HATI JADI MATI JIKA 40 HARI TIDAK MENUNTUT ILMU ISLAM DAN 3 HARI HATI JADI SAKIT...KERANA IA MAKANAN HATI...HEBAH2KAN GAN KAWAN2 BLOG NI..TK KERANA SERING MELAYARI BLOG INI. رَبِّيْ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ
Tuhanku (Allah) lapangkanlah dadaku dan permudahkanlah urusanku.. amin...سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُلاحول ولا قوّة إلاّ باللّه العظيم....
وَالـــــسَّلاَمُ عَلَيْكُـــمْ وَرَحْمَـــة ُاللهِ وَبَرَكَاتُـــهُ
Selasa, 12 Mei 2015
NAMA2 LAIN NABI MUHAMMAD SAW
Nama-Nama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Di antara tanda-tanda kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah nama beliau yang tidak tunggal, akan tetapi beliau memiliki
beberapa nama. Nama yang berbilang ini menunjukkan keistimewaan dan
kesempurnaan sifat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah Allah tegaskan beliau memiliki akhlak yang sempurna, Allah juga
berikan beliau nama-nama khusus yang semakin menunjukkan keistimewaan
tersebut.
Di antra nama-nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah: Pertama, Muhammad dan Ahmad. Nama Muhammad adalah
nama paling masyhur banyak tersebut di dalam Alquran dan hadis. Seperti
dalam firman Allah,
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah
berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau
dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke
belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah
sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.” (QS. Ali imran: 144)
Adapun nama Ahmad disebutkan hanya satu kali saja di dalam Alquran,
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad“.
Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti
yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”. (QS.
Ash-Shaf: 6)
Imam Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Para ulama sepakat
nama-nama beliau yang termaktub di dalam Alquran adalah asy-Syahid (yang
menjadi saksi), al-Mubasyir (pemberi kabar gembira), an-nadzir al-mubin
(pemberi peringatan yang nyata), ad-da’i ilallah (dai yang menyeru
kepada Allah), as-siraj al-munir (lentera yang menerangi). Selain itu
ada al-Mudzakkir, ar-Rahmah, an-Ni’mah, al-Hadi, asy-Syahid, al-Amin,
al-Muzammil, dan al-Mudatstsir.” Kedua, nama-nama Rasulullah yang lainnya adalah al-Mahi, al-Hasyir, al-‘Aqib.
لي خمسة أسماء: أنا محمّد، وأحمد، وأنا الماحي الّذي يمحو
الله بي الكفر، وأنا الحاشر الّذي يحشر النّاس على قدمي، وأنا العاقب” رواه
البخاري
Dari Jabir bin Muth’im, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Aku memiliki lima nama; aku adalah Muhammad dan Ahmad; aku
juga al-Mahi, Allah menghapus kekufuran dengan mengutusku; aku juga
al-Hasyir, manusia dikumpulkan di atas kakiku, dan aku juga al-‘Aqib.”
(HR. Bukhari)
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, “Maksud sabda beliau ‘Aku memiliki
lima nama…’ adalah nama-nama yang diberikan khusus untuk beliau saja
tidak kepada nabi dan rasul atau seorang pun sebelumnya, atau diagungkan
dengannya, atau terkenal pada masa umat terdahulu dengan nama tersebut,
karena hal ini untuk membatasi keistimewaan tersebut hanya dimiliki
oleh beliau.
Dalam riwayat lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لي خمسة أسماء: أنا محمد، وأنا أحمد، وأنا الماحي الذي
يمحو الله بي الكفر، وأنا الحاشر الذي يُحشَر الناسُ على قدَمَيَّ، وأنا
العاقِب، والعاقِبُ: الذي ليس بعده نبيٌّ، وقد سماه الله رَؤوفاً رحيماً”
رواه مسلم.
“Aku memiliki lima nama. Aku adalah Muhammad dan aku juga Ahmad; Aku
adalah al-Mahi karena Allah menghapuskan kekufuran dengan perantara
diriku; Aku adalah al-Hasyir karena manusia dikumpulkan di di atas
kakiku; dan aku adalah al-‘Aqib, karena tidak ada lagi nabi setelahku.
Allah juga menamai beliau Ra-uf dan Rahim (yang memiliki kasih sayang).”
(HR. Muslim). Ketiga, nama beliau yang lain adalah al-Mutawakkil
Diterangkan dalam hadits shahih riwayat Imam al-Bukhari :
Dari Atha` bin Yasar, dia berkata : Aku menjumpai Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhuma, lalu aku mengatakan,”Beritahukan kepadaku tentang sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ada di dalam Taurat!’
Dia menimpali, “Ya. Demi Allah, sesungguhnya beliau itu diterangkan
sifatnya dalam Taurat dengan sebagian sifat yang ada di dalam Alquran,
(yaitu),’Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan
pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan serta penjaga bagi
orang-orang Arab. Kamu adalah hamba dan Rasul-Ku. Namamu al mutawakkil, bukan keras dan kasar,’ dan Allah ‘Azza wa Jalla
tidak mencabut nyawanya sampai dia berhasil meluruskan millah (agama)
yang bengkok dengan mengatakan laa ilaha illallah”. (HR Bukhari) Keempat, beliau juga dinamai dengan al-Muqaffi, Nabiyu at-Taubah, Nabiyu al-Marhamah, Nabiyu al-Malhamah.
عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه قال: كان رسول صلى الله
عليه وسلم يسمي لنا نفسه أسماء فقال: “أنا محمد، وأحمد، والمُقَفِّي، ونبي
التوبة، ونبي المرحمة” رواه مسلم، وفي رواية أخرى: “ونبي الملحمة”
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan kepada kami beberapa namanya. Beliau bersabda, ‘Aku adalah
Muhammad, Ahmad, al-Muqaffi, Nabiyu at-Taubah, dan Nabiyu al-Marhamah’.
(HR. Muslim). Dalam riwayat lain disebutkan ‘Nabiyu al-Malhamah’. Kelima, nama-nama berikutnya adalah al-Mukhtar, al-Mushthafa, asy-Syafi’al-musyaffa’, ash-Shodiq al-Mashduq. Di antara Makna Nama-nama Nabi
Al-Mahi: Rasulullah adalah orang yang Allah utus untuk menghapuskan kesyirikan dan keyakinan berhalaisme di jazirah Arab.
Al-Hasyir: Manusia dikumpulkan di atas kakinya yakni di atas
jejak-jejak perjalanannya. Seolah-olah beliau diutus untuk mengumpulkan
manusia.
Al-‘Aqib: Beliau adalah penutup para nabi, tidak ada lagi nabi
setelahnya, karena ‘Aqib adalah yang terakhir penutup para nabi dan
rasul shalawatullahi wa salamuhu ‘alaihim.
Al-Muqaffi: Dinamai al-Muqaffi karena inti ajarannya mengikuti ajaran
para rasul sebelumnya, mendakwahkan tauhid dan menjauhkan kesyirikan.
Nabiyu at-Taubah dan Nabiyu Rahmah: Imam an-Nawawi mengatakan, maksudnya adalah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
datang dengan taubat dan kasih sayang. Melalui Rasulullah, Allah
bukakan pintu taubat bagi penduduk bumi, penduduk bumi pun bertaubat
dengan taubat yang tidak pernah dilakukan (secara kualitas dan kuantitas
pen.) oleh orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling banyak istighfarnya.
Nabiyu al-Malhamah: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
diutus dengan berjihad menghadapi musuh-musuh Allah. Tidak ada seorang
nabi bersama umatnya yang berjihad sebagaimana jihad Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya.
Al-Amin: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang
yang paling berhak atas nama ini. Beliau adalah kepercayaan Allah dalam
wahyu dan agama-Nya. Beliau juga kepercayaan penduduk langit demikian
juga penduduk bumi. Oleh karena itu, orang-orang menamainya al-amin
sebelum ia membawa risalah kenabian dan sifat tersebut tetap melekat
setelah kenabiannya.
Al-Basyir: Nabi Muhammad adalah pembawa kabar gembira orang-orang
yang melakukan ketaatan dan pemberi peringatan bagi pelaku kemaksiatan.
Al-Munir: Allah memberi nama Nabi Muhammad dengan sirajan muniran dan menyebut matahari dengan sirajan wahhajan. Munir artinya adalah cahaya yang menerangi tanpa membakar sesuatu yang diteranginya. Berbeda dengan wahhaj, ia menerangi dan bisa membakar seseuatu yang diteranginya tersebut.
Demikianlah beberapa nama-nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, masing-masing nama tersebut mengandung sifat-sifat yang menjadi keistimewaan beliau. Banyaknya nama-nama beliau menunjukkan asy-syumul cakupan dan kesempurnaan beliau melebihi manusia lainnya.
Sumber: islamstory.com
Ide Nama Bayi Islami Dari Julukan Dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Ide
Nama Bayi Islami Dari Julukan Dan Gelar Nabi Muhammad Saw – Sebagaimana
yang sudah kita ketahui bersama, Nabi Muhammad Saw memiliki nama-nama
lain atau nama julukan. Dalam kitab Dalaa-ilul Khairat karangan Abu,
Abdillah Muhammad Bin Sulaiman Al-Jazuuli disebutkan bahwa jumlah nama
gelar tersebut sebanyak 201 buah. Banyaknya nama beliau ini menandakan
keistimewaan dan keagungannya di hadapan Allah Swt dan seluruh
makhluk-Nya.
“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai
Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan
kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira
dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”(QS. Ash-Shaff: 6).
Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah Nabi dan
Rasul terakhir, agama yang dibawa beliau adalah agama yang terakhir dan
terbaik. Kitab suci Al-Qur`an yang diturunkan kepada beliau adalah kitab
suci terakhir dan penyempurna bagi kitab-kitab suci sebelumnya. Bagi
sebagian orang, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam hanya mempunyai satu nama, namun pada kenyataannya beliau mempunyai banyak nama. Di antara sekian banyak nama Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam itu dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Minjaj Syarh Shahih Muslim ibn Al-Hajjaj, atau lebih dikenal dengan Syarh Shahih Muslim, penjelasan kitab Shahih Muslim. Berikut adalah hadits-hadits tersebut:
Zuhair bin Harb, Ishaq bin Ibrahim, dan Ibnu Abi Umar telah
memberitahukan kepadaku –dan lafazh ini milik Zuhair-, Ishaq mengatakan,
“Sufyan bin Uyainah telah mengabarkan kepada kami”, sementara dua
perawi yang lain mengatakan, “Sufyan bin Uyainah telah memberitahukan
kepada kami, dari Az-Zuhri, dia telah mendengar Muhammad bin Jubair bin
Muth’im memberitahukan hadits dari ayahnya (Jubair), bahwasanya Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Aku adalah Muhammad, aku adalah
Ahmad, aku adalah Al-Mahi (penghapus), yang karena aku dihapuskan
kekufuran. Aku adalah Al-Hasyir (pengumpul), di mana seluruh manusia
akan dikumpulkan sesudahku. Aku adalah Al-Aqib (nabi yang datang
terakhir).” Dan Al-Aqib adalah nabi yang tidak akan ada lagi seorang
nabi sesudahnya.”(HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).
Harmalah bin Yahya telah memberitahukan kepadaku, Ibnu Wahab telah
mengabarkan kepada kami, Yunus telah mengabarkan kepadaku, dari Ibnu
Syihab, dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im, dari ayahya (Jubair),
bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya aku memiliki beberapa nama. Aku adalah Muhammad, aku
adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahi (penghapus), yang karena aku dihapuskan
kekufuran. Aku adalah Al-Hasyir (pengumpul), di mana seluruh manusia
akan dikumpulkan sesudahku. Aku adalah Al-Aqib (nabi yang datang
terakhir) yang tidak akan ada lagi seorang nabi sesudahnya.”
Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menamakan beliau dengan orang yang
sangat penyantun dan sangat penyayang.”(HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).
Dan Abdul Malik bin Syu’aib bin Al-Laits telah memberitahukan
kepadaku, dia mengatakan, “Ayahku (Syu’aib) telah memberitahukan
kepadaku, dari kakekku (Al-Laits), Uqail telah memberitahukan kepadaku.
(H) Dan Abdu bin Humaid telah memberitahukan kepada kami, Abdurrazzaq
telah mengabarkan kepada kami, Ma’mar telah mengabarkan kepada kami. (H)
Dan Abdullah bin Abdurrahman Ad-Darimi telah memberitahukan kepada
kami, Abu Al-Yaman telah mengabarkan kepada kami, Syu’aib telah
mengabarkan kepada kami, mereka semua meriwayatkan dari Az-Zuhri, dengan
sanad ini. Di dalam hadits riwayat Syu’aib dan Ma’mar disebutkan, “Aku
pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.“ Di dalam
hadits riwayat Uqail disebutkan, “Aku pernah bertanya kepada Az-Zuhri,
“Apa yang dimaksud dengan Al-Aqib?” Az-Zuhri menjawab, “Nabi yang tidak
akan ada lagi seorang nabi sesudahnya.” Dan di dalam riwayat Ma’mar dan
Uqail disebutkan, “Orang-orang kafir.” Sementara di dalam hadits riwayat
Syu’aib disebutkan, “Kekufuran.”(HR. Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).
Dan Ishaq bin Ibrahim Al-Hanzhali telah memberitahukan kepada
kami, Jarir telah mengabarkan kepada kami, dari Al-A’masy, dari Amru bin
Murrah, dari Abu Ubaidah, dari Abu Musa Al-Asy’ari, dia mengatakan,
“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah menyebutkan beberapa
nama beliau kepada kami, beliau bersabda, “Aku adalah Muhammad, Ahmad,
Al-Muqaffi (nabi yang datang terakhir), Al-Hasyir (pengumpul),
Nabiyuttaubah (Nabi pembawa taubat), dan Nabiyyurahmah (Nabi pembawa
kasih sayang).” (HR. Muslim) Tafsir hadits
Dalam hadits-hadits yang terdapat pada bab ini disebutkan beberapa nama yang dimiliki Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan beliau masih mempunyai banyak nama yang lain. Abu Bakar bin Al-Arabi bin Al-Maliki, di dalam kitabnya yang berjudul Al-Ahwadzi Fi Syarh At-Tirmidzi menyebutkan berdasarkan yang dia riwayatkan dari beberapa perawi, bahwasanya Allah Ta’ala memiliki seribu nama, dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga memiliki seribu nama. Di dalam kitab tersebut Abu Bakar menjelaskan sekitar enampuluhan nama secara terperinci.
Pakar bahasa arab menuturkan, “Dikatakan رَجُلٌ مُحَمَّدٌ (lelaki
terpuji) dan رَجُلٌ مَحْمُوْدٌ (lelaki yang dipuji), jika seseorang
mempunyai banyak sifat-sifat yang terpuji.” Ibnu Faris dan ulama lainnya
mengatakan, “Oleh karena itulah Nabi kita Shallallahu Alaihi wa Sallam dinamai dengan Muhammad dan Ahmad. Allah Ta’ala
mengilhamkan kepada keluarga beliau untuk menamai beliau dengan nama
yang indah tersebut, karena mereka yakin bahwa bayi yang lahir dalam
keluarga mereka itu mempunyai sifat-sifat yang terpuji.”
Perkataannya, وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِيْ يُمْحَى بِيَ الْكُفْرُ “Aku adalah Al-Mahi (penghapus), yang karena aku dihapuskan kekufuran.”
Para ulama mengatakan, “Maksudnya adalah menghapus kekufuran dari
kota Mekah, Madinah, semua negeri arab, dan semua penjuru bumi yang
dibentangkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, di mana
beliau telah dijanjikan bahwa daerah-daerah tersebut akan berada di
bawah kekuasaan umat beliau. Ada kemungkinan, yang dimaksud adalah
penghapusan yang bersifat umum, di mana agama Islam akan diberi
keunggulan dengan kekuatan hujjah (dalil) dan mendapatkan kemenangan.
Hal ini sebagaimana yang diterangkan di dalam firman Allah Ta’ala,
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ “…untuk diunggulkan atas segala agama….”(QS. At-Taubah: 33, QS. Al-Fath: 28, QS. Ash-Shaff: 9).
Dalam hadits yang lain dijelaskan, bahwa maksud dari Al-Mahi (penghapus)
adalah Nabi yang mana kesalahan orang-orang yang mengikuti ajarannya
dihapus karena kemuliaan dirinya. Bisa juga diartikan dengan Nabi yang
karenanya dihapuskan kekufuran. Dan hal ini selaras dengan firman Allah Ta’ala yang berbunyi,
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu (Abu Sufyan dan
kawan-kawannya), “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya
Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu…..”(QS. Al-Anfaal: 38).
Begitu pula dengan hadits shahih yang menyebutkan,
اْلإِسْلاَمُ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ
“Islam menghapuskan apa yang ada sebelumnya.”
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
“Aku adalah Al-Hasyir (pengumpul), di mana seluruh manusia akan dikumpulkan sesudahku.”
Adapun riwayat kedua, maka semua naskah mencantumkan hal yang sama,
yaitu kalimat عَلَى قَدَمَيَّ yang secara bahasa artinya ketika aku
berdiri di atas kakiku. Namun sebagian ulama ada yang membaca Ala Qadami (dalam bentuk tunggal), dan ada yang membaca Ala Qadamayya
(dalam bentuk ganda). Sedangkan riwayat pertama, maka sebagian besar
naskah mencantumkan kalimat عَلَى عَقِبِي (sesudahku). Sementara dalam
sebagian naskah dicantumkan kalimat عَلَى قَدَمَيَّ (sesudahku), seperti
riwayat yang kedua. Para ulama menuturkan, “Maksud kedua kalimat
tersebut adalah bahwa manusia akan dikumpulkan setelahku, mereka semua
termasuk ke dalam masa di mana kenabianku dan kerasulanku terus berlaku,
dan tidak akan ada seorang pun nabi sesudahku.” Ada yang berpendapat,
“Maksudnya kedua kalimat tersebut adalah bahwa manusia akan mengikuti
ajaranku.”
Perkataannya, وَالْمُقَفِّي وَالْحَاشِرُ وَنَبِيُّ التَّوْبَةِ وَنَبِيُّ الرَّحْمَةِ “Al-Muqaffi
(nabi yang datang terakhir), Al-Hasyir (pengumpul), Nabiyuttaubah (Nabi
pembawa taubat), dan Nabiyyurahmah (Nabi pembawa kasih sayang).”
Adapun kata الْعَاقِب maka maksudnya telah disebutkan dalam hadits di
atas, di mana Al-Aqib artinya Nabi yang tidak akan ada lagi seorang
nabi sesudahnya, dengan kata lain Nabi yang datang terakhir. Ibnu
Al-A’rabi menuturkan, “Kata الْعَاقِب dan الْعُقُوْب artinya seseorang
yang menggantikan kebaikan yang telah diperbuat oleh orang sebelumnya.
Dalam kalimat bahasa arab disebutkan, عَقِبَ الرَّجُل لِوَلَدِهِ (lelaki
itu menggantikan kebaikan untuk anaknya).”
Adapun kata الْمُقَفِّي “Al-Muqaffi” maka menurut Syamir
artinya sama dengan Al-Aqib, yakni Nabi yang datang terakhir. Sementara
Ibnu Al-A’rabi menuturkan, “Maksudnya Nabi yang mengikuti para Nabi
sebelumnya.” Dalam kalimat bahasa arab dinyatakan, قَفَوْتُهُ,
أَقْفُوْهُ, قَفَّيْتُهُ, أُقَفِّيْهِ artinya aku mengikutinya.
Dikatakan, قَافِيَةُ كُلِّ شَيْءٍ artinya akhir dari segala sesuatu.
Dalam hadits di atas disebutkan beberapa kalimat seperti نَبِيُّ التَّوْبَة “Nabiyuttaubah”, نَبِيُّ الرَّحْمَةِ “Nabiyyurahmah”, dan نَبِيُّ الْمَرْحَمَة “Nabiyyulmarhamah”, arti dari semua kalimat ini hampir sama. Maksudnya adalah bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam diutus sebagai Nabi yang membawa taubat dan membawa kasih sayang di antara manusia. Allah Ta’ala telah berfirman,
رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ (29)
“…berkasih sayang sesama mereka…” (QS. Al-Fath: 29).
Firman Allah Ta’ala,
وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ (17)
“……dan saling berpesan untuk berkasih saying.”(QS. Al-Balad: 17)
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dinamakan dengan نَبِيُّ الْمَلاَحِم “Nabi perang.” Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dinamakan demikian karena beliau diutus untuk berjihad dan berperang di jalan Allah Ta’ala dalam membela agama.
Para ulama mengatakan, “Di dalam semua hadits yang ada hanya
diungkapkan beberapa nama yang sudah disebutkan ini saja, padahal Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam masih mempunyai nama-nama
lain yang masih banyak seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Hal itu
karena nama-nama yang telah disebutkan ini juga tercantum di dalam
kitab-kitab suci sebelum Al-Qur`an dan diketahui oleh umat-umat
terdahulu sebelum agama Islam datang.” Wallahu A’lam.
REPUBLIKA.CO.ID,Banyaknya nama yang
dimiliki seseorang menunjukkan keistimewaan dan kemuliaan orang
tersebut. Begitu anggapan yang beredar di kalangan bangsa Arab.
Rasulullah SAW yang lahir dan tumbuh di tengah kebudayaan Arab juga
memiliki banyak sebutan dan nama.
Sebagian pakar menyebut, nama
yang dimiliki Rasulullah sejumlah Asmaul Husna, yaitu 99 nama. Ibn
Dihyah menaksir nama-nama tersebut sebanyak 300 buah. Bahkan, ahli
lainnya seperti Abu Bakar ibn al-Arabi memprediksi, total nama
Rasulullah menembus 1.000 nama. Keseluruhan nama itu antara lain
tercantum di Alquran dan hadis-hadis yang tersebar di kitab-kitab
referensi utama.
Tak sedikit ulama yang tergugah untuk menelusuri
na ma-nama tersebut, salah satunya Jalaluddin As-Suyuthi (849-911 H).
Melalui karya bertajuk an-Nahjah as-Sawiyyah fi al-Asma’ an-Nabawiyyah,
tokoh bernama lengkap Abdur Rahman bin Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiq
al-Khudhari As-Suyuthi tersebut, menginventarisasi nama-nama, sifat,
dan gelar yang disematkan untuk Rasulullah, baik yang ada di Alquran
maupun hadis.
Dalam kitab yang hakikatnya adalah ringkasan karya Suyuthi sebelumnya, ar-Riyadh al-Aniqah fi Asma’ Khair al- Khaliqah
itu, ia berhasil mengumpulkan sebanyak 455 nama dan sifat. Ia
menyertakan landasan dalil di tiap nama ataupun sifat yang ia sebutkan.
Rujukan nama itu ada yang berasal dari Alquran, hadis, syair-syair, dan
perkataan para sahabat. Agar memudah kan pembacanya, nama-nama itu
disusun berdasarkan urut an huruf hijaiah.
Misalnya saja, kitab
yang naskah manuskripnya diperoleh dari Perpustakaan Syekh ‘Arif Hikmat
itu menyebut, nama Muhammad terdapat dalam Alquran, antara lain, di
surah Ali Imran ayat 144, surah al-Ahzaab ayat 40, dan al-Fath ayat 29.
Nama
Muhammad juga disebut di beberapa hadis, antara lain, di riwayat
Bukhari dari Abu Hurairah, “Tidakkah kamu heran bagaimana Allah
memalingkan dari saya cacian orang-orang Quraisy dan laknat mereka?
Mereka mencaci dan melaknat saya (dengan sesuatu) yang sangat tercela
dan saya adalah Muhammad.”
Allahumma Ya Robbana, berilah kami rasa cinta kepada Rasulullah
melebihi cinta kami kepada orang tua kami, anak-anak kami, keluarga
kami, harta kami, dan seluruh manusia. Muqoddimah
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memiliki nama lebih dari
satu. Nama-nama tersebut bersifat Tauqifi (doktrinal) yang diperoleh
dari riwayat dan tidak boleh dikarang sendiri. Memberi nama Rasulullah
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan nama yang tidak pernah diakui
oleh beliau sama dengan berdusta atas nama beliau dan termasuk Iftiro
(mengada-ada) yang dilarang oleh syariat. Namun boleh mensifati
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan sifat mulia secara
wajar yang sesuai dengan realitas sifat beliau, meskipun secara lafadz
tidak pernah ditemukan dalam Nash. Syaratnya, sifat tersebut dikandung
oleh Dalalah (penunjukan makna) Nash dan tidak melampaui batas dalam
memuji Nabi sebagaimana kaum Nashrani melampaui batas dalam memuji Nabi
Isa As.
Adapun jumlah nama-nama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ,
terdapat beragam pendapat dikalangan ulama. Ibnu Al-‘Aroby dalam Ahkamu Al-Qur’an menghitung ada 67 nama. Al-Harroni dalam Asma-u An-Nabi menghitungnya 99 nama. As-Suyuthi dalam kitabnya Ar-Riyadhu Al-Aniqoh menghitung sekitar 112 buah. Pengarang kitab Wasilatu Al-Muta’abbidin Ila Mutaba’ati Sayyidi Al-Mursalin menukil riwayat dari ibnu Abbas bahwa jumlahnya 180 buah. Al-Jazuli dalam Dala-il Al-Khoirot menghitung sebanyak 200 nama. Ibnu Dihyah dalam Al-Mustaufa mendapatkan sekitar 300 nama. Malah Syauman dalam kitabnya Irsyadu Al-Uqul
mendapatkan 700 buah nama. Lebih hiperbolis lagi, sebagian Sufi
menganggapnya ada 1000 buah! Berikut ini kami deretkan 13 (tigabelas)
nama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang paling populer dan
yang paling sharih (lugas) dinyatakan dalam Nash atau yang lebih dekat
ditafsiri sebagai nama beliau. Nama-nama beliau akan didaftar dengan
sedikit syarah (penjelasan) atas nama-nama tersebut. Nama-Nama Populer Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Nama-nama yang dengan jelas disebut Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebagai nama beliau adalah sebagai berikut;
Muhammad adalah nama yang paling masyhur untuk Nabi kita tercinta.
Nama ini disebut Allah dalam Surat Ali-Imran, Al-Ahzab, Muhammad, dan
Al-Fath . Allah berfirman;
Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad
dan Itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan
kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki Keadaan mereka. (Muhammad;2)
Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang
Kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka (Al-Fath;29)
Lafadz Muhammad adalah jenis Isim ‘Alam (اسْمُعَلَمٍ ) yang Manqul/Transcribed(مَنْقُوْلٌ) dari Shifat/Adjective (صِفَةٌ) yang berupa IsimMaf‘ul (اسْمُ مَفْعُوْلٍ). Asalnya dari kata حَمَّدَ yang merupakan bentuk Mubalaghoh dari kata حَمِدَ. Dalam bahasa Arab, Wazan فَعَّلَ diantaranya memberi faidah makna تَكْثِيْرٌ (intensitas tinggi). Kata قَطَعَ misalnya, maknanya adalah “memotong“. Jika kata ini diubah ke wazan قَطَّعَ maka maknanya berubah menjadi “memotong berkali-kali/ memotong-motong/merajang“. Demikian pula kata مُحَمَّدٌ kata ini asalnya dari kata حَمِدَ yang bermakna “memuji“.
Ketika diubah ke Wazan فَعَّلَ sehingga menjadi حَمَّدَ maka maknanya
berubah menjadi ” banyak memuji/berkali-kali memuji” . Kemudian lafadz
itu diubah menjadi Isim Maf’ul untuk memberi makna obyek yang dikenai
pekerjaan sehingga lafadznya menjadi مُحَمَّدٌ. Akhirnya makna finalnya
adalah “yang berkali-kali dipuji/banyak dipuji/sering dipuji”
.Nama Muhammad bagi Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjadi
pembenar sekaligus bukti keagungan beliau, karena beliau banyak dipuji
baik penduduk bumi maupun penduduk langit.
Ajaibnya, tidak ada orang Arab sebelum diutusnya Rasulullah صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang memberi namanya dengan nama Muhammad.
Mungkin hikmah Allah yang Maha luhur memang telah menghendaki demikian.
Bayi-bayi yang lahir dikalangan Arab tidak ada yang dinamai Muhammad
hingga datang suatu waktu di saat masa diutusnya Rasulullah صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sudah dekat, sejumlah orang Arab mendengar dari Ahli
Kitab bahwa tak lama lagi akan diutus seorang Nabi bernama Muhammad.
Maka mereka sangat berharap agar anak mereka yang mendapat keberuntungan
itu. Akhirnya sejumlah ayah menamai bayi mereka dengan nama Muhammad
sebelum Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diutus. Ibnu Katsir
dalam Sirahnya mencatat nama enam orang-dan tidak ada lagi yang ketujuh-
yang diberi nama Muhammad sebelum Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ diutus. Mereka adalah
o Muhammad bin Uhaihah (محمد بن أحيحة)
o Muhammad bin Maslamah (محمد بن مسلمة)
o Muhammad bin Baro‘ (محمد بن براء)
o Muhammad bin Sufyan (محمد بن سفيان)
o Muhammad bin Humron (محمد بن حمران), dan
o Muhammad bin Khuza‘i (محمد بن خزاعي)
Namun diantara keenam nama ini tidak ada satupun yang mengaku sebagai
Nabi, atau dipromosikan orang lain sebagai Nabi. Oleh karena itu, tidak
ada celah keraguan sedikitpun atas kenabian Muhammad Rasulullah صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang sebenarnya yaitu Muhammad bin Abdillah.
Menurut As-Suhaili dalam kitabnya “Ar-Roudh Al-Unuf“, Syarah SirohIbnuHisyam, yang memberi nama Muhammad adalah kakek beliau sendiri; AbdulMuttholib.
Abdul Muttholib ingin cucunya dipuji oleh seluruh penduduk bumi karena
mimpi yang dilihatnya. Berikut nukilan mimpi Abdul Mutthalib dalam kitab
tersebut;
Abdul Muttholib melihat dalam mimpinya seakan-akan ada sebuah
rantai yang terbuat dari perak keluar dari punggungnya. Santai itu salah
satu ujungnya berada di langit ujung yang lain berada di bumi. Ujung
yang lain berada d timur,ujung lain berada di barat. Kemudian rantai itu
kembali seakan-akan dia berubah menjadi pohon, yang mana setiap daunnya
ada cahayanya. Tiba-tiba penduduk timur dan barat bergelantungan
padanya..lalu Abdul Muttholib menceritakan mimpi itu maka di tafsirkan
akan ada bayi yang akan keluar dari keturunannya yang akan diikuti
penduduk timur dan barat dan akan dipuji penduduk langit dan bumi.
Karena itulah dia menamai cucunya Muhammad. Hal ini menguatkan yang
diceritakan ibu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَketika
mengandungnya, yakni saat ada suara; Sesungguhnya engkau mengandung
pemimpin umat ini. Jika engkau telah melahirkannya namailah Muhammad
(Ar-Roudh Al-Unuf vol.1, hlm 276)
Ahmad (أَحْمَدُ )
Nama ini adalah nama yang disebut Nabi Isa Alaihissalam ketika
memberi kabar gembira akan datangnya Nabi dan Rasul terakhir. Allah
berfirman;
{وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي
رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ
التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ } [الصف: 6] Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil,
Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya)
seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (As-Shoff;6)
Sebagaimana lafadz Muhammad, lafadz Ahmad juga jenis Isim ‘Alam (اسْمُ عَلَمٍ ) yang Manqul/Transcribed (مَنْقُوْلٌ) dari Shifat/Adjective (صِفَةٌ) yang berupa Isim Tafdhil (اسْمُتَفْضِيْلٍ).
Isim Tafdhil adalah lafadz yang bermakna paling atau lebih. Kata كَبُرَ
(besar) misalnya jika diubah menjadi Isim Tafdhil menjadi أَكْبَرُ
maka maknanya berubah menjadi “yang paling/lebih besar”. Kata صَغُرَ
(kecil) jika diubah menjadi Isim Tafdhil menjadi أَصْغَرُ maka
maknanya berubah menjadi “yang paling/lebih kecil”. Demikian pula kata
أَحْمَدُ asalnya adalah حَمِدَ (memuji) yang diubah menjadi Isim Tafdhil
sehingga menjadi bermakna “yang paling memuji”. nama ini memberi sifat
keutamaan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ karena
perkiraan maknanya adalah أَحْمَدُ الْحَامِدِيْنَ artinya, beliau adalah
hamba Allah yang paling baik dalam memuji Allah diantara para pemuji.
Mahi (الْمَاحِيْ )
Mahi الْمَاحِيْ adalah Isim Fa’il yang bermakna “Yang Menghapus“.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Mahi karena beliau
menghapus kekufuran atau menghapus dosa umat yang mengikutinya ketika
mereka menjalankan ajaran-ajarannya.
Hasyir (الْحَاشِرُ )
Hasyir الْحَاشِرُ adalah Isim Fa’il yang bermakna “Yang mengumpulkan“.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Hasyir karena dengan
aktivitas dakwah yang beliau lakukan, beliau mengumpulkan manusia
menjadi pengikut beliau dan Allah tidak menerima agama seseorang
sesudah diutusnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ jika tidak
mengikuti ajaran beliau. Bisa juga difahami bahwa Rasulullah صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang menjadi tumpuan harapan Syafaat pada hari
kiamat sehingga para manusia berkumpul di sekeliling beliau.
Aqib (الْعَاقِبُ )
Aqib الْعَاقِبُ adalah Isim Fa’il yang bermakna “Yang datang belakangan“.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Aqib karena beliau
menjadi Nabi terakhir dan tidak ada lagi Nabi sesudah beliau.
Nama Mahi, Hasyir, dan ‘Aqib dinyatakan dalam hadis berikut;
Dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya radliallahu ‘anhu
katanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku
mempunyai beberapa nama: (1) Aku bernama Muhammad. (2) Aku bernama
Ahmad. (3) Aku bernama Al Mahi (penghapus), yang artinya Allah menumpas kekufuran denganku. (4) Aku bernama Al-Hasyir (pengumpul) yang artinya Allah mengumpulkan manusia mengikuti langkahku. (5) Aku bernama Al ‘Aqib (penutup), yang artinya tidak ada seorang Nabi pun sesudahku. ” (H.R.Muslim)
Dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari
bapaknya radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Aku memiliki lima nama, Aku adalah (1). Muhammad,
(2). Ahmad, (3). aku juga Al Mahiy (penghapus), maksudnya Allah
menghapuskan kekafiran melalui perantaraanku, (4). Aku juga Al Hasyir
(penghimpun), maksudnya manusia akan berhimpun di bawah kakiku dan aku
juga (5) Al ‘Aqib, yang artinya tidak ada seorang nabi pun
sepeninggalku..(H.R.Bukhari)
Muqoffi (الْمُقَفِّيْ )
Muqoffi الْمُقَفِّيْ adalah Isim Fa’il yang bermakna “Yang mengikuti jejak“.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Muqoffi karena
beliau meneruskan ajaran Nabi-Nabi sebelumnya. Nama Muqoffi dekat juga
dengan makna “Aqib.
Nabiyyut Taubah (نَبِيُّالتَّوْبَةِ )
Nabiyyut Taubah (نَبِيُّ التَّوْبَةِ ) bermakna Nabi Taubat.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Nabiyyut Taubah
karena beliau datang dengan membawa ajaran Taubat, untuk membersihkan
dan mensucikan umatnya dari kotoran dosa dan membebaskan mereka dari
belenggu maksiat.
NabiyyurRohmah (نَبِيُّ الرَّحْمَةِ )
Nabiyyur Rohmah (نَبِيُّ الرَّحْمَةِ ) bermakna Nabi kasih sayang.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Nabiyyur Rohmah
karena beliau datang dengan membawa ajaran kasih sayang. Menyayangi diri
sendiri dengan menjauhi semua maksiat dan juga menyayangi sesama karena
tidak ingin mereka tertimpa derita.
Nama Muqoffi, NabiyyutTaubah, dan NabiyyurRohmah dinyatakan dalam hadis berikut;
Dari Abu ‘Ubaidah dari Abu Musa Al Asy’ari dia berkata;
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan beberapa nama
kepada kami yang merupakan nama beliau pribadi, sabdanya: “Aku bernama
Muhammad, Ahmad, Al Muqaffi (sama dengan nama Al Aqib, penutup), Al Hasyir, Nabiyyut–Taubah dan Nabiyyur–Rahmah.” (H.R.Muslim)
Nabiyyul Malhamah (نَبِيُّ الْمَلْحَمَةِ )
Nabiyyul Malhamah (نَبِيُّ الْمَلْحَمَةِ ) bermakna Nabi Tempur.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Nabiyyul Malhamah
karena beliau datang dengan membawa ajaran Jihad yang merupakan perintah
Allah untuk menyebarkan Islam, yakni mendobrak penghalang fisik yang
merintangi tersebarnya Islam ke seluruh dunia. Nama NabiyyulMalhamah dinyatakan dalam hadis berikut;
Dari Abu Musa ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
memberitahu kami nama-nama beliau dengan beberapa nama, diantaranya
yang kami hafal, beliau bersabda: “Aku adalah Muhammad, Ahmad, Al
Muqaffi, Al Haasyir, Nabiyyut Taubah dan Nabiyyul Malhamah.” (H.R.Ahmad)
Khotim (الْخَاتِمُ )
Khotim (الْخَاتِمُ ) adalah IsimFa’il yang bermakna “Yang menutup/mengunci
“. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Khotim karena
beliau menutup/ mengunci kenabian, sehingga tidak ada lagi Nabi dan
Rasul sesudah beliau. Nama Khotim dinyatakan dalam hadis berikut;
Dari Nafi’ bin Jubair bin Muth’im dari Bapaknya berkata; saya
mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Saya adalah
Muhammad, Ahmad, Al Hasyir, Al Mahi, Al Khotim, dan Al ‘Aqib.” (H.R.Ahmad)
Mutawakkil (الْمُتَوَكِّلُ )
Mutawakkil (الْمُتَوَكِّلُ ) adalah Isim Fa’il yang bermakna “Yang bertawakkal
“. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Mutawakkil
karena beliau adalah pribadi yang bertawakkal kepada Rabbnya. Nama
Mutawakkil dinyatakan dalam hadis berikut;
Dari ‘Atho’ bin Yasar berkata; Aku bertemu dengan ‘Abdullah bin
‘Amru bin Al ‘Ash radliallahu ‘anhuma lalu aku katakan: “Kabarkan
kepadaku tentang sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam
kitab At-Taurah?” Dia berkata: “Baik. Demi Allah, sungguh Beliau telah
disebutkan dalam kitab At-Taurah sebagian dari sifat-sifat Beliau
seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an (Wahai Nabi, sesungguhnya kami
mengutus engkau sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan), menjaga para ummiyyin (kaum yang tidak baca tulis). Engkau
adalah hambaKu dan RasulKu, Aku memberimu nama Al Mutawakkil,
bukan orang yang bersifat kasar lagi keras tidak suka berteriak-teriak
di pasar dan tidak membalas keburukan dengan keburukan tetapi memaafkan
dan mengampuni, dan Allah tidak akan mematikannya hingga Beliau
meluruskan agama-agama yang bengkok agar hanya mengucapkan Laa ilaaha
illallah yang dengannya akan membuka mata yang buta, telinga yang tuli
dan hati yang tertutup”. Hadits ini dikuatkan pula oleh ‘Abdul ‘Aziz bin
Abu Salamah dari Hilal. Dan berkata, Sa’id dari Hilal dari ‘Atho’ dari
Ibu Salam: Arti ghulf adalah tertutup atau segala sesuatu yang masih
mempunyai penutup, saif aghlaf artinya pedang yang tersimpan dalam
sarung, qaus ghulafa’ artinya anak panah yang tertutup (tersimpan dalam
sarungnya). Dan seorang laki-laki dikatakan aghlaf bila dia belum
dikhitan (kemaluannya belum dikhitan) “. (H.R.Muslim)
Sayyidu Waladi Adam (سَيِّدُوَلَدِآدَمَ )
Sayyidu Waladi Adam (سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ ) bermakna; Pemimpin
keturunan Adam. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai
Sayyidu Waladi Adam karena beliaulah yang ditunjuk untuk memberi
Syafaat bagi keturunan Adam Alaihissalam pada hari kiamat. Nama Sayyidu
Waladi Adam dinyatakan pada hadis berikut;
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat
kelak, aku adalah orang yang muncul lebih dahulu dari kuburan, aku
adalah orang yang paling dahulu memberi syafa’at, dan aku adalah orang
yang paling dahulu dibenarkan memberi syafa’at.” (H.R.Muslim)
Dari Abu Sa’id dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Saya adalah penghulu bani Adam pada hari kiamat,
bukannya untuk membanggakan diri. Di tanganku terdapat bendera pujian,
bukannya untuk membanggakan diri, dan tidak ada seorang Nabi pun pada
hari itu, baik Adam maupun yang lain kecuali berada dibawah benderaku.
Akulah orang yang pertama kali di bangkitkan (dari kubur) bukannya untuk
membanggakan diri.”. (H.R.At-Tirmidzi)
Ibnu ‘Awatik (ابْنُ الْعَوَاتِكِ )
Ibnu ‘Awatik (ابْنُ الْعَوَاتِكِ )
bermakna putra ‘Atikah-‘Atikah, karena ‘Awatik adalah bentuk Jamak dari
kata ‘Atikah. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dinamai Ibnu
‘Awatik karena nenek moyang beliau ada 5 orang wanita yang bernama
‘Atikah. Nama Ibnu ‘Awatik dinyatakan dalam hadis berikut;
المعجم الكبير للطبراني (6/ 300، بترقيم الشاملة آليا)
عَنْ عَمْرِو بن سَعِيدِ بن الْعَاصِ، أنا سِيَابَةُ بن
عَاصِمٍ السُّلَمِيُّ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، قَالَ يَوْمَ حُنَيْنٍ:”أَنَا ابْنُ الْعَوَاتِكِ“
“Dari ‘Amr bin Said bin Al-‘Ash Siyabah bin ‘Ashim memberitahu bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda saat perang Hunain ” Aku adalah putra Awatik” (H.R.At-Thobaroni)
Selain nama-nama yang telah disebutkan dalam tulisan sebelumnya, adapula sejumlah nama yang digali dari Nash seperti Rohmat Muhdah/ الرَّحْمَةُ الْمُهْدَاةُ (rahmat yang dihadiahkan), Ro-uf Rohim/ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ (yang penyayang dan pengasih), Shodiq/ الصَّادِقُ(yang Jujur), Amin/ الأَمِيْنُ (yang terpercaya), Mudzakkir/ الْمُذَكِّرُ (pemberi peringatan), Rasulullah/ رَسُوْلُ الله (utusan Allah), KhotamunNabiyyin/ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ (penutup para nabi), Abdullah/ عَبْدُ الله (hamba Allah), Syahid/ الشَّاهِدُ (saksi), Mubassyir/ الْمُبَشِّرُ (pemberi kabar gembira), Nadzir/ النَّذِيْرُ (pemberi peringatan), Da’i/ الدَّاعِيْ penyeru), SirojMunir/ السِّرَاجُ الْمُنِيْرُ (lentera yang bercahaya), NabiMushthofa/ النَّبِيُّ الْمُصْطَفَى (nabi yang terpilih), Ar–Rosul/ الرَّسُوْلُ (utusan), An–NabyUmmy/ النَّبِيُّ اْلأُمِّيُّ (nabi yang tidak membaca dan menulis), Ma’shum/ الْمَعْصُوْمُ (yang terjaga), Muballigh/ الْمُبَلِّغُ (penyampai), Qosim/
القَاسِمُ (pembagi), dll. Namun semua nama ini tidak dinyatakan secara
sharih (lugas) dalam Nash-Nash tersebut sebagai nama sehingga
memungkinkan ditafsiri sebagai sifat, Kunyah (Surname) atau Laqob (gelar/nickname) bukan nama.
Adapun Yasin dan Thoha, dua nama
ini bukan nama Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam. Tidak ada Nash
dalam Al-Quran yang menunjukkan dua nama itu adalah nama Rasulullah
Shallalahu ‘Alaihi Wasallam sebagaimana para Shahabat tidak pernah
memanggil beliau dengan nama itu. Tidak ada pula Nash Mutawatir, Ahad,
Shahih, Hasan,Marfu’, Mauquf,bahkan Mursal sekalipun bahwa kedua nama
itu adalah nama Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam. Adanya Dhomir
“Ka” (engkau) dalam Al-Qur’an sesudah ayat “Thoha” dan “Yasin” tidak menunjukkan dua nama tersebut Nama beliau, karena yang semisal dengan Thoha dan Yasin dalam Al-Qur’an lebih dari satu. “Nun” misalnya, mirip Yasin
yakni adanya Dhomir “Ka” pada ayat yang menyusulnya. Namun Rasulullah
Shallalahu ‘Alaihi Wasallam tidak diberi nama Nun. “Alif Lam Mim Shod”
juga mirip polanya dengan Thoha, yakni adanya Dhomir
“Ka” pada ayat yang berada sesudahnya, namun Rasulullah Shallalahu
‘Alaihi Wasallam tidak diberi nama Alif Lam Mim Shod. Yasin, Thoha,Nun, Alif Lam Mim Shod, Qof,
dan sebaginya tidak lebih ayat-ayat pemuka surat (Fawatih As-Suwar)
yang menjadi nama surat, bukan nama-nama Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi
Wasallam
Referensi Mengkaji Nama-Nama Nabi Muhammad صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Untuk saudara-saudariku kaum musimin yang ingin mendalami topik yang membahas nama-nama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berikut ini disajikan sejumlah referensi penting yang mungkin berguna;
الرياض الأنيقة في شرح أسماء خير الخليقة للسيوطي
المستوفى في أسماء المصطفى لابن دحية
أرجوزة في أسماء النبي – صلى الله عليه وسلم لأبي عبد الله القرطبي
شرح أسماء الرسول صلى الله عليه وسلم للرصاع
القول البديع للسخاوي
كتاب أسماء رسول الله صلى الله عليه و سلم لأحمد بن فارس
أسماء النبي – عليه الصلاة والسلام – “لأبي الحسن علي بن أحمد الحراني
أسماء النبي – صلى الله عليه وسلم لحسين بن حمدان الخصيبي ت358 .
المنبي في أسماء النبي – عليه الصلاة والسلام لابن فارس : أحمد اللغوي ت395 .
أسماء النبي صلى الله عليه وسلم لعبد الرحمن بن السيد عبد المحسن بن السيد عبد المنعم ، الأنصاري ، الواسطي ، الحافظ تقي الدين أبو الفرج الرفاعي الشافعي ت734
شرح رجز أبي عمرو بن منظور في أسماء النبي صلى الله عليه وسلم ” .لعلي بن محمد بن محمد بن علي الفرشي ، نور الدين أبو الحسن البسطي ، الشهير بالقلصادي الأندلسي المالكي ت891
مشكاة الأحلام ، في أسماء النبي عليه السلام ” تركي لعبد الله بن عبد العزيز الباليكسري الرومي ،الشهير بالصلاحي الأديب الصوفي الحنفي الخلوتي ت1197
أسماء النبي صلى الله عليه وسلم لمحمد بن عبد الدائم بن محمد بن سلامة ، القاضي ، ناصر الدين أبو عبد الله المصري الشافعي الشاذلي المعروف بابن المبلق ت797
المستوفى في أسماء المصطفى – صلى الله عليه وسلم لأبي الخطاب ابن دحية : عمر بن علي السبتي اللغوي ت633
النهجة السوية في الأسماء النبوية للسيوطي ت911
الغسول في أسماء الرسول لمحمد بن يوسف بن عيسى أطفيش الحفصي العدوي الجزائري ت1332 .
17. إرشاد العقول فيما تيسر جمعه من أسماء الرسول صلى الله عليه وسلم للدكتور المهندس/ موسى محمود شومان – هداه الله – ( أشعري )
الشفا بتعريف حقوق المصطفى في ” فصل في أسمائه صلى الله عليه وسلم وما تضمنته من فضيلته ” للقاضي عياض
سبل الهدى والرشاد في سيرة خير العباد للشيخ محمد بن يوسف الدمشقي الصالحي في فصل جماع أبواب أسمائه صلى الله عليه وسلم وكناه
دلائل الخيرات للجزولي
جلاء الأفهام لابن القيم
زاد المعاد لابن القيم
الشمائل للترمذي
تحفة المودود للإمام ابن القيِّم
تاريخ دمشق للحافظ ابن عساكر
كتب السير ، والخصائص النبوية ، والشروح الحديثية
Untuk contoh penghitungan, berikut disajikan 122 nama
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ hasil penelitian As-Suyuthi
dalam kitabnya :Ar-Riyadh Al-Aniqoh Fi Syarhi Asma-I Khoiri Al-Kholiqoh“.
Terdapat sebuah kaidah dalam tradisi orang Arab yang berbunyi:
كثرة الأسماء تدل على شرف المسمى
“Banyaknya nama, menunjukkan mulianya pemilik nama-nama tersebut”
Imam An Nawawi dalam Tadzhibul Asma’ berkata:
“Ketahuilah bahwa banyaknya nama menunjukkan
agungnya si pemilik nama-nama tersebut. Hal tersebut sebagaimana Allah
memiliki banyak nama dan Rasulullah juga memiliki banyak nama”.
Di dalam Islam terdapat beberapa hal yang mulia yang memiliki banyak nama, yang nama-nama tersebut memang diberikan oleh Allah dan Rasulnya. Selain Allah dan Nabi sebagaimana disebutkan oleh Imam An Nawawi di atas, juga terdapat Al Quran, Al Fatihah, ibadah shalat, dan hari kiamat yang memiliki banyak nama yang bersumber dari Al Quran dan Hadis.
Pada tulisan kali ini akan disampaikan beberapa nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tulisan ini –insya Allah– akan dilanjutkan dengan beberapa tulisan berikutnya tentang nama-nama lain dari Al Quran, Al Fatihah, ibadah solat, dan hari kiamat. Adapun nama-nama Allah,alhamdulillah sudah banyak pembahasan yang disampaikan di berbagai tempat di web ini.
Tujuan utama dari mengetahui nama-nama lain tersebut adalah agar kita lebih kenal dengan pemilik nama. Dengan kita semakin kenal, maka rasa cinta akan semakin besar pula. Sebagaimana pepatah Arab: seseorang akan menjadi musuh bagi apa yang ia tidak kenali. Atau dalam pepatah Indonesia:tak kenal maka tak sayang.Berikut nama-nama nabi Muhammad:
Nama-Nama Yang Disebutkan Secara Jelas Dalam Nash
1. Muhammad
Nama Muhammad adalah nama beliau yang paling utama dan yang paling terkenal. Allah menyebut nama ini di dalam empat tempat di dalam Al Qur’an. Yaitu dalam ayat-ayat berikut:
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh serta beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad yang itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka, Allah mengampunkan dosa-dosa mereka dan memperbaiki keadaan mereka.”
“Muhammadadalah
Rasul Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan
tegas terhadap orang-orang kafir dan bersikap kasih sayang serta belas
kasihan sesama mereka.”
2. Ahmad
Nama Ahmad hanya disebutkan sekali oleh Allah di dalam Al Quran, yaitu dalam surat As Shof ayat 6:
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata:
“Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira
dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad“.
3. Al Mahi, Al ‘asyir dan Al ‘Aqib
Nama beliau Al Mahi, Al ‘Asyir, dan Al ‘Aqib disebutkan sendiri oleh beliau dalam sebuah hadis:
“Aku memiliki nama-nama. Aku adalah Muhammad dan aku juga Ahmad; Aku adalah Al Mahi karena Allah menghapuskan kekufuran dengan perantara diriku; Aku adalah Al Hasyir karena manusia dikumpulkan di di atas kakiku; dan aku adalah Al ‘Aqib, karena tidak ada lagi nabi setelahku.” (HR Bukhori 2354 dan Muslim 4896).
4. Al Muqaffi, Nabiyyur Rohmah, dan Nabiyyut Taubah
Tiga nama ini terdapat dalam sebuah hadis yang diriwayatan oleh sahabat Abu Musa Al Asyari:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يسمي لنا أسماء . فقال ” أنا محمد ، وأحمد ، والمقفي ، والحاشر ، ونبي التوبة ، ونبي الرحمة “
“Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam memberitahu kepada kami nama-nama beliau. Beliau bersabda: ‘Aku Muhammad, Ahmad, Al Muqaffi, Al Hasyir, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyut Taubah‘” (HR. Muslim 2355).
Beliau bernama al-Muqaffi karena inti ajaran yang beliau sampaikansama dengan ajaran para Rasul sebelumnya yangmengajarkan tauhid dan memperingatkan kesyirikan. Sedangkan makna Nabiyut Taubah dan Nabiyur Rahmah dijelaskan oleh Imam An Nawawi adalah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan taubat dan kasih sayang. Melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Allah membukakan pintu taubat bagi penduduk bumi, penduduk bumi pun
bertaubat dengan taubat yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang
sebelum umat Nabi Muhammad. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga adalah orang yang paling banyak istighfarnya.
Dari Atha` bin Yasar, dia berkata : Aku menjumpai
Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhuma, lalu aku
berkata,”kabarkan kepadaku tentang sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang ada di dalam Taurat!’
Dia menjawab, “Baiklah. Demi Allah, sesungguhnya
beliau itu diterangkan sifatnya dalam Taurat dengan sebagian sifat yang
ada di dalam Alquran, (yaitu), ’Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu
untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan
serta penjaga bagi orang-orang Arab. Kamu adalah hamba dan Rasul-Ku.
Namamu AlMutawakkil, bukan
keras dan bukan pula kasar,’ dan Allah ‘Azza wa Jalla tidak mencabut
nyawanya sampai dia berhasil meluruskan agama yang telah bengkok dengan
mengatakan laa ilaha illallah”. (HR Bukhari)
6. Abul Qosim
Nama Abul Qosim adalah nama kun-yah beliau. Sebagaimana beliau pernah bersabda:
سَمُّوْا باسمي ولا تَكَنَّوْا بكنيتي ، فإني أنا أبو القاس
“Silakan memberi nama dengan namaku, namun jangan ber-kun-yah dengan kun-yah-ku. Kun-yah-ku adalah Abul Qasim” (HR. Bukhari 3114, Muslim 2133)
Nama Yang Merupakan Deskripsi Sifat Beliau
Selain nama-nama yang disebutkan secara jelas dan tegas di dalam Al Quran dan hadis, ada juga nama yang pada hakikatnya adalah deskripsi sifat yang melekat pada beliau yang juga disebutkan di dalam banyak tempat pada Al Quran dan hadis, seperti:
1. Asy Syahid, Al Mubasyyir, An Nadzir, Ad Da’i, Sirojul Munir
Keempat sifat tersebut terdapat dalam surat Al Ahzab 45-46, dimana Allah berfirman:
“Hai Nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi (Asy Syahid), pembawa kabar gembira (Al Mubassyir), dan pemberi peringatan (An Nadzir). Dan juga sebagai penyeru (Ad Da’i) kepada agama Allah dengan izinnya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi (Sirojul Munir)”
2. Khotamun Nabiyyin
Sebagaimana dalam surat Al Ahzab ayat 40 yang telah disampaikan di atas:
“Bukanlah Muhammad itu bapak bagi seseorang lelaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan khotamun nabiyyin (penutup para Nabi)”
Berapa Sebenarnya Jumlah Nama Beliau?
Syaikh Bakr Abu Zaid menjelaskan dalam kitabnya Mu’jam Al Manahiy Al Lafzhiyyah:
“(nama-nama Nabi) yang bersumber dari al Quran dan
Hadis bisa jadi merupakan nama sungguhan (yang ini jumlahnya sedikit),
atau bisa jadi juga merupakan sifat/deskripsi (yang ini jumlahya
banyak). Yang selain itu, maka tidak boleh dijadikan nama beliau, dalam rangka mencegah sikap berlebih-lebihan. Hal tersebut akan semakin keras larangannnya apabila dalam nama yang tidak ada asal–usulnya dari Al Quran dan Hadis tersebut memang terdapat pengagungan yang berlebihan”
Perlu diketahui, bahwa banyak kitab yang telah
dikarang dalam rangka menyebutkan nama-nama dan sifat-sifat Nabi, akan
tetapi nama dan sifat tersebut tidak bersumber dari Al Quran dan Hadis,
bahkan dalam nama dan sifat tersebut terdapat pengagungan yang terlarang
terhadap Nabi. Kekeliruan ini dijelaskan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid:
“Sebagian orang (yang menghitung jumlah nama Nabi) menjadikannya berjumlah sama dengan asmaul husna yang berjumlah 99. Dan sebagian lagi ada yang menjadikannya 70–an nama dari nama-nama Allah. Bahkan Al Jazuli telah menghitung dalam kitabnya Dalail Khoirot (bahwa jumlah nama Nabi) 200 nama. Dan dilanjutkan oleh Ibnu Dahiyyah dalam kitabnya Al Mustawfa fi Asmail Mustofa menjadi sekitar 300 nama. Bahkan sebagian orang Sufi sampai (menyebutkan jumlah nama Nabi adalah) 1000. Orang-orang Sufi tersebut berkata: Allah memiliki 1000 nama dan Rasulullah juga memeiliki 1000 nama”.
Lalu Syaikh Bakr Abu Zaid menyebutkan banyak contoh penamaan yang berlebih-lebihan tehadap Nabi, seperti: nurul anwar (cahaya dari segala cahaya), Al hijab Al A’zhom (hijab yang agung), Al Asbab fi Kulli Mawjud (sebab adanya segala sesuatu).
Jika ingin mengetahui nama dan sifat Nabi yang lain
yang memang berasal dari Al Quran dan Hadis, silakan rujuk ke
kitab-kitab karya ulama Ahlus Sunnah. Ada lebih dari 40 karya karya
ulama Ahlus Sunnah yang merinci nama dan sifat beliau yang memang
bersumber dari Al Qur’an dan Hadis, seperti Al Qodhi ‘Iyadh yang menulis
As Syifa bi Ta’rifi Huquqil Mustofa, atau Al Hafizh Ibnu Asakir yang menulis bab khusus dalam bukunya Tarikh Dimasyq tentang pembahasan ini.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan