Rabu, 15 Jun 2011

MANA UNDANG2 ALLAH...HUKUM QURAN....HUKUM HUDUD...TAK KISAH NAMANYA...MANA PERLAKSANAAN...KATA BERJUANG KERANA AGAMA....AUTA KE..INGATLA MATI

Jamil Khir: Permohonan murtad 135 orang diluluskan
Jun 14, 11 6:27pm

Mahkamah Syariah menerima 863 kes permohonan untuk menukar status agama Islam dari tahun 2000 hingga 2010, kata Menteri di Jabatan Perdana Menteri Datuk Seri Jamil Khir Baharom (bawah, kiri).

NONEBeliau menjawap soalan lisan daripada Er Teck Hwa (DAP-Bakri) yang meminta perdana menteri menyatakan jumlah permohonan murtad bagi penganut Islam dan berapakah jumlah yang diluluskan mengikut negeri sepanjang sedekad yang lalu.

Er juga memohon penjelasan kerajaan mengenai cara-cara yang diambil bagi menangani kes-kes gejala murtad itu.

Jamil dalam jawapannya berkata mengikut perangkaan yang dibekalkan kepada kementeriannya menunjukkan sejumlah 168 orang yang memohon untuk meninggalkan agama Islam diluluskan.

Bagaimanapun perangkaan yang dibekalkan kepada Dewan Rakyat itu tidak selaras dengan jumlah yang dikira.

Mengikut kiraan Malaysiakini, jumlah permohonan untuk murtad adalah 686 manakala permohonan yang diluluskan pula adalah 135 orang.

azlanMengikut data yang dibekalkan, jumlah tertinggi yang diluluskan adalah dari Sabah iaitu seramai 67 orang dan diikuti dari Negeri Sembilan dengan 33 orang.

Jumlah permohonan untuk meninggalkan Islam yang terbesar adalah di Sabah - 238, Negeri Sembilan - 172, Selangor - 99 dan Perak - 47.

Tiada permohonan murtad dicatatkan di Kelantan.

"Dalam menangani gejala murtad, Jabatan Agama Islam Negeri (JAIN) sentiasa melasanakan program dan aktiviti bagi mengelakkan berlakunya gejala ini terutamnya di kalangan saudara-saudara baru.

"Antara program dan aktiviti yang dilaksanakan adalah seperti khidmat nasihat; ziarah dan lawatan ke rumah; aktivitiaktiviti pengukuhan agama; kelas pengajian agam; dan sokongan Baitulmal," kata Jamil.


HUKUM MURTAD DALAM ISLAM


Konsep murtad, sebagaimana terjadi dalam agama Kristian abad pertengahan dan seperti yang di uraikan oleh Maulana Maududi, adalah sesuatu yang asing bagi Islam. Tidak ada sebuah katapun untuk ungkapan itu di dalam bahasa Arab. Memang ada beberapa orang fuqaha pada masa awal beranggapan murtad dari agama Islam merupakan sebuah pelanggaran yang berbuntut hukuman mati, tetapi definisi muslim yang mereka buat sedemikian luas sehingga tidak seorangpun yang menyebut dirinya sendiri muslim dapat diberi gelar sebagai seorang murtad.

Nabi Muhammad saw membekali kita dengan dua definisi seorang muslim. Pada waktu sensus pertama di Madinah, beliau bersabda:

"Tuliskan untukku nama setiap orang yang menyebut dirinya sendiri seorang muslim."

Pada kesempatan lain Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang shalat sebagaimana kami shalat dan menghadap ke arah kiblat kami dan makan apa yang kami sembelih adalah seorang muslim; dia adalah dhimmatullah dan zhimmatur Rasul. Jadi jangan menentang dhimmat- Allah [tanggungjawab].

Tetapi Maulana Maududi dan para Ulama itu, yang mendukung kediktatoran dan otokrasi di dalam negeri negeri muslim, telah mengimbuhkan beragama kualifikasi pada definisi Rasulullah saw yang ringkas padat itu. Dalam bahasa AI Ghazali (450-505/1058-1113) mereka telah membatasi: Rahmat Tuhan Yang Maha Luas untuk menjadikan syurga terbatas hanya untuk sekelompok kecil faksi ahli agama.” Hasil dari daya upaya mereka telah dirangkum oleh bekas Chief Justice Pakistan, Muhammad Munir, yang mengetuai Court of Inquiry atas rusuhan yang terjadi di Punjab (Pakistan) pada tahun 1953. la berkata:

“Dengan berpedoman kepada bermacam-macam definisi yang diberikan oleh para Ulama, apakah kita perlu memberikan tanggapan selain ini, bahwa tidak ditemukan dua orang ulama terpelajar bersepakat dalam hal yang mendasar ini? jika kita mengupayakan definisi kita sendiri, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para ulama yang cendikawan, dan definisi itu berbeda dari semua yang lain, kita semua jadi keluar dari lingkungan Islam. Jika kita memegang definisi yang diberikan oleh salah seorang ulama, berasal dari golongan manapun dia, kita tetap seorang muslim menurut pandangan alim itu, tetapi kafir menurut definisi seluruh ulama yang lain.”

Pengamatan Hakim Munir haruslah difahami dalam kaitannya dengan teguran Rasulullah SAW kepada Usamah bin Zaid, Dalam sebuah serangan Ghalib bin Abdullah al-Kalbi, menurut Ibnu Ishaq, satu orang terbunuh oleh Usaman bin Zaid dan yang lainnya. Mengisahkan kejadian ini Usamah bin Zaid berkata:


“Ketika aku dan seorang pemuda Anshor melumpuhkannya dan menyerangnya dengan senjata kami ia melafalkan kalimah syahadah, tetapi kami tidak menahan tangan kami dan kami membunuhnya. Ketika kami menghadap Rasulullah SAW dan menceritakan kepada beliau kejadian tersebut, beliau bersabda:

“siapa yang akan mengampuni engkau Usamah, dari mengabaikan pernyataan iman?”

aku katakan kepada beliau bahawa orang itu telah mengucapkan kalimah semata-mata untuk menghindari maut, tetapi beliau terus mengulang-ulangi pertanyaan beliau dan terus melakukan hal itu sampai aku berharap alangkah baiknya seandainya pada waktu itu aku belum muslim dan aku tidak pernah membunuh orang itu. Aku memohon agar beliau memaafkan diriku dan berjanji bahawa aku tidak akan pernah lagi membunuh seseorang yang telah mengucapkan kalimah syahadah.

Rasulullah saw bersabda:

"Engkau akan mengatakan itu sesudahku (Sesudah kewafatanku), Usamah?"

dan aku mengatakan iya. Rasulullah SAW mengetahui bahawa meskipun beliau sangat khuatir atas kehidupan orang-orang muslim kerana mengucapkan kalimah syahadah, mereka akan tetap dibunuh oleh orang-orang yang diperalat atas nama Islam. Menurut riwayat di dalam Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Rasulullah SAW juga mempertanyakan kepada Usamah apakah ia telah membelah dada orang itu untuk memastikan kebenaran pengakuannya.

Namun tetap saja para ulama yang haus kekuasaan dan menyimpan cita-cita politik terus menghasut orang-orang muslim yang lurus untuk membunuh saudara-saudara muslim mereka orang-orang muslim yang pandangan mereka sedikit berbeda dengan pandangan mereka sendiri seolah-olah, setelah membelah dada mereka, mereka menemukan bukti kuat bahawa keimanan mereka adalah palsu.

Berkenaan dengan kemurtadan, Al-Quran menggunakan kata irtadda, yang maksudnya bahawa tidak ada seseorangpun yang berhak menyatakan muslim lainnya sebagai murtad. Sebagaimana Imam Raghib Asfahani menjelaskan, kata irtidad bererti seseorang menyusuri kembali jejaknya sampai kepada tink dari mana ia datang. Kata itu khususnya dikaitkan dengan perbuatan murtad berbalik kepada kekufuran setelah menjadi muslim, misalnya, "Ingatlah! Orang-orang yang membalikkan punggung mereka setelah datang petunjuk kepada mereka (47.26); dan ‘Barangsiapa siapa dri antara kamu berpaling dari agamanya (5.55) Ridda adalah sebuah kata kerja intransitif dan akar katanya radd. Ia tidak memiliki bentuk transifif; seseorang dapat memutuskan untuk murtad, tetapi tidak ada orang lain dapat membuatnya seorang murtad. Ia merupakan tindakan yang dilakukan atas keinginan sendiri dan tidak ada pihak luar yang dapat ikut campur di bahagian manapun didalamnya. Adalah aspek kebebasan nurani ini yang membedakan irtidad dari konsep kemurtadan menurut Kristian dan Maududi, yang kami bahas pada bab terakhir, yakni kemurtadan dan hukumannya memerlukan otoritas eksternal, gereja atau negara. Ia bagaikan perlaksanna atau, bahkan, pembunuhan. Sementara irtidad adalah bagaikan tindakan bunuh diri.

Seseorang dapat menghukum mati atau membunuh tetapi tidak seorangpun dapat ‘membunuh dirikan’ orang lain. Surah AI Kafirun, diwahyukan pada masa-masa awal kenabian Rasulullah saw adalah sebuah pemyataan kebijakan langsung dalam persoalan kebebasan hati nurani. Rasulullah saw diperintahkan untuk memberitahu orang-orang kafir bahawa sama sekali tidak ada titik temu antara cara hidup mereka dan beliau. Kerana mereka ada dalam ketidaksepakatan yang penuh, tidak hanya berkenaan dengan pemahaman keagamaan yang mendasar, melainkan juga berkenaan dengan rincian dan aspek-aspek lainnya, tidak ada kemungkinan adanya kompromi diantara mereka. Oleh karena itu, ‘Bagi kamu agamamu, bagi kami agama kami.’ (109:6)


Rasulullah saw juga berulang kali diberi tahu agar jangan khawatir jika seandainya orang-orang kafir tidak bersedia menerima dakwah beliau. Beliau bukan wakil (penjaga) atas mereka. Allah Taala berfirman: ‘Orang-orang telah menolak pesan yang telah Kami kirimkan melalui engkau, meskipun ini adalah kebenaran. Katakanlah: “Aku tidak ditunjuk sebagai wakil atasmu.” Pernyataan ini dibuat pada era Mekkah, ketika Rasulullah saw dan para pengikutnya menderita penganiayaan. Namun setelah beliau tiba di Medinah, pernyataannya tetap sama, meskipun sekarang beliau memegang kekuasaan. Pada hakikatnya, bahkan dinyatakan lebih eksplisit lagi.


Surah Madaniyyah yang pertama, yang mengandung bahasan kebebasan hati nurani dibahas di dalam surah Al Baqarah. Ayat ke 256 surah ini mengandung pernyataan yang paling jelas tentang bahasan ini:

“Tidak ada paksaan dalam agama. Sesungguhnya yang haq telah nyata dari yang batil, barang siapa yang menolak untuk dipimpin oleh thagut dan beriman kepada Allah sesungguhnya telah berpegang kepada sebuah pegangan yang kuat yang tidak mengenal putus. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Ini adalah pernyataan yang meyakinkan dari seorang Nabi yang telah membangun sebuah Ummah di dalam sebuah kota dimana ia memegang kekuasaan tertinggi. ]angan sampai persoalan jihad disalah mengerti, orang-orang muslim diberi tahu bahwa iman yang benar terletak di dalam amal saleh dan keimanan yang baik. (l68-242) dan Keagungan Tuhan diingatkan di dalam ayatul Kursi (255). Firman ‘tidak ada paksaan dalam Agama’ datang segera setelah ayatul Qursi.

Para pembaca Al Quran mungkin menyimpan anggapan bahwa Tuhan menghendaki orang-orang muslim untuk menyebarkan Islam melalui kekuatan senjata, karena seruannya untuk memerangi para musuh Ummah dan menyerahkan pengorbanan yang khusus kepada Allah. Jadi ayat-ayat itu memberitahukan kepada orang-orang muslim dalam ungkapan yang sangat pasti agar jangan menggunakan kekerasan atas nama dakwah. Inti daripada ayat ini dapat disimak dari dalam sebuah hadits yang dikutip oleh Jami Tirmidzi. Ia mengatakan bahwa jantungnya Al Quran adalah surah Al Baqarah dan setan tidak akan masuk rumah siapa saja yang membaca sepuluh ayat dari surah ini (yakni empat ayat pertama, ayatul kursi dan dua ayat yang menyertainya 256- 257 dan tiga ayat terakhir).

Prinsip tidak ada paksaan ini dinyatakan ulang setelah kemenangan Badr (3.21) dan lagi di dalam surah Al Maidah, yang merupakan surah terakhir yang diwahyukan. Sekarang kekuasaan Muhammad telah tegak sepenuhnya, bukan saja di Madinah melainkan juga di Mekkah, adalah vital untuk menekankan bahwa tugas Rasulullah saw hanyalah untuk menyampaikan firman Allah. Taatilah Allah dan Taaatilah Rasul, dan waspadalah, tetapi jika kamu berpaling, maka ingatlah bahwa tugas Rasul kami hanyalah menyampaikan pesan itu dengan sejelas-jelasnya.” (5.93) dan akhirnya, “Tugas Rasul hanyalah menyampaikan pesan. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.’ (5.100) Keyakinan agama adalah sebuah masalah perseorangan. Hanya Tuhan saja bukan negara atau pemimpin agama yang mengetahui apa yang dizahirkan seseorang kepada Tuhan dan apa yang seseorang sembunyikan di dalam hatinya.

Ayat ini membawa kepada pembahasan tentang kemunafikan. Istilah munafik menggambarkan tentang penduduk Madinah yang secara zahir menerima Islam, tetapi keyakinan mereka diragukan karena beberapa alasan. Terdapat banyak referensi kepada mereka di dalam Al quran, tetapi di dalam empat tempat mereka didefinisikan sebagai murtad. Rujukan pertama ada di dalam surah Muhammad. Ini adalah surah Madiniyyah yang secara singkat menjelaskan tujuan peperangan dalam Islam. Surah ini mengatakan bahwa sementara orang-orang beriman menyambut baik wahyu yang menyeru mereka untuk berjihad di jalan Allah, orang-orang munafik merasa seolah-olah mereka sedang digiring ke tempat penjagalan mereka. Dengan cara ini, orang-orang mukmin sejati dipisahkan daripada mereka yang keimanannya dangkal atau palsu. Selanjutnya ayat ini mengatakan:

‘Sesungguhnya orang-orang yang membalikkan punggung mereka (irtaddu) setelah petunjuk menjadi jelas kepada mereka, setan telah mempengaruhi mereka, dan memberikan harapan harapan kosong kepada mereka. Hal itu disebabkan karena mereks mengatakah kepada orang-orang yang membenci apa yang telah diwahukan Allah, ‘kami akan mentaatimu dalam beberapa perkara’ dan Allah Maha Mengehui rahasia-rahasia mereka. (47: 26)

Ayat-ayat yang dikutip diatas sama Sekali tidak menyinggung hukuman untuk orang-orang ini.
Rujukan selanjutkan kepada orang-orang munafik terdapat di dalam surah Al Munafiqun yang diwahyukan menjelang akhir tahun ke 6/626. Surah itu membeberkan arti kemunafikan dan kecurangan kaum munafik dan mencela pengakuan iman mereka sebagai palsu dan tak dapat dipercaya. Ini adalah sebuah teguran terbuka:

“ Allah bersaksi bahwa orang- orang munafik itu pendusta. Keimanan mereka adalah sebuah kepura-puraan agar mereka dapat membelokkan manusia dari jalan Allah. Betapa buruk apa yang mereka kerjakan. Hal itu disebabkan karena mereka beriman dan setelah itu ingkar; maka hati mereka dicap dan mereka tidak mengetahui. … mereka adalah musuh, maka berhati- hatilah! … sama saja bagi mereka apakah engkau memohonkan ampun untuk mereka atau tidak. Allah tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang aniaya.” (63.27)

Dua rujukan terakhir kepada kaum munafik terdapat di dalam satu dari surah-surah yang terakhir, At-Taubah: “Tidak perlu mengada-ada alasan, kamu sesungguhnya telah ingkar setelah beriman. Jika Kami mengampuni segolongan dari antara kamu, segolongan akan Kami hukum, karena mereka telah berbuat dosa.’ (9.66)

Mereka yang akan diampuni tentu saja kaum munafik yang bertobat dan menjadi muslim yang benar. Berkenaan dengan orang-orang yang akan dikenai hukuman, lanjutan ayat itu mengatakan: ‘Allah menjanjikan untuk orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang yang ingkar api nereka, mereka akan kekal di dalamnya. Cukuplah itu bagi mereka. Dan mereka akan ditimpa azab yang kekal. (9.68 ) Dan, akhirnya:

“Mereka bersumpah atas nama Allah bahwa mereka tidak mengatakan sesuatu, tetapi mereka sungguh telah mengatakan perkataan yang ingkar dan sungguh telah ingkar setelah mereka masuk Islam. Maka jika mereka bertobat, hal itu adalah lebih baik bagi mereka, tetapi bila mereka berpaling, Allah akan menghukum mereka dengan hukuman yang pedih di dunia ini dan di akhirat kelak. Dan mereka tidak akan memiliki teman maupun penolong di muka bumi. (9.74)

Rasulullah saw tahu betul bahwa Abdullah bin Ubay bin Salul adalah raisul Munafiqin, tetapi beliau tidak mengambil tindakan apa-apa terhadapnya. Bahkan sebaliknya, Rasulullah saw menyembahyangkan jenazahnya ketika ia meninggal. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab berkata: ‘Ketika Rasulullah saw datang dan berdiri di dekat jasad Abdullah bin Ubbay dan akan segera menyembahyangkannya, aku bertanya kepada beliau, ‘Apakah Tuan akan menyembahyangkan musuh Allah?’ Rasulullah saw tersenyum dan berkata: ‘Menyingkirlah hai Umar. Aku telah diberi pilihan dan aku telah memutuskan. Dikatakan kepadaku: Minta ampun untuk mereka atau tidak memintakan ampun. Meskipun engkau memohon ampunan bagi mereka tujuhpuluh kali Tuhan tidak akan mengampuni mereka’ Jika aku mengetahui bahwa dengan memohonkan ampunan lebih dari tujuh puluh kali maka ia diampuni, aku akan melakukannya.’ Kemudian beliau menyembahyangkannya dan menyertai pemakamannya dan menunggu di kuburannya sampai ia selesai dimakamkan.

Kebebasan untuk berubah fikiran adalah asam penguji bagi ‘laa ikraha fid diin’. Hal ini tidak dapat menjadi kebebasan satu arah bebas untuk masuk Islam, tetapi tidak untuk meninggalkannya. Ada sepuluh rujukan langsung kepada menarik pernyataan iman di dalam Alquran: Satu di dalam surah Makkiyyah surah An Nahl dan sembilan lainnya adalah surah-surah Madiniyah. Tidak satupun dari ayat-ayatnya sedikitpun isyarat tentang hukuman mati bagi orang-orang yang berbalik meninggalkan Islam.

Satu dari pernyataan Al-quran yang sangat spesifik mengenai tindakan murtad adalah ayat ke 14 surah AI Baqarah. Kiblah berubah dari Yerusalem menuju Mekkah pada tahun kedua Hijrah. Ibnu Ishaq meriwayatkan:
“Dan pada waktu Qiblah berubah arah dari Syiria ke Ka’bah, Rifaa bin Qais, Qardam bin Amr, Ka’ab bin Asyraf, Rafib Abu Rafi, alHajaj bin Amr seorang sekutu Kab, al-Rabi bin Ar Rabi bin Abul Huqaiq dan Kinana bin AI Rabi bin bul Huqaiq datang kepada Rasulullah saw dan bertanya: Mengapa anda berpaling dari Qiblah yang biasa kepadanya anda menghadap padahal anda menyatakan mengikuti agama Ibrahim? Jika anda kembali kepada Qiblah di Yerusalem kami akan ikut dengan anda dan menyatakan bahwa anda benar.’ Tujuan mereka adalah hanya untuk membujuk beliau [untuk berpaling] dari agama beliau. Maka Allah berfirman: ‘Kami yang menentukan Qiblah, yang dahulu kepadanya kalian menghadap, hanya untuk membedakan siapa yang akan mentaati sang Rasul dan orang-orang yang tidak taat untuk menguji dan memisahkan mereka. Sesungguhnya, ini adalah ujian yang berat kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah.’

Al quran tidak menentukan hukuman bagi para pembelot ini. Dan sejarah mencatat tak seorangpun mendapat hukuman yang membelot setelah berubahnya arah kiblat.
Surah AIi Imran, yang diwahyukan setelah kemenangan Badr, tahun ke 2 Hijrah/624 M, mengandung dua ayat berikut ini yang menyebutkan murtadnya beberapa orang Yahudi di Madinah:

‘Hai Ahli Kitab; mengapa kamu mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan dengan sengaja menyembunyikan kebenaran? (3.72)

‘Dan segolongan dari Ahli Kitab berkata: ‘Berimanlah kepada apa yang telah diwahyukan kepada orang-orang yang beriman pada pagi hari dan ingkar pada petang hart Agar mereka berpaling.’ (3.73)

Ibnu Ishaq telah menyebutkan nama-nama orang-orang yang menetaskan rencana ini:
Abdullah bin Sayf dan Adi bin Zaid dan AI Harits bin Auf sepakat untuk berpura-pura beriman kepada pendakwaan Muhammad saw dan para sahabatnya pada satu waktu, mendustakannya pada waktu yang lain untuk membuat mereka bingung. Tujuannya adalah agar mereka meniru tingkah laku mereka dan meninggalkan agama mereka.’

Tak seorangpun dari tiga orang Yahudi ini yang dijatuhi hukuman.
Rujukan lainnya adalah di dalam surah An Nisa. Dikatakan: ‘Orang-orang yang beriman kemudian ingkar, kemudian beriman lagi, kemudian ingkar dan kemudian bertambah-tambah dalam keingkaran mereka tidak akan pernah diampuni oleh Allah., tidak pula Dia akan membimbing mereka ke jalan yang benar. ( 4.138 ) Seorang yang murtad tidak dapat menikmati indahnya beriman dan ingkar seandainya hukumannya adalah mati. Seorang yang telah mati tidak lagi memiliki kesempatan untuk beriman lagi dan ingkar lagi.

Sunnah, pola hidup Rasulullah saw, adalah sumber kedua setelah Syariah. Dan di dalam sunnah juga tidak ada hukuman untuk tindakan keluar dari Islam. Nama orang/orang yang dihukum oleh Rasulullah saw tercatat di dalam sirah dan hadits dan nama orang-orang yang menjadi murtad dan menolak Islam dalam hidupnya juga ada tersimpan. Seorang Arab Badui masuk Islam ditangan Rasulullah saw dan segera setelah itu ia terserang demam panas di Madinah. Ia meminta Rasulullah saw agar melepaskannya dari ikatan bai’atnya. Ia mengajukan permintaan ini sampai tiga kali dan tiga kali pula ditolak. Ia meninggalkan Madinah dengan bebas. Rasulullah saw mendengar berita keberangkatannya, bersabda: Medinah bagaikan tungku api yang memisahkan karat dari sesuatu yang bersih.

Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Rasulullah saw telah memerintahkan para panglima beliau ketika mereka memasuki Mekkah untuk memerangi hanya orang-orang yang menyerang mereka.

Satu satunya pengecualian adalah para kriminal berikut ini yang dijatuhi hukuman mati meskipun mereka ditemukan berlindung di dalam kain pembungkus ka ‘bah/kiswah.

1. Abdullah bin Saad bin Abi Sarah
2. Abdullah bin Khatal dari Banu Tayim bin Ghalib dan dua orang perempuan penarinya, yang biasa menyanyikan lagu-lagu sindiran terhadap Islam. Salah satunya adalah Fartana, nama yang lain tidak disebutkan oleh Ibnu Ishaq.
5. AI Huwairits bin Nuqaidh bin Wahab bin Abd bin Qussay
6. Miqyas bin Subabah
7. Sarah, budak yang telah dimerdekakan dari suku Bani Abdul Mutalib.
8. Ikrima bin Abu Jahal



Abdullah bin Saad adalah seorang juru tulis Rasulullah saw di Madinah. Ia murtad dan menyeberang kepada kaum kuffar Mekkah. Karena ia menuliskan wahyu, yang didiktekan oleh Rasulullah saw, dan menduduki kedudukan yang terhormat, penyeberangannya pasti akan menciptakan kebingungan dikalangan kaum Quraisy Mekkah tentang keaslian wahyu itu sendiri.

Setelah Mekkah kembali damai, saudara sepersusuannya, Utsman bin Affan, mengajukan permohonan kepada Rasulullah saw atas namanya dan ia kemudian diampuni. Seandainya ada hukuman yang ditetapkan Al quran untuk suatu kemurtadan, Rasulullah saw tentu tidak akan memberikan pengampunan itu. Kebijaksanaan Rasulullah saw terhadap permohonan melalui perantara berkenaan dengan hukum hadd jelas digambarkan oleh kejadian wanita Makhzumi yang terbukti bersalah karena mencuri. Ketika Usamah bin Zaid memohon atas namanya, Rasulullah saw memarahinya dan bersabda:



Apakah engkau campur tangan terhadap hukuman yang telah ditetapkan oleh Allah? Bersaksilah: Seandainya Fatimah binti Muhammad, terbukti bersalah karena mencuri, aku pasti akan memotong tangannya.’

Abdullah bin Khatal dikirim oleh Rasulullah saw untuk memungut zakat, ditemani oleh seorang anshar yang membantunya. Ketika mereka beristirahat, ia memerintahkan kepada temannya itu untuk menyembelih seekor kambing untuknya dan menyiapkan makanan sebelum pergi tidur. Ketika ia terbangun orang itu belum melakukan apa-apa, maka ia membunuhnya dalam keadaan marah kemudian murtad dan melarikan diri kepada Quraisy Mekkah. Ia dihukum mati karena membunuh seorang Anshar Muslim oleh Said bin Huraits al- Makhzumi dan Abu Barzh al- Aslami.
Salah seorang dari perempuan penyanyi Ibnu Khatal dihukum mati karena menimbulkan keresahan dengan melantunkan Iagu-lagu satiris; sementara yang lainnya diampuni.

Al-Huwairits b. Nuqaidz waktu itu sedang dalam kelompok Habbar bin alAswad din al-Muthallib bin Asad yang membuntuti putri Rasulullah saw Zainab, ketika beliau sedang dalam perjalanan dari Mekkah ke Madinah. Al Huwairits menghalau unta Zainab. Zainab sedang hamil dan mengalami keguguran karena serangan itu dan terpaksa kembali ke Mekkah. Rasulullah saw mengirimkan sejumlah orang dengan perintah bahwa jika mereka menemukan Habbar bin al-Aswad at au AI-Huwairits mereka harus membunuhnya, tetapi al-Huwairits melarikan diri. Dalam riwayat lain, Hisham berkata bahwa AI-Abbas bin Abdul Mutallib membawa Fatimah dan Ummi Kalsum, dua putri Rasulullah saw dengan seekor unta untuk membawa mereka dari Mekkah ke Medinah.

Al Huwairits menghalau hewan itu sehingga ia melemparkan kedua perempuan itu dari punggungnya. Akhirnya Ali membunuhnya di Mekkah. Maqis bin Subabah datang ke Madinah dari Mekkah dan berkata: ‘Aku datang kepadamu sebagai seorang muslim menuntut balas atas kematian saudaraku, yang dibunuh dengan tanpa hak.’ Rasulullah saw memerintahkan agar ia dibayar atas pembunuhan saudaranya Hisham. Setelah menerima uang tebusan, Maqis tinggal bersama Rasulullah saw beberapa waktu. Tetapi, begitu ia memperoleh kesempatan ia membunuh pembunuh saudaranya, menarik pernyataan imannya dan menyeberang ke Mekkah. Maqis dihukum mati oleh Numailah bin Abdullah karena membunuh seorang Anshar, yang atas namanya pembayaran uang darah atas pembunuhan saudaranya telah lunas dibayar. Sarah, yang dituduh menciptakan keonaran, tidak dibunuh pada masa hidup Rasulullah saw.

Ikrimah b Abu Jahal melarikan diri ke Yaman. Istrinya, Ummi Hakim, masuk Islam dan meminta pengampunan untuk dirinya dan hal itu dikabulkan oleh Rasulullah SAW.


Read more: http://www.resepirahsiaku.com/2009/08/hukum-murtad-dalam-islam_22.html#ixzz1PGp8e0c4


Kes murtad orang Melayu. Wajib dibaca jika anda seorang Muslim.



Gambar ikhsan dari Blog Minda Malaysia. Ini lagi satu gambar seekor mangkuk yang penulis dapat dari sebuah blog. Kenapa makin banyak kes-kes macam ni. Budak melayu pakai rantai salib. Di belakang pula ada tulisan kalimah Allah. Aduyai!!! Ini fesyen apakah? MasyaAllah!!!. Anda pernah dengar cerita Aisyah Bukhari yang murtad tak lama dulu? Mungkin generasi sekarang kian lupa akan kejadian dan peristiwa ini yang berlaku kira-kira 13 tahun dahulu. Mungkin pembaca sekarang masih dibangku sekolah lagi pada waktu itu dan ketiadaan media elektronik (internet) seperti sekarang. Isu Murtad ini sudah lama berlaku dan terus berlaku sehingga sekarang tanpa disiarkan di akhbar. Hanya pihak yang bekerja di pejabat agama yang tahu dengan terperinci kes murtad orang Melayu yang sangat mencemaskan masyarakat kita terutama orang Islam yang berbangsa Melayu.

Selepas kisah Masitah Zaini di facebook yang begitu panas! Mari sama-sama baca kisah lama yang mungkin anda sudah lupa. Sama-sama kita renung dan fikir dengan kejadian yang lepas supaya menjadi pengajaran kepada kita pada masa akan datang.

Dalam posting ini ada 2 perkara yang anda mesti baca:-

1. Paderi Melayu baru tiba dari Singapura berada di sini sekarang - Sumber Blog Bujang Susah.

2. Kisah murtad Aisyah Bukhari dan Hartina Hj Kamarudin - Sumber Berita Harian 1997.

Cerita yang akan capt bawa ini agak panjang tetapi sekiranya kamu seorang Islam yang peka dan sayangkan agama kita Islam, buatlah sesuatu, paling kurang fowardkan posting ini menggunakan blog atau facebook anda kepada saudara kita yang tidak tahu menahu. Ataupun selemah-lemahnya, berdoa agar kita semua serta saudara-saudara kita terselamat daripada fitnah akhir zaman yang paling besar ini.

Paderi Melayu baru tiba dari Singapura.


Benar atau tidak saya tidak pasti, tetapi artikel inilah yang masuk ke dalam Mailbox saya. Mudah2an menjadi peringatan buat kita semua. Please forward this message to other Muslims. Sekarang pendakwah Kristian sedang aktif di Seremban lebihkurang 1900 orang paderi Melayu yang baru tiba dari Singapura berada di sini sekarang. Mereka menggunakan air sihir. Berhati-hati dengan air mineral jenama ini:-

1. Al- Baramkah.
2. Al- Mansori.
3. Al- Bistaria.

P/S: Sama ada diperolehi secara percuma atau dijual murah semua air-air ini telah dicampur dengan "Holy Water". Tolong sebarkan message ini kepada semua umat Islam/Sahabat/Sahabiah dan lain-lain.

SESUNGGUHNYA KITA TAK TERMAMPU MEMEGANG SENJATA UNTUK MENEGAKKAN AGAMA ISLAM, AKAN TAPI KITA BOLEH LAKUKAN DENGAN BERPESAN-PESAN PADA KEBENARAN .. SEMOGA DIBERKATI ALLAH SWT.
................................................................

Kisah Murtad orang Melayu (Aisyah Bukhari, Hartina Hj Kamarudin dll)

Surat khabar banyak menutup kes ini kononnya untuk menjaga perkauman, tak nak terjadi kacau bilau. Kes Aisyah yang murtad dan banyak kes murtad lain ditutup sedemikian rupa atas alasan bercinta, ikutboyfriend.

Ini bukan cerita rekaan saya tetapi hanya petikan dari ceramah yang saya dengar dari mulut peguambela kes ini Zulkifli Nordin di Madrasah Hidayah. Murtad dikalangan orang. Melayu kini sudah menjadi ancaman kepada kita. Indeks pencemaran akidah mengikut jabatan statistik dan perangkaan Tahun 1989 aje, 4776 orang Melayu mohon tukar nama dari Melayu kepada bukan Melayu atas alasan keluar dari Islam.

Contoh kes Aisyah Bukhari.

Tahun 1997, bila Saari Bustamah mengambil alih jawatan mufti dari Datuk Hashim Yahya, perkara pertama yang disentuh adalah murtad. Menurutnya sehingga Julai 1997, 3,000 orang murtad di KL sahaja. Tahun 1998 saja, 516 orang sudah murtad.. Aisyah bukan kes pertama murtad, sebelum ini dah beratus kes timbul tetapi ditutup oleh pihak tertentu.

Setakat kes Aisyah, dah 40 fail murtad dikendalikan oleh saudara kita Zulkifli Nordin. Mengapa kes Aisyah ini kita rasa ralat sangat? Kes ini satu simbol yang tunjukkan pada kita orang Melayu. Sistem pertahanan akidah kita amat rapuh. Akidah kita diserang ditubi dari segala sudut. Yang kita tak nampak dengan menggunakan system perundangan dan kehakiman kita sendiri.

Kes ini boleh dilihat dari 2 sudut.

1.Bagaimana orang macam Aisyah boleh murtad.

2.Bagaimana orang kafir laknatullah boleh menggunakan sistem hakiman kita untuk merampas anak orang Islam untuk dimurtadkan?

Apa yang berlaku kepada Haji Bukhari setelah 25 tahun didik anak dengan pengisian Islam yang hebat. Sedang dia mengimamkan sembahyang terawih di masjid tahun 1997 anak dia sedang dimurtadkan dirumah.

Aisyah adalah gadis Melayu biasa yang didedahkan dengan ilmu yang sepatutnya. Dalam keadaan macam tu, dia takkan murtad. Dihantar ke sekolah agama, dia belajar hingga tingkatan 6 atas dan boleh melayakkan diri jadi ustazah kalau dia hendak, dan layak melanjutkan ke peringkat Universiti Al Azhar kalau dia hendak . Dia dibesarkan dalam suasana yang bapanya imam. Datuknya juga imam yang dah berpuluh tahun imam Haji Tahir. Dia juga hafal surah Yasin. Dalam ertikata, tahu ayat apa, surah ke berapa yang dibacanya, ayat apa yang jadi azimat, semua dia tahu. Itu hebatnya Aisyah. Surah Sajadah pun dia hafal .. Masuk ITM dia terlibat dalam gerakan Islam. Dia didedahkan dengan gerakan Islam, dia tahu kelemahan-kelemahan Bible. Dari segi keterampilan, dia budak perempuan Melayu seperti biasa, pakai tudung dengan baju kurung bunga-bunga. Takde apa yang pelik pada dia, duduk di lembah keramat AU5C. Kakak dia pun macam itu juga keterampilannya. Tiap-tiap hari telefon bapanya lapor isu terkini. 2 tahun di KL begitu.

Hari terakhir dia telefon 19 Nov 1997,

“Assalamualaikum ayah! Ni Intan (nama manja) cakap. Intan nak bagitahu, Intan dah kristian.”

Bayangkan hati seorang bapa. Kita sendiri heran macamana dia boleh murtad. Aisyah adalah simbol anak Melayu yang telah dididik dengan begitu rupa boleh murtad. Apa yang Haji Bukhari boleh buat? Airmata sahaja modal dia. Masuk TV menangis, keluar radio menangis, pergi forum menangis apa yang dia boleh buat? Semua dokumen mahkamah akan jadi bahan arkib termasuk permohonan kafir laknatullah itu minta Aisyah dibebaskan untuk dimurtadkan.

Butir asal permohonan. Permohonan ini dibuat oleh Lennet Teoh Hui Leong seorang peguam Cina Kristian. (Read Herbes Corpes bawah bab 36 kanun acara jenayah). Tujuan untuk membebaskan seorang yang didakwa ditahan secara salah. Sebarang permohonan seperti ini perlu bagi sebab mengapa didakwa tahan secara salah.

Permohonan dibuat bawah bab 36 atas alasan Article 11 Perlembagaan Persekutuan. Iaitu hak kebebasan beragama. Tiada langsung soal kahwin timbul. Permohonan tu menyatakan, perenggan 6,bertarikh 28 November 1997 di Makamah Tinggi Malaya Kuala Lumpur bahagian jenayah.

Sebab yang dia beri, “Saya Lennet Teoh Hui Leong telah dilantik oleh Nur Aisyah untuk memberi nasihat kepadanya berkenaan dengan pertukaran agamanya kepada Kristian dan atas arahannya saya telah menyediakan surat sumpah untuk Nur Aisyah menolak dan meninggalkan agama Islam.”

Perenggan 23: “Saya Lennet Teoh percaya bahawa Nur Aisyah sedang dikurung secara salah oleh keluarganya. Saya percaya tindakan ibubapa, abangnya dan bapa saudaranya telah melanggar hak kebebasan Nur Aisyah menganut agama pilihannya iaitu Kristian Khatolik”.

Kita tak boleh buat apa-apa sebab article 11 Perlembagaan Persekutuan menyatakan mana-mana warganegara Malaysia yang telah cukup umur (18tahun) berhak mutlak menukar gamanya. Itulah perlembagaan kita yang memerdekakan orang Melayu kita tahun 1957. Perlembagaan itulah juga yang menjerut kita sendiri. Adakah anak cucu kita akan selamat dengan perlembagaan itu? Bila berlaku pertembungan antara hukum syara’ dengan undang-undang sivil,undang-undang syara’ akan terbatal.. Maksud agama rasmi kita Islam adalah acara-acara rasmi hendaklah dibuat mengikut cara Islam. Contohnya perlantikan sultan, rasmi parlimen dll. Tak lebih dari itu. Bab kehidupan, politik, ekonomi…. semua tak termasuk.

Article 4 pula

Menyatakan: “Mana-mana undang-undang yang bertentangan yang bercanggah dengan perlembagaan ini adalah batal dan tidak sah. Ini termasuklah hukum syara’.

Contoh kes Hartina Haji Kamarudin.

Pada masa ceramah ini dibuat, Haji Kamarudin ada dalam lokap, didakwa mencederakan seorang Hindu kafir laknatullah kerana memurtadkan anaknya. Anak yang dibela selama 18 tahun dengan begitu susah payah datang ke Rumah dalam keadaan Hindu.

Haji Kamarudian seorang penjual sate di Perak. Beliau lepaskan anaknya selepas 18 tahun ke KL untuk cari kerja. Tak terlintas langsung di kepalanya anaknya akan murtad. Tak sampai 9 bulan, Hartina balik ke restoran bapanya dalam keadaan Hindu dengan nandek kat dahi. Bukan itu saja. Anak yang dimanjakan begitu rupa balik mencabar bapanya, bawa boyfriend dan kawan-kawan boyfriendnya sambil berpeluk-peluk dalam keadaan dia pun dah Hindu dengan nandek. Haji Kamarudin takek si kafir tu kat tengkuk. Menggelupur dia depan kedai tu.

Haji Kamarudin juga dipelupur oleh kawan-kawan si Hindu tu sampai nak pengsan. Adik lelaki Hartina umur 16 tahun turut kena belasah kerana nak menyelamatkan akidah kakaknya depan kedai tempat bapanya meniaga.

Apa Hartina buat masa tu? Hartina papah kekasihnya dan biarkan bapanya menggelupur sendirian. Tak cukup dengan itu, dia pergi ke balai polis buat report bapak dia pukul boyfriend dia. 14 hari Haji Kamarudin dengan adik lelaki Hartina merengkok dalam lokap sebab report anak kesayangannya yang mempertahankan kekasih Hindunya. Tak cukup dengan itu disaman pula bapanya 3 juta. Remuk hati seorang bapa yang diheret ke penjara kerana anak sendiri. Tak cukup lagi, dia telah menghina bapanya dengan menukar nama Hartina Haji Kamarudin kepada Nivasni Rajeswari. Nama Hindu.

Semasa masih terlantar kat hospital (akibat dipukul binatang Hindu laknatullah), Haji Kamarudin ditangkap polis semula sebab Hindu laknatullah ditembak oleh seorang yangtak dikenali. Jadi, Haji Kamarudin, anaknya dan anak saudaranya kena kurung masuk lokap kerana menjadi suspek utama kes tembakan tersebut. Anak yang ditatang begitu rupa akhirnya menyebabkan dia merana dalam keadaan hina di dalam negara yang negara Islam!! Haji Kamarudin juga dikenakan berbagai tuduhan. Setakat itu saja, 4 tuduhan.

Yusof Qardawi dalam kitabnya menyatakan hendaklah mempertahan akidah hatta dengan nyawa sekalipun. Itu yang Haji Kamarudin buat dalam mempertahankan hukum Allah, dilokap sedemikian rupa.

Contoh kes Yusof bin Abdullah.

Lagi satu kes lain saudara baru kita, nama Yusof bin Abdullah , nama asal Hindunya Santana. Ada seorang isteri, namanya apa entah. Ada anak lelaki, nama Sunjay kalau tak silap. Usia 2 tahun masa tu. Ajak isterinya masuk Islam. Abangnya telah lebih 20 tahun masuk Islam. Isterinya kata ?eh!? Yusof bawa anaknya sekali masuk Islam dengan nama Mohamad Syazani bin Yusof. Dia hidup 2 beranak tu selama 2 tahun. Lepas 2 tahun si minaci datang semula dan bawak lari anak ini ke KL dengan boyfriend barunya. Yusof tak tahu apa nak buat, dia minta mahkamah syariah Alor Setar keluarkan perintah penjagaan hak ke atas anaknya.

Mahkamah pun bagi. Dia pun datang ke KL dan ambil balik budak tu. Si emak ni pergi mahkamah tinggi KL mintak hak jaga anak. Mahkamah tinggi bagi pada si minachi ni. Heran sungguh.

Bila si minachi ni tak dapat nak ambil balik budak tu, dia pergi report polis. Tahu polis buat apa? Cari Yusof dan tangkap! (padahal Yusof dapat hak penjagaan daripada mahkamah syariah Alor Setar). Yusof masuk lokap 8 hari.

Lepas tu polis ambil balik budak tu kasi pada emaknya. Hari ini, budak tu kembali jadi Hindu. Tak cukup dengan itu, kurang ajarnya si minachi ni, dia minta pulak mahkamah tinggi batalkan perintah jagaan anak yang dikeluarkan oleh makamah Syariah Alor Setar yang diberi pada Yusof.

Contoh kes Suzie Teoh.

Dalam kes Suzie Teoh, seorang budak perempuan dari Kelantan umur 16 Tahun telah peluk Islam atas kerelaan sendiri. Bapa dia tak suka, lepas tu saman anak sendiri dan saman Majlis Agama Islam Negeri Kelantan, heret anak dia ke mahkamah persekutuan. Dia mohon pada makamah, agar istiharkan anak dia masuk Islam tak sah.

Masa tu, Tun Salleh Abas yang jadi hakim. Beliau seorang yang alim dan warak. Bila dihadapkan dengan kes Suzie Teoh, menangis Tun Salleh Abas. Terpaksa buat perisytiharan. “Dibawah Perlembagaan Persekutuan, hak seorang anak tertakluk dibawah jagaan ibubapanya selagi belum cukup 18 tahun. Kalau nak tukar agama, kena minta kebenaran ibu bapanya. Semasa Suzie

Teoh masuk Islam, berumur 16 tahun. dia tak sah peluk Islam.” Atas kearifan dan iman Tun Salleh Abas, dia simpan fail tu dalam lacinya selama 2 tahun. 2 tahun kemudian, lepas hari jadi Suzie Teoh yang ke 18 tahun, dia buka balik kes itu dan bagi peluang Suzie isytiharkan agamanya sendiri. Penuh mahkamah nak tahu kes tu; wartawan tempatan, wartawan asing semua nak dengar keputusan. Terketar-ketar budak tu. Baru umur 18 tahun. Sambil menangis, budak tu kata ” Saya yang arif, kekal dalam agama saya, saya masih nak nama Nur Aini.” Maka Tun Salleh Abas pun dengan bangga mengisytiharkan Islamnya sah dengan namanya Nur Aini. Selamat akidah seorang budak. Sebab itu jugalah Tun Salleh Abas kena buang atas 5 tuduhan. Tuduhan kedua atas sebab melengahkan kes seorang budak tanpa sebab selama 2 tahun. Itulah harga yang Tun Salleh Abas terpaksa bayar.

Lain-lain kes.

Kes terakhir sekali yang paling teruk, kes saudara Ibrahim, isterinya Siti Solehah dan anak perempuannya usia 5 bulan mati dipancung kerana tidak mahu kembali kepada agama asalnya, Hindu. Pada malam hari Valentine 14 Februari, pada waktu anak Melayu bertukar tukar bunga di Dataran Merdeka.. 3 Saudara kita mati dipancung dalam sebuah kontena demi mempertahankan agama.

Peristiwa 13 Mei tercetus apabila seorang budak Melayu dibunuh kerana dia Melayu bukan kerana dia Islam. Dalam sejarah Melayu, tiada lagi orang Melayu dibunuh kerana Islam. Semuanya sebab Melayu. Inilah pertama kali.

Jika kita sorot semula sejarah Islam Yasir, bapa kepada Amar diseret di hadapan. Amar diugut supaya tukar agama. Kalau tidak, bapanya Yasir akan dibunuh. Amar kata, “Allah hu Ahad”. Terus Yasir kena pancung di padang pasir. Kemudiannya, Sumaiyah ibunya juga disula dari bawah tembus ke jantung.Mampu berkata “Allah hu Ahad”. Berlari Amar menemui Rasullullah SAW. Dan akhirnya,mengikut sejarah, Amar menjadi seorang mujahid berperang bersama Rasullullah SAW. Itu zaman puak Quraisy kafir laknatullah berkuasa. Rasullullah SAW tiada kuasa lagi pada masa itu.Rasullulah tak boleh buat apa.

Dalam kes kita, bukan sahaja Ibrahim dipancung kepalanya sehingga putus, tak cukup lagi, tangannya juga turut dipotong.

Sehinggakan Majlis Agama Islam Selangor terpaksa minta masjid mandikan jenazah saudara-saudara kita yang mati syahid itu.

Apalah dosa anak kecil yang berusia 5 bulan itu? Ibrahim dan Siti Solehah bukan calang-calang orang..

Ibrahim seorang saintis Pakar Geologi manakala isterinya Siti Solehah, seorang Pakar Botani. Tanda-tanda syahid jelas pada ketiga mayat tersebut. Walaupun 5 hari dalam peti sejuk darah masih memancut keluar pada ketiga-tiga mayat. Bayi yang berusia 5 bulan masih mengalirkan darah hangat seperti baru mati. Peluh terpercik pada dahi mereka. Mereka dikebumikan di kubur Bukit Kiara.

Kalau saudara semua tak mengalirkan air mata melihat kubur mereka bertiga terutama bayi yang berusia 5 bulan itu, mesti ada yang tak kena dengan hati kita Hebat mana kita sehingga tak boleh mempertahankan saudara kita sendiri Sedangkan Ibrahim telah melaporkan pada pihak polis dan Majlis Agama yang dia diancam untuk dibunuh supaya kembali ke agama asalnya.

Dalam satu hadis yang berbentuk futuristik (masa depan), Rasulullah SAW berpesan:
“Bersegeralah kamu melakukan amalan soleh kerana akan datang kepada umatku di suatu masa, satu fitnah yang begitu besar yang datangnya seperti satu kepingan hitam di malam gelap gelita tak nampak”.
Sahabat bertanya “Apakah fitnah besar itu ya Rasullullah? ”
“Fitnah itu adalah kamu akan lihat umatku di hari itu, di waktu itu, pada masa itu, pagi hari Islam, petang kafir.. Petang Islam, pagi kafir balik.” Sahabat bertanya lagi. “Mengapa begitu ya Rasullullah? ”
Rasullullah SAW menjawab, ?Sebab dia jual agamanya dengan nilai dunia”.

Imam Ghazali pernah berkata dalam perkara ini, “Akan datang fitnah murtad ini dalam keadaan seperti semut hitam di atas batu hitam di malam gelap.” Mana nampak? Kecuali kalau jiwa kita tengok satu perkara dengan cahaya keimanan.

Bagaimana gerakan murtad ini berjalan di Malaysia sehingga kita tak nampak langsung. Gerakan Hindu kita tok sah sebutlah Belum habis cakap, dah ada yang tunggu dengan parang kat luar. Gerakan Yahudi lagilah teruknya. Henry Ford (orang kaya yang buat kereta Ford tu) pernah menulis berkaitan Yahudi tahun 40an atau 30an dulu dalam bukunya “International Jew” (tak Silap saya).. Unsur Yahudi begitu tebal dalam masyarakat kita tapi kita tak nampak. Paling nyata, rokok yang orang kita hisap tu. Setiap satu batang itu ada saham kepada puak Yahudi. Tak de kilang rokok yang bukan Yahudi punya. Sapa yang hendak berenti merokok, ambil ni sebagai iktibar. Yahudi punya kerja, baru letak bola sebijik, 70 ribu Melayu tak sembahyang kat stadium Shah Alam. Belum kira yang kat rumah lagi.

Bab Kristian, lebih terancang, lebih terperinci lagi. Semenjak kalah dalam perang salib terakhir, iaitu dalam pemerintahan King entah apa nama ke 6 yang terakhir. Sebelum dia mati, dia telah berwasiat dan wasiatnya ada ditulis dengan emas di London . Dia berkata: “Kepada semua pemimpim-pemimpin Kristian, kita hari ini telah melakukan kesilapan besar, kita berperang dengan tentera Islam dengan pedang, bukan berperang dengan akidah yang ada pada mereka. Sebab tu Islam menang walaupun 30 ribu tentera mereka dengan 300 ribu tentera kita, mereka tetap menang sebab mereka (orang Islam) berperang kerana nak mati. Kita perang untuk hidup. Oleh itu, hendaklah kita tukar strategi. Melancarkan peperangan ideologi, fahaman dan budaya keatas orang Islam.”

Wasiatnya berjaya dilaksanakan setelah King tu mati, 1492, kerajaan Islam Andalusia yang paling agung pada masa itu tumbang di tangan Kristian. 1511 kerajaan Islam Melaka tumbang, tak lama lepas tu, tumbang kerajaan Islam Pattani . Tak lama selepas tu, tumbang kerajaan Islam Kedah . Tak lama lepas tu,tumbang kerajaan Islam Mindanao . Lepas tu kerajaan Islam Acheh … semuanya satu demi satu.

Macamana benda ni boleh terjadi?

Sebab gerakan Kristian berdasarkan kepada 3G.. GOSPEL,GOAL, GLORY . Pertama kitab dia, kedua kekayaan kita, ketiga menang terhadap Islam. Kalau kita tengok sejarah, Alfonso De Albuqueque bukan datang ke Tanah Melayu bawa tukang masak sebab nak rempah kari kita. Dia bukan makan kari, dia datang bawa mubaligh Kristian Francis Xavier (kalau saya tak silap eja), sebab nak sebarkan ajaran Kristian..

Bagaimana cara dia sebarkan Kristian nih?

Orang kita panggil, gerakan halus.Dia panggil semua mubaligh Kristian yang nak datang ke Asia ni. Dia guna kaedah “garam dan ragi”. Garam sebagai perasa, ragi untuk penapaian. Contohnya ubi kayu.. Waktu siang asalnya ubi kayu kita letak ragi, esoknya masih lagi bentuk ubi kayu tapi sebenarnya tapai. Maksudnya, dia kekalkan orang Melayu dengan identiti Islam. Hakikatnya kehidupan kita bukan cara Islam lagi . Cara inilah yang Rasulullah SAW kata macam kepingan hitam di malam gelita. Inilah yang Imam Ghazali kata macam semut hitam atas batu hitam di malam gelita tu. Pertama, melalui sistem pendidikan. Di Malaysia, macam-macam sekolah dengan nama mubaligh Kristian. Convent itu, Saint ini. Menurut satu petikan seorang mubaligh Kristian pada masa itu yang ditulis semula oleh George Peters dalam sebuah buku tahun 40an. Kepada mubaligh-mubaligh Kristian yang nak datang ke negara kita, berkaitan pendekatan garam dan ragi”. Pendekatan seperti ini tidak memerlukan seorang Muslim Melayu berkenaan meninggalkan system kemasyarakatan yang dituntut oleh agamanya.. Sebaliknya orang tersebut hendaklah digalakkan terus tinggal dalam masyarakatnya. Justeru itu, ragi tetap ujud dalam keutuhannya. Dia akan menjadi bagaikan sebuah lampu (Kristian) yang diletakkan dalam gelap. Penyebaran agama Kristian nanti akan terserlah dalam sifat kerohanian, bukannya organisasi. Dirasa kesegarannya, bukan bersikap kalam. Dinamik dan etikal, bukan bersifat formalistik.

Pendekatan begini telah memperlihatkan kebaikannya. Lantaran ia tidak menganjurkan ahli Melayu tadi menjadi ahli baru Kristian yang formal, menyendiri terpisah dari masyarakatnya. Sebaliknya ia memberi laluan agar dapat dimasukkan semangat dan ajaran Jesus bagaikan sebutir ragi yang bertindak dengan proses penapaiannya ke atas seluruh masyarakat Melayu seluruhnya.

Ajaran Kristian akan bertindak melahirkan revolusi, justeru itu nanti,dapatlah dikatakan bahawa kita nanti akan memperolehi satu Kristian muslim Melayu tempatan yang mencerminkan Kristian muslim Melayu sejati.. “Sebenarnya dia ingin. Akan datang suatu masa nanti, orang Melayu sendiri tanpa dipaksa-paksa akan buat revolusi untuk menjadi Kristian. Cara kebajikan pulak… Hari ni sapa tak kenal kelab rotary yang cuci buah pinggang,kelab lion, bulan sabit merah, Saint John’s Ambulans, sapa tak kenal palang merah. Mereka masuk dengan cara menghidupkan sekularisme. Sekularisma adalah satu cara mengasingkan agama daripada kehidupan. Itulah kita hari ni mengasingkan Islam daripada kehidupan dunia.. Cara lain adalah dengan menghidupkan maksiat. Kita kena ambil tindakan samada dengan tangan, dengan mulut, atau paling lemah sekali, dengan hati.

Bangun malam buat sembahyang hajat agar kita semua diselamatkan dari fitnah besar ini. Paling kurang pun, Sebarkan kepada pembaca dengan blog anda supaya semua saudara kita yang lain yang tak tahu menahu tu. Kita kena peka. Ini semua tanggung jawab kita semua.

Akhir sekali, copy dan email ini tiada kena mengena dengan ceramah nak berkempen politik atau apa saja. Sekadar meniupkan semangat perjuangan dalam diri kita yang mengaku Islam ini. Ni lah masanya kita bangkit pertahankan agama Islam sebelum terlambat.

Kawan-kawan yang dikasihi, tolong copy dan forwardkan ini untuk pengetahuan dan tindakan kita semua sebagai orang Islam agar perkara ini boleh dijadikan iktibar dan benteng untuk kita mempertahankan akidah kita yang telah di Islamkan atas tiket keturunan dimana dengan sebab ini kita telahpun mendapat banyak rahmat dan belas ihsan dari Allah tanpa perlu melalui hidup Sebagai seorang yang terpesong dari ajaran-Nya dan sentiasa mencari-cari jalan yang betul.

Di harap rahmat Allah SWT dan doa-doa para waliullah dapat melindungi kita sehingga kita kembali ke sisi-Nya. Sementara itu, berhati-hatilah dalam apa jua yang kita lakukan dan sentiasa beringat kepada Allah SWT. Semuga kafir laknatullah dan paderi Melayu yang cuba memurtadkan orang melayu Islam dimusnahkan dan dihapuskan dari bumi ini. Sekiranya anda mati menegakkan Islam anda akan mati syahid dunia dan akhirat. Syahid dunia dan akhirat, iaitu mereka yang mati dalam peperangan kerana menegak agama Islam dengan ikhlas tanpa berhajat untuk membolot harta rampasan dalam peperangan itu.

Sabda baginda, maksudnya:
"Jangan kamu mandikan mereka kerana setiap luka dan darah itu adalah wangi semerbak di hari Kiamat dan tidaklah payah sembahyang ke atas jenazah mereka."
Jazakallah Khairan.


Read more: http://www.resepirahsiaku.com/2010/08/kes-murtad-orang-melayu-wajib-dibaca_28.html#ixzz1PH2uecPQ

Tiada ulasan: