu Bebas dari bahan-bahan yang berasal dari babi dan beberapa binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim kecuali dalam keadaan terpaksa Diperoleh sesuai dengan yang sudah ditentukan dalam Islam
- Berbahaya dan berpengaruh negativ pada fisik dan mental manusia
- Mengandung najis(filth) atau produk berasal dari bangkai, babi dan binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim
- Berasal dari binatang yang diijinkan, tetapi tidak disembelih dngan aturan yang telah ditetapkan (secara islam) dan tidak dilakukan sepatutnya.
"Telah diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih atas nama selain Allah, yang (mati) dipukul, yang(mati) karena jatuh dari atas, yang (mati) karena ditanduk, yang (mati) karena dimakan binatang buas kecuali yang sempat kamu sembelih dan yang disembelih untuk berhala....".
Alkohol/Arak (Al Khamr)
Ayat-ayat Al Qur´an yang mengharamkan khmar, antara lain dalam QS Al baqarah (29 : 219, QS Al Maidah (5) : 90-91.
Ketika Nabi Muhammad SAW pertamakali menyampaikan larangan khamr, beliau tidak memandangnya dari segi bahan yang dipakai untuk membuatnya tetapi dari segi pengaruh yang ditimbulkan, yaitu "memabukkan". Dan memang suatu kenyataan pengaruh khamr itu tidak saja pada tubuh manusia, juga mampu mengubah jalan fikiran manusia. Apa yang dapat diharapkan dari orang yang tak mampu mengambil keputusan yang benar, tak mampu menjaga tubuhnya dari hal yang salah dan memalukan, tak mampu menjaga kualitas kemanusiaannya. Dan Islam selalu mengambil jalan pencegahan, dilaranglah khamr dalam bentuk apapun dalam jumlah bagaimanapun, seperti beberapa hadist :
Berkata nabi Muhammad SAW :
- " Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram" (HR Muslim)
- "Apa saja yang memabukkan dalam jumlah banyak, maka sedikitpun adalah haram (HR Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
- "Khamr adalah sumber dari segala kejahatan" (HR Bukhari)
- "Rasulullah SAW melaknat tentang khamr, 10 golongan : (1)yang memerasnya, (2)yang meminta diperaskan, (3)yang meminumnya, (4)yang membawanya, (5)yang minta diantari, (6)yang menuangkan, (7)yang menjualnya, (8)yang makan harganya, (9)yang membelinya, (10)yang minta dibelikan.
"...., dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan"
(QS Al Baqarah (2) :195) Ada satu segi yang oleh sementara orang ditanyakan, yaitu : tentang arak yang dipakai untuk berobat. Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah menjawabnya : "Dilarang! Kata laki-laki itu kemudian "Innama nashnauha liddawa (=kami hanya pakai untuk berobat)". Maka jawab Nabi SAW selanjutnya " Innahu laysa bidawaain wa laakinnahu daaun(0arak itu bukan obat, tetapi penyakit) (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dan Sabdanya pula :
"Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat dan menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit itu ada obatnya, oleh karena itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram" (HR Abu Dawud)
Di samping itu Ibnu Qayim memperingatkan pula, jika ditinjau dari kejiwaan "bahwa syarat sembuh dari penyakit haruslah berobat yang diterima akal dan yakin akan manfaat obat itu serta adanya berakah kesembuhan yang dibuat Allah".
Produk yang Meragukan
Ada suatu perbedaan antara produk-produk beralkohol dan produk-produk yang berasal dari binatang yang diharamkan. Pada produk-produk dari binatang itu banyak hal yang tidak detail dijelaskan asalnya, dan hal ini menimbulkan keraguan. Hal ini terutama bagi mereka yang hidup dimana terbukanya pengaruh-pengaruh internasional (lingkungan kosmopolit), sehingga dari mana produk itu berasal tidaklah jelas. Dan bagi seorang muslim perlu mempunyai sikap wara (hati-hati) agar tidak jatuh ke daerah yang haram.
Sperti sabda Rasulullah SAW :
"Yang halal sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas dan diantaranya ada beberapa perkara yang belum jelas (syubhat), banyak orang yang tidak tahu : apakah ia masuk bagian yang halal atau haram? Maka barangsiapa menjauhinya karena ingin membersihkan agama dan kehormatannya maka ia selamat; dan barangsiapa mengerjakan sedikitpun daripadanya hampir-hampir ia akan jatuh ke dalam haram, sebagaimana orang yang menggembala kambing di sekitar daerah terlarang, dia hampir-hampir akan jatuh kepadanya. Ingatlah! Bahwa tiap-tiap raja mempunyai daerah larangan, ingat pula bahwa larangan Allah itu adalah semua yang diharamkan" (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Jelasnya Islam mempersempit daerah haram dan memperlebar daerah halal, akan tetapi dalam mengambil suatu keputusan harus yakin bahwa itu masih dalam daerah yang diijinkan menurut syara. Di samping itu, Islam memberikan perkenan untuk memakan yang haram dalam keadaan terpaksa atau "darurah", walaupun demikian dalam syariat islam kalau sampai terjadi keadaan darurah, ada hukumnya sendiri.
"Barangsiapa terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun dan Maha Pengasih" (QS Al Anám 146)
Islam melarang sesuatu tentu karena ada sebab dan hikmahnya, dan merupakan suatu cobaan bagi umatnya, apakah akan mengikuti atau melanggarnya. Dibalik semua itu Allah tidak akan memberatkan suatu kaum dengan larangan-larangan-Nya, seperti firman-Nya :
"Allah tidak menghendaki untuk memberikan kamu suatu beban yang berat, tetapi ia berkehendak untuk membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya kepadamu supaya kamu bersyukur (QS Al maidah (5) :6)
Sumber Pustaka
Senin, 28 Februari 2011
ETIKA MAKAN DAN MINUM MENURUT PANDANGAN ISLAM
Orang Muslim melihat
makanan dan minuman itu sebagai sarana, dan bukan tujuan. Ia makan
dan minum untuk menjaga kesehatan badannya karena dengan badan yang
sehat, ia bisa beribadah kepada Allah Ta’ala dengan maksimal. Itulah
ibadah yang menyebabkannya memperoleh kemuliaan, dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Ia tidak makan minum karena makanan Dan minuman,
serta syahwat keduanya saja. Oleh karena itu, jika ia tidak lapar ia
tidak makan, dan jika ia tidak kehausan maka ia tidak minum.
Rasulullah saw. bersabda, “Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali kami lapar, dan jika kami makan maka kami tidak sampai kekenyangan.”
Etika Sebelum Makan
Etika sebelum makan adalah sebagai berikut :
Etika ketika sedang Makan
Di antara etika sedang makan ialah sebagai berikut:
Etika Setelah Makan
Di antara etika setelah makan ialah sebagai berikut:
Sumber : http://ustadchandra.wordpress.com/2010/01/07/etika-makan-dan-minum/
ADAB MAKAN DAN MINUM MENURUT ISLAM
Assalamualaikum warahmatullah,
Kita semua maklum, agama Islam mengajar umat beradab dalam melakukan setiap pekerjaan atau apa saja perkara, sehari-hari. Adab atau akhlak bererti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Budi pekerti ada yang baik dan ada yang buruk, yang baik disebut sifat mahmudah dan yang buruk pula disebut sifat mazmumah. Adab yang baik akan membentuk masyarakat yang harmoni dan yang buruk pula akan mengkucar-kacirkan keadaan.
Adab yang baik adalah penting, oleh yang demikian Nabi diutuskan oleh Allah untuk memperbaiki akhlak dan adab manusia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Alhamdulillah, hari ini LamanSeri berkesempatan kongsikan adab atau etika makan dan minum menurut Islam berdasarkan sunnah Rasulullah SAW.
Adab makan dan minum menurut Islam meliputi tiga perkara, iaitu adab sebelum makan, adab ketika makan dan adab sesudah makan.
Adab sebelum makan
1. Makanan yang halal
Hendaknya berusaha mendapatkan makanan yang halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram, ini berdasarkan firman Allah SWT yang bermaksud, “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu ....” (Surah al-Baqarah, 172)
2. Betulkan niat
Niatkan tujuan dalam makan dan minum untuk menguatkan badan, agar dapat melakukan ibadah dan hal-hal lain yang berguna.
3. Mencuci tangan
Mencuci kedua tangan sebelum makan, jika dalam keadaan kotor atau ketika belum yakin dengan kebersihannya. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang bermaksud, “Apabila Rasulullah SAW hendak tidur sedangkan baginda dalam keadaan junub, maka baginda berwuduk terlebih dahulu dan apabila hendak makan, baginda mencuci ke dua tangannya terlebih dahulu.” (Hadis riwayat Ahmad)
4. Hidangkan makanan
Meletakkan hidangan makanan di atas sutrah atau seprah (alas yang biasa dipakai untuk meletakkan makanan) di atas lantai, tidak diletakan di atas meja makan, kerana hal itu lebih mendekatkan pada sikap tawaduk. Hal ini sebagaimana hadis dari Anas r.a., dia berkata “Rasulullah SAW tidak pernah makan diatas meja makan dan tidak pula di atas sukurrujah.” (Hadis riwayat Bukhari no. 5415)
5. Duduk dengan tertib
Hendaknya duduk dengan tawaduk, iaitu duduk di atas kedua lututnya atau duduk di aras punggung kedua kaki atau berposisi dengan kaki kanan ditegakkan dan duduk diatas kaki kiri. Sebagaimana posisi duduk Rasulullah SAW yang didasari dengan sabda baginda, “Aku tidak pernah makan sambil bersandar, aku hanyalah seorang hamba, aku makan sebagaimana layaknya seorang hamba makan dan aku pun duduk sebagaimana layaknya seorang hamaba duduk.” (Hadis riwayat Bukhari no.5399)
6. Bersyukur dengan apa yang dihidangkan
Hendaknya merasa syukur dan redha dengan makanan apa saja yang telah dihidangkan dan tidak mencela makanan, berdasarkan hadis Rasulullah. Dari Abu Hurairah r.a., “Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan apabila baginda berselera, baginda memakannya. Sedangkan jika tidak suka (tidak berselera), maka baginda meninggalkannya.” (Hadis riwayat Bukhari no. 3563)
7. Makan berteman
Hendaknya makan bersama-sama dengan orang lain, baik tamu, keluarga, kerabat, anak-anak atau pembantu, sebagaimana hadis Rasul Rasulullah SAW yang bermaksud, “Berkumpulah kalian dalam menyantap makanan kalian (bersama-sama), kerana di dalam makan bersama itu akan memberikan berkah kepada kalian.” (Hadis riwayat Abu Daud no. 3764)
Adab ketika makan
1. Mulakan dengan ucapan ‘basmalah’
Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW dari Aisyah r.a. yang bermaksud, “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah ‘bismillah’ dan jika ia lupa untuk mengucapkan ‘bismillah’ di awal makan, maka hendaknya ia mengucapkan ‘bismillah awwaluhu wa akhirahu’.” (Hadis riwayat Abu Daud no 3767 dan at-Tirmidzi)
2. Gunakan tangan kanan (tangan kiri dilarang)
Dari Salamah bin al-Akwa’ r.a., seorang lelaki sedang makan dengan tangan kirinya berhampiran dengan Rasulullah SAW. Maka baginda berkata: “Makanlah dengan tangan kananmu.” Lelaki itu berkata: “Aku tak boleh.” Baginda menjawab, “Engkau tidak boleh!? Tidaklah yang menghalangnya kecuali sifat bongkak!!” Kemudian tidak dapat diangkat tangannya ke mulut. (Hadis riwayat Muslim)
Dari Jabir r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Jangan engkau makan dengan (tangan) kirimu, sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan (tangan) kirinya.” (Hadis riwayat Muslim)
3. Galakkan menggunakan 3 jari
Digalakkan makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan, menyedikitkan suapan, memperbanyak kunyahan, makan dengan apa yang terdekat darinya dan tidak memulai dari bahagian tengah piring.
Ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, “Wahai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.” (Hadis riwayat Bukhari no.5376) dan sabda baginda lagi, “Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir piring dan janganlah memulai dari bahagian tengahnya.” (Hadis riwayat Abu Daud no. 3772)
Dari Ka’ab bin Malik r.a., “Aku melihat Rasulullah SAW makan menggunakan tiga jari.... (ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah).” (Hadis riwayat Muslim)
4. Makan yang berhampiran
Dari Umar bin Abi Salamah r.a. berkata, aku merupakan hamba di rumah Rasulullah SAW dan pernah tanganku menjalar-jalar ke serata hidangan (ketika hendak makan). Maka Rasulullah SAW berkata : “Wahai budak, ucapkan ‘bismillah’, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang hampir denganmu.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
5. Mula makan dari tepi (pinggir)
Dari Ibn Abbas r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Keberkatan terdapat di tengah-tengah makanan, maka mulakan makan dari tepi dan jangan mulakan makan dari tengah.” (Hadis riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi)
6. Larangan mencela makanan
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: “Tidak sekali-kali Rasulullah SAW mencela makanan. Jika Baginda menyukainya, maka Baginda makan. Jika Baginda tidak menggemarinya, maka Baginda tidak makan.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
7. Anjuran bernafas 3 kali dan tidak meniup makanan/minuman
Tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin. Tidak boleh juga untuk meniup pada minuman yang masih panas, apabila hendak bernafas maka dianjurkan bernafas di luar gelas sebanyak 3 kali, sebagaimana riwayat Anas bin Malik r.a., “Rasulullah SAW jika minum, baginda bernafas (meneguknya) tiga kali (bernafas di luar gelas).” (Hadis riwayat Bukhari)
Dari Anas bin Malik r.a. beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah SAW minum baginda mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan baginda bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih selesa dan lebih nikmat.” Anas mengatakan, “Oleh kerana itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW juga bersabda dari Abu Said al-Khudri r.a., yang bermaksud, “Rasulullah SAW melarang untuk meniup (dalam gelas) ketika minum.” (Hadis riwayat at-Tirmidzi no.1887)
8. Kutip/pungut makanan jatuh
Memungut makanan yang jatuh ketika saat makan sebagai cermin rasa syukur kita. Apabila ada sesuatu dari makanan yang terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bahagian yang kotornya kemudian memakannya.
Dari Jabir r.a., Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Apabila jatuh sebahagian (kecil) makanan seorang dari kamu, ambil dan buang bahagian yang terkena kotoran dan makanlah ia, dan jangan tinggalkan ia untuk syaitan, dan jangan dia menyapu tangannya dengan kain sehingga dia menjilat jarinya dahulu kerana dia tidak mengetahui pada makanannya, bahagian mana yang terdapat keberkatan.” (Hadis riwayat Muslim)
Dalam riwayat yang lain, dari sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang di antara kalian terjatuh, maka hendaklah dia membersihkan bahagiannya yang kotor, kemudian memakannya dan jangan membiarkannya untuk syaitan.” (Hadis riwayat Ahmad)
9. Tidak bersandar ketika makan
Dari Abi Juhaifah Wahb bin Abdullah r.a. berkata : Rasullah SAW bersabda, “Aku tidak makan sambil bersandar.” (Hadis riwayat Bukhari)
Adab sesudah makan
1. Makruh makan terlalu banyak atau terlalu sikit
Hendaknya menghindari diri dari kenyang yang melampaui batas. Menghentikan makan dan minum sebelum sampai kenyang, hal ini semata-mata meneladani Rasulullah SAW, yang menghindari (mengelakkan) diri dari kekenyangan yang menyebabkan sakit perut yang akut dan kerakusan dalam hal makan yang dapat menghilangkan kecerdasan.
Dari Miqdam bin Ma’di Karib, beliau menegaskan bahawasanya beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekadar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga). Maka jika tidak mahu (jika tidak ada pilihan lain), maka ia dapat memenuhi perutnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, sepertiga lagi untuk nafasnya.” (Hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Majah no. 3349)
2. Jilat jari setelah selesai
Hendaknya menjilati jari-jemarinya sebelum mencuci tangannya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “apabila salah seorang di antara kalian telah selesai makan, maka janganlah ia mengusap tangannya hingga ia menjilatnya atau meminta dijilatkan (kepada isterinya atau anaknya).” (Hadis riwayat Bukhari no. 5456)
Dari Ibn Abbas r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang daripada kamu telah selesai makan makanan, maka jangan disapu jari-jari sehingga dijilat (terlebih dahulu) atau dijilatkan (oleh orang lain).” (Hadis riwayat Muslim)
3. Memuji Allah
Hendaknya memuji Allah Taala setelah makan dan minum, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “barangsiapa sesudah selesai makan berdoa: “Alhamdulillaahilladzi ath‘amani haadzaa wa razaqaniihi min ghoiri haulin minni walaa quwwatin”, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (Hadis riwayat Abu Daud no 4023)
4. Doa setelah selesai makan
Dari Abi Umamah r.a., aRasulullah SAW apabila selesai makan menyebut, “Alhamdulillahi katsiran toyyiban mubarakan fih, ghaira makfiyyin wa la muwaddi’n wa la mustaghnan ‘anhu rabbana.” (Hadis riwayat Bukhari)
Dari Muad bin Anas r.a. berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesiapa yang selesai makan, kemudian menyebut, “Alhamdulillaahilladzi ath‘amani haadzaa wa razaqaniihi min ghoiri haulin minni walaa quwwatin”, akan diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadis riwayat at-Tirmidzi)
5. Berkumur atau bersugi
Membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela giginya, dan berkumur untuk membersihkan mulutnya.
Lain-lain perkara
1. Menjawab salam
Imam Nawawi dalam al-Azkar mengatakan makruh hukumnya memberikan salam kepada orang yang sedang makan. Orang yang diberi salam pula tidak wajib menjawabnya.
Beliau menghuraikan apakah maksud hukum makruh itu. Katanya: “Hukum makruh itu ialah apabila makanan itu berada dalam mulutnya, jika mulutnya tiada makanan, maka tidak mengapa diberi salam dan salam itu wajib dijawab.” (al-Azkar, edisi tahqiq 2003, Daar al-Hadith, Cairo. ms 238)
2. Bercakap ketika makan
Dalam al-Adzkar, Imam Nawawi mengatakan, “Dianjurkan berbicara ketika makan. Berkenaan dengan ini terdapat sebuah hadis yang dibawakan oleh Jabir r.a. sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam “Bab memuji makanan”. Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab al-Ihya mengatakan bahwa termasuk etika makan ialah membicarakan hal-hal yang baik sambil makan, membicarakan kisah orang-orang yang soleh dalam makanan.” (al-Adzkar hal 602, edisi terjemah cet. Sinar baru Algen Sindo)
Menurut al-Hafidz dan Syaikhul Islam Ibn al-Qayyim r.a., pendapat yang benar ialah Rasulullah SAW bercakap dan berbual semasa makan. Dalam kitabnya al-Zaad (2/397), ada kalanya Rasulullah SAW bertanya apakah menu pada hari ini dan memuji menu tersebut (Hadis riwayat Muslim: 2052), ada kala Rasulullah SAW mengajar adab dan susila makan kepada kaum keluarganya (Hadis riwayat Bukhari: 5061) dan ada ketika Rasulullah SAW sentiasa menggalakkan tetamu baginda supaya menambah lauk-pauk dan minuman. (Hadis riwayat Bukhari 6087).
Adalah tidak benar tempat mengadap makanan menjadi tempat yang kaku dan senyap sepi dari perbualan. Tetapi, tidaklah bercakap itu apabila makanan penuh di dalam mulut.
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
Aisyah r.a. mengatakan, “bahawa Rasulullah SAW bila hendak tidur dalam keadaan junub maka beliau berwudhu terlebih dahulu, dan apabila baginda hendak makan maka baginda mencuci kedua tangannya terlebih dahulu.” (Hadis riwayat Nasa’ie no. 256, Ahmad, 24353, dan lain-lain)
Mengenai mencuci tangan sesudah makan, Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang tidur dalam keadaan tangannya masih berbau daging kambing dan belum dicuci, lalu terjadi sesuatu, maka janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR. Ahmad no. 7515, Abu Dawud no. 3852)
4. Berwuduk jika berjunub
Aisyah r.a. menyebutkan, “bahawa Rasulullah SAW jika dalam keadaan junub lalu hendak makan atau tidur, maka baginda berwuduk terlebih dahulu, seperti berwuduk untuk solat.” (Hadis riwayat Bukhari no 286 dan Muslim no 305)
5. Tidak melengahkan makan setelah terhidang
Dari Anas r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah solat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
6. Jangan tergesa-gesa menghabiskan makan
Ibnu Umar menyatakan bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian tergesa-gesa menyelesaikan makan malam kalian jika sudah disajikan.” (Hadis riwayat Ahmad)
7. Tidak mengambil makanan lebih dari satu
“Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang mengambil makanan lebih dari satu kecuali sesudah minta izin kepada saudaranya.” (Hadis riwayat Bukhari no. 2455 dan Muslim no 2045) Ibnul Jauzi mengatakan, “Hadis ini berlaku pada saat makan bersama-sama. Pada saat makan bersama biasanya orang hanya mengambil satu kurma saja. Maka jika ada orang yang mengambil lebih dari satu, maka bererti dia lebih banyak daripada yang lain. Sehingga harus minta izin terlebih dahulu dari orang lain.” (Kasyful Musykil, 2/565)
8. Menyantap makanan setelah dingin
Dalam Zaadul Ma’ad (4/223) Imam Ibnul Qoyyim mengatakan, “Rasulullah SAW tidak pernah menyantap makanan dalam keadaan masih panas.”
9. Makan dan minum sambil berdiri
Dalam riwayat Ahmad dinyatakan bahawa Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Apa yang kalian lihat jika aku minum sambil berdiri. Sungguh aku melihat Rasulullah SAW pernah minum sambil berdiri. Jika aku minum sambil duduk maka sungguh aku pernah melihat Rasulullah SAW minum sambil duduk.” (Hadis riwayat Ahmad no 797)
Dari Ibnu Umar, beliau mengatakan, “Di masa Rasulullah SAW (sebelum wafat), kami minum sambil berdiri dan makan sambil berjalan.” (Hadis riwayat Ahmad no 4587 dan Ibnu Majah no. 3301)
Mengenai hadis-hadis di atas ada Ulama yang berkesimpulan bahawa minum sambil berdiri itu diperbolehkan meskipun yang lebih baik adalah minum sambil duduk.
10. Penyedia minuman yang terakhir minum
Dari Abu Qatadah r.a., Rasulullah SAW mengatakan, “Sesungguhnya orang yang menyediakan minuman kepada sekelompok orang adalah orang yang minum terakhir kali.” (Hadis riwayat Muslim no. 281)
11. Anjuran makan bersama dalam satu pinggan
Dari Jabir bin Abdillah r.a., beliau menyatakan bahawa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Makan satu orang itu cukup untuk dua orang. Makanan dua orang itu cukup untuk empat orang. Makanan empat orang itu cukup untuk delapan orang.” (Hadis riwayat Muslim no 2059)
12. Larangan menghadiri jamuan yang menyediakan khamr (yakni arak)
Rasulullah SAW juga bersabda, “Barang siapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menghadiri jamuan yang memberikan khamr (yakni arak).” (Hadis riwayat Ahmad no. 14241)
13. Galakan makan beramai-ramai
Dari Anas bin Malik r.a., “Sesungguhnya Rasulullah SAW tidaklah makan siang dan makan malam dengan menggunakan roti dan daging kecuali dalam hidangan bersama orang ramai.” (Hadis riwayat Ahmad, Abu Ya’la, Ibn Hibban dengan sanad sahih)
Namun, tidaklah dilarang makan bersendirian berdasarkan firman Allah SWT yang bermaksud, “Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian.” (Surah an-Nur 61)
Sekiranya ianya bertepatan dengan kebenaran maka datangnya dari Allah dan kiranya tersilap ianya dari kelemahan diri dan gangguan syaitan.
Semoga bermanfaat…
Sumber : http://laman-seri.blogspot.com/2010/07/adab-makan-dan-minum-menurut-islam.html
KESEHATAN MENURUT PANDANGAN ISLAM
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Maa’idah, 5: 3).
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia” demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan. A.Kebersihan, membersihkan dan menyucikan diri
Penanggulangan dan penanganan epidemi penyakit
Makanan
Olahraga
Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani yang kuat dan sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara memanah, berenang, dan berkuda.
Kesehatan seksual
Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi orang muslim, karena sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia, namun Islam menolak pendapat ilmuwan yang menekankan perilaku seksual sebagai motif utama seseorang untuk bertindak.
Islam memberikan jawaban bagi kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan batin. Kesehatan jiwa mempengaruhi kesehatan badan.
G. Puasa
Puasa, bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam dalam menegakkan agama, sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain melaksanakan perintah puasa. Betapa pentingnya berpuasa sehingga Allah menempatkan posisi hamba-Nya yang berpuasa dengan posisi yang istimewa. ”Puasa itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan Aku akan memberi pahala semau-Ku.” Keistimewaan itu sudah barang tentu ada tujuan Allah agar mendapatkan hikmah pada dirinya, yaitu kesehatan dan sekaligus kebahagiaan. Janji Allah diberikan kepada orang yang berpuasa ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim: ”Berpuasalah maka anda akan sehat.” Dengan berpuasa akan sehat jasmani, rohani dan hubungan sosial.
1. Manfaat bagi Kesehatan Badan (jasmani).
Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim yang meragukan manfaat puasa bagi kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul ”Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam” oleh Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir), ditegaskan puasa sangat berguna bagi kesehatan. Antara lain:
Perasaan (mental) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Mendapat rasa senang, gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan tujuan bermacam-macam ikhtiar manusia sehari-hari. Bila seseorang menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya memperhatikan gangguan badaniah saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial budayanya. Rohani datang dari Allah, maka kebahagiaan hanya akan didapat apabila makin dekat kepada pencipta-Nya.
Di dalam bulan puasa disunahkan untuk makin berdekat diri dengan Allah SWT baik lewat shalat, membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan qiyamul lail. Selama sebulan secara terus-menerus akan membuat rohani makin sehat, jiwa makin tenang. Dengan memperbanyak ingat kepada Allah, makin yakin bahwa semua yang ada datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya jua.
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah antara lain:
”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS:Al Baqarah 45).
”Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim kecuali merugi.” (QS:Al-Isra’ 82)
”Orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS:Ar-Ra’d 28).
”Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.”(QS:Al Fajr 27-30).
3. Manfaat Puasa bagi hubungan sosial.
Dalam mengajarkan nilai ibadah itu adalah terwujudnya keseimbangan antara cinta kepada Allah dan cinta kepada manusia. Demikian juga nilai ibadah puasa, tidak hanya terjalinnya hubungan yang semakin dekat kepada Allah, tetapi juga semakin dekat dengan sesamanya. Makin seringnya beribadah bersama, bersama keluarga, tetangga, dan masyarakat sekeliling, maka makin kenal akan sesamanya, makin menyadari kebutuhan hidup bermasyarakat. Makin timbul keinginan berbagi rahmat bersama-sama di dunia dan makin ingin bersama-sama masuk surga. Pahala nilai shodaqoh berlipat ganda termasuk memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa. Menyakiti hati orang lain dan aneka gangguan terhadap sesamanya sangat dianjurkan untuk ditinggalkan. Kalau tidak maka nilai puasa seseorang sangatlah rendah.
Hal ini dijelaskan di dalam firman Allah SWT:
”Hai orang-orang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rizki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafa’at. Dan oang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” (QS:Al Baqarah 254)
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”(QS:Al Hujurat 10)
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya langit dan bumi dan disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang bebuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”(QS Al Imran 133-135).
Sumber : http://ustadchandra.wordpress.com/2010/02/07/kesehatan-menurut-pandangan-islam/
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...
Semoga Bermanfaat...
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut Anda note ini bermanfaat...
Lampirkan sumbernya ya... Syukron
Rasulullah saw. bersabda, “Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali kami lapar, dan jika kami makan maka kami tidak sampai kekenyangan.”
Etika Sebelum Makan
Etika sebelum makan adalah sebagai berikut :
- Makanan dan minumannya halal, bersih dari kotoran-kotoran haram, dan syubhat, karena Allah Ta’ala berfirman,“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian.” (Al-Baqarah:172). Yang dimaksud rizki yang baik ialah halal yang tidak ada kotoran di dalamnya.
- Ia meniatkan makanan dan minumannya untuk menguatkan ibadahnya kepada Allah Ta‘ala, agar ia diberi pahala karena apa yang ia makan, dan ia minum. Sesuatu yang mubah jika diniatkan dengan baik, maka berubah statusnya menjadi ketaatan dan seorang Muslim diberi pahala karenanya.
- Ia mencuci kedua tangannya sebelum makan jika keduanya kotor, atau ia tidak dapat memastikan kebersihan keduanya.
- Ia meletakkan makanannya menyatu di atas tanah, dan tidak di atas meja makan, karena cara tersebut lebih dekat kepada sikap tawadlu’, dan karena ucapan Anas bin Malik ra, “Rasulullah saw. pernah makan di atas meja makan atau di piring.” (Diriwayatkan Al-Bukhari).
- Ia duduk dengan tawadlu dengan duduk berlutut, atau duduk di atas kedua tumitnya, atau menegakkan kaki kanannya dan ia duduk di atas kaki kirinya, seperti duduknya Rasulullah saw., karena Rasulullah saw. bersabda,"Aku tidak makan dalam keadaan bersandar, karena aku seorang budak yang makan seperti makannya budak, dan aku duduk seperti duduknya budak.” (Diriwayatkan Al-Bukhari).
- Menerima makanan yang ada, dan tidak mencacatnya, jika ia tertarik kepadanya maka ia memakannya, dan jika ia tidak tertarik kepadanya maka ia tidak memakannya, karena Abu Hurairah ra berkata, “Rasulullah saw. tidak pernah sekali pun mencacat makanan, jika beliau tertarik kepadanya maka beliau memakannya, dan jika beliau tidak tertarik kepadanya maka beliau meninggalkannya.” (Diriwayatkan Abu Daud).
- Ia makan bersama orang lain, misalnya dengan tamu, atau istri, atau anak, atau pembantu, karena Rasulullah saw. bersabda, “Berkumpullah kalian di makanan kalian niscaya kalian diberi keberkahan di dalamnya.” (Diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya).
Etika ketika sedang Makan
Di antara etika sedang makan ialah sebagai berikut:
- Memulai makan dengan mengucapkan basmalah, karena Rasulullah saw. bersabda,“Jika salah seorang dari kalian makan, maka sebutlah nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa tidak menyebut nama Allah, maka hendaklah ia menyebut nama Allah Ta‘ala pada awalnya dan hendaklah ia berkata, Dengan nama Allah, sejak awal hingga akhir.” (Diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya).
- Mengakhiri makan dengan memuji Allah Ta‘ala, karena Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa makan makanan, dan berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang memberi makanan ini kepadaku, dan memberikannya kepadaku tanpa ada daya dan upaya dariku’, maka dosa-dosa masa lalunya diampuni.” (Muttafaq Alaih).
- Ia makan dengan tiga jari tangan kanannya, mengecilkan suapan, mengunyah makanan dengan baik, makan dari makanan yang dekat dengannya (pinggir) dan tidak makan dari tengah piring, karena dalil-dalil berikut. Rasulullah saw. bersabda kepada Umar bin Salamah,“Hai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari makanan yang dekat denganmu (pinggir).” (Muttafaq Alaih).“Keberkahan itu turun di tengah makanan. Maka oleh karena itu, makanlah dari pinggir-pinggirnya, dan janqan makan dari tengahnya.” (Muttafaq Alaih).
- Mengunyah makanan dengan baik, menjilat piring makanannya sebelum mengelapnya dengan kain, atau mencucinya dengan air, karena dalil-dalil berikut : Rasulullah saw. bersabda,“Jika salah seorang dari kalian makan makanan, maka ia jangan membersihkan jari-jarinya sebelum ia menjilatnya.” (Diriwayatkan Abu Daud dan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya). Ucapan Jabir bin Abdullah ra bahwa Rasulullah saw. memerintahkan menjilat jari-jari dan piring. Beliau bersabda,“Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di makanan kalian yang mana keberkahan itu berada.” (Diriwayatkan Muslim).
- Jika ada makanannya yang jatuh, ia mengambil dan memakannya, karena Rasulullah saw. bersabda,“Jika sesuap makanan kalian jatuh, hendaklah ia mengambilnya, membuang kotoran daripadanya, kemudian memakan sesuap makanan tersebut, serta tidak membiarkannya dimakan syetan.” (Diriwayatkan Muslim).
- Tidak meniup makanan yang masih panas, memakannya ketika telah dingin, tidak bernafas di air ketika minum, dan bernafas di luar air hingga tiga kali, karena dalil-dalil berikut: Hadits Anas bin Malik ra berkata, “Rasulullah saw. bernafas di luar tempat minum hingga tiga kali.” (Muttafaq Alaih). Hadits Abu Said Al-Khudri ra, bahwa Rasulullah saw. melarang bernafas di minuman. (Diriwayatkan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya). Hadits lbnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw. melarang bernafas di dalam minuman, atau meniup di dalamnya. (Diriwayatkan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya).
- Menghindari kenyang yang berlebih-lebihan, karena Rasulullah saw., bersabda, “Anak Adam tidak mengisi tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Anak Adam itu sudah cukup dengan beberapa suap yang menguatkan tulang punggungnya. Jika ia tidak mau (tidak cukup), maka dengan seperti makanan, dan dengan seperti minuman, dan sepertiga yang lain untuk dirinya.” (Diriwayatkan Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim. Hadits ini hasan).
- Memberikan makanan atau minuman kepada orang yang paling tua, kemudian memutarnya kepada orang-orang yang berada di sebelah kanannya dan seterusnya, dan ia menjadi orang yang terakhir kali mendapatkan jatah minuman, karena dalil-dalil berikut: Sabda Rasulullah saw.,“Mulai dengan orang tua. Mulailah dengan orang tua." Maksudnya, mulailah dengan orang-orang tua.Rasulullah saw. meminta izin kepada Ibnu Abbas untuk memberi makanan kepada orang-orang tua di sebelah kiri beliau, sebab Ibnu Abbas berada di sebelah kanan beliau, sedang orang-orang tua berada di sebelah kiri beliau. Permintaan izin Rasulullah saw. kepada Ibnu Abbas untuk memberikan makanan kepada orang-orang tua di sebelah kiri beliau itu menunjukkan bahwa orang yang paling berhak terhadap minuman ialah orang yang duduk di sebelah kanan. Sabda Rasulullah saw.,“Sebelah kanan, kemudian sebelah kanan.” (Muttafaq Alaib).“Pemberi minuman ialah orang yang paling akhir meminum.”
- Ia tidak memulai makan, atau minum, sedang di ruang pertemuannya terdapat orang yang lebih berhak memulainya, karena usia atau karena kelebihan kedudukannya, karena hal tersebut melanggar etika, dan menyebabkan pelakunya dicap rakus. Salah seorang penyair berkata, "Jika tangan-tangan dijulurkan kepada perbekalan, Maka aku tidak buru-buru mendahului mereka, sebab orang yang paling rakus ialah orang yang paling buru-buru terhadap makanan."
- Tidak memaksa teman atau tamunya dengan berkata kepadanya, ‘silakan makan’, namun ia harus makan dengan etis (santun) sesuai dengan kebutuhannya tanpa merasa malu-malu, atau memaksa diri malu-malu, sebab hal tersebut menyusahkan teman atau tamunya, dan termasuk riya’, padahal riya’ itu diharamkan.
- Ramah terhadap temannya ketika makan bersama dengan tidak makan lebih banyak dari porsi temannya, apalagi jika makanan tidak banyak, karena makan banyak dalam kondisi seperti itu termasuk memakan hak (jatah) orang lain.
- Tidak melihat teman-temannya ketika sedang makan, dan tidak melirik mereka, karena itu bisa membuat malu kepadanya. Ia harus menahan pandangannya terhadap wanita yang makan di sekitarnya, dan tidak mencuri-curi pandangan terhadap mereka, karena hal tersebut menyakiti mereka membuat mereka marah dan ia pun mendapat dosa karena perbuatannya tersebut.
- Tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan yang dipandang tidak sopan oleh masyarakat setempat. Misalnya, ia tidak boleh mengibaskan tangannya di piring, tidak mendekatkan kepalanya ke piring ketika makan agar tidak ada sesuatu yang jatuh dari kepalanya ke piringnya, ketika mengambil roti dengan giginya ia tidak boleh mencelupkan sisanya di dalam piring, dan tidak boleh berkata jorok, sebab hal ini mengganggu salah satu temannya, dan mengganggu seorang Muslim itu haram hukumnya.
- Jika ia makan bersama orang-orang miskin, ia harus mendahulukan orang miskin tersebut. Jika ia makan bersama saudara-saudaranya, ia tidak ada salahnya bercanda dengan mereka dalam batas-batas yang diperbolehkan. Jika ia makan bersama orang yang berkedudukan, maka ia harus santun, dan hormat terhadap mereka.
Etika Setelah Makan
Di antara etika setelah makan ialah sebagai berikut:
- Ia berhenti makan sebelum kenyang, karena meniru Rasulullah saw. agar ia tidak jatuh dalam kebinasaan, dan kegemukan yang menghilangkan kecerdasannya.
- Ia menjilat tangannya, kemudian mengelapnya, atau mencucinya. Namun mencucinya lebih baik.
- Ia mengambil makanan yang jatuh ketika ia makan, karena ada anjuran terhadap hal tersebut, dan karena itu adalah bagian dari syukur atas nikmat.
- Membersihkan sisa-sisa makanan di gigi-giginya, dan berkumur untuk membersihkan mulutnya, karena dengan mulutnya itulah ia berdzikir kepada Allah Ta‘ala, berbicara dengan saudara-saudaranya, dan karena kebersihan mulut itu memperpanjang kesehatan gigi.
- Memuji Allah Ta‘ala setelab ia makan, dan minum. Ketika ia minum susu, ia berkata, “Ya Allah, berkahilah apa yang Engkau berikan kepada kami, dan tambahilah rizki-Mu (kepada kami)”. Jika berbuka puasa di tempat orang, ia berkata, “Orang-orang yang mengerjakan puasa berbuka puasa di tempat kalian, orang-orang yang baik memakan makanan kalian, dan semoga para malaikat mendoakan kalian.”
Sumber : http://ustadchandra.wordpress.com/2010/01/07/etika-makan-dan-minum/
ADAB MAKAN DAN MINUM MENURUT ISLAM
Assalamualaikum warahmatullah,
Kita semua maklum, agama Islam mengajar umat beradab dalam melakukan setiap pekerjaan atau apa saja perkara, sehari-hari. Adab atau akhlak bererti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Budi pekerti ada yang baik dan ada yang buruk, yang baik disebut sifat mahmudah dan yang buruk pula disebut sifat mazmumah. Adab yang baik akan membentuk masyarakat yang harmoni dan yang buruk pula akan mengkucar-kacirkan keadaan.
Adab yang baik adalah penting, oleh yang demikian Nabi diutuskan oleh Allah untuk memperbaiki akhlak dan adab manusia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Alhamdulillah, hari ini LamanSeri berkesempatan kongsikan adab atau etika makan dan minum menurut Islam berdasarkan sunnah Rasulullah SAW.
Adab makan dan minum menurut Islam meliputi tiga perkara, iaitu adab sebelum makan, adab ketika makan dan adab sesudah makan.
Adab sebelum makan
1. Makanan yang halal
Hendaknya berusaha mendapatkan makanan yang halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram, ini berdasarkan firman Allah SWT yang bermaksud, “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu ....” (Surah al-Baqarah, 172)
2. Betulkan niat
Niatkan tujuan dalam makan dan minum untuk menguatkan badan, agar dapat melakukan ibadah dan hal-hal lain yang berguna.
Mencuci kedua tangan sebelum makan, jika dalam keadaan kotor atau ketika belum yakin dengan kebersihannya. Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang bermaksud, “Apabila Rasulullah SAW hendak tidur sedangkan baginda dalam keadaan junub, maka baginda berwuduk terlebih dahulu dan apabila hendak makan, baginda mencuci ke dua tangannya terlebih dahulu.” (Hadis riwayat Ahmad)
4. Hidangkan makanan
Meletakkan hidangan makanan di atas sutrah atau seprah (alas yang biasa dipakai untuk meletakkan makanan) di atas lantai, tidak diletakan di atas meja makan, kerana hal itu lebih mendekatkan pada sikap tawaduk. Hal ini sebagaimana hadis dari Anas r.a., dia berkata “Rasulullah SAW tidak pernah makan diatas meja makan dan tidak pula di atas sukurrujah.” (Hadis riwayat Bukhari no. 5415)
Hendaknya duduk dengan tawaduk, iaitu duduk di atas kedua lututnya atau duduk di aras punggung kedua kaki atau berposisi dengan kaki kanan ditegakkan dan duduk diatas kaki kiri. Sebagaimana posisi duduk Rasulullah SAW yang didasari dengan sabda baginda, “Aku tidak pernah makan sambil bersandar, aku hanyalah seorang hamba, aku makan sebagaimana layaknya seorang hamba makan dan aku pun duduk sebagaimana layaknya seorang hamaba duduk.” (Hadis riwayat Bukhari no.5399)
6. Bersyukur dengan apa yang dihidangkan
Hendaknya merasa syukur dan redha dengan makanan apa saja yang telah dihidangkan dan tidak mencela makanan, berdasarkan hadis Rasulullah. Dari Abu Hurairah r.a., “Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan apabila baginda berselera, baginda memakannya. Sedangkan jika tidak suka (tidak berselera), maka baginda meninggalkannya.” (Hadis riwayat Bukhari no. 3563)
7. Makan berteman
Hendaknya makan bersama-sama dengan orang lain, baik tamu, keluarga, kerabat, anak-anak atau pembantu, sebagaimana hadis Rasul Rasulullah SAW yang bermaksud, “Berkumpulah kalian dalam menyantap makanan kalian (bersama-sama), kerana di dalam makan bersama itu akan memberikan berkah kepada kalian.” (Hadis riwayat Abu Daud no. 3764)
Adab ketika makan
1. Mulakan dengan ucapan ‘basmalah’
Ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW dari Aisyah r.a. yang bermaksud, “Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah ‘bismillah’ dan jika ia lupa untuk mengucapkan ‘bismillah’ di awal makan, maka hendaknya ia mengucapkan ‘bismillah awwaluhu wa akhirahu’.” (Hadis riwayat Abu Daud no 3767 dan at-Tirmidzi)
2. Gunakan tangan kanan (tangan kiri dilarang)
Dari Salamah bin al-Akwa’ r.a., seorang lelaki sedang makan dengan tangan kirinya berhampiran dengan Rasulullah SAW. Maka baginda berkata: “Makanlah dengan tangan kananmu.” Lelaki itu berkata: “Aku tak boleh.” Baginda menjawab, “Engkau tidak boleh!? Tidaklah yang menghalangnya kecuali sifat bongkak!!” Kemudian tidak dapat diangkat tangannya ke mulut. (Hadis riwayat Muslim)
Dari Jabir r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Jangan engkau makan dengan (tangan) kirimu, sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan (tangan) kirinya.” (Hadis riwayat Muslim)
3. Galakkan menggunakan 3 jari
Digalakkan makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan, menyedikitkan suapan, memperbanyak kunyahan, makan dengan apa yang terdekat darinya dan tidak memulai dari bahagian tengah piring.
Ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, “Wahai anak muda, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.” (Hadis riwayat Bukhari no.5376) dan sabda baginda lagi, “Keberkahan itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari pinggir piring dan janganlah memulai dari bahagian tengahnya.” (Hadis riwayat Abu Daud no. 3772)
Dari Ka’ab bin Malik r.a., “Aku melihat Rasulullah SAW makan menggunakan tiga jari.... (ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah).” (Hadis riwayat Muslim)
4. Makan yang berhampiran
Dari Umar bin Abi Salamah r.a. berkata, aku merupakan hamba di rumah Rasulullah SAW dan pernah tanganku menjalar-jalar ke serata hidangan (ketika hendak makan). Maka Rasulullah SAW berkata : “Wahai budak, ucapkan ‘bismillah’, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang hampir denganmu.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
5. Mula makan dari tepi (pinggir)
Dari Ibn Abbas r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Keberkatan terdapat di tengah-tengah makanan, maka mulakan makan dari tepi dan jangan mulakan makan dari tengah.” (Hadis riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi)
6. Larangan mencela makanan
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: “Tidak sekali-kali Rasulullah SAW mencela makanan. Jika Baginda menyukainya, maka Baginda makan. Jika Baginda tidak menggemarinya, maka Baginda tidak makan.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
7. Anjuran bernafas 3 kali dan tidak meniup makanan/minuman
Tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin. Tidak boleh juga untuk meniup pada minuman yang masih panas, apabila hendak bernafas maka dianjurkan bernafas di luar gelas sebanyak 3 kali, sebagaimana riwayat Anas bin Malik r.a., “Rasulullah SAW jika minum, baginda bernafas (meneguknya) tiga kali (bernafas di luar gelas).” (Hadis riwayat Bukhari)
Dari Anas bin Malik r.a. beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah SAW minum baginda mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan baginda bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih selesa dan lebih nikmat.” Anas mengatakan, “Oleh kerana itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW juga bersabda dari Abu Said al-Khudri r.a., yang bermaksud, “Rasulullah SAW melarang untuk meniup (dalam gelas) ketika minum.” (Hadis riwayat at-Tirmidzi no.1887)
8. Kutip/pungut makanan jatuh
Memungut makanan yang jatuh ketika saat makan sebagai cermin rasa syukur kita. Apabila ada sesuatu dari makanan yang terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bahagian yang kotornya kemudian memakannya.
Dari Jabir r.a., Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Apabila jatuh sebahagian (kecil) makanan seorang dari kamu, ambil dan buang bahagian yang terkena kotoran dan makanlah ia, dan jangan tinggalkan ia untuk syaitan, dan jangan dia menyapu tangannya dengan kain sehingga dia menjilat jarinya dahulu kerana dia tidak mengetahui pada makanannya, bahagian mana yang terdapat keberkatan.” (Hadis riwayat Muslim)
Dalam riwayat yang lain, dari sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Apabila ada sesuap makanan dari salah seorang di antara kalian terjatuh, maka hendaklah dia membersihkan bahagiannya yang kotor, kemudian memakannya dan jangan membiarkannya untuk syaitan.” (Hadis riwayat Ahmad)
9. Tidak bersandar ketika makan
Dari Abi Juhaifah Wahb bin Abdullah r.a. berkata : Rasullah SAW bersabda, “Aku tidak makan sambil bersandar.” (Hadis riwayat Bukhari)
Adab sesudah makan
1. Makruh makan terlalu banyak atau terlalu sikit
Hendaknya menghindari diri dari kenyang yang melampaui batas. Menghentikan makan dan minum sebelum sampai kenyang, hal ini semata-mata meneladani Rasulullah SAW, yang menghindari (mengelakkan) diri dari kekenyangan yang menyebabkan sakit perut yang akut dan kerakusan dalam hal makan yang dapat menghilangkan kecerdasan.
Dari Miqdam bin Ma’di Karib, beliau menegaskan bahawasanya beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekadar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga). Maka jika tidak mahu (jika tidak ada pilihan lain), maka ia dapat memenuhi perutnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, sepertiga lagi untuk nafasnya.” (Hadis riwayat Ahmad dan Ibnu Majah no. 3349)
2. Jilat jari setelah selesai
Hendaknya menjilati jari-jemarinya sebelum mencuci tangannya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “apabila salah seorang di antara kalian telah selesai makan, maka janganlah ia mengusap tangannya hingga ia menjilatnya atau meminta dijilatkan (kepada isterinya atau anaknya).” (Hadis riwayat Bukhari no. 5456)
Dari Ibn Abbas r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang daripada kamu telah selesai makan makanan, maka jangan disapu jari-jari sehingga dijilat (terlebih dahulu) atau dijilatkan (oleh orang lain).” (Hadis riwayat Muslim)
3. Memuji Allah
Hendaknya memuji Allah Taala setelah makan dan minum, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “barangsiapa sesudah selesai makan berdoa: “Alhamdulillaahilladzi ath‘amani haadzaa wa razaqaniihi min ghoiri haulin minni walaa quwwatin”, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (Hadis riwayat Abu Daud no 4023)
4. Doa setelah selesai makan
Dari Abi Umamah r.a., aRasulullah SAW apabila selesai makan menyebut, “Alhamdulillahi katsiran toyyiban mubarakan fih, ghaira makfiyyin wa la muwaddi’n wa la mustaghnan ‘anhu rabbana.” (Hadis riwayat Bukhari)
Dari Muad bin Anas r.a. berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesiapa yang selesai makan, kemudian menyebut, “Alhamdulillaahilladzi ath‘amani haadzaa wa razaqaniihi min ghoiri haulin minni walaa quwwatin”, akan diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadis riwayat at-Tirmidzi)
5. Berkumur atau bersugi
Membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela giginya, dan berkumur untuk membersihkan mulutnya.
Lain-lain perkara
1. Menjawab salam
Imam Nawawi dalam al-Azkar mengatakan makruh hukumnya memberikan salam kepada orang yang sedang makan. Orang yang diberi salam pula tidak wajib menjawabnya.
Beliau menghuraikan apakah maksud hukum makruh itu. Katanya: “Hukum makruh itu ialah apabila makanan itu berada dalam mulutnya, jika mulutnya tiada makanan, maka tidak mengapa diberi salam dan salam itu wajib dijawab.” (al-Azkar, edisi tahqiq 2003, Daar al-Hadith, Cairo. ms 238)
2. Bercakap ketika makan
Dalam al-Adzkar, Imam Nawawi mengatakan, “Dianjurkan berbicara ketika makan. Berkenaan dengan ini terdapat sebuah hadis yang dibawakan oleh Jabir r.a. sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam “Bab memuji makanan”. Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab al-Ihya mengatakan bahwa termasuk etika makan ialah membicarakan hal-hal yang baik sambil makan, membicarakan kisah orang-orang yang soleh dalam makanan.” (al-Adzkar hal 602, edisi terjemah cet. Sinar baru Algen Sindo)
Menurut al-Hafidz dan Syaikhul Islam Ibn al-Qayyim r.a., pendapat yang benar ialah Rasulullah SAW bercakap dan berbual semasa makan. Dalam kitabnya al-Zaad (2/397), ada kalanya Rasulullah SAW bertanya apakah menu pada hari ini dan memuji menu tersebut (Hadis riwayat Muslim: 2052), ada kala Rasulullah SAW mengajar adab dan susila makan kepada kaum keluarganya (Hadis riwayat Bukhari: 5061) dan ada ketika Rasulullah SAW sentiasa menggalakkan tetamu baginda supaya menambah lauk-pauk dan minuman. (Hadis riwayat Bukhari 6087).
Adalah tidak benar tempat mengadap makanan menjadi tempat yang kaku dan senyap sepi dari perbualan. Tetapi, tidaklah bercakap itu apabila makanan penuh di dalam mulut.
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
Aisyah r.a. mengatakan, “bahawa Rasulullah SAW bila hendak tidur dalam keadaan junub maka beliau berwudhu terlebih dahulu, dan apabila baginda hendak makan maka baginda mencuci kedua tangannya terlebih dahulu.” (Hadis riwayat Nasa’ie no. 256, Ahmad, 24353, dan lain-lain)
Mengenai mencuci tangan sesudah makan, Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang tidur dalam keadaan tangannya masih berbau daging kambing dan belum dicuci, lalu terjadi sesuatu, maka janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR. Ahmad no. 7515, Abu Dawud no. 3852)
4. Berwuduk jika berjunub
Aisyah r.a. menyebutkan, “bahawa Rasulullah SAW jika dalam keadaan junub lalu hendak makan atau tidur, maka baginda berwuduk terlebih dahulu, seperti berwuduk untuk solat.” (Hadis riwayat Bukhari no 286 dan Muslim no 305)
5. Tidak melengahkan makan setelah terhidang
Dari Anas r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Jika makan malam sudah disajikan dan Iqamah solat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
6. Jangan tergesa-gesa menghabiskan makan
Ibnu Umar menyatakan bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian tergesa-gesa menyelesaikan makan malam kalian jika sudah disajikan.” (Hadis riwayat Ahmad)
7. Tidak mengambil makanan lebih dari satu
“Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang mengambil makanan lebih dari satu kecuali sesudah minta izin kepada saudaranya.” (Hadis riwayat Bukhari no. 2455 dan Muslim no 2045) Ibnul Jauzi mengatakan, “Hadis ini berlaku pada saat makan bersama-sama. Pada saat makan bersama biasanya orang hanya mengambil satu kurma saja. Maka jika ada orang yang mengambil lebih dari satu, maka bererti dia lebih banyak daripada yang lain. Sehingga harus minta izin terlebih dahulu dari orang lain.” (Kasyful Musykil, 2/565)
8. Menyantap makanan setelah dingin
Dalam Zaadul Ma’ad (4/223) Imam Ibnul Qoyyim mengatakan, “Rasulullah SAW tidak pernah menyantap makanan dalam keadaan masih panas.”
9. Makan dan minum sambil berdiri
Dalam riwayat Ahmad dinyatakan bahawa Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Apa yang kalian lihat jika aku minum sambil berdiri. Sungguh aku melihat Rasulullah SAW pernah minum sambil berdiri. Jika aku minum sambil duduk maka sungguh aku pernah melihat Rasulullah SAW minum sambil duduk.” (Hadis riwayat Ahmad no 797)
Dari Ibnu Umar, beliau mengatakan, “Di masa Rasulullah SAW (sebelum wafat), kami minum sambil berdiri dan makan sambil berjalan.” (Hadis riwayat Ahmad no 4587 dan Ibnu Majah no. 3301)
Mengenai hadis-hadis di atas ada Ulama yang berkesimpulan bahawa minum sambil berdiri itu diperbolehkan meskipun yang lebih baik adalah minum sambil duduk.
10. Penyedia minuman yang terakhir minum
Dari Abu Qatadah r.a., Rasulullah SAW mengatakan, “Sesungguhnya orang yang menyediakan minuman kepada sekelompok orang adalah orang yang minum terakhir kali.” (Hadis riwayat Muslim no. 281)
11. Anjuran makan bersama dalam satu pinggan
Dari Jabir bin Abdillah r.a., beliau menyatakan bahawa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Makan satu orang itu cukup untuk dua orang. Makanan dua orang itu cukup untuk empat orang. Makanan empat orang itu cukup untuk delapan orang.” (Hadis riwayat Muslim no 2059)
12. Larangan menghadiri jamuan yang menyediakan khamr (yakni arak)
Rasulullah SAW juga bersabda, “Barang siapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menghadiri jamuan yang memberikan khamr (yakni arak).” (Hadis riwayat Ahmad no. 14241)
13. Galakan makan beramai-ramai
Dari Anas bin Malik r.a., “Sesungguhnya Rasulullah SAW tidaklah makan siang dan makan malam dengan menggunakan roti dan daging kecuali dalam hidangan bersama orang ramai.” (Hadis riwayat Ahmad, Abu Ya’la, Ibn Hibban dengan sanad sahih)
Namun, tidaklah dilarang makan bersendirian berdasarkan firman Allah SWT yang bermaksud, “Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendirian.” (Surah an-Nur 61)
Sekiranya ianya bertepatan dengan kebenaran maka datangnya dari Allah dan kiranya tersilap ianya dari kelemahan diri dan gangguan syaitan.
Semoga bermanfaat…
Sumber : http://laman-seri.blogspot.com/2010/07/adab-makan-dan-minum-menurut-islam.html
KESEHATAN MENURUT PANDANGAN ISLAM
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Maa’idah, 5: 3).
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia” demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan. A.Kebersihan, membersihkan dan menyucikan diri
- Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7 alasan merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.
- Tangan: Nabi Muhammad SAW bersabda: “Cucilah kedua tanganmu sebelum dan sesudah makan “, dan ” Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang pun tahu dimana tangannya berada di saat tidur.”
- Islam memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.
- Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga, Rasulullah SAW sersabda: “Tutuplah bejana air dan tempat minummu ”
- Rumah: “Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu” sebagaimana dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan: “Menyingkirkan duri dari jalan adalah ibadah.”
- Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah melarang umatnya buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.
Penanggulangan dan penanganan epidemi penyakit
- Karantina penyakit: Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua tombak dari orang yang berpenyakit lepra ”
- Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar penanganan dan penanggulangan berbagai penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat (misalnya wabah kolera dan cacar), “Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.”
- Islam menganjurkan umatnya melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.
Makanan
- Makanan yang diharamkan. Firman Allah SWT : “Sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. 2. Al Baqarah, 2:173 )
Setiap makanan yang dilarang di dalam Al Quran ternyata saat ini memiliki argumentasi ilmiah yang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Makanan yang diharamkan dapat mengganggu kesehatan manusia, baik pengaruh buruk bagi kesehatan (kolesterol, racun) maupun mengandung berbagai penyakit yang membahayakan tubuh (Trichina, Salmonella, cacing pita, dll.). - Makanan sehat dan halal: Islam memerintahkan umatnya untuk makan makanan yang baik dan halal, misalnya daging, ikan, madu dan susu. Makanan-makanan yang baik dan halal bermanfaat bagi tubuh. Islam menolak paham vegetarian. Pola konsumsi yang hanya tergantung pada jenis sayuran belaka tidak sehat bagi tubuh karena kebutuhan protein tidak dapat tercukupi hanya dari konsumsi sayuran saja.
- Menjaga perilaku muslim ketika makan: Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika makan. Allah memerintahkan kita untuk makan tidak berlebih-lebihan sedangkan Rasulullah SAW mengatakan bahwa “perut adalah seburuk-buruk tempat untuk diisi”. Sebagian besar penyakit bersumber dari perut. Oleh karenanya Maha Benar Allah SWT dalam Firman-Nya :“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi”. (QS 4. An Nisaa’ : 79)
Olahraga
Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani yang kuat dan sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara memanah, berenang, dan berkuda.
Kesehatan seksual
Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi orang muslim, karena sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia, namun Islam menolak pendapat ilmuwan yang menekankan perilaku seksual sebagai motif utama seseorang untuk bertindak.
- Pendidikan seksual
- Islam mengajarkan kepada umat Islam, untuk memilih calon pasangan hidup yang baik dan berakhlaq mulia.
- Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasangannya agar mencapai kebahagiaan dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah.
- Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan binatang.
- Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki
- Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari perzinahan, namun dengan syarat-syarat tertentu .
- Menjaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya bersuci setelah buang air besar dan buang air kecil, larangan berhubungan seksual ketika istri sedang haid, berhubungan badan melalui dubur dan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan badan dan setelah selesai datang bulan.
Islam memberikan jawaban bagi kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan batin. Kesehatan jiwa mempengaruhi kesehatan badan.
G. Puasa
Puasa, bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam dalam menegakkan agama, sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain melaksanakan perintah puasa. Betapa pentingnya berpuasa sehingga Allah menempatkan posisi hamba-Nya yang berpuasa dengan posisi yang istimewa. ”Puasa itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan Aku akan memberi pahala semau-Ku.” Keistimewaan itu sudah barang tentu ada tujuan Allah agar mendapatkan hikmah pada dirinya, yaitu kesehatan dan sekaligus kebahagiaan. Janji Allah diberikan kepada orang yang berpuasa ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim: ”Berpuasalah maka anda akan sehat.” Dengan berpuasa akan sehat jasmani, rohani dan hubungan sosial.
1. Manfaat bagi Kesehatan Badan (jasmani).
Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim yang meragukan manfaat puasa bagi kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul ”Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam” oleh Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir), ditegaskan puasa sangat berguna bagi kesehatan. Antara lain:
- Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah keluarnya keringat dan uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa perlu menggantinya. Menurutnya curah jantung dalam mendistribusikan darah keseluruh pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun. Dan ini memberi kesempatan otot jantung untuk beristirahat, setelah bekerja keras satu tahun lamanya. Puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
- Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah bekerja keras sepanjang tahun. Lambung dan usus beristirahat selama beberapa jam dari kegiatannya, sekaligus memberi kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga dapat menutup rapat. Proses penyerapan makanan juga berhenti sehingga asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk ke usus. Dengan demikian sel-sel usus tidak mampu lagi membuat komposisi glikogen, protein dan kolesterol. Disamping dari segi makanan, dari segi gerak (olah raga), dalam bulan puasa banyak sekali gerakan yang dilakukan terutama lewat pergi ibadah.
Perasaan (mental) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Mendapat rasa senang, gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan tujuan bermacam-macam ikhtiar manusia sehari-hari. Bila seseorang menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya memperhatikan gangguan badaniah saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial budayanya. Rohani datang dari Allah, maka kebahagiaan hanya akan didapat apabila makin dekat kepada pencipta-Nya.
Di dalam bulan puasa disunahkan untuk makin berdekat diri dengan Allah SWT baik lewat shalat, membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan qiyamul lail. Selama sebulan secara terus-menerus akan membuat rohani makin sehat, jiwa makin tenang. Dengan memperbanyak ingat kepada Allah, makin yakin bahwa semua yang ada datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya jua.
Hal ini dijelaskan dalam firman Allah antara lain:
”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS:Al Baqarah 45).
”Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim kecuali merugi.” (QS:Al-Isra’ 82)
”Orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS:Ar-Ra’d 28).
”Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.”(QS:Al Fajr 27-30).
3. Manfaat Puasa bagi hubungan sosial.
Dalam mengajarkan nilai ibadah itu adalah terwujudnya keseimbangan antara cinta kepada Allah dan cinta kepada manusia. Demikian juga nilai ibadah puasa, tidak hanya terjalinnya hubungan yang semakin dekat kepada Allah, tetapi juga semakin dekat dengan sesamanya. Makin seringnya beribadah bersama, bersama keluarga, tetangga, dan masyarakat sekeliling, maka makin kenal akan sesamanya, makin menyadari kebutuhan hidup bermasyarakat. Makin timbul keinginan berbagi rahmat bersama-sama di dunia dan makin ingin bersama-sama masuk surga. Pahala nilai shodaqoh berlipat ganda termasuk memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa. Menyakiti hati orang lain dan aneka gangguan terhadap sesamanya sangat dianjurkan untuk ditinggalkan. Kalau tidak maka nilai puasa seseorang sangatlah rendah.
Hal ini dijelaskan di dalam firman Allah SWT:
”Hai orang-orang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rizki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafa’at. Dan oang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” (QS:Al Baqarah 254)
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”(QS:Al Hujurat 10)
”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya langit dan bumi dan disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang bebuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”(QS Al Imran 133-135).
Sumber : http://ustadchandra.wordpress.com/2010/02/07/kesehatan-menurut-pandangan-islam/
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...
Semoga Bermanfaat...
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut Anda note ini bermanfaat...
Lampirkan sumbernya ya... Syukron
·Efek Samping Terlalu Banyak Makan Pedas·
Bagi sebagian orang tidak lengkap
rasanya kalau menikmati masakan kalau tidak ada rasa pedasnya. Rasa pedas sudah begitu akrab di lidah orang Indonesia. Ada banyak manfaat yang terkandung dalam cabai misalnya
menambah nafsu makan, sebagai
sumber vitamin C, mengendalikan
pencemaran mikroba, mencegah kanker dan sebagainya tetapi jika terlalu banyak makan cabai juga bisa mendatangkan efek buruk bagi kesehatan. Efek samping yang bisa timbul apabila teralu banyak makan cabai antara lain:
1. Gastritis
Gastritis adalah inflamasi atau
peradangan yang terjadi pada lambung. Biasanya gastritis atau yang biasa disebut dengan maag ini disebabkan karena bakteri tetapi terlalu banyak makan cabai juga bisa menjadi salah satu penyebabnya karena makanan pedas dipercaya dapat menurunkan kemampuan lapisan
pelindung lambung. Lapisan ini berfungsi melindungi lambung dari asam lambung.
2. Refluks asam lambung
Salah satu yang tidak dibolehkan pada
orang yang memiliki penyakit refluks asam lambung adalah mengkonsumsi makanan yang pedas-pedas. Refluks asam lambung kronis dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti kanker esophagus, pneumonia dan gigi rusak karena asam lambung.
3. Insomnia
Kebanyakan kita tidak tahu bahwa selain kafein ternyata makanan pedas juga bisa menimbulkan kesulitan tidur.
Ini terjadi karena setelah memakan makanan pedas maka suhu tubuh akan naik (itu sebabnya kita berkeringat setelah memakannya) sementara tubuh perlu melambatkan metabolisme sebelum tidur. Supaya lebih mudah tidur, hindari makanan pedas mendekati jam tidur.
4. Menurunnya kepekaan lidah
Semakin lama orang terbiasa mengkonsumsi makanan yang pedas maka kepekaan lidahnya menurun. Bagi orang lain satu sendok sambal sudah sangat pedas tetapi bagi orang yang terbiasa maka hanya sedikit merasakan pedas. Ini tidak hanya berlaku pada rasa pedas saja tetapi juga berpengaruh terhadap pengecapan rasa lainnya seperti manis, asin, asam dan pahit. Menurunnya indera pengecapan ini tidak jauh berbeda pada berkurangnya pendengaran orang berada dilingkungan bising, keduanya mempunyai akibat yang permanen.
5. Sakit perut dan diare
Ini akibat iritasi pada organ pencernaan karena makanan pedas.
Meskipun sifatnya akut dan tidak persisten tetapi ini merupakan suatu tanda bahwa kita sudah kelebihan makanan pedas.
Larangan Suka Makan dan Bahaya Kekenyangan
Tidaklah seorang anak Adam memenuhi sesuatu Yang paling buruk dari pada
memenuhi perutnya. Bait nazham ini didasari dari hadits Nabi, "Tidaklah
yang paling buruk bagi anak Adam dalam memenuhi sesuatu daripada
memenuhi perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan yang
membuat tulang rusuknya berdiri. Apabila tidak sanggup, maka 1/3 untuk
makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 untuk dirinya." (HR. Tirmidzi dan Ibn
Hibban)
Hadist ini merupakan larangan keras bagi orang yang perutnya kekenyangan
atau suka makan. Karena itu dapat membuatnya rakus, hidup
berlebih-lebihan dan boros.
Allah berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (al-A’raf [7]:31)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Orang muslim makan dengan satu perut dan orang kafir makan dengan tujuh perut." (HR. Bukhari-Muslim)
Hadits ini dihukumkan hadits hasan oleh Ibn Hibban. Ibn Hibban bernama al-Hafizh Abu Hatim Muhammad bin Hibban bin Ahmad at-Tamimi al-Basti. Dia meriwayatkan hadits dari an-Nasa’i, Abu Ya’la, Hasan Bashri dan Sufyan bin Uyainah. Ulama yang meriwayatkan hadits darinya Imam Hakim. Dia adalah seorang yang sangat menguasai ilmu fikih, hadits dan bahasa Arab. Dia pun seorang yang ahli dalam ilmu kedokteran, nujum (astronomi) dan berbagai macam ilmu. Dia seorang yang jenius dan kuat hafalannya. Meninggal dunia pada bulan Syawal 354 H.
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya : "orang kafir makan tujuh kali lipat dari orang muslim dan syahwatnya tujuh kali lipat dari orang muslim. Imam Ghazali berkata, “Orang kafir tidak ada batasannya dalam makan dan syahwat, karena baginya tidak ada yang haram dalam keduanya (makan dan syahwat). Bilangan tujuh dalam hadits ini menunjukkan banyak.”
Diriwayatkan oleh Abu Juhaifah, dia bercerita: Aku makan dengan daging yang direndam dalam kuah. Lalu aku mendatangi Rasulullah dan aku bersendawa, beliau langsung berkata, "Wahai bu Juhaifah, jauhkan sendawamu dari kami. Sesungguhnya orang yang paling banyak kenyang di dunia, maka dia paling banyak laparnya di hari kiamat." (HR. Hakim)
Dalam riwayat ath-Thabrani dan Baihaqi ditambahkan, “Setelah kejadian itu, Abu Juhaifah tidak pernah mengenyangkan perutnya, sampai dia meninggal dunia. Apabila dia makan siang maka dia tidak makan malam. Apabila makan malam maka dia tidak makan siang, ini dilakukan sampai dia meninggal dunia.” Abu Juhaifah berkata, “Aku lak pernah membuat perutku kenyang selama 30 tahun.”
Diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu'anha, dia berkata, “Musibah perrtama yang terjadi pada umat ini setelah nabinya meninggal adalah orang yang memiliki perut yang selalu kenyang. Seseorang apabila kenyang perutnya maka badannya menjadi gemuk, lemah hatinya dan gejolak syahwatnya.
Imam Ghazali rahimahullahu ta'ala berkata:
Hendaklah engkau menjaga perutmu dan memperbaikinya. Karena adalah anggota tubuh yang paling berat, paling berbahaya dan paling membutuhkan pertolongan. Ia merupakan sumber dan tempat penyimpanan seluruh makanan dan minuman. Ia memberikan pengaruh yang kuat bagi anggota tubuh seperti kekuatan, kelemahan dan hasrat dan bersetubuh. Oleh karena itu, hendaklah engkau menjaganya dari yang diharamkan dan syubhat (hal yang diragukan antara halal dan haram), sebagai langkah pertama. Kemudian menjaganya dari kelebihan makanan dan minuman yang halal, sebagai langkah kedua, apabila engkau ingin memiliki semangat dalam beribadah kepada Allah.
Riwayat Bukhari-Muslim, bukan dalam kitab Shahihnya. Ketahuilah! Makanan dan minuman yang haram akan membawamu kepada api neraka. Dalam hadist disebutkan, "Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih baik baginya." Karena orang yang mengkonsumsi sesuatu yang haram maka dia terusir dari pintu Allah. Apabila orang yang berhadats dan junub dilarang untuk melakukan shalat dan memegang mushaf al-Qur’an. Maka bagaimana mungkin seseorang mengaku berkhidmat kepada Allah sedangkan dia mengkonsumsi makanan yang haram, najis dan syubhat. Demi Allah, hal itu tidak akan mungkin terjadi. Orang yang mengkonsumsi makanan yang haram dan syubhat adalah orang yang terusir dari sisi Allah, bahkan perbuatan baik yang dilakukannyapun akan ditolak. Sesuai dengan hadist Nabi
"Berapa banyak orang yang beribadah tetapi tidak mendapatkan pahala dari ibadahnya kecuali kelelahan. Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga."
Sedangkan berlebih-lebihan atas sesuatu yang dihalalkan pun merupakan penyakit bagi seseorang dan kehancuran bagi orang yang melakukan mujahadah (berjuang dan melatih diri dalam beribadat). Ketika aku merenungi atas masalah ini dan aku mendapatkan sepuluh penyakit yang semuanya disebabkan makan dan minum yang berlebih-lebihan:
Banyak makan mengakibatkan hati menjadi keras, cahaya hati menjadi hilang dan hati menjadi mati.
Dengan banyak makan, hati menjadi hitam, karena terkena asap pembakaran di perut. Seperti penggorengan yang terkena asap api. Begitu pula hati menjadi mati, karena kebanyakan makanan dan minuman. Seperti tumbuhan yang terlalu banyak disiram air.
Banyak makan dapat membawa seseorang cenderung kepada kemungkaran.
Karena seseorang apabila perutnya kenyang libido dan syahwatnya akan meningkat, matanya ingin melihat hal yang diharamkan dan telinganya ingin mendengar apa yang tidak pantas didengar olehnya. Sedangkan apabila seseorang lapar, anggota tubuhnya akan tenang. Inilah yang dikatakan oleh seorang ulama, “Perut adalah anggota tubuh yang apabila dia lapar maka seluruh anggota tubuhnya kenyang, tenang dan tidak meminta apa-apa. Apabila ia kenyang maka seluruh anggota tubuhnya menjadi lapar, bergejolak dan setiap anggota tubuhnya meminta untuk melampiaskan syahwat/hawa nafsu.”
Allah berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (al-A’raf [7]:31)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Orang muslim makan dengan satu perut dan orang kafir makan dengan tujuh perut." (HR. Bukhari-Muslim)
Hadits ini dihukumkan hadits hasan oleh Ibn Hibban. Ibn Hibban bernama al-Hafizh Abu Hatim Muhammad bin Hibban bin Ahmad at-Tamimi al-Basti. Dia meriwayatkan hadits dari an-Nasa’i, Abu Ya’la, Hasan Bashri dan Sufyan bin Uyainah. Ulama yang meriwayatkan hadits darinya Imam Hakim. Dia adalah seorang yang sangat menguasai ilmu fikih, hadits dan bahasa Arab. Dia pun seorang yang ahli dalam ilmu kedokteran, nujum (astronomi) dan berbagai macam ilmu. Dia seorang yang jenius dan kuat hafalannya. Meninggal dunia pada bulan Syawal 354 H.
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim yang artinya : "orang kafir makan tujuh kali lipat dari orang muslim dan syahwatnya tujuh kali lipat dari orang muslim. Imam Ghazali berkata, “Orang kafir tidak ada batasannya dalam makan dan syahwat, karena baginya tidak ada yang haram dalam keduanya (makan dan syahwat). Bilangan tujuh dalam hadits ini menunjukkan banyak.”
Diriwayatkan oleh Abu Juhaifah, dia bercerita: Aku makan dengan daging yang direndam dalam kuah. Lalu aku mendatangi Rasulullah dan aku bersendawa, beliau langsung berkata, "Wahai bu Juhaifah, jauhkan sendawamu dari kami. Sesungguhnya orang yang paling banyak kenyang di dunia, maka dia paling banyak laparnya di hari kiamat." (HR. Hakim)
Dalam riwayat ath-Thabrani dan Baihaqi ditambahkan, “Setelah kejadian itu, Abu Juhaifah tidak pernah mengenyangkan perutnya, sampai dia meninggal dunia. Apabila dia makan siang maka dia tidak makan malam. Apabila makan malam maka dia tidak makan siang, ini dilakukan sampai dia meninggal dunia.” Abu Juhaifah berkata, “Aku lak pernah membuat perutku kenyang selama 30 tahun.”
Diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu'anha, dia berkata, “Musibah perrtama yang terjadi pada umat ini setelah nabinya meninggal adalah orang yang memiliki perut yang selalu kenyang. Seseorang apabila kenyang perutnya maka badannya menjadi gemuk, lemah hatinya dan gejolak syahwatnya.
Imam Ghazali rahimahullahu ta'ala berkata:
Hendaklah engkau menjaga perutmu dan memperbaikinya. Karena adalah anggota tubuh yang paling berat, paling berbahaya dan paling membutuhkan pertolongan. Ia merupakan sumber dan tempat penyimpanan seluruh makanan dan minuman. Ia memberikan pengaruh yang kuat bagi anggota tubuh seperti kekuatan, kelemahan dan hasrat dan bersetubuh. Oleh karena itu, hendaklah engkau menjaganya dari yang diharamkan dan syubhat (hal yang diragukan antara halal dan haram), sebagai langkah pertama. Kemudian menjaganya dari kelebihan makanan dan minuman yang halal, sebagai langkah kedua, apabila engkau ingin memiliki semangat dalam beribadah kepada Allah.
Riwayat Bukhari-Muslim, bukan dalam kitab Shahihnya. Ketahuilah! Makanan dan minuman yang haram akan membawamu kepada api neraka. Dalam hadist disebutkan, "Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih baik baginya." Karena orang yang mengkonsumsi sesuatu yang haram maka dia terusir dari pintu Allah. Apabila orang yang berhadats dan junub dilarang untuk melakukan shalat dan memegang mushaf al-Qur’an. Maka bagaimana mungkin seseorang mengaku berkhidmat kepada Allah sedangkan dia mengkonsumsi makanan yang haram, najis dan syubhat. Demi Allah, hal itu tidak akan mungkin terjadi. Orang yang mengkonsumsi makanan yang haram dan syubhat adalah orang yang terusir dari sisi Allah, bahkan perbuatan baik yang dilakukannyapun akan ditolak. Sesuai dengan hadist Nabi
"Berapa banyak orang yang beribadah tetapi tidak mendapatkan pahala dari ibadahnya kecuali kelelahan. Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan pahala dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga."
Sedangkan berlebih-lebihan atas sesuatu yang dihalalkan pun merupakan penyakit bagi seseorang dan kehancuran bagi orang yang melakukan mujahadah (berjuang dan melatih diri dalam beribadat). Ketika aku merenungi atas masalah ini dan aku mendapatkan sepuluh penyakit yang semuanya disebabkan makan dan minum yang berlebih-lebihan:
Banyak makan mengakibatkan hati menjadi keras, cahaya hati menjadi hilang dan hati menjadi mati.
Dengan banyak makan, hati menjadi hitam, karena terkena asap pembakaran di perut. Seperti penggorengan yang terkena asap api. Begitu pula hati menjadi mati, karena kebanyakan makanan dan minuman. Seperti tumbuhan yang terlalu banyak disiram air.
Banyak makan dapat membawa seseorang cenderung kepada kemungkaran.
Karena seseorang apabila perutnya kenyang libido dan syahwatnya akan meningkat, matanya ingin melihat hal yang diharamkan dan telinganya ingin mendengar apa yang tidak pantas didengar olehnya. Sedangkan apabila seseorang lapar, anggota tubuhnya akan tenang. Inilah yang dikatakan oleh seorang ulama, “Perut adalah anggota tubuh yang apabila dia lapar maka seluruh anggota tubuhnya kenyang, tenang dan tidak meminta apa-apa. Apabila ia kenyang maka seluruh anggota tubuhnya menjadi lapar, bergejolak dan setiap anggota tubuhnya meminta untuk melampiaskan syahwat/hawa nafsu.”
Ketahuilah! perbuatan seseorang tergantung dari makanannya, apabila masuk makanan yang halal maka yang akan keluar darinya tenaga/kekuatan yang halal dan apabila masuk makanan yang haram maka akan keluar pulalah tenaga/kekuatan yang haram. Apabila masuk sesuatu yang melebihi kebutuhannya maka akan keluar yang berlebihan itu. Makanan adalah bibit dan pekerjaan adalah tumbuhannya.
Banyak makan atau makan yang berlebihan dapat menyebabkan sulit memahami pelajaran.
Karena perut kenyang dapat menghilangkan kecerdasan. Dan, ini merupakan hal yang sudah diketahui oleh orang-orang yang berilmu.
Seorang apabila banyak makan maka badannya akan sulit dan malas untuk beribadah
Anggota tubuhnya akan lemas dan matanya akan mengantuk. Seperti perkataan seorang ulama, “Apabila perutmu selalu kenyang, bersiaplah menghadapi sakit.”
Banyak makan akan menghilangkan kenikmatan beribadah.
Junaid al-Baghdadi rahimahullahu taala berkata, “Di antara kalian telah menjadikan makanan sebagai penghalang antara kamu dengan Tuhanmu. Orang yang perutnya selalu kenyang tidak akan pernah merasakan nikmatnya beribadah. Sungguh hal itu tidak mungkin pernah terjadi.”
Makan yang berlebihan dapat membawa seseorang kepada perbuatan haram dan syubhat.
Sesuai dengan hadist Nabi "Sesuatu yang halal tidak mendatangkanmu kecuali kekuatan. Sedangkan sesuatu yang haram akan membuatmu bertindak serampangan (semena-mena)."
Banya makan Akan banyak menuntut.
Pertama, hati akan sibuk berpikir untuk mendapatkan makanan. Kedua, menyiapkan makanan. Ketiga, memakan. Keempat, mengeluarkan sisa makanan. Kelima, takut sakit akibat makanan itu.
Dalam hadits Nabi, "Perut adalah sumber segala penyakit dan diet (berpantang) adalah sumber dari segala obat." Selain itu, makan berlebihan menyebabkan seseorang menjadi budak dunia dan rakus.
Banyak makan akan berlanjut dengan menghadapi kesulitan dalam sakaratul maut.
Diriwayatkan, “Sesungguhnya beratnya sakaratul maut tergantung dari kelezatan hidup (di dunia).”
Banyak makan dan Dikuranginya pahala di akhirat
Sebesar apa yang kamu terima di dunia, maka itu akan mengurangi bagianmu di akhirat. Allah berfirman, "Kamu telah menghabiskan rejekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya." (al-Ahqaaf [46]:20)
Banyak makan Akan mengalami penghisaban yang lama pada hari kiamat.
Sesungguhnya haramnya dunia adalah hukuman, halalnya adalah hisab dan perhiasannya adalah kehancuran dan kerugian.
Yang tersebut di atas adalah berbagai bahaya dan penyakit yang
disebabkan oleh makan yang berlebihan dari makan makanan yang halal, dan
satu penyakit dari berbagai penyakit di atas cukuplah bagi kita untuk
takut dan berhati- hati.
Oleh karena itu, lihatlah yang ada pada dirimu dan berhati-hatilah agar tidak terperosok dari sesuatu yang haram. Langkah pertama, jauhkan dari sesuatu yang syubhat agar terhindar dari api neraka yang menyala-nyala. Kemudian hindari secara berlebihan dari sesuatu yang halal, agar terhindar dari fitnah (cobaan) dari penyakit-penyakit ini. Semoga Allah memberikan taufik dan pertolongan kepada kita.
Oleh karena itu, lihatlah yang ada pada dirimu dan berhati-hatilah agar tidak terperosok dari sesuatu yang haram. Langkah pertama, jauhkan dari sesuatu yang syubhat agar terhindar dari api neraka yang menyala-nyala. Kemudian hindari secara berlebihan dari sesuatu yang halal, agar terhindar dari fitnah (cobaan) dari penyakit-penyakit ini. Semoga Allah memberikan taufik dan pertolongan kepada kita.
Siapakah yang dapat mengembalikan tali pelanaku dari nafsu yang sesat.
Sebagaimana dikembalikan tali pelana kuda dengan kekang kuda.
Jangan biarkan dirimu terjerumus dalam kemaksiatan dan kendalikan syahwatmu. Sesungguhnya makanan dapat menguatkan syahwat.
Nafsu bagaikan bayi, bila kau biarkan ia akan tetap menyusu. Bila kau sapih ia akan berhenti menyusu itu.
Maka kendalikan nafsumu, jangan biarkan ia berkuasa. Jika (nafsumu) berkuasa ia akan membunuhmu dan membuatmu tercela.
sumber hadits ini yang kuat. Dalam kitab Kasyf al-Khafa’ dikatakan:
perkataan, “Perut adalah rumahnya segala penyakit dan diet adalah
kepalanya segala obat.” tidak dapat disandarkan kepada nabi. Akan tetapi
ini merupakan perkataan Harits bin Kaidah, dia seorang dokter
berkebangsaan Arab.
Gembalakan ia, bagai ternak dalam amal budi. Janganlah kau menggiring dia ke ladang yang dia sukai.
Gembalakan ia, bagai ternak dalam amal budi. Janganlah kau menggiring dia ke ladang yang dia sukai.
Berapa banyak kelezatan bagi seseorang dapat membunuhnya. Karena ia tidak mengetahui bahwa racun ada di makanan yang lezat.
Takutlah akan tipu daya dalam lapar dan kenyang. Seringkali rasa lapar lebih buruk daripada kekenyangan.
Lawanlah hawa nafsu dan setan, durhakailah. Bila mereka tulus menasehatimu, curigalah.
Jangan kau taati mereka sebagai musuh atau kawan. Karena kau tahu bagaimana tipu daya musuh dan kawan.
Kutinggalkan sunnah nabi yang sepanjang malam beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram
Karena lapar nabi mengikat pusarnya dengan batu. Dan dengan batu beliau mengganjal perutnya yang halus itu.
Beliau menolak harta yang dibutuhkan, maka bertambahlah kezuhudann
beliau. Kendati butuh kepada harta namun beliau tidaklah merusak
kesuciannya.
Bagaimana mungkin nabi butuh pada dunia. Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada.
Muhammmad lah pemimpin dunia akherat. Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan non Arab.
Akibat Bila Terlalu Banyak Makan
23
Sabtu
Okt 2010
in
Akibat Bila Terlalu Banyak Makan
Ditulis oleh : Abu Idris Carko, Dikoreksi oleh : Ustadz Sukadi
Ditulis oleh : Abu Idris Carko, Dikoreksi oleh : Ustadz Sukadi
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ
وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus [10] : 57).
Islam adalah agama yang sempurna. Di dalamnya terdapat petunjuk dan pedoman hidup agar bahagia. Semua aspek kehidupan diatur dalam Islam. Sekalipun dalam urusan makan.
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda: ”Orang yang paling banyak kenyang di dunia adalah yang paling lama lapar di akhirat.” (HR Al Bazzar).
Al Imam Ath Thabrani juga meriwayatkan dengan sanad hasan dengan lafadz: ”Orang yang banyak kenyang di dunia, mereka adalah orang yang banyak lapar di akhirat.” (HR Ath Thabrani).
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam juga bersabda: ”Tidaklah Bani Adam memenuhi kantong yang lebih jelek dari pada perutnya. Hendaklah Bani Adam makan sekedar menegakkan punggungnya. Jika tidak bisa, maka makanlah sepertiganya untuk makanan, sepertiganya untuk minuman, dan sepertiganya untuk napasnya.” (HR Tirmidzi).
Al Imam Ash Shon’ani rohimahullohu berkata: ”Hadist ini menunjukan atas tercelanya banyak makan dan kenyang karena menimbulkan berbagai penyakit dan memberatkan seseorang untuk melaksanakan hukum syar’i/ ibadah.”
Lukman Hakim berwasiat kepada putranya: ”Wahai putraku, bila kamu penuhi lambungmu maka akan tidur pikiranmu, membisukan hikmah, mendudukan anggota badan dari beribadah. Dan perut kosong itu banyak faidahnya yaitu menjernihkan hati, mencerdaskan manusia, dan menajamkan bashiroh. Kenyang itu menyebabkan kedunguan, membutakan hati, dan memperbanyak uap dan cairan lambung.”
Berkata Imam Syafi’i rohimahullohu: ”Saya tidak pernah kenyang selama 16 tahun karena kenyang itu memberatkan badan, menghilangkan kecerdasan, membuat banyak tidur, dan melemahkan seseorang untuk melakukan ibadah.”
Inilah syari’at Islam. Tidak ada satupun yang diperintahkan kecuali akan memberikan kebaikan. Dan tidak ada satupun yang dilarang kecuali hal tersebut dapat menimbulkan kebinasaan. Setiap muslim wajib menerima perintah dan larangan walau belum diketahui hikmah di balik perintah dan larangan tersebut.
Dan walhamdulillah, saat ini dunia kedokteran dengan izin Alloh telah dapat mengetahui beberapa hikmah di balik larangan terlalu banyak makan. Di antaranya:
1. Banyak makan menyebabkan obesitas (kegemukan)
Obesitas merupakan peningkatan massa jaringan lemak pada tubuh karena asupan energi lebih besar dari pada energi yang dikeluarkan. Penyebabnya adalah pola makan dan aktivitas fisik. Orang yang kelebihan makan, sementara aktivitas fisiknya sedikit, jelas akan mengalami obesitas.
Obesitas adalah sumber berbagai macam penyakit metabolik. Penyakit-penyakit yang dapat muncul antara lain : diabetes (penyakit gula), hipertensi (darah tinggi), penyakit jantung, dislipidemia, stenosis hati, gangguan saluran cerna, gangguan tidur, dan lain-lain.
2. Banyak makan menyebabkan kolesterol darah tinggi
Kolesterol dibutuhkan untuk fungsi tubuh yang normal dan merupakan sumber kalori tubuh. Hepar (hati) memproduksi kolesterol yang cukup untuk kebutuhan tubuh sehingga pada dasarnya kita tidak perlu mengkonsumsi kolesterol. Bila kadar kolesterol darah tinggi, prinsip utama mengatasinya adalah dengan mengatur pola makan, mempertahankan berat badan normal, mengurangi kadar lemak darah, dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.
Orang yang kelebihan berat badan cenderung kolesterolnya tinggi karena mengalami resistensi insulin yang menyebabkan perubahan metabolisme lemak. Kolesterol adalah lemak dalam darah, bukan lemak yang berada di bawah kulit. Jadi, bisa saja orang yang berbadan kurus kolesterolnya tinggi.
Kadar kolesterol total normal adalah 200 mg/dl. Bila kadar berlebih, akan terjadi penumpukan endapan lemak dalam pembuluh darah, kemudian menjadi plak. Plak menyebabkan penebalan dan hilangnya elastisitas dinding pembuluh darah. Ini dinamakan aterosklerosis.
Plak aterosklerosis merupakan penyebab penyakit jantung koroner dan stroke.
3. Banyak makan menyebabkan mudah lupa (pikun)
Studi yang dilakukan di Mount Sinai School of Medicine menunjukan bahwa penderita penyakit Alzheimer (penyakit utama penyebab kepikunan) mengalami peningkatan kadar peptid beta amyloid. Peptid ini menyebabkan pembentukan plak di otak (ciri utama penyakit Alzheimer) serta mengaktifkan SIRT 1 (kelompok protein yang mempengaruhi sejumlah fungsi tubuh seperti metabolisme dan aging).
Studi ini menunjukan bahwa peptid beta amyloid di otak dapat dikurangi dengan membatasi asupan kalori. Sebaliknya, makanan tinggi kalori dan lemak jenuh tampak meningkatkan kadar peptid beta amyloid.
Bagaimana cara menghindari penyakit-penyakit di atas? Caranya adalah dengan :
1. makan tidak berlebihan, secukupnya saja.
2. makan yang teratur
3. kurangi makanan berlemak, makanana cepat saji (fast food), dan tinggi kalori.
4. memperbanyak puasa
Selain puasa wajib di bulan Romadhon, ada banyak puasa sunnah yang dapat dikerjakan. Diantaranya : puasa 6 hari di bulan syawal, puasa senin kamis, puasa dawud (sehari puasa sehari berbuka), puasa hari arofah, dan lain-lain. Tapi INGAT! Jangan melakukan puasa yang tidak disyari’atkan seperti puasa mati geni, weton, dan lain-lain. Justru puasa yang seperti ini akan membahayakan kesehatan (di dunia) dan membahayakan kita di akhirat.
5. jangan merokok
6. hindari minum khamr (minuman memabukan/beralkohol)
7. hindari makanan haram seperti daging babi, darah (marus), dan lain-lain
Mari kita jaga kesehatan kita, agar dapat beribadah kepada Alloh.
Sumber rujukan :
1. Ustadz Abdurrohim. 2004. Beberapa Faidah Ibadah Berpuasa Kita. http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=764 (diakses 2 Oktober 2010)
2. Majalah Kesehatan OTC DIGEST. Edisi 49. 2010
3. Majalah Kesehatan OTC DIGEST. Edisi 50. 2010
MAKANAN DALAM PANDANGAN ISLAM
oleh: Mira Suprayatmi
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa-apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syetan......(QS Al Baqarah (29 . 168)
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, takterkecuali masalah
makan. Oleh karena itu bagi kaum muslimin, makanan di samping
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan
ruhani, iman dan ibadah juga dengan identitas diri, bahkan dengan
perilaku, demikian ujar K.H Didin Hafiduddin, MS dalam Seminar
Pameran Produk Halal Indonesia, Al Ghifari'96, di Bogor.
Dari ayat di atas, dapat disimak bahwa Allah menyuruh manusia memakan
apa saja di dunia ini yang diciptakanNya, sepanjang batas-batas yang
halal dan baik (thayibah). Selain ayat-ayat di atas banyak lagi ayat
dalam Al Qur´an yang berisi suruhan atau perintah agar manusia
berhati-hati dalam memilih makanan, dapat memisahkan mana yang halal
(dibolehkan) dan mana yang haram (tidak diijinkan), cara memperoleh
makanan itu dan makanan itu baik dari segi kesehatan jasmani maupun
rohani, a,l seperti pada ayat-ayat : Q.S Al Baqarah (2) : 172, QS An
Nahl (16) : 114, QS Al Mu´minun (23) : 51, QS Al Araaf (7) :31, QS Al
Anàm (6) :145, QS Al Maidah (5) : 3, QS Al Anàm (6) :121 QS Al
Baqarah (2) :173, QS An Nahl(16):115.
Cukup banyak ayat-ayat Allah SWT yang memperingatkan kita akan halnya
makanan, apakah manusia tidak cukup memperhatikannya ? Padahal otot,
tulang otak, paru-paru, hati, alat-alat buangan semua di bangun dari
apa yang kita makan. Bila kita menghindari makanan-makanan yang
tidak baik (junk food), maka akan dihasilkan tulang yang kokoh, otot
yang kuat, pipa/saluran-saluran yang bersih, otak yang cemerlang,
paru-paru dan hati yang bersih, jantung yang dapat memompa darah
dengan baik. Dan diperintah manusia untuk selalu memperhatikan
makanannya, seperti firman Allah "Maka seharusnya manusia
memperhatikan makanannya" (QS Abasa (80) : 24). Mengapa ? Karena
manusia yang ingin sehat jasmani rohaninya, salah satu faktor yang
menunjang adalah dari makanan dan pola makanan yang diterapkan.
Jadi bagi seorang muslim makan dan makanan bukan sekedar penghilang
lapar saja atau sekedar terasa enak dilidah, tapi lebih jauh dari itu
mampu menjadikan tubuhnya sehat jasmani dan rohani sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai "khalifah fil Ardhi". Rasulullah SAW
pernah berkata dalam suatu hadistnya: "Seorang hamba Allah tidak akan
berpindah dua kakipun pada hari kiamat, sampai ia mampu menjawab
empat hal: umurnya bagaimana dihabiskan, pengetahuan bagaimana
diamalkan, hartanya bagaimana dinafkahkan serta tubuhnya bagaimana
digunakan atau diboroskan" (HR.Tirmidzi).
Tubuh manusia bisa diumpamakanseperti mesin yang sangat rumit dan
tidak ada tandingannya . Seperti halnya mesin yang memiliki berbagai
komponen, maka agar mesin itu dapat selalu berjalan dengan mulus
perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain perlu dipelihara dan
dijaga kebersihannya, diberi waktu beristirahat, dan digunakan dengan
hati-hati
sesuai fungsinya. Demikian pula tubuh manusia, yang memiliki
mekanisme yang sangat rumit itu dan salah satu segi pemeliharaan
tubuh itu dengan makanan. Dan tentu saja jika fungsi tersebut ada
yang salah , misalnya tubuh terserang penyakit maka manusia harus
mengoreksi dirinya , tentu ada sesuatu yang salah dalam segi
perawatan dan pemeliharaannya. Karena Allah tak akan menghadirkan
bencana disebabkan ulah manusia itu sendiri, seperti dalam
firmanNya "Apa saja ni'mat yang kamu peroleh adalah dari Allah dan
apa saja bencana yang menimpamu, maka dari ( kesalahan) dirimu
sendiri" (QS.An Nissa (4) : 79).
Begitu banyak hasil penelitian para ahli yang menyatakan kesalahan
dalam makanan dapat mengganggu beberapa kerja tubuh, hingga akhirnya
baik langsung ataupun tidak langsung dalam jangka waktu tertentu
dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti : penyakit kronis pada
jantung, paru-paru, darah tinggi (hypertenssion), diabetes, penyakit
lambung dan usus (peptic ulcer disease), kegemukan (obesity),
depresi, tumor, kanker dsb. Mengapa itu terjadi dari makanan?
Mungkin manusia terlalu banyak makan, terlalu banyak garam, terlalu
banyak gula, terlalu banyak lemak dan kholesterol, terlalu banyak
bahan makanan tambahan (food additive), alkohol, merokok dsb.
Padahal semua yang berlebihan itu tidak disukai Allah SWT, seperti
dalam firman-Nya:
"....,makan minumlah dan jangan berlebih-lebihan (melampaui batas
yang dibutuhkan tubuh dan batas-batas yang dihalalkan)".
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan"(
QS Al Araaf (7) : 31)
Makanan yang Halal dan Haram
Makanan yang halal, yaitu makanan yang diijinkan bagi seorang muuslim
untuk memakannya. Islam menghalalkan sesuatu yang baik-baik.
Makanan yang haram adalah terlarang seorang muslim untuk memakannya.
Banyak pendapat yang menterjemahkan makanan "halal" tersebut. Akan
tetapi pada umumnya dapat dikatakan makanan tersebut halal bila :
Tidak berbahaya atau mempengaruhi fungsi tubuh dan mental yang normal
Bebas dari "najis(filth)" dan produk tersebut bukan berasal dari
bangkai dan binatang yang mati karena tidak disembelih atau diburu
Bebas dari bahan-bahan yang berasal dari babi dan beberapa binatang
lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim kecuali dalam
keadaan terpaksa
Diperoleh sesuai dengan yang sudah ditentukan dalam Islam
Najis (Filth) dalam hal di atas, didefinisikan dalam 3 golongan :
pertama, bersih dari sesuatu yang diperuntukkan untuk upacara-
upacara/berhala, kedua yang dapat ditoleransi karena sulit untuk
menghindarinya seperti darah dari nyamuk, dan insek lainnya, ketiga
yang tak dapat ditoleransi seperti minuman yang memabukkan dan
beracun serta bangkai.
Sebaliknya makanan tersebut haram bila :
Berbahaya dan berpengaruh negativ pada fisik dan mental manusia
Mengandung najis(filth) atau produk berasal dari bangkai, babi dan
binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim
Berasal dari binatang yang diijinkan, tetapi tidak disembelih dngan
aturan yang telah ditetapkan (secara islam) dan tidak dilakukan
sepatutnya.
Dalam Al Qur´an telah ditegaskan. Apa-apa saja makanan yang haram
tersebut, seperti dalam surat Al Baqarah (2) :173, Al Anám (69) :145,
An Nahl (16) :115 dan lebih diperinci lagi pada surat Al Maidah
(59) :3
"Telah diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, binatang
yang disembelih atas nama selain Allah, yang (mati) dipukul, yang
(mati) karena jatuh dari atas, yang (mati) karena ditanduk, yang
(mati) karena dimakan binatang buas kecuali yang sempat kamu sembelih
dan yang disembelih untuk berhala....".
Alkohol/Arak (Al Khamr)
Ayat-ayat Al Qur´an yang mengharamkan khmar, antara lain dalam QS Al
baqarah (29 : 219, QS Al Maidah (5) : 90-91.
Ketika Nabi Muhammad SAW pertamakali menyampaikan larangan khamr,
beliau tidak memandangnya dari segi bahan yang dipakai untuk
membuatnya tetapi dari segi pengaruh yang ditimbulkan,
yaitu "memabukkan". Dan memang suatu kenyataan pengaruh khamr itu
tidak saja pada tubuh manusia, juga mampu mengubah jalan fikiran
manusia. Apa yang dapat diharapkan dari orang yang tak mampu
mengambil keputusan yang benar, tak mampu menjaga tubuhnya dari hal
yang salah dan memalukan, tak mampu menjaga kualitas kemanusiaannya.
Dan Islam selalu mengambil jalan pencegahan, dilaranglah khamr dalam
bentuk apapun dalam jumlah bagaimanapun, seperti beberapa hadist :
Berkata nabi Muhammad SAW :
" Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah
haram" (HR Muslim)
"Apa saja yang memabukkan dalam jumlah banyak, maka sedikitpun adalah
haram (HR Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
"Khamr adalah sumber dari segala kejahatan" (HR Bukhari)
"Rasulullah SAW melaknat tentang khamr, 10 golongan : (1)yang
memerasnya, (2)yang meminta diperaskan, (3)yang meminumnya, (4)yang
membawanya, (5)yang minta diantari, (6)yang menuangkan, (7)yang
menjualnya, (8)yang makan harganya, (9)yang membelinya, (10)yang
minta dibelikan.
Hasil penelitian para pakar kesehatan, hampir semua menyatakan
alkohol dapat mempengaruhi kerja tubuh dan otak, serta mampu mengubah
tingkah laku seseorang ke arah negativ. Hingga jika sudah menjadi
suatu ketagihan yang akut, sistim hormon manusia (terutama pancreatic
endocrine system) menjadi terhambat, fungsi hati pun menjadi
terganggu. Selain itu juga mempengaruhi hormon kesuburan dan bayi
yang dilahirkannya. Alkohol pun dapat menghambat sistim kerja syaraf
pusat, sehingga hilang kesadarannya, bahkan dalam kasus yang lebih
akut, mampu menjadikan seseorang dalam keadaan koma, akhirnya binasa,
padahal Allah SWT sudah memperingatkan manusia dalam firmanNya :
"...., dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam
kebinasaan"
(QS Al Baqarah (2) :195)
Ada satu segi yang oleh sementara orang ditanyakan, yaitu : tentang
arak yang dipakai untuk berobat. Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah
menjawabnya : "Dilarang! Kata laki-laki itu kemudian "Innama
nashnauha liddawa (=kami hanya pakai untuk berobat)". Maka jawab
Nabi SAW selanjutnya " Innahu laysa bidawaain wa laakinnahu daaun
(0arak itu bukan obat, tetapi penyakit) (HR Muslim, Ahmad, Abu
Dawud dan Tirmidzi).
Dan Sabdanya pula :
"Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat dan menjadikan
untuk kamu bahwa tiap penyakit itu ada obatnya, oleh karena itu
berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram" (HR Abu Dawud)
Di samping itu Ibnu Qayim memperingatkan pula, jika ditinjau dari
kejiwaan "bahwa syarat sembuh dari penyakit haruslah berobat yang
diterima akal dan yakin akan manfaat obat itu serta adanya berakah
kesembuhan yang dibuat Allah".
Produk yang Meragukan
Ada suatu perbedaan antara produk-produk beralkohol dan produk-produk
yang berasal dari binatang yang diharamkan. Pada produk-produk dari
binatang itu banyak hal yang tidak detail dijelaskan asalnya, dan
hal ini menimbulkan keraguan. Hal ini terutama bagi mereka yang
hidup dimana terbukanya pengaruh-pengaruh internasional (lingkungan
kosmopolit), sehingga dari mana produk itu berasal tidaklah jelas.
Dan bagi seorang muslim perlu mempunyai sikap wara (hati-hati) agar
tidak jatuh ke daerah yang haram.
Sperti sabda Rasulullah SAW :
"Yang halal sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas dan
diantaranya ada beberapa perkara yang belum jelas (syubhat), banyak
orang yang tidak tahu : apakah ia masuk bagian yang halal atau
haram? Maka barangsiapa menjauhinya karena ingin membersihkan agama
dan kehormatannya maka ia selamat; dan barangsiapa mengerjakan
sedikitpun daripadanya hampir-hampir ia akan jatuh ke dalam haram,
sebagaimana orang yang menggembala kambing di sekitar daerah
terlarang, dia hampir-hampir akan jatuh kepadanya. Ingatlah! Bahwa
tiap-tiap raja mempunyai daerah larangan, ingat pula bahwa larangan
Allah itu adalah semua yang diharamkan" (HR Bukhari, Muslim dan
Tirmidzi)
Jelasnya Islam mempersempit daerah haram dan memperlebar daerah
halal, akan tetapi dalam mengambil suatu keputusan harus yakin bahwa
itu masih dalam daerah yang diijinkan menurut syara. Di samping itu,
Islam memberikan perkenan untuk memakan yang haram dalam keadaan
terpaksa atau "darurah", walaupun demikian dalam syariat islam kalau
sampai terjadi keadaan darurah, ada hukumnya sendiri.
"Barangsiapa terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melampaui batas,
maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun dan Maha Pengasih" (QS Al
Anám 146)
Islam melarang sesuatu tentu karena ada sebab dan hikmahnya, dan
merupakan suatu cobaan bagi umatnya, apakah akan mengikuti atau
melanggarnya. Dibalik semua itu Allah tidak akan memberatkan suatu
kaum dengan larangan-larangan-Nya, seperti firman-Nya :
"Allah tidak menghendaki untuk memberikan kamu suatu beban yang
berat, tetapi ia berkehendak untuk membersihkan kamu dan
menyempurnakan ni`mat-Nya kepadamu supaya kamu bersyukur (QS Al
maidah (5) :6)
Sumber Pustaka
Lima Bahaya yang Mengintai Saat Anda Makan Terlalu Banyak
Senin, 29/06/2015 20:46 WIB
ilustrasi (Heinrich Boll Stiftung/Flickr)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Salah satu masalah yang kerap terjadi menjelang buka
puasa adalah membeli aneka makanan lezat untuk disantap saat buka.
Bukan hanya satu jenis, melainkan beberapa jenis sekaligus. Akibat makan
berlebihan, Anda pun jadi gemuk. Faktanya lagi, banyak orang berpikir bahwa hanya merokok dan minum-minum yang bisa membuat Anda kecanduan. Sebenarnya, makan berlebihan juga bisa membuat Anda kecanduan dan berperilaku kompulsif.
Dikutip dari Boldsky, dalam keadaan sedih atau marah, bahkan saat merasa sangat lapar, Anda tak sadar kalau Anda makan berlebihan. Apa sih bahayanya makan berlebihan?
1. Obesitas
Kalau bahaya yang satu ini, Anda pasti sudah tahu. Makan yang berlebihan akan menumpuk lemak dalam tubuh. Apalagi jika Anda malas bergerak.
Kegemukan yang berujung pada obesitas adalah efek negatif pertama dari makan berlebihan. Dan seperti diketahui, makan berlebihan akan menyebabkan masalah kesehatan, termasuk jantung dan kolesterol.
2. Bau mulut
Makan berlebihan ternyata juga bisa menyebabkan masalah bau mulut. Namun sebenarnya, bau mulut bukanlah hal yang umum terjadi, hanya saja dalam kasus tertentu ada saja orang yang punya kecenderungan untuk punya masalah bau mulut setelah terlalu banyak makan.
3. Gagal organ
Ahli kesehatan mengatakan bahwa makan berlebihan bisa menyebabkan malfungsi organ. Beberapa organ misalnya organ pencernaan, liver, dan ginjal bisa saja stres dan akhirnya tak berfungsi dengan baik.
4. Masalah pencernaan
Tak perlu ditanyakan lagi, makan berlebihan alias makan terlalu banyak akan menyebabkan banyak masalah di saluran pencernaan.
5. Masalah asam lambung
Makan berlebihan juga bisa membuat perut jadi sakit dan bergas. Terlalu banyak makan akan menyebabkan asam lambung naik dan perut kembung.
(chs/mer)
Mengapa Anda Tidak Boleh Makan Nasi Terlalu Banyak?
Nasi adalah salah satu bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia. Nasi menjadi salah satu sumber tenaga dalam setiap porsi makanan. Namun disisi lain, nasi juga bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya gula darah. Yang lama kelamaan bisa menyebabkan diabetes.
Seperti yang diketahui bahwa nasi mengandung karbohidrat. Karbohidrat inilah yang akan memicu pelepasan hormon insulin. Hormon insulin sendiri adalah hormon yang bertugas untuk mengatur serta mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh. Selain itu, hormon insulin juga memiliki peran untuk mengembangkan sel-sel dalam tubuh, termasuk diantaranya sel lemak dan sel otot.
LPL sendiri memiliki fungsi yang sama dengan glucosa transporter atau yang disingkat dengan GLUT. GLUT sendiri memiliki fungsi untuk menari gula yang terdapat pada sel otot dan sel lemak untuk kemudian dirubah menjadi energi ataupun disimpan dalam sel lemak sebagai lemak atau sel otot sebagai glikogen.
Karena memiliki sifat yang sama dengan GLUT, maka LPL juga akan diregulasikan oleh hormon insulin. Namun yang membedakan adalah LPL hanya akan menyimpan glukosa dalam sel lemak. Jadi ketika kadar hormon insulin mengalami peningkatan, maka LPL yang terdapat dalam sel lemak juga akan meningkat. Hal inilah yang kemudian membuat LPL menarik sel-sel lemak untuk keluar.
Namun ternyata efek sebaliknya akan diberikan hormon insulin kepada sel otot. Ketika terjadi peningkatan hormon insulin, makan tubuh akan menurunkan konsentrasi dan juga fungsi LPL di dalam otot. Kerugian tubuh dalam hal ini adalah otot tidak bisa membakar lemak secara efisien, sedangkan lemak yang tidak digunakan oleh tubuh akan kembali disimpan di dalam sel lemak.
Sebuah hasil penelitian yang dimuat dalam British Journal of Nutrition bahkan menjelaskan bahwa ketika seseorang sarapan pagi dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat, maka sel-sel ototnya akan lebih sulit untuk membakar lemak. Oleh karena itu, bagi Anda yang sedang berusaha untuk menurukan berat badan, sebaiknya Anda melakukan diet yang rendah karbohidrta, cukup lemak dan tinggi protein.
Terlalu Banyak Makan Bisa Lebih Buruk daripada Kelaparan
Label:
kesehatan
4.20.00 PM
Terlalu Banyak Makan, Bisa Lebih Buruk daripada Kelaparan
Penelitian terbesar pernah diadakan kesehatan dunia, mengungkapkan bahwa, untuk pertama kalinya, jumlah tahun (hidup sehat) yang hilang sebagai akibat dari orang-orang yang terlalu banyak makan melebihi jumlah yang hilang oleh orang-orang makan terlalu sedikit.
The Global Burden of Disease (bisa dilihat di who.int) - upaya penelitian besar yang melibatkan hampir 500 ilmuwan di 50 negara - juga menyimpulkan bahwa kita akhirnya mendapat pegangan pada beberapa penyakit menular yang umum, membantu menyelamatkan jutaan anak-anak dari kematian dini.
"The Global Burden of Disease 2010 adalah penilaian yang paling komprehensif tentang kesehatan manusia dalam sejarah kedokteran". Laporan itu menilai prevalensi penyakit dan penyebab kematian di seluruh dunia pada tahun 2010, dan membandingkannya dengan data yang dikumpulkan pada tahun 1990 untuk mengidentifikasi tren.
Untuk pertama kalinya dalam skala global, kelebihan berat badan telah menjadi lebih dari masalah kesehatan dibandingkan kekurangan gizi. Pada tahun 1990, gizi buruk adalah penyebab utama beban penyakit, diukur sebagai jumlah tahun hidup sehat rata-rata orang bisa berharap untuk kehilangan sebagai akibat dari penyakit atau kematian dini. Saat itu, indeks massa tubuh yang tinggi, menduduki peringkat kesepuluh. Sekarang, kekurangan gizi telah turun ke tempat kedelapan, sedangkan massa tubuh yang tinggi telah meningkat menjadi penyebab utama beban penyakit keenam.
Terlalu banyak makan
Sebuah jumlah yang lebih besar dari beban penyakit terjadi karena orang gemuk dan terlalu banyak makan, sebagai lawan untuk memiliki terlalu sedikit untuk makan.
Kelebihan berat badan dapat menaikkan tekanan darah seseorang dan menyebabkan stroke dan penyakit jantung, bersama-sama, kedua kondisi bertanggung jawab atas seperempat dari seluruh kematian. Dan masalahnya tidak terbatas ke barat - Timur Tengah merupakan salah satu daerah yang melihat peningkatan yang signifikan dalam massa tubuh yang tinggi.
Tapi, sementara mungkin kelebihan berat badan, juga hidup lebih lama. Di beberapa negara, perubahan telah besar - Maladewa, misalnya, telah melihat peningkatan harapan hidup hampir 30 tahun sejak tahun 1970-an. Program kesehatan pedesaan juga telah memberikan kontribusi terhadap perbaikan besar di negara-negara termasuk Bangladesh dan Iran.
Dataran-Sahara Afrika masih mengalami tingkat kematian yang tinggi dari penyakit menular seperti HIV dan malaria, namun secara global kematian akibat penyakit menular telah menurun. Pada kenyataannya, lebih mungkin untuk meninggal akibat penyakit non infeksi - terutama yang disebabkan oleh kelebihan berat badan.
Ke depan, obesitas dan penggunaan tembakau dan alkohol adalah target yang jelas untuk perubahan kebijakan kesehatan. Tetapi juga penting untuk berfokus pada pemeliharaan kesehatan.
Tips Menghindari Kegemukan
Untuk menghindari diri dari yang namanya kegemukan, perlu diingat bahwa lemak di piring kita sebagian besar akan disimpan menjadi lemak di dalam tubuh. Dengan demikian, tubuh dapat menjadi cepat gemuk. Berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk menghindari kegemukan:
1. Kurangi Makanan Yang Di Goreng (Sedikit saja)
Gorengan memang sedap. Tapi, lemak yang terkumpul dalam minyak bisa berakibat menjadi lemak yang tak bisa di netralisir tubuh. Hasilnya tentu saja akan membuat penumpukan lemak di tubuh.
2. Makanlah Dengan Mengunyah Secara Perlahan
Kunyahlah makanan secara perlahan-lahan dan cobalah menikmati makanan sewaktu berada dalam mulut. Dengan demikian akan menyebabkan lambung cepat kenyang dan membantu mencegah makan terlalu banyak. Nasihat lama yang masih boleh diikuti, kunyahlah makanan setidaknya 15-32 kali sebelum menelannya. (Jika pernah makan nasi saja, dengan kunyahan sekitar 15 kali, nasi bisa terasa manis)
3. Ambil sedikit
Ambillah makanan pertama sedikit mungkin ke dalam piring Anda. Tambah sedikit demi sedikit bila masih lapar. Cara ini dilakukan agar Anda tidak merasa terpaksa harus menghabiskan makanan yang sudah berada di piring. Namun kontrol juga keinginan menambah banyak, toh makanan di bumi ini tidak akan habis, masih tersedia banyak untuk esok, pasti kebagian.
4. Hindari Kadar Gula Dan Lemak Tinggi
Hindari makanan berkadar gula dan lemak tinggi seperti cake, cokelat, kue-kue, lemak hewan, mentega, fullcream milk, jeroan, dan lain-lain.
5. Konsumsi Banyak Buah-buahan
Mengonsumsi banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan karbohidrat dapat menjaga jumlah kalori yang masuk agar sesuai dengan kebutuhan.
6. Kurangi Minum Minuman Yang Bersoda
Minuman yang satu ini sebenarnya memang terasa segar begitu masuk di tenggorokan. Soda nya membuat rasa 'gatal' di tenggorokan menjadi hilang. Tapi minuman yang satu ini tak lebih baik untuk tubuh kita. Jadi sebaiknya, hindari atau minimal kurangi minuman bersoda.
Intinya, Janganlah berlebih-lebihan kawan...
Begini Akibatnya Jika Terlalu Banyak Makan Nasi
Reporter : Sandy | Rabu, 22 April 2015 11:13
Ilustrasi
Anda merasa tidak punya energi sepanjang hari? atau sudah mengantuk meski hari masih sore?
Dream - Apakah Anda malas untuk bangun dari tempat tidur, merasa tidak punya energi sepanjang hari dan bergantung pada gula untuk melakukan rutinitas? Itu tandanya Anda mengalami kelelahan.Kelelahan menimpa hampir semua orang. Menurut sebuah penelitian, 10 persen orang yang pergi ke dokter mengeluhkan kelelahan yang mereka alami.
Setengah dari orang yang mengeluh kelelahan didiagnosis dengan masalah medis seperti kekurangan zat besi atau kelenjar tiroid yang tidak bekerja maksimal.
Kelelahan juga dapat disebabkan oleh masalah gaya hidup dan dapat diselesaikan dengan melakukan perubahan sederhana.
Salah satu gaya hidup yang tidak dianjurkan adalah terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat (nasi).
Marilyn Glenville, ahli gizi dan penulis Natural Health for Women Bible, mengatakan orang bisa mengalami kelelahan dari makanan yang seharusnya memberi mereka energi.
Mengkonsumsi pasta, roti, nasi, biskuit, cokelat dan keripik menyebabkan gula darah naik turun dengan cepat, sehingga banyak yang sudah mengantuk meski hari masih sore.
"Beberapa orang mengkonsumsi karbohidrat olahan seperti roti putih, tepung putih, pasta putih. Jenis makanan ini mengandung Indeks Glikemik (Glycemic Index/GI) yang tinggi," kata Glenville dikutip Dream dari Daily Mail, Rabu 22 April 2015.
Makanan yang mengandung GI tinggi menghasilkan aliran darah yang terlalu cepat. Sehingga gula darah naik dan turun dengan cepat. Gula darah yang naik dan turun dengan cepat sangat berbahaya.
"Hal itu membuat Anda merasa cepat pusing, murung, mudah tersinggung dan lelah," tambah Glenville.
Namun bukan berarti harus menjauhi karbohidrat. Glenville mengatakan untuk menghindari dari rasa lelah berlebihan, maka harus mengkonsumsi lebih banyak makanan yang bergizi. Dengan demikian meski bisa lelah tapi itu dikarenakan tidak mendapatkan cukup nutrisi.
Dia mengatakan makan makanan dengan GI rendah, yang melepaskan energi lebih lambat - dan makan porsi sedikit dalam jarak tertentu, akan membuat gula darah stabil dan tingkat energi menjadi konstan.
"Hal ini akan mencegah kelelahan. Selain itu, banyak makan buah yang kaya nutrisi dan sayuran juga akan membantu," katanya.
Sepuluh
Alasan Untuk Lebih Banyak
Makan Seperti Seorang Vegetarian
Teks: Bonnie Liebman (Asal dalam bahasa inggris)
Semakin terbukti bahwa diet yang paling sehat sarat
dengan makanan nabati (Sayur-sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan)
dan sedikit pada makanan hewani (daging, ikan, unggas dan susu),
khususnya yang tinggi kandungan lemaknya.
“Diet yang kaya buah-buahan dan sayur-sayuran
memainkan peranan dalam mengurangi resiko semua penyebab utama penyakit
dan kematian,” kata Walter Willet, Kepala Bagian Nutrisi di Sekolah
Kesehatan Umum Harvard.
Bagi kebanyakan orang, vegetarian adalah sebuah
kata yang terlalu berat. Karena kata tersebut secara khusus mengacu
kepada orang yang tidak pernah makan daging, ikan atau unggas demi
alasan etika, agama atau kesehatan. Orang vegan juga menghindari
semua produk susu dan telur. Tetapi para ilmuwan lebih tertarik
dalam berapa sering-bukan apakah-orang mengkonsumsi makanan hewani.
Dan banyak penelitian mereka menunjuk pada kesimpulan yang sama:
orang seharusnya mengkonsumsi lebih sedikit makanan hewani dan lebih
banyak makanan nabati, terutama buah-buahan dan sayur-sayuran. Mengapa?
Inilah sepuluh alasan – beberapa berhubungan dengan kesehatan, beberapa
tidak.
|
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
|||
|
||
|
1 ulasan:
makna dari alquran nih btw aku suka bacanya jadi mengingatkan aku sama hidup ini sekarang, ada gunanya apa engga nih makan mulublog walking juga ke blog aku ya sharing info jga
belajar bisnis dan seo
Catat Ulasan