10 Fakta tentang Jembatan Siratul Mustaqim Menurut Islam
Umat muslim juga meyakini sepenuhnya bahwa sirotul mustakim adalah jembatan penghubung antara surga dan neraka. Pun, titian siratul mustaqim banyak digambarkan oleh banyak ulama bahwa besarnya lebih kecil sebanyak 7 kali dari sehelai rambut kita.
Terbayang bukan? Untuk menuju surga di kehidupan akhirat kelak, kita harus melewati jembatan yang besarnya tujuh kali lebih kecil dari rambut ini. Secara logika, sangat mustahil. Namun, itulah kebesaran dan pertolongan Allah untuk orang-orang yang beriman dan baik catatan amalnya selama hidup di dunia.
Arti dan makna siratul mustaqim
Shirath al mustaqim sendiri diambil dari bahasa Arab yang banyak dijumpai kosakatanya dalam Al Quran. Bahkan, kata ini hampir setiap nafas diucapkan umat muslim saat membaca surat al fatihah yang tiba pada kata "ihdinas siratal mustaqim" yang apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus.
Jadi, secara harfiah siratul mustaqeem (ejaan bahasa Inggris) arti dan maknanya adalah jalan lurus atau juga bisa ditafsirkan jembatan lurus.
Dalam keyakinan umat muslim sebagaimana dijelaskan dalam sumber hukum Islam, jembatan siratul mustaqeem terbentang panjang di atas neraka di mana jalan akhir dari jembatan ini adalah surga. Tentu, deskripsi yang diambil dari Al Quran dan hadis menceritakan bahwa banyak orang terjatuh ke dalam api neraka dan tak sedikit yang bisa melewati hanya dalam kedipan mata atau secepat kilat. Semua itu, tidak lepas dari amal baik dan buruk yang diperbuat manusia selama hidupnya.
Lebih tajam dari pedang
Fakta titian sirotul mustakim digambarkan dengan sebuah garis yang lebih lembut dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Terkait dengan keadaan neraka dan jembatan sirath al mustaqim, Al Quran sudah menjelaskan dalam surat Al Maryam ayat 71-72 yang setidaknya memiliki arti dan makna di bawah ini:
"Dan tak ada satu orang pun dari kalian semua, melainkan datang menuju neraka. Bagi Tuhanmu, hal itu merupakan kemestian yang telah ditetapkan. Lantas Kami akan menyelamatkan umat yang bertakwa dan membiarkan umat yang dzalim di neraka dengan keadaan berlutut."
Licin dan berduri
Jika ada yang bertanya titian siratul mustaqim di mana letaknya? Apa dan bagaimana penggambaran jembatan shirotol mustaqim? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada satu hadis shahih dan diakui kebenarannya diriwayatkan oleh Al Bukhari yang artinya kurang lebih sebagaimana di bawah ini:
"Licin (serta bersifat) menggelincirkan. Di atas (jembatan siratul mustakim) dijumpai besi-besi pengait dan kawat yang berduri di mana ujungnya bentuknya bengkok. Jembatan itu bagai sebuah pohon yang memiliki duri di Nejd, dikenal pohon Sa'dan.. Serta dibentangkan jembatan jahanam. Aku adalah orang yang pertama melewatinya. Pada saat itu, para rasul berdoa: Ya Allah, selamatkanlah. Pada sirath itu juga ada pengait-pengait layaknya duri pohon Sa'dan. Hanya saja, tidak ada yang tahu ukuran besarnya, kecuali hanya Allah Swt. Oleh karena itu, ia mengaitkan manusia berdasarkan amalan mereka."
Demikian ulasan seputar titian siratul mustaqim yang bersumber dari Al Quran dan hadits yang bisa disimpulkan menjadi 10 fakta, yaitu:
- Terjadi di kehidupan akhirat
- Banyak yang jatuh dan juga yang selamat
- Jembatan menuju surga dengan neraka di bawahnya
- Licin dan menggelincirkan
- Setajam pedang
- Tujuh kali lebih kecil dari sehelai rambut manusia
- Berduri dengan ujungnya yang bengkok
- Ukuran pasti besar kecilnya jembatan hanya Allah yang tahu
- Jadi penentu manusia apakah ia masuk surga atau neraka berdasarkan dari perbuatannya di dunia
- Digambarkan durinya seperti pohon Sa'dan di dunia
Apa itu Titian Siratul Mustaqim???
Titian yang menghubungkan PADANG MAHSYAR dengan SYURGA.
Sabda Rasulullah S.A.W :
"Sesungguhnya Allah telah menciptakan Sirat yang berada diatas neraka, iaitu jambatan yang terletak ditengah-tengah neraka jahanam yang sangat licin dan dapat menggelincirkan.
Jembatan ini mempunyai 7 gardu, yang setiap gardu jaraknya sama dengan perjalanan 3000 tahun, seribu tahun berupa tanjakan yang tinggi, seribu tahun berupa dataran, dan seribu tahun berupa lereng yang curam.
Ia lebih halus dan lembut dari pada rambut, lebih tajam dari pada pedang, dan lebih gelap dibandingkan malam yang pekat. Setiap gardu mempunyai 7 cabang, setiap cabang bentuknya bagai panah yang ujungnya tajam. Duduklah setiap hamba diatas setiap gardu tersebut dan ditanyakan kepadanya tentang perintah-perintah Allah S.W.T."
Tititan Siratul Mustaqim adalah jambatan / titian yang terbentang di atas permukaan neraka Jahannam yang sangat licin, memiliki kait, cakar dan duri.
Setelah melepasi masa di Padang Mahsyar, kaum Muslim akan dibentangkan sirat bagi mereka di atas neraka jahanam sehingga mereka melintasi di atasnya dengan kecepatan sesuai berdasarkan kadar keimanan mereka.
Orang yang pertama kali melintasi titian Sirat itu adalah Rasulullah S.A.W kemudian Rasulullah S.A.W berdiri di tepi Sirat sambil berdoa, : “Rabbi, selamatkan, selamatkan!”
Jika ada umat-Nya yang pernah menyekutukan Allah dengan kesyirikan besar dan belum bertaubat sebelum kematiannya, akan mengakibatkan kekekalan di dalam neraka.
Kronologi Dari Kiamat Hingga ke Titian Siratul Mustaqim
MESTI BACA. ! MARILAH KITA MENGINSAFI DIRI. KALAU RASA DIRI ANDA KERDIL SILA BACA .
Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya seperti tanduk besar) yang memekakkan telinga, seluruh makhluk mati kecuali Izrail & beberapa malaikat yang lain. Selepas itu, Izrail pun mencabut nyawa malaikat yang tinggal dan akhirnya nyawanya sendiri.
Selepas semua makhluk mati, Tuhan pun berfirman mafhumnya “Kepunyaan siapakah kerajaan hari ini?” Tiada siapa yang menjawab. Lalu Dia sendiri menjawab dengan keagunganNya “Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” Ini menunjukkan kebesaran & keagunganNya sebagai Tuhan yg Maha Kuasa lagi Maha Kekal Hidup, tidak mati.
Selepas 40 tahun, Malaikat Israfil a.s. dihidupkan, seterusnya meniup sangkakala untuk kali ke-2, lantas seluruh makhluk hidup semula di atas bumi putih, berupa padang Mahsyar (umpama padang Arafah) yang rata tidak berbukit atau bulat seperti bumi.
- Sekelian manusia hidup melalui benih anak Adam yg disebut “Ajbuz Zanbi” yang berada di hujung tulang belakang mereka. Hiduplah manusia umpama anak pokok yang kembang membesar dari biji benih.
- Semua manusia dan jin dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan hina. Mereka tidak rasa malu kerana pada ketika itu hati mereka sangat takut dan bimbang tentang nasib & masa depan yang akan mereka hadapi kelak.
- Lalu datanglah api yang berterbangan dengan bunyi seperti guruh yang menghalau manusia, jin dan binatang ke tempat perhimpunan besar. Bergeraklah mereka menggunakan tunggangan (bagi yang banyak amal), berjalan kaki (bagi yang kurang amalan) dan berjalan dengan muka (bagi yang banyak dosa). Ketika itu, ibu akan lupakan anak, suami akan lupakan isteri, setiap manusia sibuk memikirkan nasib mereka.
Setelah semua makhluk dikumpulkan, matahari dan bulan dihapuskan cahayanya, lalu mereka tinggal dalam kegelapan tanpa cahaya. Berlakulah huru-hara yang amat dahsyat.
Tiba-tiba langit yang tebal pecah dengan bunyi yang dahsyat, lalu turunlah malaikat sambil bertasbih kepada Allah SWT. Seluruh makhluk terkejut melihat saiz malaikat yang besar dan suaranya yang menakutkan.
Kemudian matahari muncul semula dengan kepanasan yang berganda. Hingga dirasakan seakan-akan matahari berada sejengkal dari atas kepala mereka. Ulama berkata jika matahari naik di bumi seperti keadaannya naik dihari Kiamat nescaya seluruh bumi terbakar, bukit-bukau hancur dan sungai menjadi kering. Lalu mereka rasai kepanasan dan bermandikan peluh sehingga peluh mereka menjadi lautan. Timbul atau tenggelam mereka bergantung pada amalan masing-masing. Keadaan mereka berlanjutan sehingga 1000 tahun.
Terdapat satu telaga kepunyaan Nabi Muhammad SAW bernama Al-Kausar yang mengandungi air yang hanya dapat diminum oleh orang mukmin sahaja. Orang bukan mukmin akan dihalau oleh malaikat yang menjaganya. Jika diminum airnya tidak akan haus selama-lamanya. Kolam ini berbentuk segi empat tepat sebesar satu bulan perjalanan. Bau air kolam ini lebih harum dari kasturi, warnanya lebih putih dari susu dan rasanya lebih sejuk dari embun. Ia mempunyai saluran yang mengalir dari syurga.
Semua makhluk berada bawah cahaya matahari yang terik kecuali 7 golongan yang mendapat teduhan dari Arasy. Mereka ialah:
- Pemimpin yang adil.
- Orang muda yang taat kepada perintah Allah.
- Lelaki yang terikat hatinya dengan masjid.
- Dua orang yang bertemu kerana Allah dan berpisah kerana Allah.
- Lelaki yang diajak oleh wanita berzina, tetapi dia menolak dengan berkata “Aku takut pada Allah”.
- Lelaki yg bersedekah dengan bersembunyi (tidak diketahui orang ramai).
- Lelaki yang suka bersendirian mengingati Allah lalu mengalir air matanya kerana takutkan Allah.
Lalu berdoalah baginda Nabi Muhammad SAW ke hadrat Allah SWT. Lalu diperkenankan doa baginda.
Selepas itu, terdengar bunyi pukulan gendang yang kuat hingga menakutkan hati semua makhluk kerana mereka sangka azab akan turun. Lalu terbelah langit, turunlah arasy Tuhan yang dipikul oleh 8 orang malaikat yang sangat besar (besarnya sejarak perjalanan 20 ribu tahun) sambil bertasbih dengan suara yang amat kuat sehingga ‘Arasy itu tiba dibumi.
‘Arasy ialah jisim nurani yang amat besar berbentuk kubah (bumbung bulat) yang mempunyai 4 batang tiang yang sentiasa dipikul oleh 4 orang malaikat yang besar dan gagah. Dalam bahasa mudah ia seumpama istana yang mempunyai seribu bilik yang menempatkan jutaan malaikat di dalamnya. Ia dilingkungi embun yang menghijab cahayanya yang sangat kuat.
Kursi iaitu jisim nurani yang terletak di hadapan Arasy yang dipikul oleh 4 orang malaikat yang sangat besar. Saiz kursi lebih kecil dari ‘Arasy umpama cincin ditengah padang . Dalam bahasa mudah ia umpama singgahsana yang terletak dihadapan istana.
Seluruh makhluk pun menundukkan kepala kerana takut. Lalu dimulakan timbangan amal. Ketika itu berterbanganlah kitab amalan masing-masing turun dari bawah Arasy menuju ke leher pemiliknya tanpa silap dan tergantunglah ia sehingga mereka dipanggil untuk dihisab. Kitab amalan ini telah ditulis oleh malaikat Hafazhah / Raqib & ‘Atid / Kiraman Katibin.
Manusia beratur dalam saf mengikut Nabi dan pemimpin masing- masing. Orang kafir & munafik beratur bersama pemimpin mereka yang zalim. Setiap pengikut ada tanda mereka tersendiri untuk dibezakan.
Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Nabi Muhammad SAW, dan amalan yang pertama kali dihisab adalah solat. Sedangkan hukum yang pertama kali diputuskan adalah perkara pertumpahan darah.
Gambar di atas hanyalah gambaran artis. Keadaan sebenar adalah jauh yang dahsyat.
Apabila tiba giliran seseorang hendak dihisab amalannya, malaikat akan mencabut kitab mereka lalu diserahkan, lalu pemiliknya mengambil dengan tangan kanan bagi orang mukmin dan dengan tangan kiri jika orang bukan mukmin.
Semua makhluk akan dihisab amalan mereka menggunakan satu Neraca Timbangan. Saiznya amat besar, mempunyai satu tiang yang mempunyai lidah dan 2 daun. Daun yang bercahaya untuk menimbang pahala dan yang gelap untuk menimbang dosa.
Acara ini disaksikan oleh Nabi Muhammad SAW dan para imam 4 mazhab untuk menyaksikan pengikut masing-masing dihisab.
Perkara pertama yang diminta ialah Islam. Jika dia bukan Islam, maka seluruh amalan baiknya tidak ditimbang bahkan amalan buruk tetap akan ditimbang.
Ketika dihisab, mulut manusia akan dipateri, tangan akan berkata- kata, kaki akan menjadi saksi. Tiada dolak-dalih dan hujah tipuan. Semua akan di adili oleh Allah Ta’ala dengan Maha Bijaksana.
Setelah amalan ditimbang, mahkamah Mahsyar dibuka kepada orang ramai untuk menuntut hak masing-masing dari makhluk yang sedang dibicara sehinggalah seluruh makhluk berpuas hati dan dibenarkannya menyeberangi titian sirat.
Syafaat Nabi Muhammad SAW di akhirat :
- Meringankan penderitaan makhluk di Padang Mahsyar dengan mempercepatkan hisab.
- Memasukkan manusia ke dalam syurga tanpa hisab.
- Mengeluarkan manusia yang mempunyai iman sebesar zarah dari neraka.
Para nabi dan rasul serta golongan khawas juga diberikan izin oleh Tuhan untuk memberi syafaat kepada para pengikut mereka. Mereka ini berjumlah 70 000. Setiap seorang dari mereka akan mensyafaatkan 70 000 orang yang lain.
Gambarajah diatas hanyalah untuk gambaran sahaja. Jauh lebih dahsyat sebenarnya.
Setelah berjaya dihisab, manusia akan mula berjalan menuju syurga melintasi jambatan sirat. Siratul Mustaqim ialah jambatan (titian) yang terbentang dibawahnya neraka. Lebar jambatan ini adalah seperti sehelai rambut yang dibelah tujuh dan ia lebih tajam dari mata pedang. Bagi orang mukmin ia akan dilebarkan dan dimudahkan menyeberanginya.
Fudhail bin Iyadh berkata perjalanan di Sirat memakan masa 15000 tahun. 5000 tahun menaik, 5000 tahun mendatar dan 5000 tahun menurun. Ada makhluk yang melintasinya seperti kilat, seperti angin, menunggang binatang korban dan berjalan kaki. Ada yang tidak dapat melepasinya disebabkan api neraka sentiasa menarik kaki mereka, lalu mereka jatuh ke dalamnya.
Gambar diatas hanya gambaran sahaja. Suasana sebenar adalah jauh lebih dahsyat !
Para malaikat berdiri di kanan dan kiri sirat mengawasi setiap makhluk yang lalu. Setiap 1000 orang yang meniti sirat, hanya seorang sahaja yang Berjaya melepasinya. 999 orang akan terjatuh ke dalam neraka.
Rujukan: Kitab Aqidatun Najin karangan Syeikh Zainal Abidin Muhammad Al- Fathani. Pustaka Nasional Singapura 2004.
Jika sekiranya kalian ingin mengumpul saham akhirat, sampaikanlah ilmu ini kepada sahabat² yang lain. Sepertimana sabda Rasulullah SAW: ? Sampaikanlah pesananku walaupun satu ayat. ? Sesungguhnya apabila matinya seseorang anak Adam itu, hanya 3 perkara yang akan dibawanya bersama :
- Sedekah/amal jariahnya.
- Doa anak²nya yang soleh.
- Ilmu yang bermanfaat yang disampaikannya kepada orang lain.
Si Kerdil - Ruzlan bin Ab.Rahman - www.1kedai.com
Orang Bertaqwa Mendapat Pertolongan Allah Ketika Titian Sirat
Orang Bertaqwa Mendapat Pertolongan Allah Ketika Titian Sirat
by Abu Basyer on Sunday, November 28, 2010 at 11:54pm
Sahabat yang dirahmati Allah,
Sesungguhnya pemeriksaan amalan di Padang Mahsyar belum lagi sempurna sehingga seseorang itu diperiksa atau ditanya mengenai nikmat dan amalannya di tempat pemeriksaan sewaktu melalui Siratul Mustaqim atau Titian Sirat.
Firman Allah s.w.t maksudnya : "Dan tiada seorangpun di antara kamu melainkan akan sampai kepadanya (Neraka Jahannam) (yang demikian) adalah satu perkara yang mesti (berlaku) yang telah ditetapkan oleh Tuhanmu." (Surah Mariam ayat 71)
As-Sirat dari sudut bahasa bermaksud jalan. Manakala dari sudut syariat ianya merupakan satu jambatan yang dibentang merentasi Neraka Jahannam; untuk manusia menyeberanginya menuju ke Syurga.
Imam Al-Nawawi di dalam kitab Syarah-Muslim menulis, ulama besar menetapkan bahawa sirat itu ialah satu titian di atas permukaan api Neraka Jahanam di mana semua manusia akan meniti.
Orang Mukmin akan terselamat disebabkan keimanan dan amal solih yang mereka lakukan di dunia, manakala orang kafir dan murtad akan terhumban ke dalamnya.
Orang pertama melalui Titian Sirat ialah Nabi Muhammad s.a.w. yang mengepalai umat lain.
Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: “Dan direntangkan Sirat di antara dua jurang Neraka Jahanam, maka akulah Rasul pertama yang melaluinya bersama umatku yang lulus.”
Tahap kelajuan seseorang Mukmin meniti titian itu bergantung kepada tahap keimanan dan amal masing-masing. Semakin tinggi keimanan dan amalan, semakin laju menuju titian itu.
Dari Abi Hurairah r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda tentang As-Sirat: “…dan padanya (As-Sirat) ada cangkuk atau pengait yang berduri seperti duri As-Sa’daan melainkan tidak mengetahui kadar besarnya melainkan Allah; mengait manusia mengikut amalan mereka” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Abi Said Al-Khudriy r.a berkata: “Telah sampai kepadaku bahawa ianya (As-Sirat) lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang” (Hadis Riwayat Muslim)
Nabi Muhammad s.a.w sendiri pernah bersabda bahawa “Sesungguhnya Allah menciptakan Sirat yang berada diatas Neraka, iaitu Jambatan ditengah-tengah Neraka Jahanam yang sangat licin dan menggelincirkan. Jambatan ini mempunyai tujuh sekatan, dan setiap sekatan jaraknya sama dengan perjalanan 3000 tahun. Dalam 3000 tahun itu, 1000 tahun merupakan tanjakan yang tinggi, 1000 tahun merupakan dataran, dan 1000 tahun merupakan lereng yang curam. Ia lebih kecil dari rambut, lebih tajam dari pedang dan lebih gelap berbanding malam yang pekat. Setiap sekatan mempunyai 7 cabang, dan setiap cabang bentuknya seperi panah yang hujungnya tajam. Maka, duduklah setiap hamba diatas setiap sekatan tersebut dan ditanya tentang perintah-perintah Allah s.w.t”
Tujuh sekatan tersebut adalah seperti berikut :
Sekatan Pertama : Mengenai keimanannya kepada Allah s.w.t dan rukun-rukun iman yang lain.
Apabila seorang manusia terlepas daripada persoalan aqidah ini barulah ia boleh bergerak menuju ke sekatan kedua pula. Jika di dalam persoalan aqidah ini terdapat syirik kepada Allah s.w.t. dan telah rosak aqidahnya maka seseorang itu tidak akan terlepas untuk meneruskan perjalanan dan ia akan dihumbankan ke dalam Neraka Jahanam.
Firman Allah s.w.t yang maksudnya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang selain syirik itu bagi siapa sahaja yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah (syirik), maka sungguh ia telah melakukan dosa yang sangat besar.” (Surah An-Nisaa ayat 48)
Sekatan Kedua : Mengenai solat fardu.
Soalat fardunya akan diperiksa samaada ia melaksanakannya atau pun tidak. Adakah ia telah melalai-lalaikan solat sehingga terlepas waktunya. Adakah dia mengerjakan dengan khusyuk atau tidak semuanya akan diperiksa satu persatu. Jika ada kekurangan solat fardunya akan di periksa solat-solat sunat yang lain untuk menampung kekurangan solat fardu tersebut.
Daripada Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya amalan pertama seseorang hamba yang dihisab pada hari kiamat ialah solatnya." (Hadis Riwayat Abu Daud dan al-Tirmizi )
Sekatan Ketiga : Mengenai puasa Ramadhan.
Daripada Abu Hurairah r.a. katanya bahawa Nabi s.a.w. bersabda: “Sesiapa yang tidak meninggalkan percakapan bohong dan berkelakuan buruk sedangkan ia berpuasa, baginya tidak ada kelebihan (pahala) di sisi Allah selain dari lapar dan dahaga sahaja yang didapatinya.” (Riwayat Bukhari)
Matlamat puasa bukanlah sekadar meninggalkan makan dan minum, tetapi untuk melemahkan nafsu yang buruk.
Jika puasa Ramadhannya ada kekurangan ianya akan ditampung dengan puasa sunatnya. Tetapi jika puasanya tidak sempurna maka dia tidak akan dapat melepasi sekatan ini dan untuk meneruskan perjalanan ke sekatan keempat.
Sekatan Keempat : Mengenai zakat.
Jika ketika di dunia dahulu ia engan membayar zakat walaupun hartanya cukup nisab dan cukup tempuhnya maka ia akan dihalang untuk meneruskan perjalanan ke sekatan kelima.
Terdapat hadis Nabi s.a.w yang menceritakan azab bagi mereka yang tidak mahu membayar zakat. Sabda baginda maksudnya : "Tidaklah pemilik harta simpanan yang tidak melakukan haknya padanya, kecuali harta simpanannya akan datang pada hari kiamat sebagai seekor ular jantan aqra’ yang akan mengikutinya dengan membuka mulutnya. Jika ular itu mendatanginya, pemilik harta simpanan itu lari darinya. Lalu ular itu memanggilnya,“Ambillah harta simpananmu yang telah engkau sembunyikan! Aku tidak memerlukannya.” Maka ketika pemilik harta itu melihat, bahwa dia tidak dapat menghindar darinya, dia memasukkan tangannya ke dalam mulut ular tersebut. Maka ular itu memakannya sebagaimana binatang jantan memakan makanannya".(Hadis Riwayat Muslim)
Sekatan Kelima : Mengenai fardu haji dan umrah ke Baitullah.
Sekiranya semasa hidup di dunia dahulu ia berkemampuan tetapi menangguh-nanguhkannya hingga tidak sempat menunaikannya atau tidak berniat langsung untuk mengerjakan fardu haji maka ianya akan tersekat disini. Jika seseorang menunaikan haji tetapi niat hatinya supaya mendapat pangkat 'tuan haji' atau rasa riak maka amalannya juga tidak akan diterima oleh Allah s.w.t.
Sekatan Keenam : Mengenai wudhu' dan mandi hadas besar.
Jika diperiksa wudhu'nya adakah sempurna atau pun tidak. Jika wudhu'nya tidak sempurna dan tidak sah maka solatnya juga tidak sah. Begitu juga mandi hadas besar jika mandinya tidak sempurna maka ia berkekalan berhadas besar maka solatnya juga akan tertolak dan menjadi tidak sah.
Sekatan Ketujuh : Adab terhadap orang tua, talian persaudaraan, dan hubungan terhadap semua makhluk (samaada ada terdapat perbuatan zalim yang dilakukan kepada orang lain).
Imam al-Ghazali meriwayatkan, tempat pemeriksaan ketujuh adalah tempat pemeriksaan paling sukar untuk melepaskan diri. Persoalan mengenai kezaliman ke atas manusia diperbincangkan. Disini juga akan diperiksa adab anak-anak kepada kedua ibu bapanya adakah semasa di dunia ia ada menderhakai kedua ibu bapanya? Begitu juga hubungan sesama ahli keluarga atau sesama Muslim adalah pernah memutuskan hubungan silaturahim? dan sebagainya.
Manusia yang dizalimi akan menuntut haknya kepada Allah s.w.t maka seseorang yang pernah melakukan kezaliman tidak akan mudah melepasi sekatan ketujuh ini walaupun ia terlepas daripada sekatan pertama hingga keenam.
Cepat atau lambat meniti sirat juga bergantung kepada cepat atau lambatnya seseorang itu berlumba untuk mencapai keredhaan daripada Allah s.w.t.
Semasa melintasi Titian Sirat (Siratul Mustaqim), terdapat pelbagai jenis manusia. Manusia pertama menjejakkan kakinya di Sirath adalah Nabi Muhammad s.a.w. Baginda akan memimpin kumpulan-kumpulan umatnya menjadi 10 bahagian untuk melintasi Jambatan tersebut.
* Kumpulan Pertama – melintasi bagai cahaya kilat memancar
* Kumpulan Kedua – melintasi bagai angin yang kencang
* Kumpulan Ketiga – melintasi bagai kuda yang baik
* Kumpulan Keempat – melintasi bagai burung yang pantas
* Kumpulan Kelima – melintasi dalam keadaan berlari
* Kumpulan Keenam – melintasi dalam keadaan berjalan
* Kumpulan Ketujuh – berdiri dan duduk
* Kumpulan Kelapan – menarik muka mereka dengan rantai
* Kumpulan Kesembilan dan kesepuluh – tertinggal diatas Sirat dan tidak diizinkan untuk menyeberangi kerana dosa-dosa mereka.
Keadaan-keadaan semasa kumpulan melintasi jambatan Sirat:
Kumpulan Ketujuh – Mereka berdiri dan duduk akibat kepenatan dan dosa-dosa terpikul dibelakang mereka. Nabi Muhammad s.a.w. berhenti diatas Sirat. Setiap kali, Nabi Muhammad s.a.w. melihat seorang dari umatnya bergelayut di atas Sirat, kemudian ia akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali.
Kumpulan Kelapan – mereka menarik muka mereka dengan rantai kerana terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang buruk, mereka akan menyeru; “Wahai Muhammad!”, dan Nabi Muhammad s.a.w. akan berkata; “Tuhan! Selamatkanlah mereka! Tuhan! Selamatkanlah mereka!”
Sahabat yang dikasihi,
Berdasarkan hadis di atas dan kisah yang jelas mengenai Titian Sirat sedarlah kita bahawa setiap daripada kita tidak akan terlepas melaluinya sebelum memasuki Syurga Allah s.w.t. Perlulah kita muhasabah kita akan berada dikumpulan mana?
Sekiranya kita termasuk di dalam kumpulan pertama hingga keenam akan terselamat daripada tergelincir dan terhumban ke dalam Neraka Jahanam, jika kita termasuk dalam kumpulan ketujuh dan kelapan akan selamat sampai juga dengan pertolongan Nabi s.a.w tetapi dalam keadaan yang amat azab.
Minta dijauhilah masuk ke dalam kumpulan kesembilan dan kesepuluh kerana kumpulan ini akan tertinggal di pertengahan jalan dan tunggu masa untuk tergelincir ke dalam Neraka Jahanam, na'uzubillahiminzalik.
Marilah kita pertingkatkan amal ibadah, amal soleh dan amal kebaikan dan kebajikan dan tinggalkan semua dosa, maksiat dan kemugkaran kepada Allah s.w.t. untuk kita dapat menyelamatkan diri kita nanti di hari akhirat. Alangkah ruginya kita bila bertemu Allah s.w.t nanti tidak ada amalan yang dapat membantu dan menyelamatkan kita dengan siksaan yang dahsyat iaitu siksaan Neraka Jahanam.
Hanya jiwa yang beriman dan bertaqwa sahaja akan terselamat daripada azab yang pedih ketika meniti Sirat dan terselamat daripada azab Neraka Jahanam.
by Abu Basyer on Sunday, November 28, 2010 at 11:54pm
Sahabat yang dirahmati Allah,
Sesungguhnya pemeriksaan amalan di Padang Mahsyar belum lagi sempurna sehingga seseorang itu diperiksa atau ditanya mengenai nikmat dan amalannya di tempat pemeriksaan sewaktu melalui Siratul Mustaqim atau Titian Sirat.
Firman Allah s.w.t maksudnya : "Dan tiada seorangpun di antara kamu melainkan akan sampai kepadanya (Neraka Jahannam) (yang demikian) adalah satu perkara yang mesti (berlaku) yang telah ditetapkan oleh Tuhanmu." (Surah Mariam ayat 71)
As-Sirat dari sudut bahasa bermaksud jalan. Manakala dari sudut syariat ianya merupakan satu jambatan yang dibentang merentasi Neraka Jahannam; untuk manusia menyeberanginya menuju ke Syurga.
Imam Al-Nawawi di dalam kitab Syarah-Muslim menulis, ulama besar menetapkan bahawa sirat itu ialah satu titian di atas permukaan api Neraka Jahanam di mana semua manusia akan meniti.
Orang Mukmin akan terselamat disebabkan keimanan dan amal solih yang mereka lakukan di dunia, manakala orang kafir dan murtad akan terhumban ke dalamnya.
Orang pertama melalui Titian Sirat ialah Nabi Muhammad s.a.w. yang mengepalai umat lain.
Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: “Dan direntangkan Sirat di antara dua jurang Neraka Jahanam, maka akulah Rasul pertama yang melaluinya bersama umatku yang lulus.”
Tahap kelajuan seseorang Mukmin meniti titian itu bergantung kepada tahap keimanan dan amal masing-masing. Semakin tinggi keimanan dan amalan, semakin laju menuju titian itu.
Dari Abi Hurairah r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda tentang As-Sirat: “…dan padanya (As-Sirat) ada cangkuk atau pengait yang berduri seperti duri As-Sa’daan melainkan tidak mengetahui kadar besarnya melainkan Allah; mengait manusia mengikut amalan mereka” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Abi Said Al-Khudriy r.a berkata: “Telah sampai kepadaku bahawa ianya (As-Sirat) lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang” (Hadis Riwayat Muslim)
Nabi Muhammad s.a.w sendiri pernah bersabda bahawa “Sesungguhnya Allah menciptakan Sirat yang berada diatas Neraka, iaitu Jambatan ditengah-tengah Neraka Jahanam yang sangat licin dan menggelincirkan. Jambatan ini mempunyai tujuh sekatan, dan setiap sekatan jaraknya sama dengan perjalanan 3000 tahun. Dalam 3000 tahun itu, 1000 tahun merupakan tanjakan yang tinggi, 1000 tahun merupakan dataran, dan 1000 tahun merupakan lereng yang curam. Ia lebih kecil dari rambut, lebih tajam dari pedang dan lebih gelap berbanding malam yang pekat. Setiap sekatan mempunyai 7 cabang, dan setiap cabang bentuknya seperi panah yang hujungnya tajam. Maka, duduklah setiap hamba diatas setiap sekatan tersebut dan ditanya tentang perintah-perintah Allah s.w.t”
Tujuh sekatan tersebut adalah seperti berikut :
Sekatan Pertama : Mengenai keimanannya kepada Allah s.w.t dan rukun-rukun iman yang lain.
Apabila seorang manusia terlepas daripada persoalan aqidah ini barulah ia boleh bergerak menuju ke sekatan kedua pula. Jika di dalam persoalan aqidah ini terdapat syirik kepada Allah s.w.t. dan telah rosak aqidahnya maka seseorang itu tidak akan terlepas untuk meneruskan perjalanan dan ia akan dihumbankan ke dalam Neraka Jahanam.
Firman Allah s.w.t yang maksudnya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang selain syirik itu bagi siapa sahaja yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah (syirik), maka sungguh ia telah melakukan dosa yang sangat besar.” (Surah An-Nisaa ayat 48)
Sekatan Kedua : Mengenai solat fardu.
Soalat fardunya akan diperiksa samaada ia melaksanakannya atau pun tidak. Adakah ia telah melalai-lalaikan solat sehingga terlepas waktunya. Adakah dia mengerjakan dengan khusyuk atau tidak semuanya akan diperiksa satu persatu. Jika ada kekurangan solat fardunya akan di periksa solat-solat sunat yang lain untuk menampung kekurangan solat fardu tersebut.
Daripada Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya amalan pertama seseorang hamba yang dihisab pada hari kiamat ialah solatnya." (Hadis Riwayat Abu Daud dan al-Tirmizi )
Sekatan Ketiga : Mengenai puasa Ramadhan.
Daripada Abu Hurairah r.a. katanya bahawa Nabi s.a.w. bersabda: “Sesiapa yang tidak meninggalkan percakapan bohong dan berkelakuan buruk sedangkan ia berpuasa, baginya tidak ada kelebihan (pahala) di sisi Allah selain dari lapar dan dahaga sahaja yang didapatinya.” (Riwayat Bukhari)
Matlamat puasa bukanlah sekadar meninggalkan makan dan minum, tetapi untuk melemahkan nafsu yang buruk.
Jika puasa Ramadhannya ada kekurangan ianya akan ditampung dengan puasa sunatnya. Tetapi jika puasanya tidak sempurna maka dia tidak akan dapat melepasi sekatan ini dan untuk meneruskan perjalanan ke sekatan keempat.
Sekatan Keempat : Mengenai zakat.
Jika ketika di dunia dahulu ia engan membayar zakat walaupun hartanya cukup nisab dan cukup tempuhnya maka ia akan dihalang untuk meneruskan perjalanan ke sekatan kelima.
Terdapat hadis Nabi s.a.w yang menceritakan azab bagi mereka yang tidak mahu membayar zakat. Sabda baginda maksudnya : "Tidaklah pemilik harta simpanan yang tidak melakukan haknya padanya, kecuali harta simpanannya akan datang pada hari kiamat sebagai seekor ular jantan aqra’ yang akan mengikutinya dengan membuka mulutnya. Jika ular itu mendatanginya, pemilik harta simpanan itu lari darinya. Lalu ular itu memanggilnya,“Ambillah harta simpananmu yang telah engkau sembunyikan! Aku tidak memerlukannya.” Maka ketika pemilik harta itu melihat, bahwa dia tidak dapat menghindar darinya, dia memasukkan tangannya ke dalam mulut ular tersebut. Maka ular itu memakannya sebagaimana binatang jantan memakan makanannya".(Hadis Riwayat Muslim)
Sekatan Kelima : Mengenai fardu haji dan umrah ke Baitullah.
Sekiranya semasa hidup di dunia dahulu ia berkemampuan tetapi menangguh-nanguhkannya hingga tidak sempat menunaikannya atau tidak berniat langsung untuk mengerjakan fardu haji maka ianya akan tersekat disini. Jika seseorang menunaikan haji tetapi niat hatinya supaya mendapat pangkat 'tuan haji' atau rasa riak maka amalannya juga tidak akan diterima oleh Allah s.w.t.
Sekatan Keenam : Mengenai wudhu' dan mandi hadas besar.
Jika diperiksa wudhu'nya adakah sempurna atau pun tidak. Jika wudhu'nya tidak sempurna dan tidak sah maka solatnya juga tidak sah. Begitu juga mandi hadas besar jika mandinya tidak sempurna maka ia berkekalan berhadas besar maka solatnya juga akan tertolak dan menjadi tidak sah.
Sekatan Ketujuh : Adab terhadap orang tua, talian persaudaraan, dan hubungan terhadap semua makhluk (samaada ada terdapat perbuatan zalim yang dilakukan kepada orang lain).
Imam al-Ghazali meriwayatkan, tempat pemeriksaan ketujuh adalah tempat pemeriksaan paling sukar untuk melepaskan diri. Persoalan mengenai kezaliman ke atas manusia diperbincangkan. Disini juga akan diperiksa adab anak-anak kepada kedua ibu bapanya adakah semasa di dunia ia ada menderhakai kedua ibu bapanya? Begitu juga hubungan sesama ahli keluarga atau sesama Muslim adalah pernah memutuskan hubungan silaturahim? dan sebagainya.
Manusia yang dizalimi akan menuntut haknya kepada Allah s.w.t maka seseorang yang pernah melakukan kezaliman tidak akan mudah melepasi sekatan ketujuh ini walaupun ia terlepas daripada sekatan pertama hingga keenam.
Cepat atau lambat meniti sirat juga bergantung kepada cepat atau lambatnya seseorang itu berlumba untuk mencapai keredhaan daripada Allah s.w.t.
Semasa melintasi Titian Sirat (Siratul Mustaqim), terdapat pelbagai jenis manusia. Manusia pertama menjejakkan kakinya di Sirath adalah Nabi Muhammad s.a.w. Baginda akan memimpin kumpulan-kumpulan umatnya menjadi 10 bahagian untuk melintasi Jambatan tersebut.
* Kumpulan Pertama – melintasi bagai cahaya kilat memancar
* Kumpulan Kedua – melintasi bagai angin yang kencang
* Kumpulan Ketiga – melintasi bagai kuda yang baik
* Kumpulan Keempat – melintasi bagai burung yang pantas
* Kumpulan Kelima – melintasi dalam keadaan berlari
* Kumpulan Keenam – melintasi dalam keadaan berjalan
* Kumpulan Ketujuh – berdiri dan duduk
* Kumpulan Kelapan – menarik muka mereka dengan rantai
* Kumpulan Kesembilan dan kesepuluh – tertinggal diatas Sirat dan tidak diizinkan untuk menyeberangi kerana dosa-dosa mereka.
Keadaan-keadaan semasa kumpulan melintasi jambatan Sirat:
Kumpulan Ketujuh – Mereka berdiri dan duduk akibat kepenatan dan dosa-dosa terpikul dibelakang mereka. Nabi Muhammad s.a.w. berhenti diatas Sirat. Setiap kali, Nabi Muhammad s.a.w. melihat seorang dari umatnya bergelayut di atas Sirat, kemudian ia akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali.
Kumpulan Kelapan – mereka menarik muka mereka dengan rantai kerana terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang buruk, mereka akan menyeru; “Wahai Muhammad!”, dan Nabi Muhammad s.a.w. akan berkata; “Tuhan! Selamatkanlah mereka! Tuhan! Selamatkanlah mereka!”
Sahabat yang dikasihi,
Berdasarkan hadis di atas dan kisah yang jelas mengenai Titian Sirat sedarlah kita bahawa setiap daripada kita tidak akan terlepas melaluinya sebelum memasuki Syurga Allah s.w.t. Perlulah kita muhasabah kita akan berada dikumpulan mana?
Sekiranya kita termasuk di dalam kumpulan pertama hingga keenam akan terselamat daripada tergelincir dan terhumban ke dalam Neraka Jahanam, jika kita termasuk dalam kumpulan ketujuh dan kelapan akan selamat sampai juga dengan pertolongan Nabi s.a.w tetapi dalam keadaan yang amat azab.
Minta dijauhilah masuk ke dalam kumpulan kesembilan dan kesepuluh kerana kumpulan ini akan tertinggal di pertengahan jalan dan tunggu masa untuk tergelincir ke dalam Neraka Jahanam, na'uzubillahiminzalik.
Marilah kita pertingkatkan amal ibadah, amal soleh dan amal kebaikan dan kebajikan dan tinggalkan semua dosa, maksiat dan kemugkaran kepada Allah s.w.t. untuk kita dapat menyelamatkan diri kita nanti di hari akhirat. Alangkah ruginya kita bila bertemu Allah s.w.t nanti tidak ada amalan yang dapat membantu dan menyelamatkan kita dengan siksaan yang dahsyat iaitu siksaan Neraka Jahanam.
Hanya jiwa yang beriman dan bertaqwa sahaja akan terselamat daripada azab yang pedih ketika meniti Sirat dan terselamat daripada azab Neraka Jahanam.
Umat Nabi Muhammad SAW Diseru Di Titian Siratul Mustaqim
بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Setelah berjaya dihisab, manusia akan
mula berjalan menuju syurga melintasi Siratul Mustaqim, iaitu suatu
titian atau jambatan yang terbentang di bawahnya neraka. Lebar jambatan
ini adalah seperti sehelai rambut yang dibelah tujuh dan ia lebih tajam
dari mata pedang. Bagi orang mukmin ia akan dilebarkan dan dimudahkan
menyeberanginya.
.
Dari Abi Hurairah r.a sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “…dibentangkan
titian Sirat di antara Neraka Jahannam, maka akulah dan ummatku yang
pertama menyeberanginya. Tidak berkata-kata pada ketika itu kecuali para
rasul dan doa mereka ialah : “Ya Allah, Selamatkan, Selamatkan!” (Hadis Riwayat Al-Bukhari r.a.)
.
.
Umat Nabi Muhammad ﷺ Diseru
.
Allah سبحانه وتعالى menyeru: “Wahai Muhammad! Bawalah umatmu untuk diperiksa dan lintaskan mereka pada Titian Sirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 5000 tahun perjalanan.”
.
Rasulullah ﷺ bersabda:فيمر المؤمنون كطرف العين وكالبرق وكالريح وكالطير وكأجاويد الخيل والركاب فناج مسلم ومخدوش مرسل ومكدوس في نار جهنم
“Orang-orang
yang beriman akan melaluinya seperti kerdipan mata, dan ada yang
seperti kilat, angin, burung, kuda yang baik dan unta. Maka merekalah
yang selamat dan diselamatkan. Ada juga yang dicarik-carik lalu
dilepaskan dan ada pula yang terjatuh ke dalam neraka Jahannam.” (Muttafaq ‘Alaih: al-Bukhari, 22/448, no. 6886. Muslim, 1/427, no. 269)
.
Malaikat Malik berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: “Wahai Muhammad! Siapa yang datang dari umatmu dan bersamanya ada pelepasan dari Allah سبحانه وتعالى,
maka dia akan selamat. Jika sebaliknya maka, dia akan terjatuh di dalam
neraka. Muhammad! Katakan kepada orang yang diringankan agar berlari!
Katakan kepada orang yang diberatkan agar berjalan!”
.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda kepada Malaikat Malik: “Wahai Malik Dengan izin Allah سبحانه وتعالى
ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku sehingga mereka dapat
melepasi! Jika tidak, hati mereka akan gementar apabila melihatmu.”
.
Malaikat Malik memalingkan mukanya daripada umat Nabi Muhammad ﷺ. Umat Nabi Muhammadﷺ telah di pecahkan kepada sepuluh kumpulan. Nabi Muhammadﷺ mendahului mereka lalu bersabda kepada umatnya: “Ikutlah aku wahai umatku pada Titian Sirat ini!”
.
.
Keadaan Semasa Melintasi Titian Sirat
.
Kumpulan pertama berjaya melintasi seperti kilat yang memancar.
Kumpulan ke 2 melintasi seperti tiupan angin yang kencang.
Kumpulan ke 3 melintasi seperti kelajuan kuda lumba.
Kumpulan ke 4 melintasi seperti burung yang pantas.
Kumpulan ke 5 melintasi dalam keadaan berlari.
Kumpulan ke 6 melintasi dalam keadaan berjalan.
Kumpulan ke 7 melintasi dalam keadaan kerap berdiri dan duduk.
Kumpulan ke 8 menarik muka-muka mereka dengan rantai.
Kumpulan ke 9 dan ke 10 mereka ketinggalan di atas Titian Sirat dan tidak dibenarkan untuk menyeberang.
.
Keadaan kumpulan ke 7 – 10 semasa melintasi Titian Sirat:
.
Kumpulan ke Tujuh melintasi dengan
keadaan kerap berdiri dan duduk kerana mereka dahaga dan penat.
Dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka. Nabi Muhammad ﷺ berhenti di atas Sirat. Setiap kali, Baginda melihat seorang dari umatnya bergayut pada Titian Sirat, Baginda akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali.
.
Kumpulan ke Lapan menarik
muka-muka mereka dengan rantai kerana terlalu banyak kesalahan dan dosa
mereka. Bagi yang buruk amalan, mereka akan menyeru: “Wahai Muhammad!” Nabi Muhammad ﷺ berkata: “Allah! Selamatkan mereka! Allah! Selamatkan mereka!”
.
Kumpulan ke Sembilan dan ke Sepuluh mereka tertinggal di atas Titian Sirat
yang bagai rambut dibelah 7 itu sambil menahan kepanasan julangan api
neraka yang sedia menunggu di bawah mereka dan tidak dibenarkan untuk
menyeberangi kerana dosa-dosa besar mereka yang terlalu banyak.
.
.
Tangisan Kanak-Kanak
.
Dikatakan bahawa, di pintu syurga, ada pokok yang mempunyai banyak dahan. Jumlah dahannya tidak terkira melainkan Allah سبحانه وتعالى
sahaja yang mengetahui. Di atasnya ada kanak-kanak yang telah mati
semasa di dunia ketika umur mereka dua bulan, kurang dan lebih sebelum
mereka baligh. Ketika mereka melihat ibu dan bapa mereka, mereka
menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki syurga. Mereka memberikan
gelas-gelas dan cerek serta tuala dari sutera. Mereka memberi ibu dan
ayah mereka minum kerana kehausan kiamat. Mereka memasuki syurga
bersama-sama.
.
Hanya tinggal, anak-anak yang belum melihat ibu dan bapa mereka. Suara tangisan mereka semakin nyaring. Mereka berkata: “Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapa dan ibuku.”
Anak yang belum melihat ibu dan ayah mereka telah berkumpul. Mereka berkata: “Kami masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia.”
Malaikat berkata kepada mereka: “Bapa-bapa dan ibu-ibu kamu terlalu berat dosa mereka. Mereka tidak diterima oleh syurga akibat dosa mereka.”
Mereka terus menangis malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata: “Kami akan duduk di pintu syurga moga-moga Allah Ta’ala mengampuninya dan menyatukan kami dengan mereka.”
.
Demikianlah! Orang yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat pembalasan yang pertama oleh mereka iaitu Sirat. Disebut “Tempat Teropong”. Kaki-kaki mereka akan tergantung di Titian Sirat.
.
Nabi Muhammad ﷺ melintasi
Siratul Mustaqim bersama orang-orang yang soleh di antara yang
terdahulu dan orang yang taat selepasnya. Di hadapannya, ada
bendera-bendera yang berkibaran. Bendera Kepujian berada di atas
kepalanya.
.
Apabila bendera Baginda mendekati pintu syurga, kanak-kanak akan meninggikan suara tangisan mereka. Rasulullah ﷺ bersabda: “Apa yang berlaku pada kanak-kanak ini?” Malaikat menjawab: “Mereka menangis kerana berpisah dengan bapa dan ibu mereka.” Nabi ﷺ bersabda: “Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Allah.”
.
Nabi Muhammad ﷺ memasuki
syurga bersama umatnya yang berada di belakang. Setiap kaum akan tetap
di dalam rumah-rumah mereka. Kita memohon kepada Allah سبحانه وتعالى agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini dan menjadikan kita sebahagian daripada mereka.
.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyimpulkan bahawa:والصراط منصوب على متن جهنم وهو الجسر الذي بين الجنة والنار يمر الناس على قدر أعمالهم فمنهم من يمر كلمح البصر ومنهم من يمر كالبرق ومنهم من يمر كالريح ومنهم من يمر كالفرس الجواد ومنهم من يمر كركاب الإبل ومنهم من يعدو عدوا ومنهم من يمشي مشيا ومنهم من يزحف زحفا ومنهم من يخطف خطفا ويلقى في جهنم . فإن الجسر عليه كلاليب تخطف الناس بأعمالهم فمن مر على الصراط دخل الجنة فإذا عبروا عليه وقفوا على قنطرة بين الجنة والنار فيقتص لبعضهم من بعض فإذا هذبوا ونقوا أذن لهم في دخول الجنة
“Ash-Shiraath
dibentangkan di atas neraka jahannam, ia adalah titian di antara syurga
dan neraka. Manusia melaluinya (meniti di atasnya) bersesuaian dengan
kadar amal perbuatan mereka, di antara mereka ada yang melaluiya
sepantas kerdipan mata, ada yang melaluinya seperti kilat, ada yang
melaluinya selaju angin, ada yang melaluinya seperti larian kuda, ada
yang melaluinya seperti menunggang unta, ada yang melaluinya dengan
berlari, ada yang melaluinya dengan berjalan, dan ada yang melaluinya
dengan merangkak. Di antara mereka ada yang disambar lalu dilemparkan ke
dalam jahannam, kerana di titian tersebut terdapat besi pengait yang
menyambar manusia bersesuaian dengan amalnya. Sesiapa yang berjaya
melepasi titian siraath, dia masuk syurga. Apabila mereka telah
melaluinya, maka mereka berhenti di jambatan di antara syurga dan
neraka, lalu dilaksanakan qishash dari sebahagian untuk sebahagian yang
lain. Apabila mereka telah disucikan dan dibersihkan, mereka diizinkan
masuk syurga.” (al-Aqidah al-Wasithiyah)
.
وَالسَّلاَمْ
.
Posted by; shafiqolbu
Tiada ulasan:
Catat Ulasan