Jumaat, 8 Mei 2015

AWAS...HASUTAN IBLIS@SYAITAN....TIPU DAYA SYAITAN....DAN KERJA2 SYAITAN.....JANGAN JADI TALIBARUT SYAITAN...JANGAN JADI TENTERA SYAITAN DAN JANGAN BERADA DIBELAKANG PANJI2 YANG DIPEGANG OLEH SYAITAN bhg 4















Godaan Wanita, Panah Iblis Yang Menyesatkan………

Posted: Agustus 3, 2013 in Akhir Zaman, Fitnah Akhir Zaman, Kebaikan Islam, Kebenaran Islam, Kiamat
Tag:, , ,
  1. Agus
    Juli 10, 2014 pukul 5:36 pm
    apakah termasuk bid’ah mendengar ceramah melalui media televisi, radio, apakah termasuk bid’ah belajar/mengajar agama islam melalui media online? apakah sesuai syareat menyalin ayat ayat alqur’an / memperbanyak serta menyebarkan melalui media online? apakah termasuk bid’ah mendengar lantunan ayat suci alqur’an melalui hp, ipad dll.. mohon penjelasan
    Terimakasih mas agus, sudah komentar disini,.
    Perlu anda ketahui, urusan bidah itu hanya dalam urusan ibadah, bukan urusan dunia, urusan teknologi,.seperti televisi,radio,listrik,internet,hape,ipad. itu tidak masuk dalam perkara ibadah,. justru urusan dunia, tidk mengapa terus berkembang, jika itu bisa membantu untuk penyebaran dakwah islam, maka itu bagus, bisa bernilai pahala,. seperti dakwah via media online,radio,televisi,.
    silahkan anda baca definisi bidah di artikel ini
    Anda tonton juga video singkat ini, menjelaskan akibat bidah secara mudah,

  2. aris
    April 27, 2014 pukul 3:38 pm
    dari hadits ‘Aisyah
    مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ (رواه البخاريّ ومسلم)
    “Barang siapa yang berbuat sesuatu yang baharu dalam syari’at ini yang tidak sesuai dengannya, maka ia tertolak”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
    sejujurnya saya nggak ngerti dengan pencerahan antum, apakah antum menerima atau menolak kutipan hadits Jarir tsb termasuk hadits Aisyah yg saya tambahkan ? Sekiranya antum menolak adanya bid’ah hasanah tolong saya di copaskan haditsnya.
    hadits jarir tersebut bukan menjelaskan tentang bidah hasanah, tapi SUNNAH HASANAH,. masa sedekah dibilang bidah? sebagaimana shalat tarawih dengan satu imam dibilang bidah?
    Jadi dalil-dalil yg dijadikan sebagai pendukung bidah hasanah, bukanlah dalil utk itu, tapi dalil SUNNAH HASANAH,
    ini hadits jarir , cukup panjang haditsnya, dan dari terjemahan hadits tsb saja sdh cukup jelas,
    Dari Jarir bin Abdillah, beliau berkata,
    كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَدْرِ النَّهَارِ فَجَاءَهُ قَوْمٌ حُفَاةٌ عُرَاةٌ مُجْتَابِي النِّمَارِ أَوْ الْعَبَاءِ مُتَقَلِّدِي السُّيُوفِ عَامَّتُهُمْ مِنْ مُضَرَ بَلْ كُلُّهُمْ مِنْ مُضَرَ فَتَمَعَّرَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَا رَأَى بِهِمْ مِنْ الْفَاقَةِ فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ فَأَمَرَ بِلَالًا فَأَذَّنَ وَأَقَامَ فَصَلَّى ثُمَّ خَطَبَ فَقَالَ
    يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِلَى آخِرِ الْآيَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا وَالْآيَةَ الَّتِي فِي الْحَشْرِ اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
    تَصَدَّقَ رَجُلٌ مِنْ دِينَارِهِ مِنْ دِرْهَمِهِ مِنْ ثَوْبِهِ مِنْ صَاعِ بُرِّهِ مِنْ صَاعِ تَمْرِهِ حَتَّى قَالَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ قَالَ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ بِصُرَّةٍ كَادَتْ كَفُّهُ تَعْجِزُ عَنْهَا بَلْ قَدْ عَجَزَتْ قَالَ ثُمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ حَتَّى رَأَيْتُ كَوْمَيْنِ مِنْ طَعَامٍ وَثِيَابٍ حَتَّى رَأَيْتُ وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَهَلَّلُ كَأَنَّهُ مُذْهَبَةٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
    Kami bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di pagi hari. Lalu datanglah satu kaum yang telanjang kaki dan telanjang dada berpakaian kulit domba yang sobek-sobek atau hanya mengenakan pakaian luar dengan menyandang pedang. Umumnya mereka dari kabilah Mudhar atau seluruhnya dari Mudhar, lalu wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berubah ketika melihat kefaqiran mereka. Beliau masuk kemudian keluar dan memerintahkan Bilal untuk adzan, lalu Bilal adzan dan iqamat, kemudian beliau shalat. Setelah shalat beliau berkhutbah seraya membaca ayat,
    يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
    “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An Nisa: 1)
    dan membaca ayat di surat Al Hasyr,
    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسُُ مَّاقَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُُ بِمَا تَعْمَلُونَ
    “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Hasyr:18) Telah bershodaqah seseorang dari dinarnya, dirhamnya, pakaiannya, takaran sha’ kurmanya sampai beliau berkata walaupun separuh kurma.
    Jarir berkata, ‘Lalu seorang dari Anshar datang membawa sebanyak shurroh, hampir-hampir telapak tangannya tidak mampu memegangnya, bahkan tidak mampu’. Jarir berkata: ‘Kemudian berturut-turut orang memberi sampai aku melihat makanan dan pakaian seperti dua bukit, sampai aku melihat wajah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersinar seperti emas,
    lalu Rasulullah bersabda,
    “Barang siapa yang membuat contoh dalam Islam contoh yang baik, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barang siapa yang mencontohkan contoh jelek dalam islam maka ia mendapat dosanya dan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka”.
    Takhrij Hadits
    Hadits ini dikeluarkan oleh : Imam Muslim dalam Shahih Muslim (7/103-104, dengan Syarah An Nawawi) dan (16/225-226), Ahmad dalam Al Musnad (4/357, 359, 361, 362), An Nasaa’i dalam Al Mujtaba’ (5/75-76-77), Al Tirmidzi dalam Al Jaami’ (5/42) no. 2675 dengan lafadz :
    مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً ……… وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً
    dan Ibnu Majah dalam As Sunan (1/74) no 203.
    • April 27, 2014 pukul 7:11 pm
      Telaah Makna Hadits
      Perkataan : (مُجْتَابِي النِّمَارِ أَوْ الْعَبَاءِ) An Nimar dengan di-kasrah-kan huruf Nun adalah bentuk plural dari Namirah dengan di-fathah-kan. Ia bermakna baju dari kulit domba yang sobek. Sedangkan الْعَبَاء (Al Abaa’) dengan di-mad-kan dan di-fathah-kan huruf ‘ain-nya عَبَاءة – عَبَاية . Sedangkan makna مُجْتَابِي النِّمَارِ artinya sobek dan belas bagian tengahnya.
      Perkataan: فَتَمَعَّرَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bermakna berubah.
      Perkataan : فَصَلَّى ثُمَّ خَطَبَ berisi anjuran mengumpulkan orang banyak untuk perkara penting dan menasehati serta memotivasi mereka untuk mencapai kemaslahatan mereka dan memperingati mereka dari perkara jelek.
      Perkataan beliau : يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ , sebab dibacanya ayat ini karena ia lebih pas dalam menganujurkan mereka bershodaqah dan karena berisi penegasan hak mereka sebagai saudara.
      Perkataan: رَأَيْتُ كَوْمَيْنِ مِنْ طَعَامٍ وَثِيَابٍ , Kaumain dapat dibaca dengan fathah atau dhammah huruf kaf-nya. Bermakna tempat yang tinggi seperti bukit kecil.
      Perkataan : حَتَّى رَأَيْتُ وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَهَلَّلُ كَأَنَّهُ مُذْهَبَةٌ bermakna bersinar karena senang dan bahagia.
      Perkataan: مُذْهَبَةٌ para ulama membacanya dengan dua sisi,
      Pertama: yang sudah masyhur dan dirojihkan Al Qaadhi dan Jumhur adalah مُذْهَبَةٌ dengan huruf dzal, fathah huruf ha’ dan setelahnya ba’.
      Kedua: مدْ هَنَةٌ dengan dal dan dhamah ha’ dan setelahnya nun.
      Al Qadhi menjelaskan dalam Masyaaqi Al Anwar (1/172) dua sisi bacaan ini dalam tafsirnya:
      Pertama : maknanya perak keemasan, ini cocok untuk keindahan wajah dan sinarnya.
      Kedua: menyerupakannya dalam keindahan dan bersinarnya dengan Al Mudzhabah dari kulit dan bentuk pluralnya adalah madzaahib. Al Mudzahab ini adalah sesuatu yang digunakan bangsa Arab untuk mencelupkan kulit dan menjadikannya bergaris-garis keemasan, tampak sebagiannya bersambung dengan sebagian lainnya.
      Adapun sebab bahagianya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah senangnya beliau dengan bersegeranya kaum muslimin melaksanakan ketaatan kepada Allah, mengeluarkan hartanya karena Allah, melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menutupi kebutuhan saudaranya yang membutuhkan, kasih sayang sesama kaum muslimin dan kerjasama mereka dalam kebaikan dan taqwa. Seorang sudah sepatutnya jika melihat hal seperti ini, untuk bahagia dan menampakan kebahagiannya dan senangnya karena apa yang telah dijelaskan tadi.
      Perkataan : مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا , yang dimaksud sunnah dalam hadits ini adalah contoh teladan atau perilaku, bukan bermakna sunnah secara terminologi syar’i, sebagaimana dalam sabda beliau,
      عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ
      dan sabdanya,
      منْ رَغِبَ عَنْ سُنَتِيْ فَلَيْسَ مِنِّي.
      Konsekuensi hadits menunjukkan makna ini. Maksud saya, dengan konsekuensi hadits adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
      وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً ,
      karena Rasulullah telah mensifati sunnah dalam hadits ini dengan kejelekan, dan tidak ada sunnah jelek dalam Islam. Maka yang dimaksud sunnah di sini adalah makna bahasa (etimologi) bukan makna istilah.
      Kemudian kita sampaikan kepada orang yang menyelisihi kita,
      Sungguh orang-orang itu telah memisah hal-hal yang sama
      dan menyamakan hal-hal yang berbeda,
      Mencampur-adukkan yang baik dengan yang buruk,
      yang berkualitas rendah dengan yang tinggi,
      dan meletakkan tanah dalam adonan roti.
      Kata Sunnah ada dalam banyak nash bermakna yang jalan contoh teladan atau perilaku, sebagaimana hal itu ada dalama sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
      مَا منْ نَفْسٍ تُقْتَلٌُ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الْأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا وَذَلِكَ لِأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ
      “Tidak ada satu jiwa pun terbunuh secara zhalim kecuali anak adam pertama mendapatkan bagian dari darahnya, itu karena ia adalah orang pertama yang mencontohkan pembunuhan”.
      Dan juga sabdanya,
      لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
      “Sungguh kalian kelak akan mengekor perilaku orang-orang setelah kalian (yaitu orang musyrik)”
      Dari hadits-hadits ini, seandainya kita mendebat orang-orang yang mencampuradukkan pemahaman sunnah yang telah diisyaratakan terdahulu, maka kami sampaikan kepada mereka konsekuensi pernyataan mereka tersebut. Yaitu sesungguhnya membunuh adalah sunnah dan meniru orang musyrik adalah sunnah! Tentu ini adalah pernyataan yang tidak akan disampaikan seorang yang berakal. Sehingga kalau begitu tidak mungkin kita pahami sabda beliau مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً sebagai amalan baru yang diada-adakan secara langsung, karena sunnah itu baik atau jeleknya tidak diketahui kecuali dengan syariat. Hal itu karena menilai baik atau buruk merupakan kekhususan syari’at semata tidak ada celah bagi akal dalam hal ini. Inilah madzhab ahlu sunnah wal jamaah
      Yang menilai baik dan buruk dengan akal hanya merupakan pendapat ahlul bid’ah, sehingga mengharuskan sunnah dalam hadits tersebut baik menurut syariat atau buruk menurut syariat. Hal ini tidak pas kecuali untuk seperti shadaqah yang disebutkan dan yang menyerupainya dari sunnah-sunnah yang disyariatkan. Sedangkan sunnah sayyi’ah (yang buruk) tetap difahami untuk kemaksiatan yang ditetapkan syari’at sebagai maksiat, seperti membunuh yang dijelaskan dalam hadits Ibnu Adam ketika Rasulullah bersabda: لِأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ , dan kepada kebidahan, karena sudah ada celaan dan larangannya dalam syari’at.
      Al Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Baari (13/302): “Al Muhallab berkata: Bab ini menjelaskan larangan dan peringatan dari kesesatan dan menjauhi kebidahan dan perkara-perkara baru dalam agama serta larangan menyelisihi jalan kaum mukminin.”.
      Sisi peringatannya (wajhu tahdzir) adalah orang yang berbuat kebidahan terkadang meremehkannya karena kecilnya di awal dan tidak merasakan timbulnya kerusakan akibat amalan tersebut, yaitu mendapatkan dosa orang yang mengamalkannya setelahnya, walaupuan seandainya ia tidak mengamalkannya namun karena ia adalah orang yang merintisnya.
      Imam An Nawawi berkata dalam Shahih Muslim (7/104), “Dalam hadits ini terdzpat anjuran memulai kebaikan (menjadi perintis kebaikan) dan mencontohkan contoh baik serta ada peringatan dari merintis kebatilan dan perkara jelek. Sebab ucapan beliau dalam hadits ini adalah pernyataan beliau sebelumnya:
      فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ بِصُرَّةٍ كَادَتْ كَفُّهُ تَعْجِزُ عَنْهَا بَلْ قَدْ عَجَزَتْ قَالَ ثُمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ
      Ini merupakan keutamaan yang agung bagi perintis kebaikan dan orang yang membuka pintu kebaikan tersebut”.
      • April 27, 2014 pukul 7:12 pm
        Salah Paham Terhadap Hadits
        Hadits ini dipahami salah ketika banyak orang awam berdalil dengan hadits ini dalam pembagian bid’ah menjadi bidah hasanah(baik) dan bidaha sayyi’ah (tercela). Sebagian ulama pun ikut-ikutan dalam hal ini. Akan jelas bagimu kesalahan cara berdalil ini sebagai berikut:
        Banyak dari orang yang berdalil dengan hadits ini dalam pembagian bidah yang menyampaikan hadits sepotong-spotong dengan menampakkan kepadamu sebagian saja dan menyembunyikan yang lainnya, agar mendapatkan legalisasi dalam pembagian bidah tersebut, lalu mengklaim adanya bidah hasanah, ketika ia tidak menyebutkan obyek yang menyebabkan nabi menyatakan :
        مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً
        Kami telah menjelaskan di atas maksud dari sunnah disini adalah sunnah secara bahasa bukan secara syar’i
        Sungguh saya menuntut orang yang menentang kami dalam pendapat ini untuk menjawab pertanyaan:
        “Apakah ada dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sunnah yang jelek?”.
        Walaupun beliau sendiri menyatakan dalam hadits ini: مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّة سَيِّئَةً .
        Jika kalian menjawab:
        “Ya, ada”,
        maka tidak perlu berdebat, karena dengan pernyataan jelek seorang dapat keluar dari agama tanpa disadari, karena hal ini sudah menjadi kepastian yang absolut dalam agama ini, yaitu sunnah itu adalah agama.
        Jika menjawab
        “Tidak”
        maka kita sampaikan kepadanya hadits ini yang ada padanya sifat sunnah dengan jelek agar mengakui bahwa lafadz sunnah disini adalah secara bahasa dan bukan istilah syari’at.
        Sampai-sampai hadits ini walaupun seandainya tidak ada pensifatan sunnah dengan jelek sekalipun, sudah cukup dengan lafadz yang menunjukkan pensifatan baik, yaitu مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً
        Karena hal itu adalah pensifatan yang salah dan tidak layak sama sekali, maknanya disana tentu ada sunnah yang tidak baik dari sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini dalil yang kuat menunjukkan bahwa lafadz tersebut secara bahasa, karena sudah dimaklumi sunnah itu adalah agama. Jika anda katakan, “Ini sunnah yang baik, maka anda sama saja dengan orang yang membagi sunnah menjadi dua, dan itu sesat, pada apa yang kamu ingin bersihkan”.[1]
        Penulis (Usamah Al Qashash) berkata,
        “Sungguh salah paham terhadap hadits ini, membawa akibat buruk dan kerusakan. Kami telah mendengar banyak orang yang melakukan perkara bidah yang tidak ada dasarnya dalam syariat, ketika dingkari berdalil dengan hadits ini dan menyatakan:
        “Ini perkara baik dan tidak apa-apa”, padahal nabi menyatakan: مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً .
        Kita sampaikan kepada mereka ini:
        Sesungguhnya sahabat yang memulai yang melakukan amalan shadaqah tidak melakukan sesuatu yang baru dalam syari’at. Shadaqah disyaria’tkan dan dianjurkan oleh Rabb alam semesta dalam Al Qur’an dan juga ada dalam sunnah yang tidak perlu lagi berdalil untuknya.
        Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam khutbahnya tersebut menganjurkan para sahabatnya untuk bershadaqah, namun ketika mereka semua lambat dan tampak kesedihan pada wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bangkit seorang Anshar dari mereka dan menyerahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam satu shurrah shadaqah, dan dari sini berturut-turut orang menyerahkan shadaqahnya, sehingga perbuatan Anshar ini terpuji. Ia tidak berbuat bidah dalam shadaqah, karena shadaqah disyari’atkan. Maka dari mana mereka dapat menyatakan: “Di sana ada bidah hasanah bermakna istilah syar’i?”.
        Kemudian seandainya makna hadits seperti yang telah mereka pahami ini, maka sunnah dalam hal ini kontradiktif, karena Rasulullah menganggap seluruh bid’ah adalah sesat. Oleh karenanya pemahaman mereka tersebut jelas tidak benar.
        Al Barkali berkata dalam Al Thariqah Al Muhammadiyah (1/128, dengan syarah Al Khaadimi), “Seandainya anda meneliti semua yang disampaikan padanya bid’ah hasanah dari jenis ibadah, maka tentu kamu mendapatinya diizinkan oleh syari’at baik secara isyarat atau dalil”.
        Syaikh Masyhur Hasan Salman dalam komentarnya terhadap kitab Al Baa’its ‘Ala Inkar Al Bida’ Wal Hawadits hlm 87,“Dengan demikian keluar dari keumuman sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: setiap bid’ah sesat, karena bidah dalam makna syar’i adalah tambahan atau pengurangan dalam agama tanpa izin syari’at baik perkataan dan perbuatan, jelas-jelas atau isyarat.
        Setiap amalan yang tidak ada dasarnya dalam syari’at adalah bidah yang sesat, walaupun dilakukan oleh orang yang dianggap sebagai pemilik keutamaan atau yang terkenal sebagai Syaikh!! Karena perbuatan ulama dan ahli ibadah bukanlah hujjah selama tidak sesuai dengan syari’at.
        Kita sampaikan kepada orang yang menganggap baik banyak kebidahan dan menjadikannya sebagai ajaran agama secara dusta dan bohong: sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً tidak bermakna orang yang mencontohkan dalam agama yaitu dalam hukum dan furu’-nya serta ushul-nya, bukan! Ini merupakan kebodohan, namun maksudnya adalah orang yang mencontohkan dalam zaman dan naungan Islam yaitu pada zaman dan keberadaannya. Hal itu karena agama datang dan memperingatkan dari kerusakan dan keburukan serta mengajak berbuat kebaikan dan keshalihan, sehingga dalam naungan agama yang lurus menjadi sesuatu yang agung perbuatan mencontohkan padanya satu kejelekan. Tidak ada perbedan anatara kejelekan yang baru atau kejelekan yang sudah ada dahulu sebelum islam.[2]. (Sampai di sini nukilan dari Al Israaq)
        Di samping itu, seandainya sahabat dari Anshar tersebut melakukan perbuatan lain selain shadaqah dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujuinya maka perbuatan atau perkataan sahabat ini adalah sunnah setelah persetujuan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sunnah ini tidak ditetapkan kesunahannya dari sekedar perkataan atau perbuatan saja namun hanya karena persetujuan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana terjadi pada sahabat yang menyatakan setelah I’tidal dari ruku’ :
        رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
        Ketika selesai sholat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Siapakah yang mengucapkan hal itu?” Maka ia menjawab: “Saya wahai Rasulullah”, lalu beliau bersabda:
        رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلَاثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلا
        “Aku melihat lebih dari tiga puluh malaikat bersegera menjadi yang pertama menulisnya”.
        Ini persetujuan dan anjuran dari beliau, sehingga perbuatannya adalah sunnah dari sisi ini dan boleh dikatakan bahwa sahabat itu telah membuat sunnah (contoh) perkataaannya ini ketika i’tidal setelah ruku’ dan ia sunnah hasanah yang diambil dari persetujuan Nabi. Persetujuan ini terputus dengan kematian beliau, kecuali yang telah beliau arahkan, maka ia tidak keluar dari makna iqrar (persetujuan) beliau.
        Sebagian orang yang mencoba mencari nash lain untuk melegalkan pendapatnya tentang pembagian ini, sehingga sebagiannya menyandarkan kepada pernyataan Umar dalam shalat tarawih: ‘Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini’
        Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam Iqtidha Shirati Al Mustaqim hlm 270, “Sebagian orang berpendapat kebidahan terbagi menjadi dua bagian; hasanah dan qabihaah (buruk) dengan dalil pernyataan Umar dalam shalat tarawih: “Sebaik-baik bidah adalah ini” dan dengan dalil dengan beberapa perkataan dan perbuatan yang terjadi setelah Rasulullah dan tidak dilarang; atau dia hasanah karena dalil-dalil yang menunjukkan hal itu dari ijma’ atau qiyas. Terkadang orang yang tidak faham ushul ilmu memasukkan dalam hal ini kebiasaan banyak orang dalam berbagai ibadah dan sejenisnya, lalu menjadikan hal ini sebagai dalil yang menguatkan orang yang menganggap baik sebagian kebidahan. Ada kalanya menjadikan kebiasaannya dan kebiasaan orang yang dikenalnya sebagai ijma’ walaupun tidak tahu pendapat seluruh kaum muslimin dalam hal tersebut. Atau terkadang enggan meninggalkan kebiasaannya seperti kondisi orang yang Allah nyatakan,
        “Apabila dikatakan kepada mereka:”Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab:”Cukuplah untuk kami apa yang kamu dapati bapak-bapak kami mengerjakannya“. (QS. Al Ma’idah: 104)
        Alangkah banyak orang yang dikatakan memiliki ilmu atau banyak ibadah berhujah dengan hujjah-hujjah yang keluar dari pokok ilmu yang diakui dalam agama ini.
        Semoga Allah memberi taufik.
  3. aris
    April 26, 2014 pukul 2:45 pm
    Ass.Wr.Wb. Maturnuwun untuk komennya.Menurut pemahaman saya, komen tsb memperjelas bahwa kata “Kullu ” tidak bermakna seluruh artinya adanya pengecualian, benar nggak ? lebih jelas lihat perkataan Syech Utsaimin insya Allah kl saya nggak salah.
    Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
    masih betah ya komen disini, mudah-mudahan bisa semakin memperjelas,
    betul sekali mas aris, kullu itu bukan berarti semuanya, dengan syarat,.. ada yang mengecualikannya,. jika tidak ada lafadz yang mengecualikannya, maka kullu itu berarti semuanya,. kata pengecualian dalam bahasa arab itu adalah “illaa”
    contohnya banyak, diantaranya hadits rasul , silahkan lihat dipostingan ini haditsnya
    كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى
    SEMUA UMATKU AKAN MASUK SURGA , kecuali yang enggan,. disini berarti KULLU tidak berarti semuanya, ada yang tidak termasuk,
    nah, untuk kata setiap bidah itu sesat, mana yang memalingkan bahwa ada bidah yang tidak sesat, apakah rasulullah mengatakan setiap bidah itu sesat, KECUALI… nah, mana rasulullah menyebutkannya,.
    Kalau tidak, berilah contoh bidah yang dilakukan seperti umar melakukannya, yaitu umar melakukan Shalat tarawih dengan satu imam, lalu umar mengatakan SENIKMAT-NIKMAT BIDAH ADALAH INI , silahkan berikan contoh bidah semisal yang umar lakukan,. yang umar lakukan kan itu yang pertama kali melakukan adalah rasulullah,. rasulullah meninggalkan shalat tarawih tersebut karena takut diwajibkan oleh Allah, karena wahyu masih turun,. sedangkan di jaman umar, tidak mungkin shalat tarawih tersebut menjadi wajib, karena wahyu sudah terputus,.
    Saya bertanya kepada anda,
    1. silahkan copaskan perkataan syaikh utsaimin disini,disertai sumber rujukannya
    2. berikan contoh amalan satu saja yang semisal dengan perkataan umar, yang menurut anda bidah hasanah, padahal yang umar lakukan adalah sunnah hasanah, bukan bidah hasanah,
    • aris
      April 27, 2014 pukul 12:02 am
      Ass.WR.Wb. Terima kasih komennya. Saya membatasi diskusi kita sebatasi pemahaman kata “Kullu” mudah2an kita bisa satu pemahaman bahwa didalam kata “Kullu” masih ada pengecualian. contoh perbuatan Sayyidina Umar, ra sudah saya sebutkan sebelumnya, saya tambahkan dengan perbuatan sahabat a.l. : sholat syukru Wudhu, Baca Al Ikhlas setiap sholat, mudah2an berkenan.
      وَقَدْخَرَجَشَيْءٌكَثِيْرٌلَمْيَدْخُلْفِيْمُلْكِهَامِنْهُشَيْءٌمِثْلُمُلْكِسُلَيْمَانَ.
      “Redaksi seperti “kullu syay’in (segala sesuatu)”adalah kalimat general yang terkadang dimaksudkan pada makna yang terbatas,seperti firman Allah SAW tentang Ratu Saba’: “Ia dikarunia segala sesuatu”.(QS. al-Naml : 23). Padahal banyak sekali sesuatu yang tidak masuk dalamkekuasaannya, seperti kerajaan Nabi Sulaiman AS.” (Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Syarhal-‘Aqidah al-Wasithiyyah, juz 1 hal. 430).
      Bagaimana pendapat antum mengenai perkataan syech Utsaimin tsb ?
      saya tanya kepada anda, syaikh utsaimin berkata seperti itu dalam menjelaskan permasalahan apa? tolong berikan secara lengkap, bukan sepotong-sepotong gitu,.
      sehingga kita bisa mendapatkan maksud dari penjelasan tersebut,.
      jika kaidahnya dipukul rata, atau diterapkan menurut kita sendiri, maka akan amburadul, perkataan syaikh utsaimin dalam hal diatas merupakan penjelasan tentang apa, nanti dibawa ke kulluu bidatin dholalalh, setiap bidah adalah sesat, maka ,.. yang kita dapat adalah kekeliruan, bukan makna yang dimaksud oleh syaikh utsaimin,
      betul sekali, kadang lafadz KULLU Itu bukan bermaksud keseluruhan,. kadang ada pembatasan, dan itu sudah saya jelaskan di komentar sebelumnya, lafadz KULLU bisa berarti ada pembatasan jika ada dalil yang membatasinya,. tapi jika tidak ada dalil yang membatasinya, maka makna KULLU adalah keseluruhan,. tolong tunjukan dalil yang mengatakan makna KULLU itu ada pembatasan, dalam hal ini adalah tentang KULLU bidatin DHOLALAH,
      • aris
        April 27, 2014 pukul 6:59 am
        Hadits sahabat Jarir ibn Abdillah al-Bajali, bahwa ia berkata: Rasulullah bersabda:
        مَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَىْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ (رواه مسلم)
        “Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah yang buruk maka baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim)
        Mengenai perkataan syech Utsaimin saya abaikan karena antum lebih faham karena beliau imam antum, mohon maaf kl salah.
        nah, terimakasih,..
        ini yang dijadikan sebagai dalil bidah hasanah??
        padahal jelas sekali di terjemahan diatas tertulis ” “Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik”
        Nah, apa maksud dari hadits diatas, apa penyebab rasulullah mengatakan seperti itu?
        Silahkan baca hadits tersebut secara utuh, bukan potongan, sehingga anda semakin paham maksud hadits tersebut, dan memahami perkataan Syaikh utsaimin tersebut,.
        sudah saya posting,. sudahkan anda membaca penjelasan dari hadits diatas, sehingga menjadikan perkaranya semakin jelas, seperti yang dijelaskan oleh syaikh utsaimin, silahkan baca disini penjelasannya
  4. aris
    April 25, 2014 pukul 1:55 pm
    Mohon maaf, keterangan anda koq jadi ngaco, jelas2 Sayyidina Umar mengatakan bid’ah malah anda mengatakan bukan bid’ah, terus dari mana anda mendapatkan keterangan “apabila khulafaur rasyidin yang melakukan bid’ah maka perbuatan tsb bukan bid’ah”?
    terimakasih mas aris, mash betah komentar disini,. mudah-mudahan Allah menunjuki anda,
    saya jadi ingat, kemarin anda meminta dalil tentang tangan allah, dan saya kasih ayat alquran yang mengatakan tentang kedua tangan Allah,.
    Kali ini saya kasih hadits tentang perbuatan khulafaur rasyidin itu bukanlah bidah, ini haditsnya mas
    Berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang diberi petunjuk, gigitlah dengan gerahammu, dan hati – hatilah kamu terhadap perkara yang baru karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalahsesat. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, At-Tirmidzy, Al-Hakim, Al-Baghawi)
    Aku Wasiatkan kepada kalian (untuk mengikuti) para sahabatku, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka. (Shahih Sunan Ibnu Majah)
    Kalian akan melihat perselisihan yang hebat sepeninggalku, maka berpeganglah kalian pada sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin Al Mahdiyin sepeninggalku. Gigitlah ia dengan gigi geraham (peganglah kuat-kuat), dan jauhilah perkara-perkara yang baru (dalam agama), karena setiap bid’ah adalah sesat. (Shahih Sunan Ibnu Majah)
    Aku telah meninggalkan kalian dalam keadaan putih bersih, malam harinya (terang) bagaikan siangnya. Tak seorangpun yang berpaling daripadanya sepeninggalku kecuali akan binasa. Dan siapa diantara kalian yang masih hidup, maka dia akan banyak melihat perselisihan. Maka berpeganglah kalian pada apa yang kalian ketahui, dalam sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin Al Mahdiyin. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. (Shahih Sunan Ibnu Majah)
    Ikutilah kedua orang sesudahku. “Beliau mengatakan demikian seraya menunjuk ke arah Abu Bakar dan ‘Umar”. (Shahih Sunan Ibnu Majah)
    Patuhlah kamu sekalian kepadaku (dengan mengikuti sunnahku), para sahabatku, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian tersebar luas kebohongan. (As Silsilah Ash shahihah)
    Umar adalah salah satu khulafaur rasyidin, dan umar juga termasuk salah satu sahabat, bahkan salah satu sahabat yang dijamin masuk surga, termasuk orang yang dikabarkan oleh rasulullah akan masuk surga, maka mustahil Umar melakukan amalan bidah, sebab amalan bidah itu akan menyebabkan pelakunya masuk neraka,
  5. aris
    April 22, 2014 pukul 1:51 pm
    Ass.Wr.Wb.
    Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
    Perkataan Sayyidina Umar ” Sebaik-baik Bid’ah adalah ini ”
    Contoh Perbuatan beliau a.l : Sholat Tarawih, Doa talbiyah, Sholat Dhuha
    Perkataan Beliau diatas mengisyaratkan adanya pengeculian dan Beliaupun melakukannya. Barang siapa menganggap ” semua/ seluruh ” maka sama artinya mengatakan Beliau ahli Bid’ah.
    TErimakasih mas aris, sebenarnya sudah ada jawaban untuk perbuatan umar diatas,. ada dipostingan saya yang sudah diposting lama sekali,.
    Taruhlah perbuatan umar tersebut tidak ada contohnya dari rasulullah, tapi Rasulullah telah merekomendasi khulafaur rasyidin, kita disuruh berpegang teguh dengan sunnah rasulullah dan sunnah khulafaur rasyidin,. dan umar termasuk dari khulafaur rasyidin tersebut,. jadi itu bukan bidah mas,. contoh lain adalah adzan dua kali yang dilakukan oleh utsman bin affan,.
    Untuk anda, saya postingkan artikel tentang perkataan umar, silahkan baca disini
    Oh iya, perlu anda pahami apa yang disebut sunnah rasul, termasuk sunnah rasul adalah persetujuan rasulullah terhadap perbuatan para sahabat, lalu rasulullah tidak menegurnya, bahkan mendiamkan dan menyetujuinya,. contoh ini banyak, contoh yang kita kenal dengan adzan dan iqamat, itu juga berasal dari mimpin seorang sahabat, lalu disampaikan kepada rasulullah, dan rasulullah menyetujuinya, baca disini penjelasan apa itu sunnah, klik disini
1
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, { سِتْرُ مَا بَيْنَ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إذَا دَخَلَ الْكَنِيفَ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ اللَّهِ }( ابن ماجه ) Dinding penutup antara mata jin dan aurat manusia ketika seseorang masuk jamban adalah kalau ia mengucapkan Bismillaah. (HR Ibnu Majah dalam Kitab Thoharoh / 242) Iblis dan bala tentaranya adalah sosok-sosok yang jiwanya kotor terus-menerus. Mereka selalu mengintip aurat dan kejelekan. Iblis telah mencopot pakaian Adam ’alaihis salam dan isterinya sedangkan keduanya itu di surga. Lalu di dunia ini Iblis, wadya balanya, dan partainya membelejeti pakaian taqwa dari jiwa manusia, dan mencopoti pakaian penutup aurat dari badan. Sehingga keadaan telanjang menjadi pemandangan nyata yang dianggap biasa, sedang menampakkan aurat sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan manusia tanpa ada halangannya. Tetapi kalau memang kita tetap teguh mengikuti syari’at Islam, maka tidak akan terjadi yang demikian itu. Iblis tak mampu, sampai di tempat-tempat yang kita harus buka aurat pun, iblis tak mampu melihatnya, (karena ada do’a seperti tersebut di atas). Maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dzikir dan keutamaan berserah diri kepada-Nya itu sebagai pencegah bagi mata barisan iblis dan partainya. ( Lihat Hasan Ahmad Qothomisy, Al-Muwajahah As-Shiro’ ma’as Syaithon wa Hizbihi, Daru Thibah Ar-Riyadh 1415H/ 1995, cet I, hal 147) Wanita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: إنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ Sesungguhnya wanita itu menghadap ke muka dalam bentuk syetan, dan ke belakang dalam bentuk syetan (pula). (HR Muslim Juz 10 Kitab Nikah, hal 177). حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى امْرَأَةً فَأَتَى امْرَأَتَهُ زَيْنَبَ وَهِيَ تَمْعَسُ مَنِيئَةً لَهَا فَقَضَى حَاجَتَهُ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى أَصْحَابِهِ فَقَالَ إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ بْنُ عَبْدِ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا حَرْبُ بْنُ أَبِي الْعَالِيَةِ حَدَّثَنَا أَبُو الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى امْرَأَةً فَذَكَرَ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ فَأَتَى امْرَأَتَهُ زَيْنَبَ وَهِيَ تَمْعَسُ مَنِيئَةً وَلَمْ يَذْكُرْ تُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ. (مسلم) Riwayat dari Jabir bahwa Rasulullah saw melihat seorang perempuan maka beliau datang ke isterinya, Zainab yang sedang menggosok kulit (binatang) miliknya yang mau disamak, lalu beliau menunaikan hajatnya (berhubungan dengan isteri itu), kemudian beliau keluar ke sahabat-sahabatnya, lalu bersabda: Sesungguhnya wanita itu menghadap ke muka dalam bentuk syetan, dan (menghadap) ke belakang dalam bentuk syetan (pula). Maka apabila salah satu di antara kalian melihat seorang perempuan, hendaklah ia datang ke isterinya, karena hal itu membalikkan apa yang ada pada dirinya (yakni gejolak syahwat). Dalam riwayat lain, bahwa Nabi saw melihat seorang perempuan, lalu periwayat menyebutkan seperti tadi, hanya saja dia berkata, maka beliau datang ke isterinya, Zainab, dan dia sedang menggosok kulit yang mau disamak, dan periwayat tak menyebut menghadap ke belakang dalam bentuk syetan. (HR Muslim) Mujahid rahimahullah berkata: Ketika perempuan menghadap ke depan (datang), maka syetan duduk di atas kepalanya lalu menghiasinya untuk orang yang melihatnya, dan ketika perempuan itu menghadap ke belakang (pergi), syetan duduk di atas bagian belakangnya lalu ia memperindahnya untuk orang yang melihatnya.(Al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkaamil Quran, juz 12/ 227) تفسير القرطبي ج: 12 ص: 227
وقال مجاهد إذا أقبلت المرأة جلس الشيطان على رأسها فزينها لمن ينظر فإذا أدبرت جلس على عجزها فزينها لمن ينظر وعن خالد بن أبي عمران قال لاتتبعن النظرة النظرة فربما نظر العبد نظرة نغل منها قلبه كما ينغل الأديم فلا ينتفع به فأمر الله سبحانه وتعالى المؤمنين والمؤمنات بغض الأبصار عما لايحل فلا يحل للرجل أن ينظر إلى المرأة ولا المرأة إلى الرجل فإن علاقتها به كعلاقته بها وقصدها منه كقدصده منها وفي صحيح مسلم عن أبي هريرة قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول إن الله كتب على ابن آدم حظه من الزنى أدرك ذلك لامحالة فالعينان تزنيان وزناهما النظر Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga memperingatkan: { إنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ , وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ , فَاتَّقُوا الدُّنْيَا , وَاتَّقُوا النِّسَاءَ , فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ } Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau. Dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu sekalian khalifah di dunia, lalu Allah mengawasi bagaimana kamu berbuat. Maka jagalah dirimu tentang dunia dan jagalah dirimu tentang wanita. Maka sesungguhnya bencana/fitnah Bani Israil adalah dalam hal wanita. (HR Muslim Juz 17 Kitab Riqoq hal 55). Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Kitab Shahihain: وَفِي الصَّحِيحَيْنِ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رضي الله عنهما عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : { مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ } Aku tidak meninggalkan fitnah/bencana yang lebih berbahaya atas kaum lelaki (selain bahaya fitnah) dari perempuan. (Al-Fath juz 9 , Hadits 5096, dan Muslim juz 18 hal 54) Sa’id bin Al-Musayyib rahimahullah berkata, Jika syetan putus asa mengenai sesuatu maka ia kemudian pasti mendatangi sesuatu itu dari arah perempuan. Sa’id pun berkata lagi, Tidak ada sesuatu yang lebih aku takuti di sisiku kecuali perempuan. (Siyaru ‘a’laamin Nubalaa’ Juz 4 / 237) Kalau syetan putus asa dalam hal tertentu, maka dia akan melancarkan godaan itu dari arah perempuan. Apa yang dikatakan Sa’id bin Al-Musayyib rahimahullah tersebut dalam kenyataan kini tampak nyata. Sudah menjadi rahasia umum, ada proyek-proyek yang dilancarkan pengurusannya pakai umpan wanita. Itulah praktek syetan. Maka Sa’id yang di zaman sahabat tidak ada kebiasaan model syetan seperti sekarang pun, dia paling takut terhadap wanita. Dan hadits tentang wanita kadang panjang, itu tidak lain karena wanita itu adalah pengikut syetan terkutuk yang paling banyak. Wanita pengikut syetan itu adalah tali-tali dan perantara untuk para pengikut syetan. Bagaimana tidak, sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhabarkan bahwa wanita itu penghuni neraka yang paling banyak, dan mereka tidak masuk neraka kecuali karena mengikuti iblis dan tentara-tentaranya. Dan tidaklah manusia mengikuti iblis kecuali karena iblis telah menguasai mereka. Dan iblis tidak menguasai kecuali dengan banyaknya maksiat dan dosa. Sedang kekuasaan iblis dan partainya itu dengan cara menganggap indah dan bagus dosa-dosa dan maksiat. Dalam Hadits disebutkan: إنَّمَا الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتْ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ , Wanita itu adalah aurat, maka apabila ia keluar, diincar oleh syetan. (Hadits Shahih Sunan Tirmidzi no 936, dan Thabrani di Al-Kabier juz 3/ 64, dan lihat Al-Irwaa’ no 273) Perempuan sebagai salah satu sarana iblis untuk merusak Iblis menyodorkan fitnah pada wanita guna menyesatkan dan merusak. Al-Qur’an telah mengisahkan contoh-contoh adanya bencana-bencana/fitnah lewat wanita. Di antara kisah-kisahnya adalah: 1. Godaan Syetan untuk Kaum Tsamud lewat wanita Ibnu Jarir dan lain-lain dari ulama salaf (generasi Sahabat, Tabi’ien, dan Tabi’ut Tabi’ien) menyebutkan bahwa dua wanita dari kaum Tsamud, salah satunya Shoduq putri Al-Mahya bin Zuhair bin Al-Mukhtar, dia adalah bangsawan dan kaya. Sedang ia di bawah suami yang telah masuk Islam, lalu wanita ini menceraikan suaminya itu. Lalu wanita ini mengundang anak pamannya yang disebut Mashro’ bin Mahraj bin Al-Mahya, dan wanita ini menyodorkan dirinya pada lelaki anak pamannya itu bila ia berani membunuh onta (Nabi Shalih ’alaihis salam). Wanita lainnya adalah `Unaizah binti Ghanim bin Majlaz dijuluki Ummu ‘Utsman. Dia ini tua dan kafir, punya anak 4 wanita dari suaminya, Dzu’ab bin Amru, salah satu kepala kaum. Lalu si perempuan tua ini menyodorkan ke-4 putrinya kepada Qadar ibn Salif bila ia berani membunuh onta, maka ia akan kebagian putrinya mana saja yang ia ingini. Lalu dua pemuda (Mashro’ dan Qadar) bersegera untuk membunuh onta itu, dan berusaha mencari teman di dalam kaumnya. Maka 7 orang lainnya merespon ajakannya itu, jadi jumlahnya 9 orang. Mereka inilah yang disebutkan dalam firman Allah subhanahu wata’ala: وَكَانَ فِي الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ(48) Dan adalah di kota itu, sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. (QS. An-Naml[27] :48) Dan mereka berusaha pada seluruh kabilah itu dan mempropagandakan untuk membunuh onta, lalu mereka menyambutnya dan sepakat untuk membunuh onta itu. Lalu mereka berangkat mengintai onta. Ketika onta itu muncul dari kawanan yang mendatangi air, lalu Mashro’ bersembunyi untuk menyergapnya, lantas melemparkan panah padanya dan menancaplah di tulang kaki onta. Dan datanglah wanita-wanita membujuk kabilah itu untuk membunuh onta, sedang wanita-wanita itu membuka wajah-wajahnya (dari kerudungnya) untuk menyemangati kabilahnya. Lalu Qadar bin Salif mendahului mereka mengeraskan (hantaman) pedangnya atas onta itu maka putuslah urat di atas tumitnya, lalu jatuh tersungkurlah onta itu ke bumi.(Tafsir At-Thabari juz 8 / 227-228, Al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir juz 1/ 127, Al-Kamil fit Taariekh Ibnul Atsier juz 1/ 51-52). تفسير الطبري ج: 8 ص: 227
وكانت امرأة من ثمود يقال لها عنيزة بنت غنم بن مجلز تكنى بأم غنم وهي من بني عبيد بن المهل أخي دميل بن المهل وكانت امرأة ذؤاب بن عمرو وكانت عجوزا مسنة وكانت ذات بنات حسان وكانت ذات مال من إبل وبقر وغنم وامرأة أخرى يقال لها صدوف بنت المحيا بن زهير بن المحيا سيد بني عبيد وصاحب أوثانهم في الزمن الأول وكان الوادي يقال له وادي المحيا وهو جد المحيا الأصغر أبي صدوف وكانت صدوف من أحسن الناس وكانت غنية ذات مال من إبل وغنم وبقر وكانتا من أشد امرأتين في ثمود عداوة لصالح وأعظمهم به كفرا وكانتا تحبان أن تعقر الناقة مع كفرهما به لما أضرت به من مواشيهما وكانت صدوف ثم ابن خال لها يقال له صنتم بن هراوة بن سعد بن الغطريف من بني هليل الراوي فحسن إسلامه وكانت صدوف قد فوضت إليه مالها فأنفقه على من أسلم معه من أصحاب صالح حتى رق المال فاطلعت على ذلك من إسلامه صدوف فعاتبته على ذلك فأظهر لها دينه ودعاها إلى الله وإلى الإسلام فأبت عليه وسبت ولده فأخذت بنيه وبناته منه فغيبتهم في بني الذي هي منه وكان صنتم زوجها من بني هليل وكان ابن خالها فقال لها ردي علي ولدي فقالت حتى أنافرك إلى بني صنعان بن عبيد أو إلى بني جندع بن عبيد فقال لها صنتم بل أنا أقول إلى بني مرداس بن عبيد وذلك أن بني مرداس بن عبيد كانوا قد سارعوا في الإسلام وأبطأ عنه الآخرون فقالت لا أنافرك إلا إلى من دعوتك إليه فقال بنو مرداس والله لتعطينه ولده طائعة أو كارهة فلما رأت ذلك أعطته إياهم ثم إن صدوف وعنيزة تحيلا في عقر الناقة للشقاء الذي نزل فدعت صدوف رجلا من ثمود يقال له الحباب لعقره الناقة وعرضت عليه نفسها بذلك إن هو فعل فأبى عليها فدعت ابن عم لها يقال
تفسير الطبري ج: 8 ص: 228
مصدع بن مهرج بن المحيا وجعلت له نفسها على أن يعقر الناقة وكانت من أحسن الناس وكانت غنية كثيرة المال فأجابها إلى ذلك ودعت عنيزة بنت غنم قدار بن سالف بن جندع رجلا من أهل قرح وكان قدار رجلا أحمر أزرق قصيرا يزعمون أنه كان لزنية من رجل يقال له صهياد ولم يكن لأبيه سالف الذي يدعى إليه ولكنه قد ولد على فراش سالف وكان يدعى له وينسب إليه فقالت أعطيك أي بناتي شئت على أن تعقر الناقة وكانت عنيزة شريفة من نساء ثمود وكان زوجها ذؤاب بن عمرو من أشراف رجال ثمود وكان قدار عزيزا منيعا في قومه فانطلق قدار بن سالف ومصدع بن مهرج فاستنفرا غواة من ثمود فاتبعهما سبعة نفر فكانوا تسعة نفر أحد النفر الذين اتبعوهما رجل يقال له هويل بن ميلغ خال قدار بن سالف أخو أمه لأبيها وأمها وكان عزيزا من أهل حجر ودعير بن غنم بن داعر وهو من بني حلاوة بن المهل ودأب بن مهرج أخو مصدع بن مهرج وخمسة لم تحفظ لنا أسماؤهم فرصدوا الناقة حين صدرت عن الماء وقد كمن لها قدار في أصل صخرة على طريقها وكمن لها مصدع في أصل أخرى فمرت على مصدع فرماها بسهم فانتظم به عضلة ساقها وخرجت أم غنم عنيزة وأمرت ابنتها وكانت من أحسن الناس وجها فأسفرت عنه لقدار وأرته إياه ثم ذمرته فشد على الناقة بالسيف فكشف عرقوبها فخرت ورغت رغاة واحدة تحذر سقبها ثم طعن في لبتها فنحرها Wanita yang menyemangati Mashro’ adalah isteri pemimpin, sedang yang menyemangati Qadar adalah isteri pejabat juga. Adapun Qadar bin Salif sendiri termasuk pemimpin, jadi mereka itu orang elit semua. Perempuan pertama telah menyodorkan dirinya kepada Mashro’, sedang perempuan kedua menyodorkan puteri-puterinya kepada Qadar. Dan perempuan-perempuan kabilah itu telah keluar dengan membujuk orang-orang agar membunuh onta dengan cara membuka wajah-wajah mereka. Sungguh telah terjadi fitnah wanita itu sebagai jalan masuknya Iblis kepada para pembesar, dan Iblis bersandar bersama mereka untuk membunuh onta yang menjadi ayat Allah subhanahu wata’ala yang disampaikan kepada nabi-Nya, Shalih ’alaihis salam. Demikian ini tampak bagi kita, para pembesar (kaum elit) bersepakat semuanya, laki-laki maupun perempuan. 2. Kepala Nabi Yahya ’alaihis salam Dipenggal demi permintaan Pelacur Hal itu dikatakan kepada Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu oleh Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha di suatu tempat di Masjidil Haram. Demikian itu ketika Ibnu Zubair radhiyallahu ‘anhu disalib, lalu Ibnu Umar menoleh ke Asma’ seraya berkata: Jasad (anakmu) ini sebenarnya bukan apa-apa, sedang yang di sisi Allah adalah arwahnya. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah subhanahu wata’ala dan bersabarlah. Lalu Asma’ menjawab, Apa yang menghalangiku (untuk bersabar), sedangkan kepala Yahya bin Zakaria ’alaihis salam (saja) sungguh telah dihadiahkan kepada seorang pelacur dari Bani Israel. (Siyaru A’laamin Nubalaa’ juz 2/ 294, Al-Fashlu fil Milal 4/ 57, Al-Muhalla juz 2/22, ‘Audul Hijaab juz 2/195, dan orang-orangnya terpercaya, khabar itu tetap untuk kisah., Al-Muwajahah hal 80). الفصل في الملل [ جزء 4 – صفحة 57 ]
عن سفيان بن عيينه عن منصور بن صفية عن أمه صفية بنت شيبة قالت دخل ابن عمر المسجد فأبصر ابن الزبير مرطوحا قبل أن يصلب فقيل له هذه أسماء بنت أبي بكر الصديق فمال إليها فعزاها وقال إن هذه الجثث ليست بشيء وإن الأرواح عند الله فقالت أسماء وما يمنعني وقد أهدي رأس يحيى بن زكريا إلى بغي من بغايا بني إسرائيل Kenyataan dari kisah ini adalah Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuma menyebutkan dibunuhnya Nabi Yahya ’alaihis salam itu karena (permintaan) pelacur. Di sini kita lihat puncak kekuasaan iblis atas orang-orang elit dengan dorongan syahwat seks di mana sampai membunuh seorang nabi Allah yaitu Yahya bin Zakaria ’alaihimas salam. Walaupun berbeda-beda kitab-kitab tarikh dalam rincian peristiwa itu, hanya saja intinya adalah; Seorang raja masa itu di Damskus ada yang menginginkan kawin dengan sebagian mahramnya atau wanita yang tidak halal baginya untuk dikawini. Lalu Nabi Yahya ’alaihis salam mencegahnya, sedangkan wanita itu menginginkan raja itu, maka ada suatu (ganjalan) yang menetap di dalam jiwa wanita dan raja itu terhadap Nabi Yahya ’alaihis salam. Maka ketika antara wanita dan raja itu terjadi percintaan, wanita itu minta agar diberi darah Yahya, lalu raja akan memberikan padanya. Maka raja mengutus orang untuk mendatangi Nabi Yahya ’alaihis salam dan membunuhnya, dan membawakan kepala Yahya kepada wanita itu! (Lihat Tarikh At-Thabari j 1/ 346-347, Al-kamil Ibnu Atsir j 1/ 171, Al-Bidayah wan Nihayah j 1/49) تاريخ الطبري [ جزء 1 – صفحة 346 ]
إن ملك بني إسرائيل كان يكرم يحيى بن زكرياء ويدني مجلسه ويستشيره في أمره ولا يقطع أمرا دونه وإنه هوي أن يتزوج ابنة امرأة له فسأل يحيى عن ذلك فنهاه عن نكاحها وقال لست أرضاها لك فبلغ ذلك أمها فحقدت على يحيى حين نهاه أن يتزوج ابنتها فعمدت إلى الجارية حين جلس الملك على شرابه فألبستها ثيابا رقاقا حمرا وطيبتها وألبستها من الحلي وألبستها فوق ذلك كساء أسود فأرسلتها إلى الملك وأمرتها أن تسقيه وأن تعرض له فإن أرادها على نفسها أبت عليه حتى يعطيها ما سألته فإذا أعطاها ذلك سألته أن تؤتى برأس يحيى بن زكرياء في طست ففعلت فجعلت تسقيه وتعرض له فلما أخذ فيه الشراب أرادها على نفسها فقالت لا أفعل حتى تعطيني ما أسألك قال ما تسأليني قالت أسألك أن تبعث إلى يحيى بن زكرياء فأوتى برأسه في هذا الطست فقال ويحك سليني غير هذا قالت ما أريد أن أسألك إلا هذا قال فلما أبت عليه بعث إليه فأتي برأسه والرأس يتكلم حتى وضع بين يديه وهو يقول لا تحل لك فلما أصبح إذا دمه يغلي فأمر بتراب فألقي عليه فرقى الدم فوق التراب يغلي فألقي عليه التراب أيضا فارتفع الدم فوقه فلم يزل يلقى عليه التراب حتى بلغ سور المدينة وهو في ذلك يغلي وبلغ صيحائين فنادى في الناس وأراد أن يبعث إليهم جيشا ويؤمر عليهم رجلا فأتاه بختنصر فكلمه وقال إن الذي كنت أرسلت تلك المرة ضعيف فإني قد دخلت المدينة وسمعت كلام أهلها فابعثني فبعثه فسار بختنصر حتى إذا بلغوا ذلك المكان تحصنوا منه في مدائنهم فلم يطقهم فلم ااشتد عليه المقام وجاع أصحابه أراد الرجوع فخرجت إليه عجوز من عجائز بني إسرائيل فقالت أين أمير الجند فأتي به إليها فقالت إنه
تاريخ الطبري [ جزء 1 – صفحة 347 ]
بلغني أنك تريد أن ترجع بجندك قبل أن تفتح هذه المدينة قال نعم قد طال مقامي وجاع أصحابي فلست أستطيع المقام فوق الذي كان مني فقالت أرأيتك إن فتحت لك المدينة أتعطيني ما أسألك فتقتل من أمرتك بقتله وتكف إذا أمرتك أن تكف قال لها نعم قالت إذا أصبحت فاقسم جندك أربعة أرباع ثم أقم على كل زاوية ربعا ثم ارفعوا بأيديكم إلى السماء فنادوا إنا نستفتحك يا الله بدم يحيى بن زكرياء فإنها سوف تتساقط ففعلوا فتساقطت المدينة ودخلوا من جوانبها فقالت له كف يدك اقتل على هذا الدم حتى يسكن فانطلقت به إلى دم يحيى وهو على تراب كثير فقتل عليه حتى سكن فقتل سبعين ألف رجل وامرأة فلما سكن الدم قالت له كف يدك فإن الله عز وجل إذا قتل نبي لم يرض حتى يقتل من قتله ومن رضي قتله Demikianlah kondisi orang-orang terlaknat yang tidak menahan diri untuk tidak membunuh nabi-nabi Allah. Bagaimana mereka tidak dilaknat? Sedangkan Nabi-nabi Allah itu penyulut hidayah dan pemegang bendera kebenaran dan Tauhid, sedangkan iblis terlaknat itu pembawa bendera neraka dan panji-panji kekafiran serta syirik. (Dipetik dari Al-Muwajahah as-Shiro’ ma’as Syaithon wa Hizbihi oleh Hasan Ahmad Qothomisy, Darut Thibah Ar-Riyadh cet I, 1415H / 1995 M) 3. Isteri Al-Aziz serta Yusuf `alaihis salam Allah subhanahu wata’ala berfirman: وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ(23)وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ(24)وَاسْتَبَقَا الْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُ مِنْ دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَى الْبَابِ قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَنْ يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ(25) “Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggali di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: `Marilah ke sini, Yusuf berkata, Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zhalim tidak akan beruntung.” “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” “Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata, Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?” (QS Yusuf [12] : 23-25) Firman Allah subhanahu wata’ala lagi: فَلَمَّا رَأَى قَمِيصَهُ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ إِنَّهُ مِنْ كَيْدِكُنَّ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ(28)يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا وَاسْتَغْفِرِي لِذَنْبِكِ إِنَّكِ كُنْتِ مِنَ الْخَاطِئِينَ(29) “Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu (wanita) adalah besar.” “(Hai) Yusuf: Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai isteri) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah.” (QS Yusuf [12] : 28-29) Sesungguhnya kisah Yusuf ’alaihis salam adalah contoh terbesar dalam menjelaskan konsentrasi iblis atas kalangan penguasa, dan iblis menguasai mereka dari segi syahwat seks melalui wanita. Sampai anak lelaki yang dibeli pun kemudian dirayu untuk menzinai isteri tuannya. Allah menunjukkan bukti betapa iblis menggoda lewat wanita terhadap manusia pilihan, yaitu Yusuf as, yang secara keturunan adalah tertingi di kalangan para nabi. (Lihat hadits Nabi Muhammad saw dalam Shahih Al-Bukhari, kitab al-anbiya’) Karena Nabi Yusuf as adalah nabi, bin nabi, bin nabi, bin nabi. Yaitu Nabi Yusuf as, bin Nabi Ya’qub as, bin Nabi Ishaq as, bin Nabi Ibrahim as. Secara keteguhan agama, Yusuf yang dipelihara tuannya di Mesir itu adalah calon nabi, yaitu orang yang dipercaya oleh Allah swt untuk membawa risalah kepada umatnya. Namun orang yang luhur derajatnya secara agama dan keturunan itupun diupayakan oleh Iblis untuk digarap, agar terjerumus ke perbuatan nista, perzinaan; hanya saja Allah swt tetap menyelamatkannya. Akibatnya Yusuf as dipenjarakan karena tak memenuhi hasrat isteri penguasa itu. Jadi, orang yang menyelamatkan diri dari perbuatan nista dan kotor, justru dipenjara. Kisah ahsanal qoshosh, sebagus-bagusnya kisah itu difirmankan Allah swt dalam satu surat khusus di Al-Qur’an, surat Yusuf, tentu agar menjadi peringatan. Dengan membaca ayat-ayat tentang kisah itu tidak perlu keterangan tambahan. Tetapi di sini tampak bagi kita gambaran dari kalangan papan atas (at-thobaqotur rooqiyyah) di masa ribuan tahun lalu, seakan-akan aksi jahat iblis lewat wanita itu adalah yang ada pada hari ini pula, dengan leluasa dalam mengarahkan penyelewengan seks, dan kecenderungan untuk menutup-nutupinya dari masyarakat. Dan inilah pentingnya semua kisah itu. (Dari buku Hartono Ahmad Jaiz, Sumber-Sumber Penghancur Akhlaq Islam, Pustaka Nahi Munkar, Surabaya- Jakarta, 2010)  

Berduaan dengan Lawan Jenis (Dialog antara Iblis dengan Nabi Musa As)

Posted: September 2, 2013 in Kebenaran Islam
Tag:,

Bismillaahirrahmaanirrahiim. . .
Berduaan dengan lawan jenis. Berkenaan dengan hal ini, Nabi SAW sejak jauh-jauh hari telah mengingatkan kita agar tidak terjebak dalam perangkap syetan. Beliau bersabda:
”Janganlah salah seorang kalian menyendiri dengan seorang perempuan kecuali bersama mahramnya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Suatu ketika Iblis yang terkutuk mendatangi Musa As yang sedang bermunajat kepada Tuhannya. Malaikat pun berseru kepadanya (Iblis), ”Celaka kau, apa pula yang engkau inginkan darinya sementara ia sedang dalam posisi bermunajat kepada Tuhannya seperti ini?” Iblis menjawab, ”Aku mengharapkan darinya apa yang aku harapkan dari Adam, ayahnya saat di syurga”. (Talbis Al Iblis, hal.38). Saat Musa As sedang duduk-duduk di majelisnya, tiba-tiba Iblis datang dengan memakai baju bertudung kepala yang berwarna-warni. Begitu mendekat, ia langsung melepaskan baju tudung kepala tersebut dan mencopotnya, kemudian datang menghadap dan berseru menyalaminya, ”Semoga keselamatan senantiasa meyertaimu, Musa”. ”Siapa engkau?” tanya Musa As.
”Aku Iblis!” jawabnya.
”semoga Allah tidak menyelamatkan dirimu. Apa yang membawamu kemari?” tegas Musa As.
”Aku datang untuk menyalami engkau lantaran posisi dan kedudukan engkau di sisi Allah,” jawab Iblis.
”Apa yang tadi engkau kenakan?” tanya Musa As.
”itu adalah pakaian yang aku gunakan untuk mencuri hati anak Adam,” Jawab Iblis.
”Kalau begitu apa yang biasanya dilakukan manusia sehingga engkau bisa menguasainya dengan mudah?” tanya Musa As. ”Jika ia takjub terhadap diri sendiri, terbuai dengan amalannya, dan melupakan dosa-dosanya. Selain itu, aku juga ingin mengingatkan tigal hal kepadamu, yaitu: jangan pernah berduaan dengan wanita yang belum halal bagimu, karena jika seorang pria berduaan dengan seorang wanita yang belum halal baginya maka aku akan menjadi temannya, hingga akhirnya ia tergoda dengannya. Janganlah sekali-kali engkau mengucapkan janji kepada Allah kecuali jika memang dapat engkau tepati, karena jika seseorang berjanji kepada Allah maka aku akan menjadi temannya, belum lagi teman-temanku, hingga akhirnya aku menghalang-halanginya untuk menepati janji tersebut. Janganlah sekali-kali engkau mengeluarkan sedekah kecuali engkau benar-benar melaksanakannya, karena jika seseorang tidak mengeluarkan sedekah yang belum ia laksanakan maka aku akan menjadi temannya, belum lagi teman-temanku, hingga akhirnya aku menghalang-halangi dirinya untuk mengeluarkan sedekah tersebut”. Tegas Iblis. Setelah itu Iblis berpaling pergi seraya berseru, ”Celaka Celaka Celaka, Musa telah mengetahui hal-hal yang semestinya dijauhi oleh anak Adam”. (Talbis Al Iblis, Halaman 38). Sumber: buku berjudul ”Pergulatan Jin dan Syetan dengan para Nabi, Sahabat dan orang-orang Shalih”, oleh Jamal Sayyid Ahmad Ad-Daqnawi. 

Beranda Muslimin


lunapic_136454165248145_58
“Dan di bumi terdapat tanda2 (kebesaran Allah) bagi orang2 yg yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. Az-Zariyat:20-21)
Telapak tangan kita adalah bukti penciptaan ALLAH SWT, diantara dari kita banyak yg tidak menyadari hal ini..
1. Kalimat ALLAH dalam bahasa arab jika dipisah ialah alif, lam, lam, dan ha.
Coba lihat 1 telapak tangan kita, lihat jari-jarinya. kelingking ialah alif, jari manis ialah lam, jari tengah ialah lam, telunjuk dan jempol ialah ha.
2. Lihat garis tangan kita pada kedua telapak tangan, garis tangan kita seperti angka arab 18 dan 81, 18 + 81 = 99 (asma’ul husnah/nama2 ALLAH).
3. Satu Telapak tangan kita terdiri dari 19 rusuk tulang, angka 1 = awal, 9 = akhir, jadi 1 dan 9 atau 19 adalah awal dan akhir (ALLAH), sama seperti jumlah huruf basmalah yg berjumlah 19, dan didalam AL-Qur’an pun banyak ditemukan angka-angka 19.
سْمِ    اللَّـهِ    الرَّحْمٰنِ    الرَّحِيمِ  (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang)…………… Segala Puji bagi Allah Ta’ala Rabb semesta Alam, Yang telah memancangkan langit tanpa tiang dan mendudukkan Bumi tanpa Gantungan, yang kesemuanya dan apa-apa yang ada diantara keduanya, semuanya bertasbih dan bersujud hanya kepada-Nya semata. Shalawat dan Salam semoga akan senantiyasa terlimpah terhadap Junjungan kita, Penghulunya Para Nabi, Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga, para Sahabat beliau dan orang-orang yang mengikuti jejak langkah beliau hingga Yaumil Hisab kelak. Amma Ba’du. Sesungguhnya di hadapan mata kita, telah terpampang sebuah Peperangan yang mengglobal antara Kebenaran yang diperankan oleh Ummat Islam dalam menjalankan Syari’at Robbul ‘Alamin melawan Kebathilan yang berusaha memberangus dan melenyapkan Ajaran Islam beserta Para Pemeluknya yang dikomandani oleh Amerika laknatullah ‘alaihim dengan menggunakan istilah “Perang melawan Terror” yang kemudian didukung oleh sekutu-sekutunya dari Negeri-negeri Kafir serta juga diamini oleh para penguasa-penguasa Negeri Kaum Muslimin yang berkhianat terhadap rakyatnya sendiri demi meraih Simpatik dan Pujian dari Negeri-negeri Kafir tersebut yang selanjutnya untuk bisa lebih memuaskan nafsu perut dan syahwat keduniaannya sendiri, walaupun itu semua harus mengorbankan Rakyat Negerinya sendiri. Sekarang, istilah “Terorisme” diartikan sebagai “Tindakan meneror, merusak, dan menghancurkan segala hal yang berhubungan dengan kepentingan AS”. Sebab itu “Dunia” menyatakan jika HAMAS adalah teroris, Muslim Moro adalah teroris, dan sebagainya. Sedang Zionis-Israel & PEMERINTAH AS yang jelas-jelas Dajjal itu tidak disebut teroris. Kaum NeoLib yang jelas-jelas sejak tahun 1967 menjual murah bangsa ini kepada imperialisme asing Yahudi Internasional, juga tidak dikatakan sebagai teroris, padahal dampaknya sangat dahsyat ribuan kali ketimbang semua pemboman yang pernah terjadi di Indonesia. Istilah Terorisme memang dijadikan AS sebagai istilah pengganti untuk “Common-Enemy” setelah istilah “Cold War” atau “The Red Devil” tidak laku lagi. Kita sebagai umat Islam dalam memandang aksi-aksi terorisme di tanah air memang harus bersikap prihatin. Namun jangan salah, teroris yang membom dua sekian peristiwa di tanah air  lalu itu “cuma” menewaskan sekian kecil jumlah orang. Ada teroris yang jauh lebih besar, lebih berbahaya, lebih ganas, lebih rakus, yakni teroris yang dilakukan dengan diam-diam, dengan penuh senyum, yang dilakukan para Neolib sejak empatpuluh tahun lalu di negeri ini. Yang dianggap teroris,  yang beraksi di tanah air ini  adalah teroris kelas kacangan, sedangkan teroris yang menjajah negeri ini sejak empatpuluhan tahun lalu adalah teroris yang sesungguhnya, yang telah berhasil menipu jutaan orang. Korban yang jatuh akibat perbuatan mereka ini jumlahnya ratusan juta orang, dan berjalan dari generasi ke generasi. Yang belakangan inilah yang seharusnya lebih harus diwaspadai dan dilawan. Tapi itu, ya lawannya dengan adil dan bermartabat, sesuai dengan kaidah perang dalam Islam. Dalam posisi itulah Kaum Muslimin Dunia hari ini dikelilingi oleh para Penguasa Durjana nan Jahat bak laksana Bani Israel yang dijajah, ditindas dan dirampoki oleh Penguasa Jalut di era Modern. Dari Tsauban Ra. berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka”. Maka salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena kami sedikit pada hari itu?” Nabi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahan’. Seorang sahabat bertanya: “Apakah ‘wahan’ itu, hai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab: “Cinta dunia dan takut mati”. (HR. Abu Daud). Tidak ada kata lain dan tiada pula cara lain dalam menghadapi Penguasa Jalut ini kecuali Bangkit, Angkat Senjata dan Melawan. Karena sesungguhnya Allah telah menurunkan kepada kita Besi, yang di dalamnya mengandung Kekuatan yang Dahsyat serta Manfaat bagi Manusia yang supaya digunakan oleh orang-orang yang Beriman untuk menolong Allah dan Rasul-Nya. Wahai Saudaraku  Al Muslimun…… Bangunlah…. Mengapa kalian masih belum bangkit-bangkit juga dari keterpurukan ini……. Mengapa kalian masih sibuk dan sibuk dengan dunia kalian, meninggalkan ajaram agama Islam yang murni, mengotori Islam dengan bebagai acara dan tatacara ibadah yang tidak diajarkan nabi, dengan amal-amal yang kalian sendiri tidak tahu dari mana asalnya….tidak tahu atau bahkan tidak ada dalil Al Qur’an dan Al Hadits yang mendasarinya………. Apakah kalian tidak sadar, musuh-musuh kita telah siap siaga menghancurkan kita… Meracuni tubuh kita dengan berbagai makanan rekayasa mereka, lezat rasanya tapi membuat usia kita tidak berlangsung lama. MSG, aspartam (pemanis buatan) dan tiroid (dalam ayam potong) telah menjadi menu harian kita. Sampai vaksin berbahaya (yang dikemas dangan label “imunisasi”) telah menjadi jadwal wajib anak-anak kita….. (lihat artikel tentang produk yg mengandung babi berikut : http://wp.me/p3gX77-5Y )
Apakah kita masih santai-santai saja, berlomba-lomba menumpuk harta, membuat bangunan megah, sibuk dalam urusan dunia kita dan meninggalkan agama kita. Ingatlah bahwa jika kita meninggalkan agama kita, maka kehinaanlah yang akan menjadi pakaian kita… Ingatlah bahwa kita adalah umat Islam yang dulu pernah menguasai dunia karena kekuatan imannya, memenuhi bumi dengan cahaya ketauhidan, membawa manusia untuk beribadah pada Allah yang Satu, dan mendamaikan bumi dengan syari’at-Nya…. Pendahulu kita berjaya karena ketaqwaan mereka…. Tetapi, kondisi kita sekarang adalah…. Tak lebih seperti ayam pedaging yang sedang asyik menikmati makanan enak yang diberikan tuannya tanpa sadar setelah itu ia akan dipotong. Saudaraku Al Muslimun….bangunlah… Ini adalah tipu daya musuh-musuh kita… Mereka ingin menguasai dunia, sebagaimana kita dahulu…… Mereka sangat membenci kita dan berusaha untuk menghabisi kita… Mereka takut, kita akan bangkit, dan memiliki kekuatan untuk meraih kejayaan kembali, yang akan menguasai dan menghinakan mereka. Oleh karena itu mereka sangat membenci kita… Saudaraku Al Muslimun…sadarlah…. Apakah  kalian tidak menyadari dan mencermati…. Bahwa musuh-musuh kita telah mencanangkan skenario-skenario yang tertata rapi  untuk membuat fitnah dalam tubuh umat ini….sebuah fitnah akhir zaman, sebuah fitnah yang akan menghancurkan kita…banyak sekali referensi dan karya tulis yang membahas tentang masalah ini…tapi kalian tetap saja cuek dan tidak peduli, tidak menyentuh sudut rak di toko buku yang bertema fitnah akhir zaman….. SAUDARAKU Al Muslimun… Marilah kita satukan tekad, mengencangkan ikat pinggang, bersikap waspada…, mari kita perbaharui keislaman kita, mengoreksi dan memperbaikinya. Mari kita bersihkan agama kita dari debu-debu bid’ah yang merajalela. Mengembalikan kemurniannya seperti pada masa jayanya…mari kita bertaubat atas segala salah kita, mari kita siapkan diri menyambut Sang Imam akhir zaman yang akan membawa kita pada kebangkitan. Bukan dengan berpangku tangan hanya sekedar menunggu…tapi dengan membersihkan diri kita, agama kita, keimanan kita, agar kita siap, iman kita kuat, untuk menghadapi fitnah akhir zaman yang akan sangat menguji kita, dan siap untuk dibawa kepada kebangkitan dan kejayaan… APAKAH KALIAN YANG MENYATAKAN DAN BERFIKIR BAHWA KHILAFAH ISLAM HARUS KEMBALI BANGKIT DEMI MEMPERBAIKI DUNIA INI YG SEMAKIN RUSAK DARI HARI KE HARI DARI TAHUN KE TAHUN, TETAPI KALIAN SENDIRI TIDAK MAU BERUSAHA UNTUK MEWUJUDKAN APA YG KALIAN NYATAKAN DAN FIKIRKAN ITU DENGAN TINDAKAN KALIAN, DENGAN BANGKIT !!! BUANGLAH RASA NASIONALISME KALIAN, BUANGLAH RASA KEBANGSAAN KALIAN, BUANGLAH PEKERJAAN MONOTON KALIAN YG MENGHAMBAT KALIAN UNTUK BANGKIT DAN MERUBAH DUNIA !!! MASUKLAH KALIAN KE DALAM DIEN ISLAM YG LURUS, WUJUDKANLAH FIKIRAN KALIAN DENGAN MASUK KE PASUKAN KOMANDO KHILAFAH DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU, JADILAH PASUKAN PEMEGANG PANJI-PANJI HITAM. DAFTARKANLAH DIRI KALIAN KIRIM BIODATA KALIAN DI : mujahidin_anonymous@zoho.com   Sudahi thread ini dengan masuk ke link ini, pilih artikel-artikelnya >> Artikel Home << Atau lanjutkan…… Metode yang paling jitu untuk kembali menuju kejayaan umat adalah dengan mengikuti petunjuk Rasulullah, yaitu mengembalikan umat kepada ilmu, membudayakan berpikir ilmiah, berilmu amaliah dan beramal ilmiah, menekankan amal pada ilmu dan ilmu yang diamalkan. Bukan beragama dengan ikut-ikutan tanpa melalui proses belajar. Dalam Al Qur’an Surat Al Isra’: 36 Allah mencela cara beagama yang hanya ikut-ikutan: “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabanya.”(Q.S. Al Isra’:36) Ingatlah pesan Allah dalam Al qur’an: ”Sebahagian besar Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(Q.S.Al Baqoroh: 109) Firman Allah: وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا (16) “Jika Kami berkehendak menghancurkan suatu negeri yang penduduknya zhalim, maka Kami jadikan orang-orang yang suka berbuat sesat di negeri itu sebagai pemimpin, lalu pemimpin itu berbuat durhaka di negerinya. Akibat perbuatan durhaka pemimpin mereka, turunlah adzab kepada mereka dan Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Qs. Al-Israa, 17:16) Di negeri kita ini, telah terjadi kerusakan yang sangat serius: kemiskinan, dekadensi moral, korupsi, narkoba, grativikasi seks, penipuan, juga penindasan dan kezaliman. Padahal institusi negara ada, pemerintah masih berkuasa, tapi belum mampu merubah apalagi memperbaiki nasib rakyat secara signifikan. Mengapa masyarakat Muslim, sebagai penduduk mayoritas di negeri ini, belum mampu mengatasi kebobrokan dirinya sendiri, padahal Islam dengan jelas dan tegas menyeru pada kebaikan dan memerangi segala bentuk kemungkaran, sementara pengikut Islam sendiri berkubang dalam kemaksiatan? Mengapa kenyataan pahit ini terjadi, bukankah Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Saw masih utuh dan sempurna terpampang di hadapan kaum Muslimin? Puasa Ramadhan yang berfungsi untuk mengendalikan nafsu tercela dan buruk, ternyata tidak berdaya mengusir akhlak dan prilaku tercela dari tubuh kaum Muslimin. Tragisnya, sebagian besar rakyat Indonesia bersikap masa bodoh terhadap larangan-larangan Islam, karena mengejar kesenangan duniawi. Akibatnya, menjalankan ibadah hanya sekadar formalitas, setelah itu kembali lagi pada perbuatan yang menjadi kegemarannya, sekalipun hal itu melanggar ajaran Islam dan mengingkari Sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Faktanya, walaupun negara kita telah dilanda berbagai musibah, dan ditimpa bencana berulangkali, tapi rakyat Indonesia tetap saja mengingkari syari’at Allah, tidak bertambah taat pada ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Malahan pusat-puat kemungkaran kian tersebar luas, perbuatan maksiat diperagakan terang-terangan, sedang pemikiran-pemikiran jahiliyah diproduksi secara besar-besaran. Sehingga bumi yang dikaruniakan Allah demikian luas, lautnya yang kaya akan hasil tambang dan daratannya yang subur menghijau, berubah menjadi tempat kebinasaan bagi rakyatnya, seakan-akan eksistensi negara mengundang marabahaya. Kerusakan yang melanda masyarakat umum diperparah lagi dengan kerusakan yang ditimbulkan akibat prilaku buruk para pejabat negara. Disebutkan di dalam Al-Qur’an, suatu negara akan binasa apabila orang-orang durhaka menjadi penguasa dan pejabat negara. Apabila tindakan kejahatan dimulai oleh penguasa dan pejabat negara, niscaya mereka akan menjadi contoh buruk dan lambang kejahatan sepanjang masa. Tampilnya pemimpin bangsa yang durhaka pada Allah sudah pasti akan mengikis jiwa agama dari masyarakat, menyuburkan kemaksiatan dan kedurhakaan di tengah-tengah masyarakat. Dalam kondisi demikian, musuh-musuh Islam merajalela melakukan kemungkaran di dalam negeri, seperti membebaskan peredaran minuman keras, prostitusi, narkoba dan berbagai kemungkaran lain yang merusak akhlak masyarakat. Kenyataan ini secara perlahan-lahan menghancurkan kekuatan dan potensi kaum Muslimin untuk mempertahankan eksistensi dan kehormatannya sebagai rakyat di negara berdaulat. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan para pejabat negeri ini. Mulai dari Presiden SBY, Kapolri Timur Pradopo hingga seluruh jajaran aparat keamanan (Polri maupun TNI) beramai-ramai mengecam ormas Islam dan kelompok2 jihad yg mereka sebut sebagai TERORIS yang hendak melakukan pemberantasan kemaksiatan, kemungkaran, dan kezhaliman pemerintah dan barat. Mereka mengancam akan menindak bahkan hendak membubarkan ormas yang melakukan kekerasan sekalipun atas nama nahyu mungkar (pemberantasan kemungkaran) dan bahkan mereka hendak menembak mati “terduga TERORIS” yg sebenarnya belum jelas apakah mereka benar2 teroris atau mereka hanya menjalankan syariat agama yaitu berjihad? Karena itu, pantaslah kita bertanya. Jika pemerintah bertekad hanya menyelamatkan negara ini dari tindak kekerasan, lalu siapakah yang akan menyelamatkan rakyat Indonesia dari bahaya kemungkaran dan kezhaliman? Ketahuilah, bahaya kekerasan tidak lebih hebat dibanding- kan bahaya kemungkaran dan kemaksiatan. Sebab, kekerasan hanya menyakiti fisik, sedangkan kemungkaran merusak jiwa dan raga sekaligus. Nubuwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengindikasikan 5 hal yang menjadi indikator kehancuran suatu bangsa: عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : خَمْسٌ بِخَمْسٍ : ما نَقَضَ قَوْمٌ العَهْدَ إلا سُلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوُّهُمْ ، وما حَكَمُوا بِغَيْرِ مَا أنْزَلَ اللهُ إلاَّ فَشا فِيهِمُ الفَقْرُ ، وَلاَ ظَهَرَتْ فِيهِمُ الفاحِشَةُ إلاَّ فَشَا فِيهِمُ المَوْتُ ، وَلاَ طفَّفُوا المِكْيالَ إِلاَّ مُنِعُوا النَّباتَ وأُخِذُوا بالسِّنِينَ ، وَلاَ مَنَعُوا الزَّكَاةَ إِلاَّ حُبِسَ عَنْهُمْ القَطْرُ . “Dari Ibnu Abbas ujarnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Lima hal yang menyebabkan terjadinya kehancuran: 1). Kaum yang suka merusak perjanjian, maka mereka pasti dikuasai oleh musuhnya 2). Kaum yang tidak melaksanakan hukum-hukum Allah, niscaya mereka akan mengalami kemelaratan 3). Kaum yang membiarkan pelacuran merajalela, niscaya bencana kematian mengancam mereka 4). Kaum yang mencurangi takaran dan timbangan, niscaya mereka akan mengalami paceklik dan berbagai macam penyakit. 5). Kaum yang tidak mau menunaikan zakat, niscaya mereka susah mendapatkan hujan.” (HR. Thabrani) Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah الله أكبر ، الله أكبر، الله أكبر ، ولله الحمد … Kini, kita sedang menyaksikan berlangsungnya kemungkaran dan kezaliman kolektif yang dilakukan orang-orang kafir secara global dan sistematis. Di Australia, hari-hari sekarang sedang terjadi euforia anti makanan halal, di sejumlah negara Eropa telah mensahkan UU bolehnya kawin sejenis (lesbian dan homoseksual). Sedangkan di Indonesia, sedang dipropagandakan zina mut’ah oleh kaum Syi’ah yang mendapat sambutan dari kaum liberal. Di tengah-tengah berlangsungnya proses setanisasi kehidupan seperti itu, kondisi yang dialami umat Islam hari ini, bagai berada di bibir jurang, di malam gelap gulita. Berbagai petaka, bencana, penindasan, pelecehan, nestapa dan pilu lainnya dengan bertubi-tubi terus menyertai setiap lembaran sejarah umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari hari ke hari, telinga kita tiada hentinya mendengarkan berbagai berita yang menyayat-nyayat hati. Musuh dari segala aliran dan bangsa dengan bengisnya menindas, menjajah, dan merampas hak umat Islam dengan segala kerakusan dan keserakahannya. Belum usai derita umat Islam di Afghanistan, Iraq, Palestina. Kini umat Islam di bantai di Suriah. Nasib mereka yang melawan rezim Bashar Asad bagai ungkapan penyair. Air mata mengalir dari jiwa yang merintih. Nurani tercabik, terkoyak tersayat pedih, menyaksikan keadaan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dihancurkan jiwa dan raganya. Lebih tragis lagi nasib umat Islam di Rohingya, Burma. Mereka dibantai, diperkosa, dan rumah-rumah mereka dihancurkan oleh para penyembah berhala di negeri itu. Mereka tidak diakui eksistensinya sebagai warga negara. Dan kini di Mesir. Pada 3 Juli 2013, militer Mesir menggulingkan presiden terpilih Dr. Muhammad Mursi, dalam sebuah kudeta militer yang terjadi dengan dorongan pihak-pihak asing. Mereka tidak hanya menghina kehendak rakyat dan hukum Mesir, tetapi juga memenuhi penjara-penjara dengan para anggota sah pemerintahan negara tersebut dan tokoh-tokoh Islam. Mereka menahan secara paksa para ulama dan tokoh partai Islam. Puluhan dari mereka, termasuk para wanita dan anak-anak, syahid (insya Allah) dan lebih dari lima ribu dari mereka luka-luka. Militer Mesir melabeli kudeta ini sebagai revolusi rakyat. Kemudian menyematkan tuduhan teroris, ekstrimis dan musuh negara, terhadap rakyat Muslim yang menentang kudeta militer ini untuk membenarkan kezaliman mereka yang tidak sah. Para pemimpin Dunia Barat menganggap demokrasi sebagai pencapaian terbesar dalam sistem kenegaraan, dan menganggap pemilu dan pemerintahan terpilih menjadi hak yang diserahkan pada rakyat. Namun mereka tidak meneteskan ‘air mata’ apapun atas ‘penguburan’ aspirasi rakyat Mesir, malahan mereka menyebut kudeta militer itu sebagai pilihan yang tidak terelakkan. Jika kita melihat ke masa lalu, kita temukan bahwa di Al-Jazair, partai-partai Islam mendapatkan suara mayoritas yang berlimpah dalam pemilu, tetapi bukannya menyerahkan pemerintahan kepada pemerintahan terpilih, mereka dikirim ke kuburan-kuburan dan penjara-penjara. Di Palestina, ketika Hamas memenangkan pemilu, tidak ada yang mengakuinya secara sah, malahan mereka dituduh teroris dan radikalis. Demikian juga, ketika Najmuddin Erbakan berkuasa melalui pemilihan umum di Turki, namun ia dipecat dari jabatannya juga dengan kekuatan semata oleh militer. Dan hari ini, di Mesir, Partai Kebebasan dan Keadilan sebagai sayap politik Ikhwanul Muslimin yang memenangkan pemilu tetapi tidak diberikan kesempatan untuk menyelesai kan masa jabatannya. Rakyat Mesir sedang menunjukkan kehormatan mereka di hadapan kezaliman kudeta militer dengan kesabar- an yang luar biasa. Tapi penguasa militer meresponsnya dengan mengirimkan para penjahat untuk membunuh rakyat. Penyingkiran pemerintahan yang terpilih di Mesir melalui kudeta militer yang tidak bermoral dan ilegal, dan reaksi dingin komunitas internasional membuktikan bahwa slogan demokrasi dan pemilu tidak lain hanyalah propaganda dusta dan menyesatkan. Slogan demokrasi hanya menjadi jimat sakti manakala kekuasaan dipegang oleh pelayan kepentingan Barat, demi meraih dukungan rakyat dan sekaligus dukungan Barat. Tetapi jika partai Islam berkuasa melalui sistem demokrasi, maka pemerintahan partai Islam tersebut pasti akan dipecundangi secara licik dan ilegal. Rangkaian kekacauan di Timur Tengah dewasa ini, merupakan salah satu bukti di antara bukti-bukti lainnya, bahwa Barat sedang melakukan proses penghancuran peradaban Islam dengan kedok demokrasi melawan para diktator boneka Barat sendiri. Seperti slogan Imam Syi’ah Ayatollah Khomeini, mustadh’afin melawan mustakbirin. Dan bukan mustahil, atas nama demokrasi, suatu saat nanti Indonesia juga akan ‘dimesirkan’ atau ‘disuriahkan’ untuk mengeruk kekayaan dan menghancurkan peradaban negeri khatulistiwa ini (negeri SYAM/kebaikan/atlantis ini) [ lihat artikel negeri saba adalah suatu daerah di Indonesia, dan Indonesia ternyata adalah negeri SYAM atau ATLANTIS di artikel berikut : http://wp.me/p3gX77-i ]. Pertama, apabila otoritas kekuasaan negara berada di tangan orang durhaka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: لَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ حَتَّى يَسُودَ كُلَّ قَبِيلةٍ مُنَافِقُوهَا . ”Tidak akan terjadi kiamat sebelum setiap kabilah dipimpin oleh orang-orang munafiqnya.” (Hr. Ath-Thabrani) Kedua, Ulama Mempermainkan Agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ عُبَّادٌ جُهَّالٌ وَقُرَّاءٌ فَسَقَةٌ . “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang tekun beribadah adalah bodoh, sedang para ulama’ rusak moral dan pikirannya.” (Abu Nu’aim dan Al-Hakim) Kita telah melihat betapa banyak ulama dinegeri ini yg menghalalkan musik, dan sistem demokrasi (yg bukan sistem pemerintahan dari AL-Qur’an dan hadits atau sistem khilafah). padahal sudah jelas ALLAH SWT sangat membenci musik dan sistem demokrasi, berikut hadits tentang kebencian ALLAH SWT terhadap musik : Dari Abdurrahman bin Ghanm al-Asy’ari, dia berkata: “Abu ‘Amir atau Abu Malik Al-Asy’ari telah menceritakan kepadaku, demi Allah SWT dia tidak berdusta kepadaku, dia telah mendengar Nabi shallallahu’laihi wa sallam bersabda: “Benar-benar akan ada beberapa kelompok orang dari umatku akan menghalalkan kemaluan (yakni zina), sutera, khamr, dan alat-alat musik. Dan beberapa kelompok orang benar-benar akan singgah ke lereng sebuah gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang miskin mendatangi mereka untuk satu keperluan, lalu mereka berkata: “Kembalilah kepada kami besok.” Kemudian Allah SWT membinasakan mereka pada malam hari dan menimpakan gunung (kepada sebagain mereka), serta merobah yang lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi sampai hari Kiamat. (HR. Bukhari) Rosululloh shallallahu’laihi wa sallam bersabda: “Sekelompok orang dari umatku benar-benar akan minum khamr, dan mereka akan menamakan khamr dengan nama lain. Di atas kepala mereka akan dimainkan alat-alat musik dan penyanyi-penyanyi wanita. Allah SWT akan mem-benamkan mereka ke dalam bumi, dan menjadikan yang lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi.” (HR. Bukhari, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi) Ketiga, Gaya Hidup Mewah jadi Pujaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا كَانَ آخِرُ الزَّمَانِ كَانَ قِوَامُ دِيْنِ النَّاسِ وَدُنْيَاهُمْ الدَّرَاهِمَ وَالدَّنَانِيْرَ. “Kelak di akhir zaman agama dan keduniaan mereka dinilai berdasarkan berapa uang dirham dan dinar yang mereka miliki.” (Ath-Thabrani). Di zaman ini parameter martabat seseorang ditentukan oleh harta yang mereka miliki. Orang disebut sukses apabila punya rumah mewah, mobil mewah, gaya hidup mewah. Sedang orang yang hidup sederhana, apalagi miskin, selalu saja disebut sebagai orang yang gagal. Keshalihan dan popularitas seorang muballigh juga diukur dari harta dan penampilannya. Apakah dia seorang yang berilmu dan berakhlak mulia, sama sekali bukan ukuran yang utama, sehingga tidak sedikit ulama’, ustadz, kyai, tuan guru, berlomba-lomba mendapatkan harta dan jabatan demi memperoleh kehormatan. Padahal seorang shalih mengatakan: “Ketika agama dimuliakan di atas harta dunia, maka Allah akan membuat dunia hina baginya. Dan ketika kita menyembah harta dunia, maka agama akan hilang dari lubuk hati dan para pencari dunia pasti akan mengalahkan kita.” Sadarlah wahai saudara2ku semuslimat, kita telah terpedaya oleh syaiton JIN dan syaton manusia yg berada dibumi ini, dan inilah pengakuan syaiton..“dan aku (syaiton) akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan2 kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga2 ternak), lalu mereka benar2 memotongnya, dan akan aku (syaiton) suruh mereka (mengubah ciptaan ALLAH), lalu benar2 mereka mengubahnya”.
“barang siapa yg menjadikan syaiton menjadi pelindung selain ALLAH, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yg nyata”. (an-nissa ayat 119). dan kami merasakan sesuatu…”sesungguhnya dunia ini ialah surga mereka (syaiton). Dan mereka sangat berkeinginan mengusir (akhlak baik) kita (umat manusia) dari dunia ini dan menyesatkan kita menuju neraka”. “barang siapa diantara kamu menjumpai kemungkaran maka hendaklah ia mencegah dengan tangan (kekuasaan)nya, apabila tidak mampu hendaklah dgn lisannya, dan jika masih belum mampu juga hendaklah ia mencegah dgn hatinya. Dan (dgn hatinya) itu adalah selemah-lemahnya iman”. (hadist riwayat muslim) “Aku tertawa (heran) kepada orang yang
mengejar-ngejar­ (cinta) dunia padahal kematian
terus mengincarnya, dan kepada orang yang
melalaikan kematian padahal maut tak pernah
lalai terhadapnya, dan kepada orang yang
tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak
tahu apakah Tuhannya ridha atau murka
terhadapnya.” (Salman al Farisi (Az Zuhd, Imam
Ahmad Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,“Barang siapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraik­an urusannya dan menjadikan kemiskinan/­tidak pernah merasa cukup (selalu ada) dihadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barang siapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/­selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya,dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)”.”[HR Ibnu Majah 4105, Ahmad 5/183, Ad-Daarimi 229, Ibnu Hibban 680] “Sungguh diantara kalian akan mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta, walaupun mereka memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka.” Diantara para sahabat ada yang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud (di sini) adalah pemeluk agama Yahudi dan Nashrani?.” Rasulullah menjawab, “Siapa lagi (kalau bukan mereka)?.” [HR.Bukhari] Mereka yg bekerja dibalik layar adalah orang2 yg menganggap diri mereka pemberi amalan untuk kaum yahudi dan nashrani, agar kaum yahudi dan nashrani yg lain mempraktekan pesan2 sesat didalam film2 holywood mereka demi amalan itu (yg sebenarnya ialah menyesatkan, tetapi mereka menganggap itu adalah amalan kebaikan, juga demi kesuksesan didunia). Sebenarnya, akar dari  masalah-masalah dan tragedi yg terjadi di dunia ini ada di kitab talmud mereka, dan melalui film-film holywood mereka sendiri, mereka menyebarkan pesan-pesan konspirasi dari tragedi-tragedi yg ada di dunia ini, yg sengaja ditutupi melalui sebuah film, agar jika ada seseorang yg sadar bahwa ada pesan-pesan konspirasi dari tragedi-tragedi di seluruh dunia melalui film-film holywood dan memberitahukannya kepada orang-orang, orang-orang tidak akan percaya. Karena film-film holywood hanyalah film fiksi yg tidak mempunyai arti apa-apa di dunia nyata. Padahal jika kita pahami 1 dari film holywood dan menggabungkan film trsebut dengan tragedi yg ada di dunia ini, maka akan ditemukan suatu “rahasia besar yg di sembunyikan”. Dan rahasia yg disembunyikan dari 1 film holywood akan mempunyai efek “berantai” terhadap rahasia2 lain yg di sembunyikan di film2 holywood yg lain, yg brhbungan dgn tragedi2 di dunia nyata. Sebagai contoh film resident evil, zombie2 diibaratkan kaum2 muslimin yg miskin compang-camping pakaiannya, mereka menjadi zombie dan memakan daging orang2 lainnya, sebagai makna kaum2 muslimin yg ingin mencari nafkah kepada kaum2 yahudi dan nashrani dengan menggigit daging2 mereka/harta2 mereka dibumi yg telah dikuasai dan dihancurkan oleh mereka sendiri beserta para kaum zionis (lihat dunia para zombie, betapa kacaunya dunia tersebut, yg disebabkan oleh kaum2 yahudi dan nashrani melalui propaganda penjajahan terhadap kaum muslimin yg sedang mencari nafkah dibumi ALLAH, sehingga para muslimin ikut menghancurkan buminya sendiri tanpa mereka sadari).
Betapa banyak di bumi kita ini penguasa2 yg zalim, dari kaum2 yahudi dan nashrani, dan sebagian lainnya ialah penguasa muslim yg bekerja sama dengan para zionis, untuk menghancurkan bumi ini dan berbuat zalim, menghancurkan akhlak kepada semua orang..
Dilihat dari film resident evil tersebut, mereka para jagoan di film tersebut diibaratkan kaum yahudi dan nashrani, kemudian jagoan2 tersebut menembak kepala para zionis untuk melumpuhkan/membunuh zombie2 tersebut, ini bermakna para kaum2 yahudi dan nashrani menembakkan doktrin2 ke dalam kepala kaum muslimin agar mereka terbunuh akhlaknya.. residentevil-armageddon   (kelak, jika imam mahdi telah muncul ditengah2 kita, mereka para zionis yg mengolok-olok kita sebagai zombie2, mereka akan mendapat balasannya, mereka akan di olok2 menjadi zombie resident evil (rakyat syiaton/iblis) oleh kita umat muslim dan imam mahdi sebagai jagoannya, jadi kita seakan-akan masuk ke dalam dunia game “RESIDENT EVIL ZIONIS : ARMAGEDDON”)   Pada siaran Larry King Live pada bulan April 1996, aktor Marlon Brando membuat pernyataan:
“Hollywood dipimpin oleh orang-orang Yahudi. Hollywood dimiliki oleh orang-orang Yahudi, dan mereka harus punya sensitivitas tentang persoalan yang diderita oleh orang lain, akibat apa yang telah mereka eksploitasi kepada orang-orang itu”.   freedoom
FREE-DOOM EFECT……
﴾ Ali Imran:196 ﴿
Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Gambar (1.) Semua orang mengatakan ini. Akhir pekan datang dalam waktu singkat. Apakah akhir pekan datang begitu cepat di masa lalu? Hari-hari tersebut tidak terelewati. [Sekarang] hari berakhir dalam sekejap. Satu kali tidur untuk sementara waktu, untuk tujuh atau delapan jam, kemudian dia terbangun, sarapan bekerja siang bertemu sore, sore bertemu malam dan hari berakhir. Orang pergi bekerja dan dalam waktu singkat kembali ke rumah dan tidur. Dia tidak punya waktu untuk bernapas dan tidak banyak melakukan amalan. wallahu’alam. kita merujuk pada hadits rosulullah SAW untuk kejadian waktu yg singkat ini sebagai tanda akhir zaman, “Rasulullah salawlahu alaihi wassalam bersabda : “Hari Kiamat tak akan datang kecuali waktu semakin singkat. Penyingkatan ini terjadi sedemikian cara seperti satu tahun yang berlalu seperti sebulan, dan sebulan yang berlalu seperti seminggu, dan seminggu berlalu seperti satu hari dan satu hari yang berlalu seperti satu jam dan satu jam yang berlalu seperti secepat kilat.” (Tirmidhi, Zuhd: 24, 2333). “Waktu akan semakin singkat dan malam dan siang datang silih berganti” ( Kematian, Hari Kiamat- Pertanda Akhir Zaman, Halaman .374 no.681). Gambar (2.) Allah ta’ala berfirman:
يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيْهِمَا إِثْمٌ كَبِيْرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا. “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS. al-Baqoroh: 219) Firman Allah ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَاْلأَنْصَابُ وَاْلأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. إِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُوْنَ. “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sholat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. al-Ma`idah: 90-91) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ الْخَمْرَ وَالْمَيْسِرَ وَالْكُوْبَةَ. “Sesungguhnya Allah mengharamkan khamar, judi, dan alat musik.” (Hadits shahih. Lihat: ash-Shohihah, no. 1806 & 2425) Gambar (3.) sistem Pendidikan sekuler berbeda dengan sistem pendidikan syari’ah, ingat hadits2 rasulullah saw berikut : عَنْ مَالِك أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ. رواه الامام مالك في الموطأ Artinya: “Telah aku tinggalkan di tengah-tengah kamu dua perkara yang jika kamu berpegang kepada keduanya niscaya tidak akan tersesat selamanya; Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya” (HR Malik) “Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’) dan ilmu yg dimaksud rosulullah SAW itu adalah mempelajari dan mengajari kitabullah….. “Wahai Abu Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka’at.” (HR. Ibnu Majah) Jangan sampai generasi kita menjadi para pemimpin yg sekarang ini, pemimpin yg sesuai hadits berikut : Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673) lihat link berikut : http://wp.me/p3gX77-3n dan http://wp.me/p3gX77-9Y Gambar (4.)
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS.AL-Baqarah:188) “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS.AL-Anfal:27) Gambar (5.) dan (6.) Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669). Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ “Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319) “Dari Abdurrahman bin Ghanm al-Asy’ari, dia berkata: “Abu ‘Amir atau Abu Malik Al-Asy’ari telah menceritakan kepadaku, demi Alloh dia tidak berdusta kepadaku, dia telah mendengar Nabi shallallahu’laihi wa sallam bersabda: “Benar-benar akan ada beberapa kelompok orang dari umatku akan menghalalkan kemaluan (yakni zina), sutera, khamr, dan alat-alat musik. Dan beberapa kelompok orang benar-benar akan singgah ke lereng sebuah gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang miskin mendatangi mereka untuk satu keperluan, lalu mereka berkata: “Kembalilah kepada kami besok.” Kemudian Alloh membinasakan mereka pada malam hari dan menimpakan gunung (kepada sebagain mereka), serta merobah yang lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi sampai hari Kiamat. (HR. Bukhari) Rosululloh shallallahu’laihi wa sallam bersabda: “Sekelompok orang dari umatku benar-benar akan minum khamr, dan merekaakan menamakan khamr dengan nama lain. Di atas kepala mereka akan dimainkan alat-alat musik dan penyanyi-penyanyi wanita. Alloh akan mem-benamkan mereka ke dalam bumi, dan menjadikan yang lainnya menjadi kera-kera dan babi-babi.” (HR. Bukhari, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan al-Baihaqi) “Pada umat ini akan terjadi khosf (tanah tenggelam), mash (wajah dan tubuh manusia dirobah jadi binatang) dan qadzf (hujan batu).” Seorang laki-laki dari kaum muslimin bertanya: “Wahai Rosululloh, kapan itu terjadi?” Beliau menjawab, “Jika muncul penyanyi-penyanyi dari wanita, alat musik dari jenis apa saja, dan khamr telah diminum secara merata.” (HR. Tirmidzi) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ الْخَمْرَ وَالْمَيْسِرَ وَالْكُوْبَةَ. “Sesungguhnya Allah mengharamkan khamar, judi, dan alat musik.” (Hadits shahih. Lihat: ash-Shohihah, no. 1806 & 2425) ﴾ Ali Imran:197 ﴿
Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. Wallahu’alam…….. Dan oleh sebab ini kami mendirikan situs ini……………………….. berikut ini adalah data2 yang mengejutkan DUNIA yang diretas HACKER-HACKER TOP DUNIA………. Stockholm – Swedia, Para hacker-hacker TOP Dunia yang PRO dan Membantu sebuah situs kontroversial Wikileaks dalam Mengumpulkan Data-data Intelijen Israel Akhirnya Menemukan Fakta Yang Sangat Membuat Umat Manusia di Dunia harus Waspada. ISI Data Tersebut :

” Untuk Pentagon, kami Telah Siap Untuk Memulai Pecahnya Perang Dunia ke-3, Pertama Langkah kita untuk Memicunya adalah dengan Menyerang Iran, Kedua Memprovokasi Korut dan Korsel, Ketiga Memprovokasi India dengan Pakistan,dan terakhir Kita Hancurkan Masjid AL-Aq’sha Lewat Bawah Tanah agar nanti bisa di bangun Haikal Sulaiman untuk di Tempati oleh Sang Juru Selamat kita si mata satu dalam rangka memerintah dunia dan Mempersiapkan diri dari Perlawanan Pasukan panji hitam yang nanti di pimpin oleh 2 orang yaitu Al-Mahdi dan Isa bin Maryam”. Data yg diretas oleh para hacker versi bahasa inggris : ” For the Pentagon, we are ready to begin World War-3, First Steps we are to trigger it is by attacking Iran, Provoke Both : North and South Korea, Third : Provoking India with Pakistan, and last we destroy Masjid AL-Aq’sha Through the Underground that the future can get up to the Temple of Solomon occupied by our Saviour’s eye in order to rule the world and of the Resistance forces Prepare a black banner that later led by two of the Al-Mahdi and Isa bin Maryam ”. Maksud dari data2 yg diretas diatas adalah, zionis israel dan USA akan bersatu untuk memprovokasi negara2 timur tengah seperti suriah yg telah terhasut oleh zionis untuk membantai rakyat sunni sehabis-habisnya, juga memprovokasi mesir untuk mengkudeta presiden mursi dengan dalih revolusi tehadap liberal demokrasi (lihat artikel: http://wp.me/p3gX77-8j) , padahal itu adalah propaganda politik yg diprovokatori oleh zionis, provokasi korsel dan korut artinya zionis akan menyiapkan sebuah peperangan besar di negara2 asia termasuk Indonesia, memprovokasi india dan pakistan artinya menghasut kedua negara ini agar bermusuhan yg kemudian diantaranya ada yg bersekutu dengan zionis demi menambah kekuatan diperang dunia ke-3 nanti, dan terakhir pengalihan isu penghancuran masjid AL-Aqsha yg sebenarnya mereka akan merebut situs kerajaan nabi sulaiman yg berada di Indonesia, yg sangat bernilai tinggi dan untuk menjadi kerajaan sang DAJJAL..Wallahu’alam. (dan inilah artikel yg akan membenarkan data yg diretas tersebut : http://wp.me/p3gX77-5T)
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : نَّ اللهَ زَوَى لِي اْلأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا “Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan (memperlihatkan) bumi kepadaku. Sehingga, aku melihat bumi mulai dari ujung Timur hingga ujung Barat. Dan umatku, kekuasaannya akan meliputi bumi yang telah dikumpulkan (diperlihatkan) kepadaku….” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi) 1_918863167m ﴾ Ali Imran:142 ﴿
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. Kami akan membela kebenaran dan mengajak semua orang “bersatu” ke syariat islam didunia ini dengan kekuatan pengetahuan yg diridhoi ALLAH SWT di muka bumi ini. Bergabunglah bersama kami umat muslim, untuk menegakkan syariat islam di dunia ini. Bersatulah wahai umat muslim dimanapun kalian berada diluar Indonesia, bergabunglah ke negeri SYAM ini demi peperangan yg akan segera dimulai !! khilafah3 Rasulallah SAW bersabda :”Barang siapa yang menyampaikan 1
(satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka
walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia
akan tetap memperoleh pahala.”(HR. Al-Bukhari)                                 
                                                       Sebarkan Artikel ini copy link berikut :                                                            >> http://wp.me/P3gX77-1 <<   Saturday, February 16, 2013 Di mana Bani Tamim dan Panji-Panji Hitam berada? Rasulullah SAW sudah menerangkan begitu banyak tanda akhir zaman. Salah satunya tentang kumpulan panji-panji hitam. Di mana mereka berada sekarang ini?
Sabda Nabi SAW "Jika kamu semua melihat Panji-panji Hitam datang dari arah Khurasan, maka sambutlah ia walaupun kamu terpaksa merangkak di atas salji. Sesungguhnya di tengah-tengah panji-panji itu ada Khalifah Allah yang mendapat petunjuk ". Maksudnya ialah al-Mahdi. (Ibn Majah, Abu Nuaim & Al-Hakim)
Sabda Nabi SAW, "Apabila keluar Panji-panji Hitam dari arah Khurasan, tidak akan ada sesuatu apa pun yang dapat menolaknya hinggalah dipacakkan di Ilya." (At-Tarmizi)
lbnu Hazm menyatakan bahawa: "Bani Tamim adalah sebuah Qabilah terbesar dalam qabilah arab dengan bilangan kaumnya yang ramai serta rangkaian sukunya yang luas sehingga Bani Tamim dikatakan sebagai tunggak utama bagi bangsa arab keseluruhannya .... Bahkan mereka mula bertebaran keluar dari dunia arab sejak zaman awal Islam melalui penyertaan mereka yang ramai di dalam bala tentera Islam. Banyak yang digerakkan menuju ke kawasan Khurasan dan lain-lain kawasan penerokaan wllayah .... ".
Dari beberapa dalil di atas kita dapat mengetahui bahawa Bani Tamim adalah pembawa panji-panji hitam berada di daerah khurasan. Mari kita kembali pada sejarah agar kita lebih mudah mengkaji hal ini.
Nama wilayah ini selama kekhalifahan pada 750 CE. Khurasan adalah bahagian dari Parsi (dalam kekuningan). Di sebelah timur adalah Hind (Sind), yang berhubung budaya sebahagian besar dengan India (Hindustan).
Nama "Khorasan" berasal dari Parsi Tengah khor (bermaksud "matahari") dan asan (atau ayan secara harfiah bererti "datang" atau "datang" atau "akan datang"), maka bererti "tanah di mana matahari terbit".
Khorasan, juga ditulis sebagai Khurasan, adalah suatu daerah yang bersejarah yang terletak di timur laut Parsi yang telah disebutkan dalam pelbagai sumber di masa lalu. Khurasan terdiri daripada bandar-bandar Masyhad, Nishapur, Sabzevar dan Kashmar (sekarang di Iran), Balkh, dan Herat (sekarang di Afghanistan), Merv, Nisa dan Abiward (sekarang di Turkmenistan), Samarqand dan Bukhara (sekarang di Uzbekistan). Beberapa percaya bahawa pada waktu tertentu Khorasan menutupi kawasan yang lebih luas, yang termasuk Transoxiana, Soghdiana, Sistan, dan memperluaskan ke batas-batas India.
Setelah kita mengamati sejarah dan peta yang termasuk wilayah khurasan adalah Iran, Pakistan, afghanistan, Turkmenistan, Uzbekistan dan India. Kerana dalam hadis Rasulullah saw mengatakan "Dari Arah Khurasan".
Kesimpulannya, bahawa pemimpin Bani Tamim yang membawa jemaah panji-panji hitam berada di antara Iran, Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan India. Kita juga akan mendapat kesimpulan bahawa panji-panji hitam adalah suatu jemaah yang dipimpin oleh seorang pemimpin / amir yang berketurunan Bani Tamim yang sentiasa menggunakan dakwah sebagai senjata mereka. Mereka sentiasa menawarkan kalimah "Lailahailallah Muhammadurasulullah" kepada setiap orang yang mereka datangi.

Iblis Menyesatkan Manusia Dengan Wanita

8 December 2009 at 23:34
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Dinding penutup antara mata jin dan aurat manusia ketika seseorang masuk jamban adalah kalau ia mengucapkan Bismillaah." (Hr Ibnu Majah dalam Kitab Thoharoh / 242).

Iblis dan bala tentaranya adalah sosok-sosok yang jiwanya kotor terus-menerus. Mereka selalu mengintip aurat dan kejelekan. Iblis telah mencopot pakaian Adam ’alaihis salam dan isterinya sedangkan keduanya itu di surga. Lalu di dunia ini Iblis, wadya balanya, dan partainya membelejeti pakaian taqwa dari jiwa manusia, dan mencopoti pakaian penutup aurat dari badan. Sehingga keadaan telanjang menjadi pemandangan nyata yang dianggap biasa, sedang menampakkan aurat sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan manusia tanpa ada halangannya.

Tetapi kalau memang kita tetap teguh mengikuti syari'at Islam maka tidak akan terjadi yang demikian itu. Iblis tak mampu, sampai di tempat-tempat yang kita harus buka aurat pun, iblis tak mampu melihatnya, (karena ada do'a seperti tersebut di atas). Maka segala puji bagi Allah yang telah menjadikan dzikir dan keutamaan berserah diri kepada-Nya itu sebagai pencegah bagi mata barisan iblis dan partainya. (Lihat Hasan Ahmad Qothomisy, Al-Muwajahah As-Shiro' ma'as Syaithon wa Hizbihi, Daru Thaibah Ar-Riyadh 1415H/ 1995, cet I, hal 147).

Wanita

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Wanita itu menghadap ke muka dalam bentuk syetan, dan ke belakang dalam bentuk syetan (pula)." (Hr Muslim Juz 10 Kitab Nikah, hal 177).

Mujahid rahimahullah berkata: Ketika perempuan menghadap ke depan (datang) maka syetan duduk di atas kepalanya lalu menghiasinya untuk orang yang melihatnya, dan ketika perempuan itu menghadap ke belakang (pergi) syetan duduk di atas bagian belakangnya lalu ia memperindahnya untuk orang yang melihatnya. (Al-Qurthubi, Al-Jami' li Ahkaamil Quran juz 12/ 227).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga memperingatkan:
"Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau. Dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu sekalian khalifah di dunia, lalu Allah mengawasi bagaimana kamu berbuat. Maka jagalah dirimu tentang dunia dan jagalah dirimu tentang wanita. Maka sesungguhnya bencana/ fitnah Bani Israil adalah dalam hal wanita." (HR Muslim Juz 17 Kitab Riqoq hal 55).

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pula:
"Aku tidak meninggalkan fitnah/ bencana yang lebih berbahaya atas kaum lelaki (selain bahaya fitnah) dari perempuan." ( Al-Fath juz 9 , Hadits 5096, dan Muslim juz 18 hal 54).

Sa'id bin Al-Musayyib rahimahullah berkata, “Jika syetan putus asa mengenai sesuatu maka ia kemudian pasti mendatangi sesuatu itu dari arah perempuan. Sa'id pun berkata lagi, “Tidak ada sesuatu yang lebih aku takuti di sisiku kecuali perempuan.” (Siyaru 'a'laamin Nubalaa' Juz 4/ 237).

Kalau syetan putus asa dalam hal tertentu, maka dia akan melancarkan godaan itu dari arah perempuan. Apa yang dikatakan Sa'id bin Al-Musayyib rahimahullah tersebut dalam kenyataan kini tampak nyata. Sudah menjadi rahasia umum, ada proyek-proyek yang dilancarkan pengurusannya pakai umpan wanita. Itulah praktek syetan. Maka Sa'id yang di zaman sahabat tidak ada kebiasaan model syetan seperti sekarang pun, dia paling takut terhadap wanita.

Dan hadits tentang wanita kadang panjang, itu tidak lain karena wanita itu adalah pengikut syetan terkutuk yang paling banyak. Wanita pengikut syetan itu adalah tali-tali dan perantara untuk para pengikut syetan. Bagaimana tidak, sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengkhabarkan bahwa wanita itu penghuni neraka yang paling banyak, dan mereka tidak masuk neraka kecuali karena mengikuti iblis dan tentara-tentaranya. Dan tidaklah manusia mengikuti iblis kecuali karena iblis telah menguasai mereka. Dan iblis tidak menguasai kecuali dengan banyaknya maksiat dan dosa. Sedang kekuasaan iblis dan partainya itu dengan cara menganggap indah dan bagus dosa-dosa dan maksiat.

Dalam Hadits disebutkan:
"Wanita itu adalah aurat, maka apabila ia keluar, diincar oleh syetan.” (Hadits Shahih Sunan Tirmidzi no 936, dan Thabrani di Al-Kabier juz 3/ 64, dan lihat Al-Irwaa' no 273).

Perempuan sebagai salah satu sarana iblis untuk merusak

Iblis menyodorkan fitnah pada wanita guna menyesatkan dan merusak. Al-Qur’an telah mengisahkan contoh-contoh adanya bencana-bencana/ fitnah lewat wanita. Di antara kisah-kisah tersebut adalah:

Godaan Syetan untuk Kaum Tsamud lewat wanita

Ibnu Jarir dan lain-lain dari ulama salaf (generasi Sahabat, Tabi'ien, dan Tabi'ut Tabi'ien) menyebutkan bahwa dua wanita dari kaum Tsamud, salah satunya Shoduq putri Al-Mahya bin Zuhair bin Al-Mukhtar, dia adalah bangsawan dan kaya. Sedang ia di bawah suami yang telah masuk Islam, lalu wanita ini menceraikan suaminya itu. Lalu wanita ini mengundang anak pamannya yang disebut Mashro' bin Mahraj bin Al-Mahya, dan wanita ini menyodorkan dirinya pada lelaki anak pamannya itu bila ia berani membunuh onta (Nabi Shalih ’alaihis salam).

Wanita lainnya adalah Anbarah binti Ghanim bin Majlaz dijuluki Ummu 'Utsman. Dia ini tua dan kafir, punya anak 4 wanita dari suaminya, Dzu'ab bin Amru, salah satu kepala kaum. Lalu si perempuan tua ini menyodorkan ke-4 putrinya kepada Qadar ibn Salif bila ia berani membunuh onta, maka ia akan kebagian putrinya mana saja yang ia ingini. Lalu 2 pemuda (Mashro' dan Qadar) bersegera untuk membunuh onta itu, dan berusaha mencari teman di dalam kaumnya. Maka 7 orang lainnya merespon ajakannya itu, jadi jumlahnya 9 orang. Mereka inilah yang disebutkan dalam firman Allah subhanahu wata’ala:
“Dan adalah di kota itu, sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan.” (QS. 27:48)

Dan mereka berusaha pada sisa kabilah itu dan mempropagandakan untuk membunuh onta, lalu mereka menyambutnya dan sepakat untuk membunuh onta itu. Lalu mereka berangkat mengintai onta. Ketika onta itu muncul dari kawanan yang mendatangi air, lalu Mashro' bersembunyi untuk menyergapnya, lantas melemparkan panah padanya dan menancaplah di tulang kaki onta. Dan datanglah wanita-wanita membujuk kabilah itu untuk membunuh onta, sedang wanita-wanita itu membuka wajah-wajahnya (dari kerudungnya) untuk menyemangati kabilahnya. Lalu Qadar bin Salif mendahului mereka mengeraskan (hantaman) pedangnya atas onta itu maka putuslah urat di atas tumitnya, lalu jatuh tersungkurlah onta itu ke bumi. (Tafsir At-Thabari juz 12 / 531-534, Al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir juz 1/ 127, Al-Kamil fit Taariekh Ibnul Atsier juz 1/ 51-52).

Wanita yang menyemangati Mashro' adalah isteri pemimpin, sedang yang menyemangati Qadar adalah isteri pejabat juga. Adapun Qadar bin Salif sendiri termasuk pemimpin, jadi mereka itu orang elit semua.

Perempuan pertama telah menyodorkan dirinya kepada Mashro', sedang perempuan kedua menyodorkan puteri-puterinya kepada Qadar. Dan perempuan-perempuan kabilah itu telah keluar dengan membujuk orang-orang agar membunuh onta dengan cara membuka wajah-wajah mereka. Sungguh telah terjadi fitnah wanita itu sebagai jalan masuknya Iblis kepada para pembesar, dan Iblis bersandar bersama mereka untuk membunuh onta yang menjadi ayat Allah subhanahu wata’ala yang disampaikan kepada nabi-Nya, Shalih ’alaihis salam.

Demikian ini tampak bagi kita, para pembesar (kaum elit) bersepakat semuanya, laki-laki maupun perempuan.

Kepala Nabi Yahya ’alaihis salam Dipenggal untuk Pelacur

Hal itu dikatakan kepada Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu oleh Asma' binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha di suatu tempat di Masjidil Haram. Demikian itu ketika Ibnu Zubair radhiyallahu ‘anhu disalib, lalu Ibnu Umar menoleh ke Asma' seraya berkata: "Jasad (anakmu) ini sebenarnya bukan apa-apa, sedang yang di sisi Allah adalah arwahnya. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah subhanahu wata’ala dan bersabarlah."

Lalu Asma' menjawab, "Apa yang menghalangiku (untuk bersabar), sedangkan kepala Yahya bin Zakaria ’alaihis salam (saja) sungguh telah dihadiahkan kepada seorang pelacur dari bani Israel." (Siyaru A'laamin Nublaa' juz 2/ 294, Al-Muhalla juz 2/22, 'Audul Hijaab juz 2/195, dan orang-orangnya terpercaya, khabar itu tetap untuk kisah., Al-Muwajahah hal 80).

Kenyataan dari kisah ini adalah Asma' radhiyallahu ‘anha menyebutkan dibunuhnya Yahya ’alaihis salam itu karena (permintaan) pelacur. Di sini kita lihat puncak kekuasaan iblis atas orang-orang elit dengan dorongan syahwat seks di mana sampai membunuh seorang nabi Allah yaitu Yahya bin Zakaria ’alaihis salam. Walaupun berbeda-beda kitab-kitab tarikh dalam rincian peristiwa itu hanya saja intinya adalah; Seorang raja masa itu di Damskus ada yang menginginkan kawin dengan sebagian mahramnya atau wanita yang tidak halal baginya untuk dikawini. Lalu Nabi Yahya ’alaihis salam mencegahnya, sedangkan wanita itu menginginkan raja itu, maka ada suatu (ganjalan) yang menetap di dalam jiwa wanita dan raja itu terhadap Nabi Yahya ’alaihis salam. Maka ketika antara wanita dan raja itu terjadi percintaan, wanita itu minta agar diberi darah Yahya, lalu raja akan memberikan padanya. Maka raja mengutus orang untuk mendatangi Nabi Yahya ’alaihis salam dan membunuhnya, dan membawakan kepala Yahya kepada wanita itu!!! (Lihat Tarikh At-Thabari j 1/ 586-592, Al-kamil Ibnu Atsir j 1/ 171, Al-Bidayah wan Nihayah j 1/49).

Demikianlah kondisi orang-orang terlaknat yang tidak menahan diri untuk tidak membunuh nabi-nabi Allah. Bagaimana mereka tidak dilaknat? Sedangkan Nabi-nabi Allah itu penyulut hidayah dan pemegang bendera kebenaran dan Tauhid, sedangkan iblis terlaknat itu pembawa bendera neraka dan panji-panji kekafiran serta syirik.

Isteri Al-Aziz serta Yusuf

Allah subhanahu wata’ala berfirman:
"Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggali di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "marilah ke sini," Yusuf berkata, "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zhalim tidak akan beruntung.

Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata, "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?" (QS Yusuf/ 12: 23-25).

Firman Allah subhanahu wata’ala lagi:
"Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu (wanita) adalah besar."

(Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai isteri) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah." (QS Yusuf/ 12: 28-29).

Sesungguhnya kisah Yusuf ’alaihis salam adalah contoh terbesar yang menjelaskan konsentrasi iblis atas kalangan penguasa, dan iblis menguasai mereka dari segi syahwat seks. Dan barangkali dengan membaca ayat-ayat tentang kisah itu tidak perlu keterangan tambahan. Tetapi di sini tampak bagi kita gambaran dari kalangan papan atas (at-thobaqotur rooqiyyah) di masa jahiliyah ribuan tahun lalu, seakan-akan jahiliyah itu adalah yang ada hari ini pula, dengan leluasa dalam mengarahkan penyelewengan seks, dan kecenderungan untuk menutup-nutupinya dari masyarakat. Dan inilah pentingnya semua kisah itu. (Hartono)

Dipetik dari Al-Muwajahah as-Shiro' ma'as Syaithon wa Hizbihi oleh Hasan Ahmad Qothomisy, Darut Thaibah Ar-Riyadh cet I, 1415H/ 1995.

Diambil dari sumber : http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatannur&id=367
Asal Mula Syaitan,Iblis Dan Jin  


» Asal Mula Syaitan,Iblis Dan Jin Asal Mula Syaitan,Iblis Dan Jin, Asal Mula Jin, Asala Mula Iblis, asal mula Syaitan, Jin,syaitan,Iblisa,
bissmalah


Allah.SWT telah menciptakan Jin, Syaitan dan Iblis yaitu dari sel atau atom atau daripada nukleas-nukleas api. Kemudian Allah.SWT masukkan roh atau nyawa padanya, maka jadilah ia hidup seperti yang dikehendaki oleh Allah.SWT. Jin, Syaitan dan Iblis juga di beri izin oleh Allah menzahirkan berbagai-bagai bentuk dan rupa yang disukai dan dikehendakinya kecuali rupa Rasulullah s.a.w mengikut tahap dan kemampuan masing-masing.

stn


Perbedaan Jin, Syaitan dan Iblis :
Syaitan tugasnya mengajak manusia ke perbuatan yang keji,  Syaitan adalah musuh manusia yang nyata, memberi angan-angan kosong kepada manusia.
Iblis adalah mahluk durhaka dan ia adalah dari golongan Jin Kafir.  Ciri utama Iblis adalah ditangguhkan umurnya oleh Allah.SWT sampai hari kiamat sama seperti halnya Jin Muslim dan Syaitan. Jin terdiri dari Jin Muslim dan Jin Kafir.

Berikut Ini Adalah Nama-nama Jin yang Selalu Dan Suka menganggu manusia :

1.  Hudais, tugasnya : menyesatkan para ulama pada hawa nafsunya.

2.  Hudavis, tugasnya : menganggu orang yang sedang sholat tidak pada awal sholat tetapi ketika menjaga surah Al-Fatihah dan surah sesudahnya.  Ketika iblis menganggu pada bacaan sholat dan rakaatnya, pada saat ragu surah Al-Fatihah sudah/belum dibaca, maka bacalah lagi.

3.  Jalbanur, tugasnya : mengganggu orang yang ke pasar untuk berdagang dengan tidak jujur. Membuat pengunjung betah berlama-lama di pasar.

4.  Biter, tugasnya : datang kepada orang yang kena musibah untuk membisikkan orang agar suudzon terhadap Allah.  Padahal musibah yang kita terima adalah akibat alur perbuatan sendiri.

5.  Mansud keturunan iblis, tugasnya :  untuk memfitnah dan mengadu domba permusuhan.

6.  Dasim, tugasnya : menimbulkan semangat melakukan perzinahan di antara umat Muhammad.

7.  Ahwal, tugasnya : membisikkan para pejabat untuk melakukan korupsi.  

Jauhi Menyebut Nama Syaitan Dalam Surah Al-Fatihah

Al-Fatihah adalah satu rukun dalam solat, apabila cacat bacaannya maka rosaklah solat. Oleh itu perbaikilah bacaannya dengan ilmu tajwid. Bukan setakat bacaannya saja rosak malah kita menyebut nama syaitan di dalam solat kita. Berikut diperturunkan nama syaitan laknat yang wujud didalam Al-Fatihah, sekiranya kita tidak berhati-hati.
Jom Aktifkan MyKad Smart Shopper Anda Untuk dapatkan Mata Ganjaran !!
Nama syaitan
1] DU-LI-LAH (bila dibaca tiada sabdu) sebetulnya DU-LIL-LAH
2] HIR-ROB (bila dibaca dengan sabdu) sebetulnya HI-ROB
3] KIY-YAU (bila dibaca dengan sabdu) sebetulnya KI-YAU
4] KAN-NAK (bila dibaca dengan sabdu) sebetulnya KA-NAK
5] KAN-NAS (bila dibaca dengan sabdu) sebetulnya KA-NAS
6] I-YA (disebut tanpa sabdu) sebetulnya IY-YA. Iya bermaksud ‘matahari’
Dalam ayat ke 5, Jika salah bacaannya akan bermaksud “kepada mataharilah yang kami sembah dan kepada matahari kami meminta pertolongan”!!!!
7] SIROTHOLLAZI…………. sehingga habis hendaklah dibaca tanpa henti.
8] AMIN .hendaklah mengaminkan Al-Fatihah dengan betul iaitu AA…dua harakat, MIN…. 2,4,6  harakat, semoga Amin kita bersamaan dengan Amin malaikat Insya-Allah. semoga kita menjadi orang yang sentiasa membaiki bacaannya.
Sebutan iblis dalam solat
Menyebut tentang syaitan, perlu rasanya dirujuk tulisan Raji al-Asmar dalam bukunya: Asy-Syayatin: Haqiqatuha, yang menyebut bahawa perkataan “iblis” disebut dalam al-Quran sebanyak 11 kali, manakala kalimah ‘syaitan’ itu disebut sebanyak 88 kali. Dalam buku ini diperturunkan ayat-ayat berkaitan yang menyebut nama-nama tersebut.
Keterangan ini membuktikan, mempercayai tentang kewujudan syaitan juga iblis itu adalah suatu yang termaktub dalam kalamullah. Ia bukan dongeng atau rekaan.
Walaupun demikian terlalu banyak telah direka oleh manusia mengenainya, termasuk namanya seperti toyol, hantu raya, langsuir, bajang dan lain-lain yang melahirkan pelbagai amalan bidaah dan khurafat. Dalam keadaan tertentu nama-nama elok disebut, seperti nama-nama wali, syeikh, embah, nenek, panglima hitam dan sebagainya, padahal apa yang disebut itu lebih merujuk kepada jin-jin.
Di dalam hadis-hadis juga tersebut perkataan “syaitan.” Dalam sebuah hadis al-Bukhari dan Muslim daripada Abu Hurairah dijelaskan tentang syaitan yang mengganggu nabi ketika sedang sembahyang.
Dalam hadis lain dijelaskan tentang syaitan yang menyerupai seorang syeikh dari Najd yang masuk bersama himpunan orang-orang Quraisy yang diadakan di Darunnadwah, iaitu satu mesyuarat untuk membunuh nabi. Syaitan telah memberi nasihat bagaimana hendak membunuh baginda. Peristiwa itu berlaku sebelum berlakunya peristiwa Hijrah.
Dalam peperangan Badar pun iblis telah datang mengetuai pasukan yang terdiri daripada syaitan, yang ada bersamanya bendera. Iblis menjelma menyerupai seorang lelaki daripada Bani Mudallij, manakala syaitan menyerupai rupa Suraqah bin Malik bin Ja’syam.
Dalam sebuah hadis yang ditakhrij oleh at-Turmizi dan an-Nasaiy daripada Aisyah, beliau berkata telah bersabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: Sesungguhnya aku melihat syaitan-syaitan daripada golongan jin dan manusia telah lari daripada Omar. Dalam hadis daripada Hamnah Jahsy, beliau berkata, dia mengalami masalah darah haid yang keluar begitu banyak. Beliau memberitahu hal ini kepada Rasulullah. Baginda bersabda: Sesungguhnya ia adalah satu sepakan daripada sepakan syaitan.
Satu hadis daripada Usamah bin Syuraik pula menyatakan bahawa beliau telah mendengar baginda bersabda yang bermaksud: Tangan Allah berserta jemaah. Maka apabila bersendirian seseorang itu daripada jemaah, syaitan-syaitan akan menyambarnya, seumpama serigala menyambar kambing daripada kumpulannya.
Dalam sebuah hadis daripada Ibn Umar, ia berkata bahawa beliau pada satu ketika duduk di sisi nabi. Tiba-tiba datang seorang lelaki yang paling buruk mukanya, juga pakaiannya, manakala bajunya terlalu busuk. Dia datang melangkahi orang ramai sehingga ia duduk di hadapan Rasulullah. Lelaki itu berkata: Siapa yang menjadikan langit. Baginda menjawab: Allah. Siapa yang menjadi Allah. Tanyanya lagi. Subahanallah jawab nabi. Lelaki tadi memegang dahinya lalu mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia berdiri lalu pergi. Baginda mengangkat kepalanya lalu bersabda: Ini adalah iblis, datang kepada kamu untuk menimbulkan syak terhadap agama kamu. Hadis-hadis yang tersebut di atas hanya menyebut kalimah “iblis” ataupun “syaitan” tanpa menyebut siapakah nama syaitan ataupun iblis yang terlibat dengan peristiwa-peristiwa tersebut.
Raji al-Asmar dalam bukunya Al-Jinn ada menyebut nama “Marid,” iaitu syaitan daripada golongan jin. Jin apabila ia kufur, zalim dan melampau dan melakukan kejahatan dinamakan “syaitan”.
Apabila makhluk ini berupaya menggangkat sesuatu yang berat dan mencuri pendengaran dinamakan “Marid”. Andainya makhluk ini mempunyai keupayaan lebih daripada itu dinamakan “Ifrit.”
Dalam buku yang sama muka sura. 51-53, Raji al-Asmar ada menyebut nama Al-Ghaddar, Al-Khabil dan Al-Hajis, iaitu nama-nama jin jahat yang mengganggu manusia. Al-Khabil misalnya dirujuk sebagai jin yang merasuk manusia yang boleh menyebabkan gila, Aal-Hajis ialah jin khas yang boleh menyebabkan manusia berasa waswas, juga yang membisikkan telinga menyebabkan timbul waswas.
Nama jin lain yang disebut ialah At-Tabi’, ataupun Qarin, yang hidup bersama dengan manusia, terdiri daripada lelaki dan perempuan, manakala Al-Hatif ialah jin yang suaranya dapat didengar oleh manusia tetapi tidak dapat dilihat.
Jin yang dinamakan Al-Amir tinggal di tempat tertentu di tempat tinggi seperti di kemuncak gunung, di lembah-lembah, rumah yang ditinggalkan, di kubur atau di bumbung rumah. Nama lain ialah Asy-Syaqq iaitu syaitan yang boleh menjelma separuh bentuk manusia yang kadang-kadang mengganggu manusia ketika musafir keseorangan.
Nama lain yang lebih dikenali ialah al-Wilha, iaitu golongan jin yang mengganggu manusia ketika mengambil air sembahyang, menyebabkan seseorang itu mengambil wuduk berulang kali. Manakala “Khanzab” ialah syaitan yang mengganggu manusia ketika mendirikan sembahyang, menyebabkan seseorang itu berniat berulang kali, memesongkan ingatan manusia kepada peristiwa di luar sembahyang menyebabkan hilang rasa khusyuk.
Abdullah bin Muhammad bin Ubaid meriwayatkan satu hadis, daripada Mujahid, ia berkata: Iblis mempunyai lima anak, masing-masing diberi tugas, iaitu Thabur, A’war, Masuth, Dasim dan Zalambur. Thabur berurusan menggoda orang yang ditimpa musibah agar meratap, mengoyak-ngoyak pakaian dan meratap ratapan jahiliah: A’war ditugaskan menggoda manusia melakukan zina. Masuth ditugaskan menggoda manusia agar mencampuradukkan berita benar dengan palsu serta menimbulkan fitnah. Dasim pula menggoda suami agar marah isteri, manakala Zalambur menipu menyemarakkan manusia agar menipu ketika di pasar.
Nama-nama iblis dan syaitan yang termaktub dalam al-Quran juga daripada hadis-hadis serta fungsi masing-masing telah dijelaskan. Banyak lagi nama iblis dan syaitan yang terdiri daripada golongan jin, namun nama-nama seperti tertera iaitu du li lah, hir rob, kiyyau, kannak dan kannas tidak termasuk dalam nama-nama diperturunkan. Biarpun tidak mustahil andainya nama-nama yang terdapat dalam bacaan al-Fatihah yang cacat bacaan, namun setelah meneliti nama-nama yang dikatakan wujud dalam al-Fatihah yang salah bacaannya dirasakan hanya rekaan belaka, tanpa sumber yang utuh atau boleh dipertanggungjawabkan.
Hanya satu nama iaitu Kannas atau tersebut dalam al-Munjid, yang bermaksud sesuatu yang disapu oleh penyapu. Walaupun demikian kalau ia dieja sebagai “khannas,” ia adalah merujuk kepada nama syaitan yang menahan dan melambat-lambatkan seseorang untuk zikrullah.
Dalam kitab-kitab fikah, yang membicarakan tentang bacaan al-Fatihah yang merupakan salah satu rukun sembahyang, nama-nama syaitan seperti didakwa langsung tidak disentuh.
Disebut bahawa orang yang bersembahyang mesti memelihara semua huruf al-Fatihah juga segala tasydidnya. Andainya tergugur satu huruf atau satu tasydid atau ditukar satu huruf al-Fatihah dengan huruf lain, ataupun rosak baris yang mengubahkan maknanya, maka tidak sahlah sembahyang yang dilakukan, andainya ia melakukan dengan sengaja dan ia ketahui mengubah maknanya.
Andainya keadaan ini berlaku dengan tidak sengaja, jahil dan tidak mengubah maknanya, maka tidak batallah sembahyang, tetapi hendaklah membacanya semula.
Implikasi daripada kandungan boleh menyebabkan timbulnya kesan buruk. Orang yang tinggi pengaruh gangguan sembahyangnya, yang mengambil wuduk melebihi kebiasaan, berulang kali mengangkat takbir ketika niat, mengulangi huruf-huruf kesamaran ketika membaca al-Fatihah dan sering lupakan rakaat sembahyang akan berasakan sembahyang itu satu penyeksaan.
Lebih teruk ialah orang yang lupakan bacaan sembahyang dan berasa terganggu sebaik masuk waktu sembahyang. Bagi orang seperti ini sembahyang merupakan sesuatu yang meragut kebahagiaan daripada ketenangan hidupnya. Sebaliknya, jika ia tidak sembahyang, keadaan seperti ini tidak timbul. Kerana itu berkemungkinan seseorang itu akan terus meninggalkan sembahyang.
Keadaan akan menjadi lebih parah apabila orang yang terganggu sembahyangnya menyedari adanya sebutan nama-nama iblis atau syaitan dalam bacaan al-Fatihah. Orang yang bermasalah membaca al-Fatihah memang selalu silap ketika membacanya terutama pada huruf kesamaran, pada tasydid dan sebagainya. Kerana itu akal fikirannya akan tertumpu bahawa apa yang disebut dalam al-Fatihah melibatkan sebutan nama-nama iblis dan syaitan. Kerana itu besar kemungkinan bahawa mereka tidak akan sembahyang langsung, kerana ia hanya akan menyebut nama-nama iblis dan syaitan dalam sembahyang yang didirikan.
Nama-nama yang disebutkan di atas tidak ada punca sandarannya. Sebenarnya kalau hendak dikeluarkan nama-nama dalam al-Fatihah, lalu didakwa sebagai nama syaitan, setiap kalimah itu boleh didakwa sebagai nama syaitan, kerana ia tidak ada punca sandarannya.
Persoalan remeh-temeh seperti ini hakikatnya tidak perlu ditonjolkan. Bagi pembaca pula, selain perlu merujuk kepada hukum, akal sendiri boleh memikiri tentang lojiknya. Terlalu banyak masalah di kalangan orang Islam yang masih belum selesai dan perlu diselesaikan. Jangan buang tenaga memikiri sesuatu yang tidak bermanfaat.
Dalam mempelajari ilmu fikah, termasuklah perkara-perkara yang berkaitan dengan fardu ain, kita banyak didedahkan dengan tafsiran yang berlainan daripada pendapat ulama yang muktabar, tentang hukum halal dan haram, najis atau suci.
Sayangnya, dalam keadaan tertentu, pembaca seolah-olah ditinggalkan begitu sahaja tanpa dapat memahami pendapat yang mana sewajarnya diikuti.
Dan apabila timbul persoalan-persoalan yang membicarakan sah atau tidaknya sesuatu sembahyang yang dilakukan, termasuklah sebutan nama-nama jin dan syaitan seperti yang kemukakan, kecelaruan akan lebih ketara yang ada kalanya seumpama tidak ada jawapan. Sewajarnya persoalan-persoalan seperti ini bukan menjadi persoalan pokok yang perlu dihuraikan.
Sesungguhnya, tidak ada nama syaitan di dalam Al-Fatihah walaupun anda tersalah sebut. Jika anda salah sebut, ia adalah termasuk dalam bab kesalahan hukum tajwid.
IBLIS DAN KUNCUNYA DISERU KE NERAKA



Disebutkan dalam sebuah kitab bahawa pada har kiamat nanti akan kedengaran suara yang akan memanggil-manggil:

"Datanglah Fulan bin Fulan. Kemudian akan datanglah Firaun yang mana dikepalanya dipakaikan songkok yang diperbuat dari api neraka, kemudian akan berseru lagi suara itu: "Di manakah orang-orang yang sombong dan takabur?

Maka mereka pun berangkat menuju ke neraka dengan diketuai oleh pemimpin mereka Firaun.

Akan kedengaran lagi suara yang memanggil: "Di mana Qabil. Maka Qabil pun didatangkan, berseru suara itu lagi:

"Di manakah orang-orang yang hasad dengki? Maka keluarlah mereka semua dikumpulkan dengan Qabil, yang mana Qabil selaku ketua mereka akan masuklah mereka semua ke dalam neraka.

Kemudian kedengaran suara memanggil: "Di mana Kaab bin Asyraf pemimpin ulamakYahudi? Disebut dalam sebuah hadis kalaulah Kaab bin Asyraf itu beriman kepada Allah, maka sudah tentu semua orang Yahudi akan beriman. Lalu suara itu berkata: "Dimanakah orang-orang yang menyembunyikan kebenaran dan menyembunyikan ilmu?. Lalu para malaikatpun membawa mereka semua beserta dengan ketua mereka iaitu Kaab bin Asyraf ke neraka.
Kemudian suara itu berkata lagi: "Di manakah Abu Jahal?,  maka Abu Jahal pun dihadapkan, kedengaran suara itu berkata: "Di manakah orang-orang yang mendustakan Allah dan RasulNya?. Maka orang-orang yang mendustakan Allah dan RasulNya itu pun menuju ke neraka diketuai oleh ketua mereka Abu Jahal.
Setelah itu kedengaran suara memanggil: "Di manakah Walid bin Mughiirah?. Maka Walid bin Mughiirah pun dihadapkan, lalu kedenganan suara memanggil: "Di manakah orang-orang yang mengejek orang fakir muslim, maka kesemua mereka yang mengejek orang fakir muslim pun dihadapkan dan terus dimasukkan ke dalam neraka dengan diketuai oleh ketua mereka Walid bin Mughiirah.
Kemudian suara itu berkata: "Di manakah Ajda', orang yang celaka yang menganjurkan liwat (homoseks) yang terdiri dan kaumLuth. MakaAjda' pun dihadapkan. Lalu suara itu berkata lagi: "Dimanakah orang-orang yang melakukan liwat (homoseks), maka kesemua mereka yang melakukan liwat itu pun dihadapkan dan dibawa masuk ke dalam neraka dengan diketuai oleh ketua mereka Ajda'. Berkata suara lagi: "Di manakah Umru-ul Qais?. Maka dia pun dihadapkan dan dikumpulkan semua orang-orang ahli sihir yang semuanya penipu lalu dibawa ke neraka dengan diketuai oleh ketua mereka Umru-ul Qais
Kedengaran suara berkata: "Di manakah Musailamatul Kadzdzab?, maka dia pun dihadapkan dengan kesemua orang-orang yang mendustakan kitab Allah, maka kesemua mereka dimasukkan ke dalam neraka dengan diketuai oleh ketua mereka Musailamatul Kadzdzab.
Kemudian suara benkata lagi: "Di manakah Iblis terkutuk?.
Maka Iblis pun dihadapkan. Lalu berkata Iblis terkutuk: Wahai Hakim yang maha adil hadapkanlah segala bala tenteraku, para muadzdzin aku ialah para pembacaku, mereka berjabat tangan menyetujui aku, para menteri aku ialah ahli fiqh aku, para penjaga aku ialah para pedagang aku, para pemukul gendang aku adalah para penghuluku. Iblis ditanya: "Wahai yang terkutuk, katakan siapakah para tenteramu itu ?.

Maka Iblis pun berkata: "Tenteraku ialah mereka yang mempunyai sifat rakus, para mu-adzdzinku ialah orang yang salah bacaannya, para pembacaku ialah para penyanyi. Orang yang menyetujui aku ialah mereka yang mengiris muka atau tangannya kemudian diberi nila dan orang yang meminta demikian. Para ahli fiqh aku ialah mereka yang menghina makanan yang dihalalkan. Para penjagaku ialah mereka yang mendampingi arak sehingga memabukkan dan mereka tidak mahu mengeluarkan zakat. Para pemukul gendang aku ialah mereka yang memukul gendang dan rebana, para penghuluku ialah mereka yang menanam pohon-pohon anggur untuk dibuat arak.
Kemudian keluarlah seekor ular yang panjang lehernya 500 tahun perjalanan dan mengumpulkan mereka dan mengusir mereka ke neraka.
Setelah itu semua makhluk dipanggil untuk dihisab. Lalu Allah SWT berfirman yang bermaksud: "Wahai Jibril, orang yang pentama akan memasuki syurga ialah Muhammad SAW, maka dipakaikan kepada Rasulullah SAW ke atas kepalanya mahkota dari cahaya, memakai pakaian sutera hijau dan dibawakan dihadapannya 70,000 bendera dan baginda sendiri membawa bendera pujian, kemudian ada suara yang memanggil: "Di manakah orang-orang yang menggunakan akal fikiran dan berbuat baik kepada orang-orang fakir, dan mengikuti jalan Nabi Muhammad SAW dan sunnahnya. Maka mereka semua diperintahkan masuk ke syurga dengan didahului oleh Rasulullah SAW
Kemudian didatangkan Nabi Adam as, dikepalanya terdapat mahkota dan cahaya dan terdapat 8,000 bendera di hadapannya.
Lalu dikatakan: "Di manakah orang yang berhaji dan berumrah?
Maka ikutlah kamu semua dengan diketuai oleh ketua kamu Nabi Adam as.
Lalu didatangkan Nabi Ibrahim as dengan di depannya sebanyak 20,000 bendera lalu dikatakan kepadanya: "Di manakah orang-orang yang menyenangi para tetamu dan berbuat baik pada orang musafir . Maka masuklah ke dalam syurga dengan didahului oleh ketua mereka Nabi Ibrahim as.
Kemudian Nabi Yusuf as didatangkan, di hadapannya terdapat 10,000 bendera dan dikatakan: "Di manakah orang-orang yang telah menahan hawa nafsu ketika mampu ? Maka masuklah mereka semua ke dalam syurga dengan didahului oleh Nabi Yusuf as sebagai ketua.
Setelah itu didatangkan Nabi Ya'qub as dan suara memanggil: "Di manakah orang yang berbaik-baik( dengan para jiran tetangganya? Lalu masukah mereka semua ke dalam syurga dengan diketuai oleh Nabi Ya'qub as.
Kemudian didatangkan Nabi Musa as dan suara berkata:
"Di manakah orang yang mengatakan yang hak, yang benar kerana Allah SWT. Maka masuklah mereka semua ke syurga dengan didahului oleh ketua mereka Nabi Musa as.
Kemudian didatangkan Nabi Harun as dan dikatakan: "Di manakah orang-orang yang bertindak adil dalam pemerintahannya ?. Maka masuklah mereka semua ke dalam syurga dengan didahului oleh Nabi Harun as sebagai ketua.
Kemudian didatangkan Abu Bakar As-Sidiq ra dan dikepalanya terdapat mahkota yang bercahaya dan memakai pakaian dan sutera halus dan kasar. Kemudian dikatakan: "Di manakah orang-orang yang jujur. Maka masuklah mereka semua ke dalam syurga dengan didahului oleh Abu Bakar Sidiq sebagai ketua.
Kemudian didatangkan Umar ra dan dikatakan: Dimanakah orang-orang yang mengajak kepada yang maaruf dan mencegah yang mungkar? Maka masuklah mereka semua ke dalam syurga dengan didahului oleh Umar ra sebagai ketua.
Lalu didatangkan Utsman bin Affan ra padanya pakaian rasa malu lalu dikatakan: "Di manakah orang-orang yang tidak derhaka kerana malu kepada Allah SWT. Maka masuklah mereka semua ke dalam syurga dengan didahului oleh Utsman bin Affan sebagai ketua.
Kemudian didatangkan Au bin Abi Talib dan dikatakan:
"Di manakah orang yang berperang, orang yang berjuang di jalan Allah. Maka masuklah kamu semua ke dalam syurga dengan didahului oleh lii bin Abi Talib sebagai ketua.
Setelah itu didatangkan Hasan dan Husin ra dikatakan: "Di manakah orang-orang yang dianiayai dan dibunuh kerana taat kepada Allah SWT. Maka masuklah ke semua mereka ke dalam syurga dengan didahului oleh Hasan dan Husin ra sebagai ketua.
Kemudian didatangkan Mu'adz bin Jabal dan dikatakan:
"Di manakah para ahli fiqh. Maka masuklah mereka semua ke dalam syurga dengan didahului oleh Mu'adz bin Jabal sebagai ketua. Kemudian didatangkan Bilal bin Rabbah ra dan dikatakan: "Di manakah para muadzin? Maka masuklah mereka semua ke dalam syurga dengan didahului oleh Bilal bin Rabbah ra sebagai ketua. 



“ Menggagas Kebangkitan Islam “

“ Menggagas Kebangkitan Islam “
Oleh: Al-Ustadz Farid bin Ahmad Ukhbah, Lc, MA
(Direktur Yayasan Islamic Center Al-Islam, Bekasi)
ALLOH Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan manusia dengan dua ketentuan: ketentuan bersifat mutlak sebagai kehendak ALLOH yang disebut Iradah Kauniyah, dan ketentuan yang menghendaki menusia berjalan menuju ke jalan kebenaran, atau disebut Iradah Syar’iyyah. Dalam Iradah Kauniyyah, manusia tidak dimintai pertanggungjawaban atas kehendak ALLOH yang terjadi padanya, mengapa ia menjadi seorang pria atau wanita, mengapa muka kita seperti ini, mengapa berbadan tinggi, dan yang semacamnya.
Ketentuan kedua ALLOH, Iradah Syar’iyyah, menghendaki manusia berjalan menuju kebenaran. Untuk tujuan tersebut, ALLOH memberikan sejumlah perangkat. Pengutusan para rasul yang ditutup oleh Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam adalah salah satunya. Barang siapa yang menerima dan memegang komitmen dalam hidupnya sesuai dengan kehendak ALLOH, maka dia selamat dunia maupun akhirat (lihat An-Nahl: 97). Tapi sebaliknya, jika ia menolak dengan berpegang pada isme-isme buatan jin dan manusia, dia tersesat di dunia dan merugi di akhirat (lihat Taha: 124-126). Atas dasar itu, terjadi tarik-menarik antara kebenaran dan kebatilan. Bendera kebenaran dibawa oleh para nabi, sedang bendera kebatilan dibawa oleh para syaitan dan konco-konconya dari jin dan manusia (Al-An’am: 112). Maka, sejak iblis diusir dari neraka, dia bersumpah untuk menyesatkan seluruh manusia, kecuali hamba ALLOH yang bersyukur (Al-A’raf: 12-18). Upaya penyesatan itu berlangsung sampai hari kiamat. Maka, sejak itu terjadi dua kelompok yang saling menarik, seperti firman ALLOH Subhanahu Wa Ta’ala (yang artinya), “Orang yang beriman di jalan ALLOH, sedangkan orang-orang kafir berjuang di jalan thaghut, maka perangilah pembela-pembela syaitan, sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah.” (An-Nisa: 76).
Upaya perusakan syaitan dilakukan melalui dua arah. Pertama, fitnah syubhat berupa wacana pemikiran dan keyakinan yang berlawanan dengan kebenaran. Fitnah ini diusung oleh non-Muslim (baca: kafir) atau juga lewat orang Muslim yang berpenyakit (baca: munafik). Kedua, fitnah syahwat, dalam perilaku seksual. Jika seorang Muslim terkena salah satu fitnah tersebut atau bahkan keduanya, daya memperjuangkan Islamnya akan lumpuh.
Dalam melumpuhkan kekuatan umat Islam, musuh-musuh Islam menggunakan segala macam cara yang terus-menerus dikembangkan, baik melalui eksternal (vis to vis dengan kaum Muslimin), maupun internal (pembusukan dari dalam). Dan itu dilakukan sepanjang sejarah perjuangan umat Islam. Yaitu, sejak dari negara pimpinan Nabi, lalu dinasti Umayyah, Abbasiyyah, dinasti-dinasti lain, dan sampai yang terakhir, Utsmaniyah. Dicatat oleh Dr. Abdul Halim dalam kitabnya, Asbaabu Suquuti Tsalaatsiina Daulatin Islaamiyyah (Sebab-Sebab Kejatuhan 30 Negara Islam), bahwa kejatuhan negara-negara Islam umumnya disebabkan oleh hal-hal di atas. Mulai dari penyimpangan ideologi sampai penyimpangan moral.
Faktor Eksternal yang Menggerogoti Umat Islam
Kerja sama zionisme dan salibisme Internasional dalam menghadapi umat Islam dicatat oleh Dr. Umar al-Faruk dalam bukunya, Segi Tiga: Penjajahan, Orientalisme, dan Kristenisasi, sebagai usaha yang memporak-porandakan kekuatan umat Islam di seluruh dunia.
Kita melihat bagaimana Portugal, Inggris, dan Belanda ketika menjajah Indonesia. Ketiga hal di atas (penjajahan, orientalisme, dan kristenisasi) menjadi suatu langkah kongkrit usaha mereka yang berhasil mengangkangi umat Islam Indonesia berabad-abad. Mereka memperlakukan umat Islam semaunya, dan bagi yang menentang, dikenakan tuduhan ektrismis, fundamentalis, dan lain-lain.
Ketika penjajah sudah hengkang, peranan mereka digantikan oleh kaum intelek kita yang menjadi perpanjangan tangan para orientalis dengan mengampanyekan paham-paham mereka atas nama nasionalisme, modernisme, sekularisasi, desakralisasi, reaktualisasi, pribumisasi, dan semacamnya. Hal tersebut diungkapkan R. William Lidle dalam bukunya, Islam, Politik, dan Modernisasi. Di antara wacana-wacana itu, yang kini lumayan naik daun adalah Islam Liberal.
Perkembangan Islam Liberal telah mendominasi para intelektual kita. Greg Burton dalam bukunya, Islam Liberal di Indonesia, menyebutkan, paling tidak ada tiga nama besar pembawa gagasan paham ini di Indonesia, yaitu Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, dan Johan Effendi.
Ditinjau dari sudut pemerintahan, perjalanan peran umat Islam dipegang oleh tiga elemen. Pertama, elemen nasionalis Muslim, Soekarno, yang dilanjutkan oleh Soeharto, lalu Habibie. Mereka adalah tipe pemimpin sekuler yang mengadopsi paham Islam formalistik. Kepemimpinan model ini telah gagal menciptakan kesejahteraan umat, bahkan keadaannya termarjinalkan. Elemen kedua adalah kelompok modernis dan Islam liberal. Dibawah kepemimpinan Gus Dur (setelah Habibie), model ini terbukti gagal juga.
Terakhir, kaum kafirin khawatir akan lahirnya elemen ketiga, yang nantinya membawa kemenangan dan kesejahteraan Islam melalui kekuasaan, secara de facto dan de jure. Elemen ketiga itu mereka sebut fundamentalisme.
Roger Garraudy menyebut fundamentalisme sebagai antithesis bagi sekularisme. Sementara, mantan Presiden Amerika Richard Nixon setidaknya menginventarisasi lima pemicu munculnya kaum fundamentalis dalam Islam. Pertama, mereka yang digerakkan kebencian terhadap Barat/anti Barat. Kedua, mereka yang bersikeras mengembalikan peradaban Islam yang lalu. Ketiga, mereka yang bertujuan mengaplikasikan syariat Islam. Keempat, mereka yang mempropagandakan bahwa Islam adalah agama dan negara. Kelima, mereka yang menjadikan masa lalu itu sebagai penuntun masa depan, mereka ini bukan orang-orang konserfatif namun cukup revolusioner (Adian Husaini, Yusril Versus Masyumi, hlm. 49).
Fundamentalisme benar-benar dianggap ancaman oleh blok kafir yang dikomandoi oleh Barat. Mata dunia terbuka lebar ketika menyaksikan Sovyet yang kokoh bertekuk lutut di hadapan para mujahidin Afghanistan yang oleh mereka disebut Muslim fundamentalis. Sebuah bukti bahwa kekuatan fisik dan mesin-mesin perang tidak cukup ampuh melawan gelora jihad (mereka menyebutnya fundamentalisme). Maka, tidak heran jika kemudian tesis Samuel P. Huntington, The Class of Civilisation/Benturan Peradaban, mereka jadikan kemudi untuk menyudutkan umat Islam di seluruh dunia. Lalu, dibuatlah isu terorisme, untuk membungkam gelora jihad umat Islam sehingga ia tidak mempunyai perlawanan lagi. Betul kata Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad kecuali akan hina.”
Adapun gerakan kristenisasi, yang berjalan terus sejak masa penjajahan hingga kini, imbasnya jelas-jelas dirasakan oleh umat Islam di berbagai pelosok daerah. Grafik statistik kependudukan tentang kuantitas kaum Muslimin yang menurun drastis adalah bukti yang autentik. Padahal, Indonesia mempunyai piranti undang-undang yang melarang pemaksaan agama.
Jika memperhatikan keadaan umat Islam, akan kita dapati berbagai indikasi kemerosotan dalam hampir seluruh aspek kehidupan, baik akidah, ibadah, ataupun moralitas. Fenomena kemusyrikan terjadi di mana-mana. Di antara yang paling menonjol adalah praktik perdukunan. Ditambah lagi dengan pesatnya perkembangan aliran-aliran sesat yang memanfaatkan kebodohan umat.
Dalam ibadah ritual, umat Islam masih jauh dari masjid, terutama shalat shubuh. Dari segi moralitas, sudah nyata-nyata bobrok. Sebagai ilustrasi, Jakarta yang penduduknya 80% Muslim, dengan jumlah masjid 2.400, mushalla 5.500, dan majlis taklim 6.750 (data statistik 1997), mencetak rekor tertinggi dalam peredaran narkoba skala nasional, sekitar 60% . Sedang sisanya, tersebar di wilayah-wilayah lainnya.
Budaya munafik, sikap ulama yang tidak berpihak kepada umat dalam bentuk pembodohan atas nama ketaatan, sikap para penguasa Muslim dengan komitmen Islam yang lemah, sikap masa bodoh para pengusaha Muslim dalam mengentaskan kemiskinan, dan tampilnya ulama-ulama kagetan, serta berbagai macam penyakit umat yang sudah sangat kronis, pengobatannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Yaitu, dengan melibatkan semua elemen umat Islam yang terampil untuk bangkit menyelamatkan umat dari jurang kehancuran. Dari kezaliman menuju keadilan Islam. Dari kebodohan menuju kesadaran Islam.
Dakwah sebagai Solusi bagi Problematika Umat Islam Indonesia
Jika ditinjau lebih jauh, masyarakat Muslim di berbagai pelosok Indonesia terpecah-pecah dalam berbagai sekat kelompok, organisasi, dan model dakwah variatif lainnya, dengan klaim masing-masing kelompok paling benar. Realita itulah yang menyebabkan kekuatan dakwah tercecer. Berbicara tentang dakwah, berarti berbicara risalah Islam. Sudahkah ia terimplementasi dengan baik? Seberapa jauh pemahaman da’i kita tentang metode dakwah Rasulullah? Seberapa banyak da’i yang diterjunkan ke dalam masyarakat? Setingkat apa kualifikasi mereka? Bagaimana intensitas dakwah mereka? Sejauh mana mereka dapat menghindarkan masyarakat Muslim dari keterperosokan moral? Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk direnungkan, mengingat bahwa kebangkitan umat Islam dari multi-dimensi, yang dialaminya sangat bergantung pada keberhasilan peranan dakwah. Dalam tataran lokal (Indonesia), kelemahan dakwah telah sampai pada tingkat yang luar biasa, sehingga sulit mengharapkan sebuah kebangkitan Islam dalam jangka waktu yang pendek. Indikasi kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut.
  • Masih meratanya tingkat kebodohan tentang Islam.
  • Banyaknya syirik, bid’ah, khurafat, dan takhayyul.
  • Dekadensi moral yang mengerikan.
  • Permusuhan antar umat yang kerap terjadi hanya karena sebuah perbedaan.
  • Integritas pribadi para da’i yang bermasalah.
  • Masjid-masjid banyak kosong dan difungsikan hanya untuk shalat.
  • Pendidikan agama di sekolah–sekolah mengkhawatirkan.
  • Mayoritas masyarakat Muslim enggan menampakkan penampilan Islamnya.
  • Banyak daerah yang tidak terjamah dakwah, karena kurangnya da’i dan diperparah oleh penyebaran aliran sesat yang sangat luas.
  • Fanatisme tiap-tiap kelompok yang sulit dipertemukan satu sama lain.
  • Dan lain-lain.
Dan deretan masalah bisa diungkap. Itulah penyakit masyarakat yang harus diobati oleh para da’i.
By. Abu Hanifah Muhammad Faishal alBantani al-Jawy
(sumber dari situs www.alislamu.com dengan sedikit perubahan)


Menjaga Aqidah Diri dan Keluarga di Tengah Modernisasi dan Globalisasi

Allah SWT menciptakan manusia dgn dua ketentuan ketentuan bersifat mutlak sebagai kehendak Allah yg disebut iradah kauniyyah dan ketentuan yg menghendaki menusia berjalan menuju ke jalan kebenaran atau disebut iradah syar’iyyah. Dalam iradah kauniyyah manusia tidak dimintai pertanggungjawaban atas kehendak Allah yg terjadi padanya mengapa ia menjadi seorang pria atau wanita mengapa muka kita seperti ini mengapa berbadan tinggi dan yg semacamnya.
Ketentuan kedua Allah iradah syar’iyyah menghendaki manusia berjalan menuju kebenaran. Untuk tujuan tersebut Allah memberikan sejumlah perangkat. Pengutusan para rasul yg ditutup oleh Nabi kita Muhammad saw. adl salah satunya. Barang siapa yg menerima dan memegang komitmen dalam hidupnya sesuai dgn kehendak Allah maka dia selamat dunia maupun akhirat . Tetapi sebaliknya jika ia menolak dgn berpegang pada isme-isme buatan jin dan manusia dia tersesat di dunia dan merugi di akhirat . Atas dasar itu terjadi tarik-menarik antara kebenaran dan kebatilan. Bendera kebenaran dibawa oleh para nabi sedang bendera kebatilan dibawa oleh setan dan konco-konconya dari jin dan manusia . Maka sejak iblis diusir dari neraka dia bersumpah utk menyesatkan seluruh manusia kecuali hamba Allah yg bersyukur {Al-A’raf 12-18}. Upaya penyesatan itu berlangsung sampai hari kiamat. Maka sejak itu terjadi dua kelompok yg selalu tarik-menarik seperti firman Allah SWT Orang yg beriman di jalan Allah sedangkan orang-orang non muslim berjuang di jalan thaghut maka perangilah pembela-pembela seitan sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah. .
Upaya perusakan setan dilakukan melalui dua arah. Pertama fitnah syubhat berupa wacana pemikiran dan keyakinan yg berlawanan dgn kebenaran. Fitnah ini diusung oleh non-muslim atau juga lewat orang muslim yg berpenyakit . Kedua fitnah syhwt (**) dalam perilaku seksual. Jika seorang muslim terkena salah satu fitnah tersebut atau bahkan keduanya daya memperjuangkan Islamnya akan lumpuh.
Dalam melumpuhkan kekuatan umat Islam musuh-musuh Islam menggunakan segala macam cara yg terus-menerus dikembangkan baik melalui eksternal {vis to vis dgn kaum muslimin} maupun internal . Dan itu dilakukan sepanjang sejarah perjuangan umat Islam. Semenjak dari negara pimpinan Nabi saw. lalu dinasti Umayyah Abbasiyyah dinasti-dinasti lain dan sampai yg terakhir Utsmaniyah. Dicatat oleh Dr. Abdul Halim dalam kitabnya Asbaabu Suquuthi Tsalatsiina Daulah Islamiyah {Sebab-Sebab Kejatuhan 30 Negara Islam} bahwa kejatuhan negara-negara Islam umumnya disebabkan oleh hal-hal di atas dari penyimpangan ideologi sampai penyimpangan moral.
Faktor Eksternal yg Menggerogoti Umat Islam Kerja sama zionisme dan salibisme internasional dalam menghadapi umat Islam dicatat Dr. Umar al-Faruk dalam bukunya Segi Tiga Penjajahan Orientalisme dan Kristenisasi sebagai usaha yg memporak-porandakan kekuatan umat Islam di seluruh dunia.
Kita melihat bagaimana Portugal Inggris dan Belanda ketika menjajah Indonesia. Ketiga hal di atas menjadi suatu langkah kongret usaha mereka yg berhasil mengangkangi umat Islam Indonesia berabad-abad. Mereka memperlakukan umat Islam sekehendaknya dan bagi yg menentang dikenakan tuduhan ektresmis fundamentalis dan lain-lain. Ketika penjajah sudah hengkang peranan mereka digantikan oleh kaum intelek kita yg menjadi perpanjangan tangan para orientalis dgn mengampanyekan paham-paham mereka atas nama nasionalisme modernisme sekularisasi desakralisasi reaktualisasi pribumisasi dan semacamnya. Hal tersebut diungkapkan R. William Lidle dalam bukunya Islam Politik dan Modernisasi.
Di antara wacana-wacana itu yg kini lumayan naik daun adl Islam Liberal. Perkembangan Islam Liberal telah mendominasi para intelektual kita. Greg Burton dalam bukunya Islam Liberal di Indonesia menyebutkan paling tidak ada tiga nama besar pembawa gagasan paham ini di Indonesia Nurcholis Majid Abdurrahman Wahid dan Johan Effendi.
Ditinjau dari sudut pemerintahan perjalanan peran umat Islam dipegang oleh tiga elemen. Pertama elemen nasionalis muslim Soekarno yg dilanjutkan oleh Soeharto lalu Habibie. Mereka adl tipe pemimpin sekuler yg mengadopsi paham Islam formalistik. Kepemimpinan model ini telah gagal menciptakan kesejahteraan umat bahkan keadaannya termarjinalkan. Elemen kedua adl kelompok modernis dan Islam liberal. Di bawah kepemimpinan Gus Dur model ini terbukti gagal juga. Terakhir kaum kafirin khawatir akan lahirnya elemen ketiga yg nantinya membawa kemenangan dan kesejahteraan Islam melalui kekuasaan secara de facto dan de jure. Elemen ketiga itu mereka sebut fundamentalisme.
Roger Garraudy menyebut fundamentalisme sebagai antitesis bagi sekularisme. Sementara mantan Presiden Amerika Richard Nixon setidaknya menginventarisasi lima pemicu munculnya kaum fundamentalis dalam Islam. Pertama mereka yg digerakkan kebencian terhadap Barat/anti-Barat. Kedua mereka yg bersikeras mengembalikan peradaban Islam yg lalu. Ketiga mereka yg bertujuan mengaplikasikan syariat Islam. Keempat mereka yg mempropagandakan bahwa Islam adl agama dan negara. Kelima mereka yg menjadikan masa lalu itu sebagai penuntun masa depan mereka ini bukan orang-orang konservatif namun cukup revolusioner {Adian Husaini Yusril Versus Masyumi hal. 49}.
Fundamentalisme benar-benar dianggap ancaman oleh blok kafir yg dikomandoi oleh Barat. Mata dunia terbuka lebar ketika menyaksikan Sovyet yg kokoh bertekuk lutut di hadapan para mujahidin Afghanistan yg oleh mereka disebut muslim fundamentalis. Sebuah bukti bahwa kekuatan fisik dan mesin-mesin perang tidak cukup ampuh melawan gelora jihad {mereka menyebutnya fundamentalisme}. Maka tidak heran jika kemudian tesis Samuel Huntington The Class of Civilisation/Benturan Peradaban mereka jadikan kemudi utk menyudutkan umat Islam di seluruh dunia. Lalu dibuatlah isu terorisme utk membungkam gelora jihad umat Islam sehingga tidak mempunyai perlawanan lagi. Betul kata Nabi saw. Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad kecuali akan hina.
Adapun gerakan kristenisasi yg berjalan terus semenjak masa penjajahan hingga kini imbasnya jelas-jelas dirasakan oleh umat Islam di berbagai pelosok daerah. Grafik statistik kependudukan tentang kuantitas kaum muslimin yg menurun drastis adl bukti yg autentik. Padahal Indonesia mempunyai piranti undang-undang yg melarang pemaksaan agama. Jika memperhatikan keadaan umat Islam akan kita dapati berbagai indikasi kemerosotan dalam hampir seluruh aspek kehidupan baik akidah ibadah maupun moralitas. Fenomena kemusyrikan terjadi di mana-mana. Di antara yg paling menonjol adl praktik perdukunan. Ditambah lagi dgn pesatnya perkembangan aliran-aliran sesat yg memanfaatkan kebodohan umat.
Dalam ibadah ritual umat Islam masih jauh dari masjid terutama salat subuh. Dari segi moralitas sudah nyata-nyata bobrok. Sebagai ilustrasi Jakarta yg penduduknya 80% muslim dgn jumlah masjid 2.400 musala 5.500 dan majelis taklim 6.750 mencetak rekor tertinggi dalam peredaran narkoba skala nasional sekitar 60% sedang sisanya tersebar di wilayah-wilayah lainnya.
Budaya munafik sikap ulama yg tidak berpihak kepada umat dalam bentuk pembodohan atas nama ketaatan sikap para penguasa muslim dgn komitmen Islam yg lemah sikap masa bodoh para pengusaha muslim dalam mengentaskan kemiskinan dan tampilnya ulama-ulama kagetan yg bodoh tetapi sok pintar serta berbagai macam penyakit umat yg sudah sangat kronis pengobatannya membutuhkan waktu yg cukup lama dgn melibatkan semua elemen umat Islam yg terampil utk bangkit menyelamatkan umat dari jurang kehancuran. Dari kezaliman menuju keadilan Islam; dari kebodohan menuju kesadaran Islam.
Faktor Internal Penyebab Kelemahan Umat Jika ditinjau lbh jauh masyarakat muslim di berbagai pelosok Indonesia terpecah-pecah dalam berbagai sekat kelompok organisasi dan model dakwah variatif lainnya dgn klaim masing-masing kelompok paling benar. Realita itulah yg menyebabkan kekuatan dakwah tercecer. Berbicara tentang dakwah berarti berbicara risalah Islam. Sudahkah ia terimplementasi dgn baik? Seberapa jauh pemahaman dai kita tentang metode dakwah Rasulullah? Seberapa banyak dai yg diterjunkan ke dalam masyarakat? Setingkat apa kualifikasi mereka? Bagaimana intensifitas dakwah mereka? Sejauh mana mereka dapat menghindarkan masyarakat muslim dari keterperosokan moral? Pertanyaan-pertanyaan ini penting utk direnungkan mengingat bahwa kebangkitan umat Islam dari multidimensi yg dialaminya sangat bergantung pada keberhasilan peranan dakwah.
Dalam tataran lokal kelemahan dakwah telah sampai pada tingkat yg luar biasa sehingga sulit mengharapkan sebuah kebangkitan Islam dalam jangka waktu yg pendek. Indikasi kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Banyaknya syirik bidah khurafat dan takhayul.
  2. Dekadensi moral yg mengerikan.
  3. Permusuhan antar-umat yg kerap terjadi hanya krn sebuah perbedaan.
  4. Integritas pribadi para dai yg bermasalah.
  5. Masjid-masjid banyak yg kosong dan difungsikan hanya utk salat.
  6. Pendidikan agama di sekolah-sekolah mengkhawatirkan.
  7. Masih meratanya tingkat kebodohan tentang Islam.
  8. Mayoritas masyarakat muslim enggan menampakkan penampilan Islamnya.
  9. Banyak daerah yg tidak terjamah dakwah krn kurangnya dai dan diperparah oleh penyebaran aliran sesat yg sangat luas.
  10. Fanatisme tiap-tiap kelompok yg sulit dipertemukan.
  11. Dan lain-lain.
Solusi Problematika Umat Menegakkan Islam dgn Cara Islam Sub-judul di atas menggambarkan upaya sungguh-sungguh utk memahami dan mempraktikkan dgn benar penegakan syariat Islam dgn cara yg sesuai dgn Islam. Meskipun pada kenyataannya banyak upaya yg dilakukan umat Islam dalam menegakan kalimat Allah itu dgn berbagai cara. Ada kalanya islami tetapi parsial ada pula yg tidak islami tetapi berusaha melegitimasi dgn dalil-dalil syar’i dgn lbh banyak bersifat ijthadi pada saat ada dalil sebab ijtihad dilakukan pada saat tidak ada dalil atau dalil bisa dipahami lbh dari satu pengertian.
Karena itu kita dapati berbagai corak perjuangan yg dilakukan umat Islam satu sama lain menekankan pentingnya bidang garapan yg digelutinya. Para politisi muslim umpamanya menekankan perjuangan Islam yg paling efektif adl melalui jalur politik. Sementara para ekonom muslim menganalisis mana mungkin perjuangan Islam bisa berhasil kalau umat Islam lemah ekonominya. Demikian pula para juru dakwah mereka harus mengemukakakan bahwa perjuangan Islam yg paling dominan adl dgn kembali berpegang kepada Islam agar mereka jaya tanpa memperinci lbh jauh apa dan bagaimana merealisasikannya dans seterusnya.
Tanggung Jawab Personal Kita menyadari bahwa tanggung jawab yg akan dipertanyakan kelak di hari akhirat adl tanggung jawab personal. Artinya Allah tidak membebankan tanggung jawab pihak lain kepada kita kecuali kalau kita punya andil dalam persoalan tersebut. Karena itu banyak ayat yg menekankan tanggung jawab ini.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dgn kesanggupannya. Tidaklah kamu dibebani melainkan dgn kewajiban kamu sendiri. {An-Nisa 84}. Hai orang-orang yg beriman selamatkanlah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka. Rasulullah saw. bersabda Mulailah dgn diri kalian sendiri atau mulailah dgn keluargamu.
Dengan demikian prioritas kita adl menyelamatkan diri sendiri dari segala kemungkinan penyimpangan terhadap misi utama kehidupan yaitu Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali utk beribadah kepada-Ku.
Apabila kita sadari hal itu kita akan memahami arti ibadah seluas-luasnya. Yaitu segala sesuatu yg kita lakukan dalam kehidupan kita sesuai dgn apa yg dicintai dan diridai Allah SWT . Segala apa yg dicintai dan diridai oleh Allah baik berupa perkataan perbuatan yg nampak maupun yg tersembunyi. {Ibnu Taimiyah Al-’Ubudiyah hlm. 1}. Ini mengandung pengertian bahwa seluruh aktivitas kita harus sesuai dgn syariat Islam. Jadi fokusnya adl kita sementara acuannya adl syariat Islam. Karena itu tidak benar seseorang yg belum mengerti ajaran Islam dalam membangun kepribadiannya tetapi sudah sibuk bagaimana menegakkan Islam. Tidak berarti menegakkan Islam tidak penting tetapi prosesnya salah.
Sesudah seseorang dalam sekup individu melaksanakan tanggung jawab dirinya sebagai hamba Allah dia akan melangkah menempati posisi di masyarakatnya sesuai dgn kapasitas masing-masing. Di sinilah terjadi interaksi dan kooperasi antara anggota masyarakat muslim sesuai dgn firman Allah SWT Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. .
Dan tanggung jawabnya semakin luas sesuai dgn kapasitas kemampuannya sehingga dgn posisi masing-masing itu akan dimintai pertanggungjawabannya seperti sabda Nabi saw. Ketahuilah bahwa tiap kalian adl penanggung jawab dan tiap kalian akan ditanyai terhadap apa yg menjadi tanggung jawabnya. Imam yg ada di tengah manusia adl penanggung jawab dan dia akan ditanyai terhadap apa yg menjadi tanggung jawabnya. Seorang suami bertanggung jawab terhadap keluarganya dan dia akan ditanyai tentang apa yg menjadi tanggung jawabnya. Dan seorang isteri bertanggung jawab terhadap rumah suaminya dan anaknya dan dia akan ditanya tentang mereka. Dan apabila tiap individu tidak melaksanakan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah yg berkewajiban melaksanakan syariat Islam sesuai dgn kemampuannya berarti dia telah berkhianat. Hai orang-orang yg beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yg dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui. .
Dalam istilah fikih bahwa tanggung jawab personal itu fardu ain sedangkan tanggung jawab kolektif adl fardu kifayah. Adalah salah besar kalau ada orang yg mengutamakan fardu kifayah daripada tanggung jawab fardu ain . Tetapi menjadi sangat baik kalau dia mengerjakan fardu ain juga melaksanakan fardu kifayah. Kalau tidak maka seluruh umat berdosa.
Teladan Rasulullah Gambaran di atas akan lbh jelas pada personifikasi Rasulullah saw. sebagai teladalan bagi perjuangan umat Islam. Dan mempelajari perjalanan perjuangan Nabi saw. tidak boleh sepotong-sepotong seperti mereka yg terperangkap dgn mengotak-kotakan masa Mekah dan masa Madinah. Karena Islam sudah lengkap dan Nabi saw. telah mempraktikkannya secara sempurna. Maka kewajiban kita adl memahami sirah Nabi saw. itu secara komperehensif dan mempaktikkannya sesuai dgn kapasitas dan kondisi kita seperti firman Allah SWT. Maka bertakwalah kalian kepada Allah semampu kalian .. {Ath-Thaghabun 16}.
Dan Rasulullah saw. memberikan arahan atas kelengkapan syariat Islam yg harus kita pedomi. Sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan hal-hal yg wajib maka janganlah kalian meninggalkannya dan telah memberikan batasan-batasan maka janganlah kalian melanggarnya. Dia mengharamkan sesuatu maka janganlah kalian melanggarnya dan mendiamkan banyak hal sebagai rahmat bagi kalian maka janganlah kalian mencari-cari hukumnya. Dan beliau menekankan pegangan yg harus dipedomani pada saat terjadi perbedaan atau perselisihan. Maka barang siapa yg hidup di antara kalian niscaya akan melihat perbedaan yg banyak. Maka hendaklah kalian sunahku dan juga sunah khulafa ar-rasyidin yg mendapatkan petunjuk dan gigitlah dgn gigi geraham dan hendaklah kalian menjauhui perkara-perkara yg diciptakan krn sesungguhnya tiap bidah adl sesat. {HR Abu daud dan Tirmizi hadis hasan}.
Jihad menundukkan hwa nfsu (**)
  1. Berjihad dgn mempelajari ajaran agama Islam demi kebahagiaan dunia dan akhirat.
  2. Berjihad dgn melaksanakan ilmu yg telah diperolehnya krn ilmu tanpa amal adl tidak berarti dan bahkan membahayakan.
  3. Berjihad dgn menjalankan dakwah berdasarkan ilmu yg benar dan praktik nyata.
  4. Berjihad dgn menekan diri agar sabar terhdap cobaan dakwah berupa gangguan manusia.
  5. Empat hal inilah makna yg terkandung dalam surah Al-Ashr yg kata Imam Syafii seandainya Allah tidak menurunkan ayat kecuali Al-’Ashr niscaya cukup bagi manusia.
Sebagai penutup kami kutipkan ucapan Umar bin Khattab r.a. yg artinya Kami adl kaum yg dimuliakan Allah dgn Islam seandainya kami mencari selainnya niscaya kami akan dihinakan oleh Allah. Juga ucapan Imam Malik rhm. yg artinya Tidaklah urusan umat ini akan menjadi baik kecuali dgn mengikuti hal-hal yg telah menjadikan umat terdahulu menjadi baik.
Wallahu a’lam. .
Sumber file al_islam.chm

Perbuatan Bidah Lebih Dicintai Iblis Daripada Maksiat..

Juni 5, 2013

stop-bidah1Mengapa Dosa Bid’ah Lebih Besar dari Maksiat?

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Ustadz mau tanya, apakah ada hadits yang menyatakan bahwa derajat orang yang suka tahlilan lebih rendah dari pada seorang pelacur?
(0274- 7829942)
Jawab:

Wa’alaikumus salam wa rahmatullah wa barakatuh
Sampai saat ini kami belum menjumpai hadits Nabi yang isinya sebagaimana yang ditanyakan. Namun mungkin yang dimaksudkan adalah perkataan seorang tabiin bernama Sufyan ats Tsauri:
قال وسمعت يحيى بن يمان يقول سمعت سفيان يقول : البدعة أحب إلى إبليس من المعصية المعصية يتاب منها والبدعة لا يتاب منها
Ali bin Ja’d mengatakan bahwa dia mendengar Yahya bin Yaman berkata bahwa dia mendengar Sufyan (ats Tsauri) berkata, Bid’ah itu lebih disukai Iblis dibandingkan dengan maksiat biasa. Karena pelaku maksiat itu lebih mudah bertaubat. Sedangkan pelaku bid’ah itu sulit bertaubat (Diriwayatkan oleh Ibnu Ja’d dalam Musnadnya no 1809 dan Ibnul Jauzi dalam Talbis Iblis hal 22).
Faktor terpenting yang mendorong seseorang untuk bertaubat adalah merasa berbuat salah dan merasa berdosa. Perasaan ini banyak dimiliki oleh pelaku kemaksiatan tapi tidak ada dalam hati orang yang gemar dengan bid’ah. Oleh karena itu, bagaimana mungkin seorang pelaku bid’ah bertaubat ketika dia tidak merasa salah bahkan dia merasa mendapat pahala dan mendekatkan diri kepada Allah dengan bid’ah yang dia lakukan.
Mungkin berdasarkan perkataan Sufyan ats Tsauri ini ada orang yang berkesimpulan bahwa orang yang melakukan bid’ah semisal tahlilan itu lebih rendah derajatnya dibandingkan yang melakukan maksiat semisal melacurkan diri.
Muhammad bin Husain al Jizani ketika menjelaskan poin-poin perbedaan antara maksiat dan bid’ah mengatakan, “Oleh karena itu maksiat memiliki kekhasan berupa ada perasaan menginginkan bertaubat dalam diri pelaku maksiat. Ini berbeda dengan pelaku bid’ah. Pelaku bid’ah hanya semakin mantap dengan terus menerus melakukan kebid’ahan karena dia beranggapan bahwa amalnya itu mendekatkan dirinya kepada Allah, terlebih para pemimpin kebid’ahan besar. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah,
أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآَهُ حَسَنًا
“Maka Apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu Dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)?” (Qs. Fathir:8)
Sufyan ats Tsauri mengatakan, “Bid’ah itu lebih disukai Iblis dibandingkan dengan maksiat biasa. Karena pelaku maksiat itu lebih mudah bertaubat. Sedangkan pelaku bid’ah itu sulit bertaubat”.
Dalam sebuah atsar (perkataan salaf) Iblis berkata, “Kubinasakan anak keturunan Adam dengan dosa namun mereka membalas membinasakanku dengan istighfar dan ucapan la ilaha illallah. Setelah kuketahui hal tersebut maka kusebarkan di tengah-tengah mereka hawa nafsu (baca:bid’ah). Akhirnya mereka berbuat dosa namun tidak mau bertaubat karena mereka merasa sedang berbuat baik” [lihat al Jawab al Kafi 58, 149-150 dan al I’tisham 2/62].
Oleh karena itu secara umum bid’ah itu lebih berbahaya dibandingkan maksiat. Hal ini dikarenakan pelaku bid’ah itu merusak agama. Sedangkan pelaku maksiat sumber kesalahannya adalah karena mengikuti keinginan yang terlarang. [al Jawab al Kafi hal 58 dan lihat Majmu Fatawa 20/103].
Ketentuan ini hanya bernilai benar dan berlaku jika tidak ada indikator dan kondisi yang menyebabkan berubahnya status sebuah maksiat atau bid’ah.
Di antara contoh untuk indikator dan kondisi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut. Sebuah penyimpangan baik berbentuk maksiat atau bid’ah akan besar dosanya jika dilakukan secara terus menerus, diiringi sikap meremehkan, anggapan kalau hal itu dibolehkan, dilakukan secara terang terangan atau sambil mengajak orang lain untuk melakukannya. Demikian pula sebuah maksiat atau bid’ah itu nilai dosanya berkurang jika dilakukan sambil sembunyi-sembunyi, tidak terus menerus atau penyesalan dan taubat.
Contoh lain untuk indikator adalah sebuah penyimpangan itu semakin besar dosanya jika bahaya yang ditimbulkannya semakin besar. Penyimpangan yang merusak prinsip-prinsip pokok agama itu dosanya lebih besar dari pada yang merusak hal-hal parsial dalam agama. Demikian pula, sebuah penyimpangan yang merusak agama itu lebih besar dosanya dibandingkan penyimpangan yang sekedar merusak jiwa.
Ringkasnya, ketika kita akan membandingkan bid’ah dengan maksiat maka kita harus memperhatikan situasi dan keadaan, menimbang manfaat dan bahaya dari komparasi tersebut dan memikirkan efek yang mungkin terjadi di kemudian hari dari pembandingan tersebut.
Penjelasan mengenai bahaya bid’ah dan ungkapan hiperbola untuk menunjukkan betapa ngerinya bid’ah sepatutnya tidaklah menyebabkan-pada saat ini atau di kemudian hari-sikap meremehkan dan menyepelekan maksiat.
Sebaliknya, penjelasan mengenai bahaya maksiat dan ungkapan hiperbola untuk menunjukkan betapa ngerinya maksiat sepatutnya tidaklah menyebabkan-pada saat ini atau di kemudian hari-sikap meremehkan dan menyepelekan bid’ah.” (Qawaid Ma’rifah al Bida’ hal 31-33, cetakan Dar Ibnul Jauzi Saudi Arabia).
Penjelasan di atas sangat perlu dilakukan oleh setiap orang yang ingin mengingatkan orang lain akan bahaya bid’ah supaya kita menjadi sebab terbukanya pintu-pintu keburukan tanpa kita sadari.
  • Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling menyayangi antara satu sama lain. Mahukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling menyayangi antara satu sama lain? Sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya diantara kalian" - (Muslim)

Kisah Perang Mautah

Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa sallam biasa mengirim surat kepada para raja untuk berdakwah dan bertabligh kepada mereka. Salah satu surat beliau telah dibawa oleh Harits bin Umair ra. yang akan diberikan kepada Raja Bushra. Ketika sampai di Mautah, maka Syarahbil Ghassani yang ketika itu menjadi salah seorang hakim kaisar telah membunuh utusan Rasulullah SAW. Membunuh utusan, menurut aturan siapa saja, adalah suatu kesalahan besar. Rasulullah SAW sangat marah atas kejadian itu. Maka Rasulullah SAW menyiapkan pasukan sebanyak tiga ribu orang. Zaid bin Haritsah ra. telah dipilih menjadi peniimpin pasukan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Jika ia mati syahid dalam peperangan, maka Ja'far bin Abi Thalib ra. menggantinya sebagai pemimpin pasukan. Jika ia juga mati syahid, maka penlimpin pasukan digantikan oleh Abdullah bin Rawahah ra. Jika ia juga mati syahid, maka terserah kaum muslim untuk memilih siapa pemimpinnya".

Seorang Yahudi, ketika mendengar perkataan ini berkata, "Ketiga orang sahabat yang telah ditunjuk sebagai amir tersebut pasti akan mati. Anbiya AS. pun, dahulu telah mengucapkan kata-kata yang demikian". Kemudian Rasulullah SAW memberikan bendera berwarna putih epada Zaid bin Haritsah ra. Beliau sendiri ikut mengantar rombongan untuk melepas mereka. Di luar kota, ketika orang-orang yang mengantarkan pasukan tersebut akan kembali, maka beliau berdoa untuk para mujahidin ini dengan doa keselamatan, kejayaan, dan agar mereka dijauhkan dari semua perkara yang buruk sampai mereka kembali.

Do'a Rasulullah SAW ini dijawab oleh Abdullah bin Rawahah ra. dengan membaca tiga bait syair yang maksudnya:

Engkau meminta ampunan dari Tuhanmu.
Sedangkan kami menginginkan pedang yang akan memutuskan pembuluh-pembuluh darah atau tombak yang akan menusuk lambung dan hatiku
Jika nanti, orang-orang melewati kuburan kami, mereka akan berkata:
Inilah orang-orang yang telah berjuang untuk Allah. Sungguh, kalian betul-betul telah mendapat petunjuk dan kejayaan

Setelah itu, berangkatlah pasukan tersebut. Syarahbil pun telah mendengar tentang keberangkatan pasukan ini. Dia telah menyiapkan pasukan sebanyak seratus ribu tentara untuk melawan kaum muslimin. Dalam pada itu, para sahabat r.ahum. juga telah mendengar kabar bahwa Heraclius, raja Romawi, juga telah mengirim seratus ribu tentaranya untuk ikut menyerang kaum muslimin. Maka dengan jumlah musuh yang demikian banyak tersebut membuat sebagian sahabat ra. menjadi ragu: meneruskan bertempur melawan musuh, ataukah memberitahukan kepada Rasulullah SAW. Abdullah bin Rawahah ra. berkata,

"Hai orang-orang. Apa yang kalian takuti?
Untuk apa kalian keluar meninggalkan Romawiah kalian?
Apakah kalian keluar ini bukan untuk mati syahid?
Kami adalah orang-orang yang tidak memperhitungkan kekuatan ataupun banyaknya orang dalam pertempuran.
Kami hanya berperang agar di suatu hari nanti, Allah s.wt. memuliakan kita.
Majulah. Setidaknya salah satu di antara dua kemenangan mesti kita dapatkan. Mati syahid, atau menang dalam pertempuran ini".

Mendengar kata-kata tersebut, semangat kaum muslimin pun bangkit kembali. Mereka terus maju sehingga sampailah pasukan tersebut di Mut'ah dan mulailah pertempuran berlangsung antara mereka dengan pasukan musuh. Dalam permulaan pertempuran, bendera dibawa oleh Zaid bin Haritsah ra. Dengan bendera di tangan, ia telah menyerang ke tengah Pertempuran. Mulailah berlangsung pertempuran. Ketika itu saudara Syarahbil telah terbunuh sedangkan kawan-kawannya melarikan diri. Syarahbil sendiri telah lari ke sebuah benteng dan bersembunyi di dalamnya. Kemudian Raja Heraclius mengirimkan bala bantuan lagi kurang lebih sebanyak dua ratus ribu orang tentara. Pertempuran berlangsung dengan begitu dahsyatnya. Akhirnya, Zaid ra. gugur syahid. Maka bendera kaum Muslimin segera diambil oleh Ja'far bin Abi Thalib ra., setelah itu ia memotong kaki kudanya agar tidak berpikiran lagi untuk kembali. Sambil menyerang musuh, ia membaca beberapa bait syair yang terjemahannya sebagai berikut:

Hai orang-orang, apakah tidak baik surga itu
Dan surga itu sudah dekat
Betapa indahnya ia
Dan betapa sejuknya air surga
Telah dekat masa siksa bagi raja Romawi
Dan saya mempunyai kewajiban untuk membunuhnya

Setelah membaca syair tersebut, dipotonglah kaki kudanya dengan tangannya sendiri. Agar hatinya tidak berpikir untuk kembali. la menghunus pedangnya dan terjun ke tengah pertempuran melawan orang-orang kafir tersebut. Karena ia adalah pimpinan pasukan, maka bendera itu tetap berada di tangannya. Pada mulanya, bendera tersebut dipegang dengan tangan kanannya. Tetapi salah seorang pasukan kafir telah memenggal tangan kanannya sehingga bendera pun terjatuh. Maka bendera tersebut segera diambil dengan tangan kirinya. Tetapi, orang kafir itu telah memotong kembali tangan kirinya. Maka ia segera mendekap bendera itu di dada dengan kedua lengannya yang masih tersisa dan digigitnya bendera itu dengan sekuat tenaga. Kemudian, seorang musuh dari arah belakang menebasnya dengan pedang sehingga tubuhnya terpotong menjadi dua. Ia pun roboh ke tanah, dan gugur dalam keadaan syahid. Pada saat itu, Ja'far bin Abi Thalib ra. baru beRomawiur tiga puluh tiga tahun.

Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa setelah Jafar ra. menjadi mayat, ketika mayat tersebut diangkat, di bagian muka tubuhnya terdapat sembilan puluh buah luka. Ketika Ja'far bin Abi Thalib ra. telah mati syahid, maka orang-orang memanggil Abdullah bin Rawahah ra. Ketika itu, ia sedang berada di sebuah sudut dengan beberapa tentara muslimin, sedang memakan sepotong daging karena sudah tiga hari lamanya mereka tidak makan sesuatu pun. Mendengar suara yang memanggilnya, maka dilemparkanlah sisa daging itu. Ia berkata memarahi dirinya sendiri,

"Hai lihatlah, Ja'far telah syahid, sedangkan kamu masih sibuk dengan keduniaanmu".

Maka ia segera maju menyerang ke depan dan mengambil bendera kaum muslimin. Tetapi, jari tangannya telah terluka berlumuran darah dan terkulai hampir putus. Kemudian jari itu diinjak dengan kakinya sendiri lalu ditarik tangannya sehingga terpotonglah jarinya tersebut. Kemudian, jari yang sudah terputus itu ia lemparkan, kemudian ia maju kembali ke medan pertempuran. Dalam keadaan susah dan payah seperti ini, ia merasa sedikit ragu di dalam hatinya karena hampir tidak ada semangat dan kekuataan lagi untuk berperang. Tetapi, keraguan tersebut hanya terlintas sebentar saja dalam hatinya. Ia segera berkata pada dirinya sendiri,

"Wahai hati, apa yang masih kamu ragukan, apa yang menyebabkan kamu ragu-ragu? Istrikah? Ia sudah saya talak tiga. Atau hamba sahaya yang kamu miliki? Semuanya telah saya merdekakan. Ataukah kebun? Itu pun telah saya korbankan di jalan Allah".

Setelah itu, ia membaca syair berikut:

"Wahai hati, kamu harus turun Meskipun dengan senang hati, ataupun dengan berat hati Kamu telah hidup dengan ketenangan beberapa lama. Berpikirlah, pada hakikatnya, kamu berasal dari setetes air mani Lihatlah orang-orang kafir telah menyerang orang-orang Islam Apakah kamu tidak menyukai surga jika kamu tidak mati sekarang suatu saat nanti, akhirnya kamu akan mati juga".

Setelah itu, ia turun dari kudanya. Seorang sepupunya, yaitu anak pamannya, telah memberi sekerat daging kepadanya sambil berkata, "Makanlah ini untuk meluruskan tulang punggungmu." Karena sudah berhari-hari ia tidak makan, maka daging tersebut diterimanya. Baru saja ia mengambil daging tersebut, terdengarlah suara kekalahan. Akhirnya, dilemparkanlah daging tersebut. Ia segera mengambil pedangnya dan menyerbu ke kancah pertempuran melawan orang-orang kafir. Ia terus bertempur hingga mati syahid.

Kisah Kehidupan para Sahabat
Kitab Fadhail 'Amal

1 comment:

Nur Bayan said...
Assalamualaikum.. maaf tuan, ingin menegur ejaan perang mautah. Asalnya Mu'tah (sebuah pekan kecil di Al-Karak,Jordan)bukan Mautah atau Mut'ah. Terima kasih. 


Tiada ulasan: