Rabu, 7 Oktober 2015

(8) TAKABBUR @ SOMBONG

UPAYA MENGHILANGKAN SIFAT SOMBONG

Asalamu'alaikum wr wb

janganlah kita sombong dan angkuh  dengan sesuatu hal yang kita dapat atau kita milki,karena Allah tidak menyukai orang yang sombong sebagaiman firman-Nya;
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan angkuh. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membagakan diri"(QS Luqman 18)
Rasulullah SAW bersabda
"Tidak dapat masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat rasa sombong walau seberat debu”(HR Muslim)
oleh karena itu ada upaya yang harus kita lakukan untuk menghilangkan sifat sombong ini dari sikap dan kepriadian kita. agar kita menjadi manusia yang mulia disisi Allah dan dihadapan manusia.

sekurang-kurangnya ada tiga upaya untuk menghilangkan sifat sombong

->yang pertama; dengan menyadari jeleknya sifat sombong dan mengetahui akibatnya yang amat buruk dan menyengsarakan,baik didunia maupun diakhirat.
untuk mengetahui sifat sombong itu diantaranya dari akibat kesombongan orang lain yang berada disekitar kita,contohnya yang stres setelah tidak menjadi kaya lagi atau penguasa lagi.
akaibat yang dirasakan di dunia tentu orang yang sombong tidak akan disukai oleh banyak orang.
disamping mengalami akibat buruk didunia, orang yang sombong juga akan mengalmi akibat buruk di akhirat dalam bentuk siksa dari Allah SWT,Rasulullah bersabda;
"Orang-orang yang menyombongkandiri akan dikumpulkan pada hari kiamat seperti semut-semut kecil dalam benuk laki-laki,mereka ditutupi kehinaan dari berbagai tempat dan mereka digiring kesuatu penjara di dalam neraka jahanam yang disebut bulas,mereka dikelilingi api yang berkobar,mereka diberi minum dari perasan neraka yang akan membinasakan"(HR Nas'I dan Tirmidzi)
Salah satu sifat buruk yang di wariskan iblis laknatullah kepada umat manusia adalah sifat sombong atau al kibr.
karena sombong sifat yang tercela,Sekurang-kurangnya,ada tiga dampak yang perlu kita pahami, sehingga dengan memahami , kita menjauhi sifat yang buruk ini,

1.merasa paling baik dan benar, kesombongan muncul karena seseorang membagakan diri,dengan apa yang dia miliki,kelebihan dari segi harta, ilmu, fisik dsb

2.tidak senang dengan saran yang diberikan orang lain,dia mersa sudah tidak punya kekurangan lagi,

3.tidak senang dengan kemajuan orang lain,
diantara yang harus kita jauhi


->upaya kedua yang kita lakukan untuk menghilangkan sifat sombong adalah dengan mengenal hakikat diri kita yang lemah,karena dengan merasakan betapa banyaknya kekurangan di diri kita insya Allah sifat sombong itu akan hilang,
Kalau kita mau merujuk pada Al Qur'an dalam mengenal jati diri kita sendiri,mka akan kita ketahui bagaimana awal penciptaan diri kita yang bersal dari air mani yang kotor hingga sekarang dan akhirnya akan mati, ini yang akan membuat kita tidak panatas berlaku sombong,
Allah berfirman;
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati(berasal) dari tanah, kemuadan Kami jadikan saripati itu air mani(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang,lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging,kemudian Kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain.Maha sucilah Allah Pencipta Yang Paling baik. kemudian sesudah itu kalian benar-benar akan mati (QS Al Muminun 12-15)


->dan upaya yang terakhir dengan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini terjadi manusia sombong karena manusia jauh dari Allah,akibatnya manusia tidak menyadari bahwa kelak dia akan kembali kepada-Nya.kalau manusia menyadari bahwa dia akan kembali kepda Allah tentu dia selalu berusaha mencari keridhaan-Nya.
Akhirnya menjadi jelas bahwa sifat-sifat bruk harus dicegah dari diri kita masing-masing,tapi kalau sudah terlanjur ada pada hati kita maka diperlukan kesungguhan untuk menghilangkannya.tanpa kesungguhan, sangat sulit bagi kita untuk mendapat keberhasilan.


Wasalam
Admin:Cerita Ivan

Sifat Sombong Atau Takabbur

Ditulis oleh Siti Shamsiah Binti Md Supi. Posted in Artikel
Perjalanan hidup sebagai seorang muslim sebenarnya adalah suatu perjalanan seorang hamba kepada Penciptanya yang mengharapkan keredaan dan keberkatan-Nya. Mengorak langkah perjalanan ini akan menemukan kita dengan pelbagai persoalan dan permasalahan hidup. Persoalan mengenai pengabdian kita terhadap Pencipta dan permasalahan hidup sesama manusia.
Apabila kita berurusan dengan manusia, bermakna kita berhadapan dan berurusan dengan kerenah dan tingkah laku manusia.. Kebiasaannya kita berpendapat bahawa pertimbangan kita dalam menghadapi kerenah manusia atau dalam kita berurusan dengan manusia merupakan suatu pertimbangan yang paling tepat dan terbaik bagi diri kita. Tindak tanduk yang kita lakukan adalah berdasarkan kepada pertimbangan dan budi bicara yang kita rasa amat tepat dan wajar untuk dilakukan. Biarpun dalam keadaan kita bersikap biadap, marah atau acuh tak acuh dan kesannya, ia akan dipertikai oleh orang lain, tetapi pada kita itulah pertimbangan pertama yang paling sesuai dan wajar.
Antara sikap yang amat tidak digemari oleh manusia untuk dihadapi ialah sikap sombong atau takabbur. Walaupun sikap ini tidak menyebabkan kekurangan kepada diri orang lain secara fizikalnya, tetapi mengucapkan perkataan-perkataan yang berbaur ketakburan atau kesombongan menyebabkan orang yang mendengar merasa meluat, tersinggung dan panas hati.
Apakah tanggapan agama terhadap sikap sombong atau takabbur? Adakah Islam amat memberi perhatian kepada sikap ini yang pada lahirnya tidak memberi kesan yang nyata kepada diri pelaku atau orang di sekeliling? Di dalam ruangan ini kita akan cuba mengupas secara terperinci mengenai sikap sombong atau takabbur ini.
Sombong atau takabbur ertinya perasaan tinggi diri oleh si pelaku terhadap satu atau lebih mengenai dirinya dalam aspek-aspek kehidupan. Seseorang itu boleh bersikap sombong kepada orang di sekelilingnya jika dia mendapati kedudukannya lebih tinggi berbanding orang di sekelilingnya. Kesombongan atau ketakabburan juga boleh berlaku apabila manusia mendapati keturunannya, sifat lahiriahnya sama ada cantik, kacak atau perkasa ataupun kaya dari segi material adalah lebih berbanding dengan orang lain.
Di dalam hal ini kita perlu menyedari hakikat bahawa tidak ada satu makhlukpun di dunia ini yang mengatakan bahawa dia berhak untuk berlaku sombong. Ini kerana, kesombongan atau kebanggaan itu menunjukkan kebesaran atau kehebatan diri seseorang. Sedangkan kebesaran atau kehebatan adalah kriteria mutlak yang menjadi milik Allah s.w.t., dan tidak ada seorangpun yang boleh memilikinya. Ini seiring dengan sebuah hadis Qudsi yang bermaksud:
"Allah Ta'ala berfirman (di dalam Hadis Qudsi): Kesombongan adalah selendangKu dan kebesaran adalah sarungKu. Maka barang siapa menyamai-Ku salah satu dari keduanya, maka pasti Kulemparkan ia ke dalam Jahannam dan tidak akan Kupedulikan lagi."
Apabila kita meneliti maksud hadis ini, ia dengan jelas menyatakan bahawa kesombongan dan kebesaran itu hanya milik Allah s.w.t. semata-mata, tetapi bagaimanakah perasaan ini masih boleh timbul di dalam hati manusia?
Sebenarnya, perasaan sombong atau takabbur boleh berlaku apabila timbulnya suatu pandangan terhadap orang lain dengan pandangan yang kecil dan hina. Pandangan tersebut mungkin suatu pandangan yang secara faktanya benar. Umpamanya jika kita membandingkan pendapatan sebanyak RM7000.00 sebulan dengan pendapatan sebanyak RM3500.00 sebulan, tentulah jumlah pendapatan pertama jauh lebih besar berbanding dengan jumlah pendapatan kedua. Walau bagaimanapun, kesombongan itu berlaku apabila pandangan tersebut beriringan dengan anggapan orang yang dipandangnya itu lebih kecil, serba kekurangan atau kurang berharga berbanding dengan dirinya. Ketakabburan berlaku apabila pandangannya itu tidak disertakan dengan kesyukurannya kepada Allah s.w.t. kerana memberi kelebihan tersebut. Secara tidak langsung dia menganggap apa yang dimilikinya itu tidak mempunyai kaitan dengan rahmat atau rezeki yang diberikan oleh Allah. Ataupun dia menganggap bahawa dia sememangnya individu istimewa kerana itu Allah memilihnya untuk memiliki kelebihan tersebut. Maka orang yang sombong dan takabbur itu menganggap dirinya lebih mulia dan terhormat berbanding dengan orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud;
"Sombong itu ialah menolak kebenaran dan menghinakan makhluk."
Perkara-perkara yang biasanya menjadi bahan kesombongan atau ketakabburan sebagaimana yang dinyatakan di dalam Kitab Ihya Ulumuddin (tulisan Imam Al-Ghazali) ada tujuh perkara, iaitu ilmu pengetahuan, amalan dan peribadatan, keturunan, keindahan dan kelebihan pada bentuk fizikal, harta kekayaan, kekuatan fizikal dan kuasa atau pengaruh.
1) Dalam aspek ilmu pengetahuan, lazimnya kesombongan itu berlaku apabila seseorang itu telah mendapat pengiktirafan daripada masyarakat tentang ilmu yang ada padanya. Mungkin apabila orang memberi 'title' ustaz, orang alim atau sebagainya, pada anggapannya dia benar-benar telah berilmu. Lantas, orang yang sombong inipun menganggap orang lain itu bodoh dan jahil
Sebaliknya, haruslah disedari bahawa menuntut ilmu pengetahuan bagi seorang muslim sebenarnya adalah untuk membawa diri dan jiwanya kepada suatu keinsafan tentang kedudukannya sebagai seorang hamba dan kedudukan Tuhannya sebagai Pencipta. Ilmu pengetahuan yang dimilikinya seharusnya akan menambahkan lagi nilai ketakwaan kepada Allah s.w.t.. Seiring dengan firman Allah yang bermaksud;
"Bahawasanya yang dapat merasakan takut kepada Allah dari golongan hamba-hamba-Nya itu ialah alim ulama"
2) Amalan dan peribadatan. Memang tidak dinafikan, apabila masyarakat mengiktiraf seseorang itu sebagai orang warak dan bertakwa, bagi mereka yang sombong dan takabbur, dia akan mengira-ngira dia telah banyak melakukan amal ibadat. Dia akan mengharapkan agar dia diberi keutamaan dalam majlis-majlis tertentu, diraikan dan diberi puji-pujian oleh masyarakat.
3) Keturunan atau salasilah. Tanpa sedar, manusia lazimnya akan berbangga dengan keturunan mereka seperti daripada kerabat diraja, golongan aristokrat, bangsawan dan sebagainya. Perasaan ini secara tanpa sedar juga pernah dialami oleh seorang sahabat Rasulullah s.a.w., yakni Abu Dzar. Beliau berkata;
"Pada suatu hari, ketika aku berada di hadapan Rasulullah s.a.w., datanglah seorang yang berkulit hitam. Lantas saya menyapanya, "Hai anak orang hitam" Apabila Rasulullah s.a.w. terdengar sahaja aku menyebut anak orang hitam, baginda menempelakku dengan mengatakan; Hai Abu Dzar, tidak ada kelebihan bagi seseorang yang berketurunan kulit putih di atas orang yang berketurunan kulit hitam. Alangkah menyesalnya aku apabila telah terlanjur mengucapkannya. Lalu akupun membaringkan tubuhku dan berkata kepada orang tersebut; Nah saudara, pijaklah pipiku ini."
4) Kecantikan atau ketampanan. Kesombongan atas sebab ini amat mudah untuk diterima oleh sesiapa sahaja. Suatu anugerah yang Allah berikan sejak dari manusia dilahirkan. Orang yang cantik atau tampan mudah sahaja menjadi tumpuan orang-orang yang berada di sekelilingnya. Seseorang yang tidak mempunyai iman yang kuat, sudah pasti amat mudah merasa bangga dan sombong dengan apa yang ada padanya.
5) Kesombongan amat mudah berlaku di kalangan mereka yang berada dan kaya. Terdapat satu kisah yang menceritakan tentang perkara ini yang boleh dijadikan sebagai suatu pengajaran;
Abu Bakar Al-Hazali berkata:
"Suatu hari kami bersama Hassan. Lalu Ibn al-Ahlam datang kepada kami hendak bercukur. Dia memakai jubah sutera tersusun di atas betis, tersingkap pula bahagian luarnya. Dia berjalan berlenggang. Perbuatannya yang sedemikian itu dilihat oleh Hassan, lalu Hassan pun berkata: "Sombongnya, dia memalingkan pipi dan menampakkan kebodohannya. Engkau akan terlihat kebodohanmu dalam nikmat yang tidak disyukuri dan tidak menggunakannya sesuai dengan perintah Allah serta tidak pula memberikan haknya pada setiap yang memerlukan. Nikmat itu hak Allah dan dengannya syaitan sentiasa mencari mangsa. Demi Allah, seseorang yang berjalan dengan wataknya atau bergerak seperti orang gila itu lebih baik daripada ini." Ibn al-Ahlam mendengar lalu dia kembali dan minta maaf kepadanya. Hassan berkata, "Jangan kau minta maaf padaku, tapi bertaubatlah kepada Allah. Tidakkah engkau dengar firman Allah,
(Yang maksudnya berbunyi) :"Janganlah engkau berjalan di muka bumi dengan sombong, sesungguhnya engkau itu tiada dapat menembusi bumi dan tidak akan engkau sampai setinggi gunung." (Al-Isra' :37)
6) Kekuatan dan keperkasaan tubuh. Manusia amat mudah merasa amat bangga dan sombong apabila memiliki tubuh yang kuat dan perkasa. Kelebihan yang dimilikinya kadang-kadang menjadi bahan untuk mengancam orang lain yang lebih lemah. Atau untuk memaksa orang-orang yang lebih lemah menuruti kemahuannya. Di dalam hal ini, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud;
"Orang yang paling gagah perkasa di antara kamu semua ialah orang yang dapat mengalahkan nafsunya pada waktu marah dan orang yang tersabar di antara kamu semua itu ialah orang yang suka memaafkan kesalahan orang lain padahal ia mampu untuk membalasnya."
7) Manakala perkara yang terakhir sekali yang dinyatakan oleh Imam al-Ghazali sebagai perkara yang boleh menimbulkan kesombongan ialah pengaruh ataupun kuasa.
Pemimpin yang tertipu dengan perasaannya, walau di peringkat mana sekalipun kepimpinannya akan merasa bahawa dirinya sudah cukup hebat berbanding orang lain.
Kesombongan atau takabbur merupakan suatu perasaan yang apabila ia timbul dan tidak dikendalikan dengan baik dan penuh keinsafan, akan menjadikan pemiliknya amat kerugian. Ini kerana sikap ini mampu menjadi penghalang bagi seseorang untuk ditempatkan di dalam syurga, disebabkan sifat ini menjadi pemisah antara seseorang dengan akhlak dan budi pekerti kaum mukmin keseluruhannya. Sebagaimana yang telah dinyatakan sebelum ini, takabbur atau sombong adalah rasa tinggi diri berbanding dengan orang lain. Seseorang yang memiliki sifat ini sudah pasti tidak mempunyai perasaan menyayangi saudara mukminnya yang lain sebagaimana dia menyayangi dirinya sendiri.
Orang yang sombong juga tidak akan dapat meninggalkan perasaan dendam, memberi nasihat kepada saudara muslim yang lain secara jujur atau ikhlas dan tidak dapat melaksanakan budi pekerti yang baik.
Sifat sombong atau takabbur juga sebenarnya menyebabkan seseorang itu awal-awal lagi akan disisihkan oleh Allah swt di dunia sebagaimana firman-Nya yang bermaksud;
"Nanti Aku palingkan daripada ayat-ayatKu orang-orang yang sombong di muka bumi tanpa kebenaran." (Al-A'raf: 146)
Selain itu natijah kesombongan juga, menyebabkan pintu hati pengamalnya tertutup dari menerima hidayah dan kebaikan dari Allah sebagaimana firman Allah yang bermaksud;
"Demikianlah Allah menutup tiap-tiap hati orang yang sombong lagi ganas (memaksa rakyat)." (Surah Al-Mukmin : 35)
Apa yang lebih malang, pemilik sifat takabbur yang menafikan hak-hak Allah akan ditempatkan ke dalam neraka seiring dengan firman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dirinya dari menyembahKu, mereka itu akan masuk neraka Jahannam dengan menderita kehinaan." (Surah Al-Mu'min: 60)
Dan ini diperkukuhkan lagi oleh dua buah hadis yang berbunyi yang bermaksud;
"Tidak akan masuk ke dalam syurga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan."
Manakala Hadith kedua bermaksud;
"Tidak akan masuk syurga seseorang yang bakhil dan berbuat sewenang-wenang (kerana kesombongannya)."
Sebagai suatu kesimpulan, sesungguhnya sifat sombong atau takabbur, selain ia dicela di dunia oleh Allah serta orang-orang mukmin, ia adalah sifat yang amat merugikan seseorang itu di dunia dan di akhirat. Apakah kita sebagai hamba yang penuh kedhaifan dan serba kekurangan ini layak untuk menganggap diri kita hebat? Sebagai manusia, Allah menganugerahkan kepada kita kelebihan-kelebihan tertentu agar kita menjadi lebih mudah untuk meniti perjalanan hidup ke arah kehidupan yang lebih abadi. Kelebihan yang diberi bukanlah bererti yang kita diberi izin untuk mendabik dada kepada orang lain. Suatu hakikat yang perlu kita sama-sama sedari ialah, tidak ada manusia yang sempurna dari segala segi. Di mana kelebihan manusia, di situlah sebenarnya kelemahan atau kekurangannya berada.
Maka kita sewajarnya sama-sama menginsafi bahawa keagungan, kehebatan dan sifat sombong itu hanya dimiliki oleh Allah. Dan bagi manusia, sifat sombong atau takabbur sebaik-baiknya dengan dengan sifat tawaddhu'. Sifat tawaddhu' adalah sifat rendah diri dan menginsafi diri bahawa manusia itu perlu sentiasa berada di bawah ketundukan dan ketaat kepada Allah s.w.t. Sifat inilah sebenarnya yang mengangkat darjat manusia di sisi Allah s.w.t. Sebagaimana hadis Rasulullah yang bermaksud;
"Barang siapa bertawaddhu' kerana Allah, maka akan diangkat darjatnya oleh Allah, barang siapa yang sombong, maka akan dijatuhkan darjatnya oleh Allah, barang siapa bersikap bersederhana (tidak boros dan tidak pula kikir), maka akan dijadikan kaya oleh Allah, barang siapa membazir, maka akan dijadikan miskin oleh Allah dan barang siapa memperbanyak ingatan kepada Allah, maka dicintai oleh Allah."



Berhati-hatilah dari Sifat Sombong


sombongSifat sombong adalah salah satu sifat yang dibenci Allah SWT. Sifat sombong ini banyak jenis dan bentuknya, ada yang nyata dan ada juga yang samar-samar. Kesombongan yang nyata adalah kesombongan yang dapat dilihat oleh manusia, seperti merendahkan orang lain, memamerkan harta, membanggakan kedudukan jabatan, membanggakan keturunan, merasa lebih daripada orang lain, dan lain sebagainya.

Kesombongan yang samar-samar adalah kesombongan orang yang berilmu dalam beragama, yang di dalam hatinya merasa bahwa ia memiliki ilmu yang lebih tinggi daripada orang lain. Dalam kata-katanya seperti orang yang merendahkan diri, tapi dalam tindak-tanduknya ia menunjukkan bahwa ia adalah orang yang patut dihormati karena kelebihan ilmunya, merasa lebih mengerti tentang agama, dan merasa lebih dekat kepada Allah.

Kesombongan yang samar-samar seperti ini, tanpa disadari telah banyak menjerumuskan para ahli agama ke dalam neraka. Kesombongan semacam ini disebut riya, gila pujian, pengaguman terhadap diri sendiri, dan yang lebih berbahaya lagi adalah dekat pada penyembahan terhadap diri sendiri.

Sifat sombong akan dapat melahirkan beberapa sifat dan perilaku tercela lainnya, seperti munafik, pembohong, sering menggunjing, iri hati, dengki, sifat gila pujian, dan masih banyak lagi. Kesombongan tidak akan melahirkan sifat yang baik dan tidak akan membawa akibat yang baik. Orang-orang yang sombong tidak pernah mewarisi sesuatu selain kehinaan dan kutukan dari Allah SWT.

“Allah berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu.’ Menjawab iblis, ‘Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.’." (QS AI-A'raaf [71: 12)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang sombong karena merasa dirinya lebih baik daripada orang lain adalah sikap kesombongan yang sama seperti sikap kesombongan yang pernah dilakukan oleh Iblis laknatullah terhadap Adam. Selanjutnya, pada ayat 13, Allah berfirman,

“Allah berfirman, ‘Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.’." (QS Al-A'raaf [7]: 13)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang sombong pada hakikatnya adalah orang-orang yang tersingkir dari rahmat dan karunia Allah. Mereka adalah orang-orang yang hina.

Firman Allah,
"Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (QS AI-Isra' [17]:  37)

Ayat ini menunjukkan bahwa betapa tidak pantasnya manusia itu untuk berperilaku sombong, hanya Allah saja yang pantas untuk menyandang kesombongan itu karena hanya Allah yang mampu menembus bumi, dan hanya Allah saja yang Mahatinggi.
Ayat-ayat di atas juga menunjukkan bahwa sifat sombong adalah warisan dari Iblis yang dilaknat Allah SWT. Apabila sifat ini ada pada manusia, sama saja si manusia yang sombong itu memiliki nasab garis keturunan sifat dari sifat iblis yang dilaknat Allah.

Waspadailah, iblis senantiasa berusaha menggunakan segala macam cara untuk menjebak manusia supaya masuk ke dalam jeratannya dengan muslihatnya, tipu dayanya sangat halus dan canggih dalam menanamkan kesombongan dalam hati manusia. Apalagi, kebanyakan dari manusia sudah tidak lagi dapat membedakan mana bentuk kesombongan yang kasat mata dan mana kesornbongan yang tersembunyi? Kebanyakan manusia sudah tidak lagi dapat membedakan antara yang haq dan yang batil.

Segala hal yang berupa materi menjadi sesuatu yang dijunjung tinggi, tuntunan ajaran agama hanya dianggap sebagai beban penghalang, perilaku akhlakul karimah seperti akhlak Rasulullah sudah dianggap kuno, menggunjingkan aib orang lain sudah dianggap sebagai hiburan, antara yang halal dan yang haram sudah tidak tampak lagi perbedaannya, simbol-simbol agama hanya dijadikan kepentingan untuk mencapai tujuan nafsu duniawi, peringatan dan ancaman hukuman Allah hanya dijadikan olok-olok dan bahan tertawaan, ayat-ayat Allah tidak dipedulikan, orang-orang miskin dicibirkan, kejujuran dianggap sesuatu keanehan, perbuatan dosa diagung-agungkan, kebohongan sudah menjadi kebiasaan, kecurangan sudah menjadi kebutuhan, dan harta benda sudah menjadi sembahan.

"(Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka." (QS An--Nisa' [4]: 120).

"Jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan." (QS Al-An'am [6]: 116).

Demikian uraian yang disampaikan Sayid Fahmi Shahab dalam bukunya, “Hubbul Qur’an” (QultumMedia) menjelaskan tentang fenomena dan sifat-sifat kesombongan yang diperbuat manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu, kita mesti hati-hati agar kita tidak termasuk orang yang sombong. Allah telah memberikan contoh akibat dari perilaku sombong atas Iblis yang enggan bersujud kepada Nabi Adam.

Sombong (takabbur)

SOMBONG

I.         PENDAHULUAN
Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit,. Penyakit-penyakit hati yang dimaknai dengan sifat-sifat tercela yang ada pada diri manusia, apabila itu mendominasi kehidupan manusia, maka jadilah hatinya menjadi sakit. Penyakit ini berbahaya karena merupakan pengejawantah atas cinta manusia kepada dunia, yang diwujudkan dalam bentuk ingin mendapat pujian dan sanjungan dari manusia atas perbuatannya.[1]
Tanda hati yang sakit itu adalah, pertama, tidak merasa sulit melakukan pebuatan maksiat. Kedua enggan memberikan santapan rohani yang bermanfaat bagi hatinya  dan cenderung kepada makanan rohani yang memudhatkan hatinya.[2]Adapun penyakit hati diantaranya adalah sombong, ujub, riya’, munafik dan sebagainya.
Sombong adalah kata yang cukup menyeramkan dalam pergaulan, terutama kita yang hendak menjaga kebersamaan. Keberadaannya akan mengantarkan seseorang dijauhi oleh orang lain, bahkan oleh Allah SWT. karena penyakit inilah yang membuat Allah murka dan mengusir iblis dari surga.[3] Berikut pemakalah akan membahas mengenai sikap sombong yang sangat membahayakan bagi setiap pribadi Muslim.
II.      RUMUSAN MASALAH
   A. Apa pengertian Sombong?
   B. Apa bahaya yang diakibatkan oleh kesombongan?
   C. Bagaimana menunjukkan sikap membenci kesombongan?

III.   PEMBAHASAN
A.  Pengertian Sombong
 Menurut pengertian istilah, takabbur ialah menampakkan kakaguman diri dengan cara meremehkan orang lain dan merasa dirinya lebih besar dibandingkan dengan orang lain, serta tidak mau mendapat kritik dari orang lain.[4] Sombong adalah membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya yang lebih dari yang lain. Membuat dirinya terasa lebih berharga dan bermartabat sehingga dapat menjelekkan orang lain.[5]
Ujub adalah ta'ajub (kagum diri) terhadap kelebihan yang dimilikinya. Ianya juga bagian dari takabbur yang tersimpan di dalam hati seseorang. Misalnya muncul di dalam dirinya bahwa hanya dia sajalah yang memiliki kesempurnaan ilmu dan amal sedang orang lain tidak. Ta'ajub diri juga adalah sifat yang buruk seperti yang disampaikan Rasul.
Seseorang bisa terjebak timbulnya sifat takabbur karena merasa lebih kaya, lebih pintar, lebih bangsawan, lebih cantik, dan gagah. Kesimpulannya banyak pintu-pintu terbukanya kesombongan bagi manusia, apabila dia memiliki sikap mental yang meganggap enteng dan remeh orang lain atas kelebihan yang ada padanya.[6] Padahal Allah telah melarang kita dalam QS. Al Luqman ayat 18:
Ÿwur öÏiè|Áè? š£s{ Ĩ$¨Z=Ï9 Ÿwur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøƒèC 9qãsù ÇÊÑÈ
Artinya: dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.[7]
Sombong disebut juga dengan takabbur, congak, pongoh, membusungkan dada dan membanggakan diri. Sombong ini termasuk penyakit batin. Kita lihat dalam masyarakat, ada kesombongan ilmia, karena hanya dia yang paling tahu, ada kesombongan kekuasaan, karena hanya dia yang paling kuasa, ada kesombongan kekayaan, karena hanya dia yang paling kaya. Paling parah lagi penyakit ini, apabila sudah berjangkit ke dalam hati, hanya dia yang paling taat, yang paling dermawan, dan yang paling berjasa membela rakyat yang menderita, mengentaskan kemiskinan.[8]
  1. Bahaya yang diakibatkan oleh Kesombongan
Allah ta’ala menghalalkan rezeki-rezeki baik dari makanan-minuman-pakaian untuk dimanfaatkan tidak pada kedurhakaan dan penyelewengan, termasuk didalamnya adalah kesombongan dan berbangga, karena kesombongan menghapus nilai-nilai keutamaan, mendapatkan nilai-nilai kerendahan, menjauhkan dari sikap merendah (tawadhu’)-yang merupakan sumber akhlak bagi orang-orang yang bertakwa, menumbuhkan penyakit kedengkian, kemarahan, mencibir dan mempergunjing orang lain, menjauhkan dari sikap kejujuran, dari sikap menahan kejengkelan, dari sikap menerima nasihat, dari sikap yang memperhatikan kekurangan sendiri, dari sikap mencari ilmu, dan sikap tunduk kepada kebenaran.[9]
Penyakit sombong tidak hanya dibenci oleh Allah, tetapi juga dibenci oleh manusia yang jernih pikirannya dan bersih batinnya. Agar penyakit sombong itu tidak menular ke dalam hati, karena begitu benci Allah kepada orang-orang yang sombong itu, maka Allah memberikan balasan dan hukuman kepada mereka itu, sebagaimana firman Allah: (Q.S An-Nisa ayat 173)
Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah.[10]

Masih ada lagi ayat-ayat yang menggambarkan tentang sanksi hukum yang akan diterima oleh orang-orang yang menyombongkan diri. Adakalanya azab itu langsung diterimanya di dunia (yang beragam bentuknya) dan adakalanya di akhirat kelak (yang sudah pasti terjadi).[11]
Sifat sombong sebaiknya harus selalu kita jauhi karena sifat sombong memberikan banyak bahaya untuk kita semua.  Bahaya – bahaya dari sifat sombong antara lain adalah:
1.      Orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun kecil, tidak akan masuk surga.
 لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْر
“Tidak akan masuk al jannah (surga) barang siapa di dalam hatinya terdapat setitik kesombongan.”
2.      Orang yang sombong tidak hanya dibenci oleh Allah, tetapi juga dibenci oleh manusia.
3.      Orang yang kafir dan menyombongkan diri terhadap Allah, akan ditimpa siksaan yang pedih dan tidak ada baginya seorang penolong kecuali Allah SWT.[12]
4.      Sombong adalah pintu bagi dosa – dosa lainnya. Sombong adalah dosa yang pertama kali dilakukan oleh mahluk ciptaan Allah yaitu Iblis ketika menolak peritah Allah SWT agar iblis bersujud kepada Nabi Adam AS. Akhirnya iblis pun dikeluarkan dari surga, dan dengan segala tipu dayanya  mengajak manusia untuk berbuat dosa dan maksiat sehingga pada akhirnya muncul berbagai macam dosa lainnya.[13]
  1. Menunjukkan Sikap Membenci Kesombongan
Sikap sombong lahir pada diri seseorang karena menganggap dirinya lebih dan merendahkan orang yang hidup dalam kekurangan. Rasulallah saw. bersabda yang bernama sombong adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain. Banyak kebenaran yang ditolak hanya karena kebenaran itu datangnya dari orang miskin atau umurnya lebih muda darinya. Banyak kebaikan yang sia-sia karena yang memberikan teladan kebaikan adalah orang yang strata sosialnya lebih rendah darinya. Kesombongan itu juga yang membuat penilaian terhadap orang lain menjadi subjektif dan tidak proporsional.[14] Pada dasarnya seorang Muslim bisa menunjukkan sikap benci terhadap kesombongan dengan cara menghindari sikap sombong itu sendiri, Beberapa tips untuk menghindari sifat sombong adalah:
1.    Selalu bersyukur dan berdzikir kepada Allah. Karena sikap syukur itulah yang membuat seseorang jauh dari sombong.
2.    Rajin beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3.    Hindari banyak bicara dan membanggakan diri sendiri. Titik awal dari penyakit sombong adalah berawal dari pembicaraan karena pembicaraan yang kita ucapkan sering kali hanya membicarakan mengenai kelebihan yang kita punya.
4.    Mempelihara sikap rendah hati, bukan rendah diri. Selalu rendah hati adalah kunci untuk memerangi sifat sombong. Maksud dari rendah hati yaitu senang berlaku baik terhadap semua orang. Selalu menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan kita. Sehingga kita tidak lakunya berlagak sombong.
5.    Jangan merasa paling dermawan. Jangan sampai kita mengungkit-ungkit apa pun yang kita berikan kepada orang lain.
6.    Tebarkan salam dengan sesama Muslim. Karena jika kita melakukannya berarti menunjukkan bahwa kita tidak sombong. Tidak memaling muka kita kepada orang-orang sekitar.
7.    Senantiasa bersedekah. Jangan merasa paling kaya lalu bersikap kikir dan angkuh.[15]
IV.   PENUTUP
A.  SIMPULAN
Menurut pengertian istilah, takabbur ialah menampakkan kakaguman diri dengan cara meremehkan orang lain dan merasa dirinya lebih besar dibandingkan dengan orang lain, serta tidak mau mendapat kritik dari orang lain. Sifat sombong sebaiknya harus selalu kita jauhi karena sifat sombong memberikan banyak bahaya untuk kita semua.  Bahaya – bahaya dari sifat sombong antara lain adalah:
1.    Orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun kecil, tidak akan masuk surga. 
2.    Sombong adalah pintu bagi dosa – dosa lainnya.
3.    Orang yang sombong tidak hanya dibenci oleh Allah, tetapi juga dibenci oleh manusia.
4.    Orang yang kafir dan menyombongkan diri terhadap Allah, akan ditimpa siksaan yang pedih dan tidak ada baginya seorang penolong kecuali Allah SWT.
Pada dasarnya seorang Muslim bisa menunjukkan sikap benci terhadap kesombongan dengan cara menghindari sikap sombong itu sendiri, Beberapa tips untuk menghindari sifat sombong adalah:
1.    Selalu bersyukur dan berdzikir kepada Allah.
2.    Rajin beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3.    Hindari banyak bicara dan membanggakan diri sendiri.
4.    Mempelihara sikap rendah hati, bukan rendah diri.
5.    Jangan merasa paling dermawan.
6.    Tebarkan salam dengan sesama Muslim.
7.    Senantiasa bersedekah.
  1. SARAN
Demikian makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita bias mengambil hikmahnya. Amiin.


[1] Haidar Putra Daulay, Qalbun Salim Jalan Menuju Pencerahan Rohani, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 79-81
[2] Farid Ahmad, Tazkiyatun Nufuz wa Tarbiyatuha Kama Yuqarriruha Ulama’us Salaf, terj. M. Azhari Salim, (Surabaya: Risalah Gusti, 2002), hlm. 24
[3] Anwar Sanusi, Jalan Kebahagiaan, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 60
[4] Sayyid Muhammad Nuh, Af’atun ‘ala Ath Thariq, teri. Darmanto, (Jakarta; PT Lentera Bastritama, 1998), hlm. 109
[6] Haidar Putra Daulay, Qalbun Salim Jalan Menuju Pencerahan Rohani,.. hlm. 82-83
[7] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid vII, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 557-558
[8] Ali Hasan, Orang-Orang Yang dicintai dan dibenci Allah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 63
[9] Muhammad Abdul Aziz al-Khauli, Menuju Akhlak Nabi, (Semarang: Pustaka Nuun, 2006), hlm. 206-207
[10] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid II, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 333-334
[11] Ali Hasan, Orang-Orang Yang dicintai dan dibenci Allah,.. hlm. 64-65
[12] Anwar Sanusi, Jalan Kebahagiaan,... hlm. 61
[14] Anwar Sanusi, Jalan Kebahagiaan,... hlm. 61
[15]http://www.dakwatuna.com/2012/11/12/24061/bahaya-sombongbahaya-sombong, 16/04/2013/, pukul 08.10


Mengenal Sifat Sombong dan ciri-cirinya

Posted by arifarifarif on 02:09 AM, 29-Sep-13

Under: zona islami





SOMBONG, takabbur, atau merasa diri besar adalah masalah yang sangat serius. Kita harus berhati-hati dengan persoalan ini. Sebab kesombongan inilah yang menyebabkan setan terusir dari surga dan kemudian dikutuk oleh Allah selamanya. Hadirnya rasa takabbur sangat halus sekali. Banyak orang telah merasa tawadhu (rendah hati) padahal dirinya di mata orang lain sedang menunjukkan sikaf takabburnya.
Allah benar-benar mengharamkan surga untuk dimasuki orang-orang takabbur. Takabbur hanya layak bagi Allah yang memang memiliki keagungan sempurna. Sedang seluruh makhluk hanya sekadar menerima kemurahan dari-Nya.
Penyakit takabbur memang benar-benar seperti bau busuk yang tidak dapat ditutup-tutupi dan disembunyikan.
Orang yang mengidap penyakit ini demikian mudah dilihat oleh mata telanjang orang awam sekalipun dan dapat dirasakan oleh hati siapapun.
Perhatikan penampilan orang takabbur! Mulai dari ujung rambut, lirikan mata, tarikan nafas, senyum sinis, tutur kata, jumlah kata, nada suara, bahkan senandungnya pun benar-benar menunjukkan keangkuhan. Begitupun cara berjalan, duduk, menerima tamu, berpakaian, gerak-gerik tangan bahkan hingga ke jari- jari kaki. Semuanya menunjukkan gambaran orang yang benar-benar buruk perangainya.
Ada pertanyaan menarik. Pantaskah sebenarnya orang bersikap takabbur, jika seluruh kebaikan pada dirinya semata-mata hanya berkat kemurahan Allah padanya? Padahal jika Allah menghendaki, dia bisa terlahir sebagai kambing. Tentu saja saat itu tidak ada lagi yang bisa disombongkan. Atau kalau Allah mau, dia bisa terlahir dengan kemampuan otak yang minim. Bahkan jika Allah takdirkan dia lahir di tengah-tengah suku pedalaman di hutan belantara, maka pada saat ini mungkin dia tengah mengejar babi hutan untuk makan malam. Apa lagi yang bisa disombongkan?
Marilah kita berhati-hati dari bahaya kesombongan ini. Jika penyakit ini datang pada kita, kita akan sengsara. Langkah kehati-hatian ini bisa dimulai dengan mengenali ciri-ciri kesombongan.
Rasulullah SAW bersabda: Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia. (HR Muslim).
Jika dalam hati kita ada satu dari dua hal ini, atau kedua-duanya ada, itu pertanda kita telah masuk dalam deretan orang- orang sombong. Sebagian orang ada yang merasa dirinya paling mulia, baik, shalih, dekat pada Allah, dikabul doanya, berkah urusannya, dan lainnya. Ketika ada kebaikan lalu kita laporkan padanya, dia berkata: Oh, siapa dulu dong yang mendoakannya?
Dan ketika kita datang padanya dengan keluhan berupa musibah, dia berkata: Ah, itu sih tidak aneh, saya pernah mengalaminya lebih parah dari itu. Ini adalah gambaran kesombongan. Orang merasa diri lebih dekat pada Allah, lalu memandang orang lain dengan pandangan yang merendahkan.
Perilaku seperti ini jika diteruskan akan merugikan pelakunya. Hakikatnya, semua kebaikan dan keburukan terjadi karena izin Allah.
Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa semuanya (kebaikan dan keburukan itu) adalah dari sisi (atas takdir) Allah. (QS An Nisaa 4:78).
Kita tidak berdaya membuat kebaikan dan keburukan jika Allah tidak menghendaki hal itu terjadi. Sekalipun berupa doa atau puasa, tidak bisa dijadikan alasan bahwa kita punya kuasa atas kebaikan dan keburukan.
Sombong Adalah salah satu sifat tercela
“Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain,
Kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan ataupun mengesakan-Nya”. (Fathul Bari’ 10/601)

HUKUM SOMBONG
Sombong haram hukumnya dan termasuk dosa besar. Ayat diatas telah dengan tegas menjelaskannya.
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh” maksudnya janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, lagi berbuat semenamena. Jangan kamu lakukan semua itu yang menyebabkan Allah akan murka kepadamu” (Tafsir Ibnu Katsir 3/417)
Rasul saw bersabda :“Tidak akan masuk sorga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi” (Riwayat Muslim)

Seorang sahabat bertanya kepada Nabi Saw:“Sesungguhnya seseorang menyukai kalau pakainnya itu indah atau sandalnya juga baik”Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Sifat sombong adalah mengabaikan kebenaran dan memandang rendah manusia yang lain” [HR Muslim]

”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’:37]

”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [Luqman:18]

Dari al-Aghar dari Abu Hurarirah dan Abu Sa’id, Rasulullah Saw bersabda: “Allah Swt berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya” . [HR Muslim]

CELAAN BAGI ORANG SOMBONG
1. Melanggar Perintah Allah Orang yang sombong telah menerjang larangan Allah dan Rasul-Nya Allah telah berfirman: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karenasombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Luqman :18)

Rasulullah telah bersabda: “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian rendah hati, hingga tidak ada seorangpun yang bangga atas yang lain dan berbuat aniaya atas yang lain” (Riwayat Muslim)

2. Menjadi Penghuni Neraka Orang yang sombong akan diadzab Allah dengan dimasukannya kedalam neraka. Rasulullah bersabda:“Para penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar lagi sombong” (Riwayat Bukhari- Muslim)
Yang demikian itu karena hanya Alah lah yang berhak untuk sombong.Pantaskah manusia yang lemah dan diciptakan dari setetes air mani yang hina bersikap sombong dihadapan Allah??, Oleh karena itu Allah mengharamkan sorga bagi orang-orang yang sombong.

3. Orang Sombong Akan Mendapat kehinaan Orang yang sombong akan mendapatkan kehinaan didunia berupa kejahilan, sebagai balasan perbuatannya. Yaitu Aku akan halangi mereka memahami hujjah- hujjah dan dalil-dalil yang menunjukan keagungan-Ku, syari’at-Ku, dan hukum-hukum- Ku

4. pada hati orang-orang yang sombong untuk taat kepada-Ku dan sombong kepada manusia tanpa alasan yang benar. Sebagaimana mereka sombong tanpa alasan yang benar, maka Allah akan hinakan mereka dengan kebodohan. (Tafsir Ibn Katsir 2/228)

5. Hatinya Terkunci Orang yang sombong terhadap dirinya sendiri atau menolak kebenaran dan merendahkan manusia, Allah akan kunci mati hatinya dari menerima kebenaran. Allah berfirman:“ Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang- wenang” (Ghafir : 35)

Imam As Syaukani mengatakan : “sebagaimana Allah mengunci mati hati orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah, maka demikian pula Allah akan mengunci mati hati orang yang sombong lagi berbuat semena-mena” Lanjutnya lagi; “Yang demikian itu, karena hati merupakan sumber kesombongan. Sedangkan anggota badan yang lain tunduk mengikuti hati” (Fathul Qadir 4/492)

6. Mendapatkan Tempat Yang Paling Buruk Hal ini sebagaimana dinyatakan Allah dalam firman-Nya: “Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya". Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri” (AzZumar : 72)

7.Tidak Diajak Bicara Alah Kesombongan pada tingkat tertentu akan mendapat adzab yang pedih. Disamping itu mereka tidak akan diajak bicara Allah pada hari kiamat kelak. Hal ini sebagaimana
sabda Rasulullah “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak disucikan oleh- Nya, dan baginya adzab yang pedih; (yaitu) Orang yang sudah tua berzina, penguasa pendusta dan orang miskin yang sombong” (Riwayat Muslim)

7. Dikumpulkan Pada Hari Kiamat Seperti Semut Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:“Orang-orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari kiamat bagaikan semut kecil dalam bentuk manusia. Mereka mendapat kehinaan dari setiap penjuru, lalu mereka digiring menuju penjara neraka jahannam yang bernama Bulas. Mereka dikelilingi sapi neraka, yang akhirnya mereka diberi minuman dari perasan penghuni neraka yang merusak” (Riwayat Tirmidzi 2492,Ahmad 2/179, dengan sanadshahih)

8. Menjadi Pengikut Iblis Allah berfirman:“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang- orang yang kafir” (AlBaqarah : 34)

9. Orang Sombong Orang Yang Paling Jelek
Rasulullah bersabda:“Maukah aku khabarkan kepada kalian hamba Allah yang paling jelek? Yaitu orang yang kasar lagi sombong” (Riwayat Ahmad 2/174 dengansanad shahih)
MACAM-MACAM KESOMBONGAN

1. Sombong Kepada Allah Ini adalah tingkatan sombong yang paling parah, sangat jelas kekafirannya. Orang semacam ini tidak mengakui kederadaan Allah,bahkan lebih tragis mereka mengaku dirinya sebagai Tuhan,sebagaimana Raja Namrud dan Fir’aun.Allah berfirman: “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "SesungguhnyaAllah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberipetunjuk kepada orang-orang yang zalim” (Al Baqarah: 258) Demikian pula Allah mengisahkan tentang Fir’aun:
“Dan berkata Fir`aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku” (Al Qasash : 38)

2. Sombong Kepada Rasul Para Rasul adalah utusan Allah Mereka diutus dengan mengemban risalah untuk disampaikan kepada ummatnya. Oleh karena itu tidak layak kita berlaku sombong kepada mereka dan melecehkannya. Benar mereka juga manusia biasa, akan tetapi bukankah Allah telah memuliakannya?? Maka menolak risalah mereka berarti sama dengan menolak syari’at Allah, karena para Rasul tidaklah menyampaikan risalah kecuali atas bimbingan dan wahyu dari Rabb semesta alam. Contoh dari sombong teradap rasul adalah sebagaimana

firman Allah :“Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tak kala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka: "Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?” (Al Isra’ : 94)

3. Sombong Terhadap Kebenaran Sombong terhadap kebenaran yaitu enggan menolak kebenaran yang mungkin datang dari orang lain Syeikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata; “Sombong ada dua macam; (yaitu) sombong terhadap kebenaran dan sombong terhadap makhluk. Hal ini terangkum dalam sabdanya “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (Riwayat Muslim). Menolak kebenaran dengan cara berpaling dari kebenaran dan tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yaitu merendahkan dan meremehkan mereka, memandang manusia tidak ada apa-apanya, dan melihat dirinya sendiri maha lebih dari yang lainnya” (Syarh RiyadushShalihin 2/469)

4. Sombong Terhadap Manusia Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh Allah telah telah menghapus kesombongan orang-orang jahiliyyah dan kebanggaan mereka terhadap nenek moyangnya. Orang- orang mukmin adalah yang bertaqwa, dan orang fajir adalah yang binasa. Manusia adalah keturunan Nabi Adam, dan Adam diciptakan dari tanah” (Riwayat Abu Dawud 5116, Ahmad 2/361, Tirmidzi 3956, dengan sanad shahih)
Kesombongan dihadapan manusia adalah dengan meremehkan dan menganggap sebelah mata orang lain. Sombong terhadap orang lain atas harta kekayaannya, pangkat dan dedudukan, sombong dengan ilmu,sombong dengan postur tubuh dan lain sebagainya.

Dalam hadits lain Rasulullah SAW telah bersabda:“Cukuplah seseorang dianggap melakukan kejelekan apabila ia meremehkan saudaranya sesama muslim” (Riwayat Muslim)

Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit,. Penyakit-penyakit hati yang dimaknai dengan sifat-sifat tercela yang ada pada diri manusia, apabila itu mendominasi kehidupan manusia, maka jadilah hatinya menjadi sakit. Penyakit ini berbahaya karena merupakan pengejawantah atas cinta manusia kepada dunia, yang diwujudkan dalam bentuk ingin mendapat pujian dan sanjungan dari manusia atas perbuatannya.

Tanda hati yang sakit itu adalah, pertama, tidak merasa sulit melakukan pebuatan maksiat. Kedua enggan memberikan santapan rohani yang bermanfaat bagi hatinya dan cenderung kepada makanan rohani yang memudhatkan hatinya.

Adapun penyakit hati diantaranya adalah sombong, ujub, riya’, munafik dan sebagainya.
Sombong adalah kata yang cukup menyeramkan dalam pergaulan, terutama kita yang hendak menjaga kebersamaan. Keberadaannya akan mengantarkan seseorang dijauhi oleh orang lain, bahkan oleh Allah SWT. karena penyakit inilah yang membuat Allah murka dan mengusir iblis dari surga.
Menurut pengertian istilah, takabbur ialah menampakkan kakaguman diri dengan cara meremehkan orang lain dan merasa dirinya lebih besar dibandingkan dengan orang lain, serta tidak mau mendapat kritik dari orang lain.
Sombong adalah membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya yang lebih dari yang lain. Membuat dirinya terasa lebih berharga dan bermartabat sehingga dapat menjelekkan orang lain.
Ujub adalah ta'ajub (kagum diri) terhadap kelebihan yang dimilikinya. Ianya juga bagian dari takabbur yang tersimpan di dalam hati seseorang. Misalnya muncul di dalam dirinya bahwa hanya dia sajalah yang memiliki kesempurnaan ilmu dan amal sedang orang lain tidak. Ta'ajub diri juga adalah sifat yang buruk seperti yang disampaikan Rasul. Seseorang bisa terjebak timbulnya sifat takabbur karena merasa lebih kaya, lebih pintar, lebih bangsawan, lebih cantik, dan gagah. Kesimpulannya banyak pintu- pintu terbukanya kesombongan bagi manusia, apabila dia memiliki sikap mental yang meganggap enteng dan remeh orang lain atas kelebihan yang ada padanya.

Sombong disebut juga dengan takabbur, congak, pongoh, membusungkan dada dan membanggakan diri. Sombong ini termasuk penyakit batin. Kita lihat dalam masyarakat, ada kesombongan ilmia, karena hanya dia yang paling tahu, ada kesombongan kekuasaan, karena hanya dia yang paling kuasa, ada kesombongan kekayaan, karena hanya dia yang paling kaya. Paling parah lagi penyakit ini, apabila sudah berjangkit ke dalam hati, hanya dia yang paling taat, yang paling dermawan, dan yang paling berjasa membela rakyat yang menderita, mengentaskan kemiskinan.

Bahaya yang diakibatkan oleh Kesombongan

Allah ta’ala menghalalkan rezeki-rezeki baik dari makanan-minuman-pakaian untuk dimanfaatkan tidak pada kedurhakaan dan penyelewengan, termasuk didalamnya adalah kesombongan dan berbangga, karena kesombongan menghapus nilai- nilai keutamaan, mendapatkan nilai-nilai kerendahan, menjauhkan dari sikap merendah (tawadhu’)-yang merupakan sumber akhlak bagi orang-orang yang bertakwa, menumbuhkan penyakit kedengkian, kemarahan, mencibir dan mempergunjing orang lain, menjauhkan dari sikap kejujuran, dari sikap menahan kejengkelan, dari sikap menerima nasihat, dari sikap yang memperhatikan kekurangan sendiri, dari sikap mencari ilmu, dan sikap tunduk kepada kebenaran.

Penyakit sombong tidak hanya dibenci oleh Allah, tetapi juga dibenci oleh manusia yang jernih pikirannya dan bersih batinnya. Agar penyakit sombong itu tidak menular ke dalam hati, karena begitu benci Allah kepada orang-orang yang sombong itu, maka Allah memberikan balasan dan hukuman kepada mereka itu, sebagaimana firman Allah: (Q.S An-Nisa ayat 173) Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah.

Masih ada lagi ayat-ayat yang menggambarkan tentang sanksi hukum yang akan diterima oleh orang-orang yang menyombongkan diri. Adakalanya azab itu langsung diterimanya di dunia (yang beragam bentuknya) dan adakalanya di akhirat kelak (yang sudah pasti terjadi).

sedikit tambahan dari admin tentang tersenyum

Tersenyum? Apa ruginya?

Ternyata tersenyum itu tidak ada ruginya, karena :
1. Senyum itu ibadah
2. Anda terlihat lebih manis
3. Anda bisa mendapatkan senyum lagi.
4. Menunjukan keramahan Anda
5. Bisa mendapatkan teman baru
6. Memberikan kesan yang positif
7. Menjadikan Anda lebih ceria
8. Menjadikan Anda lebih percaya diri
9. Meringankan beban Anda
10.Mengaktifkan senyawa kimia yang membuat Anda lebih sehat.

TANDA, SEBAB DAN KESAN SOMBONG

Perkataan kibir mengikut istilah bahasa Melayu, ertinya ialah sombong atau angkuh. Pengertian dalam bahasa moden ialah ego. Mengikut syariat Islam, erti kibir ialah membesarkan diri kerana merasakan diri mempunyai kelebihan dan keistimewaan sehingga lupa kepada Allah dan menderhakainya. Pengertian mengikut istilah syariat inilah yang akan dihuraikan di sini.
Sifat kibir atau sombong atau angkuh atau ego bermakna membesarkan diri kerana hati merasakan diri mempunyai kelebihan, keistimewaan dan kehebatan. Ia merupakan sifat batin (mazmumah) yang paling keji. Bahkan ia adalah sifat batin yang sangat jahat.
Dosa dan kesalahan pertama yang dilakukan oleh makhluk Allah terhadap Allah ialah sifat sombong. Iblis enggan sujud kepada Nabi Adam a.s. sewaktu Allah memerintahkannya. Dia membesarkan diri lantaran merasakan dirinya lebih utama dan lebih mulia daripada Nabi Adam a.s. Kejadiannya daripada api sedangkan Nabi Adam a.s. daripada tanah. Itu saja penyebab yang dia rasa dirinya lebih hebat dan istimewa.
Peristiwa kesombongan iblis ini Allah ceritakan dalam Al Quran, firman-Nya: “Dan (ingatlah) ketika Kami memerintahkan kepada malaikat: ‘Sujudlah kepada Ada.’ Dia (Iblis) enggan dan membesarkan dirinya. Maka sesungguhnya dia adalah dari golongan musyrik.” (Al Baqarah: 34)
Di sini Allah menceritakan bagaimana keengganan iblis untuk tunduk dan taat dengan arahan Allah. Bahkan ia membesarkan diri kerana merasa dirinya lebih hebat dan mulia daripada Nabi Adam a.s. Maka dia menjadi kafir dan menerima kutukan Allah dunia Akhirat. Allah keluarkan dia dari Syurga yang penuh nikmat dan menukar wajahnya menjadi seburuk-buruk rupa. Di sinilah bermula dendamnya kepada Nabi Adam a.s. dan anak cucu cicitnya yang tidak pernah padam sesaat pun. Jelas, daripada penyakit sombong ini akan lahirlah penyakitpenyakit batin yang lain seperti pemarah, pendendam dan hasad dengki.
Dari sini lahirlah buahnya di dalam tindakan lahir seperti kasar, keras, mengangkat-angkat diri, mengumpat dan menghina orang, menganiaya, penindasan, diskriminasi, penzaliman dan pembunuhan. Sebab itu sombong sangat dimurkai Allah SWT. Kesan daripada sifat sombong ini tercetus kerosakan dalam kehidupan masyarakat seperti hilang kasih sayang, pecah per-paduan, saling berdendam, hina-menghina, kata-mengata dan jatuh-menjatuhkan serta berbunuh-bunuhan. Itulah kemuncaknya. Sebab itu sifat sombong ini mesti dikikisbuangkan.
Sifat sombong ini hanya layak bagi Allah. Ia pakaian Tuhan maka makhluk tidak berhak memakainya. Allah SWT berfirman dalam Hadis Qudsi: “Sombong itu selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Barangsiapa merampas salah satu darinya, Aku lemparkan dia ke Neraka Jahannam.” (Riwayat Abu Daud)
Di antara ayat Quran yang sangat melarang kita memakai sifat kibir ini ialah: “Sesungguhnya orang-orang yang meyombongkan diri daripada menyembah-Ku, akan masuk ke Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al Mukmin: 60) “Janganlah kamu berjalan dengan menyombomgkan diri kerana sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan ketinggianmu tidak akan melepasi gunung.” (Al Israk: 37) “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang sombong.” (An Nahl: 23)
Sedangkan sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang lain yang sebanyak 99 (Asmaul Husna) itu tidak salah untuk hamba-hamba-Nya memilikinya. Misalnya sifat Rahman, Rahim, Kaya, Kasih Sayang, Pemurah, Pemaaf, Alim dan lain-lain lagi. Ini dibenarkan bahkan diperintahkan supaya kita memilikinya. Oleh kerana sifat sombong ini menjadi punca tercetusnya penyakit-penyakit batin (mazmumah) yang lain sehingga melahirkan kejahatan-kejahatan lahiriah yang banyak di tengah kehidupan masyarakat, maka sombong ini sangat dikeji dan dimurkai Allah. Rasulullah SAW juga ada mengingatkan dalam Hadis baginda tentang bahayanya sifat sombong. “Tidak akan masuk Syurga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.” (Riwayat Muslim)
Tidak akan masuk Syurga, ertinya ke Nerakalah jawabnya. Dengan membawa sikap sombong, di dunia lagi orang tidak suka dan tidak ada kedamaian jiwa. Di Akhirat terjun ke Neraka. Sebab itu sombong ini mesti dicabut sampai ke akar umbinya hingga tidak ada walaupun sebesar zarah, barulah kita selamat. Walhal mengikut kata Imam Al Ghazali, sifat sombong ini hampir-hampir mustahil dapat dibuang. Oleh itu kita mesti mengenal pasti lebih dahulu tanda-tanda penyakit ini dan sebab atau punca-punca penyakit supaya mudah mengubati atau mengikisnya.
TANDA-TANDA SIFAT SOMBONG
Langkah-langkah untuk mengenal pasti adanya penyakit ini ialah melalui pergaulan sesama manusia. Melalui pergaulan, akan dapat dikesan sifat sombong sama ada sombong yang keterlaluan, sederhana atau ringan.
Apakah tanda-tanda seseorang itu memiliki sifat sombong? Di antaranya:
1. Payah menerima pandangan orang lain sekalipun hatinya merasakan pandangan orang itu lebih baik daripadanya. Apatah lagi kalau pandangan itu datang daripada orang yang lebih rendah daripadanya sama ada rendah umur, pangkat atau lain-lain lagi.
2. Mudah marah atau emosional. Bila berlaku perbincangan dua hala, cepat tersinggung atau cepat naik darah kalau ada orang tersilap atau tersalah.
3. Memilih-milih kawan. Suka berkawan hanya dengan orang yang satu ‘level’ atau sama taraf dengannya. Manakala dengan orang bawahan atau lebih rendah kedudukannya, dia tidak suka bergaul atau bermesra, takut jatuh status atau darjat dirinya. Bahkan dengan orang yang sama level dengannya pun masih dipilih-pilih lagi. Yakni dia suka dengan orang yang mahu mendengar dan mentaati kata-katanya. Mereka inilah saja yang dia boleh bermesra, duduk sama atau semajlis dengannya.
4. Memandang hina pada golongan bawahan.
5. Dalam perbahasan atau perbincangan, selalunya dia suka meninggikan suara atau menguatkan suara lebih daripada yang diperlukan.
6. Dalam pergaulan dia suka kata-katanya didengari, diambil perhatian dan diikuti. Sebaliknya di pihaknya sendiri, susah untuk mendengar cakap atau nasihat orang lain serta tidak prihatin dengan cakap orang. Apatah lagi untuk mengikut cakap orang lain.
7. Dalam pergaulannya, dia saja yang memborong untuk bercakap dan tidak suka memberi peluang kepada orang lain bercakap. Kalau ada orang lain bercakap, dia suka memotong percakapan orang itu.
8. Kalau dia jadi pemimpin, dia memimpin dengan kasar dan keras terhadap pengikut-pengikutnya atau orang bawahannya. Ia membuat arahan tanpa timbang rasa dan tidak ada perikemanusiaan. Kalau dia menjadi pengikut, susah pula untuk taat dan patuh pada pemimpinnya.
9. Susah hendak memberi kemaafan kepada orang yang tersilap dengannya. Bahkan ditengking-tengking, diherdik, dikata-kata atau dihina-hina. Di belakangnya diumpat-umpat.
10. Kalau dia yang bersalah, susah dan berat hendak minta maaf. Rasa jatuh wibawa bila merendah diri meminta maaf. Bahkan dia tidak mengaku bersalah.
11. Dia suka dihormati. Tersinggung kalau tidak dihormati. Tetapi dia sendiri susah atau berat untuk menghormati orang lain.
12. Mudah berdendam dengan orang lain terutamanya bila orang itu tersilap.
13. Suka menzalimi orang sama ada secara kasar atau secara halus.
14. Kurang bermesra dengan orang kecuali terpaksa kerana perlukan orang itu atau kerana takutkan orang itu.
15. Suka memperkatakan keburukan orang seperti mengumpat, memfitnah serta membenci orang.
16. Kurang menghormati pemberian orang atau tidak menghargai pemberian orang lain.
17. Suka mengangkat-angkat diri atau menceritakan kelebihan diri.
18. Suka menghina dan menjatuhkan air muka orang di hadapan orang lain.
19. Kurang menghormati nikmat-nikmat Allah. Kalau ada makanan, berlaku pembaziran atau membuang makanan yang berlebihan. Kalau ada pakaian walaupun masih elok dipakai tetapi suka berganti dengan yang baru. Pakaian yang lama dibuang. Kalau ada duit lebih, suka beli barang yang tidak diperlukan. Semua itu lebih digemari daripada memberi nikmat yang berlebihan itu kepada orang lain.
20. Kalau berdiri, lebih suka bercekak pinggang (kerana membesarkan diri). Kalau bercakap, menepuk-nepuk meja dan suka mencemik. Kalau berjalan suka bergaya, menghentak-hentak kaki atau berjalan membusung dada.
21. Kurang memberi simpati atau kurang menolong orang lain melainkan ada tujuan-tujuan dunia atau kerana takut dengan orang itu.
22. Kurang minat menerima tetamu atau tidak suka jadi tetamu orang.
23. Tidak suka menyebut kelebihan-kelebihan orang lain kerana takut mencabar dirinya.
24. Kesalahan-kesalahan orang lain dibesar-besarkan sedangkan kesalahan sendiri didiamkan, disorokkan, buat-buat tidak tahu atau cuba mempertahankan diri supaya orang menganggap dia tidak bersalah.
25. Sangat tidak senang dengan kejayaan atau kebolehan orang lain.
26. Dia sangat tersinggung kalau ada orang memuji-muji atau menyebut kelebihan-kelebihan orang lain di hadapannya. Tetapi kalau dia dipuji, terserlah pada air mukanya rasa bangga dan senang hati.
Senarai tanda-tanda, riak-riak atau sikap-sikap di atas sudah cukup jelas untuk kita dapat mengenali sifat sombong ini. Bila sudah dikenal pasti ertinya memudahkan kita mengatasi atau mencabut sifat keji ini.
SEBAB-SEBAB SOMBONG
Sebelum mencabut sifat sombong yang keji ini perlu kita tahu kenapa sifat ini boleh berlaku. Ini juga merupakan faktor pem-bantu untuk memudahkan kita mengikis sifat ini. Macamlah jerawat yang ada di pipi. Kalau kita kenal tanda jerawat, kemudian tahu kenapa boleh timbul jerawat, barulah mudah untuk kita mengubat jerawat itu.
Faktor-faktor penyebab yang menjadikan seseorang itu memiliki sifat-sifat sombong, di antaranya ialah:
1. Memiliki kuasa, sama ada dia memiliki kuasa besar atau kecil. Kuasa besar itu seperti jadi raja, presiden, perdana menteri, gabenor dan lain-lain lagi. Kuasa kecil seperti jadi pegawai, D.O., penghulu, guru besar, guru-guru dan lain-lain lagi. Kuasa yang ada itu mendorongnya menjadi sombong.
2. Mempunyai ilmu pengetahuan sama ada pengetahuan tentang dunia atau pengetahuan tentang Akhirat. Sama ada pengetahuan di banyak bidang atau di satu bidang. Ini jadi pendorong seseorang itu menjadi sombong kerana dia rasa lebih pandai daripada orang lain.
3. Mempunyai harta kekayaan. Harta juga mendorong seseorang itu menjadi sombong.
4. Mempunyai kegagahan iaitu orang yang mempunyai kekuatan fizikal atau mempunyai kepandaian dalam mempertahankan diri seperti tinju, gusti, tae kwan do, silat dan lain-lain lagi. Ini juga mendorongnya menjadi sombong.
5. Keturunan. Ada orang jadi sombong kerana berketurunan bangsawan, berketurunan ulama dan lain-lain lagi, lantas merasa diri mulia serta memandang orang lain hina berbanding dengan dirinya.
6. Sebab-sebab yang lain seperti berwajah tampan dan cantik, disayangi oleh orang besar, disayangi suami, disayangi oleh ibu ayah dan lain-lain lagi. Ini juga pendorong menjadi sombong.
7. Bukan sebab-sebab yang di atas tadi, tapi mungkin dia orang miskin atau orang jahil atau orang hodoh atau orang cacat atau orang lemah sedangkan dia tetap sombong. Ini dikatakan bodoh sombong. Orang ini walaupun tidak ada sebab khusus untuk dia berlaku sombong tetapi oleh kerana benih sifat sombong yang semula jadi ada dalam diri itu tidak terdidik dan tidak cuba untuk dikikisbuangkan atau tidak dicabut, bahkan disuburkan, maka tetaplah dia dengan sikap sombongnya.
Golongan yang sombong di taraf ini bilamana tidak sedar atau tidak kenal dirinya yang sebenar, inilah yang jadi pendorong dia bersifat sombong. Kalau begitu ada golongan manusia yang sombongnya bersebab dan ada pula golongan manusia yang sombongnya tidak bersebab. Tetapi kebanyakan manusia itu sombongnya bersebab, seperti yang disebutkan di atas tadi. Bersebab atau tidak, sifat sombong tetap mesti dicabut dan dibuang. Jika tidak, ia akan memberi kesan yang buruk di tengah kehidupan masyarakat.
KESAN SIFAT SOMBONG
Di antara kesan sifat sombong ialah:
1. Orang benci kepadanya. Fitrah semula jadi manusia tidak suka kepada orang yang bersifat sombong ini. Hati yang benci-membenci tentulah tidak ada kasih sayang, akhirnya tidak wujud perpaduan. Ini bererti umat Islam tidak ada kekuatan. Risikonya, Islam menjadi lemah, lumpuh dan runtuh kerana tidak ada pautan hati antara satu sama lain. Ini sangat merugikan umat Islam dan Islam sendiri. Maknanya, apabila sifat sombong dimiliki bersama, semuanya bersalah dan berdosa sehingga menyebabkan tamadun roh dan tamadun material tidak dapat dibangunkan.
2. Mudah marah, di mana kebiasaannya kemarahan akan berakhir dengan perbalahan dan pergaduhan.
3. Bilamana wujud sifat sombong, lahirlah penyakit yang berikutnya iaitu mudah berdendam, hasad dengki dengan manusia, mudah hendak bertindak balas di atas kesilapan orang lain. Kadang-kadang belum tentu silapnya, dia telah gopoh-gapah bertindak. Mudah pula sakit hati terhadap kejayaan dan kebolehan orang lain sehingga berusaha se-daya upaya untuk merosakkan atau menjatuhkan orang itu. Akhirnya tentulah timbul permusuhan sesama manusia. Lebih besar dari itu, akan berakhir dengan peperangan dan pembunuhan bilamana berlaku tindak balas daripada orang lain atau golongan lain pula.
Kesombongan sangat membahayakan masyarakat manusia dan dunia seluruhnya. Lantaran ini Allah sangat murka dan Allah tempatkan mereka ini di Neraka bersama Firaun, Namrud, Hamman dan lain-lain orang yang zalim dan angkuh itu.
Memandangkan betapa merbahayanya penyakit ini maka usaha-usaha lahir mesti dibuat untuk membendungnya. Beberapa panduan dan kaedah diberi untuk mengikisbuang dan mengubatinya secepat mungkin secara serius supaya kita tidak terus mengidap penyakit yang mengerikan ini.
Di antara cara-caranya ialah:
1. Ada ilmu tentang sifat-sifat mazmumah.
Adanya ilmu ibarat ada cahaya yang mampu menyuluh sifat-sifat mazmumah di dalam diri itu termasuk sifat kibir atau sombong. Perlunya ilmu kerana ia merupakan sifat batiniah yang sesetengah orang payah mengesannya tetapi mudah pula dikesan oleh orang lain.
2. Bawa berfikir selalu tentang kejadian manusia.
Sedarkan hati kita bahawa soal kejadian manusia itu adalah sama. Yakni daripada tanah dan mati kembali ke tanah semula. Walau bagaimana hebat sekalipun seseorang itu, kejadiannya sama dengan orang lain. Kejadian yang pertama asalnya daripada tanah. Walaupun berdarjat, berpangkat, berkuasa, berharta, berilmu, sama ada yang alim atau tidak, yang kaya atau miskin, yang cantik atau buruk, namun mereka semuanya sama. Samasama berasal daripada tanah.
Lihatlah raja-raja besar seperti Firaun. Walau bagaimana hebatnya dia sehingga mengaku dirinya tuhan, di manakah dia sekarang? Bukankah dia tidak dapat mempertahankan kehebatannya, akhirnya mati dan kembali ke tanah! Jadi untuk apa dibangga-banggakan dengan kehebatan dan keistimewaan masing-masing. Sedangkan semuanya setaraf, yakni berasal daripada tanah dan akhirnya kembali ke tanah jua. Tidak mampu untuk memanjangkan umur sendiri.
3. Fikirkan dan sedarkan hati kita bahawa kejadian manusia yang kedua adalah daripada air mani yang hina.
Kalau diperlihatkan kepada manusia, amat jijik dan benci sekali untuk melihatnya. Ertinya, kejadian manusia itu tidak ada beza di antara satu sama lain, sama ada orang kaya, orang berilmu, pembesar atau lain-lain lagi, semuanya berasal daripada air mani yang hina. Kalaulah orang kaya berasal daripada intan, pembesar daripada emas, orang berilmu daripada berlian dan orang biasa berasal daripada air mani, boleh jugalah berbanggabangga. Ini tidak, semuanya berasal daripada benda yang sama iaitu air mani yang hina. Dari segi kejadian, tidak ada perbezaan apa-apa pun. Jadi untuk apa kita berbangga-bangga dengan keistimewaan diri pada orang lain?
4. Melihat respon orang lain terhadap kita.
Dalam pergaulan hidup, dapat dikesan respon orang lain kepada kita. Kalau kita sombong, semua orang akan benci. Anak isteri tidak suka, jiran-jiran meluat, kenalan renggang dan pengikut tidak suka. Apa pendapat kita? Adakah untung kita mempertahankan sikap begitu? Apalah indahnya! Bukankah kita dapat rasakan betapa buruk padahnya akibat mempertahankan penyakit keji dan jahat ini. Lebih-lebih lagi kerja kita tidak semua kita mampu uruskan sendiri. Lagi tinggi pangkat dan darjat, lagi banyak urusan kerja yang perlu dibereskan, dibantu oleh tenaga-tenaga orang lain sama ada secara langsung mahupun tidak langsung.
Oleh itu pertolongan, bantuan dan titik peluh orang lain tidak boleh kita lupakan. Kalau tidak ada mereka ertinya kita tidak jadi hebat dan kaya. Kalau begitu untuk apa kita rasa lebih istimewa?
Bilamana orang sudah benci, di waktu-waktu tertentu seperti waktu sakit atau waktu kematian atau kecemasan, masyarakat akan pulaukan. Atau lambat-lambatkan bantuan atau tidak beri bantuan supaya kita terasa susah lebih dahulu. Ini semua hasil dari mereka sakit hati dengan sifat sombong kita itu.
5. Ambil iktibar dari pengalaman hidup.
Apabila ada kelebihan, keistimewaan dan kehebatan, bolehkah bersifat sombong? Cuba fikirkan kejadian-kejadian yang berlaku dalam pengalaman hidup seharian. Apakah kita berkuasa mengelakkan diri daripada sakit? Apakah kita mampu melawan kuasa tentera Allah yang dihantar melalui bencana alam dan lain-lain lagi? Apakah anda mampu melawan kematian dengan kesombongan dan kekibiran itu? Tentu tidak! Kalau begitu kenapa kita merasakan lebih istimewa daripada orang lain? Walhal tidak ada keistimewaan apa-apa pun yang menjadi milik kita. Semua itu Allah pinjamkan sekejap. Jadi tidak ada apa-apa pun kehebatan kita jika dibandingkan dengan orang lain. Kadang-kadang Allah beri kita kelebihan ilmu, kekayaan, pangkat dan lain-lain, tapi dalam masa yang sama kitalah yang paling banyak mengidap sakit. Misalnya sakit jantung, kencing manis, darah tinggi dan lain-lain sehingga kelebihan dan keistimewaan-keistimewaan itu semuanya tidak ada erti apaapa lagi. Akhirnya, nikmat yang dikumpul-kumpulkan sekian lama, tidak dapat dinikmati sendiri tetapi dinikmati oleh orang lain. Oleh itu untuk apa dibangga-banggakan dengan kehebatan yang ada itu?
6. Ingat azab Allah untuk orang yang sombong.
Cubalah renungkan. Ingatkanlah di hati bahawa sombong ini sangat dimurkai oleh Allah. Kita dianggap sudah merampas pakaian-Nya. Akibatnya, kita akan dicampakkan ke Neraka yang panas apinya 70 kali ganda kekuatan api dunia dan dalamnya 70 ribu tahun perjalanan baru sampai ke dasarnya.
Ingatkan Neraka yang keseluruhannya api. Di atasnya api, di bawahnya api, di kiri api, di kanan api, di depan api, di belakang api yang memakan dan menghanguskan daging-daging dan tulang-belulang. Kemudian diganti lagi dengan tubuh yang baru dan diseksa lagi. Begitulah berulang-ulang berlaku sepanjang masa. Walhal di waktu itu kita dibelenggu kaki dan tangan serta dicemeti berterusan oleh malaikat Zabaniah. Bau Neraka yang busuk itu tidak dapat digambarkan. Kalaulah ditakdirkan bau itu tercium oleh penduduk dunia, akan matilah semua lantaran busuknya.
Perkara-perkara di atas tadi perlu difikir-fikirkan, direnung-renungkan dan diulang-ulang memikirkannya. Diingat selalu dalam hati hingga tidak dapat dilupakan lagi. Kesannya nanti akan timbul rasa malu dan takut untuk kita bersikap ego dengan Tuhan dan dengan manusia. Dengan cara-cara atau kaedah ini moga-moga membantu kita mudah untuk bermujahadah menumpaskan sombong ini. Harapan kita moga-moga Allah sentiasa memimpin kita agar menjadi hamba-hamba-Nya yang merendah diri.

Jauhilah Sikap Sombong

Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ “Sesungguhnya aku diutus …

29044 31
Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih)
Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil al Quran dan as Sunnah yang memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang tercela. Demikian pula banyak dalil yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak baik dan celaan bagi pemilik akhlak yang buruk. Salah satu akhlak buruk yang harus dihindari oleh setiap muslim adalah sikap sombong.
Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Nadzirin, I/664, Syaikh Salim al Hilali, cet. Daar Ibnu Jauzi)
Islam Melarang dan Mencela Sikap Sombong
Allah Ta’ala berfirman,
وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ  {18}
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)
Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong). (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).
Dosa Pertama Iblis
Sebagian salaf menjelaskan  bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ {34}
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)
Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al Maktabah at Tauqifiyah)
Hakekat Kesombongan
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim no. 91)
An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam)
Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda beliau, “sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”. Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, cet Daar Ibnu Haitsam)
Sombong Terhadap al Haq (Kebenaran)
Sombong terhadap al haq adalah sombong terhadap kebenaran, yakni dengan tidak menerimanya. Setiap orang yang menolak kebenaran maka dia telah sombong disebabkan penolakannya tersebut.  Oleh karena itu wajib bagi setiap hamba untuk menerima kebenaran yang ada dalam Kitabullah dan ajaran para rasul ‘alaihimus salaam.
Orang yang sombong terhadap ajaran rasul secara keseluruhan maka dia telah kafir dan akan kekal di neraka. Ketika datang kebenaran yang dibawa oleh rasul dan dikuatkan  dengan ayat dan burhan, dia bersikap sombong dan hatinya menentang sehingga dia menolak kebenaran tersebut. Hal ini seperti yang Allah terangkan dalam firman-Nya,
إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي ءَايَاتِ اللهِ بِغَيْرِ سًلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِن فِي صُدُورِهِمْ إِلاَّ كِبْرٌ مَّاهُم بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ {56}
Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa lasan yang sampai pada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kesombongan yang mereka sekali-klai tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mnedengar lagi Maha Melihat” (QS. Ghafir:56)
Adapun orang yang sombong dengan menolak sebagian al haq yang tidak sesuai dengan hawa nafsu dan akalnya –tidak termasuk kekafiran- maka dia berhak mendapat hukuman (adzab) karena sifat sombongnya tersebut.
Maka wajib bagi para penuntut ilmu untuk memiliki tekad yang kuat mendahulukan perkataan Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam di atas perkataan siapa pun. Karena pokok kebenaran adalah kembali kepadanya dan pondasi kebenaran dibangun di atasnya, yakni dengan petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kita berusaha untuk mengetahui maksudnya, dan mengikutinya secara lahir dan batin. (Lihat Bahjatu Qulubil Abrar, hal 194-195, Syaikh Nashir as Sa’di, cet Daarul Kutub ‘Ilmiyah)
Sikap seorang muslim terhadap setiap kebenaran adalah menerimanya secara penuh sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا {36}
Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {65}
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (QS. An Nisaa’: 65)
Sombong Terhadap Makhluk
Bentuk kesombongan yang kedua adalah sombong terhadap makhluk, yakni dengan meremehkan dan merendahkannya. Hal ini muncul karena seseorang bangga dengan dirinya sendiri dan menganggap dirinya lebih mulia dari orang lain. Kebanggaaan terhadap diri sendiri membawanya sombong terhadap orang lain, meremehkan dan menghina mereka, serta merendahkan mereka baik dengan perbuatan maupun perkataan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim” (H.R. Muslim 2564). (Bahjatu Qulubill Abrar, hal 195)
Di antara bentuk kesombongan terhadap manusia di antaranya adalah sombong dengan pangkat dan kedudukannya, sombong dengan harta, sombong dengan kekuatan dan kesehatan, sombong dengan ilmu dan kecerdasan, sombong dengan bentuk tubuh, dan kelebihan-kelebihan lainnya. Dia merasa lebih dibandingkan orang lain dengan kelebihan-kelebihan tersebut. Padahal kalau kita renungkan, siapa yang memberikan harta, kecerdasan, pangkat, kesehatan, bentuk tubuh yang indah? Semua murni hanyalah nikmat dari Allah Ta’ala. Jika Allah berkehendak, sangat mudah bagi Allah untuk mencabut kelebihan-kelebihan tersebut. Pada hakekatnya manusia tidak memiliki apa-apa, lantas mengapa dia harus sombong terhadap orang lain? Wallahul musta’an.
Hukuman Pelaku Sombong di Dunia
Dalam sebuah hadist yang shahih dikisahkan sebagai berikut ,
أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِشِمَالِهِ فَقَالَ « كُلْ بِيَمِينِكَ ». قَالَ لاَ أَسْتَطِيعُ قَالَ « لاَ اسْتَطَعْتَ ». مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ. قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ.
“Ada seorang laki-laki makan di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tangan kirinya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu! Orang tersebut malah menjawab, Aku tidak bisa. Beliau bersabda, “Apakah kamu tidak bisa?” -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa sampai ke mulutnya” (H.R. Muslim no. 3766).
Orang tersebut mendapat hukum di dunia disebabkan perbuatannya menolak perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Dia dihukum karena kesombongannya. Akhirnya dia tidak bisa mengangkat tangan kanannya disebabkan sikap sombongnya terhadap perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah di antara bentuk hukuman di dunia bagi orang yang sombong.
Mengganti Sikap Sombong dengan Tawadhu’
Kebalikan dari sikap sombong adalah sikap tawadhu’ (rendah hati). Sikap inilah yang merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah terangkan dalam firman-Nya,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan: 63)
Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
‘Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR Muslim no. 2865).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ.
Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaan untuknya. Dan tidak ada orang yang tawadhu’ (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 2588)
Sikap tawadhu’ inilah yang akan mengangkat derajat seorang hamba, sebagaimana Allah berfirman,
دَرَجَاتٍ الْعِلْمَ أُوتُوا وَالَّذِينَ مِنكُمْ آمَنُوا الَّذِينَ اللَّهُ يَرْفَعِ
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat “ (QS. Al Mujadilah: 11).
Termasuk buah dari lmu yang paling agung adalah sikap tawadhu’. Tawadhu’ adalah ketundukan secara total terhadap kebenaran, dan tunduk terhadap perintah Allah dan rasul-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan disertai sikap tawdahu’ terhadap manusia dengan bersikap merenadahkan hati, memperhatikan mereka baik yang tua maupun muda, dan memuliakan mereka. Kebalikannya adalah sikap sombong yaitu menolak kebenaran dan rendahkan manusia.  (Bahjatu Qulubil Abrar, hal 110)
Tidak Termasuk Kesombongan
Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan bahwa orang yang memiliki sikap sombong tidak akan masuk surga, ada sahabat yang bertanya tentang orang yang suka memakai pakaian dan sandal yang bagus. Dia khawatir hal itu termasuk kesombongan yang diancam dalam hadits. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwasanya hal itu tidak termasuk kesombongan selama orang tersebut tunduk kepada kebenaran dan bersikap tawadhu’ kepada manusia. Bahkan hal itu termasuk bentuk keindahan yang dicintai oleh Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Indah dalam dzat-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta perbuatan-Nya. Allah mencintai keindahan lahir dan batin.( Bahjatu Qulubil Abrar , hal 195)
Kesombongan yang Paling Buruk
Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata, “Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak  bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Barangsiapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu introspeksi dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar dzarrah (biji sawi).  Laa haula wa laa quwwata illaa billah.” (Al Kabaa’ir ma’a Syarh li  Ibni al ‘Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul Kutub ‘Ilmiyah.)
Pembaca yang dirahmati oleh Allah, semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari sikap sombong. Hanya kepada Allah lah kita memohon. Wa shalallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki
Muroja’ah: M. A. Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id


Bahaya Sifat Sombong

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Ilustrasi. (Foto: Blogspot.com)
Ilustrasi. (Foto: Blogspot.com)
dakwatuna.com – Ada banyak jenis penyakit yang hinggap di tubuh kita. Baik penyakit yang terlihat secara fisik ataupun yang tersembunyi di balik relung hati makhluk Allah yang bernama manusia. Di antaranya adalah sifat sombong.
Banyak fenomena kesombongan yang terjadi di sekitar kita bahkan mungkin kitalah salah satu pelakunya. Sombong adalah penyakit yang sulit untuk disembuhkan karena obatnya ada pada diri kita sendiri. Allah subhannahu wata’ala berfirman:
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong,karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi, dan engkau tidak akan dapat menyamai setinggi gunung-gunung. (QS. Al- Israa’ : 37).
Ada 7 jenis kesombongan yang dibenci Allah SWT:
1. Sombong karena kelebihan seseorang akan ilmu pengetahuannya baik ilmu dunia maupun akhirat. Dia menganggap dirinyalah yang paling hebat dan benar sehingga dia tidak menerima masukan kebaikan dari orang lain. Dia selalu ingin dihormati oleh orang lain terutama saat di hadapan khalayak ramai. Baik oleh bawahan ataupun muridnya bahkan selalu menuntut pelayaan yang mulia untuk dirinya. Padahal Rasullullah bersabda:“ Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya sebesar zarah.” (HR. Muslim).
2. Kesombongan karena merasa lebih dalam hal ibadah.
Penyakit orang ‘abid yang merasa diri mereka terlalu banyak beribadah dibandingkan orang lain sehingga menimbulkan sifat bangga diri dan membuat mereka terpedaya oleh tipu daya setan yang melenakan, karena beranggapan orang lain tidak bisa melakukan ibadah seperti mereka. Allah mengecam mereka dalam Surat Luqman ayat 18 dan Rasulullah juga bersabda: “bahwa siapa yang memuji dirinya sendiri atas suatu amal shalih berarti sudah tersesat dari mensyukurinya dan gugurlah segala amal perbuatannya.
3. Sombong karena membanggakan keturunan yang mulia dan bangsawan.
Sifat sombong ini mirip dengan kaum Bani Israil yang dilaknat Allah seperti yang tercantum dalam Al- Quran, mereka bangga dengan keturunan mereka yang banyak menjadi Nabi dan konon ikutan merasa mulia dikasihi Tuhan.
4. Sombong mempunyai fisik yang sempurna cantik ataupun tampan sehingga memandang orang lain dengan hina dan merendahkan ciptaan Allah dengan sindiran yang melukai perasaan orang lain.
5. Sombong karena memiliki harta yang berlimpah. Yang membuat kita lupa daratan dan berbangga dengan apa yang kita punya. Sehingga menimbulkan sikap kurang berkenan kepada orang yang kurang mampu padahal Allah telah berfirman bahwa dunia dan kemewahannya hanyalah amanah dan hanya perhiasan belaka pada pandangan orang-orang kafir sehingga mereka berlagak sombong dan memandang rendah orang yang beriman. Padahal orang yang bertakwa (dengan imannya) lebih tinggi (martabatnya) daripada mereka kelak. Dan ingatlah Allah memberi rezeki kepada siapapun yang Dia kehendaki dengan tidak terkira .
6. Sombong karena kegagahan hingga membully siapa saja dengan kekuatan badan yang tak tertandingi.
7. Sombong dan bangga karena memiliki pengikut yang berada di belakangnya seperti orang alim yang berbangga dengan banyaknya murid yang memuji.
Ingatlah akibat yang timbul dari sifat sombong. Orang yang sombong hanya akan mendapat murka Allah, dijauhkan dari hidayah dan membuat kita mengabaikan perintah-Nya. Orang yang sombong hanya akan menjadi penghuni neraka layaknya iblis yang sombong kepada Adam AS. Seperti Qarun yang sombong pada jaman Nabi Musa yang bermegah-megahan dengan hartanya, Firaun yang sombong untuk menyembah pada penciptanya dan kisah Fulan yang durhaka karena sombong mengakui ibunya.
Sombong juga akan menjauhkan kita dari keharmonisan bermasyarakat karena sifat sombong hanya menimbulkan pecah belah terhadap tetangga sekitar.
Karena sifat sombong mementingkan diri sendiri, sebuah keluarga akan kehilangan rasa bahagianya. Kesombongan juga akan membuat para pemimpin mementingkan diri sendiri dan tidak perhatian dengan rakyatnya yang kecil. Perpecahan,huru-hara di muka bumi juga akan mudah terjadi jika para pemimpin sombong tidak bisa menghargai Negara orang lain .
Sebaliknya kebahagiaan dan kedamaian akan tercipta andai manusia saling rendah diri, hormat-menghormati seperti intisari yang diajarkan dalam Islam.
Apa yang patut kita banggakan, dunia ini titipan-Nya dan akan kembali kepada-Nya pula.
Ingatlah kita tercipta dari setetes air yang hina (mani), kita terlahir juga tidak membawa apa-apa begitupun saat Allah memanggil kita. Saudaraku maukah kita dipandang hina di hadapan-Nya kelak?
Seperti sabda Rasulullah “Orang yang sombong, keras kepala, dan takabbur akan dikumpulkan pada hari kiamat di dalam bentuk semut yang kecil yang dipijak mereka oleh manusia karena hinanya mereka pada Allah.” (diriwayatkan oleh abu hurairah dan Al-Bazzar)..”
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Pengertian Takabur dan Macam Macamnya

Pengertian Takabur dan Macam Macamnya - Takabur berasal dari kata bahasa arab takabbara-yatakabbaru yang artinya sombong atau membanggakan diri. secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan benar dibandingkan dengan orang lain.. takabur semakna dengan ta'azum, yakni menampakkan keagungan dan kebesarannya, merasa agung dan besar dibandingkan orang lain. banyak hal yang menyebabkan orang menjadi sombong, diantaranya dalam hal ilmu pengetahuan, amal dan ibadah,nasab (keturunan), kecantikan,harta kekayaan dan, kekuatan. akan tetapi jika di antara semua itu tidak bisa ia dapatkan atau menemukan kagagalan,malah akan mudah putus asa dan cenderung menyalahkan orang lain.

Takabur atau sombong merupakan sifat yang tercela dan berbahaya. bagi orang yang takabur Allah swt, akan memberikan balasan berupa neraka jahannam sebagai mana Firman Allah swt.

"Maka masuklah pintu pintu neraka Jahannam, kamu kekal didalamnya. Maka amat buruklah tempat orang orang yang menyombongkan diri" (QS An Nahl: 29)

Pengertian Takabur dan Macam Macamnya

Macam Macam Takabur

1. Takabur Kepada Allah Swt

Yang dimaksud dengan takabur kepada Allah swt. adalah keadaan seseorang yang tidak mengakui dan menerima kebenaran yang datang dari Allah swt, seperti Perintah Salat,Zakat,dan Amalan ibadah yang lainnya.

2. Takabur Kepada Rasulullah Saw

Takabur kepada Rasulullah saw. terlihat apabila seseorang tidak mau menaati tau mengikuti yang telah disunahkan Nabi Muhammad saw. seperti Tata cara Sholat yang baik, bergaul dengan ramah, dan lain lainnya

3. Takabur Terhadap Manusia

Takabur kepada sesama manusia biasanya terlihat dari hal hal yang sifatnya Lahiriah/fisik ,seperti kekayaan. kedudukan wajah keahlian dan ilmu yang dimiliki seseorang.

Berdasarkan pada objek atau sasaran tersebut, secara umum takabur dapat dibagi menjadi dua yaitu Takabur Batiniyah dengan Takabur Zahiri

Takabur Batini (dalam sikap)

Takabur batini adalah sifat takabur yang tertanam dalam hati seseorang segingga tidak tampak secara lahir/ fisik. seperti seseorang yang mengingkari kebenaran yang darang dari Allah swt. padahl dia mengetahui kebenaran tersebut.

Dalam kehidupan sehari hari orang yang termasuk golongan takabur batini memiliki sikap, anatara lain enggan minta tolong kepada orang lain meskipun ia membutuhkan serta tidak mau berdoa untuk memohon pertolongan Allah swt. padahal semua persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesai kan sendiri tanpa Pertolongan-Nya

Takabur Zahiri (dalam Perbuatan)

Takabur Zahiri adalah sifat takabur yang dapat dilihat langsung dengan panca indra, seperti dalam bentuk ucapan dan gerakkan anggota tubuh. cotohnya , Riya,angkuh dan memalingkan muka terhadap Orang lain. Allah swt tidak menyukai orang orang yang memalingkan muka (sombong) sebagaimana dalam Firmannya

"Dan janganlah kamu memalingkan muka (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang sombong lagi membanggakan diri"(QS Luqman: 18)

Telah di sampaikan... dan saya berharap ini bisa menjadi penguat iman dan Taqwa kita terhadap Allah Swt. Apabila ada kesalahan... tolong dimaafkan, karena saya juga manusia yang tak luput dari kesalaha...

Wallahu A'lam Bishawab

Tiada ulasan: