HATI JADI MATI JIKA 40 HARI TIDAK MENUNTUT ILMU ISLAM DAN 3 HARI HATI JADI SAKIT...KERANA IA MAKANAN HATI...HEBAH2KAN GAN KAWAN2 BLOG NI..TK KERANA SERING MELAYARI BLOG INI. رَبِّيْ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ
Tuhanku (Allah) lapangkanlah dadaku dan permudahkanlah urusanku.. amin...سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُلاحول ولا قوّة إلاّ باللّه العظيم....
وَالـــــسَّلاَمُ عَلَيْكُـــمْ وَرَحْمَـــة ُاللهِ وَبَرَكَاتُـــهُ
janganlah
kita sombong dan angkuh dengan sesuatu hal yang kita dapat atau kita
milki,karena Allah tidak menyukai orang yang sombong sebagaiman
firman-Nya;
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan
angkuh. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membagakan diri"(QS Luqman 18)
Rasulullah SAW bersabda
"Tidak dapat masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat rasa sombong walau seberat debu”(HR Muslim)
oleh
karena itu ada upaya yang harus kita lakukan untuk menghilangkan sifat
sombong ini dari sikap dan kepriadian kita. agar kita menjadi manusia
yang mulia disisi Allah dan dihadapan manusia.
sekurang-kurangnya ada tiga upaya untuk menghilangkan sifat sombong
->yang
pertama; dengan menyadari jeleknya sifat sombong dan mengetahui
akibatnya yang amat buruk dan menyengsarakan,baik didunia maupun
diakhirat.
untuk mengetahui sifat sombong itu diantaranya dari
akibat kesombongan orang lain yang berada disekitar kita,contohnya yang
stres setelah tidak menjadi kaya lagi atau penguasa lagi.
akaibat yang dirasakan di dunia tentu orang yang sombong tidak akan disukai oleh banyak orang.
disamping
mengalami akibat buruk didunia, orang yang sombong juga akan mengalmi
akibat buruk di akhirat dalam bentuk siksa dari Allah SWT,Rasulullah
bersabda;
"Orang-orang yang menyombongkandiri akan dikumpulkan
pada hari kiamat seperti semut-semut kecil dalam benuk laki-laki,mereka
ditutupi kehinaan dari berbagai tempat dan mereka digiring kesuatu
penjara di dalam neraka jahanam yang disebut bulas,mereka dikelilingi
api yang berkobar,mereka diberi minum dari perasan neraka yang akan
membinasakan"(HR Nas'I dan Tirmidzi)
Salah satu sifat buruk yang di wariskan iblis laknatullah kepada umat manusia adalah sifat sombong atau al kibr.
karena
sombong sifat yang tercela,Sekurang-kurangnya,ada tiga dampak yang
perlu kita pahami, sehingga dengan memahami , kita menjauhi sifat yang
buruk ini,
1.merasa paling baik dan benar, kesombongan
muncul karena seseorang membagakan diri,dengan apa yang dia
miliki,kelebihan dari segi harta, ilmu, fisik dsb
2.tidak senang dengan saran yang diberikan orang lain,dia mersa sudah tidak punya kekurangan lagi,
3.tidak senang dengan kemajuan orang lain,
diantara yang harus kita jauhi
->upaya
kedua yang kita lakukan untuk menghilangkan sifat sombong adalah dengan
mengenal hakikat diri kita yang lemah,karena dengan merasakan betapa
banyaknya kekurangan di diri kita insya Allah sifat sombong itu akan
hilang,
Kalau kita mau merujuk pada Al Qur'an dalam mengenal jati
diri kita sendiri,mka akan kita ketahui bagaimana awal penciptaan diri
kita yang bersal dari air mani yang kotor hingga sekarang dan akhirnya
akan mati, ini yang akan membuat kita tidak panatas berlaku sombong,
Allah berfirman;
Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati(berasal) dari tanah, kemuadan Kami jadikan saripati itu air
mani(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah,lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging,dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang-belulang,lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging,kemudian Kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain.Maha
sucilah Allah Pencipta Yang Paling baik. kemudian sesudah itu kalian
benar-benar akan mati (QS Al Muminun 12-15)
->dan
upaya yang terakhir dengan selalu berusaha mendekatkan diri kepada
Allah. Hal ini terjadi manusia sombong karena manusia jauh dari
Allah,akibatnya manusia tidak menyadari bahwa kelak dia akan kembali
kepada-Nya.kalau manusia menyadari bahwa dia akan kembali kepda Allah
tentu dia selalu berusaha mencari keridhaan-Nya.
Akhirnya menjadi
jelas bahwa sifat-sifat bruk harus dicegah dari diri kita
masing-masing,tapi kalau sudah terlanjur ada pada hati kita maka
diperlukan kesungguhan untuk menghilangkannya.tanpa kesungguhan, sangat
sulit bagi kita untuk mendapat keberhasilan.
Wasalam
Admin:Cerita Ivan
Sifat Sombong Atau Takabbur
Ditulis oleh Siti Shamsiah Binti Md Supi. Posted in Artikel
Perjalanan hidup sebagai seorang muslim sebenarnya
adalah suatu perjalanan seorang hamba kepada Penciptanya yang
mengharapkan keredaan dan keberkatan-Nya. Mengorak langkah perjalanan
ini akan menemukan kita dengan pelbagai persoalan dan permasalahan
hidup. Persoalan mengenai pengabdian kita terhadap Pencipta dan
permasalahan hidup sesama manusia.
Apabila kita berurusan dengan manusia, bermakna kita
berhadapan dan berurusan dengan kerenah dan tingkah laku manusia..
Kebiasaannya kita berpendapat bahawa pertimbangan kita dalam menghadapi
kerenah manusia atau dalam kita berurusan dengan manusia merupakan suatu
pertimbangan yang paling tepat dan terbaik bagi diri kita. Tindak
tanduk yang kita lakukan adalah berdasarkan kepada pertimbangan dan budi
bicara yang kita rasa amat tepat dan wajar untuk dilakukan. Biarpun
dalam keadaan kita bersikap biadap, marah atau acuh tak acuh dan
kesannya, ia akan dipertikai oleh orang lain, tetapi pada kita itulah
pertimbangan pertama yang paling sesuai dan wajar.
Antara sikap yang amat tidak digemari oleh manusia
untuk dihadapi ialah sikap sombong atau takabbur. Walaupun sikap ini
tidak menyebabkan kekurangan kepada diri orang lain secara fizikalnya,
tetapi mengucapkan perkataan-perkataan yang berbaur ketakburan atau
kesombongan menyebabkan orang yang mendengar merasa meluat, tersinggung
dan panas hati.
Apakah tanggapan agama terhadap sikap sombong atau
takabbur? Adakah Islam amat memberi perhatian kepada sikap ini yang pada
lahirnya tidak memberi kesan yang nyata kepada diri pelaku atau orang
di sekeliling? Di dalam ruangan ini kita akan cuba mengupas secara
terperinci mengenai sikap sombong atau takabbur ini.
Sombong atau takabbur ertinya perasaan tinggi diri
oleh si pelaku terhadap satu atau lebih mengenai dirinya dalam
aspek-aspek kehidupan. Seseorang itu boleh bersikap sombong kepada orang
di sekelilingnya jika dia mendapati kedudukannya lebih tinggi
berbanding orang di sekelilingnya. Kesombongan atau ketakabburan juga
boleh berlaku apabila manusia mendapati keturunannya, sifat lahiriahnya
sama ada cantik, kacak atau perkasa ataupun kaya dari segi material
adalah lebih berbanding dengan orang lain.
Di dalam hal ini kita perlu menyedari hakikat bahawa
tidak ada satu makhlukpun di dunia ini yang mengatakan bahawa dia berhak
untuk berlaku sombong. Ini kerana, kesombongan atau kebanggaan itu
menunjukkan kebesaran atau kehebatan diri seseorang. Sedangkan kebesaran
atau kehebatan adalah kriteria mutlak yang menjadi milik Allah s.w.t.,
dan tidak ada seorangpun yang boleh memilikinya. Ini seiring dengan
sebuah hadis Qudsi yang bermaksud:
"Allah Ta'ala berfirman (di dalam Hadis Qudsi):
Kesombongan adalah selendangKu dan kebesaran adalah sarungKu. Maka
barang siapa menyamai-Ku salah satu dari keduanya, maka pasti
Kulemparkan ia ke dalam Jahannam dan tidak akan Kupedulikan lagi."
Apabila kita meneliti maksud hadis ini, ia dengan
jelas menyatakan bahawa kesombongan dan kebesaran itu hanya milik Allah
s.w.t. semata-mata, tetapi bagaimanakah perasaan ini masih boleh timbul
di dalam hati manusia?
Sebenarnya, perasaan sombong atau takabbur boleh
berlaku apabila timbulnya suatu pandangan terhadap orang lain dengan
pandangan yang kecil dan hina. Pandangan tersebut mungkin suatu
pandangan yang secara faktanya benar. Umpamanya jika kita membandingkan
pendapatan sebanyak RM7000.00 sebulan dengan pendapatan sebanyak
RM3500.00 sebulan, tentulah jumlah pendapatan pertama jauh lebih besar
berbanding dengan jumlah pendapatan kedua. Walau bagaimanapun,
kesombongan itu berlaku apabila pandangan tersebut beriringan dengan
anggapan orang yang dipandangnya itu lebih kecil, serba kekurangan atau
kurang berharga berbanding dengan dirinya. Ketakabburan berlaku apabila
pandangannya itu tidak disertakan dengan kesyukurannya kepada Allah
s.w.t. kerana memberi kelebihan tersebut. Secara tidak langsung dia
menganggap apa yang dimilikinya itu tidak mempunyai kaitan dengan rahmat
atau rezeki yang diberikan oleh Allah. Ataupun dia menganggap bahawa
dia sememangnya individu istimewa kerana itu Allah memilihnya untuk
memiliki kelebihan tersebut. Maka orang yang sombong dan takabbur itu
menganggap dirinya lebih mulia dan terhormat berbanding dengan orang
lain. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud;
"Sombong itu ialah menolak kebenaran dan menghinakan makhluk."
Perkara-perkara yang biasanya menjadi bahan
kesombongan atau ketakabburan sebagaimana yang dinyatakan di dalam Kitab
Ihya Ulumuddin (tulisan Imam Al-Ghazali) ada tujuh perkara, iaitu ilmu
pengetahuan, amalan dan peribadatan, keturunan, keindahan dan kelebihan
pada bentuk fizikal, harta kekayaan, kekuatan fizikal dan kuasa atau
pengaruh.
1) Dalam aspek ilmu pengetahuan, lazimnya kesombongan
itu berlaku apabila seseorang itu telah mendapat pengiktirafan daripada
masyarakat tentang ilmu yang ada padanya. Mungkin apabila orang memberi
'title' ustaz, orang alim atau sebagainya, pada anggapannya dia
benar-benar telah berilmu. Lantas, orang yang sombong inipun menganggap
orang lain itu bodoh dan jahil
Sebaliknya, haruslah disedari bahawa menuntut ilmu
pengetahuan bagi seorang muslim sebenarnya adalah untuk membawa diri dan
jiwanya kepada suatu keinsafan tentang kedudukannya sebagai seorang
hamba dan kedudukan Tuhannya sebagai Pencipta. Ilmu pengetahuan yang
dimilikinya seharusnya akan menambahkan lagi nilai ketakwaan kepada
Allah s.w.t.. Seiring dengan firman Allah yang bermaksud;
"Bahawasanya yang dapat merasakan takut kepada Allah dari golongan hamba-hamba-Nya itu ialah alim ulama"
2) Amalan dan peribadatan. Memang tidak dinafikan,
apabila masyarakat mengiktiraf seseorang itu sebagai orang warak dan
bertakwa, bagi mereka yang sombong dan takabbur, dia akan mengira-ngira
dia telah banyak melakukan amal ibadat. Dia akan mengharapkan agar dia
diberi keutamaan dalam majlis-majlis tertentu, diraikan dan diberi
puji-pujian oleh masyarakat.
3) Keturunan atau salasilah. Tanpa sedar, manusia
lazimnya akan berbangga dengan keturunan mereka seperti daripada kerabat
diraja, golongan aristokrat, bangsawan dan sebagainya. Perasaan ini
secara tanpa sedar juga pernah dialami oleh seorang sahabat Rasulullah
s.a.w., yakni Abu Dzar. Beliau berkata;
"Pada suatu hari, ketika aku berada di hadapan
Rasulullah s.a.w., datanglah seorang yang berkulit hitam. Lantas saya
menyapanya, "Hai anak orang hitam" Apabila Rasulullah s.a.w. terdengar
sahaja aku menyebut anak orang hitam, baginda menempelakku dengan
mengatakan; Hai Abu Dzar, tidak ada kelebihan bagi seseorang yang
berketurunan kulit putih di atas orang yang berketurunan kulit hitam.
Alangkah menyesalnya aku apabila telah terlanjur mengucapkannya. Lalu
akupun membaringkan tubuhku dan berkata kepada orang tersebut; Nah
saudara, pijaklah pipiku ini."
4) Kecantikan atau ketampanan. Kesombongan atas sebab
ini amat mudah untuk diterima oleh sesiapa sahaja. Suatu anugerah yang
Allah berikan sejak dari manusia dilahirkan. Orang yang cantik atau
tampan mudah sahaja menjadi tumpuan orang-orang yang berada di
sekelilingnya. Seseorang yang tidak mempunyai iman yang kuat, sudah
pasti amat mudah merasa bangga dan sombong dengan apa yang ada padanya.
5) Kesombongan amat mudah berlaku di kalangan mereka
yang berada dan kaya. Terdapat satu kisah yang menceritakan tentang
perkara ini yang boleh dijadikan sebagai suatu pengajaran;
Abu Bakar Al-Hazali berkata:
"Suatu hari kami bersama Hassan. Lalu Ibn al-Ahlam
datang kepada kami hendak bercukur. Dia memakai jubah sutera tersusun di
atas betis, tersingkap pula bahagian luarnya. Dia berjalan berlenggang.
Perbuatannya yang sedemikian itu dilihat oleh Hassan, lalu Hassan pun
berkata: "Sombongnya, dia memalingkan pipi dan menampakkan kebodohannya.
Engkau akan terlihat kebodohanmu dalam nikmat yang tidak disyukuri dan
tidak menggunakannya sesuai dengan perintah Allah serta tidak pula
memberikan haknya pada setiap yang memerlukan. Nikmat itu hak Allah dan
dengannya syaitan sentiasa mencari mangsa. Demi Allah, seseorang yang
berjalan dengan wataknya atau bergerak seperti orang gila itu lebih baik
daripada ini." Ibn al-Ahlam mendengar lalu dia kembali dan minta maaf
kepadanya. Hassan berkata, "Jangan kau minta maaf padaku, tapi
bertaubatlah kepada Allah. Tidakkah engkau dengar firman Allah,
(Yang maksudnya berbunyi) :"Janganlah engkau berjalan
di muka bumi dengan sombong, sesungguhnya engkau itu tiada dapat
menembusi bumi dan tidak akan engkau sampai setinggi gunung." (Al-Isra'
:37)
6) Kekuatan dan keperkasaan tubuh. Manusia amat mudah
merasa amat bangga dan sombong apabila memiliki tubuh yang kuat dan
perkasa. Kelebihan yang dimilikinya kadang-kadang menjadi bahan untuk
mengancam orang lain yang lebih lemah. Atau untuk memaksa orang-orang
yang lebih lemah menuruti kemahuannya. Di dalam hal ini, Rasulullah
s.a.w. bersabda yang bermaksud;
"Orang yang paling gagah perkasa di antara kamu semua
ialah orang yang dapat mengalahkan nafsunya pada waktu marah dan orang
yang tersabar di antara kamu semua itu ialah orang yang suka memaafkan
kesalahan orang lain padahal ia mampu untuk membalasnya."
7) Manakala perkara yang terakhir sekali yang
dinyatakan oleh Imam al-Ghazali sebagai perkara yang boleh menimbulkan
kesombongan ialah pengaruh ataupun kuasa.
Pemimpin yang tertipu dengan perasaannya, walau di
peringkat mana sekalipun kepimpinannya akan merasa bahawa dirinya sudah
cukup hebat berbanding orang lain.
Kesombongan atau takabbur merupakan suatu perasaan
yang apabila ia timbul dan tidak dikendalikan dengan baik dan penuh
keinsafan, akan menjadikan pemiliknya amat kerugian. Ini kerana sikap
ini mampu menjadi penghalang bagi seseorang untuk ditempatkan di dalam
syurga, disebabkan sifat ini menjadi pemisah antara seseorang dengan
akhlak dan budi pekerti kaum mukmin keseluruhannya. Sebagaimana yang
telah dinyatakan sebelum ini, takabbur atau sombong adalah rasa tinggi
diri berbanding dengan orang lain. Seseorang yang memiliki sifat ini
sudah pasti tidak mempunyai perasaan menyayangi saudara mukminnya yang
lain sebagaimana dia menyayangi dirinya sendiri.
Orang yang sombong juga tidak akan dapat meninggalkan
perasaan dendam, memberi nasihat kepada saudara muslim yang lain secara
jujur atau ikhlas dan tidak dapat melaksanakan budi pekerti yang baik.
Sifat sombong atau takabbur juga sebenarnya
menyebabkan seseorang itu awal-awal lagi akan disisihkan oleh Allah swt
di dunia sebagaimana firman-Nya yang bermaksud;
"Nanti Aku palingkan daripada ayat-ayatKu orang-orang yang sombong di muka bumi tanpa kebenaran." (Al-A'raf: 146)
Selain itu natijah kesombongan juga, menyebabkan
pintu hati pengamalnya tertutup dari menerima hidayah dan kebaikan dari
Allah sebagaimana firman Allah yang bermaksud;
"Demikianlah Allah menutup tiap-tiap hati orang yang sombong lagi ganas (memaksa rakyat)." (Surah Al-Mukmin : 35)
Apa yang lebih malang, pemilik sifat takabbur yang
menafikan hak-hak Allah akan ditempatkan ke dalam neraka seiring dengan
firman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dirinya
dari menyembahKu, mereka itu akan masuk neraka Jahannam dengan menderita
kehinaan." (Surah Al-Mu'min: 60)
Dan ini diperkukuhkan lagi oleh dua buah hadis yang berbunyi yang bermaksud;
"Tidak akan masuk ke dalam syurga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan."
Manakala Hadith kedua bermaksud;
"Tidak akan masuk syurga seseorang yang bakhil dan berbuat sewenang-wenang (kerana kesombongannya)."
Sebagai suatu kesimpulan, sesungguhnya sifat sombong
atau takabbur, selain ia dicela di dunia oleh Allah serta orang-orang
mukmin, ia adalah sifat yang amat merugikan seseorang itu di dunia dan
di akhirat. Apakah kita sebagai hamba yang penuh kedhaifan dan serba
kekurangan ini layak untuk menganggap diri kita hebat? Sebagai manusia,
Allah menganugerahkan kepada kita kelebihan-kelebihan tertentu agar kita
menjadi lebih mudah untuk meniti perjalanan hidup ke arah kehidupan
yang lebih abadi. Kelebihan yang diberi bukanlah bererti yang kita
diberi izin untuk mendabik dada kepada orang lain. Suatu hakikat yang
perlu kita sama-sama sedari ialah, tidak ada manusia yang sempurna dari
segala segi. Di mana kelebihan manusia, di situlah sebenarnya kelemahan
atau kekurangannya berada.
Maka kita sewajarnya sama-sama menginsafi bahawa
keagungan, kehebatan dan sifat sombong itu hanya dimiliki oleh Allah.
Dan bagi manusia, sifat sombong atau takabbur sebaik-baiknya dengan
dengan sifat tawaddhu'. Sifat tawaddhu' adalah sifat rendah diri dan
menginsafi diri bahawa manusia itu perlu sentiasa berada di bawah
ketundukan dan ketaat kepada Allah s.w.t. Sifat inilah sebenarnya yang
mengangkat darjat manusia di sisi Allah s.w.t. Sebagaimana hadis
Rasulullah yang bermaksud;
"Barang siapa bertawaddhu' kerana Allah, maka akan
diangkat darjatnya oleh Allah, barang siapa yang sombong, maka akan
dijatuhkan darjatnya oleh Allah, barang siapa bersikap bersederhana
(tidak boros dan tidak pula kikir), maka akan dijadikan kaya oleh Allah,
barang siapa membazir, maka akan dijadikan miskin oleh Allah dan barang
siapa memperbanyak ingatan kepada Allah, maka dicintai oleh Allah."
Sifat
sombong adalah salah satu sifat yang dibenci Allah SWT. Sifat sombong
ini banyak jenis dan bentuknya, ada yang nyata dan ada juga yang
samar-samar. Kesombongan yang nyata adalah kesombongan yang dapat
dilihat oleh manusia, seperti merendahkan orang lain, memamerkan harta,
membanggakan kedudukan jabatan, membanggakan keturunan, merasa lebih
daripada orang lain, dan lain sebagainya.
Kesombongan yang samar-samar adalah kesombongan orang yang
berilmu dalam beragama, yang di dalam hatinya merasa bahwa ia memiliki
ilmu yang lebih tinggi daripada orang lain. Dalam kata-katanya seperti
orang yang merendahkan diri, tapi dalam tindak-tanduknya ia menunjukkan
bahwa ia adalah orang yang patut dihormati karena kelebihan ilmunya,
merasa lebih mengerti tentang agama, dan merasa lebih dekat kepada
Allah.
Kesombongan yang samar-samar seperti ini, tanpa disadari
telah banyak menjerumuskan para ahli agama ke dalam neraka. Kesombongan
semacam ini disebut riya, gila pujian, pengaguman terhadap diri sendiri,
dan yang lebih berbahaya lagi adalah dekat pada penyembahan terhadap
diri sendiri.
Sifat sombong akan dapat melahirkan beberapa sifat
dan perilaku tercela lainnya, seperti munafik, pembohong, sering
menggunjing, iri hati, dengki, sifat gila pujian, dan masih banyak lagi.
Kesombongan tidak akan melahirkan sifat yang baik dan tidak akan
membawa akibat yang baik. Orang-orang yang sombong tidak pernah mewarisi
sesuatu selain kehinaan dan kutukan dari Allah SWT.
“Allah
berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di
waktu Aku menyuruhmu.’ Menjawab iblis, ‘Saya lebih baik daripadanya.
Engkau ciptakan saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.’."
(QS AI-A'raaf [71: 12)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa orang-orang
yang sombong karena merasa dirinya lebih baik daripada orang lain
adalah sikap kesombongan yang sama seperti sikap kesombongan yang pernah
dilakukan oleh Iblis laknatullah terhadap Adam. Selanjutnya, pada ayat
13, Allah berfirman,
“Allah berfirman, ‘Turunlah kamu dari surga
itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka
keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.’." (QS
Al-A'raaf [7]: 13)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang
sombong pada hakikatnya adalah orang-orang yang tersingkir dari rahmat
dan karunia Allah. Mereka adalah orang-orang yang hina.
Firman Allah,
"Dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali
kamu tidak akan sampai setinggi gunung." (QS AI-Isra' [17]: 37)
Ayat
ini menunjukkan bahwa betapa tidak pantasnya manusia itu untuk
berperilaku sombong, hanya Allah saja yang pantas untuk menyandang
kesombongan itu karena hanya Allah yang mampu menembus bumi, dan hanya
Allah saja yang Mahatinggi.
