Mengenal Alam Barzah
Selasa 7 Syaaban 1436 / 26 Mei 2015 22:15SEGALA sesuatu yang hidup di dunia ini pasti akan mati. Begitupun dengan manusia, mereka akan meninggalkan kehidupan di dunia dan kembali kepada Allah SWT.
Manusia hidup di dunia telah dibekali tiga hal oleh Allah SWT yaitu hati, akal, dan jasad. Yang akhirnya menjadikan mereka memiliki tekad, ilmu, dan amal. Sebenarnya manusia hidup untuk menjalankan amanah dari Allah swt. Berikut firman Allah SWT :
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung – gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. AL – Ahzab : 72).
Amanah yang dimaksud itu adalah ibadah (Adz – Dzariyat : 56) dan khilafah (Al – Baqarah : 30). Semuanya akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT atas apa yang telah dilakukannya.
Kemudian pengertian alam barzah itu sebenarnya apa? Dalam bahasa Arab, barzah memiliki arti alam kubur yang membatasi antara dunia dan akhirat. Barzah jadi tempat sementara sampai jasad dibangkitkan kembali pada hari kiamat tiba. Dilihat dari sudut pandang harfiah Barzah berarti jarak waktu penghalang antara dua hal dan tidak ada sanggup melewatinya. Sedangkan menurut syariat Islam Barzah adalah tempat yang berada di antara maut dan kebangkitan.
Allah SWT telah banyak berfirman tentang kubur dan alam barzah di dalam Al – Quran, berikut ini firman-Nya :
- “Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah SWT membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS. Al – Hajj: 7)
- “Dan tidak (pula) sama orang – orang yang hidup dan orang – orang yang mati. Sesungguhnya Allah SWT memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki – Nya dan kamu sekali – kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar. (QS. Faathir: 22)”
- “Yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi – Nya sambil memuji – Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.” (QS. Al – Israa’: 52)
- “Dan janganlah kamu sekali – kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendo’akan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah SWT dan Rasul – Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (QS. At – Taubah: 84)
- “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az – Zukhruuf: 11)
- “Apabila seseorang dari kamu berada dalam keadaan tasyahhud, maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah SWT dari empat perkara dengan berdo’a: yang bermaksud: Ya Allah SWT! Sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada – Mu dari siksaan Neraka Jahannam, dari siksa Kubur, dari fitnah semasa hidup dan selepas mati serta dari kejahatan fitnah Dajjal.”
- Sabda Nabi Muhammad SAW dari Lu’lu’ wal Marjan, “Sesungguhnya seorang jika mati, diperlihatkan kepadanya tempatnya tiap pagi dan sore. Jika ahli Surga, maka diperlihatkan Surga, dan bila ia ahli Neraka (maka diperlihatkan Neraka). Maka diberitahu: Itulah tempatmu kelak jika Allah SWT membangkitkanmu di hari Kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Saat Rasulullah SAW keluar dan melihat matahari terbenam kemudian mendengar suara seraya bersabda, “Orang Yahudi sedang disiksa dalam kuburnya.”
- “Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan dalam kuburnya dan ditinggal oleh kawan – kawannya, maka didatangi dua malaikat, lalu mendudukannya keduanya dan menanyakan: Apakah pendapatmu terhadap orang itu (Muhammad SAW)? Adapun orang beriman maka mejawab, ‘Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah SWT dan utusan – Nya.’ Lalu diberitahu : lihatlah tempatmu di api Neraka, Allah SWT telah mengganti untukmu tempat di Surga, lalu dapat melihat keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sumber : 1001 Siksa Alam Kubur/Ust. Asan Sani ar Rafif/Kunci Iman/Jakarta/2014/.
Kehidupan Alam Barzah
Alam Barzah
Untuk memahami tentang alam barzah, terlebih dahulu dikemukakan tentang macam-macam kehidupan yang dijalani oleh manusia, mulai dari dunia sampai akhirat. Ada tiga macam kehidupan yang merupakan tahapan yang dilalui manusia, yaitu:
Tahapan pertama, kehidupan di dunia, yaitu kehidupan sebagaimana yang kita sedang alami sekarang. Pada kehidupan di dunia ini, kita manusia pasti mengalami apa yang disebut bahagia atau sengsara, senang atau susah, jasmani dan rohani.
Tahapan kedua, kehidupan di alam barzah, yaitu kehidupan di mana ruh
manusia telah terpisah dari jasad-nya. Ruh manusia ini akan mengalami
siksaan atau kenikmatan di alam penantian di kubur sampai menjelang
datangnya hari akhir.
Tahapan ketiga, adalah kehidupan di akhirat, yakni suatu kehidupan di
mana ruh-ruh yang telah dipisahkan dari jasadnya di alam barzah itu akan
disatukan kembali.
Seorang insan Muslim hendaknya
meyakini pula akan adanya alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir,
seperti: alam barzah, ba'ats, mahsyar, hisab, mizan, surga dan neraka,
karena jelaslah bahwa kehidupan di alam barzah adalah kehidupan antara
hidup di dunia dan hidup di akhirat. Alam barzah disebut juga alam kubur. Kehidupan di alam barzah adalah ibarat masa
atau periodetransit dan penantian yang panjang. Di alam barzah ini
semua ruh berkumpul menanti untuk memasuki kehidupan akhirat. Di tempat
ini pula berlaku kenikmatan dan siksaan terhadap jasmani dan rohani.
Akan tetapi kemudian rohani akan terputus dari jasmaninya. Orang-orang
yang selama hidupnya di dunia banyak mengerjakan amal shaleh, yang
bertaqwa kepada Allah akan mendapat perlakuan yang menyenangkan dari
malaikat. Sebaliknya orang-orang kafir, orang-orang yang hidupnya di dunia
banyak melakukan kejahatan dan kemaksiatan akan mendapat perlakuan yang
kasar dan siksaan dari malaikat. Tiada hari tanpa kenikmatan, atau
sebaliknya tiada hari tanpa siksaan di alam transisi itu.
Sehubungan dengan hal tersebut, Rasulullah saw. pernah bersabda yang artinya sebagai berikut.
"Adapun hamba yang mukmin, apabila telah putus dari dunia untuk
mendatangi akhirat, maka akan turun malaikat dari langit, berwajah putih
bagaikan matahari, membawa kafan dari kafan surga, dan wewangian,
pengawet kerusakan.
Kemudian mereka akan duduk dan datanglah malaikat maut mendatanginya.
Malaikat duduk di dekat kepalanya seraya berkata: "Wahai ruh yang baik,
keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya". Maka ruh itu akan
keluar bagaikan mengalirnya air dari tempat minum. Adapun orang kafir,
ketika mereka akan meninggal, datanglah malaikat yang berwujud hitam,
seraya berkata: "Hai jiwa yang jahat keluarlah engkau ke arah murka
Allah". Kemudian dicabut ruh mereka dengan kasar.
"Berkaitan dengan nikmat dan siksa kubur, Rasulullah bersabda yang artinya:
Jika seorang (mayit) dikubur dan ia ditinggalkan oleh teman-temannya,
maka ia akan mendengar bunyi sandal mereka, maka saat itu ia didatangi
oleh dua malaikat yang kemudian mendudukkannya dan bertanya, "Bagaimana
pendapatmu dulu tentang orang ini - yakni, Muhammad saw.?" Adapun orang
mukmin akan menjawab, "Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba dan Rasul
Allah". (Sebagai imbalannya), malaikat itu berkata, "Lihatlah tempatmu
di neraka sana telah diganti oleh Allah dengan tempat duduk dan surga,
kemudian ia melihat kedudukannya, lalu di kubur ia merasa lapang. Adapun
seorang munafik atau kafir, ketika ditanya, "Bagaimana pendapatmu
dahulu tentang orang ini?" Maka ia menjawab, "Saya tidak tahu dan tidak
pernah membaca (namanya). Lalu ia dipukul dengan palu dan besi sehingga ia menjerit kesakitan, yang suaranya terdengar oleh makhluk di sekitarnya, kecuali manusia dan jin."
Mengenai kebenaran adanya nikmat dan siksa kubur ini dapat diterima oleh akal sehat atas dasar iman yang mantap.
Roh orang yang beriman akan diangkat ke langit. Maka Allah akan berkata:
"Tulislah hamba-hamba-Ku ini pada derajat tertinggi di surga dan
kembalikan jasadnya ke dalam bumi', Maka berkatalah malaikat kepadanya,
"Siapakah yang memberitahu kepadamu?" Saya membaca kitab
Allah dan saya beriman kepadanya, jawabnya. Kemudian terdengarlah
panggilan dari langit. "Benar sekali hamba- Ku. Maka bukalah sebuah
pintu surga dan masukkanlah. Kemudian luaskanlah dia di dalam surga
itu".
Ketika pintu surga terbuka, maka terasalah baunya yang harum semerbak.
Lalu datanglah seorang laki-laki yang berwajah tampan, berpakaian indah,
berbau wangi, seraya berkata, "Bergembiralah Anda dengan segala yang
menyenangkan. Hari ini adalah hari yang dijanjikan kepada Anda". Maka
orang itu pun bertanya, "Siapakah Anda?" Laki-laki yang berwujud tampan
menjawab. "Saya adalah amalmu yang shaleh".
Roh orang yang kafir itu dikembalikan ke jasadnya. Dua malaikat kemudian mendatanginya, dan bertanya kepadanya:
"Apa agamamu?" "Saya tidak tahu", jawab orang kafir tersebut. Maka malaikat pun bertanya lagi: "Siapakah orang yang diutus kepadamu?" Orang kafir
itu masih menjawab seperti semula, tidak tahu". Maka terdengarlah suara
dari langit: ia berdusta, maka hamparkanlah api di atasnya dan bukalah
pintu neraka untuknya". Terbukalah pintu neraka dan tersebarlah panas
apinya. Datanglah seorang yang buruk muka dan buruk pakaiannya, serta busuk baunya, seraya berkata: "Bergembiralah Anda dengan perbuatan buruk Anda. Inilah harimu yang dijanjikan: orang kafir itu bertanya: "Siapakah Anda? Wajahmu buruk membawa celaka". Orang buruk itu menjawab: "Aku adalah amalmu yang jahat."
Dua cerita di atas menunjukkan bahwa manusia itu akan mendapat
kenikmatan atau siksaan di alam kubur. Amal-amal shaleh yang telah
diamalkannya selama di dunia akan menampakkan diri kepadanya. Begitu
pula amal perbuatannya yang jelek dan roh manusia pun tergantung pada
amal perbuatannya. Maka bagi ruh yang jahat, langit tidak akan menerima
kecuali ada unta yang mampu memasuki lubang sebuah jarum, namun ini mustahil terjadi.
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-A'raf (7) ayat 40:
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat- ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit
bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat
Keadaan Ruh dan Jasad ketika dalam Kubur
Pertanyaan saya: ketika seseorang meninggal dunia berarti rohnya sudah dicabut oleh Allah sedangkan alam kubur atau alam barzah adalam alam ke empat di mana seseorang akan berada di sana untuk menunggu alam akhirat tiba. Bagaimana keadaan seseorang yang dalam kuburan itu? apakah rohnya yang sudah dicabut akan dikembalikan ke jasad yang sudah di dalam kuburan itu sehingga ia kembali utuh seperti waktu ia hidup dan menunggu hari kiamat? Bagaimana juga keadaan seseorang yang sudah dalam kuburan itu ketika menjawab pertanyaan dari malaikat? apakah malaikat bertanya kepada jasad yg sudah dikubur itu saja atau rohnya sudah dipasang lagi ketika malaikat mau bertanya padahal saat kita meninggal kan roh kita sudah dicabut. minta penjelasannya.Trimakasih sebelumnya.
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Marhamah yang dirahmati Allah swt
Didalam hadits yang diriwayatkan dari al Barro bin ‘Azib bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Berlindunglah kalian kepada Allah dari adzab kubur—beliau menyebutkan 2 atau 3 kali—kemudian berkata,’Sesungguhnya seorang hamba yang beriman apabila akan berakhir (hidupnya) di dunia dan akan mengawali akheratnya maka turunlah para malaikat dari langit dengan berwajah putih seperti matahari dengan membawa kain kafan dan wewangian dari surga dan mereka duduk disisinya sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan mengatakan,”Wahai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dari Allah dan keredhoan-Nya.’ Beliau saw bersabda,’Maka keluarlah ruhnya seperti tetesan air dari bibir orang yang sedang minum maka dia (malaikat maut) pun mengambilnya. Dan tatkala dia mengambilnya maka para malaikat (yang lain) tidaklah membiarkannya berada ditangannya walau hanya sesaat sehingga mereka mengambilnya dan menaruhnya diatas kafan yang terdapat wewangian hingga keluar darinya bau semerbak kesturi yang membuat wangi permukaan bumi.’
Beliau saw bersabda,’Mereka kemudian naik (ke langit) dengan membawa (ruh) orang itu dan tidaklah mereka melewati para malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh yang baik siapa ini?’ Mereka menjawab,’Fulan bin Fulan, dengan menyebutkan nama terbaik yang dimilikinya di dunia’ sehingga mereka berhenti di langit dunia. Mereka pun meminta agar dibukakan (pintu) baginya maka dibukalah (pintu itu) bagi mereka dan mereka berpindahlah ke langit berikutnya sehingga sampai ke langit ketujuh dan Allah mengatakan,’Tulislah kitab hamba-Ku ini di ‘illiyyin dan kembalikanlah ke bumi, sesungguhnya darinyalah Aku ciptakan mereka dan kepadanyalah Aku mengembalikan mereka dan darinya pula Aku mengeluarkan mereka sekali lagi.’
Beliau saw bersabda,’Dan ruh itu pun dikembalikan ke jasadnya. Kemudian datanglah dua malaikat yang mendudukannya dan bertanya kepadanya,’Siapa Tuhanmu?’ dia pun menjawab,’Tuhanku Allah.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa agamamu?’ dia menjawab,’Agamaku Islam.’ Keduanya bertanya,’Siapa lelaki yang diutus kepada kalian ini?’ dia menjawab,’Dia adalah Rasulullah saw.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa ilmumu?’ dia menjawab,’Aku membaca Al Qur’an, Kitab Allah, aku mengimaninya dan membenarkannya.’
Terdengarlah suara yang memanggil dari langit,’Karena kebenaran hamba-Ku maka hamparkanlah (suatu hamparan) dari surga, pakaikanlah dengan pakaian dari surga, bukakanlah baginya sebuah pintu menuju surga.’ Beliau saw bersabda,’maka terciumlah wanginya serta dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang.’
Beliau bersabda,’Datanglah seorang laki-laki berwajah tampan, berbaju indah dengan baunya yang wangi mengatakan,’Bahagialah engkau di hari yang engkau telah dijanjikan.’ Orang (yang beriman) itu mengatakan,’Siapa angkau? Wajahmu penuh dengan kebaikan’ dia menjawab,’Aku adalah amal shalehmu.’ Orang itu mengatakan,’Wahai Allah, segerakanlah kiamat sehingga aku kembali kepada keluarga dan hartaku.’
Beliau saw bersabda,’Sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila akan berakhir (hidupnya) di dunia akan akan mengawali akheratnya maka turunlah para malaikat dari langit yang berwajah hitam dengan membawa kain dan merekapun duduk disisinya sejauh mata memandang kemudian datang malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan mengatakan,’Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju amarah dan murka Allah.’
Beliau saw bersabda,’maka dipisahkanlah ruh dari jasadnya seperti duri yang dicabut dari kain yang basah kemudian malaikat (maut) pun mengambilnya dan tatkala malaikat maut mengambilnya maka mereka (malaikat lain) tidaklah membiarkannya berada di tangannya walau sesaat sehingga meletakkannya dikain itu dan dibawanya dengan bau bangkai busuk yang meyebar di permukaan bumi. Mereka pun membawanya dan tidaklah mereka melintasi malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh buruk milik siapa ini?’ mereka menjawa,’Fulan bin Fulan dengan menyebutkan nama yang paling buruknya di dunia.’
Kemudian mereka sampai di langit dunia dan meminta untuk dibukakan (pintu) baginya maka tidaklah dibukakan baginya kemudian Rasulullah saw membaca firman-Nya,”Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga hingga unta masuk ke lobang jarum.” Kemudian Allah berkata,’Tulislah kitabnya di sijjin di bumi yang paling rendah maka ruhnya dilemparkan dengan satu lemparan. Kemudian beliau saw membaca,”Dan barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar burung, atau diterbangkan ke tempat yang jauh.’
Ruhnya pun dikembalikan ke jasadnya dan datanglah dua malaikat mendudukannya seraya bertanya,”Siapa Tuhanmu?’ maka dia menjawab,’a..a… aku tidak tahu.’ Keduanya bertanya.’Apa agamamu?’ dia menjawab,’a…a…aku tidak tahu.’ Keduanya bertanya,’Siapa laki-laki yang diutus kepadamu ini?’ dia menjawab,’a…a…aku tidak tahu.’ Maka terdengar seruan dari langit.’ Karena pendustaan (nya) maka hamparkanlah (suatu hamparan) dari neraka dan bukakan baginya suatu pintu munuju neraka dan terasalah panas serta angin panasnya bagi orang itu dan dia pun dihimpit oleh kuburnya sehingga hancur tulang-tulangnya.
Datanglah seorang laki-laki yang berwajah buruk dengan pakaian yang bau busuk dan mengatakan,”Bergembiralah kamu dihari yang buruk bagimu yang telah dijanjikan ini.’ Orang itu berkata,’Siapa kamu dengan wajahmu yang penuh dengan kajahatan.’ Dia menjawab,’Aku adalah amal burukmu.’ Orang itu pun berkata,’Wahai Allah janganlah engkau adakan kiamat.” (HR. Ahmad)
Hadits diatas menjelaskan tentang keadaan ruh seseorang saat berpisah dari jasadnya pada saat sakaratul maut. Kemudahan saat itu dialami oleh seorang yang beriman sementara kesulitan yang luar biasa dialami oleh seorang yang kafir.
Hadits itu pun menjelaskan bahwa ruh yang dibawa menuju langit setelah terlepas dari jasadnya kemudian dikembalikan lagi ke jasadnya di bumi untuk merasakan fitnah kubur, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dua malaikat tentang siapa tuhannya, nabi-Nya dan agamanya.
Seorang yang beriman diberikan kemudahan didalam menjawab pertanyaan itu, sebagaimana janji Allah swt kepadanya, firman-Nya :
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ
الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ
الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاء
Artinya : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia
kehendaki.” (QS. Ibrahim : 27)Sebaliknya dengan keadaan seorang yang kafir, ia tidak sanggup menjawab semua pertanyaan tersebut dikarenakan kekufurannya.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa hadits itu memberikan pengetahuan bahwa ruh tetap ada setelah berpisah dari badannya berbeda dengan orang-orang sesat dari kalangan ahli kalam. Ruh itu juga naik (ke langit) dan turun (darinya) berbeda dengan orang-orang sesat dari kalangan ahli ilsafat. Serta ruh dikembalikan ke badan lalu orang yang meninggal itu akan ditanya maka ia akan mendapatkan nikmat atau adzab sebagaimana pertanyaan yang diajukan oleh malaikat penanya. Didalam kubur itu amal shaleh atau buruknya akan mendatanginya dengan suatu bentuk yang baik atau buruk.
Wallahu A’lam
Ustadz Sigit Pranowo Lc
Semua manusia pasti akan mengalami kematian. Hanya, kita tak pernah
tahu, kapan itu terjadi. Namun yang pasti, setelah kematian itu kita
akan memasuki suatu alam, yang di sana hanya kita seorang diri. Tak ada
penerang apalagi barang-barang mewah. Yang ada hanyalah tanah,
binatang-binatang kecil dan kain yang melekat pada tubuh. Itulah alam
barzah. Seperti apa keadaan di alam barzah itu?
Di dalam Al-Quran sudah dijelaskan keadaan orang-orang kafir ketika itu (di alam barzah) dengan firman Allah SWT berikut:
“Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), ‘Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras’,” (QS. Al-Mu’min: 45-46).
Dalam surat Qaaf ayat 22 juga dijelaskan bahwa keadaan orang yang lalai:
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam,” (QS. Qaaf: 22).
Maka, demikianlah keadaan manusia yang bersalah dan tidak ingin bertaubat dari kesalahannya akan menerima azab dan siksa, dimasukkan ke dalam neraka. Di sanalah matanya akan terbuka dan penglihatannya sudah sangat tajam, hanya dapat digunakan untuk menyesal, bukan untuk memperbaiki keadaan.
Adapun para syuhada’ dilukiskan sebagai orang-orang yang hidup dan mendapat rezeki.
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap
Di dalam Al-Quran sudah dijelaskan keadaan orang-orang kafir ketika itu (di alam barzah) dengan firman Allah SWT berikut:
“Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), ‘Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras’,” (QS. Al-Mu’min: 45-46).
Dalam surat Qaaf ayat 22 juga dijelaskan bahwa keadaan orang yang lalai:
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam,” (QS. Qaaf: 22).
Maka, demikianlah keadaan manusia yang bersalah dan tidak ingin bertaubat dari kesalahannya akan menerima azab dan siksa, dimasukkan ke dalam neraka. Di sanalah matanya akan terbuka dan penglihatannya sudah sangat tajam, hanya dapat digunakan untuk menyesal, bukan untuk memperbaiki keadaan.
Adapun para syuhada’ dilukiskan sebagai orang-orang yang hidup dan mendapat rezeki.
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap
orang-orang yang gugur di jalan
Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup,
tetapi kamu tidak menyadarinya,” (QS. Al-Baqarah: 154).
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki,” (QS. Ali Imran: 169).
Hadis-hadis Rasulullah SAW tentang malam Isra’ dan apa yang beliau lihat di alam barzah, membuktikan akan adanya macam-macam siksaan, di antaranya:
Sekelompok manusia tidak mengenakan pakaian, hanya bercawat sekedar menutupi kemaluannya saja. Mereka seperti ternak makan rumput dengan berdiri, buah zakkum yang sanagt pahit dan mengandung racun serta makan bara-bara jahannam. Hal itu terjadi, karena mereka menolak menyedekahkan harta bendanya dan menjauhi zakat.
Sekelompok manusia memakan daging busuk dengan lahap, sedangkan ada daging segar, tapi tidak bisa memakannya. Siksa yang demikian ini adalah untuk pezina.
Orang-orang berenang dalam lautan darah dan dilempari batu. Mereka adalah lintah darat, pemakan riba, manusia yang hanya mementingkan diri dan tidak peduli orang lain rugi.
Seorang dipukuli kepalanya dengan batu besar oleh sekelompok manusia, sampai kepalanya pecah dan banyak mengeluarkan darah. Kemudian kepalanya kembali lagi seperti semula, dipukuli dan pecah lagi. Orang ini semasa hidupnya enggan melakukan shalat wajib.
Sekelompok manusia beramai-ramai memotong lidah dan bibirnya. Digunting, kemudian tumbuh lagi, digunting lagi, tumbuh kembali dan begitu terus. Rasulullah bertanya kepada Jibril, “Siapakah mereka itu ya Jibril?” “Para penyebar fitnah,” jawab Jibril.
Orang-orang yang mulutnya terbuka lebar menelan api. Mereka adalah pemakan harta anak yatim.
Orang-orang yang memotong bagian-bagian tubuhnya dan dimakannya sendiri. Mereka inilah orang-orang yang gemar menggunjing orang lain. [Islampos]
Sumber: 1001 Siksa Alam Kubur/Karya: Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit: Kunci Iman
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki,” (QS. Ali Imran: 169).
Hadis-hadis Rasulullah SAW tentang malam Isra’ dan apa yang beliau lihat di alam barzah, membuktikan akan adanya macam-macam siksaan, di antaranya:
Sekelompok manusia tidak mengenakan pakaian, hanya bercawat sekedar menutupi kemaluannya saja. Mereka seperti ternak makan rumput dengan berdiri, buah zakkum yang sanagt pahit dan mengandung racun serta makan bara-bara jahannam. Hal itu terjadi, karena mereka menolak menyedekahkan harta bendanya dan menjauhi zakat.
Sekelompok manusia memakan daging busuk dengan lahap, sedangkan ada daging segar, tapi tidak bisa memakannya. Siksa yang demikian ini adalah untuk pezina.
Orang-orang berenang dalam lautan darah dan dilempari batu. Mereka adalah lintah darat, pemakan riba, manusia yang hanya mementingkan diri dan tidak peduli orang lain rugi.
Seorang dipukuli kepalanya dengan batu besar oleh sekelompok manusia, sampai kepalanya pecah dan banyak mengeluarkan darah. Kemudian kepalanya kembali lagi seperti semula, dipukuli dan pecah lagi. Orang ini semasa hidupnya enggan melakukan shalat wajib.
Sekelompok manusia beramai-ramai memotong lidah dan bibirnya. Digunting, kemudian tumbuh lagi, digunting lagi, tumbuh kembali dan begitu terus. Rasulullah bertanya kepada Jibril, “Siapakah mereka itu ya Jibril?” “Para penyebar fitnah,” jawab Jibril.
Orang-orang yang mulutnya terbuka lebar menelan api. Mereka adalah pemakan harta anak yatim.
Orang-orang yang memotong bagian-bagian tubuhnya dan dimakannya sendiri. Mereka inilah orang-orang yang gemar menggunjing orang lain. [Islampos]
Sumber: 1001 Siksa Alam Kubur/Karya: Ust. Asan Sani ar Rafif/Penerbit: Kunci Iman
Renungan: Sakaratul Maut dan Alam Barzah
Setelah kita mati, maka ruh kita akan di bawa oleh malaikat tersebut untuk menghadap Allah. Dan setelahnya, ruh kita akan di kembalikan ke alam barzah. Di alam barzah itulah kita sudah bisa mengetahui kemana kita akan berlabuh di hari kiamat nanti, apakah ke surga atau ke neraka.
Rasulullah SAW selalu mengingatkan sahabatnya perihal 5 perkara ghaib yang tidak diketahui kapan kedatangannya. Lima perkara ghaib tersebut antara lain adalah:
- Kiamat
- Hujan
- Apa yang terjadi di rahim
- Apa yang terjadi esok hari
- Dan juga kematian
Kematian merupakan sebuah perkara ghaib yang tidak ada seorangpun yang tahu, tapi Allah memastikan ajal pasti datang dan tidak akan ada yang mampu menundanya.
Setelah mati, manusia akan memasuki alam lain yang disebut dengan alam barzah. Allah SWT berfirman:
"Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan." [QS. Al-Mu'minun ayat 100]
Lalu, apa yang dimaksud dengan alam barzah itu? alam barzah adalah alam yang membatasi antara alam dunia dan alam akhirat. Alam barzah juga merupakan tempat singgahnya jazad makhluk hingga ia dibangkitkan nanti di hari kiamat.
Secara harfiah, barzah berarti jarak waktu atau penghalang. Seperti firman Allah pada surat Al-Mu;minun ayat 100 di atas tadi,
"Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan." [QS. Al-Mu'minun ayat 100]
Di alam barzah ini, manusia akan bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir. Sebagian ulama berpendapat bahwa jika yang meninggal adalah orang mukmin, maka yang datang adalah malaikat Mubasyar dan Basyir.
Di alam barzah ini manusia sudah mengetahui nasibnya nanti di hari akhir, apakah ia akan menjadi penghuni surga atau neraka. Jika ia merupakan penghuni surga, maka pintu surga sudah di buka untuknya. Dan hawa surga akan dirasakannya setiap pagi dan sore.
Dan sebaliknya, jika ia adalah penghuni neraka maka pintu neraka sudah dibuka lebar untuknya. Dan hawa panas neraka akan selalu dirasakannya setiap pagi dan sore.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, seorang mukmin yang wafat akan disambut ceria oleh malaikat yang membawa kain kafan dari surga. Kemudian datanglah malaikat maut duduk di atas kepalanya dan memerintahkan ruh yang baik untuk keluar dari jazadnya.
Kemudian disambut ceria oleh malaikat, di tempatkan di kain kafan tersebut kemudian diangkat ke langit. Penduduk langit dari golongan malaikat menyambutnya sampai di langit terakhir dan bertemu Allah dan Allah memerintahkan malaikat untuk mencatat kitab hamba-Nya di dalam kitab Illiyyin. Dan dikembalikan ruhnya ke alam barzah.
Setelah dikembalikan ke alam barzah, akan datang malaikat Munkar dan Nakir yang akan bertanya kepada orang tersebut. Malaikat Munkar dan Nakir akan bertanya:
- Siapa Tuhan mu?
- Apa Agama mu?
- Siapa Nabi mu?
- Apa Kitab mu?
Bagi orang-orang yang beriman, maka tidak akan kesulitan dalam menjawab pertanyaan malaikat ini. Kemudian ia akan mendapatkan kenikmatan di alam kubur hingga hari kiamat nanti. Si mayit juga akan mendapatkan teman yang baik, dengan wajah yang baik dan aroma yang baik. Keadaan ini sangatlah berbeda dengan orang yang tidak beriman. Ia akan merasakan pedihnya siksa kubur.
Sebelum menghadapi alam barzah, manusia akan lebih dulu menghadapi kematian. Dan saat nyawa berpisah dengan raga, maka inilah detik-detik yang sangat menegangkan dan menyakitkan. Inilah peristiwa yang disebut sakaratul maut.
Datangnya sakaratul maut adalah sesuatu yang pasti terjadi. Allah berfirman:
"Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat menyembuhkan?", dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau." [QS. Al-Qiyamah ayat 26-30]
kematian adalah kengerian yang sangat luarbiasa bagi orang-orang yang beriman, kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting dan panasnya air mendidih di bejana.
Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan pengalamannya itu, niscaya tidak akan ada penduduk dunia yang nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya.
Sebelum ajal menjeput rasulullah SAW, malaikat Jibril didampingi malaikat Izrail datang menemui rasulullah dan meminta izin kepadanya. Sebagai pelajaran bagi umatnya, rasulullah pun merasakan pedihnya sakaratul maut.
Namun rasulullah memberikan kabar baik kepada kita bahwa jika soerang hamba mukmin jika telah berpisah dengan dunia dan menyongsong akhirat maka malaikat akan mendatanginya dari langit dengan wajah yang putih.
Rona wajah mereka laksana sinar matahari, mereka membawa kafan dari surga serta wewangian dari surga. Mereka duduk di samping orang yang sedang sakaratul itu sejauh mata memandang.
Berikutnya malaikat maut hadir dan kemudian duduk di dekat kepalanya, kemudian malaikat maut berkata "wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya", kemudian ruhnya keluar bagaikan cucuran air yang mengalir dari kantung air.
Saat ruhnya keluar, maka para malaikat tadi tidak membiarkan ruh orang mukmin tersebut ditangan malaikat maut walaupun sejenak saja. Kemudian diletakkan di kain kafan dari surga dan kemudian terciumlah bau wangi yang wanginya tidak ada di dunia. Dan inilah sakaratul maut yang dialami oleh orang-orang yang istiqamah terhadam iman dan amal salehnya.
Dalam catatan sejarah, terdapat banyak sekali kisah sakaratul maut yang di alami oleh orang-orang soleh. Imam Al-Ghazali sebelum wafat sempat menunaikan shalat terlebih dahulu.
Saat sedang posisi tidur dengan kedua tangan di dada dan menghadap ke kiblat, maka datanglah malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Berbagai kisah lainnya juga bisa menjadi teladan bagi kita. Orang-orang soleh wafat dalam keadaan shalat, bersujud, ata berdakwah.
Amal kebaikannya terus membekas, dan sebagai hadiahnya ribuan orang datang melayat dan menghadiahinya dengan shalat jenazah. Alangkah indahnya ketika ajal telah menjemput mereka.
Tapi, kabar buruk adalah sakaratul mautnya orang-orang kafir. Mereka akan merasakan betapa beratnya siksaan yang dialami saat sakaratul maut.
"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." [QS. Al-'An`ām ayat 93]
Rasulullah juga mengabarkan bahwa orang-orang kafir saat sakaratul maut maka datanglah malaikat-malaikat yang kasar dan buruk rupanya. Mereka duduk sejauh mata memandang, kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya.
Kemudian malaikat maut berkata: "Wahai jiwa yang keji, keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya!", maka malaikat maut mencabut nyawanya dengan sangat kasar.
Setelah jenazah berada di alam barzah, siksa kubur menanti orang-orang yang zalim. Dalam berbagai hadits, rasulullah mengisahkan berbagai mengerikannya siksa kubur.
Suatu saat rasulullah melewati dua kuburan dan rasulullah berkata, "Sesungguhnya dua orang sedang di siksa dan keduanya di siksa bukan karena dosa besar" kemudian beliau melanjutkan, "yang satu di siksa karena tidak menjaga dari percikan air seni, sedangkan yang lainnya suka mengadu domba.".
Kemudian rasulullah mengambil pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua bagian, dan kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan.
Kemudian para sahabat bertanya, "Wahai rasulullah, mengapa engkau melakukan ini?" beliau menjawab "mudah-mudahan diringankan azab terhadap keduanya hingga pelepah itu mengering.".
Allah sengaja tidak membuka alam barzah, sehingga manusia tidak dapat melihat betapa mengerikannya siksa kubur. Namun Allah memberitahukan hal itu kepada kita melalui firman-Nya dan melalui sabda rasulullah.
Di alam kubur malaikat akan bertanya kepada orang-orang kafir dan munafik, "Bagaimana menurutmu tentang rasulullah SAW?" maka orang kafir itu menjawab, "Aku tidak tahu," kemudian malaikat berkata, "engkau tidak tahu? engkau tidak membaca?" kemudian malaikat menghantam wajah orang tersebut dengan palu.
Lalu orang itu menjerit dengan jeritan yang sangat keras yang di dengar oleh seluruh penduduk bumi kecuali jin dan manusia. Rasulullah pernah melihat berbagai macam siksa kubur ketika Mi'raj ke Sidratul Mutaha.
Rasulullah bertanya kepada malaikat Jibril dan Mikail seperti yang diriwayatkan banyak hadits, inilah beberapa siksaan yang di jelaskan malaikat Jibril dan Mikail.
- Orang yang di siksa dengan dirobek mulutnya: yaitu orang yang suka berdusta.
- Orang yang kepalanya dipecahkan: yaitu orang yang belajar Al-Quran tetapi tidak mengamalkannya.
- Orang yang di siksa di dalam bejana api: yaitu adalah para pezinah.
- Orang yang berada di sungai darah: yaitu orang yang gemar memakan riba.
Dalam riwayat lain, rasulullah juga melihat kaum yang memiliki kuku dari tembaga, kemudian mereka mencabik-cabik muka dan dada mereka. Ternyata mereka adalah orang-orang yang suka Ghibah dan menjelek-jelekkan orang lain dan menjatuhkan kehormatannya.
Sementara ada wanita yang payudaranya dirobek-robek ular. Rupanya mereka adalah wanita yang tidak mau menyusui anaknya sendiri kecuali karena alasan syar'i.
Agar kita terhindar dari azab dan siksa kubur, hendaknya kita memperbanyak ibadah dan amal saleh agar ketika kita meninggal nanti kita meninggal dalam keadaan khusnul khatimah.
Semoga artikel ini bisa menjadi renungan untuk kita semua bahwa kematian itu datang secara tiba-tiba. Dan untuk itu, janganlah kita melanggar perintah-perintah Allah. Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang diselamatkan di akhirat nanti. Amin.
Kamis, 14 Maret 2013
ALAM BARZAH
Rasullullah mengajarkan doa kepada umatnya :
“Allah umma, aku mohon kepadaMu perlindungan dari
kekufuran dan kefakiran dan aku berlindung kepadaMu dari azab kubur . tidak ada
Tuhan melainkan Engkau.” (H.R. Abu Daud).
Muqaddimah
Hari kiamat adalah hari akhir
kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup di dunia yang harus kita percayai
kebenaran adanya yang menjadi jembatan untuk menuju ke kehidupan selanjutnya di
akhirat yang kekal dan abadi. Iman kepada hari kiamat adalah rukum iman yang
ke-lima. Hari kiamat diawali dengan tiupan terompet sangkakala oleh malaikat
isrofil untuk menghancurkan bumi beserta seluruh isinya.
Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia Allah SWT yang tidak diketahui siapa pun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Orang yang beriman kepada Allah SWT dan banyak berbuat kebaikan akan menerima imbalan surga yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi orang-orang kafir dan penjahat akan masuk neraka yang sangat pedih untuk disiksa.
Hari kiamat tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia Allah SWT yang tidak diketahui siapa pun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Orang yang beriman kepada Allah SWT dan banyak berbuat kebaikan akan menerima imbalan surga yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi orang-orang kafir dan penjahat akan masuk neraka yang sangat pedih untuk disiksa.
Arti Alam
Barzah
kata “barzakh “ (برزخ) hanya tiga kali ditemukan di dalam Al-Qur’an, yaitu pada QS. Al-Mu’minun (23): 100, QS. Ar-Rahman (55): 20 dan QS. Al-Furqan (25): 53.
kata “barzakh “ (برزخ) hanya tiga kali ditemukan di dalam Al-Qur’an, yaitu pada QS. Al-Mu’minun (23): 100, QS. Ar-Rahman (55): 20 dan QS. Al-Furqan (25): 53.
Menurut Ibnu Manzhur, pengarang
kitab Lisanul-‘Arab, pengertian barzakh adalah ma baina kulli syai’aini (مابين كل شيًـين
= sesuatu yang terdapat di antara dua hal) dan al-hajizu baina asy-syai’aini (الحاجزبين الشيْين
= pembatas atau penghalang antara dua hal). Barazikhul Iman (برازيخ الايمان)
diartikan sebagai ‘pembatas antara keraguan dan keyakinan’. Barzakh juga berarti
‘alam yang dilalui manusia setelah kehidupan di dunia menjelang akhirat kelak’,
yaitu alam kubur sebelum manusia akan dihimpun kelak di hari berbangkit. Orang
yang telah meninggal dikatakan telah berada di alam Barzakh karena ia terhalang
untuk kembali ke dunia dan belum sampai pada alam akhirat.
dari segi bahasa, “barzakh berarti “pemisah”. Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai “periode antara kehidupan dunia akhirat”.keberadaan disana memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat. Keberadaan disana bagaikan keberadaan dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca.kedepan penghuninya dapat melihat hari kemudian, sedangkan ke belakang mereka dapat melihat kita yang hidup di pentas bumi ini.
dari segi bahasa, “barzakh berarti “pemisah”. Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai “periode antara kehidupan dunia akhirat”.keberadaan disana memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat. Keberadaan disana bagaikan keberadaan dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca.kedepan penghuninya dapat melihat hari kemudian, sedangkan ke belakang mereka dapat melihat kita yang hidup di pentas bumi ini.
Pengertan Alam
Barzah
Alam Barzakh adalah Alam Kubur
dimana manusia melakukan 'penantian' untuk dibangkitkan pada hari Kiamat. Jadi
waktunya bisa berjalan jutaan tahun atau mungkin malah miliaran tahun. Sejak
dia meninggal sampai Kiamat Sughra, dan kemudian dilanjutkan sampai hari
Berbangkit.QS. Al Mu’minun (23): 99 – 100
Alam Barzakh adalah sebuah ungkapan yang artinya Alam tempat orang-orang
yang sudah mati berada untuk sementara waktu hingga dibangkitkan untuk
dikumpulkan di padang mahsyar. Alam tempat orang-orang yang sudah
mati berada untuk sementara waktu hingga dibangkitkan untuk dikumpulkan di
padang mahsyar diistilahkan sebagai Alam Barzakh. Jadi arti Alam Barzakh
adalah Alam tempat orang-orang yang sudah mati berada untuk sementara waktu
hingga dibangkitkan untuk dikumpulkan di padang mahsyar / Alam Samar.
Kata Istilah Alam Barzakh merupakan ungkapan resmi dalam Bahasa Indonesia.
Sebagaimana hadits nabi yang diriwayatkan oleh imam Ahmad ibn hanbal, Ath-Thabrani, Ibnu Abi Ad-dunya, dan Ibnu Majah meriwayatkan melalui sahabat Nabi, Abu Said Al-Khudri, bahwa Nabi Saw. bersabda:
Sesungguhnya yang meninggal mengetahui siapa yang memandikannya, yang mengangkatnya, yang mengafaninya, dan siapa yang menurukannya ke kubur:
Imam bukhari meriwayatkan bahwa,
Apabila salah seorang diantara kamu meninggal, maka diperlihatkan kepadanya setiap pagi dan petang tempat tinggalnya (kelak di hari kiamat. Kalau dia penghuni surge; maka (diperlihatkan kepadanya penghuni surge; dan kalau penghuni neraka, maka diperlihatkan (tempat) penghuni neraka. Disampaikan kepadanya bahwa inilah tempatmu sampai Allah membangkitkanmu ke sana (HR Bukhari).
Mengenai firman Allah ta’ala وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ tersebut: yakni di hadapan mereka. Mujahid mengatakan: “Al-barzakh” berarti penghalang antara dunia dan akhirat.” Sedangkan Muhammad bin ka’ab mengemukakan: “Al-barzakh berarti keberadaan antara dunia dan akhirat, dimana penghuni dunia tidak makan dan tidak minum, dan tidak pula kepada penghuni akhirat diberikan balasan atas amal perbuatan mereka.”
Terkait penafsiran ayat ini, ibnu jarir menyatakan, ‘dari bagian depan mereka ada sebuah sekat yang membatasi mereka dengan ar-ruju’ , yakni hari saat mereka dibangkitkan dari kuburnya, yakni hari kiamat. Dengan demikian alam barzakh, sekat dan waktu terbatas (temporal) mempunyai waktu hampir sama.
Raghib juga berkata , “Al-barzakh berarti sekat dan pembatas antara dua hal.” Adapun barzakh terkait dengan hari kiamat ialah yang membentang antara manusia dengan tercapainya rumah mulia di akhirat.
Sebagaimana hadits nabi yang diriwayatkan oleh imam Ahmad ibn hanbal, Ath-Thabrani, Ibnu Abi Ad-dunya, dan Ibnu Majah meriwayatkan melalui sahabat Nabi, Abu Said Al-Khudri, bahwa Nabi Saw. bersabda:
Sesungguhnya yang meninggal mengetahui siapa yang memandikannya, yang mengangkatnya, yang mengafaninya, dan siapa yang menurukannya ke kubur:
Imam bukhari meriwayatkan bahwa,
Apabila salah seorang diantara kamu meninggal, maka diperlihatkan kepadanya setiap pagi dan petang tempat tinggalnya (kelak di hari kiamat. Kalau dia penghuni surge; maka (diperlihatkan kepadanya penghuni surge; dan kalau penghuni neraka, maka diperlihatkan (tempat) penghuni neraka. Disampaikan kepadanya bahwa inilah tempatmu sampai Allah membangkitkanmu ke sana (HR Bukhari).
Mengenai firman Allah ta’ala وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ tersebut: yakni di hadapan mereka. Mujahid mengatakan: “Al-barzakh” berarti penghalang antara dunia dan akhirat.” Sedangkan Muhammad bin ka’ab mengemukakan: “Al-barzakh berarti keberadaan antara dunia dan akhirat, dimana penghuni dunia tidak makan dan tidak minum, dan tidak pula kepada penghuni akhirat diberikan balasan atas amal perbuatan mereka.”
Terkait penafsiran ayat ini, ibnu jarir menyatakan, ‘dari bagian depan mereka ada sebuah sekat yang membatasi mereka dengan ar-ruju’ , yakni hari saat mereka dibangkitkan dari kuburnya, yakni hari kiamat. Dengan demikian alam barzakh, sekat dan waktu terbatas (temporal) mempunyai waktu hampir sama.
Raghib juga berkata , “Al-barzakh berarti sekat dan pembatas antara dua hal.” Adapun barzakh terkait dengan hari kiamat ialah yang membentang antara manusia dengan tercapainya rumah mulia di akhirat.
Peristiwa dan
Kehidupan Setelah Hari Kiamat :
1. Alam Kubur / Alam Barzah
Alam barzah adalah suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah meninggal dunia untuk menunggu datangnya kebangkitan kembali pada hari kiamat. Pada alam kubur akan datang malaikat mungkar dan nakir untuk memberikan pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan kita. Jika kita beriman dan termasuk orang baik, maka di dalam kubur akan mendapatkan nikmat kubur yang sangat menyenangkan daripada nikmat duniawi, sedangkan sebaliknya bagi orang yang tidak beriman kepada Allah SWT, siksa kubur praneraka yang pedih sudah menanti di depan mata.
1. Alam Kubur / Alam Barzah
Alam barzah adalah suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah meninggal dunia untuk menunggu datangnya kebangkitan kembali pada hari kiamat. Pada alam kubur akan datang malaikat mungkar dan nakir untuk memberikan pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan kita. Jika kita beriman dan termasuk orang baik, maka di dalam kubur akan mendapatkan nikmat kubur yang sangat menyenangkan daripada nikmat duniawi, sedangkan sebaliknya bagi orang yang tidak beriman kepada Allah SWT, siksa kubur praneraka yang pedih sudah menanti di depan mata.
Dalam QS. Ghafir (40): 46.
النار يعرضون عليها غدوّا وعشيّا ويوم تقوم الساعة أدخلوا أل فرعون أشدّ العذاب.
Kata (يعرضون) terambil dari kata عرض yang berarti “menampakkan sesuatu kepada pihak lain baik untuk menarik perhatiannya, menakutkannya, maupun sekedar menampakkan atau membawanya kepada yang ditunjukkan kepadanya itu.
Ayat di atas dijadikan dalil oleh banyak ulama tentang adanya alam barzakh dan adanya siksa di alam tersebut, atau dengan kata lain siksa kubur. Anda baca terjemahan ayat itu bahwa kepada keluarga fir’aun dinampakkan neraka pada pagi hari dan petang hari. Tentu saja itu terjadi setelah mereka keluar dari pentas permukaan bumu ini dengan kata lain setelah mereka terkubur dalam perut bumi dan berbeda dengan alam duniawi saat ini.
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa dinampakkan neraka itu pada keluarga fir’aun, sedangkan Fir’aunnya tidak disebutkan, disini bukan berarti fir’aun tidak disiksa atau pada akhir hidupnya dia beriman, akan tetapi itu menunjukkan lebih pedihnya azab yang di timpakan kepada, kalau keluarganya saja sudah sepedih itu siksanya apalagi kepada Fir’aun sebagai pemimpin mereka.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa kehidupan di alam barzakh itu, berlanjut sampai hari kiamat, informasi ayat ini bertemu dengan firman-Nya dalam QS. al-Mu’minun (23): 99-100). yang berbicara tentang barzakh yang merupakan dinding pemisah antara dunia dan akhirat.
Kalau merujuk pada as-Sunnah, kita banyak sekali menemukan riwayat menyangkut kehidupan alam barzakh, misalnya bahwa orang mati saling ziarah-menziarahi dikubur mereka(barzakh). (HR.Turmudzi melalui Abu Said), juga bahwa mereka mengetahui keberadaan keluarga mereka yang masih hidup di dunia (HR. Ahmad melalui Anas Ibn Malik ra.).
2. Hari Kebangkitan / Yaumul Ba'ats
hari kebangkitan adalah hari dibangkitkannya seluruh manusia yang pernah hidup di dunia baik yang tua, muda, besar, kecil, hidup di zaman nabi adam as, baru lahir saat kiamat, dsb akan bangkit kembali dari mati untuk kemudian dihitung amal perbauatannya selama hidup di dunia. Seluruh manusia akan bangkit kembali dengan jasad / tubuh ketika masih muda dengan raut yang wajah berbeda-beda sesuai amal perbuatannya.
3. Yaumul Mahsyar
Yaumul mahsyar adalah tempat dikumpulkannya seluruh manusia dan makhluk hidup lainnya dari awal zaman hingga akhir jaman untuk dilakukan hisab atau peradilan tuhan yang sejati pada yaumul hisab. Selanjutnya akan diberangkatkan ke jembatan shirotol mustaqim untuk disortir mana yang masuk surga dan mana yang masuk neraka. Yang terjatuh di neraka akan menjadi penghuni neraka baik yang kekal abadi maupun yang hanya sementara hingga segala dosa-dosanya yang tidak terlalu berat itu termaafkan.
النار يعرضون عليها غدوّا وعشيّا ويوم تقوم الساعة أدخلوا أل فرعون أشدّ العذاب.
Kata (يعرضون) terambil dari kata عرض yang berarti “menampakkan sesuatu kepada pihak lain baik untuk menarik perhatiannya, menakutkannya, maupun sekedar menampakkan atau membawanya kepada yang ditunjukkan kepadanya itu.
Ayat di atas dijadikan dalil oleh banyak ulama tentang adanya alam barzakh dan adanya siksa di alam tersebut, atau dengan kata lain siksa kubur. Anda baca terjemahan ayat itu bahwa kepada keluarga fir’aun dinampakkan neraka pada pagi hari dan petang hari. Tentu saja itu terjadi setelah mereka keluar dari pentas permukaan bumu ini dengan kata lain setelah mereka terkubur dalam perut bumi dan berbeda dengan alam duniawi saat ini.
Ayat di atas juga menunjukkan bahwa dinampakkan neraka itu pada keluarga fir’aun, sedangkan Fir’aunnya tidak disebutkan, disini bukan berarti fir’aun tidak disiksa atau pada akhir hidupnya dia beriman, akan tetapi itu menunjukkan lebih pedihnya azab yang di timpakan kepada, kalau keluarganya saja sudah sepedih itu siksanya apalagi kepada Fir’aun sebagai pemimpin mereka.
Ayat ini mengisyaratkan bahwa kehidupan di alam barzakh itu, berlanjut sampai hari kiamat, informasi ayat ini bertemu dengan firman-Nya dalam QS. al-Mu’minun (23): 99-100). yang berbicara tentang barzakh yang merupakan dinding pemisah antara dunia dan akhirat.
Kalau merujuk pada as-Sunnah, kita banyak sekali menemukan riwayat menyangkut kehidupan alam barzakh, misalnya bahwa orang mati saling ziarah-menziarahi dikubur mereka(barzakh). (HR.Turmudzi melalui Abu Said), juga bahwa mereka mengetahui keberadaan keluarga mereka yang masih hidup di dunia (HR. Ahmad melalui Anas Ibn Malik ra.).
2. Hari Kebangkitan / Yaumul Ba'ats
hari kebangkitan adalah hari dibangkitkannya seluruh manusia yang pernah hidup di dunia baik yang tua, muda, besar, kecil, hidup di zaman nabi adam as, baru lahir saat kiamat, dsb akan bangkit kembali dari mati untuk kemudian dihitung amal perbauatannya selama hidup di dunia. Seluruh manusia akan bangkit kembali dengan jasad / tubuh ketika masih muda dengan raut yang wajah berbeda-beda sesuai amal perbuatannya.
3. Yaumul Mahsyar
Yaumul mahsyar adalah tempat dikumpulkannya seluruh manusia dan makhluk hidup lainnya dari awal zaman hingga akhir jaman untuk dilakukan hisab atau peradilan tuhan yang sejati pada yaumul hisab. Selanjutnya akan diberangkatkan ke jembatan shirotol mustaqim untuk disortir mana yang masuk surga dan mana yang masuk neraka. Yang terjatuh di neraka akan menjadi penghuni neraka baik yang kekal abadi maupun yang hanya sementara hingga segala dosa-dosanya yang tidak terlalu berat itu termaafkan.
Kadaan Alam
Barzah
Al-qur’an melukiskan keadaan orang-orang kafir ketika itu (di alam barzakh) dengan firman-Nya:
وحاق بأل فرعون سوء العذاب * النار يعرضون عليها غدوّا وعشيّا ويوم تقوم الساعة أدخلوا أل فرعون أشدّ العذاب.
Fir’aun beserta kaum (pengikut)-nya dikepung oleh siksa yang amat buruk . kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang. Dan (nanti) pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat): “masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang keras” (QS. Ghafir (45-46).
Dalam QS. Qaaf ayat 22 dijelaskan juga keadaan orang yang lalai
“sesungguhnya engkau adalah dalam kelalaian dari ini (semua).” (pangkal ayat 22). Artinya bahwasanya selama kamu hidup disunia yang sangat singkat itu, hal seperti ini tidak menjadi perhatian kamu. Nasihat kebenaran tidak kamu acuhkan. Peringatan jalan kebenaran tidak kamu acuhkan. “maka Kami bukakanlah bagi kamu apa yang menutupi kamu itu; maka penglihatanmu hari ini jadilah sangat tajam.” 9ujung ayat 22).
Maka demikianlah keadaan apabila manusia yang bersalah dan tidak insaf akan kesalahannya menerima azab dan siksanya, dimasukkan kedalam neraka. Disanalah baru matanya terbuka dan penglihatannya jadi tajam. Namunmeskipun penglihatannya sudah sangat tajam, dia hanya dapat digunakan untuk menyesal, bukan untuk memperbaiki keadaan.
Adapun para syuhada’ dilukiskan sebagai orang-orang yang hidupdan mendapat rezeki.
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur dijalan Allah (bahwa mereka itu) mati. Sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya (QS Al-Baqarah, (154).
Jangan sekali-kali menduga yang gugur di jalan Allah adalah orang-orang mati. Sebenarnya mereka hidup disisi Tuhan mereka dan mereka memperoleh rezeki. (QS. Ali Imran, (169).
Hadits-hadits Rasulullah SAW tentang malam Isra’ dan apa yang beliau lihat di alam barzah, membuktikan akan adanya macam-macam siksaan, di antaranya :
Al-qur’an melukiskan keadaan orang-orang kafir ketika itu (di alam barzakh) dengan firman-Nya:
وحاق بأل فرعون سوء العذاب * النار يعرضون عليها غدوّا وعشيّا ويوم تقوم الساعة أدخلوا أل فرعون أشدّ العذاب.
Fir’aun beserta kaum (pengikut)-nya dikepung oleh siksa yang amat buruk . kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang. Dan (nanti) pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat): “masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang keras” (QS. Ghafir (45-46).
Dalam QS. Qaaf ayat 22 dijelaskan juga keadaan orang yang lalai
“sesungguhnya engkau adalah dalam kelalaian dari ini (semua).” (pangkal ayat 22). Artinya bahwasanya selama kamu hidup disunia yang sangat singkat itu, hal seperti ini tidak menjadi perhatian kamu. Nasihat kebenaran tidak kamu acuhkan. Peringatan jalan kebenaran tidak kamu acuhkan. “maka Kami bukakanlah bagi kamu apa yang menutupi kamu itu; maka penglihatanmu hari ini jadilah sangat tajam.” 9ujung ayat 22).
Maka demikianlah keadaan apabila manusia yang bersalah dan tidak insaf akan kesalahannya menerima azab dan siksanya, dimasukkan kedalam neraka. Disanalah baru matanya terbuka dan penglihatannya jadi tajam. Namunmeskipun penglihatannya sudah sangat tajam, dia hanya dapat digunakan untuk menyesal, bukan untuk memperbaiki keadaan.
Adapun para syuhada’ dilukiskan sebagai orang-orang yang hidupdan mendapat rezeki.
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur dijalan Allah (bahwa mereka itu) mati. Sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya (QS Al-Baqarah, (154).
Jangan sekali-kali menduga yang gugur di jalan Allah adalah orang-orang mati. Sebenarnya mereka hidup disisi Tuhan mereka dan mereka memperoleh rezeki. (QS. Ali Imran, (169).
Hadits-hadits Rasulullah SAW tentang malam Isra’ dan apa yang beliau lihat di alam barzah, membuktikan akan adanya macam-macam siksaan, di antaranya :
- Segerombolan manusia bertelanjang, hanya bercawat sekedar menutupi kemaluannya saja. Mereka seperti ternak menyusu, makan rumput berdiri, buah zakkum yang sangat pahit dan mengandung racun serta makan bara-bara jahanam. Kenapa disiksa begitu? Karena mereka menolak mendermakan harta bendanya dan menjauhi zakat.
- Segerombolan manusia memakan daging busuk dengan lahap, padahal daging segar ada, tapi tak bisa memakannya. Siksa yang demikian ini adalah untuk pezina.
- Orang-orang berenang dalam lautan darah dan dilempari batu. Mereka adalah lintah darat, pemakan riba, manusia yang hanya mementingkan diri dan tak peduli orang lain rugi.
- Seorang dipukuli kepalanya dengan batu besar oleh sekelompok manusia, sampai kepalanya pecah-pecah dan banyak mengeluarkan darah. Kembali lagi kepalanya Seperti semula, dipukuli dan pecah-pecah lagi. Dia semasa hidupnya enggan melakukan shalat wajib.
- Segerombolan manusia beramai-ramai memotong lidah dan bibirnya. Digunting, tumbuh lagi, digunting lagi, tumbuh dan begitu terus. Rasulullah bertanya pada Jibril : “Siapa mereka itu ya Jibril? Para penyebar fitnah.
- Orang-orang yang mulutnya terbuka lebar menelan api. Mereka adalah pemakan harta anak yatim.
- Orang-orang yang memotong bagian-bagian tubuhnya dan dimakannya sendiri. Mereka ini adalah orang-orang yang gemar menggunjing orang lain.
Siksa Dan Nikmat Kubur
Siksa kubur diperuntukkan bagi orang-orang zhalim, yakni orang-orang munafik
dan orang-orang kafir, seperti dalam firmanNya.
“Artinya : Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang
yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para
malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu”.
Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu
selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena)
kamu selalu menyombongkan diri terhadp ayat-ayatNya” [Al-An’am : 93]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang keluarga Fir’aun.
“Artinya : Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi hari dan petang, dan
pada hari terjadinya Kiamat, (Dikatakan kepada malaikat), Masukkanlah
Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Al-Mu’min : 46]
Dalam Shahih Muslim Zaid bin Tsabit meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
“Kalau tidak karena kalian saling mengubur (orang yang mati) pasti aku
memohon kepada Allah agar memperdengarkan siksa kubur kepada kalian yang
saya mendengarnya”. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan
wajahnya seraya berkata : “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa
Neraka”. Para sahabat berkata, “Kami memohon perlindungan kepada Allah dan
siksa Neraka”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata lagi,
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur”. Para sahabat berkata,
“Kami memohon perlindungan Allah dari siksa kubur. Lalu beliau berkata lagi.
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak
maupun yang tidak tampak”. Para sahabat lalu berkata, “Kami memohon
perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak maupun yang
tidak tampak”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi. “Mohonlah
perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal”. Para sahabat berkata, “Kami
mohon perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal”. [Hadits Riwayat Muslim]
Adapun nikmat kubur diperuntukkan bagi orang-orang mukmin yang jujur. Hal
ini dijelaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanNya.
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami ialah Allah,
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada
mereka (dengan mengatakan), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih ; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) Surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu” [Fushilat : 30]
“Artinya : Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu
ketka itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu
tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu
tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah
orang-orang yang benar ?, Adapun jika dia (orang-orang mati) termasuk
orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketentraman
dan rezeki serta Surga kenikmatan” [Al-Waaqi’ah : 83-89]
Dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu dikatakan bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda tentang orang mukmin jika dapat menjawab
pertanyaan dua malaikat di dalam kuburnya. Sabdanya, “Ada suara dari langit,
“Hamba-Ku memang benar. Oleh karenanya, berilah dia alas dari Surga” Lalu
datanglah kenikmatan dan keharuman dan Surga, dan kuburnya dilapangkan
sejauh pandangan mata….” [Hadits Riwayat Ahmad, Abu Daud, dalam hadits yang
panjang]
Kaadaan Ruh Dalam Alam Barzah
Berkaitan dengan ruh ini Allah SWT berfirman:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu kecuali sedikit.”
Jelas sekali arti ayat ini, bahwa Allah SWT hanya memberitahukan ilmu sedikit saja tentang hal-hal yang berkaitan dengan ruh ini.
Rasulullah SAW menerangankan berkaitan dengan ruh:
1. “Allah menjadikan ruh mereka dalam bentuk seperti burung berwarna kehijauan. Mereka mendatangi sungai-sungai surga, makan dari buah-buahannya, dan tinggal di dalam kindil (lampu) dari emas di bawah naungan ‘Arasyi.” (Hadis Shahih riwayat Ahmad, Abu Daud dan Hakim)
2. “Tidak seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapkan salam untuknya, kecuali dia mengetahuinya dan menjawab salamnya itu.” (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar dari Ibnu Abbas di dalam kitab Al-Istidzkar dan At-Tamhid)
3. Orang yang telah meninggal dunia saling kunjung-mengunjungi antara yang satu dengan yang lainnya. Nabi Saw bersabda:
“Ummu Hani bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah kita akan saling mengunjungi jika kita telah mati, dan saling melihat satu dengan yang lainnya wahai Rarulullah SAW? Rasulullah SAW menjawab, “Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing.” (HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad baik).
4. Orang yang telah meninggal dunia merasa senang kepada orang yang menziarahinya, dan merasa sedih kepada orang yang tidak menziarahinya. Nabi SAW bersabda:
“Tidak seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri meninggalkan kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab Al-Qubûr).
5. Orang yang telah meninggal dunia mengetahui keadaan dan perbuatan orang yang masih hidup, bahkan mereka merasakan sedih atas perbuatan dosa orang yang masih hidup dari kalangan keluarganya dan merasa gembira atas amal shaleh mereka. Nabi SAW bersabda:
a. “Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: “Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada kami.” (HR. Ahmad dalam musnadnya).
b. “Seluruh amal perbuatan dilaporkan kepada Allah SWT pada hari Senin dan Kamis, dan diperlihatkan kepada para orangtua pada hari Jum’at. Mereka merasa gembira dengan perbuatan baik orang-orang yang masih hidup, wajah mereka menjadi tambah bersinar terang. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyakiti orang-orang kalian yang telah meninggal dunia.” (HR. Tirmidzi dalam kitab Nawâdirul Ushûl).
6. Orang-orang beriman hidup di dalam surga bersama anak-cucu dan keturunan mereka yang shaleh.
“Dan orang-orang beriman yang anak-cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak-cucu mereka. Kami tidak mengurangi dari pahala amal mereka sedikitpun. Setiap orang terkait dengan apa yang telah dia kerjakan.” (At-Thur: 21)
Hadis tentang mayit mengetahui dan menjawab salam orang yang menziarahinya tidak berarti bahwa ruh ada di dalam liang kubur di dalam tanah. Bukan seperti itu, melainkan bahwa ruh punya keterkaitan khusus dengan jasadnya. Di mana jika ada yang mengucapkan salam untuknya, dia akan menjawabnya.
Ruh berada di suatu alam yang bernama alam Barzakh di suatu tempat yang bernama Ar-Rafîqul `A’lâ. Alam ini tidak sama dengan dunia kita, bahkan jauh berbeda. Hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui lika-liku dan detail-detailnya.
"Dan di hadapan mereka (ahli kubur) ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan ".( Al-Mu'minun: 100)
Dari dalil-dalil tadi juga bisa di simpulkan, bahwa tempat para arwah berbeda-beda dan bertingkat-tingkat derajatnya sesuai amal shaleh mereka.
Siksa kubur diperuntukkan bagi orang-orang zhalim, yakni orang-orang munafik
dan orang-orang kafir, seperti dalam firmanNya.
“Artinya : Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang
yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para
malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu”.
Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu
selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena)
kamu selalu menyombongkan diri terhadp ayat-ayatNya” [Al-An’am : 93]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang keluarga Fir’aun.
“Artinya : Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi hari dan petang, dan
pada hari terjadinya Kiamat, (Dikatakan kepada malaikat), Masukkanlah
Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Al-Mu’min : 46]
Dalam Shahih Muslim Zaid bin Tsabit meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
“Kalau tidak karena kalian saling mengubur (orang yang mati) pasti aku
memohon kepada Allah agar memperdengarkan siksa kubur kepada kalian yang
saya mendengarnya”. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan
wajahnya seraya berkata : “Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa
Neraka”. Para sahabat berkata, “Kami memohon perlindungan kepada Allah dan
siksa Neraka”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata lagi,
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur”. Para sahabat berkata,
“Kami memohon perlindungan Allah dari siksa kubur. Lalu beliau berkata lagi.
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak
maupun yang tidak tampak”. Para sahabat lalu berkata, “Kami memohon
perlindungan kepada Allah dari berbagai fitnah baik yang tampak maupun yang
tidak tampak”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi. “Mohonlah
perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal”. Para sahabat berkata, “Kami
mohon perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal”. [Hadits Riwayat Muslim]
Adapun nikmat kubur diperuntukkan bagi orang-orang mukmin yang jujur. Hal
ini dijelaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanNya.
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami ialah Allah,
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada
mereka (dengan mengatakan), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu
merasa sedih ; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) Surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu” [Fushilat : 30]
“Artinya : Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu
ketka itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu
tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)? Kamu
tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah
orang-orang yang benar ?, Adapun jika dia (orang-orang mati) termasuk
orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketentraman
dan rezeki serta Surga kenikmatan” [Al-Waaqi’ah : 83-89]
Dari Al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu dikatakan bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda tentang orang mukmin jika dapat menjawab
pertanyaan dua malaikat di dalam kuburnya. Sabdanya, “Ada suara dari langit,
“Hamba-Ku memang benar. Oleh karenanya, berilah dia alas dari Surga” Lalu
datanglah kenikmatan dan keharuman dan Surga, dan kuburnya dilapangkan
sejauh pandangan mata….” [Hadits Riwayat Ahmad, Abu Daud, dalam hadits yang
panjang]
Kaadaan Ruh Dalam Alam Barzah
Berkaitan dengan ruh ini Allah SWT berfirman:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu kecuali sedikit.”
Jelas sekali arti ayat ini, bahwa Allah SWT hanya memberitahukan ilmu sedikit saja tentang hal-hal yang berkaitan dengan ruh ini.
Rasulullah SAW menerangankan berkaitan dengan ruh:
1. “Allah menjadikan ruh mereka dalam bentuk seperti burung berwarna kehijauan. Mereka mendatangi sungai-sungai surga, makan dari buah-buahannya, dan tinggal di dalam kindil (lampu) dari emas di bawah naungan ‘Arasyi.” (Hadis Shahih riwayat Ahmad, Abu Daud dan Hakim)
2. “Tidak seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapkan salam untuknya, kecuali dia mengetahuinya dan menjawab salamnya itu.” (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar dari Ibnu Abbas di dalam kitab Al-Istidzkar dan At-Tamhid)
3. Orang yang telah meninggal dunia saling kunjung-mengunjungi antara yang satu dengan yang lainnya. Nabi Saw bersabda:
“Ummu Hani bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah kita akan saling mengunjungi jika kita telah mati, dan saling melihat satu dengan yang lainnya wahai Rarulullah SAW? Rasulullah SAW menjawab, “Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing.” (HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad baik).
4. Orang yang telah meninggal dunia merasa senang kepada orang yang menziarahinya, dan merasa sedih kepada orang yang tidak menziarahinya. Nabi SAW bersabda:
“Tidak seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri meninggalkan kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab Al-Qubûr).
5. Orang yang telah meninggal dunia mengetahui keadaan dan perbuatan orang yang masih hidup, bahkan mereka merasakan sedih atas perbuatan dosa orang yang masih hidup dari kalangan keluarganya dan merasa gembira atas amal shaleh mereka. Nabi SAW bersabda:
a. “Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: “Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada kami.” (HR. Ahmad dalam musnadnya).
b. “Seluruh amal perbuatan dilaporkan kepada Allah SWT pada hari Senin dan Kamis, dan diperlihatkan kepada para orangtua pada hari Jum’at. Mereka merasa gembira dengan perbuatan baik orang-orang yang masih hidup, wajah mereka menjadi tambah bersinar terang. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyakiti orang-orang kalian yang telah meninggal dunia.” (HR. Tirmidzi dalam kitab Nawâdirul Ushûl).
6. Orang-orang beriman hidup di dalam surga bersama anak-cucu dan keturunan mereka yang shaleh.
“Dan orang-orang beriman yang anak-cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak-cucu mereka. Kami tidak mengurangi dari pahala amal mereka sedikitpun. Setiap orang terkait dengan apa yang telah dia kerjakan.” (At-Thur: 21)
Hadis tentang mayit mengetahui dan menjawab salam orang yang menziarahinya tidak berarti bahwa ruh ada di dalam liang kubur di dalam tanah. Bukan seperti itu, melainkan bahwa ruh punya keterkaitan khusus dengan jasadnya. Di mana jika ada yang mengucapkan salam untuknya, dia akan menjawabnya.
Ruh berada di suatu alam yang bernama alam Barzakh di suatu tempat yang bernama Ar-Rafîqul `A’lâ. Alam ini tidak sama dengan dunia kita, bahkan jauh berbeda. Hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui lika-liku dan detail-detailnya.
"Dan di hadapan mereka (ahli kubur) ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan ".( Al-Mu'minun: 100)
Dari dalil-dalil tadi juga bisa di simpulkan, bahwa tempat para arwah berbeda-beda dan bertingkat-tingkat derajatnya sesuai amal shaleh mereka.
Hikmah Alam Barzah Dirahasikan
Allah
merahasiakan alam gaib ini mengandung hikmah yang sangat dalam bagi kita
manusia, di antaranya:
- Rasulullah bersabda, “Kalau seandainya kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku berdoa kepada Allah agar kalian mendengar adzab kubur.” Ketika seseorang mendengar adzab kubur tentulah mereka merasa takut kemudian pingsan, lalu siapa yang akan menguburkan mayit.
- Allah menutup aib mayit yang berdosa -apabila mereka orang yang suka berbuat dosa-, agar mereka tidak digunjing orang yang hidup setelahnya. Demikian juga apabila mereka orang yang baik, keluarga mereka tidak akan berhenti berbuat amal jariyah dan mendoakannya karena mengetahui keadaanya yang baik di alam barzah.
- Seandainya orang yang meninggal itu adalah orang yang celaka, ketidaktahuan pihak keluarga tentulah tidak mebuat mereka merasa terguncang dan berputus asa.
- Pihak keluarga tidak akan merasa minder dan malu apabila ternyata khalayak mengetahui bahwa keluarga mereka yang dikubur tersebut tengah disiksa.
- Apabila seseorang mengetahui peristiwa di alam kubur, maka permasalahan ini tidak termasuk ujian mengimani permasalahan yang gaib.
Rasulullah
bersabda : “Apabila seorang selesai membaca tasyahud yang akhir, hendaknya
mohon perlindungan kepada Allah dari siksa neraka, siksa kubur, fitnah masa
hidup dan mati dan dari fitnah almasih dajjal”.
JAKARTA 14/3/2013
Tiada ulasan:
Catat Ulasan