Isnin, 30 Ogos 2010

MEMILIH JODOH...BAGI PEREMPUAN TUK LELAKI...KIASKAN SAJA IKUT KESESUIAN SEORANG LELAKI...


MEMILIH JODOH DALAM HADIS

Islam sebagai agama samawi terakhir, diyakini sebagai agama yang universal tidak terbatas waktu dan tempat. Al-Qur’an sendiri menyatakan bahwa Islam datang sebagai rahmat bagi alam semesta. (QS. al-Anbiya>’ [21]: 107) Di sisi lain, ajaran Islam diyakini sebagai risa>lah yang sempurna dan dapat digunakan sebagai pedoman umat manusia. Salah satu ajaran Islam yang disepakati ulama setelah al-Qur’an adalah hadis. Oleh karena itu, hadis berperan sebagai sumber ajaran Islam setelah al-Qur’an.
Salah satu masalah yang dibahas dalam sumber ajaran Islam adalah masalah perkawinan. Ajaran Islam sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. al-Nu>r (24): 32 menjelaskan anjuran untuk menikahi orang yang baik (sholeh) dan yang masih bujang. Di samping itu, al-Qur’an juga menekankan akan adanya keluarga yang sakinah, mawaddah dan penuh rahmat bagi setiap pasangan yang secara langsung mengarungi bahtera rumah tangga. Banyak cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya adalah upaya mencari calon isteri atau suami yang baik. Upaya tersebut bukan merupakan suatu yang kunci, namun keberadaannya dalam rumah tangga akan dapat menentukan baik tidaknya.
Permasalahan di atas dapat ditemukan jawabannya dalam hadis. Hadis telah disepakati oleh ulama sebagai dalil hukum. Sebagai sumber kedua setelah al-Qur’an, hadis memiliki perbedaan dengan al-Qur’an. Salah satu perbedaannya adalah terletak dari periwayatannya. Al-Qur’an seluruhnya diriwayatkan secara mutawa>tir sedangkan tidak semua hadis diriwayatkan secara mutawa>tir. Kecuali terhadap hadis mutawa>tir, terhadap hadis a>h}a>d kritik tidak saja ditujukan kepada sanad tetapi juga terhadap matan. Di samping itu, dalam perspektif historis terungkap bahwa tidak seluruh hadis tertulis di zaman Nabi Muhammad saw., adanya pemalsuan hadis yang disebabkan adanya perbedaan mazhab dan aliran, proses penghimpunan hadis yang memakan waktu yang lama, jumlah kitab hadis dan metode penyusunan yang beragam serta adanya periwayatan bi al-ma’na. Sebab-sebab itulah yang mendorong pentingnya melakukan penelitian hadis.
Sebagai salah satu rukun perkawinan, adanya calon suami atau istri, maka kedudukan keduanya menjadi penting. Perempuan dan laki-laki yang dapat dinikahi mempunyai kriteria tertentu sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw. dalam sebuah hadisnya yang menyebutkan bahwa perempuan dinikahi karena empat hal. Walaupun khitab hadis tersebut terhadap perempuan, namun esensi kriterianya juga dapat diterapkan dalam teknik memilih jodoh yang baik.
Adapun bunyi teks hadis adalah sebagai berikut:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَكِيمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ النِّسَاءُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Artinya:
Perempuan dinikahi karena empat faktor. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka menangkanlah wanita yang mempunyai agama, engkau akan beruntung.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, al-Nasa’i, Abu Dawud Ibn Majah Ahmad ibn Hanbal, dan al-Darimi dalam kitabnya dari sahabat Abu Hurairah ra.
Hadis di atas mengisyaratkan tentang cara memilih jodoh yang baik. Rasulullah menjelaskan bahwa ada empat kriteria wanita yang dinikahi. Keempat kriteria tersebut adalah harta, nasab, kecantikan dan agama. Eksplorasi lebih jauh atas hadis-hadis tentang mencari jodoh ternyata tidak demikian adanya. Ada hadis yang hanya mencukupkan tiga syarat yakni harta benda, kecantikan dan agama. Namun, kesemuanya sabda Nabi Muhammad saw. tersebut lebih mengutamakan kebaikan dari sisi agama.
Ulama banyak yang memberikan syarat-syarat tertentu dalam memilih jodoh dalam pernikahan. Tentu satu dengan yang lainnya berbeda dalam menginterpretasikah hadis di atas. Bahkan ada yang mencukupkan diri syarat wanita yang dinikahi adalah mempunyai akhlak yang baik. Pembahasna tersebut terutama dapat dijumpai dalam masalah perwalian dan kafaah (kesepadanan).
Pada suatu saat Nabi Muhammad saw. melarang perkawinan terhadap wanita yang dilandasi dengan kecantikan, dan harta benda. Lebih lanjut Rasulullah saw. memberikan penyelesaian yang terbaik dengan kriteria agama dengan mengibaratkan terhadap budak wanita yang hitam legam yang beriman lebih utama untuk dinikahi. Sifat perempuan yang baik juga pernah dituturkan oleh Nabi Muhammad saw. Nabi menggambarkan seorang wanita yang dapat menyenangkan suaminya ketika dipandang dan melakukan apa yang diperintah-kan suaminya adalah sosok wanita yang baik. Di samping itu wanita yang tidak pernah menyalahi terhadap suaminya dalam hal harta benda dan hal-hal yang dibenci suaminya.
Permasalahan tersebut menjadi penting karena calon mempelai merupakan sesuatu yang penting karena dari sinilah rumah tangga nanti dibangun. Sekilas nampak bahwa wanita sebagai obyek dari hadis tersebut. Namun, jika ditelusuri secara mendalam, terdapat hadis lain yang memfokuskan masalah dengan memilih jodoh yang berspektif gender di mana perempuan juga dapat beperan dalam menentukan jodohnya. Hadis yang terakhir tidak banyak diekspos dan dalam kajian fiqh cenderung dimasukkan dalam permasalah perwalian yang di mana hak tersebut disandang kaum laki-laki.
Untuk mendudukkan bagaimana tuntunan Islam tentang pencarian jodoh sebagaimana tersebut dalam hadis di atas, maka penelitian ini penting dilakukan. Karena sering seseorang melaksanakan pemilihan jodoh dengan melandasi pikirannya dengan landasan normatif seperti al-Qur’an dan hadis. Oleh karena itu, agar pembahasan menarik, maka penelitian ini juga mengakitkan berbagai persoalan dan perdebatan yang hangat di kalangan ulama fiqh dan dalam tradisi Jawa. Upaya tersebut untuk mendapatkan pemahaman hadis dalam konteks kekinian yang lebih bersperspektif dan berkeadilan gender.


Panduan Mencari & Memilih Jodoh

Panduan Mencari Pasangan Hidup
pat beberapa individu “perangsang” yang aktif di forum myJodoh. Mereka sering berinteraksi dengan memberi nasihat dan membimbing rakan-rakan lain yang bermasalah atau dilanda kemurungan. Individu begini biasanya tidak tinggal lama di myJodoh. Mereka akan menemui pasangan hidup mereka dalam masa yang singkat dan kemudiannya terus hilang dari myJodoh. Kebolehan merangsang pemikiran orang lain bermula dengan mengenalkan pasti kemahuan asas seseorang, seterusnya mengaitkan kemahuan tersebut dengan matlamat utama. Terdapat beberapa ayat-ayat Al-Quran menunjukkan teknik membangkitkan minat dan semangat seseorang terhadap sesuatu. Sebagai contohnya pada surah Al-Isra ayat 78, Allah telah berfirman “Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan (dirikanlah) sembahyang subuh sesungguhnya sembahyang subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya).”
Solat sememangnya satu kewajipan yang perlu dilaksanakan. Ayat-ayat yang berkaitan kepentingan solat diulang berkali-kali di dalam Al-Quran. Namun di dalam ayat ini Allah telah memberi suntikkan motivasi kepada manusia yang malas mengerjakan solat subuh untuk bangun mengerjakannya. Solat subuh telah dikaitkan dengan satu panyaksian daripada para malaikat.
Menurut sebuah riwayat, para malaikat berkumpul bersama-sama manusia pada waktu solat subuh dan solat asar. Apabila para malaikat naik dan disoal tentang keadaan manusia oleh tuhan, mereka menjawab dengan memberi penyaksian, “Ketika kami meninggalkan mereka, mereka sedang bersolat dan ketika kami mendatangi mereka, mereka juga sedang bersolat.”[1] Ternyata Allah telah memuliakan waktu solat subuh dan solat asar serta menjadikan waktu-waktu itu begitu istimewa.
Di dalam sebuah hadith yang diceritakan oleh Anas, Rasulullah bersabda, “Sesiapa yang solat subuh berjemaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah sehingga matahari terbit, lalu solat dua rakaat, maka hal itu sama pahalanya dengan pahala sekali haji dan sekali umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” [2]
Ini merupakan satu lagi galakkan kepada manusia untuk berusaha bukan sahaja setakat bersolat subuh, tetapi berusaha untuk menunaikannya secara berjemaah. Seterusnya nabi mengaitkan solat subuh dengan mengistiharkan ganjaran tambahan. Iaitu ganjaran pahala haji dan umrah yang sempurna jika selepas itu seseorang mampu berzikir sehingga matahari terbit serta melakukan solat sunat dhuha.
Akhirnya Rasulullah bukan sahaja berjaya mendidik para sahabat agar rajin bersolat subuh, malah agar gemar bersolat berjemaah, gemar berzikir dan gemar menunai solat sunat dhuha. Beliau Rasulullah terus disayangi dan dikenali sebagai insan pembimbing.
Untuk menjadi seorang insan yang dapat membimbing orang lain ke arah kebaikkan, seseorang itu perlu mempunyai ilmu pengetahuan yang secukupnya. Ilmu pengetahuan yang saya maksudkan adalah Al-Quran dan sunah-sunah Rasulullah. Lagi banyak kita mengetahui dan mendalami maksud-maksud ayat-ayat suci serta mentelaah hadis-hadis nabi, lebih baik. Dengan berlandaskan Al-Quran dan sunnah di dalam penyampaian, sesuatu perkara akan menjadi lebih berkesan kepada yang mendengar.
Sekiranya seseorang mampu mendidik diri menjadi individu mampu merangsang minda orang lain, sudah tentu beliau akan sentiasa diterima dan disayangi di mana sahaja. Malah, menjadi bahan rujukan. Siapa yang tidak mahu mengahwini insan perangsang dan pembimbing seperti ini?
Wallahu’alam.



Memilih Jodoh

Tiada ulasan:

Catat Ulasan