Ayat-ayat di atas juga menunjukkan bahwa
sifat sombong adalah warisan dari Iblis yang dilaknat Allah SWT. Apabila
sifat ini ada pada manusia, sama saja si manusia yang sombong itu
memiliki nasab garis keturunan sifat dari sifat iblis yang dilaknat
Allah.
Waspadailah, iblis senantiasa berusaha menggunakan segala
macam cara untuk menjebak manusia supaya masuk ke dalam jeratannya
dengan muslihatnya, tipu dayanya sangat halus dan canggih dalam
menanamkan kesombongan dalam hati manusia. Apalagi, kebanyakan dari
manusia sudah tidak lagi dapat membedakan mana bentuk kesombongan yang
kasat mata dan mana kesornbongan yang tersembunyi? Kebanyakan manusia
sudah tidak lagi dapat membedakan antara yang haq dan yang batil.
Segala hal yang berupa materi menjadi sesuatu yang dijunjung tinggi,
tuntunan ajaran agama hanya dianggap sebagai beban penghalang, perilaku
akhlakul karimah seperti akhlak Rasulullah sudah dianggap kuno,
menggunjingkan aib orang lain sudah dianggap sebagai hiburan, antara
yang halal dan yang haram sudah tidak tampak lagi perbedaannya,
simbol-simbol agama hanya dijadikan kepentingan untuk mencapai tujuan
nafsu duniawi, peringatan dan ancaman hukuman Allah hanya dijadikan
olok-olok dan bahan tertawaan, ayat-ayat Allah tidak dipedulikan,
orang-orang miskin dicibirkan, kejujuran dianggap sesuatu keanehan,
perbuatan dosa diagung-agungkan, kebohongan sudah menjadi kebiasaan,
kecurangan sudah menjadi kebutuhan, dan harta benda sudah menjadi
sembahan.
"(Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan hanya
menjanjikan tipuan belaka kepada mereka." (QS An--Nisa' [4]: 120).
"Jika
kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan
belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan." (QS Al-An'am [6]: 116).
Demikian uraian yang disampaikan Sayid Fahmi Shahab dalam bukunya, “Hubbul Qur’an”
(QultumMedia) menjelaskan tentang fenomena dan sifat-sifat kesombongan
yang diperbuat manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu, kita mesti
hati-hati agar kita tidak termasuk orang yang sombong. Allah telah
memberikan contoh akibat dari perilaku sombong atas Iblis yang enggan
bersujud kepada Nabi Adam.
Sombong (takabbur)
SOMBONG
I. PENDAHULUAN
Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit,.
Penyakit-penyakit hati yang dimaknai dengan sifat-sifat tercela yang ada
pada diri manusia, apabila itu mendominasi kehidupan manusia, maka
jadilah hatinya menjadi sakit. Penyakit ini berbahaya karena merupakan
pengejawantah atas cinta manusia kepada dunia, yang diwujudkan dalam
bentuk ingin mendapat pujian dan sanjungan dari manusia atas
perbuatannya.[1]
Tanda hati yang sakit itu adalah, pertama, tidak merasa sulit melakukan
pebuatan maksiat. Kedua enggan memberikan santapan rohani yang
bermanfaat bagi hatinya dan cenderung kepada makanan rohani yang
memudhatkan hatinya.[2]Adapun penyakit hati diantaranya adalah sombong, ujub, riya’, munafik dan sebagainya.
Sombong adalah kata yang cukup menyeramkan dalam pergaulan, terutama
kita yang hendak menjaga kebersamaan. Keberadaannya akan mengantarkan
seseorang dijauhi oleh orang lain, bahkan oleh Allah SWT. karena
penyakit inilah yang membuat Allah murka dan mengusir iblis dari surga.[3] Berikut pemakalah akan membahas mengenai sikap sombong yang sangat membahayakan bagi setiap pribadi Muslim.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa pengertian Sombong?
B. Apa bahaya yang diakibatkan oleh kesombongan?
C. Bagaimana menunjukkan sikap membenci kesombongan?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sombong
Menurut pengertian istilah, takabbur ialah menampakkan kakaguman diri
dengan cara meremehkan orang lain dan merasa dirinya lebih besar
dibandingkan dengan orang lain, serta tidak mau mendapat kritik dari
orang lain.[4]
Sombong adalah membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya yang
lebih dari yang lain. Membuat dirinya terasa lebih berharga dan
bermartabat sehingga dapat menjelekkan orang lain.[5]
Ujub adalah ta'ajub (kagum diri) terhadap kelebihan yang dimilikinya.
Ianya juga bagian dari takabbur yang tersimpan di dalam hati seseorang.
Misalnya muncul di dalam dirinya bahwa hanya dia sajalah yang memiliki
kesempurnaan ilmu dan amal sedang orang lain tidak. Ta'ajub diri juga
adalah sifat yang buruk seperti yang disampaikan Rasul.
Seseorang bisa terjebak timbulnya sifat takabbur karena merasa lebih
kaya, lebih pintar, lebih bangsawan, lebih cantik, dan gagah.
Kesimpulannya banyak pintu-pintu terbukanya kesombongan bagi manusia,
apabila dia memiliki sikap mental yang meganggap enteng dan remeh orang
lain atas kelebihan yang ada padanya.[6] Padahal Allah telah melarang kita dalam QS. Al Luqman ayat 18:
Artinya: dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.[7]
Sombong disebut juga dengan takabbur, congak, pongoh, membusungkan dada
dan membanggakan diri. Sombong ini termasuk penyakit batin. Kita lihat
dalam masyarakat, ada kesombongan ilmia, karena hanya dia yang paling
tahu, ada kesombongan kekuasaan, karena hanya dia yang paling kuasa, ada
kesombongan kekayaan, karena hanya dia yang paling kaya. Paling parah
lagi penyakit ini, apabila sudah berjangkit ke dalam hati, hanya dia
yang paling taat, yang paling dermawan, dan yang paling berjasa membela
rakyat yang menderita, mengentaskan kemiskinan.[8]
Bahaya yang diakibatkan oleh Kesombongan
Allah ta’ala menghalalkan rezeki-rezeki baik dari
makanan-minuman-pakaian untuk dimanfaatkan tidak pada kedurhakaan dan
penyelewengan, termasuk didalamnya adalah kesombongan dan berbangga,
karena kesombongan menghapus nilai-nilai keutamaan, mendapatkan
nilai-nilai kerendahan, menjauhkan dari sikap merendah (tawadhu’)-yang
merupakan sumber akhlak bagi orang-orang yang bertakwa, menumbuhkan
penyakit kedengkian, kemarahan, mencibir dan mempergunjing orang lain,
menjauhkan dari sikap kejujuran, dari sikap menahan kejengkelan, dari
sikap menerima nasihat, dari sikap yang memperhatikan kekurangan
sendiri, dari sikap mencari ilmu, dan sikap tunduk kepada kebenaran.[9]
Penyakit sombong tidak hanya dibenci oleh Allah, tetapi juga dibenci
oleh manusia yang jernih pikirannya dan bersih batinnya. Agar penyakit
sombong itu tidak menular ke dalam hati, karena begitu benci Allah
kepada orang-orang yang sombong itu, maka Allah memberikan balasan dan
hukuman kepada mereka itu, sebagaimana firman Allah: (Q.S An-Nisa ayat
173)
Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh,
Maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka
sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan
menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang
pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan
penolong selain dari pada Allah.[10]
Masih ada lagi ayat-ayat yang menggambarkan tentang sanksi hukum yang
akan diterima oleh orang-orang yang menyombongkan diri. Adakalanya azab
itu langsung diterimanya di dunia (yang beragam bentuknya) dan
adakalanya di akhirat kelak (yang sudah pasti terjadi).[11]
Sifat sombong sebaiknya harus selalu kita jauhi karena sifat sombong
memberikan banyak bahaya untuk kita semua. Bahaya – bahaya dari sifat
sombong antara lain adalah:
1. Orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun kecil, tidak akan masuk surga.
“Tidak akan masuk al jannah (surga) barang siapa di dalam hatinya terdapat setitik kesombongan.”
2. Orang yang sombong tidak hanya dibenci oleh Allah, tetapi juga dibenci oleh manusia.
3. Orang yang kafir dan menyombongkan diri terhadap Allah, akan
ditimpa siksaan yang pedih dan tidak ada baginya seorang penolong
kecuali Allah SWT.[12]
4. Sombong adalah pintu bagi dosa – dosa lainnya. Sombong adalah
dosa yang pertama kali dilakukan oleh mahluk ciptaan Allah yaitu Iblis
ketika menolak peritah Allah SWT agar iblis bersujud kepada Nabi Adam
AS. Akhirnya iblis pun dikeluarkan dari surga, dan dengan segala tipu
dayanya mengajak manusia untuk berbuat dosa dan maksiat sehingga pada
akhirnya muncul berbagai macam dosa lainnya.[13]
Menunjukkan Sikap Membenci Kesombongan
Sikap sombong lahir pada diri seseorang karena menganggap dirinya lebih
dan merendahkan orang yang hidup dalam kekurangan. Rasulallah saw.
bersabda yang bernama sombong adalah menolak kebenaran dan menganggap
remeh orang lain. Banyak kebenaran yang ditolak hanya karena kebenaran
itu datangnya dari orang miskin atau umurnya lebih muda darinya. Banyak
kebaikan yang sia-sia karena yang memberikan teladan kebaikan adalah
orang yang strata sosialnya lebih rendah darinya. Kesombongan itu juga
yang membuat penilaian terhadap orang lain menjadi subjektif dan tidak
proporsional.[14]
Pada dasarnya seorang Muslim bisa menunjukkan sikap benci terhadap
kesombongan dengan cara menghindari sikap sombong itu sendiri, Beberapa
tips untuk menghindari sifat sombong adalah:
1. Selalu bersyukur dan berdzikir kepada Allah. Karena sikap syukur itulah yang membuat seseorang jauh dari sombong.
2. Rajin beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Hindari banyak bicara dan membanggakan diri sendiri. Titik awal
dari penyakit sombong adalah berawal dari pembicaraan karena pembicaraan
yang kita ucapkan sering kali hanya membicarakan mengenai kelebihan
yang kita punya.
4. Mempelihara sikap rendah hati, bukan rendah diri. Selalu rendah
hati adalah kunci untuk memerangi sifat sombong. Maksud dari rendah hati
yaitu senang berlaku baik terhadap semua orang. Selalu menolong
orang-orang yang membutuhkan bantuan kita. Sehingga kita tidak lakunya
berlagak sombong.
5. Jangan merasa paling dermawan. Jangan sampai kita mengungkit-ungkit apa pun yang kita berikan kepada orang lain.
6. Tebarkan salam dengan sesama Muslim. Karena jika kita
melakukannya berarti menunjukkan bahwa kita tidak sombong. Tidak
memaling muka kita kepada orang-orang sekitar.
7. Senantiasa bersedekah. Jangan merasa paling kaya lalu bersikap kikir dan angkuh.[15]
IV. PENUTUP
A. SIMPULAN
Menurut pengertian istilah, takabbur ialah menampakkan kakaguman diri
dengan cara meremehkan orang lain dan merasa dirinya lebih besar
dibandingkan dengan orang lain, serta tidak mau mendapat kritik dari
orang lain. Sifat sombong sebaiknya harus selalu kita jauhi karena sifat
sombong memberikan banyak bahaya untuk kita semua. Bahaya – bahaya
dari sifat sombong antara lain adalah:
1. Orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun kecil, tidak akan masuk surga.
2. Sombong adalah pintu bagi dosa – dosa lainnya.
3. Orang yang sombong tidak hanya dibenci oleh Allah, tetapi juga dibenci oleh manusia.
4. Orang yang kafir dan menyombongkan diri terhadap Allah, akan
ditimpa siksaan yang pedih dan tidak ada baginya seorang penolong
kecuali Allah SWT.
Pada dasarnya seorang Muslim bisa menunjukkan sikap benci terhadap
kesombongan dengan cara menghindari sikap sombong itu sendiri, Beberapa
tips untuk menghindari sifat sombong adalah:
1. Selalu bersyukur dan berdzikir kepada Allah.
2. Rajin beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Hindari banyak bicara dan membanggakan diri sendiri.
4. Mempelihara sikap rendah hati, bukan rendah diri.
5. Jangan merasa paling dermawan.
6. Tebarkan salam dengan sesama Muslim.
7. Senantiasa bersedekah.
SARAN
Demikian makalah yang kami sampaikan. Dengan harapan semoga dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga
kita bias mengambil hikmahnya. Amiin.
[1] Haidar Putra Daulay, Qalbun Salim Jalan Menuju Pencerahan Rohani, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 79-81
[2] Farid Ahmad, Tazkiyatun Nufuz wa Tarbiyatuha Kama Yuqarriruha Ulama’us Salaf, terj. M. Azhari Salim, (Surabaya: Risalah Gusti, 2002), hlm. 24
SOMBONG, takabbur, atau merasa diri besar adalah masalah yang sangat
serius. Kita harus berhati-hati dengan persoalan ini. Sebab kesombongan
inilah yang menyebabkan setan terusir dari surga dan kemudian dikutuk
oleh Allah selamanya. Hadirnya rasa takabbur sangat halus sekali. Banyak
orang telah merasa tawadhu (rendah hati) padahal dirinya di mata orang
lain sedang menunjukkan sikaf takabburnya.
Allah benar-benar mengharamkan surga untuk dimasuki orang-orang
takabbur. Takabbur hanya layak bagi Allah yang memang memiliki keagungan
sempurna. Sedang seluruh makhluk hanya sekadar menerima kemurahan
dari-Nya.
Penyakit takabbur memang benar-benar seperti bau busuk yang tidak dapat ditutup-tutupi dan disembunyikan.
Orang yang mengidap penyakit ini demikian mudah dilihat oleh mata
telanjang orang awam sekalipun dan dapat dirasakan oleh hati siapapun.
Perhatikan penampilan orang takabbur! Mulai dari ujung rambut, lirikan
mata, tarikan nafas, senyum sinis, tutur kata, jumlah kata, nada suara,
bahkan senandungnya pun benar-benar menunjukkan keangkuhan. Begitupun
cara berjalan, duduk, menerima tamu, berpakaian, gerak-gerik tangan
bahkan hingga ke jari- jari kaki. Semuanya menunjukkan gambaran orang
yang benar-benar buruk perangainya.
Ada pertanyaan menarik. Pantaskah sebenarnya orang bersikap takabbur,
jika seluruh kebaikan pada dirinya semata-mata hanya berkat kemurahan
Allah padanya? Padahal jika Allah menghendaki, dia bisa terlahir sebagai
kambing. Tentu saja saat itu tidak ada lagi yang bisa disombongkan.
Atau kalau Allah mau, dia bisa terlahir dengan kemampuan otak yang
minim. Bahkan jika Allah takdirkan dia lahir di tengah-tengah suku
pedalaman di hutan belantara, maka pada saat ini mungkin dia tengah
mengejar babi hutan untuk makan malam. Apa lagi yang bisa disombongkan?
Marilah kita berhati-hati dari bahaya kesombongan ini. Jika penyakit ini
datang pada kita, kita akan sengsara. Langkah kehati-hatian ini bisa
dimulai dengan mengenali ciri-ciri kesombongan.
Rasulullah SAW bersabda: Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia. (HR Muslim).
Jika dalam hati kita ada satu dari dua hal ini, atau kedua-duanya ada,
itu pertanda kita telah masuk dalam deretan orang- orang sombong.
Sebagian orang ada yang merasa dirinya paling mulia, baik, shalih, dekat
pada Allah, dikabul doanya, berkah urusannya, dan lainnya. Ketika ada
kebaikan lalu kita laporkan padanya, dia berkata: Oh, siapa dulu dong
yang mendoakannya?
Dan ketika kita datang padanya dengan keluhan berupa musibah, dia
berkata: Ah, itu sih tidak aneh, saya pernah mengalaminya lebih parah
dari itu. Ini adalah gambaran kesombongan. Orang merasa diri lebih dekat
pada Allah, lalu memandang orang lain dengan pandangan yang
merendahkan.
Perilaku seperti ini jika diteruskan akan merugikan pelakunya.
Hakikatnya, semua kebaikan dan keburukan terjadi karena izin Allah.
Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa semuanya (kebaikan dan keburukan itu)
adalah dari sisi (atas takdir) Allah. (QS An Nisaa 4:78).
Kita tidak berdaya membuat kebaikan dan keburukan jika Allah tidak
menghendaki hal itu terjadi. Sekalipun berupa doa atau puasa, tidak bisa
dijadikan alasan bahwa kita punya kuasa atas kebaikan dan keburukan.
Sombong Adalah salah satu sifat tercela
“Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain,
Kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan
menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa
ketaatan ataupun mengesakan-Nya”. (Fathul Bari’ 10/601)
HUKUM SOMBONG
Sombong haram hukumnya dan termasuk dosa besar. Ayat diatas telah dengan tegas menjelaskannya.
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh” maksudnya
janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, lagi berbuat
semenamena. Jangan kamu lakukan semua itu yang menyebabkan Allah akan
murka kepadamu” (Tafsir Ibnu Katsir 3/417)
Rasul saw bersabda :“Tidak akan masuk sorga orang yang dalam hatinya ada
sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi” (Riwayat Muslim)
Seorang sahabat bertanya kepada Nabi Saw:“Sesungguhnya seseorang
menyukai kalau pakainnya itu indah atau sandalnya juga baik”Rasulullah
Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt adalah Maha Indah dan menyukai
keindahan. Sifat sombong adalah mengabaikan kebenaran dan memandang
rendah manusia yang lain” [HR Muslim]
”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali
kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [Al Israa’:37]
”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
[Luqman:18]
Dari al-Aghar dari Abu Hurarirah dan Abu Sa’id, Rasulullah Saw bersabda:
“Allah Swt berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong
adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka
Aku akan menyiksanya” . [HR Muslim]
CELAAN BAGI ORANG SOMBONG
1. Melanggar Perintah Allah Orang yang sombong telah menerjang larangan
Allah dan Rasul-Nya Allah telah berfirman: Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karenasombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Luqman :18)
Rasulullah telah bersabda: “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar
kalian rendah hati, hingga tidak ada seorangpun yang bangga atas yang
lain dan berbuat aniaya atas yang lain” (Riwayat Muslim)
2. Menjadi Penghuni Neraka Orang yang sombong akan diadzab Allah dengan
dimasukannya kedalam neraka. Rasulullah bersabda:“Para penghuni neraka
adalah orang-orang yang keras kepala, kasar lagi sombong” (Riwayat
Bukhari- Muslim)
Yang demikian itu karena hanya Alah lah yang berhak untuk
sombong.Pantaskah manusia yang lemah dan diciptakan dari setetes air
mani yang hina bersikap sombong dihadapan Allah??, Oleh karena itu Allah
mengharamkan sorga bagi orang-orang yang sombong.
3. Orang Sombong Akan Mendapat kehinaan Orang yang sombong akan
mendapatkan kehinaan didunia berupa kejahilan, sebagai balasan
perbuatannya. Yaitu Aku akan halangi mereka memahami hujjah- hujjah dan
dalil-dalil yang menunjukan keagungan-Ku, syari’at-Ku, dan hukum-hukum-
Ku
4. pada hati orang-orang yang sombong untuk taat kepada-Ku dan sombong
kepada manusia tanpa alasan yang benar. Sebagaimana mereka sombong tanpa
alasan yang benar, maka Allah akan hinakan mereka dengan kebodohan.
(Tafsir Ibn Katsir 2/228)
5. Hatinya Terkunci Orang yang sombong terhadap dirinya sendiri atau
menolak kebenaran dan merendahkan manusia, Allah akan kunci mati hatinya
dari menerima kebenaran. Allah berfirman:“ Demikianlah Allah mengunci
mati hati orang yang sombong dan sewenang- wenang” (Ghafir : 35)
Imam As Syaukani mengatakan : “sebagaimana Allah mengunci mati hati
orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah, maka demikian pula
Allah akan mengunci mati hati orang yang sombong lagi berbuat
semena-mena” Lanjutnya lagi; “Yang demikian itu, karena hati merupakan
sumber kesombongan. Sedangkan anggota badan yang lain tunduk mengikuti
hati” (Fathul Qadir 4/492)
6. Mendapatkan Tempat Yang Paling Buruk Hal ini sebagaimana dinyatakan
Allah dalam firman-Nya: “Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah
pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya". Maka
neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang
menyombongkan diri” (AzZumar : 72)
7.Tidak Diajak Bicara Alah Kesombongan pada tingkat tertentu akan
mendapat adzab yang pedih. Disamping itu mereka tidak akan diajak bicara
Allah pada hari kiamat kelak. Hal ini sebagaimana
sabda Rasulullah “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh
Allah, tidak disucikan oleh- Nya, dan baginya adzab yang pedih; (yaitu) Orang yang sudah tua berzina, penguasa pendusta dan orang miskin yang sombong” (Riwayat Muslim)
7. Dikumpulkan Pada Hari Kiamat Seperti Semut Hal ini sebagaimana sabda
Rasulullah SAW:“Orang-orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari
kiamat bagaikan semut kecil dalam bentuk manusia. Mereka mendapat
kehinaan dari setiap penjuru, lalu mereka digiring menuju penjara neraka
jahannam yang bernama Bulas. Mereka dikelilingi sapi neraka, yang
akhirnya mereka diberi minuman dari perasan penghuni neraka yang
merusak” (Riwayat Tirmidzi 2492,Ahmad 2/179, dengan sanadshahih)
8. Menjadi Pengikut Iblis Allah berfirman:“Dan (ingatlah) ketika Kami
berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka
sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
termasuk golongan orang- orang yang kafir” (AlBaqarah : 34)
9. Orang Sombong Orang Yang Paling Jelek
Rasulullah bersabda:“Maukah aku khabarkan kepada kalian hamba Allah yang
paling jelek? Yaitu orang yang kasar lagi sombong” (Riwayat Ahmad 2/174
dengansanad shahih)
MACAM-MACAM KESOMBONGAN
1. Sombong Kepada Allah Ini adalah tingkatan sombong yang paling parah,
sangat jelas kekafirannya. Orang semacam ini tidak mengakui kederadaan
Allah,bahkan lebih tragis mereka mengaku dirinya sebagai
Tuhan,sebagaimana Raja Namrud dan Fir’aun.Allah berfirman: “Apakah kamu
tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)
karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan
(kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan
dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan
mematikan". Ibrahim berkata: "SesungguhnyaAllah menerbitkan matahari
dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah
orang kafir itu; dan Allah tidak memberipetunjuk kepada orang-orang yang
zalim” (Al Baqarah: 258) Demikian pula Allah mengisahkan tentang
Fir’aun:
“Dan berkata Fir`aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku” (Al Qasash : 38)
2. Sombong Kepada Rasul Para Rasul adalah utusan Allah Mereka diutus
dengan mengemban risalah untuk disampaikan kepada ummatnya. Oleh karena
itu tidak layak kita berlaku sombong kepada mereka dan melecehkannya.
Benar mereka juga manusia biasa, akan tetapi bukankah Allah telah
memuliakannya?? Maka menolak risalah mereka berarti sama dengan menolak
syari’at Allah, karena para Rasul tidaklah menyampaikan risalah kecuali
atas bimbingan dan wahyu dari Rabb semesta alam. Contoh dari sombong
teradap rasul adalah sebagaimana
firman Allah :“Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk
beriman tak kala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka:
"Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?” (Al Isra’ : 94)
3. Sombong Terhadap Kebenaran Sombong terhadap kebenaran yaitu enggan
menolak kebenaran yang mungkin datang dari orang lain Syeikh Muhammad
bin Shalih Al Utsaimin berkata; “Sombong ada dua macam; (yaitu) sombong
terhadap kebenaran dan sombong terhadap makhluk. Hal ini terangkum dalam
sabdanya “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia”
(Riwayat Muslim). Menolak kebenaran dengan cara berpaling dari kebenaran
dan tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yaitu
merendahkan dan meremehkan mereka, memandang manusia tidak ada
apa-apanya, dan melihat dirinya sendiri maha lebih dari yang lainnya”
(Syarh RiyadushShalihin 2/469)
4. Sombong Terhadap Manusia Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh Allah
telah telah menghapus kesombongan orang-orang jahiliyyah dan kebanggaan
mereka terhadap nenek moyangnya. Orang- orang mukmin adalah yang
bertaqwa, dan orang fajir adalah yang binasa. Manusia adalah keturunan
Nabi Adam, dan Adam diciptakan dari tanah” (Riwayat Abu Dawud 5116,
Ahmad 2/361, Tirmidzi 3956, dengan sanad shahih)
Kesombongan dihadapan manusia adalah dengan meremehkan dan menganggap
sebelah mata orang lain. Sombong terhadap orang lain atas harta
kekayaannya, pangkat dan dedudukan, sombong dengan ilmu,sombong dengan
postur tubuh dan lain sebagainya.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW telah bersabda:“Cukuplah seseorang
dianggap melakukan kejelekan apabila ia meremehkan saudaranya sesama
muslim” (Riwayat Muslim)
Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit,.
Penyakit-penyakit hati yang dimaknai dengan sifat-sifat tercela yang ada
pada diri manusia, apabila itu mendominasi kehidupan manusia, maka
jadilah hatinya menjadi sakit. Penyakit ini berbahaya karena merupakan
pengejawantah atas cinta manusia kepada dunia, yang diwujudkan dalam
bentuk ingin mendapat pujian dan sanjungan dari manusia atas
perbuatannya.
Tanda hati yang sakit itu adalah, pertama, tidak merasa sulit melakukan
pebuatan maksiat. Kedua enggan memberikan santapan rohani yang
bermanfaat bagi hatinya dan cenderung kepada makanan rohani yang
memudhatkan hatinya.
Adapun penyakit hati diantaranya adalah sombong, ujub, riya’, munafik dan sebagainya.
Sombong adalah kata yang cukup menyeramkan dalam pergaulan, terutama
kita yang hendak menjaga kebersamaan. Keberadaannya akan mengantarkan
seseorang dijauhi oleh orang lain, bahkan oleh Allah SWT. karena
penyakit inilah yang membuat Allah murka dan mengusir iblis dari surga.
Menurut pengertian istilah, takabbur ialah menampakkan kakaguman diri
dengan cara meremehkan orang lain dan merasa dirinya lebih besar
dibandingkan dengan orang lain, serta tidak mau mendapat kritik dari
orang lain.
Sombong adalah membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya yang lebih
dari yang lain. Membuat dirinya terasa lebih berharga dan bermartabat
sehingga dapat menjelekkan orang lain.
Ujub adalah ta'ajub (kagum diri) terhadap kelebihan yang dimilikinya.
Ianya juga bagian dari takabbur yang tersimpan di dalam hati seseorang.
Misalnya muncul di dalam dirinya bahwa hanya dia sajalah yang memiliki
kesempurnaan ilmu dan amal sedang orang lain tidak. Ta'ajub diri juga
adalah sifat yang buruk seperti yang disampaikan Rasul. Seseorang bisa
terjebak timbulnya sifat takabbur karena merasa lebih kaya, lebih
pintar, lebih bangsawan, lebih cantik, dan gagah. Kesimpulannya banyak
pintu- pintu terbukanya kesombongan bagi manusia, apabila dia memiliki
sikap mental yang meganggap enteng dan remeh orang lain atas kelebihan
yang ada padanya.
Sombong disebut juga dengan takabbur, congak, pongoh, membusungkan dada
dan membanggakan diri. Sombong ini termasuk penyakit batin. Kita lihat
dalam masyarakat, ada kesombongan ilmia, karena hanya dia yang paling
tahu, ada kesombongan kekuasaan, karena hanya dia yang paling kuasa, ada
kesombongan kekayaan, karena hanya dia yang paling kaya. Paling parah
lagi penyakit ini, apabila sudah berjangkit ke dalam hati, hanya dia
yang paling taat, yang paling dermawan, dan yang paling berjasa membela
rakyat yang menderita, mengentaskan kemiskinan.
Bahaya yang diakibatkan oleh Kesombongan
Allah ta’ala menghalalkan rezeki-rezeki baik dari
makanan-minuman-pakaian untuk dimanfaatkan tidak pada kedurhakaan dan
penyelewengan, termasuk didalamnya adalah kesombongan dan berbangga,
karena kesombongan menghapus nilai- nilai keutamaan, mendapatkan
nilai-nilai kerendahan, menjauhkan dari sikap merendah (tawadhu’)-yang
merupakan sumber akhlak bagi orang-orang yang bertakwa, menumbuhkan
penyakit kedengkian, kemarahan, mencibir dan mempergunjing orang lain,
menjauhkan dari sikap kejujuran, dari sikap menahan kejengkelan, dari
sikap menerima nasihat, dari sikap yang memperhatikan kekurangan
sendiri, dari sikap mencari ilmu, dan sikap tunduk kepada kebenaran.
Penyakit sombong tidak hanya dibenci oleh Allah, tetapi juga dibenci
oleh manusia yang jernih pikirannya dan bersih batinnya. Agar penyakit
sombong itu tidak menular ke dalam hati, karena begitu benci Allah
kepada orang-orang yang sombong itu, maka Allah memberikan balasan dan
hukuman kepada mereka itu, sebagaimana firman Allah: (Q.S An-Nisa ayat
173) Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh,
Maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka
sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan
menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang
pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan
penolong selain dari pada Allah.
Masih ada lagi ayat-ayat yang menggambarkan tentang sanksi hukum yang
akan diterima oleh orang-orang yang menyombongkan diri. Adakalanya azab
itu langsung diterimanya di dunia (yang beragam bentuknya) dan
adakalanya di akhirat kelak (yang sudah pasti terjadi).
sedikit tambahan dari admin tentang tersenyum
Tersenyum? Apa ruginya?
Ternyata tersenyum itu tidak ada ruginya, karena :
1. Senyum itu ibadah
2. Anda terlihat lebih manis
3. Anda bisa mendapatkan senyum lagi.
4. Menunjukan keramahan Anda
5. Bisa mendapatkan teman baru
6. Memberikan kesan yang positif
7. Menjadikan Anda lebih ceria
8. Menjadikan Anda lebih percaya diri
9. Meringankan beban Anda
10.Mengaktifkan senyawa kimia yang membuat Anda lebih sehat.
TANDA, SEBAB DAN KESAN SOMBONG
Perkataan kibir mengikut istilah bahasa
Melayu, ertinya ialah sombong atau angkuh. Pengertian dalam bahasa moden
ialah ego. Mengikut syariat Islam, erti kibir ialah membesarkan diri
kerana merasakan diri mempunyai kelebihan dan keistimewaan sehingga lupa
kepada Allah dan menderhakainya. Pengertian mengikut istilah syariat
inilah yang akan dihuraikan di sini.
Sifat kibir atau sombong atau angkuh atau ego bermakna membesarkan
diri kerana hati merasakan diri mempunyai kelebihan, keistimewaan dan
kehebatan. Ia merupakan sifat batin (mazmumah) yang paling keji. Bahkan
ia adalah sifat batin yang sangat jahat.
Dosa dan kesalahan pertama yang dilakukan oleh makhluk Allah terhadap
Allah ialah sifat sombong. Iblis enggan sujud kepada Nabi Adam a.s.
sewaktu Allah memerintahkannya. Dia membesarkan diri lantaran merasakan
dirinya lebih utama dan lebih mulia daripada Nabi Adam a.s. Kejadiannya
daripada api sedangkan Nabi Adam a.s. daripada tanah. Itu saja penyebab
yang dia rasa dirinya lebih hebat dan istimewa.
Peristiwa kesombongan iblis ini Allah ceritakan dalam Al Quran, firman-Nya: “Dan
(ingatlah) ketika Kami memerintahkan kepada malaikat: ‘Sujudlah kepada
Ada.’ Dia (Iblis) enggan dan membesarkan dirinya. Maka sesungguhnya dia
adalah dari golongan musyrik.” (Al Baqarah: 34)
Di sini Allah menceritakan bagaimana keengganan iblis untuk tunduk
dan taat dengan arahan Allah. Bahkan ia membesarkan diri kerana merasa
dirinya lebih hebat dan mulia daripada Nabi Adam a.s. Maka dia menjadi
kafir dan menerima kutukan Allah dunia Akhirat. Allah keluarkan dia dari
Syurga yang penuh nikmat dan menukar wajahnya menjadi seburuk-buruk
rupa. Di sinilah bermula dendamnya kepada Nabi Adam a.s. dan anak cucu
cicitnya yang tidak pernah padam sesaat pun. Jelas, daripada penyakit
sombong ini akan lahirlah penyakitpenyakit batin yang lain seperti
pemarah, pendendam dan hasad dengki.
Dari sini lahirlah buahnya di dalam tindakan lahir seperti kasar,
keras, mengangkat-angkat diri, mengumpat dan menghina orang, menganiaya,
penindasan, diskriminasi, penzaliman dan pembunuhan. Sebab itu sombong
sangat dimurkai Allah SWT. Kesan daripada sifat sombong ini tercetus
kerosakan dalam kehidupan masyarakat seperti hilang kasih sayang, pecah
per-paduan, saling berdendam, hina-menghina, kata-mengata dan
jatuh-menjatuhkan serta berbunuh-bunuhan. Itulah kemuncaknya. Sebab itu
sifat sombong ini mesti dikikisbuangkan.
Sifat sombong ini hanya layak bagi Allah. Ia pakaian Tuhan maka
makhluk tidak berhak memakainya. Allah SWT berfirman dalam Hadis Qudsi: “Sombong
itu selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Barangsiapa merampas
salah satu darinya, Aku lemparkan dia ke Neraka Jahannam.” (Riwayat Abu Daud)
Di antara ayat Quran yang sangat melarang kita memakai sifat kibir ini ialah:
“Sesungguhnya orang-orang yang meyombongkan diri daripada menyembah-Ku,
akan masuk ke Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al Mukmin: 60) “Janganlah
kamu berjalan dengan menyombomgkan diri kerana sesungguhnya kamu
sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan ketinggianmu tidak akan
melepasi gunung.” (Al Israk: 37) “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang sombong.” (An Nahl: 23)
Sedangkan sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang lain yang sebanyak 99
(Asmaul Husna) itu tidak salah untuk hamba-hamba-Nya memilikinya.
