Mengucapkan selamat Natal ... ??
Banyak ulama yang berpesan agar umat Islam tidak terlibat dalam perayaan hari raya orang kafir. Ibnul-Qayyim rahimahullah menyatakan; “Kaum Muslimin tidak boleh menghadiri perayaan hari raya kaum musyrikin menurut kesepakatan para ulama yang berhak memberikan fatwa. Para ulama fikih dari madzhab yang empat sudah menegaskan hal itu dalam buku-buku mereka.
Imam al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Umar bin al-Khattab Radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau pernah berkata: “Janganlah menemui orang- orang musyrik di gereja-gereja mereka pada hari raya mereka. Karena kemurkaan Allah sedang turun di antara mereka.” Umar juga pernah berkata: “Jauhilah musuh-musuh Allah itu pada hari raya mereka.” Imam al-Baihaqi juga meriwayatkan dengan sanad yang bagus dari ‘Abdullah bin Amru Radhiyallahu ‘anhu, beliau pernah berkata; “Barangsiapa lewat di negeri non-Arab, yang sedang merayakan Hari Nairuz dan festival keagamaan mereka, lalu ia meniru mereka hingga mati, maka demikianlah ia dibangkit- kan bersama mereka di Hari Kiamat nanti.” [Ahkamu Ahlidz-Dzimmah I : 723-724]
Dalam kitabnya, “Iqtidla ‘ash-Shirathil Mustaqim fi Mukhalafati Ashhaabil-Jahim,” Ibnu Taimiyah menguraikan panjang lebar sikap yang harus dilakukan oleh seorang Muslim dalam menyikapi hari-hari besar agama lain. Diceritakan oleh Ibnu Taimiyah, bahwa Umar bin Khatthab Radhiyallahu ‘anhu pernah menyatakan; “Ijtanibuu a’daa’allaahi fii ‘idihim.” (Jauhilah musuh-musuh Allah pada hari-hari besar mereka).
Kaum non-Muslim ketika itu dilarang oleh Umar untuk merayakan hari besar mereka secara mencolok sehingga menarik perhatian masyarakat. Menurut Ibnu Taimiyah, keputusan Umar itu merupakan ‘ijma sahabat dan disepakati jumhur ulama. Merujuk kepada ketentuan itu, tentunya dapat dipahami bahwa menghadiri peringatan natal bersama apalagi menyiarkan besar-besaran di tengah masyarakat Muslim adalah tindakan tercela. Umar menyatakan, “Janganlah kalian memasuki tempat-tempat ibadah kaum musyrik pada hari besar agama mereka. Sebab, sesungguhnya kemurkaan Allah pada hari itu sedang turun atas mereka.”
Akankah kita menuruti arahan sekelompok Muslim yang taklid kepada tokoh kafir atau kepada Umar yang betul-betul cerdas, alim dan setia pada Rasulullah dan risalahnya?
Wallahu 'alam bishshawab .
Tiada ulasan:
Catat Ulasan