Isnin, 19 Oktober 2015

JADIKAN ORANG LAIN KAMBING HITAM



Jangan Jadikan Takdir Sebagai Kambing Hitam

takdir
Takdir
Sering kita terdengar orang yang selalu gagal dalam mencapai kejayaan hidup  berkata, – ”Ini sudah takdir saya, dan saya harus ikhlas menerimanya.”
Benarkah orang tersebut gagal kerana memang dia sudah di takdir kan hidup sebagai seorang loser?
Ketika ada yang tidak lulus peperiksaan, apakah memang takdirnya ?
Atau dia yang tidak mahu belajar dengan bersungguh-sungguh?
Ketika ada bisnesman yang jatuh bangkrap, apakah itu sudah takdirnya ?
Ataukan dia yang kurang kreatif dan inovatif sehingga perniagaannya kalah bersaing dengan bisnes pesaingnya?
Ketika ada selebriti yang sudah beberapa kali mengalami kegagalan dalam membina kehidupan  rumah tangga, apakah itu kerana takdir yang harus dilaluinya ataukah kerana selebriti tersebut tidak memiliki tekad dan komitmen yang tinggi untuk mempertahankan keutuhan keluarganya?
Tulisan ini tidak bermaksud memanipulasi pengertian takdir sebagai suatu bentuk keimanan kepada Tuhan.
Akan tetapi lebih kepada Takdir jangan selalu dijadikan alasan atas kesalahan kita dalam menghadapi pasang surutnya kehidupan. Hidup akan terus berjalan “Life must go on”.
Masalah adalah bagaimana kita menghadapi setiap permasalahan hidup yang muncul dan tetap muncul sebagai pemenang.
Untuk menjadi pemenang kita wajib memiliki mental sebagai pemenang atau juara
Seorang pemenang akan selalu optimistik dan penuh harapan menatap masa depan meskipun harus mendaki bukit yang tinggi dan lembah yang curam. Seorang pemenang melihat setiap  masalah  sebagai suatu tentangan untuk dipecahkan dan bukan untuk dihindari.

Apa sebenarnya takdir itu?

Takdir adalah ukuran.
Takdir adalah hukum Tuhan yang diberlakukan untuk kehidupan manusia dan alam raya.
Kata takdir (taqdir) berasal dari kata “qaddara” berasal dari akar kata “qadara” yang  bererti mengukur, memberi kadar atau ukuran.
Jika kita berkata, ʺAllah telah menakdirkan demikian,ʺ maka itu bererti, ʺAllah telah memberi kadar, ukuran, atau batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan  makhluk‐Nya”.
 Kalau kita melihat dalam kehidupan seharian,  yang menjadi masalah bukan bagaimana takdir itu difahami atau diertikan. Ini sepertinya sudah “muttafaqun alaih” atau sudah kita sepakati bersama.
 Oleh itu, apa yang menjadi masalah?
Yang menjadi masalah adalah bagaimana orang memahami posisi dirinya dalam takdir Tuhan. Bagaimana orang meletakkan dirinya dalam lingkaran takdir tuhan itulah yang membezakan dia dengan orang lain.
Ini terjadi ketika kita membawa konsep takdir ini untuk menjelaskan nasib kita. Nasib di sini berkait dengan warna‐warninya keadaan diri kita, misalnya: berjaya‐gagal, sengsara‐bahagia, maju‐mundur, menang‐kalah, dan seterusnya.
Harapan akan membangunkan mimpi seseorang, dengan harapan seseorang dapat melihat dunia dengan segala keindahannya, mensyukuri keberadaan dirinya dan merasa mampu untuk tetap bertahan.
Seorang penyair menyatakan bahawa harapan itu seperti sayap burung yang mampu membawa terbang dirinya ke alam bebas untuk  merasakan hidup yang sebenarnya
Berbeza dengan orang-orang yang tidak mempunyai harapan, mereka akan cenderung berputus asa.
Melihat dunia dari kegelapan, merasakan bahawa keberadaanya tak ada gunanya lagi sehingga banyak juga orang yang berputus asa akhirnya menyakiti diri mereka sendiri.
Bahkan ada yang sanggup untuk mengakhiri  hidupnya sendiri, dan pada akhirnya takdir yang dijadikan kambing hitam atas kemalangan hidupnya.
Dengan menyedari bahawa Takdir adalah suatu ketentuan dari Allah SWT, namun tetap merupakan akiat atas segala tindakan yang telah kita ambil, maka kita akan meletakkan usaha atau ikhtiar sebagai jalan keluar atas segala permasalahan kita.
Dengan tentunya tetap bersandar pada kekuatan yang jauh lebih besar dari kita, iaitu kekuatan Sang Maha Pencipta.
Untuk itu doa tetap kita mohonkan agar usaha dan langkah yang kita ambil tidak hanya baik dan sesuai dengan keinginan kita, tetapi juga sesuai dengan kehendak-NYA sebagai pemilik dan penguasa alam semesta ini.

5 HAL INI SERING KITA JADIKAN KAMBING HITAM

13.27
Hidup adalah pilihan. Memilih ataupun tidak sudah termasuk pilihan. Masing-masing dari kita memiliki jalan hidup yang sudah digariskan dan apa yang terjadi dikemudian hari bukanlah suatu kebetulan. Melainkan karena sudah ada yang merancang dan merencanakannya. Karena segala sesuatunya terjadi bukan tanpa sebab, tapi karena adanya alasan.
BTW, pernah gak kita merasakan ketidakadilan dalam hidup? Entah karena kita kurang kaya, kurang ganteng, atau mungkin kurang asem ajar. Percayalah hal itu terjadi karena kita sering membanding-bandingkan kesedihan kita dengan kebahagiaan orang lain. Padahal masing-masing dari kita punya kebahagiaan tersendiri. Dan yang paling sering terjadi saat merasakan ketidakadilan adalah mengumpat sambil mencari kambing hitam. Entah apa dosanya kambing hitam ini, sampai sering dibawa-bawa ke permasalahan hidup manusia. Hehe
Ya. Contoh saja, saat kita sudah mati-matian belajar, ikut les privat, beli banyak buku referensi, sering jadi juara kelas, baik hati pas ujian ngasih jawaban ke teman-teman, tapi pas ujian hasilnya tidak sesuai harapan. Nilai berkata kita tidal lulus. Disisi lain mereka yang nyontek malah justru lulus. Apa yang dirasakan? Ngenes, dongkol, dendam, hingga semua aura negatif terpancar dalam diri kita. Dan yang terjadi disaat ini biasanya langsung mengumpat ke media sosial dan cari kambing hitam sambil posting "Liat aja, ujian besok gak akan gue kasih jawabannya. Gara-gara dia gue gak lulus" :D
Tidak hanya di kasus ujian. Dalam hal apapun kita lebih suka dan sering mengumpat dan mencari kambing hitam dibanding mencarikan solusi dari setiap persoalan hidup kita. Padahal kita pun tahu dengan melakukan hal tadi tidak akan mengubah keadaan. Justru malah menambah keruh keadaan. Tapi mungkin bagi beberapa orang, melakukan hal tadi dianggap melegakan bahkan gatal jika tidak melakukan hal demikian.
Ngomong-ngomong soal menyalahkan keadaan atau mencari kambing hitam, berikut ada 5 hal yang paling sering dijadikan kambing hitam oleh kita:
1. WASIT
Bagi pecinta bola pasti sering nyinyir wasit. Udah ngaku aja. :D Terlebih jika tim kesayangan kita kalah dan merasakan ketidakpuasan pada setiap keputusan wasit. Dan lucunya pas tim kesayangannya menang, mereka fine-fine aja. Segala bentuk makian dan cacian keluar dari mulut dan jari mereka. Bahkan yang tadinya jarang maki-maki pun jadi ikut-ikutan nyampah di jejaring sosial. Umpatan pun dengan cepat muncul diberbagai lini jejaring sosial.
Padahal sesering dan sekesal apapun kita memaki wasit, mereka tetap dibayar. Sementara kita? Dibayar nggak capek iya. Bahkan sekeras apapun umpatan kita, tidak akan bisa mengubah keputusan mutlak dari wasit. So, think before you speak. Your word is your sword :)
2. ANGIN
Bagi yang pernah main badminton di ruangan terbuka pasti pernah atau sering menyalahkan angin. Bahkan angin pun sering disalahkan gara-gara sering masuk ke badan orang dan keluar tanpa permisi. Dan itu bisa menyebabkan saling tuduh dan saling tuju.
3. PRIA
Nah loh. Dibalik sisi maskulinnya, pria menyimpan rasa bingungnya karena seringkali susah memahami makhluk yang bernama wanita. Di sisi lain, wanita sering memperagakan kode-kode yang kadang tidak bisa ditangkap pria dalam berkomunikasi. Selain ini, wanita juga sering memaksa pria untuk bisa membaca isi hatinya, padahal jelas-jelas pria bukanlah peramal dan tidak semuanya punya indera ke-6. Ditanya makan dimana, dijawab terserah. Ditanya kamu kenapa, dijawab gak kenapa-kenapa. Jawaban yang diberikan terkesan ambigu. Hal ini menandakan seolah-olah pria selalu salah di mata wanita. Untuk para ladies no offense :)
4. TUKANG NASGOR KELILING
"Bro, tukang nasgor yang biasa keliling kemana?"
"Belum lewat kayaknya, tunggu aja bentar"
Dan selang 6 jam kemudian tukang nasgor pun tidak menampakkan batang hidupngya.
"Gila lo bro, gue tungguin tuh tukang nasgor gak datang-datang"
"Giliran gue laper tuh orang gak lewat-lewat. Giliran pas kenyang si kampr*t malah lewat"
Pernah mengalami hal ini? 
Mungkin tukang nasgor mirip-mirip jodoh dikit. Ditungguin gak lewat-lewat. Lagi gak pengen malah lewat. Sekalinya disamperin banyak yang ngantri. Hehehe
5. JOYSTICK
Para gamers pasti sering kan nyalahin benda ini. Apalagi para pcinta game PES atau FIFA. Benda ini sering jadi sasaran kambing hitam disaat kita kalah bertanding. Mulai dari tombolnya sudah rusak-lah, kabelnya kurang lurus-lah, sticknya kotor-lah, sampai alasan yang tidak perlu lainnya.
Well, menyalahkan memang mudah. Tapi bukan itu yang dibutuhkan kita untuk mengubah keadaan. Karena kita butuh kesadaran diri untuk bisa menerima keadaan dan mengubah hal pahit tadi jadi jamu yang menyehatkan kita. Setuju?
 
 

MENCARI KAMBING HITAM

Diposting oleh Deden heryana pada 10:03, 24-Jan-15

Di: Muhasabah , Psikologi



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sebuah muhasabah untuk diriku...
Siapa yang tidak pernah menyalahkan orang lain?
Pasti semua orang pernah melakukannya baik sengaja maupun tidak sengaja. Mungkin hal itu manusiawi dilakukan manusia. Tapi kalau Anda belajar logika dari ajaran agama, sebenarnya menyalahkan orang lain bertentangan dengan perintah Allah.

Mengapa logika agama melarang menyalahkan orang lain? Mereka yang hidupnya biasa menyalahkan orang lain, akan menunjukkan kualitas rendah sebagai manusia. Kebiasaan menyalahkan orang lain akan menutup pemahaman tentang siapa dirinya. Kekurangan yang ada dalam dirinya tidak akan dikenali. Ekstrimnya orang-orang yang senang menyalahkan orang lain akan menjadi manusia narsis. Narsisme adalah sikap berlebihan yang selalu memandang orang lain salah dan kebenaran ada pada dirinya. Jika manusia narsis ini berkuasa, maka dia akan menjadi pemimpin yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia di dunia. Itulah rasionalnya mengapa agama melarang keras menyalahkan orang lain.

Hampir semua orang pernah mendengar ungkapan “perbedaan adalah rahmat”, tapi berapa orang yang kemudian bisa meresapi dan dan membuat ungkapan itu menjadi lebih bermakna, tidak sekedar hiasan mulut semata? Tak jarang kita men-judge salah kepada orang yang pendapatnya atau bahkan prinsipnya berbeda dengan kita. Kecenderungan manusia memang akan selalu menganggap benar atau membenarkan setiap sikap ataupun perilaku dirinya sendiri, karena memang pada dasarnya tidak ada satupun manusia yang mau disalahkan, akibat fatalnya kemudian adalah ketika seseorang mulai menyalahkan orang lain ketika memiliki kecenderungan yang berbeda dengan dirinya.
“Seseorang mulai kemudian kesalahan besar ketika dia mulai menyalahkan orang lain”, kata-kata yang sangat indah menurut saya pribadi. Secara disadari atau tidak, menyalahkan orang lain atau menganggap orang lain salah sudah menjadi sebuah hoby yang bahkan terkadang kita sendiri tidak menyadari ketika melakukannya. Dalam peribahasa ''mencari kambing hitam''.

1.PANTASKAH

Ketika kita menganggap orang lain salah, pikirkanlah terlebih dahulu siapa diri kita, pantaskah kemudian kita menjatuhkan label “salah” seseorang?
“Jangan pernah menyalahkan orang lain karena tidak ada seorang pun yang sepenuhnya benar dan tidak ada seorang pun yang sepenuhnya salah”

2. DEMI MERASA AMAN?

Demi merasa aman pada diri sendiri dan tidak mau dicap buruk oleh orang lain terkadang kita sering menyalahkan orang lain.
"Bukan saya. Merekalah pelakunya. Jujur. Mereka mengacaukannya. Saya sudah memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mendengarkan saya" dan begitu seterusnya. Kata kata terdengar tidak asing ketika seseorang ingin membela dirinya dan menyalahkan orang lain. Pola lain mungkin hanya berupa kalimat pendek, "Bukan saya" Dan keduanya dibarengi dengan kontak mata yang tidak normal (Misalnya terlalu instens, berubah ubah atau tidak ada kontak mata sama sekali), dan nada suara yang tidak normal misalnya cepat, sedih, atau tegang.

3. KETEGANGAN DAN KEPANIKAN

Kita sering dapat merasakan ketegangan dan kepanikan orang yang sedang mengelak dari tanggung jawab, entah mereka sedang berusaha mengelakkannya dengan cerita panjang yang detail atau hanya mengelakkannya mentah-mentah. Jadi, kita harus berhadapan dengan kepanikan dan penolakan mereka, sekaligus juga situasinya!

4. SULIT MENERIMA TANGGUNG JAWAB

Kejadian menyalahkan ini sering terjadi karena orang tersebut sulit untuk menerima tanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya atau sulit meminta maaf atas akibat tindakan mereka. Mereka menganggap kesalahan pribadi sebagai cerminan siapa diri mereka, misalnya, alih-alih mengakui "Saya memang salah", mereka secara otomatis menambahkan sesuatu seperti "...Jadi itu membuktikan saya bodoh, lagi".
Mungkin mereka pernah mendapatkan hukuman di masa lalu karena melakukan kesalahan, dan mereka menghindari kemungkinan mendapatkan hukuman lagi. Mungkin mereka telah diberi tahu bahwa meminta maaf atau menerima tanggung jawab merupakan tanda kelemahan, Apa pun alasan atau penyebab penumpahan kesalahan, menyalahkan orang lain hampir selalu merupakan reaksi otomatis.

5. PENYAKIT MENTAL

Penyakit mental yang menjangkiti umat manusia dewasa ini, salah satunya adalah sikap menyalahkan orang lain. Jika terjadi sesuatu pada dirinya, yang salah dan harus bertanggung jawab pasti orang lain. Dirinya tidak pernah salah. Dirinya selalu benar.

6. PRIMITIF DAN KEKANAK-KANAKAN

Sikap selalu menyalahkan orang lain adalah sikap orang-orang primitif dan kekanak-kanakan.
Kenapa primitif? Perhatikan saja kitab-kitab sejarah.Baca dan renungkan. Orang-orang primitif itu, jika sesuatu terjadi padanya, maka dalam benaknya selalu berpikiran, “Ini pasti diguna-guna sama orang lain” atau “Pasti ada yang nggak suka sama saya, makanya saya sakit begini. Pasti ada yang nyantet” dan sebagainya.

Kenapa menyalahkan orang lain disebut dengan sikap kekanak-kanakan? Ya, karena anak-anak, secara umum tidak mau disalahkan. Ketika mereka melakukan kesalahan, misal menjatuhkan gelas dan pecah, maka mereka akan bilang, “Tadi kakak yang nyenggol tangan aku, kok. Makanya gelasnya jatuh dan pecah.” Kita semua tentu bukan orang-orang primitif dan kekanak-kanakan, maka mulai sekarang, mari berhentilah menyalahkan orang lain. Jangan mencari kambing hitam, ingatlah sebuah kalimat bijak, “Semua yang terjadi pada diri kita sekarang adalah hasil dari yang kita lakukan di masa lalu.”

7. ENGGAN BERSYUKUR DAN BERTERIMA KASIH

Apa yang Anda pikirkan, rasakan, lakukan, dan berikan kepada diri sendiri dan orang lain. Bila Anda terlatih untuk bersyukur, berterima kasih, dan menjalani semua sisi kehidupan dengan keyakinan dan persepsi positif, maka Anda akan memiliki kehidupan dalam damai dan nyaman. Dan, Anda juga pasti akan bertemu dengan orang-orang baik dari seluruh proses kehidupan Anda, lalu menemukan sahabat-sahabat sejati di antara mereka.

8. TATA KEPRIBADIAN DAN JIWA BESAR

Berhentilah untuk menyalahkan siapa pun, dan tatalah kepribadian untuk selalu berpikiran baik dalam berjiwa besar yang luas. Kebahagiaan dan kedamaian hidup sangat tergantung kepada kesempurnaan jiwa besar. Jadilah pribadi yang berpikir dan merasakan keindahan dari semua sisi kehidupan.

9. HINDARKAN ENERGI BENCI

Hindarkan diri dari sikap yang menyalahkan siapa pun atau apa pun, apalagi membiarkan energi benci menjadi bagian dari sistem keyakinan hidup. Sebab, energi benci di dalam hati hanya akan membuat Anda jauh dari rasa damai, nyaman, dan bahagia. Setitik terkecil noda benci di dalam hati hanya akan menjadikan hidup Anda tidak damai. Apalagi bila noda benci di dalam hati sangat besar, maka pikiran dan perasaan baik akan kalah dengan pikiran dan perasaan negatif.

10. HIDUP DALAM STRESS

Sikap suka menyalahkan orang lain akan menghasilkan emosi negatif secara berlebihan, dan dampaknya Anda akan selalu hidup dalam stress yang berlebihan. Stress yang berlebihan merupakan ancaman yang sangat serius buat kesehatan diri Anda. Jadi, pastikan Anda selalu menjadi cerdas emosi untuk menghapus sikap suka menyalahkan, dan lebih memperbesar cinta di dalam hati terhadap apa pun dan siapa pun. Sikap suka menyalahkan adalah sumber penghasil energi negatif, dan energi negatif akan mengacaukan suasana hati, lalu membuat hidup Anda secara mental dan emosi selalu dalam kondisi tidak stabil.

11. SELAMATKAN DIRI

Pastikan Anda mampu menyelamatkan diri dari kebiasaan menyalahkan. Kemudian, menjadikan diri Anda sebagai wadah untuk menyelesaikan masalah Anda terhadap apa pun dan siapa pun dengan solusi untuk kedamaian, kebahagiaan, keindahan, dan kenyamanan hidup buat diri Anda sendiri dan orang lain.

12. PAHAMI SETIAP SITUASI

Pahami setiap situasi yang menghasilkan perasaan suka menyalahkan di dalam hati Anda. Lalu, jadilah jujur dengan diri sendiri, dan lakukan identifikasi terhadap masalah Anda. Pahami apa masalah Anda. Pahami apa yang membuat Anda kesal dan suka menyalahkan orang lain. Lalu, jawablah semua hal tersebut dari hati nurani Anda yang terhapuskan dari rasa curiga dan ketidaksukaan.

13.MEMBUANG-BUANG WAKTU

Menyalahkan orang lain tidak akan membantu dengan solusi, dan juga tidak akan mengubah situasi. Semakin sering Anda menyalahkan orang lain, semakin Anda akan dibuat tidak berdaya oleh perasaan dan pikiran negatif Anda. Jangan pernah membuang-buang waktu dan energi hanya untuk menumpukkan rasa benci dan kesal. Rasa benci dan kesal dalam hati akan menghabiskan waktu dan kehidupan pada sesuatu yang sangat tidak produktif.

14. BERTANGGUNG JAWAB

Bertanggung jawablah atas kehidupan Anda sendiri. Jadilah pribadi positif dengan keunggulan pikiran dan perasaan positif terhadap siapa pun dan apa pun.

15. HADAPI KETAKUTAN

Hadapilah ketakutan terhadap siapa pun dan apa pun dengan tanpa menyalahkan. Sikap suka menyalahkan adalah masalah yang ada dalam diri Anda. Oleh karena itu, bicaralah dengan diri Anda sendiri. Jadilah manajer untuk mengelola kehidupan pikiran dan perasaan Anda sendiri.

16. BERSIKAP JUJUR

Miliki kebiasaan untuk bersikap jujur, tidak hanya dengan diri sendiri, tetapi juga dengan orang lain.
Hentikan kebiasaan untuk menyalahkan orang lain, dan jadikan orang-orang yang menurut Anda suka bikin salah itu, sebagai cermin untuk meningkatkan kualitas Anda. Jadi, daripada Anda membuang-buang waktu, energi, dan kehidupan Anda untuk mengekspresikan kebencian dan ketidaksukaan, lebih baik Anda fokuskan semua hal terhebat diri Anda buat kebahagiaan, kedamaian, kesejahteraan, dan kesehatan hidup Anda.

17. CERDAS DAN POSITIF

Bila Anda cerdas mengekspresikan kepribadian dan karakter Anda yang positif, maka Anda akan menjadi magnet yang menciptakan sumber kebaikan buat kehidupan orang banyak. Dalam kehidupan sehari-hari, coba perhatikan orang-orang yang suka menyalahkan orang lain. Dia tidak pernah bisa berubah dari kebiasaan buruknya. Kesalahan yang dilakukannya merasa bukan perbuatannya dan selalu melihat sebabnya dari orang lain. Biasanya orang-orang seperti ini, tidak akan pernah bisa diterima kehadirannya di masyarakat.

Sekarang dari mana asal logika, kalau ajaran agama melarang keras menyalahkan orang lain? Sumbernya harus kembali kepada Allah.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,... (Al-Isra:7).

18. HUKUM GRAVITASI MANUSIA

Inilah hukum gravitasi manusia, seperti yang terjadi pada bumi. Hukum ini melandasi seluruh aktivitas kehidupan manusia di muka bumi. Dengan hukum ini, maka kita harus membaca bahwa setiap kejadian yang menimpa kita semuanya datang dari diri kita sendiri. Tidak ada perantara orang lain. Untuk itulah menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa kita, menjadi bertentangan dengan hukum ini. Segala sesuatu yang menentang ketentuan Allah adalah haram.

19. TIDAK FAHAM DAN SADAR

Banyak sekali orang yang tidak paham dan sadar berlakunya hukum gravitasi manusia, dan asyik dengan menyalahkan orang lain. Padahal keburukan, kegagalan, rasa sakit, pengkhianatan, santet, bencana yang diterima, semua bersumber pada diri kita sendiri.
Setiap keburukan yang kita lakukan pasti berbalas. Lupa terhadap apa yang kita lakukan adalah faktor yang membuat kita merasa tidak bersalah dan tidak menyadari bahwa keburukan yang kita terima bersumber dari keburukan diri kita sendiri. Lupalah yang membuat kita bertanya, “mengapa saya menerima keburukan ini? Padahal saya sudah berbuat baik selama ini.”

20. LUPA ATAU MELUPAKAN

Selain lupa, ada perbuatan buruk (dosa) yang tidak terasa kita lakukan. Contoh saja dalam ucapan yang kita keluarkan, kita tidak tahu bahwa di antara orang-orang yang mendengar ucapan kita, ada yang tersakiti, demikian juga dalam perbuatan. Kita tidak sadar dengan sampah yang kita buang ke sungai, bisa ikut andil menyebabkan banjir bagi orang-orang di hilir. Berapa banyak ucapan-ucapan yang menyakiti orang lain kita lontarkan, berapa banyak perbuatan-perbuatan buruk kita yang menyebabkan orang lain sengsara? Tidak terasa dan lupa kan? Itulah yang membuat kita tidak sadar bahwa segala keburukan adalah datang dari diri kita sendiri. Begitulah hukum yang telah ditetapkan Allah.

21. PAHAMI ,SADARI DAN JADIKAN PETUNJUK

Jika sudah menjadi ketetapan Allah, tak ada yang bisa mengubahnya. Kecuali kita memahami, menyadari, dan menjadikannya petunjuk dalam kehidupan, agar selamat dunia dan akhirat. Itulah sedikit alasan mengapa menyalahkan orang lain hukumnya haram. Selanjutnya tinggal kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah, jika kita konsisten hidup di atas petunjuk Allah, maka Allah berjanji akan mengantarkan kita pada kehidupan lebih sejahtera di dunia dan akhirat.

22. MENILAI RENDAH

Dalam banyak kasus, kita sering menilai rendah orang lain. Kita selalu menyalahkan orang lain tanpa mengetahui kekurangan diri kita. Kita selalu mengkritik orang lain atas tindakan ceroboh mereka. Padahal, kita belum tentu lebih baik daripada mereka. Kita menganggap bahwa salah orang lain merupakan suatu kegagalan. Salah satu contoh nyata adalah sebagai penonton sepak bola, kita selalu mengolok-olok pemain yang salah dalam menendang bola, padahal bila kita sendiri yang menendang bola tersebut, belum tentu tendangan kita lebih baik daripada tendangan pemain tersebut.

23. APA KITA BISA MENGATUR ?

Kita selalu menyalahkan para pejabat pemerintah dan mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengatur negara, padahal jika kita adalah salah satu dari pejabat pemerintah, apakah kita bisa mengatur negara ini lebih baik ?. Bahkan kita akan melempar seekor ayam yang membuang kotoran di rumah kita dengan batu besar, kita mengatakan bahwa ayam itu bodoh dan kurang ajar. Padahal jika kita ditakdirkan menjadi seekor ayam, kita pun akan melakukan hal yang sama yaitu membuang kotoran sembarangan. Sebenarnya kita sama dengan mereka dan belum tentu lebih baik daripada mereka.

24. JANGAN EGO DAN EMOSIONAL

Jangan karena menuruti ego dan emosional, kita merasa bahwa yang mereka lakukan adalah suatu kesalahan besar atau suatu kebodohan padahal kita sendiri sebenarnya sama dengan mereka. Ini merupakan suatu penyakit dan aib yang harus kita hindari, sebisanya kita harus memaklumi kesalahan dan kecerobohan orang lain selagi kesalahan dan kecerobohan itu tidak berlebihan.

25. KOREKSI DIRI

Mari kita berpikir tentang diri kita sendiri, mengoreksi diri, dan mulai menghargai orang lain. Setiap manusia pasti melakukan kesalahan dan kecerobohan, tidak ada manusia yang terlahir tanpa suatu salah dan dosa. Jadi selayaknya kita mengaca pada kesalahan dan kekurangan diri kita. Kesalahan merupakan hal yang maklum dalam kehidupan. Orang yang baik adalah orang yang sadar akan kekurangan dirinya sendiri dan menghargai atas kekurangan orang lain.

27. KRITIKAN

Pernahkah kita sendiri yang mendapat kritikan orang lain ???.Misalnya kita menjadi seorang ketua dalam organisasi tertentu, kita sudah berjuang dengan semaksimal mungkin. Kita telah menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran kita untuk kemajuan organisasi tersebut. Tetapi kita hanya mendapat kritikan dan komplain yang kurang memuaskan. Lalu bagaimana perasaan kita ???. Jika hal tersebut pernah terjadi kepadamu mungkinkah kita akan dengan seenaknya menyalahkan orang lain ?. Lalu apakah kita tidak boleh mengkritik kesalahan seseorang untuk menunjukkan salahnya ? Tentu saja itu adalah hal yang baik, kita boleh mengkritik siapa saja atas kesalahan mereka. Terkadang seseorang memang mempunyai metode yang berbeda untuk menunjukkan kesalahan orang lain demi memperbaiki kesalahan tersebut. Kita boleh mengkritik, tetapi hal yang kurang baik adalah menyalahkan atas kecerobohan orang lain. Kita semua adalah makhluk yang selalu melakukan salah, salah terhadap diri sendiri, salah terhadang orang lain, dan salah terhadap lingkungan.

28. LIHATLAH KEBAIKANNYA

Untuk itu jangan melihat hanya pada kesalahan orang lain saja. Tapi juga lihatlah kebaikan apa yang telah mereka perbuat untuk kita. Selama manusia masih saling menyalahkan, mungkin ketentraman tidak akan datang. Jangan hanya bisa menyalahkan, tapi bantu mereka yang memperbaiki kesalahan mereka. Dan juga, berpikirlah saat kita melakukan hal yang sama seperti orang tersebut, sehingga kita tidak mudah menyalahkan orang lain.

29. JANGAN LANGSUNG MENGKLAIM

Saat melihat orang lain melakukan sebuah kesalahan yang sepele, jangan langsung menyalahkan, mengkritik, atau mengclaim ia dengan sebutan gagal dan sebagainya. Mari kita berpikir secara subjektif tentang diri kita sendiri. Beranganlah seandainya kita adalah orang tersebut, apakah kita bisa lebih baik daripada dia ? Jika tidak, maka mengapa kita harus mencelanya. Dan jika memang iya, seharusnya kita menasehatinya dengan tutur kata yang baik. Jika kita bisa menghargai dan memaklumi orang lain, maka mereka pun akan melakukan hal yang sama pada kita. Mari kita ciptakan dunia tanpa persengketaan dan dunia dimana manusia saling menghargai satu sama lain.

30. TIPS MENGHADAPINYA

Tips Menghadapi Orang yang Suka Menyalahkan
Organisasi apapun yang kita masuki - tim, bisnis, rumah sakit, sekolah keluarga-kuncinya adalah menciptakan budaya yang aman, yaitu "tanggung jawab tanpa menyalahkan". Hal ini mudah dilakukan sepanjang kita fokus pada kegiatan di masa datang dan mengesampingkan identitas orang (yaitu siapa mereka) dan perasaan yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang sedang terjadi.

Hal ini mungkin membingungkan atau bahkan mengejutkan orang yang terbiasa menyalahkan dan menghukum. Jadi bersiaplah jika mereka memerlukan sedikit waktu untuk memahaminya.

Kita banyak mendengar tentang pembentukan budaya "bebas dari menyalahkan", tetapi melakukannya Berikut beberapa cara yang sudah dicoba dan diuji:
1. Putuskan pola protes dengan menyelanya jika perlu. 2. Hentikan mereka "menyalakan", bagaimanapun mereka melakukannya.
3. Fokuslah pada masa yang akan datang, dan apa yang seharusnya terjadi.
4. Cobalah lupakan apa yang telah terjadi, dan apa yang seharusnya terjadi.
5. Anda perlu memberi mereka waktu untuk berdiskusi dengan Anda.
Ketika Anda menghasilkan yang jelas jelas disetujui, Anda kemungkinan dapat bertanya pada mereka, atau setuju dengan mereka, dalam hal: bagaimana sebenarnya hasil dapat dicapai, dan oleh siapa, kapan, dan dengan sumber daya dan dukungan apa.
6. Belajar melalui refleksi
Pastikan bahwa tiap orang yang terlibat memikirkan tindakan yang akan mereka lakukan secara berbeda sebagai hasil dari apa yang telah mereka pelajari dari peristiwa tersebut.
7. Beberapa orang akan mendapatkan keuntungan dengan melakukan hal ini sendiri-sendiri
Beberapa tim atau kelompok akan mendapatkan keuntungan jika melakukannya bersama sama, atau kombinasi dari keduanya mungkin berhasil.
Semoga bermanfaat.

1 ulasan:

Lebai Roger berkata...

Jangan jadi pas pihpuih dah la....pendapat org lain semua munafik.......syurga hanya untuk pas pih puih ayaq sejuk!