Misalnya sifat Rahman, Rahim, Kaya, Kasih Sayang, Pemurah, Pemaaf, Alim
dan lain-lain lagi. Ini dibenarkan bahkan diperintahkan supaya kita
memilikinya. Oleh kerana sifat sombong ini menjadi punca tercetusnya
penyakit-penyakit batin (mazmumah) yang lain sehingga melahirkan
kejahatan-kejahatan lahiriah yang banyak di tengah kehidupan masyarakat,
maka sombong ini sangat dikeji dan dimurkai Allah. Rasulullah SAW juga
ada mengingatkan dalam Hadis baginda tentang bahayanya sifat sombong. “Tidak akan masuk Syurga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.” (Riwayat Muslim)
Tidak akan masuk Syurga, ertinya ke Nerakalah jawabnya. Dengan
membawa sikap sombong, di dunia lagi orang tidak suka dan tidak ada
kedamaian jiwa. Di Akhirat terjun ke Neraka. Sebab itu sombong ini mesti
dicabut sampai ke akar umbinya hingga tidak ada walaupun sebesar zarah,
barulah kita selamat. Walhal mengikut kata Imam Al Ghazali, sifat
sombong ini hampir-hampir mustahil dapat dibuang. Oleh itu kita mesti
mengenal pasti lebih dahulu tanda-tanda penyakit ini dan sebab atau
punca-punca penyakit supaya mudah mengubati atau mengikisnya. TANDA-TANDA SIFAT SOMBONG
Langkah-langkah untuk mengenal pasti adanya penyakit ini ialah
melalui pergaulan sesama manusia. Melalui pergaulan, akan dapat dikesan
sifat sombong sama ada sombong yang keterlaluan, sederhana atau ringan.
Apakah tanda-tanda seseorang itu memiliki sifat sombong? Di antaranya:
1. Payah menerima pandangan orang lain sekalipun hatinya merasakan
pandangan orang itu lebih baik daripadanya. Apatah lagi kalau pandangan
itu datang daripada orang yang lebih rendah daripadanya sama ada rendah
umur, pangkat atau lain-lain lagi.
2. Mudah marah atau emosional. Bila berlaku perbincangan dua hala, cepat
tersinggung atau cepat naik darah kalau ada orang tersilap atau
tersalah.
3. Memilih-milih kawan. Suka berkawan hanya dengan orang yang satu
‘level’ atau sama taraf dengannya. Manakala dengan orang bawahan atau
lebih rendah kedudukannya, dia tidak suka bergaul atau bermesra, takut
jatuh status atau darjat dirinya. Bahkan dengan orang yang sama level
dengannya pun masih dipilih-pilih lagi. Yakni dia suka dengan orang yang
mahu mendengar dan mentaati kata-katanya. Mereka inilah saja yang dia
boleh bermesra, duduk sama atau semajlis dengannya.
4. Memandang hina pada golongan bawahan.
5. Dalam perbahasan atau perbincangan, selalunya dia suka meninggikan
suara atau menguatkan suara lebih daripada yang diperlukan.
6. Dalam pergaulan dia suka kata-katanya didengari, diambil perhatian
dan diikuti. Sebaliknya di pihaknya sendiri, susah untuk mendengar cakap
atau nasihat orang lain serta tidak prihatin dengan cakap orang. Apatah
lagi untuk mengikut cakap orang lain.
7. Dalam pergaulannya, dia saja yang memborong untuk bercakap dan tidak
suka memberi peluang kepada orang lain bercakap. Kalau ada orang lain
bercakap, dia suka memotong percakapan orang itu.
8. Kalau dia jadi pemimpin, dia memimpin dengan kasar dan keras terhadap
pengikut-pengikutnya atau orang bawahannya. Ia membuat arahan tanpa
timbang rasa dan tidak ada perikemanusiaan. Kalau dia menjadi pengikut,
susah pula untuk taat dan patuh pada pemimpinnya.
9. Susah hendak memberi kemaafan kepada orang yang tersilap dengannya.
Bahkan ditengking-tengking, diherdik, dikata-kata atau dihina-hina. Di
belakangnya diumpat-umpat.
10. Kalau dia yang bersalah, susah dan berat hendak minta maaf. Rasa
jatuh wibawa bila merendah diri meminta maaf. Bahkan dia tidak mengaku
bersalah.
11. Dia suka dihormati. Tersinggung kalau tidak dihormati. Tetapi dia sendiri susah atau berat untuk menghormati orang lain.
12. Mudah berdendam dengan orang lain terutamanya bila orang itu tersilap.
13. Suka menzalimi orang sama ada secara kasar atau secara halus.
14. Kurang bermesra dengan orang kecuali terpaksa kerana perlukan orang itu atau kerana takutkan orang itu.
15. Suka memperkatakan keburukan orang seperti mengumpat, memfitnah serta membenci orang.
16. Kurang menghormati pemberian orang atau tidak menghargai pemberian orang lain.
17. Suka mengangkat-angkat diri atau menceritakan kelebihan diri.
18. Suka menghina dan menjatuhkan air muka orang di hadapan orang lain.
19. Kurang menghormati nikmat-nikmat Allah. Kalau ada makanan, berlaku
pembaziran atau membuang makanan yang berlebihan. Kalau ada pakaian
walaupun masih elok dipakai tetapi suka berganti dengan yang baru.
Pakaian yang lama dibuang. Kalau ada duit lebih, suka beli barang yang
tidak diperlukan. Semua itu lebih digemari daripada memberi nikmat yang
berlebihan itu kepada orang lain.
20. Kalau berdiri, lebih suka bercekak pinggang (kerana membesarkan
diri). Kalau bercakap, menepuk-nepuk meja dan suka mencemik. Kalau
berjalan suka bergaya, menghentak-hentak kaki atau berjalan membusung
dada.
21. Kurang memberi simpati atau kurang menolong orang lain melainkan ada tujuan-tujuan dunia atau kerana takut dengan orang itu.
22. Kurang minat menerima tetamu atau tidak suka jadi tetamu orang.
23. Tidak suka menyebut kelebihan-kelebihan orang lain kerana takut mencabar dirinya.
24. Kesalahan-kesalahan orang lain dibesar-besarkan sedangkan kesalahan
sendiri didiamkan, disorokkan, buat-buat tidak tahu atau cuba
mempertahankan diri supaya orang menganggap dia tidak bersalah.
25. Sangat tidak senang dengan kejayaan atau kebolehan orang lain.
26. Dia sangat tersinggung kalau ada orang memuji-muji atau menyebut
kelebihan-kelebihan orang lain di hadapannya. Tetapi kalau dia dipuji,
terserlah pada air mukanya rasa bangga dan senang hati.
Senarai tanda-tanda, riak-riak atau sikap-sikap di atas sudah cukup
jelas untuk kita dapat mengenali sifat sombong ini. Bila sudah dikenal
pasti ertinya memudahkan kita mengatasi atau mencabut sifat keji ini. SEBAB-SEBAB SOMBONG
Sebelum mencabut sifat sombong yang keji ini perlu kita tahu kenapa
sifat ini boleh berlaku. Ini juga merupakan faktor pem-bantu untuk
memudahkan kita mengikis sifat ini. Macamlah jerawat yang ada di pipi.
Kalau kita kenal tanda jerawat, kemudian tahu kenapa boleh timbul
jerawat, barulah mudah untuk kita mengubat jerawat itu.
Faktor-faktor penyebab yang menjadikan seseorang itu memiliki sifat-sifat sombong, di antaranya ialah:
1. Memiliki kuasa, sama ada dia memiliki kuasa besar atau kecil. Kuasa
besar itu seperti jadi raja, presiden, perdana menteri, gabenor dan
lain-lain lagi. Kuasa kecil seperti jadi pegawai, D.O., penghulu, guru
besar, guru-guru dan lain-lain lagi. Kuasa yang ada itu mendorongnya
menjadi sombong.
2. Mempunyai ilmu pengetahuan sama ada pengetahuan tentang dunia atau
pengetahuan tentang Akhirat. Sama ada pengetahuan di banyak bidang atau
di satu bidang. Ini jadi pendorong seseorang itu menjadi sombong kerana
dia rasa lebih pandai daripada orang lain.
3. Mempunyai harta kekayaan. Harta juga mendorong seseorang itu menjadi sombong.
4. Mempunyai kegagahan iaitu orang yang mempunyai kekuatan fizikal atau
mempunyai kepandaian dalam mempertahankan diri seperti tinju, gusti, tae
kwan do, silat dan lain-lain lagi. Ini juga mendorongnya menjadi
sombong.
5. Keturunan. Ada orang jadi sombong kerana berketurunan bangsawan,
berketurunan ulama dan lain-lain lagi, lantas merasa diri mulia serta
memandang orang lain hina berbanding dengan dirinya.
6. Sebab-sebab yang lain seperti berwajah tampan dan cantik, disayangi
oleh orang besar, disayangi suami, disayangi oleh ibu ayah dan lain-lain
lagi. Ini juga pendorong menjadi sombong.
7. Bukan sebab-sebab yang di atas tadi, tapi mungkin dia orang miskin
atau orang jahil atau orang hodoh atau orang cacat atau orang lemah
sedangkan dia tetap sombong. Ini dikatakan bodoh sombong. Orang ini
walaupun tidak ada sebab khusus untuk dia berlaku sombong tetapi oleh
kerana benih sifat sombong yang semula jadi ada dalam diri itu tidak
terdidik dan tidak cuba untuk dikikisbuangkan atau tidak dicabut, bahkan
disuburkan, maka tetaplah dia dengan sikap sombongnya.
Golongan yang sombong di taraf ini bilamana tidak sedar atau tidak
kenal dirinya yang sebenar, inilah yang jadi pendorong dia bersifat
sombong. Kalau begitu ada golongan manusia yang sombongnya bersebab dan
ada pula golongan manusia yang sombongnya tidak bersebab. Tetapi
kebanyakan manusia itu sombongnya bersebab, seperti yang disebutkan di
atas tadi. Bersebab atau tidak, sifat sombong tetap mesti dicabut dan
dibuang. Jika tidak, ia akan memberi kesan yang buruk di tengah
kehidupan masyarakat. KESAN SIFAT SOMBONG
Di antara kesan sifat sombong ialah:
1. Orang benci kepadanya. Fitrah semula jadi manusia tidak suka
kepada orang yang bersifat sombong ini. Hati yang benci-membenci
tentulah tidak ada kasih sayang, akhirnya tidak wujud perpaduan. Ini
bererti umat Islam tidak ada kekuatan. Risikonya, Islam menjadi lemah,
lumpuh dan runtuh kerana tidak ada pautan hati antara satu sama lain.
Ini sangat merugikan umat Islam dan Islam sendiri. Maknanya, apabila
sifat sombong dimiliki bersama, semuanya bersalah dan berdosa sehingga
menyebabkan tamadun roh dan tamadun material tidak dapat dibangunkan.
2. Mudah marah, di mana kebiasaannya kemarahan akan berakhir dengan perbalahan dan pergaduhan.
3. Bilamana wujud sifat sombong, lahirlah penyakit yang berikutnya
iaitu mudah berdendam, hasad dengki dengan manusia, mudah hendak
bertindak balas di atas kesilapan orang lain. Kadang-kadang belum tentu
silapnya, dia telah gopoh-gapah bertindak. Mudah pula sakit hati
terhadap kejayaan dan kebolehan orang lain sehingga berusaha se-daya
upaya untuk merosakkan atau menjatuhkan orang itu. Akhirnya tentulah
timbul permusuhan sesama manusia. Lebih besar dari itu, akan berakhir
dengan peperangan dan pembunuhan bilamana berlaku tindak balas daripada
orang lain atau golongan lain pula.
Kesombongan sangat membahayakan masyarakat manusia dan dunia
seluruhnya. Lantaran ini Allah sangat murka dan Allah tempatkan mereka
ini di Neraka bersama Firaun, Namrud, Hamman dan lain-lain orang yang
zalim dan angkuh itu.
Memandangkan betapa merbahayanya penyakit ini maka usaha-usaha lahir
mesti dibuat untuk membendungnya. Beberapa panduan dan kaedah diberi
untuk mengikisbuang dan mengubatinya secepat mungkin secara serius
supaya kita tidak terus mengidap penyakit yang mengerikan ini.
Di antara cara-caranya ialah: 1. Ada ilmu tentang sifat-sifat mazmumah.
Adanya ilmu ibarat ada cahaya yang mampu menyuluh sifat-sifat mazmumah
di dalam diri itu termasuk sifat kibir atau sombong. Perlunya ilmu
kerana ia merupakan sifat batiniah yang sesetengah orang payah
mengesannya tetapi mudah pula dikesan oleh orang lain. 2. Bawa berfikir selalu tentang kejadian manusia.
Sedarkan hati kita bahawa soal kejadian manusia itu adalah sama. Yakni
daripada tanah dan mati kembali ke tanah semula. Walau bagaimana hebat
sekalipun seseorang itu, kejadiannya sama dengan orang lain. Kejadian
yang pertama asalnya daripada tanah. Walaupun berdarjat, berpangkat,
berkuasa, berharta, berilmu, sama ada yang alim atau tidak, yang kaya
atau miskin, yang cantik atau buruk, namun mereka semuanya sama.
Samasama berasal daripada tanah.
Lihatlah raja-raja besar seperti Firaun. Walau bagaimana hebatnya dia
sehingga mengaku dirinya tuhan, di manakah dia sekarang? Bukankah dia
tidak dapat mempertahankan kehebatannya, akhirnya mati dan kembali ke
tanah! Jadi untuk apa dibangga-banggakan dengan kehebatan dan
keistimewaan masing-masing. Sedangkan semuanya setaraf, yakni berasal
daripada tanah dan akhirnya kembali ke tanah jua. Tidak mampu untuk
memanjangkan umur sendiri. 3. Fikirkan dan sedarkan hati kita bahawa kejadian manusia yang kedua adalah daripada air mani yang hina.
Kalau diperlihatkan kepada manusia, amat jijik dan benci sekali untuk
melihatnya. Ertinya, kejadian manusia itu tidak ada beza di antara satu
sama lain, sama ada orang kaya, orang berilmu, pembesar atau lain-lain
lagi, semuanya berasal daripada air mani yang hina. Kalaulah orang kaya
berasal daripada intan, pembesar daripada emas, orang berilmu daripada
berlian dan orang biasa berasal daripada air mani, boleh jugalah
berbanggabangga. Ini tidak, semuanya berasal daripada benda yang sama
iaitu air mani yang hina. Dari segi kejadian, tidak ada perbezaan
apa-apa pun. Jadi untuk apa kita berbangga-bangga dengan keistimewaan
diri pada orang lain? 4. Melihat respon orang lain terhadap kita.
Dalam pergaulan hidup, dapat dikesan respon orang lain kepada kita.
Kalau kita sombong, semua orang akan benci. Anak isteri tidak suka,
jiran-jiran meluat, kenalan renggang dan pengikut tidak suka. Apa
pendapat kita? Adakah untung kita mempertahankan sikap begitu? Apalah
indahnya! Bukankah kita dapat rasakan betapa buruk padahnya akibat
mempertahankan penyakit keji dan jahat ini. Lebih-lebih lagi kerja kita
tidak semua kita mampu uruskan sendiri. Lagi tinggi pangkat dan darjat,
lagi banyak urusan kerja yang perlu dibereskan, dibantu oleh
tenaga-tenaga orang lain sama ada secara langsung mahupun tidak
langsung.
Oleh itu pertolongan, bantuan dan titik peluh orang lain tidak boleh
kita lupakan. Kalau tidak ada mereka ertinya kita tidak jadi hebat dan
kaya. Kalau begitu untuk apa kita rasa lebih istimewa?
Bilamana orang sudah benci, di waktu-waktu tertentu seperti waktu
sakit atau waktu kematian atau kecemasan, masyarakat akan pulaukan. Atau
lambat-lambatkan bantuan atau tidak beri bantuan supaya kita terasa
susah lebih dahulu. Ini semua hasil dari mereka sakit hati dengan sifat
sombong kita itu. 5. Ambil iktibar dari pengalaman hidup.
Apabila ada kelebihan, keistimewaan dan kehebatan, bolehkah bersifat
sombong? Cuba fikirkan kejadian-kejadian yang berlaku dalam pengalaman
hidup seharian. Apakah kita berkuasa mengelakkan diri daripada sakit?
Apakah kita mampu melawan kuasa tentera Allah yang dihantar melalui
bencana alam dan lain-lain lagi? Apakah anda mampu melawan kematian
dengan kesombongan dan kekibiran itu? Tentu tidak! Kalau begitu kenapa
kita merasakan lebih istimewa daripada orang lain? Walhal tidak ada
keistimewaan apa-apa pun yang menjadi milik kita. Semua itu Allah
pinjamkan sekejap. Jadi tidak ada apa-apa pun kehebatan kita jika
dibandingkan dengan orang lain. Kadang-kadang Allah beri kita kelebihan
ilmu, kekayaan, pangkat dan lain-lain, tapi dalam masa yang sama kitalah
yang paling banyak mengidap sakit. Misalnya sakit jantung, kencing
manis, darah tinggi dan lain-lain sehingga kelebihan dan
keistimewaan-keistimewaan itu semuanya tidak ada erti apaapa lagi.
Akhirnya, nikmat yang dikumpul-kumpulkan sekian lama, tidak dapat
dinikmati sendiri tetapi dinikmati oleh orang lain. Oleh itu untuk apa
dibangga-banggakan dengan kehebatan yang ada itu? 6. Ingat azab Allah untuk orang yang sombong.
Cubalah renungkan. Ingatkanlah di hati bahawa sombong ini sangat
dimurkai oleh Allah. Kita dianggap sudah merampas pakaian-Nya.
Akibatnya, kita akan dicampakkan ke Neraka yang panas apinya 70 kali
ganda kekuatan api dunia dan dalamnya 70 ribu tahun perjalanan baru
sampai ke dasarnya.
Ingatkan Neraka yang keseluruhannya api. Di atasnya api, di bawahnya
api, di kiri api, di kanan api, di depan api, di belakang api yang
memakan dan menghanguskan daging-daging dan tulang-belulang. Kemudian
diganti lagi dengan tubuh yang baru dan diseksa lagi. Begitulah
berulang-ulang berlaku sepanjang masa. Walhal di waktu itu kita
dibelenggu kaki dan tangan serta dicemeti berterusan oleh malaikat
Zabaniah. Bau Neraka yang busuk itu tidak dapat digambarkan. Kalaulah
ditakdirkan bau itu tercium oleh penduduk dunia, akan matilah semua
lantaran busuknya.
Perkara-perkara di atas tadi perlu difikir-fikirkan, direnung-renungkan
dan diulang-ulang memikirkannya. Diingat selalu dalam hati hingga tidak
dapat dilupakan lagi. Kesannya nanti akan timbul rasa malu dan takut
untuk kita bersikap ego dengan Tuhan dan dengan manusia. Dengan
cara-cara atau kaedah ini moga-moga membantu kita mudah untuk
bermujahadah menumpaskan sombong ini. Harapan kita moga-moga Allah
sentiasa memimpin kita agar menjadi hamba-hamba-Nya yang merendah diri.
Jauhilah Sikap Sombong
Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus …
Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih)
Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh
karena itu, banyak dalil al Quran dan as Sunnah yang memerintahkan kita
untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang tercela.
Demikian pula banyak dalil yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak
baik dan celaan bagi pemilik akhlak yang buruk. Salah satu akhlak buruk
yang harus dihindari oleh setiap muslim adalah sikap sombong.
Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan
merasa lebih di atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya
sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Nadzirin, I/664, Syaikh Salim al Hilali, cet. Daar Ibnu Jauzi) Islam Melarang dan Mencela Sikap Sombong
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)
Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853). Dosa Pertama Iblis
Sebagian salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)
Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam
dengan kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan,
“Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”.
Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan
tidak mau sujud kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al
Maktabah at Tauqifiyah) Hakekat Kesombongan
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)
An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan
dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan
mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi,
II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam)
Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda beliau, “sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”.
Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta
tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan
dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan
melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, cet Daar Ibnu Haitsam) Sombong Terhadap al Haq(Kebenaran)
Sombong terhadap al haq adalah sombong terhadap kebenaran,
yakni dengan tidak menerimanya. Setiap orang yang menolak kebenaran maka
dia telah sombong disebabkan penolakannya tersebut. Oleh karena itu
wajib bagi setiap hamba untuk menerima kebenaran yang ada dalam
Kitabullah dan ajaran para rasul ‘alaihimus salaam.
Orang yang sombong terhadap ajaran rasul secara keseluruhan maka dia
telah kafir dan akan kekal di neraka. Ketika datang kebenaran yang
dibawa oleh rasul dan dikuatkan dengan ayat dan burhan, dia bersikap
sombong dan hatinya menentang sehingga dia menolak kebenaran tersebut.
Hal ini seperti yang Allah terangkan dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan
tentang ayat-ayat Allah tanpa lasan yang sampai pada mereka tidak ada
dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kesombongan yang
mereka sekali-klai tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan
kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mnedengar lagi Maha Melihat” (QS. Ghafir:56)
Adapun orang yang sombong dengan menolak sebagian al haq
yang tidak sesuai dengan hawa nafsu dan akalnya –tidak termasuk
kekafiran- maka dia berhak mendapat hukuman (adzab) karena sifat
sombongnya tersebut.
Maka wajib bagi para penuntut ilmu untuk memiliki tekad yang kuat mendahulukan perkataan Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam
di atas perkataan siapa pun. Karena pokok kebenaran adalah kembali
kepadanya dan pondasi kebenaran dibangun di atasnya, yakni dengan
petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kita berusaha untuk mengetahui maksudnya, dan mengikutinya secara lahir dan batin. (Lihat Bahjatu Qulubil Abrar, hal 194-195, Syaikh Nashir as Sa’di, cet Daarul Kutub ‘Ilmiyah)
Sikap seorang muslim terhadap setiap kebenaran adalah menerimanya secara penuh sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
“Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya” (QS. An Nisaa’: 65) Sombong Terhadap Makhluk
Bentuk kesombongan yang kedua adalah sombong terhadap makhluk, yakni
dengan meremehkan dan merendahkannya. Hal ini muncul karena seseorang
bangga dengan dirinya sendiri dan menganggap dirinya lebih mulia dari
orang lain. Kebanggaaan terhadap diri sendiri membawanya sombong
terhadap orang lain, meremehkan dan menghina mereka, serta merendahkan
mereka baik dengan perbuatan maupun perkataan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim” (H.R. Muslim 2564). (Bahjatu Qulubill Abrar, hal 195)
Di antara bentuk kesombongan terhadap manusia di antaranya adalah
sombong dengan pangkat dan kedudukannya, sombong dengan harta, sombong
dengan kekuatan dan kesehatan, sombong dengan ilmu dan kecerdasan,
sombong dengan bentuk tubuh, dan kelebihan-kelebihan lainnya. Dia merasa
lebih dibandingkan orang lain dengan kelebihan-kelebihan tersebut.
Padahal kalau kita renungkan, siapa yang memberikan harta, kecerdasan,
pangkat, kesehatan, bentuk tubuh yang indah? Semua murni hanyalah nikmat
dari Allah Ta’ala. Jika Allah berkehendak, sangat mudah bagi
Allah untuk mencabut kelebihan-kelebihan tersebut. Pada hakekatnya
manusia tidak memiliki apa-apa, lantas mengapa dia harus sombong
terhadap orang lain? Wallahul musta’an. Hukuman Pelaku Sombong di Dunia
Dalam sebuah hadist yang shahih dikisahkan sebagai berikut ,
“Ada seorang laki-laki makan di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tangan kirinya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!”Orang tersebut malah menjawab,“Aku tidak bisa.” Beliau bersabda, “Apakah kamu tidak bisa?” -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa sampai ke mulutnya” (H.R. Muslim no. 3766).
Orang tersebut mendapat hukum di dunia disebabkan perbuatannya menolak perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dia dihukum karena kesombongannya. Akhirnya dia tidak bisa mengangkat
tangan kanannya disebabkan sikap sombongnya terhadap perintah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah di antara bentuk hukuman di dunia bagi orang yang sombong. Mengganti Sikap Sombong dengan Tawadhu’
Kebalikan dari sikap sombong adalah sikap tawadhu’ (rendah hati).
Sikap inilah yang merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu
sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah terangkan dalam firman-Nya,
“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan: 63)
Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
‘Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorangpun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR Muslim no. 2865).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang
memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaan untuknya. Dan tidak ada orang yang tawadhu’ (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 2588)
Sikap tawadhu’ inilah yang akan mengangkat derajat seorang hamba, sebagaimana Allah berfirman,
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat “ (QS. Al Mujadilah: 11).
Termasuk buah dari lmu yang paling agung adalah sikap tawadhu’.
Tawadhu’ adalah ketundukan secara total terhadap kebenaran, dan tunduk
terhadap perintah Allah dan rasul-Nya dengan melaksanakan perintah dan
menjauhi larangan disertai sikap tawdahu’ terhadap manusia dengan
bersikap merenadahkan hati, memperhatikan mereka baik yang tua maupun
muda, dan memuliakan mereka. Kebalikannya adalah sikap sombong yaitu
menolak kebenaran dan rendahkan manusia. (Bahjatu Qulubil Abrar, hal 110) Tidak Termasuk Kesombongan
Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
menceritakan bahwa orang yang memiliki sikap sombong tidak akan masuk
surga, ada sahabat yang bertanya tentang orang yang suka memakai pakaian
dan sandal yang bagus. Dia khawatir hal itu termasuk kesombongan yang
diancam dalam hadits. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
menerangkan bahwasanya hal itu tidak termasuk kesombongan selama orang
tersebut tunduk kepada kebenaran dan bersikap tawadhu’ kepada manusia.
Bahkan hal itu termasuk bentuk keindahan yang dicintai oleh Allah,
karena sesungguhnya Allah Maha Indah dalam dzat-Nya, nama-nama dan
sifat-sifat-Nya, serta perbuatan-Nya. Allah mencintai keindahan lahir
dan batin.( Bahjatu Qulubil Abrar , hal 195) Kesombongan yang Paling Buruk
Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata, “Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya,
merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang
tersebut tidak bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Barangsiapa yang menuntut ilmu
demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta
jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk
terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu introspeksi dan
meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari
jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk
membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin
yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, maka hal ini
merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar dzarrah (biji sawi). Laa haula wa laa quwwata illaa billah.” (Al Kabaa’ir ma’a Syarh li Ibni al ‘Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul Kutub ‘Ilmiyah.)
Pembaca yang dirahmati oleh Allah, semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari sikap sombong. Hanya kepada Allah lah kita memohon. Wa shalallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki
Muroja’ah: M. A. Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan
informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk
tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: Blogspot.com)dakwatuna.com –
Ada banyak jenis penyakit yang hinggap di tubuh kita. Baik penyakit
yang terlihat secara fisik ataupun yang tersembunyi di balik relung hati
makhluk Allah yang bernama manusia. Di antaranya adalah sifat sombong.
Banyak
fenomena kesombongan yang terjadi di sekitar kita bahkan mungkin
kitalah salah satu pelakunya. Sombong adalah penyakit yang sulit untuk
disembuhkan karena obatnya ada pada diri kita sendiri. Allah subhannahu
wata’ala berfirman: “Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong,karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi, dan engkau tidak akan dapat menyamai setinggi gunung-gunung.” (QS. Al- Israa’ : 37).
Ada 7 jenis kesombongan yang dibenci Allah SWT:
1.
Sombong karena kelebihan seseorang akan ilmu pengetahuannya baik ilmu
dunia maupun akhirat. Dia menganggap dirinyalah yang paling hebat dan
benar sehingga dia tidak menerima masukan kebaikan dari orang lain. Dia
selalu ingin dihormati oleh orang lain terutama saat di hadapan khalayak
ramai. Baik oleh bawahan ataupun muridnya bahkan selalu menuntut
pelayaan yang mulia untuk dirinya. Padahal Rasullullah bersabda:“ Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya sebesar zarah.” (HR. Muslim).
2. Kesombongan karena merasa lebih dalam hal ibadah.
Penyakit
orang ‘abid yang merasa diri mereka terlalu banyak beribadah
dibandingkan orang lain sehingga menimbulkan sifat bangga diri dan
membuat mereka terpedaya oleh tipu daya setan yang melenakan, karena
beranggapan orang lain tidak bisa melakukan ibadah seperti mereka. Allah
mengecam mereka dalam Surat Luqman ayat 18 dan Rasulullah juga
bersabda: “bahwa siapa yang memuji dirinya sendiri atas suatu amal
shalih berarti sudah tersesat dari mensyukurinya dan gugurlah segala
amal perbuatannya.
3. Sombong karena membanggakan keturunan yang mulia dan bangsawan.
Sifat
sombong ini mirip dengan kaum Bani Israil yang dilaknat Allah seperti
yang tercantum dalam Al- Quran, mereka bangga dengan keturunan mereka
yang banyak menjadi Nabi dan konon ikutan merasa mulia dikasihi Tuhan.
4.
Sombong mempunyai fisik yang sempurna cantik ataupun tampan sehingga
memandang orang lain dengan hina dan merendahkan ciptaan Allah dengan
sindiran yang melukai perasaan orang lain.
5. Sombong karena
memiliki harta yang berlimpah. Yang membuat kita lupa daratan dan
berbangga dengan apa yang kita punya. Sehingga menimbulkan sikap kurang
berkenan kepada orang yang kurang mampu padahal Allah telah berfirman
bahwa dunia dan kemewahannya hanyalah amanah dan hanya perhiasan belaka
pada pandangan orang-orang kafir sehingga mereka berlagak sombong dan
memandang rendah orang yang beriman. Padahal orang yang bertakwa (dengan
imannya) lebih tinggi (martabatnya) daripada mereka kelak. Dan ingatlah
Allah memberi rezeki kepada siapapun yang Dia kehendaki dengan tidak
terkira .
6. Sombong karena kegagahan hingga membully siapa saja dengan kekuatan badan yang tak tertandingi.
7.
Sombong dan bangga karena memiliki pengikut yang berada di belakangnya
seperti orang alim yang berbangga dengan banyaknya murid yang memuji.
Ingatlah
akibat yang timbul dari sifat sombong. Orang yang sombong hanya akan
mendapat murka Allah, dijauhkan dari hidayah dan membuat kita
mengabaikan perintah-Nya. Orang yang sombong hanya akan menjadi penghuni
neraka layaknya iblis yang sombong kepada Adam AS. Seperti Qarun yang
sombong pada jaman Nabi Musa yang bermegah-megahan dengan hartanya,
Firaun yang sombong untuk menyembah pada penciptanya dan kisah Fulan
yang durhaka karena sombong mengakui ibunya.
Sombong juga akan
menjauhkan kita dari keharmonisan bermasyarakat karena sifat sombong
hanya menimbulkan pecah belah terhadap tetangga sekitar.
Karena
sifat sombong mementingkan diri sendiri, sebuah keluarga akan kehilangan
rasa bahagianya. Kesombongan juga akan membuat para pemimpin
mementingkan diri sendiri dan tidak perhatian dengan rakyatnya yang
kecil. Perpecahan,huru-hara di muka bumi juga akan mudah terjadi jika
para pemimpin sombong tidak bisa menghargai Negara orang lain .
Sebaliknya
kebahagiaan dan kedamaian akan tercipta andai manusia saling rendah
diri, hormat-menghormati seperti intisari yang diajarkan dalam Islam.
Apa yang patut kita banggakan, dunia ini titipan-Nya dan akan kembali kepada-Nya pula.
Ingatlah
kita tercipta dari setetes air yang hina (mani), kita terlahir juga
tidak membawa apa-apa begitupun saat Allah memanggil kita. Saudaraku
maukah kita dipandang hina di hadapan-Nya kelak?
Seperti sabda Rasulullah “Orang yang sombong, keras kepala, dan takabbur akan dikumpulkan pada hari kiamat
di dalam bentuk semut yang kecil yang dipijak mereka oleh manusia
karena hinanya mereka pada Allah.” (diriwayatkan oleh abu hurairah dan
Al-Bazzar)..” Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Pengertian Takabur dan Macam Macamnya - Takabur
berasal dari kata bahasa arab takabbara-yatakabbaru yang artinya
sombong atau membanggakan diri. secara istilah takabur adalah sikap
berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling
hebat dan benar dibandingkan dengan orang lain.. takabur semakna dengan
ta'azum, yakni menampakkan keagungan dan kebesarannya, merasa agung dan
besar dibandingkan orang lain. banyak hal yang menyebabkan orang menjadi
sombong, diantaranya dalam hal ilmu pengetahuan, amal dan ibadah,nasab
(keturunan), kecantikan,harta kekayaan dan, kekuatan. akan tetapi jika
di antara semua itu tidak bisa ia dapatkan atau menemukan kagagalan,malah
akan mudah putus asa dan cenderung menyalahkan orang lain.
Takabur
atau sombong merupakan sifat yang tercela dan berbahaya. bagi orang
yang takabur Allah swt, akan memberikan balasan berupa neraka jahannam
sebagai mana Firman Allah swt.
"Maka masuklah pintu pintu neraka Jahannam, kamu kekal didalamnya. Maka amat buruklah tempat orang orang yang menyombongkan diri" (QS An Nahl: 29)
Macam Macam Takabur
1. Takabur Kepada Allah Swt
Yang dimaksud dengan takabur kepada Allah swt. adalah keadaan
seseorang yang tidak mengakui dan menerima kebenaran yang datang dari
Allah swt, seperti Perintah Salat,Zakat,dan Amalan ibadah yang lainnya.
2. Takabur Kepada Rasulullah Saw
Takabur kepada Rasulullah saw. terlihat apabila seseorang tidak
mau menaati tau mengikuti yang telah disunahkan Nabi Muhammad saw.
seperti Tata cara Sholat yang baik, bergaul dengan ramah, dan lain
lainnya
3. Takabur Terhadap Manusia
Takabur kepada sesama manusia biasanya terlihat dari hal hal
yang sifatnya Lahiriah/fisik ,seperti kekayaan. kedudukan wajah keahlian
dan ilmu yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan pada objek atau
sasaran tersebut, secara umum takabur dapat dibagi menjadi dua yaitu
Takabur Batiniyah dengan Takabur Zahiri
Takabur Batini (dalam sikap)
Takabur
batini adalah sifat takabur yang tertanam dalam hati seseorang segingga
tidak tampak secara lahir/ fisik. seperti seseorang yang mengingkari
kebenaran yang darang dari Allah swt. padahl dia mengetahui kebenaran
tersebut.
Dalam kehidupan sehari hari orang yang
termasuk golongan takabur batini memiliki sikap, anatara lain enggan
minta tolong kepada orang lain meskipun ia membutuhkan serta tidak mau
berdoa untuk memohon pertolongan Allah swt. padahal semua persoalan
yang kita hadapi tidak dapat diselesai kan sendiri tanpa Pertolongan-Nya
Takabur Zahiri (dalam Perbuatan)
Takabur
Zahiri adalah sifat takabur yang dapat dilihat langsung dengan panca
indra, seperti dalam bentuk ucapan dan gerakkan anggota tubuh. cotohnya ,
Riya,angkuh dan memalingkan muka terhadap Orang lain. Allah swt tidak
menyukai orang orang yang memalingkan muka (sombong) sebagaimana dalam
Firmannya
"Dan janganlah kamu memalingkan muka
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang sombong lagi
membanggakan diri"(QS Luqman: 18)
Telah
di sampaikan... dan saya berharap ini bisa menjadi penguat iman dan
Taqwa kita terhadap Allah Swt. Apabila ada kesalahan... tolong
dimaafkan, karena saya juga manusia yang tak luput dari kesalaha...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan