MENGATASI ISTERI YANG CEREWET...
Kisah #1 :
Ada seorang pemuda yang sedang bersedih hati dan putus asa menghadapi tingkah istrinya, ia merasa istrinya terlalu cerewet dan pemarah. Setiap hari pemuda ini harus menelan kicauan dan kemarahan isterinya.
Merasa tidak kuat lagi menghadapi isterinya ia berniat untuk menceraikannya. Keluarga dan teman-temannya tidak setuju atas rencana pemuda ini bercerai dengan isterinya, bahkan sebagian dari mereka menyarankan agar pemuda ini bersikap sabar namun sebagian lainnya meminta pemuda ini bersikap lebih tegas sehingga sang isteri menjadi tidak cerewet dan pemarah lagi.
“Aku sudah cukup lama bersabar.., namun kesabaran tidak membuat isteriku menyayangiku” : Kata pemuda tadi. “Kalau begitu, engkau harus lebih tegas agar isterimu tidak berani memarahimu!” : Saran teman-temannya. “Tolong beritahukan, kepada siapa meminta nasehat agar aku bisa bersikap tegas”: Tanya sang pemuda. “Bagaimana jika engkau menemui Umar bin Khaththab r.a, ia adalah seorang yang tegas” : Jawab teman-temannya.
Keberanian dan ketegasan Umar bin Khaththab r.a. sangatlah terkenal, bahkan Rasul SAW pernah menjelaskan bahwa syaitanpun takut terhadap Umar.
Berangkatlah pemuda malang ini ke rumah Umar bin Khaththab r.a, sesampainya di rumah beliau pemuda inipun dipersilahkan masuk. Sesaat ketika sedang duduk menunggu tuan rumah menemuinya, pemuda ini mendengar dari ruangan dalam isteri Umar bin Khaththab sedang memarahi Umar dan tidak terdengar sama sekali suara Umar membalas ucapan isterinya tadi.
Tak lama kemudian Umar bin Khaththab muncul untuk menemui tamunya. “Wahai pemuda…, ada maksud apa engkau datang kemari ?”: Tanya Umar dengan ramah. “Semula saya akan menyampaikan masalah yang sedang saya hadapi, namun sekarang saya tidak jadi menyampaikannya karena khawatir akan memberatkan engkau :” Jawab pemuda itu.
“Jangan begitu, sampaikan saja semoga aku bisa membantumu”: Umar menegaskan ucapannya. “Baiklah…, isteriku cerewet dan suka marah kepadaku sampai-sampai aku tidak tahan lagi dan ingin menceraikannya. Saya ingin meminta nasehat pada engkau bagaimana saya bisa bersikap tegas pada isteri sehingga ia tidak berani memarahiku lagi. Namun…, tampaknya engkaupun memiliki masalah yang sama, tadi saya mendengar isterimu memarahi engkau dan engkau tidak menjawab kemarahan isterimu sepatah katapun” : Kata pemuda itu dengan hati-hati.
Umar bin Khaththab r.a tersenyum dan berkata : “ Wahai pemuda…, memang isteriku kerap marah padaku dan iapun termasuk perempuan yang cerewet. Tapi saya tidak pernah merasa terganggu dengan amarahnya, karena dialah yang telah memberikanku anak-anak yang baik, dia pulalah yang menyiapkan makanan bagiku dan keluargaku, ia pulalah yang mengatur isi rumah ini dengan rapih, dialah yang mengasuh dan mendidik anak-anakku. Jadi kalau dia marah…, aku anggap wajar dan tidak sebanding dengan apa yang telah ia berikan kepadaku dan aku amat bersyukur telah mendapatkan ia sebagai jodohku”.
Pemuda itupun menangis tersedu-sedu : “ Terima kasih wahai Umar…, saya tampaknya kurang bersyukur atas apa yang telah diperoleh selama ini”
-------------------------------
Kisah #2 : terinspirasi dari @Erizeli Bandaro
Putra saya yang telah berumah tangga pernah bertanya kepada saya "Papa takut sama mama ya ?"
"Kenapa kamu bilang seperti itu"
"Karena papa engga berani debat mama"
" Oh itu....Itu bukan takut, bukan engga berani.Tapi selalu apa yang mama kamu sampaikan dapat dikatakan benar.."
" Kok begitu"
" Ya karena dia berbicara dengan hatinya, dengan cinta, Jadi engga mungkin dia ngomong ngawur. Walau kadang letupan emosinya membuat tidak nyaman. Tapi begitulah caranya mengungkapkan cintanya.
" Kan papa argumennya hebat. "
" Ya tetap mama kamu lebih hebat karena papa menggunakan akal dan mama kamu menggunakan hati...."
Jadi Nak, bila suasana hati istrimu kadang menimbulkan letupan emosi yang membuatmu tertekan, kesal, tak nyaman, janganlah buru buru berburuk sangka.
Lihatlah wajah istrimu, sesungguhnya ia ingin berdialog denganmu , untuk meluruskan jalanmu dalam proses menjadi lebih baik..
MEMPUNYAI isteri yang cerewet bukanlah satu perkara yang luar biasa. Sememangnya kaum wanita sinonim dengan sikap mudah meluah rasa.
Mempunyai suami yang cerewet pula bukan takdir semua isteri tetapi hanya kepada sebahagian kecil sahaja. Sebabnya, makhluk Allah bernama lelaki ini sinonim dengan tidak bercakap banyak kerana lebih suka memendam rasa.
Biarpun itu fitrahnya, sudah namanya manusia yang mempunyai satu persamaan besar iaitu berbeza dengan orang lain, sikap cerewet seorang suami bukanlah perkara yang terlalu luar biasa malah bukan juga bebanan yang berat, Insya–Allah!
Rasa bersyukur
Kepada mereka yang ditakdirkan mempunyai pasangan yang cerewet, sama ada suami atau isteri, anda masih perlu rasa bersyukur atas kurniaan-Nya.
Kenapa perlu bersyukur? Sebabnya anda berpeluang mengetahui segala isi hatinya yang tidak puas hati dengan tindakan anda.
Khususnya buat para isteri kerana kajian membuktikan ramai isteri yang mempunyai suami diam dan tidak memberi sebarang maklum balas dalam apa juga tindakan hingga isteri tidak tahu kesilapan atau kelemahan sendiri.
Isteri hanya tahu ada yang tidak kena selepas cinta suami beralih arah kerana kononnya ada orang lain yang lebih memahami kehendak dan selera si suami.
Buat para suami pula, anda perlu bersyukur kerana cerewet isteri anda adalah satu hiburan yang anda tidak pernah jangka. Percayalah! Apabila sikap cerewet tersebut tiba-tiba hilang, anda akan merinduinya malah anda boleh faham sesungguhnya ada sesuatu yang tidak kena dengan isteri anda.
Perlu difahami juga bahawa isteri adalah wanita, sinonim dengan sikap seorang ibu yang akan bikin kecoh sebagai tanda sayang. Apabila tiada lagi kasih, biasanya anda akan tidak dipedulikan, tiada lagi cerewet sekali gus membuatkan anda rasa tersisih.
Usaha penuhi kehendaknya
Antara sebab seseorang itu jadi cerewet ialah apabila sesuatu yang dilakukan oleh orang lain gagal memenuhi kehendaknya.
Lantaran, bagi mengelakkan cerewet pasangan anda berleluasa, anda perlu berusaha untuk memenuhi kehendak pasangan anda.
Jangan cepat putus asa biarpun usaha anda nampaknya seperti tidak berbaloi kerana sikap pasangan masih sama. Bagi menangani situasi yang masih sama ini, anda perlu kembali ke titik mula.
Contohnya, suami anda cerewet dalam hal makanan maka anda perlu tahu kehendak dan selera suami. Makanan kegemarannya, jenis hidangan kesukaannya dan bentuk hidangan tersebut.
Bagi suami pula, fahami juga kesukaan isteri seperti pakaian, susun atur rumah dan jadual perjalanan. Jika tahu isteri akan bising kalau kasut anda tidak disusun, lantas bagi mengelakkan isteri anda berceloteh dan buat kecoh, pastikanlah kasut anda tersusun kemas.
Bertanya dan berterus terang
Kebanyakan pasangan mengambil jalan mudah, merasakan diri difahami oleh pasangan kerana telah melalui hidup bersama dalam tempoh yang lama.
Realitinya, andai berkawan atau bercinta lama sebelum kahwin ataupun telah melalui tempoh perkahwinan yang lama, anda takkan mengenali pasangan anda sepenuhnya.
Sikap manusia umpama pasir di pantai, boleh berubah sepanjang masa, bezanya perubahan yang sedikit tanpa disedari atau perubahan besar dan mudah disedari.
Lantas, amalkan untuk sentiasa bertanya, berbincang dan berterus terang dengan pasangan anda apabila merancang sesuatu perkara berkaitan perjalanan hidup rumah tangga anda termasuk jadual kerja anda.
Bersabar dan berdoa
Di samping usaha dan tindakan perlu dilaksana, tidak dinafikan anda perlu lebih bersabar menghadapi kerenah pasangan sebegini.
Anda juga perlu berdoa agar pasangan anda menghentikan tabiatnya yang merimaskan itu.
Berubahlah. Mereka yang bersikap cerewet, jangan hanya harapkan pasangan memahami anda sebaliknya berubahlah demi keselesaan pasangan anda.
Kisah #1 :
Ada seorang pemuda yang sedang bersedih hati dan putus asa menghadapi tingkah istrinya, ia merasa istrinya terlalu cerewet dan pemarah. Setiap hari pemuda ini harus menelan kicauan dan kemarahan isterinya.
Merasa tidak kuat lagi menghadapi isterinya ia berniat untuk menceraikannya. Keluarga dan teman-temannya tidak setuju atas rencana pemuda ini bercerai dengan isterinya, bahkan sebagian dari mereka menyarankan agar pemuda ini bersikap sabar namun sebagian lainnya meminta pemuda ini bersikap lebih tegas sehingga sang isteri menjadi tidak cerewet dan pemarah lagi.
“Aku sudah cukup lama bersabar.., namun kesabaran tidak membuat isteriku menyayangiku” : Kata pemuda tadi. “Kalau begitu, engkau harus lebih tegas agar isterimu tidak berani memarahimu!” : Saran teman-temannya. “Tolong beritahukan, kepada siapa meminta nasehat agar aku bisa bersikap tegas”: Tanya sang pemuda. “Bagaimana jika engkau menemui Umar bin Khaththab r.a, ia adalah seorang yang tegas” : Jawab teman-temannya.
Keberanian dan ketegasan Umar bin Khaththab r.a. sangatlah terkenal, bahkan Rasul SAW pernah menjelaskan bahwa syaitanpun takut terhadap Umar.
Berangkatlah pemuda malang ini ke rumah Umar bin Khaththab r.a, sesampainya di rumah beliau pemuda inipun dipersilahkan masuk. Sesaat ketika sedang duduk menunggu tuan rumah menemuinya, pemuda ini mendengar dari ruangan dalam isteri Umar bin Khaththab sedang memarahi Umar dan tidak terdengar sama sekali suara Umar membalas ucapan isterinya tadi.
Tak lama kemudian Umar bin Khaththab muncul untuk menemui tamunya. “Wahai pemuda…, ada maksud apa engkau datang kemari ?”: Tanya Umar dengan ramah. “Semula saya akan menyampaikan masalah yang sedang saya hadapi, namun sekarang saya tidak jadi menyampaikannya karena khawatir akan memberatkan engkau :” Jawab pemuda itu.
“Jangan begitu, sampaikan saja semoga aku bisa membantumu”: Umar menegaskan ucapannya. “Baiklah…, isteriku cerewet dan suka marah kepadaku sampai-sampai aku tidak tahan lagi dan ingin menceraikannya. Saya ingin meminta nasehat pada engkau bagaimana saya bisa bersikap tegas pada isteri sehingga ia tidak berani memarahiku lagi. Namun…, tampaknya engkaupun memiliki masalah yang sama, tadi saya mendengar isterimu memarahi engkau dan engkau tidak menjawab kemarahan isterimu sepatah katapun” : Kata pemuda itu dengan hati-hati.
Umar bin Khaththab r.a tersenyum dan berkata : “ Wahai pemuda…, memang isteriku kerap marah padaku dan iapun termasuk perempuan yang cerewet. Tapi saya tidak pernah merasa terganggu dengan amarahnya, karena dialah yang telah memberikanku anak-anak yang baik, dia pulalah yang menyiapkan makanan bagiku dan keluargaku, ia pulalah yang mengatur isi rumah ini dengan rapih, dialah yang mengasuh dan mendidik anak-anakku. Jadi kalau dia marah…, aku anggap wajar dan tidak sebanding dengan apa yang telah ia berikan kepadaku dan aku amat bersyukur telah mendapatkan ia sebagai jodohku”.
Pemuda itupun menangis tersedu-sedu : “ Terima kasih wahai Umar…, saya tampaknya kurang bersyukur atas apa yang telah diperoleh selama ini”
-------------------------------
Kisah #2 : terinspirasi dari @Erizeli Bandaro
Putra saya yang telah berumah tangga pernah bertanya kepada saya "Papa takut sama mama ya ?"
"Kenapa kamu bilang seperti itu"
"Karena papa engga berani debat mama"
" Oh itu....Itu bukan takut, bukan engga berani.Tapi selalu apa yang mama kamu sampaikan dapat dikatakan benar.."
" Kok begitu"
" Ya karena dia berbicara dengan hatinya, dengan cinta, Jadi engga mungkin dia ngomong ngawur. Walau kadang letupan emosinya membuat tidak nyaman. Tapi begitulah caranya mengungkapkan cintanya.
" Kan papa argumennya hebat. "
" Ya tetap mama kamu lebih hebat karena papa menggunakan akal dan mama kamu menggunakan hati...."
Jadi Nak, bila suasana hati istrimu kadang menimbulkan letupan emosi yang membuatmu tertekan, kesal, tak nyaman, janganlah buru buru berburuk sangka.
Lihatlah wajah istrimu, sesungguhnya ia ingin berdialog denganmu , untuk meluruskan jalanmu dalam proses menjadi lebih baik..
Menghadapi Isteri yang Cerewet dan Suka Marah-marah Saat Suami di Rumah
Menghadapi Isteri yang Cerewet dan Suka Marah-marah Saat Suami di Rumah
Terkadang
ketika badan capek habis bekerja seharian di kantor dan stress di jalan
karena terjebak macet, sampai di rumah ditemukan pemandangan tak nyaman
di dalam rumah. Isteri wajahnya cemberut, dan tak lama kemudian dia
marah-marah oleh suatu sebab yang terkadang kita tak memahaminya, kenapa
dia marah! Apa sikap dan tindakan kita sebagai suami? Tentu yang
terbaik adalah jangan ikut-ikutan emosi dan lalu ikut-ikutan marah pula.
Tapi, bagaimana kiatnya agar diri kita tak marah? Kata orang bijak: ingat-ingatlah jasa kebaikan isteri kita di saat dia tidak marah-marah seperti saat itu.
Pasti kita akan menemukan nilai kebaikan yang banyak sekali yang dia
berikan ke suaminya selama ini. Dan sesungguhnya tak ada se ujung
kukunya di banding perilaku yang menyebalkan saat dia marah saat itu....
Sebuah Pelajaran Baik untuk Para Suami:
Lima Hal Yang Diingat Umar Bin Khatab r.a atas Kecerewetan Sang Istri
Lima Hal Yang Diingat Umar Bin Khatab r.a atas Kecerewetan Sang Istri
Seorang
laki-laki berjalan tergesa-gesa menuju kediaman Khalifah Umar bin
Khatab r.a. Ia ingin mengadu pada Khalifah; tak tahan dengan kecerewetan
istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu
tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Khalifah Umar bin Khatab r.a
sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan
diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari
mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang
gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan
istrinya pada Umar.
Apa
yang membuat seorang Khalifah Umar bin Khatab r.a yang disegani kawan
maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya
mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun? Umar
berdiam diri karena ingat 5 hal :
1. Benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan
laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya,
niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh
elok di sekitarnya.
Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari.
Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari.
Adalah
istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab
yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan
akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari
kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang
melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri
dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah.
Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh.
Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam
mencari nafkah.
2. Pemelihara Rumah
Pagi
hingga sore suami bekerja dan berpeluh. Terkadang sampai mejelang
malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan
terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan
uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga,
memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah
tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24
jam, tanpa bayaran.
Jika
suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh
cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi?
Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah
yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu.
Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia
lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin
membebani.
3. Penjaga Penampilan
Umumnya
laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian
warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan
bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang
setiap pagi menyiapkan pakaiannya, memilihkan apa yang pantas untuknya,
menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami
yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa
mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu.
4. Pengasuh Anak-anak
Suami
menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan
istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang
menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas
agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan
pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas
membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, ?akulah yang
membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak
lepas dari sentuhan tangannya. Khalifah Umar bin Khatab r.a paham benar
akan hal itu.
5. Penyedia Hidangan
Pulang
kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di
seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan
suami cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal
terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi
istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu
suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan
bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di
lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah
berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa
perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat
dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.
Dengan
mengingat lima peran ini, Khalifah Umar bin Khatab r.a kerap diam
setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan
segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha
membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga
penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk
segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh
kesah buah lelah.
Umar
hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan
kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah
ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak
terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.
Akankah
suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Khalifah Umar bin Khatab
r.a ini??? Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam
idaman bagi keluarganya
Tangani isteri atau suami yang sangat cerewet
MEMPUNYAI isteri yang cerewet bukanlah satu perkara yang luar biasa. Sememangnya kaum wanita sinonim dengan sikap mudah meluah rasa.
Mempunyai suami yang cerewet pula bukan takdir semua isteri tetapi hanya kepada sebahagian kecil sahaja. Sebabnya, makhluk Allah bernama lelaki ini sinonim dengan tidak bercakap banyak kerana lebih suka memendam rasa.
Biarpun itu fitrahnya, sudah namanya manusia yang mempunyai satu persamaan besar iaitu berbeza dengan orang lain, sikap cerewet seorang suami bukanlah perkara yang terlalu luar biasa malah bukan juga bebanan yang berat, Insya–Allah!
Rasa bersyukur
Kepada mereka yang ditakdirkan mempunyai pasangan yang cerewet, sama ada suami atau isteri, anda masih perlu rasa bersyukur atas kurniaan-Nya.
Kenapa perlu bersyukur? Sebabnya anda berpeluang mengetahui segala isi hatinya yang tidak puas hati dengan tindakan anda.
Khususnya buat para isteri kerana kajian membuktikan ramai isteri yang mempunyai suami diam dan tidak memberi sebarang maklum balas dalam apa juga tindakan hingga isteri tidak tahu kesilapan atau kelemahan sendiri.
Isteri hanya tahu ada yang tidak kena selepas cinta suami beralih arah kerana kononnya ada orang lain yang lebih memahami kehendak dan selera si suami.
Buat para suami pula, anda perlu bersyukur kerana cerewet isteri anda adalah satu hiburan yang anda tidak pernah jangka. Percayalah! Apabila sikap cerewet tersebut tiba-tiba hilang, anda akan merinduinya malah anda boleh faham sesungguhnya ada sesuatu yang tidak kena dengan isteri anda.
Perlu difahami juga bahawa isteri adalah wanita, sinonim dengan sikap seorang ibu yang akan bikin kecoh sebagai tanda sayang. Apabila tiada lagi kasih, biasanya anda akan tidak dipedulikan, tiada lagi cerewet sekali gus membuatkan anda rasa tersisih.
Usaha penuhi kehendaknya
Antara sebab seseorang itu jadi cerewet ialah apabila sesuatu yang dilakukan oleh orang lain gagal memenuhi kehendaknya.
|
Lantaran, bagi mengelakkan cerewet pasangan anda berleluasa, anda perlu berusaha untuk memenuhi kehendak pasangan anda.
Jangan cepat putus asa biarpun usaha anda nampaknya seperti tidak berbaloi kerana sikap pasangan masih sama. Bagi menangani situasi yang masih sama ini, anda perlu kembali ke titik mula.
Contohnya, suami anda cerewet dalam hal makanan maka anda perlu tahu kehendak dan selera suami. Makanan kegemarannya, jenis hidangan kesukaannya dan bentuk hidangan tersebut.
Bagi suami pula, fahami juga kesukaan isteri seperti pakaian, susun atur rumah dan jadual perjalanan. Jika tahu isteri akan bising kalau kasut anda tidak disusun, lantas bagi mengelakkan isteri anda berceloteh dan buat kecoh, pastikanlah kasut anda tersusun kemas.
Bertanya dan berterus terang
Kebanyakan pasangan mengambil jalan mudah, merasakan diri difahami oleh pasangan kerana telah melalui hidup bersama dalam tempoh yang lama.
Realitinya, andai berkawan atau bercinta lama sebelum kahwin ataupun telah melalui tempoh perkahwinan yang lama, anda takkan mengenali pasangan anda sepenuhnya.
Sikap manusia umpama pasir di pantai, boleh berubah sepanjang masa, bezanya perubahan yang sedikit tanpa disedari atau perubahan besar dan mudah disedari.
Lantas, amalkan untuk sentiasa bertanya, berbincang dan berterus terang dengan pasangan anda apabila merancang sesuatu perkara berkaitan perjalanan hidup rumah tangga anda termasuk jadual kerja anda.
Bersabar dan berdoa
Di samping usaha dan tindakan perlu dilaksana, tidak dinafikan anda perlu lebih bersabar menghadapi kerenah pasangan sebegini.
Anda juga perlu berdoa agar pasangan anda menghentikan tabiatnya yang merimaskan itu.
Berubahlah. Mereka yang bersikap cerewet, jangan hanya harapkan pasangan memahami anda sebaliknya berubahlah demi keselesaan pasangan anda.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan